You are on page 1of 10

e-J.

Agrotekbis 3 (5) : 602-611, Oktober 2015 ISSN : 2338 -3011

PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN POC DARI KOTORAN


KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI
(Brassica juncea L.)

Influence of Bokashi Organic Fertilizer and POC from Goat Manure on the Growth
of Mustard (Brassica juncea L.)

Sukmawati Suparhun,1) Muhammad Anshar,2)Yohanis Tambing,2)


1)
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
2)
Staf Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
E-mail:Sukmawatiagroteknologi@yahoo.co.id
E-mail:Anshar Pasigai@yahoo.com
E-mail:tambingyoh@gmail.com

ABSTRACT

The experiment was conducted to determine the composition of bokashi fertilizer and liquid organic
fertilizer concentration of goat manure on the growth of mustard. This research has been conducted
in the Binangga Village, Marawola Sub. District, Sigi Regency since August to November 2014.
The research was arrangedbase on Randomized Block Design (RBD) consisting of three levels:
control, bokashi 30 tons / ha, liquid organic fertilizer 5 cc / liter, bokashi 15 tons / ha + POC 5 cc /
liter, bokashi 30 tons / ha + POC 2,5 cc / liter, bokashi 15 tons / ha + POC 2,5 cc / liter, bokashi 30
tons / ha + POC 5 cc / liter. Thus, there are 7 treatments was repeated 3 times. Data were analyzed
by analysis of variance followed by Honestly Significant Different (HSD), if there is a treatment
effect on the growth of mustard. The results showed that giving of bokashi organic fertilizer goat
manure waste and waste liquid organic fertilizer manure goat very significant effect on the
parameters of plant height, number of leaf, leaf area, fresh weight of crown and root, crown dry
weight and root crops and fresh weight the total cropand dry weight the total crop. Bokashi organic
fertilizer treatment and the best liquid organic fertilizer on growth is at a dose of 15-30 tonnes / ha +
POC 2,5-5cc / liter.

Key words: Bokashi, growth, liquid organic fertilizer,mustard.

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui komposisi dari pupuk bokashi dan konsentrasi pupuk
organik cair dari kotoran kambing terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Penelitian ini telah
dilaksanakan di Desa Binangga, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi pada bulanSeptember-
November 2014. Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) diulang 3
kali dengan perlakuan: kontrol, bokashi 30 ton/ha, pupuk organik cair 5 cc/liter, bokashi 15 ton/ha
+ POC 5 cc/liter, bokashi 30 ton/ha + POC 2,5 cc/liter, bokashi 15 ton/ha + POC 2,5 cc/liter,
bokashi 30 ton/ha + POC 5 cc/liter. Data hasil penelitian dianalisis sidik ragam dan dilanjutkan
dengan Uji BNJ jika terdapat pengaruh perlakuan pertumbuhan sawi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian pupuk organik bokashi kotoran kambing dan pupuk organik cair kotoran kambing
berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tajuk
dan akar serta berat kering tajuk dan akar tanaman serta berat segar total tanaman dan berat kering
total tanaman. Perlakuan pupuk organik bokashi dan pupuk organik cair pada dosis 15-30 ton/ha +
POC 2,5-5cc/liter menghasilkan pertumbuhan tanaman sawi tertinggi.

Kata kunci: Bokashi, pertumbuhan, pupuk organik cair, sawi

602
PENDAHULUAN Penelitian tentang pengaruh pupuk
organik cair dilakukan oleh Supardi (2011)
Sawi (Brassica juncea L.) yang meneliti tentang aplikasi pupuk cair
merupakan salah satu jenis sayuran yang hasil fermentasi kotoran padat kambing
digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Hasil
sebagai sumber pendapatan petani, tanaman penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada
sawi digunakan sebagai bahan baku atau pengaruh pupuk cair terhadap tinggi
bahan campuran pada aneka hidangan tanaman dan luas daun serta menyarankan
seperti lodeh, capcay, bakmi rebus dan agar dilakukan penelitian selanjutnya
bakso (Kurniadi, 1992).Sawi termasuk ke dengan menggunakan konsentrasi
dalam kelompok tanaman sayuran daun pemberian yang berbeda.
yang mengandung zat-zat gizi lengkap yang Berdasarkan uraian diatas, maka
memenuhi syarat untuk kebutuhan gizi dipandang perlu melakukan penelitian
masyarakat. Sawi juga berguna untuk tentang pengaruh pupuk bokashi dan pupuk
pengobatan (terapi) berbagai macam organik cair dari kotoran kambing terhadap
penyakit (Cahyono, 2003).Sawi sangat pertumbuhan tanaman sawi.
baik bagi kesehatan manusia karena
mengandung komposisi gizi seperti energi, BAHAN DAN METODE
protein, lemak, karbohidrat, serat fosfor, zat
besi, natrium, kalium, sumber vitamin A ini Penelitian ini dilaksanakan di Desa
juga dapat mengatasi rabun ayam yang Binangga, Kecamatan Marawola,
menjadi masalah pada kalangan anak balita Kabupaten Sigi dan di Laboratorium
(Syahputra, 2007). Agronomi UNTAD. Waktu penelitian
Perhatian masyarakat terhadap dilaksanakan pada bulan September hingga
pertanian dan lingkungan beberapa tahun November 2014.
terakhir ini menjadi meningkat. Keadaan ini Alat yang digunakan dalam penelitian
disebabkan karena semakin dirasakannya ini adalah papan percobaan, meteran, pisau,
dampak negatif penggunaan bahan-bahan bak, gayung, cangkul, oven, timbangan
kimia. Bahan-bahan kimia yang selalu analitik, gelas ukur, Leaf Area Meter
digunakan untuk alasan produktivitas dan (LAM), alat-alat tulis dan alat dokumentasi.
ekonomi ternyata saat ini lebih banyak Bahan-bahan yang digunakan dalam
menimbulkan dampak negatif baik bagi penelitian ini adalah tanah, benih sawi
kehidupan manusia dan lingkungan varietas shinta, pupuk kandang (kotoran
sekitarnya. Pertanian organik merupakan kambing), POC dan EM4.
bagian dari pertanian alami yang dalam Penelitian ini menggunakan metode
pelaksanaannya berusaha menghindarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK).
penggunaan bahan kimia dan pupuk yang Pengelompokkan berdasarkan sumber air
bersifat meracuni lingkungan dengan tujuan irigasi, dengan perlakuan pupuk organik
untuk memperoleh kondisi lingkungan yang bokashi dan POC sebagai berikut :
sehat. Selain itu, juga untuk menghasilkan M0:Kontrol (tanpa bokashi dan tanpa POC)
produksi tanaman yang berkelanjutan M1:Bokashi 30 ton/ha (setara dengan 10
dengan cara memperbaiki kesuburan tanah kg/bedengan)
melalui penggunaan sumber alami seperti M2:Pupuk organik cair (POC) 5 cc/liter
mendaur limbah pertanian. Dengan M3:Bokashi 15 ton/ha (setara dengan 5
demikian, tidak salah jika istilah pertanian kg/bedengan) + POC 5 cc/liter
organik sering diidentikkan dengan M4:Bokashi 30 ton/ha (setara dengan 10
gerakanpertanian yang kembali ke alam kg/bedengan) + POC 2,5 cc/liter
(Ryan, 2010). M5:Bokashi 15 (setara dengan 5
kg/bedengan)ton/ha + POC 2,5 cc/liter

603
M6:Bokashi 30 ton/ha (setara dengan 10 Sebelum penanaman, dibuat bedengan
kg/bedengan) + POC 5 cc/liter dengan ukuran 150 x 230 cm dan jarak
Dari tahapan diatas, masing-masing antar bedengan 30 cm. Setiap petak
perlakuan diulang sebanyak 3 kali,
memiliki 90 tanaman dan ditetapkan 2
sehingga akan diperoleh 7 x 3 = 21 petak
percobaan. tanaman sebagai tanaman contoh.
Pelaksanaan penelitian ini meliputi tahap- Penanaman dilakukan 2 minggu setelah
tahap sebagai berikut : Tahap pertama diberi bokashi sesuai perlakuan yaitu
adalah tanah tempat persemaian diolah setelah bibit tanaman berumur 2 minggu
terlebih dahulu dengan cara mencangkul atau berdaun 2-3 helai pada lubang yang
dan mencampurkan tanah dan pupuk telah dipersiapkan. Jarak tanam yang
bokashi. Setelah itu, tempat persemaian digunakan adalah 20cm x 20cm.
disiram terlebih dahulu dengan Pengaplikasian pupuk organik cair
menggunakan larutan EM4 hingga lembab dilakukan pada 7, 14, 21 dan 28 HST sesuai
dan dibuat larikan, setelah itu benih disebar perlakuan, dengan cara disemprotkan ke
dipermukaan tanah secara merata, setelah bagian daun sampai permukaan tanah.
benih disebar media tanam ditutup dengan Pemberian air dilakukan dengan cara
tanah setinggi 1 cm. Pembuatan pupuk cair genangan disekitar bedengan pada setiap 2
pada penelitian ini menggunakan bahan dari hari sekali kecuali turun hujan. Penyiangan
kotoran padat kambing, caranya adalah dilakukan secara manual yaitu dengan
dengan mengisi ember plastik ukuran 50 mencabut gulma yang tumbuh. Penyulaman
liter dengan air 10 liter. Pada tempat yang dilakukan guna mengganti tanaman yang
terpisah membuat larutan molase sebanyak rusak akibat hama dan penyakit.
1 liter, dengan cara mencampurkan gula Pencegahan hama dilakukan secara manual
putih sebanyak 250 gram dengan air. yaitu dengan cara menghilangkan ulat
Kemudian memasukan molase tadi grayak yang menyerang tanaman dan
sebanyak 1 liter bersama EM-4 sebanyak 10 mencabut tanaman yang terserang penyakit.
cc ke dalam ember, kemudian mengaduk
Pengamatan
perlahan-lahan hingga rata, lalu 1. Tinggi tanaman (cm)diukur mulai dari
memasukkan pupuk kandang sebanyak 10 permukaan tanah sampai daun tertinggi
kg kemudian mengaduk perlahan-lahan saat tanaman berumur 14, 21 dan 28
hingga bersatu dengan larutan tadi. HST.
Kemudian menambahkan air sebanyak 20 2. Jumlah daun (helai)dihitungpada saat
tanaman berumur 14, 21 dan 28 HST.
liter kemudian mengaduk lagi sampai rata
3. Luas daun pertanaman (cm2) diukur
dan menutup ember rapat-rapat, setelah panen. Pengukuran luas daun
pengadukan selanjutnya dengan perlahan dilakukan menggunakan Leaf Area
setiap hari selama 7 hari. Kemudian setelah Meter (LAM) dengan cara mengukur
7 hari pupuk organik cair siap untuk daun terkecil dan daun terbesar setiap
digunakan. Pengolahan tanah diawali tanaman sampel kemudian
dengan membersihkan areal dari gulma. dijumlahkanlalu dirata-ratakan kemudian
dikalikan dengan jumlah daun
Dua minggu sebelum penanaman, bedengan
pertanaman.
yang telah dicangkul diberikan pupuk 4. Berat segar akar (g), yang dihasilkan
bokashi yang sesuai dengan perlakuan. dibersihkan terlebih dahulu dari tanah

604
yang menempel pada akar, lalu ditiriskan tanaman lebih tinggi (25,00 cm) dan
kemudian ditimbang dengan neraca berbeda dengan M0 dan M3, tetapi tidak
analitik pada umur 30 HST. berbeda dengan M1, M2, M4 dan M5. Rata-
5. Berat segar tajuk (g)ditimbang dengan rata tinggi tanaman terendah terdapat pada
neraca analitik setelah tanaman dipanen perlakuan M0 yaitu 14,58cm.Rata-rata
pada umur 30 HST. tinggi tanamantertera pada Tabel 1.
6. Berat kering akar (g)dengan cara Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Sawi
dikeringkan dengan oven selama 2x24 pada Umur 14 HST pada Pemberian
jam dengan suhu 80 C dan kemudian Pupuk Organik Bokashi dan Pupuk
ditimbang dengan neraca analitik pada Organik Cair.
Perlakuan 14 HST
umur 30 HST.
Kontrol 14,58 a
7. Berat kering tajuk (g)dengan cara
Bokashi 30 ton/ha 20,67 bc
dikeringkan dengan oven selama 2x24
POC 5cc/L 20,00 bc
jam dengan suhu 80 C dan kemudian
Bokashi 15 ton/ha+POC 5cc/L 19,17 ab
ditimbang dengan neraca analitik pada Bokashi 30 ton/ha+POC 2,5cc/L 20,50 bc
umur 30 HST. Bokashi 15 ton/ha+POC 2,5cc/L 20,33 bc
8. Berat segar total tanaman (g)dihitung Bokashi 30 ton/ha+POC 5cc/L 25,00 c
dengan menjumlahkan berat segar akar BNJ =0,05 5,37
dan tajuk. Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak
9. Berat kering total tanaman (g)dengan berbeda berdasarkan uji BNJ =0,05.
cara menjumlahkan berat kering akar dan
tajuk. Jumlah Daun. Sidik ragam menunjukkan
10. Kadar air tanaman (%) menghitung bahwa perlakuan pupuk organik bokashi
kadar air tanaman dengan menggunakan dan pupuk organik cair memberikan
rumus : pengaruh nyata pada jumlah daun umur 21
dan 28 HST.
100%
Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman
(helai) Sawi pada Umur 21 dan 28
Analisis Data HST pada Pemberian Pupuk Organik
Bokashi dan Pupuk Organik Cair.
Data yang diperoleh dianalisis Perlakuan 21 HST 28HST
dengan analisis keragaman (uji F 5%), bila Kontrol 9,17a 10,33a
perlakuan berpengaruh nyata akan Bokashi 30ton/ha 10,50ab 13,00b
dilakukan dengan uji Beda Nyata Jujur POC 5cc/L 12,83ab 15,50cd
(BNJ =0,05). Bokashi 15ton/ha+POC5cc/L 11,83ab 15,83d
Bokashi30ton/ha+POC2,5cc/L 10,83ab 12,83 b
Bokashi 15ton/ha+POC2,5cc/L 11,17ab 13,50bc
HASIL DAN PEMBAHASAN Bokashi 30ton/ha+POC5cc/L 13,83b 16,17d
BNJ = 0,05 4.29 2,04
Tinggi Tanaman.Sidik ragam
Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk
berbeda berdasarkan uji BNJ = 0,05.
organik bokashi dan pupuk organik cair Tabel 2. menunjukkan bahwa pada
memberikan pengaruh sangat nyata umur 21 HST perlakuan bokashi 30 ton/ha
terhadap tinggi tanaman sawi pada umur 14 + POC 5cc/liter (M6) menghasilkan jumlah
HST tetapi berpengaruh tidak nyata pada daun terbanyak (13,83 helai) dibanding
umur 21 dan 28 HST. dengan semua perlakuan lainnya dan
Tabel 1.menunjukkan bahwa pada berbeda dengan M0, tetapi tidak berbeda
umur 14 HST perlakuan bokashi 30 ton/ha dengan M1, M2, M3, M4, dan M5. Rata-
+ POC 5cc/liter (M6) menghasilkan

605
rata jumlah daun terendah terdapat pada Tabel 4. menunjukkan bahwa
perlakuan M0 (kontrol) yaitu 9,17 helai. perlakuan bokashi 30 ton/ha + POC
Tabel 2. juga menunjukkan bahwa 5cc/liter (M6) menghasilkan berat segar
perlakuan M6 pada umur 28 HST akar lebih tinggi (18,46 g) dibanding
menghasilkan jumlah daun terbanyak dengan semua perlakuan lainnya dan
(16,17 helai) dibanding dengan semua berbeda dengan M0 dan M1, tetapi tidak
perlakuan lainnya dan berbeda dengan berbeda dengan M2, M3, M4 dan M5. Rata-
semua perlakuan lainnya, tetapi tidak rata berat segar akar terendah terdapat pada
berbeda nyata dengan M2 dan M3. Rata- perlakuan M0 (kontrol) yaitu 6,73 g.Rata-
rata jumlah daun terendah terdapat pada rata berat segar akar tanamantertera pada
perlakuan M0 (kontrol) yaitu 10,33 helai. Tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata Berat Segar Akar Tanaman
Luas Daun Pertanaman. Sidik ragam (g) Sawi pada Pemberian Pupuk
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk Organik Bokashi dan Pupuk Organik
organik bokashi dan pupuk organik cair Cair Umur 30 HST.
Berat
memberikan pengaruh sangat nyata Perlakuan
Segar Akar
terhadap luas daun.
Kontrol 6,73 a
Tabel 3. Rata-rata Luas Daun Pertanaman (cm2)
Bokashi 30ton/ha 10,61 ab
Sawi pada Pemberian Pupuk Organik
Bokashi dan Pupuk Organik Cair POC 5cc/L 14,92 bc
Umur 30 HST. Bokashi 15ton/ha+POC 5cc/L 15,14 bc
Luas Daun Bokashi 30ton/ha+POC 2,5cc/L 15,37 bc
Perlakuan (cm2) Bokashi 15ton/ha+POC 2,5cc/L 18,16 c
Pertanaman Bokashi 30 ton/ha+ POC 5 cc/L 18,46 c
Kontrol 1296,22 a BNJ =0,05 7,20
Bokashi 30ton/ha 1953,60 ab Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak
POC 5cc/L 2595,96 bc berbeda berdasarkan uji BNJ =0,05.
Bokashi 15ton/ha+ POC 5cc/L 2467,43 bc
Bokashi 30ton/ha+ POC 2,5cc/L 1977,52 ab Berat Segar Tajuk Tanaman. Sidik
Bokashi 15ton/ha+ POC 2,5cc/L 1798,25 ab ragam menunjukkan bahwa perlakuan
Bokashi 30ton/ha+ POC 5cc/L 3003,33 c pupuk organik bokashi dan pupuk organik
BNJ =0,05 711,90 cair memberikan pengaruh sangat nyata
Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak terhadap berat segar tajuk.
berbeda berdasarkan uji BNJ =0,05. Tabel 5. Rata-rata Berat Segar Tajuk Tanaman
Tabel 3. menunjukkan bahwa (g) Sawi pada Pemberian Pupuk
perlakuan bokashi 30 ton/ha + POC Organik Bokashi dan Pupuk Organik
5cc/liter (M6) menghasilkan daun terluas Cair Umur 30 HST.
(3003,33cm2) dibanding dengan semua Perlakuan
Berat Segar
perlakuan lainnya dan berbeda dengan Tajuk
semua perlakuan lainnya tetapi tidak Kontrol 110,80 a
berbeda nyata dengan M2 dan M3. Rata- Bokashi 30ton/ha 132,37 a
rata luas daun terendah terdapat pada POC 5cc/L 147,63 ab
perlakuan M0 (kontrol) yaitu 1296,22 cm2. Bokashi 15ton/ha+ POC 5cc/L 172,27 bc
Bokashi 30ton/ha+POC 2,5cc/L 204,91 bc
Berat Segar Akar Tanaman. Sidik ragam Bokashi 15ton/ha+POC 2,5cc/L 216,07 bc
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk Bokashi 30ton/ha+POC 5cc/L 241,11 c
organik bokashi dan pupuk organik cair BNJ =0,05 69,35
memberikan pengaruh sangat nyata pada Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak
berbeda berdasarkan uji BNJ =0,05.
berat segar akar.

606
Tabel 5. menunjukkan bahwa Tabel 7. menunjukkan bahwa
perlakuan bokashi 30 ton/ha + POC perlakuan bokashi 30 ton/ha + POC
5cc/liter (M6) menghasilkan berat segar 5cc/liter (M6) menghasilkan berat kering
tajuk lebih tinggi (241,11g) dibanding akar tertinggi yaitu (5,2g) dibanding dengan
dengan semua perlakuan lainnya dan semua perlakuan lainnya dan berbeda
berbeda dengan perlakuan M0, M1 dan M2, dengan perlakuan M0, tetapi tidak berbeda
tetapi tidak berbeda dengan M3, M4 dan dengan M1, M2, M3, M4 dan M5. Rata-rata
M5. Rata-rata berat segar tajuk terendah berat kering akar terendah terdapat pada
terdapat pada perlakuan M0 (kontrol) yaitu perlakuan M0 (kontrol) yaitu 1,48g.Rata-
110,80g. rata berat kering akar tanamantertera pada
Tabel 7.
Berat Kering Tajuk Tanaman. Sidik Tabel 7. Rata-rata Berat Kering Akar Tanaman
ragam menunjukkan bahwa perlakuan (g) Sawi pada Pemberian Pupuk
pupuk organik bokashi dan pupuk organik Organik Bokashi dan Pupuk Organik
cair memberikan pengaruh sangat nyata Cair Umur 30 HST.
Berat
terhadap berat kering tajuk.
Perlakuan Kering
Tabel 6. Rata-rata Berat Kering Tajuk Tanaman
(g) Sawi pada Pemberian Organik Akar
Bokashi dan Pupuk Organik Cair Kontrol 1,48 a
Umur 30 HST. Bokashi 30ton/ha 2,04 ab
Berat POC 5cc/L 2,46 ab
Perlakuan Kering Bokashi 15ton/ha+ POC 5cc/L 2,51 ab
Tajuk Bokashi 30ton/ha+ POC 2,5cc/L 2,66 ab
Kontrol 13,28 a Bokashi 15ton/ha+ POC 2,5cc/L 3,23 ab
Bokashi 30ton/ha 15,20 ab Bokashi 30ton/ha+ POC 5cc/L 5,2 b
POC 5cc/L 16,33 ab BNJ =0,05 3,68
Bokashi 15ton/ha+ POC 5cc/L 18,01 ab Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak
Bokashi 30ton/ha+ POC 2,5cc/L 21,62 bc berbeda berdasarkan uji BNJ =0,05.
Bokashi 15ton/ha+ POC 2,5cc/L 25,26 c
Bokashi 30ton/ha+ POC 5cc/L 26,90 c Berat Segar Total Tanaman. Sidik ragam
BNJ =0,05 6,81 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk
Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak organik bokashi dan pupuk organik cair
berbeda berdasarkan uji BNJ =0,05. memberikan pengaruh sangat nyata
Tabel 6. menunjukkan bahwa terhadap berat segar total tanaman.
perlakuan bokashi 30 ton/ha + POC Tabel 8. Rata-rata Berat Segar Total Tanaman
5cc/liter (M6) menghasilkan berat kering (g) Sawi pada Pemberian Pupuk
tajuk lebih tinggi yaitu (26,90g) dibanding Organik Bokashi dan Pupuk Organik
dengan semua perlakuan lainnya dan Cair Umur 30 HST.
berbeda dengan semua perlakuan lainnya, Berat
tetapi tidak berbeda dengan M4 dan M5. Perlakuan Segar
Rata-rata berat kering tajuk terendah Total
terdapat pada perlakuan M0 (kontrol) yaitu Kontrol 130,87 a
Bokashi 30ton/ha 147,53 a
13,28g.
POC 5 cc/L 158,24 ab
Bokashi 15ton/ha+ POC 5cc/L 187,68 bc
Berat Kering Akar Tanaman. Sidik
Bokashi 30ton/ha+ POC 2,5cc/L 219,83 bc
ragam menunjukkan bahwa perlakuan
Bokashi 15ton/ha+ POC 2,5cc/L 234,23 c
pupuk organik bokashi dan pupuk organik Bokashi 30ton/ha+ POC 5cc/L 259,56 c
cair memberikan pengaruh nyata terhadap
BNJ =0,05 72,02
berat kering akar.

607
Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak memberikan pengaruh tidak nyata terhadap
berbeda berdasarkan uji BNJ =0,05. kadar air tanaman.
Tabel 8. menunjukkan bahwa Tabel 10. menunjukkan bahwa
perlakuan bokashi 30 ton/ha + POC perlakuan bokashi 15 ton/ha + POC
5cc/liter (M6) menghasilkan berat segar 5cc/liter (M3) menghasilkan kadar air
total tanaman tertinggi yaitu (259,56 g) tanaman tertinggi yaitu (88,76 %) dibanding
dibanding dengan semua perlakuan lainnya dengan semua perlakuan lainnya. Rata-rata
dan berbeda dengan perlakuan M0, M1 dan kadar air tanaman terendah terdapat pada
M2, tetapi tidak berbeda dengan M3, M4 perlakuan M1 yaitu 87,03 %. Rata-rata
dan M5. Rata-rata berat segar total tanaman kadar air tanamantertera pada Tabel 10.
terendah terdapat pada perlakuan M0 Tabel 10. Rata-rata Kadar Air Tanaman Sawi
(kontrol) yaitu 130,87g. pada Pemberian Pupuk Organik
Bokashi dan Pupuk Organik Cair
Berat Kering Total Tanaman. Sidik Setelah Panen.
ragam menunjukkan bahwa perlakuan Kadar
Perlakuan
pupuk organik bokashi dan pupuk organik Air %
cair memberikan pengaruh sangat nyata Kontrol 88,58
terhadap berat kering total tanaman. Bokashi 30ton/ha 87,03
Tabel 9. Rata-rata Berat Kering Total Tanaman POC 5cc/L 88,50
(g) Sawi pada Pemberian Pupuk Bokashi 15ton/ha+ POC 5cc/L 88,76
Organik Bokashi dan Pupuk Organik Bokashi 30ton/ha+ POC 2,5cc/L 88,65
Cair Setelah Panen. Bokashi 15ton/ha+ POC 2,5cc/L 87,17
Berat Bokashi 30ton/ha+ POC 5cc/L 88,34
Perlakuan Kering
Total BNJ =0,05 tn
Kontrol 14,76 a Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak
berbeda berdasarkan uji BNJ =0,05.
Bokashi 30ton/ha 30,46 c
POC 5cc/L 17,24 ab
Pembahasan. Pemberian pupuk organik
Bokashi 15ton/ha+ POC 5cc/L 20,67 bc
pada penelitian ini berpengaruh nyata
Bokashi 30ton/ha+ POC 2,5cc/L 24,08 bc
Bokashi 15ton/ha+ POC 2,5cc/L 18,84 ab
terhadap semua parameter tumbuh yaitu
Bokashi 30ton/ha+ POC 5cc/L 30,13 c
tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun,
berat segar akar, berat segar tajuk, berat
BNJ =0,05 9,87
kering akar, barat kering tajuk, berat segar
Ket: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak
berbeda berdasarkan uji BNJ =0,05. tanaman dan berat kering tanaman.
Tabel 9. menunjukkan bahwa Pemberian pupuk organik bokashi 30
perlakuan bokashi 30 ton/ha + POC ton/ha+POC 5 cc/liter berpengaruh nyata
5cc/liter (M6) menghasilkan berat kering terhadap tinggi tanaman apabila
total tanaman tertinggi yaitu (30,13g) dibandingkan dengan perlakuan yang tidak
dibanding dengan semua perlakuan lainnya diberikan pupuk organik. Makin tinggi
dan berbeda dengan perlakuan M0, M2 dan dosis pupuk yang diberikan semakin
M5, tetapi tidak berbeda dengan M1, M3 meningkat pertumbuhan tanaman. Hal ini
dan M4. Rata-rata berat kering total dapat menggambarkan bahwa makin tinggi
tanaman terendah terdapat pada perlakuan dosis pemberian pupuk tersebut makin
M0 (kontrol) yaitu 14,76g. banyak unsur hara yang disuplai bagi
pertumbuhan tanaman sawi. Keseluruhan
Kadar Air Tanaman. Sidik ragam unsur yang diserap tanaman saling
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk mempengaruhi satu sama lain, sehingga
organik bokashi dan pupuk organik cair pupuk organik cair yang diberikan dapat

608
mendukung pertumbuhan tinggi tanaman pemupukan tanaman lewat daun biasanya
sawi (Pranata, 2004) disebut dengan foliar feeding yaitu suatu
Pemberian pupuk organik bokashi cara pemupukan yang disemprotkan lewat
30 ton/ha+POC 5 cc/liter juga berpengaruh
daun dan diharapkan pupuk yang
nyata terhadap jumlah daun apabila
dibandingkan dengan perlakuan yang tidak disemprotkan dapat masuk ke dalam daun
diberikan pupuk organik. Hal ini sejalan melalui stomata (mulut daun) dan celah-
dengan pendapat Hardjowigeno (2003), celah kutikula. Pemberian pupuk organik
aplikasi pupuk kandang dapat memperbaiki cair harus memperhatikan konsentrasi yang
aerasi tanah, menambah kemampuan tanah diaplikasikan terhadap tanaman, karena
menahan unsur hara, meningkatkan konsentrasi yang berlebih mengakibatkan
kapasitas menahan air, meningkatkan daya
timbulnya gejala kelayuan pada tanaman
sangga tanah, sumber energi bagi
mikroorganisme tanah dan sebagai sumber (Suwandi dan Nurtika, 1987).
unsur hara bagi tanaman. Unsur N yang Pemberian pupuk organik bokashi
terkandung pada pupuk kandang kambing 30 ton/ha+POC 5 cc/liter juga berpengaruh
mendorong pertumbuhan organ-organ yang nyata terhadap berat segar akar apabila
berkaitan dengan fotosintesis yaitu daun. dibandingkan dengan perlakuan yang tidak
Kalium berperan sebagai aktivator berbagai diberikan pupuk organik. Pupuk organik
enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi
yang berasal dari pupuk kandang
fotosintesis dan respirasi serta untuk enzim
yang terlibat dalam sistesis protein dan pati. mengandung sejumlah unsur hara dan
Dalam tanaman, unsur P merupakan unsur bahan organik yang dapat memperbaiki
penting penyusun adenosin triphosphate sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
(ATP) yang secara langsung berperan Ketersediaan hara yang tinggi dalam tanah,
dalam proses penyimpanan dan transfer struktur tanah dan tata udara tanah yang
energi yang terkait dalam proses
baik dapat meningkatkan serapan hara oleh
metabolisme tanaman serta berperan dalam
peningkatan komponen hasil (Subhan et al., tanaman (Wididana dan Higa, 1993). Hal
2005 dan Rizwan, 2008). Hal ini sejalan ini sejalan dengan pendapat Nurshanti
dengan pendapat Lingga (1991), bahwa (2009), konsentrasi hara yang tinggi dalam
kesuburan daun akan cepat berubah dan sel tanaman akan meningkatkan potensial
dapat menumbuhkan tunas baru karena osmotik sel tanaman, selanjutnya terjadi
dengan penyerapan hara N sehingga dapat serapan air kedalam tanaman sehingga
meningkatkan pembentukan dan
tekanan turgor meningkat yang biasannya
pertumbuhan daun pada tanaman.
Pemberian pupuk organik bokashi optimum pada malam hari ketika terjadi
30 ton/ha+POC 5 cc/liter berpengaruh nyata transpirasi.
terhadap luas daun apabila dibandingkan Pemberian pupuk organik bokashi
dengan perlakuan yang tidak diberikan pada dosis 30 ton/ha+POC 5 cc/liter
pupuk organik. Hal ini sejalan dengan berpengaruh nyata terhadap berat segar total
pendapat Ratna (2002), peningkatan luas tanaman apabila dibandingkan dengan
daun merupakan upaya tanaman dalam perlakuan yang tidak diberikan pupuk
mengefisiensikan penangkapan energi organik. Hal ini diperkuat oleh Soegiman
cahaya untuk fotosintesis secara normal (1982), bahwa suatu tanaman akan tumbuh
pada kondisi intensitas cahaya rendah. Hal dan mencapai tingkat produksi tinggi
ini sejalan dengan pendapat Sutanto (2002), apabila unsur hara yang dibutuhkan

609
tanaman berada dalam keadaan cukup Hal ini erat kaitannya dengan fotosintat
tersedia dan berimbang di dalam tanah dan yang dihasilkan dari proses fotosintesis
unsur N, P, K yang merupakan tiga unsur yang digunakan untuk membangun jaringan
dari enam unsur hara makro yang mutlak dan sistem organ pada tanaman. Dengan
diperlukan oleh tanaman. bila salah satu meningkatnya jumlah daun, luas daun, serta
unsur tersebut kurang atau tidak tersedia bobot segar tanaman, tentunya juga akan
dalam tanah, akan mempengaruhi berkorelasi positif terhadap bobot kering
pertumbuhan dan produksi tanaman. Lebih tanaman sawi.
lanjut dijelaskan oleh Sutejo (2002), bahwa
pertumbuhan dan perkembangan suatu jenis KESIMPULAN DAN SARAN
tanaman selain ditentukan oleh keter-
sediaan unsur hara yang tersedia dalam Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh
tanah, kebutuhan akan unsur hara makro dapat disimpulkan sebagai berikut:
dan mikro bagi tanaman harus tersedia Pemberian pupuk organik dari bokashi
dalam keadaan berimbang dalam tanah. Hal kotoran kambing 15-30 ton/ha + POC
ini seiring dengan pendapat Setyati kotoran kambing 2,5-5cc/liter memberikan
(1988),bahwa dengan tersedianya unsur pertumbuhan tanaman sawi lebih tinggi dan
hara dalam jumlah yang cukup dan nyata berbeda dengan perlakuan kontrol
(tanpa pupuk organik dan POC).
seimbang untuk proses pertumbuhan
tanaman, proses pembelahan, proses Saran
fotosintesis dan proses pemanjangan sel Untuk penelitian selanjutnya
sebaiknya pemberian pupuk perlu
akan berlangsung cepat yang
ditingkatkan lagi agar pertumbuhan
mengakibatkan beberapa organ tanaman tanaman sawi makin baik.
tumbuh cepat terutama pada fase vegetatif.
Pemberian pupuk organik bokashi DAFTAR PUSTAKA
pada dosis 30 ton/ha+POC 5 cc/liter Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya
berpengaruh nyata terhadap berat kering Sawi Hijau. Gava Media Direktorat
total tanaman apabila dibandingkan dengan Gizi Departemen Kesehatan RI.
Yogyakarta.
perlakuan yang tidak diberikan pupuk
organik. Hasil penelitian menunjukkan Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. PT.
bahwa pupuk organik yang diberikan Mediyatama Sarana Perkasa. pp.
225.Jakarta.
semakin meningkatkan pertumbuhan
tanaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Kurniadi, A. 1992. Sayuran Yang Digemari. Harian
Suara Tani. Jakarta.
Nurshanti (2009), pertumbuhan dan
perkembangan jaringan tanaman akan Lingga, P. 1991. Kotoran Ternak Penyubur Tanah.
menyebabkan bertambahnya jumlah daun, Penebar Swadaya. Jakarta.
daun yang terbentuk semakin luas, batang Nurshanti, F, D. 2009. Pengaruh Pemberian Pupuk
dan akar semakin besar sehingga bobot Organik Terhadap Pertumbuhan
segar dan bobot kering tanaman juga akan danHasil Tanaman Sawi Caisim
(Brassica juncea L.) Agronobis, Vol.
meningkat. Peningkatan bobot kering 1, No. 1.
tanaman sangat dipengaruhi oleh
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.

610
Pranata, A.S. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi Fisiologi Tumbuhan. Skripsi, Fakultas
dan Manfaatnya. Agromedia Pustaka. Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Jakarta. Universitas Muhammadiyah. Surakarta.

Ratna, D.I. 2002. Pengaruh Kombinasi Konsentrasi


Pupuk Hayati dengan Pupuk Organik Sutanto, D. 2002. Perbedaan Antara Pupuk
Cair Terhadap Kualitas dan Kuantitas Anorganik Dan Pupuk Organik.
Hasil Tanaman the (Camellia Sinensis Fakultas Pertanian. Institut Pertanian.
(L.) O.Kuntze) Klon Gambung 4. Ilmu Bogor.
Pertanian.
Rizwan, M. 2008. Evaluasi Pupuk NPK dan Pupuk Sutejo, M, M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan.
Organik terhadap Pertumbuhan dan Rineka Cipta. Jakarta.
Produksi Tanaman Kacang. Jurnal
Ilmiah Abdi Ilmu 3 (2): 150-158. Suwandi dan N, Nurtika. 1987. Pengaruh Pupuk
Biokimia Sari Humus pada
Ryan, I. 2010. Respon Tanaman Sawi (Brasica Tanaman Kubis. Buletin Penelitian
juncea.L.) Akibat Pemberian Pupuk Hortikultura 15 (20): 213-218.
NPK dan Penambahan Bokashi Pada
Tanah Asal Bumi Wonorejo Nabire. Syahputra, F.D. 2007. Efek Residu Pupuk Organik
Fakultas Pertanian Universitas Satya Terhadap Produksi Sawi (Brassics
Wiyata Mandala Nabire dalam Jurnal juncea L) dan beberapa Sifat Kimia
Agroforestri. Tanah Andisol. Skripsi, Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Setyati. S. 1988. Pengantar Agronomi. PT. Medan.
Gramedia. Jakarta. Wididana, G.N. dan T. Higa. 1993. Penuntun
Bercocok Tanam Padi dengan
Soegiman. 1982. Ilmu Tanah (telah diterjemahkan). Teknologi Effective Microorganism 4.
Bhratara Karya Aksara. Jakarta. Songgolangit Persada. Jakarta.

Subhan, N., Nurtika dan W. Setiawati. 2005.


Peningkatan Efisiensi Pemupukan NPK
dengan Memanfaatkan Bahan Organik
terhadap Hasil Tomat. J. Hort 15 (2):
91-96.

Supardi, A. 2011. Aplikasi Pupuk Cair Hasil


Fermentasi Kotoran Padat Kambing
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi
(Brassica juncea) Sebagai
Pengembangan Materi Mata Kuliah

611

You might also like