You are on page 1of 32

TUGAS

ILMU KEBIDANAN DAN


KANDUNGAN

Pembimbing:
dr. Reino Rambey, SpOG

Penyusun:
Nama: Farida Fidiyaningrum
NPM : 1102011099

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Kebidanan dan Kandungan


Fakultas Kedokteran YARSI
Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto
Periode 13 Februari - 23 April 2017

1
1. Penatalaksaan persalinan dengan pk 1 memanjang?

a. Tatalaksana Umum
Segera rujuk ibu ke rumah sakit yang memiliki pelayanan seksio sesarea.
b. Tatalaksana Khusus
1 Tentukan penyebab persalinan lama.
1 Power: His tidak adekuat (his dengan frekuensi <3x/10 menit dan durasi setiap
kontraksinya <40 detik)
2 Passenger: malpresentasi, malposisi, janin besar
3 Passage: panggul sempit, kelainan serviks atau vagina, tumor jalan lahir
4 Gabungan dari faktor-faktor di atas
2 Sesuaikan tatalaksana dengan penyebab dan situasi. Prinsip umum:
1 Lakukan augmentasi persalinan dengan oksitosin dan/atau amniotomi (lihat
lampiran 1)bila terdapat gangguan Power. Pastikan tidak ada gangguan
passenger atau passage.
2 Lakukan tindakan operatif (forsep, vakum, atau seksio sesarea)
untuk gangguan Passenger dan/atau Passage, serta untuk gangguan
Power yang tidak dapat diatasi oleh augmentasi persalinan (lihat Lampiran
2,3,4).
3 Jika ditemukan obstruksi atau CPD, tatalaksananya adalah seksio sesarea.
3 Berikan antibiotika (kombinasi ampisilin 2 g IV tiap 6 jam dan gentamisin 5 mg/kgBB tiap
24 jam) jika ditemukan:
1 Tanda-tanda infeksi (demam, cairan pervaginam berbau), ATAU
2 Ketuban pecah lebih dari 18 jam, ATAU
3 Usia kehamilan <37 minggu
4 Pantau tanda-tanda gawat janin.
Catat hasil analisis dan seluruh tindakan dalam rekam medis lalu jelaskan pada ibu dan

keluarga hasil analisis serta rencana tindakan selanjutnya.

Lampiran 1
INDUKSI PERSALINAN
AMNIOTOMI
Kaji ulang indikasi.

2
CATATAN: di daerah dengan prevalensi HIV/hepatitis tinggi jika ibu belum dipastikan
HIV/hepatitis negatif, selaput ketuban sejauh mungkin dipertahankan untuk mengurangi
transmisi perinatal. Hati-hati pada: hidramnion, presentasi muka, tali pusat terkemuka, dan
vasa previa
5 Periksa DJJ.
6 Lakukan pemeriksaan serviks dan catat konsistensi, posisi, penipisan, dan bukaan serviks
dengan menggunakan sarung tangan DTT.
7 Masukkan kokher yang dipegang dengan tangan kiri dan dengan bimbingan telunjuk dan
jari tengah tangan kanan hingga menyentuh selaput ketuban.
8 Gerakkan kedua ujung jari tangan dalam untuk menorehkan gigi kokher hingga merobek
selaput ketuban.
9 Cairan ketuban akan mengalir perlahan. Catat warna, kejernihan, pewarnaan mekonium,
jumlahnya. Jika ada pewarnaan mekonium, pikirkan kemungkinan gawat janin.
10 Setelah amniotomi, periksa DJJ pada saat kontraksi dan sesudah kontraksi uterus. Apabila ada
kelainan DJJ (kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali/menit) curigai gawat janin.
11 Jika proses persalinan yang baik tidak terjadi 1 jam setelah amniotomi, mulailah dengan infus
oksitosin.
12 Pada persalinan dengan masalah, misalnya sepsis atau eklampsia, infus oksitosin dilakukan
bersamaan dengan amniotomi.
OKSITOSIN
Oksitosin digunakan secara hati-hati karena gawat janin dapat terjadi karena hiperstimulasi.
Walaupun jarang, ruptura uteri dapat pula terjadi, terutama pada multipara.
Dosis efektif oksitosin bervariasi. Infus oksitosin dalam dekstrose atau NaCl 0,9%, dengan
tetesan dinaikkan secara gradual sampai his adekuat.
Pantau denyut nadi, tekanan darah, kontraksi ibu hamil, dan DJJ.
Kaji ulang indikasi.
Baringkan ibu dengan posisi miring ke kiri.
Catat semua pengamatan pada parograf setiap 30 menit
1 Kecepatan infus oksitosin
2 Frekuensi dan lamanya kontraksi
3 Denyut jantung janin. Apabila DJJ < 100 kali/menit, segera hentikan infus,
dan tatalaksana gawat janin

3
Senantiasa lakukan observasi ketat pada pasien yang mendapat oksitosin
1 Berikan 2,5 5 unit oksitosin dalam 500 ml cairan kristaloid, lalu mulai infus dengan 8
tetes/menit. Setiap 30 menit tambahkan 4 tetes/menit hingga dosis optimal untuk his adekuat
tercapai. Dosis maksimum oksitosin adalah 20 mU/menit.
2 Jika terjadi hiperstimulasi (lama kontraksi lebih dari 60 detik atau lebih dari 4 kali kontraksi
dalam 10 menit), hentikan infus dan kurangi hiperstimulasi dengan:
1 Terbutalin 250 g IV perlahan selama 5 menit, atau
2 Salbutamol 10 mg dalam 1 L cairan (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat) 10
tetes/menit
KATETER FOLEY
Kateter Foley merupakan alternatif lain di samping pemberian prostaglandin untuk
mematangkan serviks dan induksi persalinan.
Kaji ulang indikasi.
Pasang spekulum DTT di vagina.
Masukkan kateter Foley no. 24 perlahan melalui serviks dengan menggunakan forsep DTT.
Pastikan ujung kateter telah melewati ostium uteri internum.
Kembangkan balon kateter dengan memasukkan 10 ml air.
Gulung sisa kateter dan letakkan di vagina.
Diamkan kateter dalam vagina sampai timbul kontaksi atau sampai 12 jam.
Kempiskan balon kateter sebelum mengeluarkan kateter, kemudian lanjutkan dengan infus
oksitosin.

Jangan lakukan pemasangan kateter Foley jika terdapat riwayat perdarahan, atau ketuban

pecah, atau infeksi vagina.

Lampiran 2

EKSTRAKSI VAKUM

Kaji ulang syarat ekstraksi vakum:


1 Presentasi belakang kepala (verteks)
2 Janin aterm (>37 minggu)
3 Pembukaan lengkap
4 Kepala di H III-IV atau 1/5-2/5

4
Buat persetujuan tindakan medis (informed consent).
Pastikan alat berfungsi baik dan penolong kompeten.
Lakukan pencegahan infeksi.
Beri dukungan emosional untuk ibu

Masukkan mangkok vakum lewat introitus vagina secara miring dan pasang pada kepala bayi
dengan titik tengah mangkok pada sutura sagitalis 1 cm anterior dari ubun-ubun kecil.
Lakukan episiotomi jika diperlukan (saat memasang mangkok atau nanti saat perineum
meregang.
Pastikan tidak ada vagina/porsio yang terjepit.
Pompa hingga tekanan skala 10 (silastik) atau negatif 0,2 kg/cm2 (Malmstrom) dan periksa
aplikasi mangkok (minta asisten menurunkan tekanan secara bertahap).
Setelah 2 menit naikan hingga skala 60 (silastik) atau negatif 0,6 kg/ cm2 (Malmstrom),
periksa aplikasi mangkok, tunggu 2 menit lagi
Untuk mangkok silikon pompa hingga tekanan negatif 0,2 kg/cm2, periksa aplikasi
mangkok, lalu langsung naikkan hingga negatif 0,6 kg/ cm2.
Perhatikan jaringan vagina, lepaskan jika ada yang terjepit.
Setelah mencapai tekanan negatif yang maksimal, lakukan traksi searah sumbu panggul dan
tegak lurus pada mangkok.
Tarikan dilakukan pada puncak his dengan mengikuti sumbu jalan lahir. Minta
pasien meneran.

5
Posisi tangan penolong: tangan luar menarik pengait,ibu jari tangan dalam pada mangkok,
telunjuk dan jari tengah pada kulit kepala bayi.
Di antara kontraksi, lakukan lakukan pemeriksaan denyut jantung janin dan aplikasi
mangkok.
Saat suboksiput sudah di bawah simfisis, arahkan tarikan ke atas hingga lahir berturut-turut
dahi, muka, dan dagu. Segera lepaskan mangkok dengan membuka tekanan negatif.
Selanjutnya kelahiran bayi dan plasenta dilakukan seperti pada persalinan normal.
Eksplorasi jalan lahir dengan spekulum Sims atas dan bawah untuk menilai robekan jalan
lahir/perpanjangan luka episiotomi.

TIPS:
13 Jangan memutar kepala bayi dengan cara memutar mangkok
14 Tarikan pertama menentukan arah tarikan
15 Jangan lakukan tarikan di antara his
16 Jika tidak ada gawat janin, tarikan terkendali dapat dilakukan maksimum 30 menit
17 Jangan lanjutkan jika tidak terjadi penurunan kepala pada setiap tarikan
18 Jika mangkok terlepas, tinjau kembali apakah terdapat syarat vakum yang tidak dipenuhi
Definisi kegagalan:
1 Kepala tidak turun pada tarikan.
2 Jika sudah 3 kali tarikan atau proses ekstraksi sudah berlangsung 30 menit tapi
kepala bayi belum turun.
3 Jika mangkok lepas 2 kali dengan arah tarikan yang benar dan tekanan negatif
maksimal.
Jika gagal, baringkan ibu miring ke kiri, pasang oksigen, rujuk ke rumah sakit.

Komplikasi:
3 Pada ibu: robekan jalan lahir
Pada janin: edema kulit kepala (tidak berbahaya dan akan hilang dalam beberapa jam), sefal
hematoma (akan hilang dalam 3-4 minggu), aberasi dan laserasi kulit kepala, perdarahan
intrakranial,(sangat jarang terjadi)

Lampiran 3
EKSTRAKSI CUNAM

6
Berdasarkan bukti ilmiah, ekstraksi vakum memiliki morbiditas pada ibu lebih rendah
sehingga lebih diutamakan untuk digunakan pada tindakan yang memerlukan ekstraksi.
Tindakan ekstraksi cunam digunakan pada kondisi dimana ekstraksi vakum tidak tersedia
atau kontraindikasi.
Kaji syarat ekstraksi cunam:
1 Presentasi belakang kepala atau muka dengan dagu di depan, atau kepala
menyusul pada sungsang
2 Pembukaan lengkap
3 Penurunan kepala 0/5 (Hodge IV)
4 Kontraksi baik dan ibu tidak gelisah
5 Ketuban sudah pecah
6 Dilakukan di rumah sakit rujukan
Buat persetujuan tindakan medis (informed consent).
Pastikan alat berfungsi baik dan penolong kompeten.
Lakukan pencegahan infeksi.
Beri dukungan emosional untuk ibu, jika perlu lakukan blok pudendal.
Orientasi posisi cunam: dalam keadaan terkunci dekatkan cunam pada aspektus genitalis dan
pasang cunam sesuai kedudukan sutura sagitalis dan ubun-ubun kecil (biparietal terhadap
kepala janin).
Beri pelicin pada daun cunam (minyak steril/jeli antiseptik).
Pegang gagang cunam kiri seperti memegang pensil lalu masukkan daun cunam ke vagina
dengan dituntun oleh jari-jari tangan kanan sampai mencakup lateral kepala bayi. Dengan
lembut, geser cunam di antara kepala bayi dan jari tangan untuk menempatkannya pada posisi
yang tepat di samping kepala, seperti gambar berikut.
Ulangi manuver yang sama untuk sisi lain, gunakan tangan kanan untuk memasang daun
cunam kanan dan tangan kiri sebagai penuntun, seperti pada gambar berikut.

7
Setelah posisi kedua daun cunam sudah sesuai dengan saat orientasi, rapatkan kedua gagang
dan lakukan penguncian.

Kesulitan penguncian merupakan indikasi bahwa pemasangan tidak benar. Dapat dilakukan
pemasangan ulang apabila terpenuhinya syarat ekstraksi forsep telah dikaji ulang.

8
Dengan tangan kanan memegang gagang cunam dan tangan kiri
memegang leher cunam, lakukan penarikan bersamaan dengan
puncak his dan mengikuti putaran paksi dalam sesuai sumbu jalan
lahir. Lakukan traksi ke arah bawah dan posterior.
Di antara tiap kontraksi, selalu periksa:
Denyut jantung janin
Aplikasi cunam
Bila terasa ada tahanan berat atau badan ibu ikut tertarik, berarti ada indikasi adanya
disproporsi atau halangan untuk melanjutkan prosedur. Indikasi rujuk/seksio sesarea.
Setelah suboksiput di bawah simfisis, lakukan episiotomi, tahan perineum dengan
tangan kiri dan lanjutkan penarikan ke atas sehingga lahir berturut-turut dahi, muka,
dagu dan seluruh kepala.
Lepaskan kunci gagang cunam masukkan ke dalam wadah dekontaminasi.
Lanjutkan kelahiran bayi dan plasenta seperti pada persalinan normal.
Eksplorasi jalan lahir dengan spekulum Sims atas dan bawah untuk menilai robekan
jalan lahir.
Definisi kegagalan:

9
Kepala tidak turun pada tiap ekstraksi
Jika sudah 3 kali tarikan atau proses ekstraksi sudah berlangsung 30 menit tapi kepala
bayi belum turun.

Komplikasi
Ibu: robekan jalan lahir dan ruptura uteri,
Janin: cedera nervus fasial (biasanya segera membaik), laserasi wajah dan kulit kepala,
fraktur wajah dan tulang tengkorak

Lampiran 4
A.15 SEKSIO SESAREA

Suatu persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan
dinding rahim
Indikasi
Indikasi ibu
Disproporsi sefalopelvik
Pelvis kecil atau malformasi
Bekas seksio sesarea dengan indikasi disproporsi sefalopelvik
Disfungsi uterus
Distosia jaringan lunak
Plasenta previa
Indikasi janin
19 Janin sangat besar
20 Gawat janin
21 Letak lintang
22 Presentasi bokong pada primigravida
23 Double footling breech
Jenis
Seksio sesarea klasik
Seksio sesarea transperitoneal profunda
Seksio sesarea diikuti dengan histerektomi
Seksio sesarea ekstraperitoneal

10
Syarat dan Persiapan
4 Kaji ulang indikasi.
5 Melakukan konseling risiko dan keuntungan seksio sesarea dibandingkan persalinan
pervaginam. Catat indikasi dan hasil konseling.
6 Seksio sesarea elektif dilakukan pada usia kehamilan di atas 38 minggu.
7 Informed consentkepada ibu dan satu orang perwakilan keluarganya dan melengkapi surat
persetujuan tindak medis.
8 Tanyakan dan catat riwayat medis dan pembedahan, riwayat alergi obat dan makanan, dan
riwayat pembiusan pada operasi sebelumnya.
Langkah-langkah
Periksa ulang denyut jantung janin dan presentasi janin.
Lakukan tindakan pencegahan infeksi.
Berikan antibiotika profilaksis sebelum operasi (ampisilin 2 g IV atau sefazolin 1 g IV atau
antibiotika setara sesuai panduan setempat).
Dapat digunakan anestesia lokal, ketamin, anestesia spinal, atau anestesia umum.
Anestesi spinal merupakan pilihan utama. Pada anestesia spinal, berikan 500 1000 ml
cairan infus (Ringer Laktat atau NaCl) 30 menit sebelum anestesia untuk melakukan pre-load
dan mencegah hipotensi. Pasang kateter urin.
Pasang infus.

11
Jika kepala bayi telah masuk panggul, lakukan tindakan antisepsis pada vagina.
Membuka Perut
Sayatan perut dapat secara Pfannenstiel atau mediana, dari kulit sampai fasia.
Setelah fasia disayat 2-3 cm, insisi fasia diperluas dengan gunting.
Pisahkan muskulus rektus abdominis dengan jari atau gunting.
Buka peritoneum dekat umbilikus dengan jari.
Retraktor dipasang di atas tulang pubis.
Pakailah pinset untuk memegang plika vesiko uterina dan buatlah insisi dengan gunting ke
lateral.
Pisahkan vesika urinaria dan dorong ke bawah secara tumpul dengan jari-jari.

Selain teknik di atas, saat ini ada beberapa teknik insisi lain, misalnya teknik Joel-Cohen
yang berdasarkan penelitian terkini, memiliki kelebihan dibanding teknik Pfannenstiel atau
vertikal (klasik). Teknik Joel-Cohen adalah insisi kulit lurus transversal, 3 cm di atas simfisis
pubis lalu lapisan jaringan di bawahnya dibuka secara tumpul dan, jika diperlukan, diperluas
dengan gunting (bukan pisau).
Membuka Uterus
1 Segmen bawah uterus disayat melintang kurang lebih 1 cm di bawah plika vesiko uterina
dengan skalpel 3 cm.
2 Insisi diperlebar ke lateral secara tumpul dengan jari tangan atau secara tajam dengan
menggunakan gunting.

12
Melahirkan Bayi dan Plasenta
Selaput ketuban dipecahkan.
Untuk melahirkan bayi, masukkan 1 tangan ke dalam kavum uteri antara uterus dan kepala

13
bayi.
Kemudian kepala bayi diluksir ke luar secara hati-hati agar uterus tidak robek.
Dengan tangan yang lain, sekaligus menekan hati-hati abdomen ibu di atas uterus untuk
membantu kelahiran kepala.
Jika kepala bayi telah masuk panggul, mintalah seorang asisten untuk mendorongnya ke atas
secara hati-hati.
Lakukan penghisapan pada mulut dan hidung bayi, kemudian lahirkan badan dan seluruh
tubuh.
Inisiasi Menyusui Dini pada bayi dapat dilakukan bila tidak terdapat kontraindikasi.
Berikan oksitosin 10 unit dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat) 60 tetes/ menit
selama 1-2 jam.
Plasenta dan selaput dilahirkan dengan tarikan hati-hati pada tali pusat. Eksplorasi ke dalam
kavum uteri untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang tertinggal.
Menutup Insisi Uterus

14
1 Jepit tepi luka insisi pada segmen bawah uterus dengan klem Fenster, terutama pada kedua
ujung luka. Perhatikan adanya robekan atau cedera pada vesika urinaria.
2 Dilakukan jahitan hemostasis secara jelujur dengan catgut kromik no. 0 atau poliglikolik.
3 Jika masih ada perdarahan dari tempat insisi, lakukan jahitan simpul 8. menutup Perut
4 Yakinkan tidak ada perdarahan lagi dari insisi uterus dan kontraksi uterus baik.
5 Fasia abdominalis dijahit jelujur dengan catgut kromik no. 0 atau poliglikolik.
6 Apabila tidak ada tanda-tanda infeksi, kulit dijahit dengan nilon atau catgut kromik secara
subkutikuler.
Masalah yang dapat Dialami Sewaktu Pembedahan
Perdarahan terus berlanjut
Lakukan masase uterus.
Jika terdapat atonia uteri, lanjutkan infus oksitosin, beri ergometrin 0,2 mg IV.
Transfusi darah jika perlu.
Jika perdarahan tidak dapat diatasi, lakukan ligasi arteri uterina dan arteri utero-ovarika, atau
histerektomi jika perdarahan tetap berlanjut.
Bayi sungsang
Jika bayi presentasi bokong, lakukan ekstraksi kaki melalui luka insisi, selanjutnya lahirkan
bahu seperti persalinan sungsang.
Kepala dilahirkan secara Mauriceau Smellie Veit.
Perawatan Pascatindakan
Jika terdapat tanda infeksi, berikan antibiotika kombinasi sampai pasien bebas demam selama

15
48 jam:
Ampisilin dosis awal 2 g IV, lalu 1 g setiap 6 jam.
DAN Gentamisin 80 mg IV setiap 8 jam.
DAN Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.
Beri analgesik jika perlu.
Periksa tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan dan keadaan umum), tinggi fundus,
kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan tiap 15 menit pada satu jam pertama, 30
menit dalam 1 jam berikutnya, dan tiap 1 jam dalam 4 jam berikutnya.
Jika dalam dalam 6 jam pemantauan:
Kondisi ibu stabil: Pindahkan ibu ke ruang rawat.
Kondisi tidak stabil: Lakukan evaluasi ulang untuk tindakan yang sesuai.
Catat seluruh tindakan dalam rekam medis.
Perawatan selama rawat inap
Rawat gabung ibu dan bayi.
Periksa tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi napas, suhu tubuh), produksi
urin, dan perdarahan pervaginam setiap 6 jam selama 24 jam dan setiap 8 jam selama 48 jam
berikutnya jika kondisi ibu stabil.
Periksa kadar Hb setelah 24 jam dan melakukan transfusi bila Hb<8 g/dL.
Pasien dipulangkan bila hasil pemantauan selama 3 x 24 jam dalam batas normal dan kadar
Hb 8 gram/dL.
Buat resume dalam rekam medis dan berikan pasien surat kontrol.

CATATAN:
Perhatikan kondisi pasien selama tindakan dan pasca persalinan. Komplikasi yang dapat
timbul adalah:
Perdarahan
Infeksi
Cidera pada janin
Cidera pembuluh darah
Cidera kandung kemih atau saluran gastrointestinal
Emboli air ketuban

16
2. Perencanaan KB?

A. Pengertian Kontrasepsi/Keluarga Berencana


Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan dan konsepsi yang
berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma (Husada, 2008).
Menurut Ritonga (2003) Keluarga Berencana (KB) adalah suatu upaya manusia untuk
mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hukum dan moral
Pancasila untuk kesejahteraan keluarga.
B. Tujuan Kontrasepsi
Menurut Hartanto (2003) pelayanan kontrasepsi diupayakan untuk menurunkan angka
kelahiran yang bermakna. Guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan
mengkategorikan tiga fase untuk mencapai sasaran, yaitu:
1. Fase menunda kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurang dari 20 tahun dengan
menggunakan kontrasepsi pil oral, kondom, IUD mini.
2. Fase menjarangkan kehamilan bagi PUS dengan usia istri antara 2030 / 35 tahun
merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak
antara kelahiran adalah 24 tahun, dengan menggunakan kontrasepsi IUD sebagai pilihan
utama.
3. Fase menghentikan / mengakhiri kehamilan / kesuburan periode umur di atas 2035
tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak pilihan utama
adalah kontrasepsi mantap.
Tujuan Kontrasepsi :
a. Untuk menunda kehamilan atau kesuburan
b. Untuk menjarang kehamilan
c. Untuk mencegah kehamilan atau kesuburan
C. Metode Kontrasepsi
1. Metode Perintang (barirer)
a. Kondom
Merupakan selubung atau sarung karet yang dapat dibuat dari berbagai bahan diantaranya
lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewan) yang dipasang pada penis
saat berhubungan seksual. Kondom tidak hanya mencegah kehamilan tetapi juga melindungi

17
diri dari penularan penyakit melalui hubungan seks, termasuk HIV/AIDS (Uliyah,2010;
Saifuddin,2003).
b. Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang di insersikan
ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks. Dengan cara seperti ini,
sperma tidak bisa meneruskan perjalanan menuju rahim meskipun sperma sudah masuk
vagina (Uliyah, 2010; Saifuddin, 2003).
c. Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (surfaktan nonionik) yang digunakan untuk menonaktifkan
atau membunuh sperma. Formulasi spermisida terdiri dari supositoria, krim, jeli, spons, busa
dan film
(Uliyah, 2010; Saifuddin, 2003)
2. Metode Hormonal
a. Kontrasepsi oral atau pil
Pil kontrasepsi berisi kombinasi hormon sintetis progesteron dan estrogen biasa disebut pil
kombinasi, atau hanya berisi hormon sintetis progesteron saja yang sering disebut dengan
minipil. Pil yang diminum setiap hari ini berguna untuk mempengaruhi keseimbangan
hormon sehingga dapat menekan ovulasi, mencegah implantasi, dan mengentalkan lendir
serviks (Uliyah, 2010; Handayani, 2010)
b. Kontrasepsi Suntik dan Injeksi
Kontrasepsi suntik adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal. Terdapat dua macam yaitu suntikan kombinasi yang mengandung
hormon sintetis estrogen dan progesteron, kemudian suntikan progestin yang berisi hormon
progesteron. Mekanisme kerjanya menekan ovulasi, mengentalkan mukus serviks dan
mengganggu pertumbuhan endometrium sehingga menyulitkan implantasi (Uliyah,
2010;Handayani, 2010).
c. Implant
Implant adalah alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik
yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas. Implant berupa tabung-tabung yang lunak
dan berisi hormon progestin dan setelah diinsersikan implan akan melepaskan hormon tiap
harinya. Implan bekerja mencegah ovulasi (Uliyah, 2010;Handayani, 2010).
d. IUD Hormonal
IUD (Intra Uterine Device) hormonal atau IUD yang mengandung hormon adalah suatu
benda kecil yang terbuat dari plastic yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga

18
mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina (Handayani, 2010;
Hartanto, 2010).
1) Metode IUD
Intra Uterine Device (IUD) atau juga disebut Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (IUD) adalah
suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan
berjangka panjang. IUD berguna untuk mencegah terjadinya penempelan sel telur pada
dinding rahim atau menangkal pembuahan sel telur oleh sperma (Handayani,2010;
Uliyah,2010).
2) Metode Operasi dan Sterilisasi
Metode ini bekerja dengan cara melakukan pemutusan atau pengikatan saluran sel sperma
pada lakilaki (vasektomi) dan pemutusan atau pengikatan saluran telur pada perempuan
(tubektomi) (Uliyah,2010;Handayani, 2010).
3) Metode Alami atau Sederhana
a) Metode Kalender
Metode kalender adalah metode yang digunakan berdasarkan masa subur dimana harus
menghindari hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi pada hari ke 819 siklus
menstruasinya. Dasar berasal dari ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-15 sebelum haid
berikutnya, tetapi dapat pula terjadi 1216 hari sebelum haid yang akan datang
(Handayani,2010; Hartanto, 2010)
b) Metode amenorea laktasi(MAL)
Menyusui eksklusif merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif,
selama klien belum mendapat haid dan waktunya kurang dari enam bulan pasca persalinan.
Efektifitasnya dapat mencapai 98%. MAL efektif bila menyusui lebih dari delapan kali sehari
dan bayi mendapat cukup asupan perlaktasi (Saifuddin, 2006; Proverawati, 2010).
c) Metode suhu tubuh
Saat ovulasi terjadi peningkatan suhu basal tubuh sekitar 0,2C0,5C yang disebabkan oleh
peningkatan kadar hormon progesteron, peningkatan suhu basal tubuh mulai 12 hari setelah
ovulasi. Selama 3 hari berikutnya (memperhitungkan waktu ekstra dalam masa hidup sel
telur) diperlukan pantang berhubungan intim. Metode suhu mengidentifikasi akhir masa
subur bukan awalnya (Handayani, 2010; Hartanto, 2010).
d) Senggama terputus atau koitus interuptus
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan
alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Efektifitas bergantung
pada kesediaan pasangan untuk melakukan sengama terputus setiap pelaksanaanya

19
(Saifuddin,2006 ; Hartanto, 2010).
4) Metode Darurat
Metode-metode darurat adalah cara menghindari kehamilan setelah terlanjur melakukan
hubungan seksual tanpa pelindung. Metode ini mengusahakan agar sel telur yang telah
dibuahi tidak sampai menempel di dinding rahim dan berkembang menjadi janin. Metode
darurat dapat menggunakan pil hormon atau IUD (Uliyah 2010).

C. Konseling KB
A. DEFINISI
Konseling adalah suatu proses saling membantu kepada yang lain berupa informasi yang
sedang di butuhkan sedemikian rupa, sehingga orang lain tersebut memahaminya lalu
menerapkan sesuai dengan situasi dan kondisinya
Konseling merupakan tindak-tanduk dari kegiatan KIE
Proses yang berjalan dan menyatu dalam semua aspek pelayanan KB
Melalui konseling pemberian pelayanan membantu klien memilih cara KB yang cocok dan
membantunya untuk terus menggunakan cara tersebut dengan benar.

B. JENIS KONSELING KB
Komponen penting dalam pelayanan KB dibagi 3 tahapan yaitu :
1) Konseling Awal
Bertujuan menentukan metode apa yg diambil
Bila dilakukan dengan objektif langkah ini akan membentu klien untuk memilih jenis KB
yang cocok untuknya
Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini :
Menanyakan langkah yg disukai klien
Apa yg diketahui tentang cara kerjanya, kelebihan dan kekurangannya

2) Konseling Khusus
Memberi kesempatan k/ untuk bertanya ttg cara KB dan membicarakan pengalamannya
Mendapatkan informasi lebih rinci tentang KB yg diinginkannya
Mendapatkan bantuan untuk memilih metoda KB yang cocok dan mendapatkan penerangan
lebih jauh tentang penggunaannya

3) Konseling Tindak Lanjut

20
Konseling lebih bervariasi dari konseling awal
Pemberi pelayanan harus dapat membedakan masalah yg serius yang memerlukan rujukan
dan masalah yang ringan yang dapat diatasi di tempat

C. LANGKAH LANGKAH KONSELING KB

1) GATHER

G : Greet
Berikan salam, kenalkan diri dan buka komunikasi
A : Ask
Tanya keluhan/kebutuhan pasien dan menilai apakah keluhan/ kebutuhan sesuai dengan
kondisi yang dihadapi?
T : Tell
Beritahukan persoalan pokok yg dihadapi pasien dari hasil tukar informasi dan carikan upaya
penyelesaiannya
H : Help
Bantu klien memahami & menyelesaikan masalahnya
E : Explain
Jelaskan cara terpilih telah dianjurkan dan hasil yang diharapkan mungkin dapat segera
terlihat/ diobservasi)
R : Refer/Return visit
Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai. Buat jadwal
kunjungan Ulang)

2) Langkah Konseling KB SATU TUJU

Langka SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan berurutan karena menyesuaikan dengan
kebutuhan klien.

SA : Sapa dan salam


Sapa klien secara terbuka dan sopan
Beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi pasien
Bangun percaya diri pasien

21
Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
T : Tanya
Tanyakan informasi tentang dirinya
Bantu klien pengalaman tentang KB dan kesehatan reproduksi
Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
U : Uraikan
Uraikan pada klien mengenai pilihannya
Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang lain
TU : Bantu
Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya
Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
J : Jelaskan
Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah klien
memilih jenis kontrasepsinya.
Jelaskan bagaimana penggunaannya
Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi
U : Kunjungan Ulang/Rujuk
Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi
jika dibutuhkan.
E. Tahapan konseling dalam pelayanan KB

Tahapan Konseling dalam pelayanan KB dapat dirinci dalam tahapan sebagai berikut : KIE
Motivasi Bimbingan Rujukan KIP/K yan. Kontrasepsi Tindak lanjut

1) KEGIATAN KIE
a. Sumber informasi pertama tentang jenis alat/ metode KB dari petugas lapangan KB
b. Pesan yang disampaikan :
Pengertian dan manfaat KB bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga
Proses terjadinya kehamilan pada wanita (yang kaitannya dengan cara kerja dan metode
kontrasepsi)
Jenis alat/metode kontrasepsi, cara pemakaian, cara kerjanya serta lama pemakaian

2) Kegiatan Bimbingan
a. Tindak lanjut dari kegiatan KIE dengan menjaring calon peserta KB

22
b. Tugas penjaringan : memberikan informasi tentang jenis kontrasepsi lebih objektif, benar
dan jujur sekaligus meneliti apakah calon peserta memenuhi syarat
c. Bila iya rujuk ke KIP/K

3) Kegiatan Rujukan
a. Rujukan calon peserta KB, utk mendapatkan pelayanan KB
b. Rujukan peserta KB, untuk menindaklanjuti komplikasi

4) Kegiatan KIPK/K (Komunikasi Interpersonal dan Konseling)


Tahapan dalam KIP/K
a. Menjajaki alasan pemilihan alat
b. Menjajaki aa klien sudah mengetahui/ paham ttg alat kontrasepsi tsb
c. Menjajaki klien tahu/tdk alat kontrasepsi lain
d. Bila belum, berikan informasi
e. Beri klien kesempatan untuk mempertimbangkan pilihannya kembali
f. Bantu klien mengambil keputusan
g. Beri klien informasi, apapun pilihannya, klien akan diperiksa kesehatannya
h. Hasil pembicaraan akan dicatat pada lembar konseling

5) Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi


a. Pemeriksaan kesehatan : anamnesis dan Px. Fisik
b. Bila tidak ada kontra indikasi pelayanan kontrasepsi dapat diberikan
c. Untuk kontrasepsi jangka panjang perlu inform consent

6) Kegiatan Tindak Lanjut


a. Petugas melakukan pemantauan keadaan peserta KB dan diserahkan kembali kepada
PLKB

D. INFORMED CONSENT

1) Persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarga atas informasi dan penjelasan
mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien
2) Setiap tindakan medis yang beresiko harus persetujuan tertulisi ditandatangani oleh yang
berhak memberikan persetujuan (klien) dlm keadaan sadar dan sehat

23
MACAM-MACAM ALAT KONTRASEPSI
Berikut ini adalah beberapa macam alat-alat kontrasepsi yang dipakai dan beredar pada saat
sekarang ini. Macm-macam alat kontrasepsi tersebut antara lain adalah :
Alat Kontarepsi Berupa Kondom
Alat Kontarepsi Berupa Diagfragma
Alat Kontarepsi Berupa Susuk KB
Alat Kontarepsi Berupa Suntikan KB (KB Suntik)
Alat Kontarepsi Berupa Pil KB
Berikut ini adalah penjabaran dari macam-macam alat kontarasepsi tersebut.

ALAT KONTRASEPSI BERUPA KONDOM


Kondom adalah suatu alat kontrasepsi berupa sarung dari karet yang diselubungkan ke organ
intim lelaki, yang bekerja dengan cara mencegah sperma bertemu dengan sel telur sehingga
tidak terjadi pembuahan. Kondom merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan yang
sering di-gunakan. Kondom juga bisa digunakan untuk melindungi pasangan dan diri sendiri
dari virus HIV dan penyakit menular seksual. Tapi apakah pemakaian kondom cukup aman
dan efektif untuk melindungi Anda dari kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit?
Aman atau efektifnya pemakaian kondom sebagai alat pencegah kehamilan dan pencegah
penyebaran penyakit ternyata tergantung pada cara pemakaiannya. Jika kondom dipakai
secara tepat dan benar, maka kondom akan dapat melindungi Anda dan pasangan dari hal-hal
tersebut. Jika dipakai secara asal-asalan, ada kemungkinan kegagalan penggunaan kondom,
yakni meski sudah digunakan, tetap saja Anda dapat hamil atau terinfeksi penyakit menular
seksual.
Penggunaan kondom yang benar adalah memakaikannya pada organ intim pria yang ereksi.
Sisakan ruangan di bagian paling ujung kondom untuk menampung sperma, caranya dengan
menjepit bagian paling ujung kondom dengan jari saat memakai kondom tersebut. Setelah
terjadi ejakulasi dan sperma keluar dan ditampung oleh kondom tersebut, segera tarik penis
dari vagina selama penis masih ereksi. Karena kalau penis sudah tidak dalam keadaan ereksi,
kondom akan menjadi longgar dan sperma yang sudah tertampung tadi bisa merembes keluar
dan dapat membuahi.
Kesalahan pemakaian kondom yang lain adalah membuat kondom robek, misalnya karena
kena kuku atau ikut robek saat membuka plastiknya. Kondom yang sobek tidak akan
melindungi dengan sempurna, karena itu Anda dan pasangan harus memperhatikan dengan

24
baik instruksi pemakaiannya. Selain itu ada kemungkinan juga kondom yang Anda gunakan
bersama pasangan memiliki cacat produksi, maka perhatikan dengan seksama sebelum
digunakan. Kondom yang sudah digunakan harus segera dibuang dan tidak boleh dipakai
lagi. Perhatikan juga tanggal kadaluarsanya, karena berkaitan dengan elastisitas kondom
tersebut. Yang terakhir adalah Anda lebih baik memilih kondom yang terbuat dari bahan
lateks karena dapat melindungi lebih baik dari bahan-bahan yang lain.
Menurut penelitian, kondom terbukti memiliki kemungkinan kegagalan sebesar 2-3%. Berarti
dari 100 wanita yang pasangan yang menggunakan kondom saat bercinta, 2-3 wanitanya
terbukti hamil. Karena itu, untuk meningkatkan efektifitas kondom, lebih baik gunakan
bersama-sama dengan alat kontrasepsi lain, misalnya spermisida. Spermisida adalah senyawa
kimia yang berfungsi membunuh sperma, bentuknya bisa berupa jeli, krem, sampai busa atau
tablet yang harus dimasukkan ke dalam vagina.
Saat ini terdapat banyak kondom dengan bentuk, tekstur, dan rasa yang bervariasi yang
dirancang untuk menambah kepuasan dan kenyamanan dalam bercinta. Silakan
bereksperimen dengan aneka kondom tersebut, namun tetap perhatikan cara pemakaiannya,
agar Anda dan pasangan terlindungi dengan maksimal.

ALAT KONTRASEPSI BERUPA DIAGFRAGMA


Kontrasepsi diafragma merupakan hal yang tidak biasa di Indonesia. Kontrasepsi ini adalah
kontrasepsi barier yang tidak mengurangi kenikamatan berhubungan seksual karena terjadi
skin to skin kontak antara penis dengan vagina dan dapat meningkatkan frekuensi sentuhan
pada G Spot dalam. Sayangnya diafragma memiliki efektifitas yang paling rendah
dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya, selain itu pemasangannya harus oleh tenaga
kesehatan dan harganya relatif lebih mahal. Bentuk dan pemasangannya adalah sebagai
berikut :
ALAT KONTRASEPSI BERUPA SUSUK KB (IMPLAN)
Susuk: Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas,
alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya
sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau
tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk
tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi
terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5
tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya

25
ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek
api. Jika Implant dicabut kesuburan bisa pulih dan kehamilan bisa terjadi Cara pencabutan
Implan hampir sama dengan pemasangannya yaitu dengan penyayatan kecil dan dilakukan
oleh petugas kesehatan yang terlatih. Sebelum pemasangan Implan sebaiknya kesehatan Ibu
diperiksa terlebih dahulu,dengan tujuan untuk mengetahui apakah Ibu bisa memakai Implan
atau tidak.
Cara Kerja
Sama dengan pil namun susuk ditanamkan di dalam kulit, biasanya di lengan atas. Implan
mengandung progesteron yang akan terlepas secara perlahan dalam tubuh.
Efektifitas
Lendir serviks menjadi kental
Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
Mengurangi transportasi sperma
Menekan ovulasi
99 % Sangat efektif (kegagalan 0,2 1 kehamilan per 100 perempuan)
Indikasi Susuk KB
Pemakaian KB yang jangka waktu lama
Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
Yang Harus Ibu Lakukan Setelah Pemasangan Implan
Daftarkan diri segera ke Pos KB Desa atau pusat pelayanan kesehatan lainya, agar dapat
dibantu mengingatkan pada saat jatuh tempo pencabutannya. Sesudah pemasangan mungkin
Ibu mengalami sedikit nyeri dibekas tempat pemasangan, Ibu tidak usah khawatir, karena
rasa nyeri akan hilang dalam satu atau dua hari. Untuk mencegah terjadinya Infeksi dibekas
pemasangan Implant harus dijaga supaya tetap kering selama 3 hari, jika ibu akan mandi
angkatlah tangan tempat pemasangan Implant agar luka tidak terkena air, sebab jika luka
menjadi basah dapat menyebabkan Infeksi. Jangan segan untuk membicarakan dengan
petugas lapangan KB dan petugas kesehatan jika ada masalah dengan pemakaian Implant.
Sesudah 5 Tahun Implan harus dicabut dan apabila Ibu masih berniat memakai implant
kembali maka implant dapat dipasangkan lagi.
Keuntungan
Tahan sampai 5 tahun atau sampai diambil. Kesuburan akan kembali segera setelah
pengangkatan. Pencegahan kehamilan terjadi dalam waktu 24 jam setelah pemasangan.

26
Melindungi wanita dari kanker rahim.
Aman digunakan setelah melahirkan dan menyusui.
Tidak mengganggu aktivitas seksual.
Daya guna tinggi
Perlindungan jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak menggangu kegiatan senggama
Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Mengurangi nyeri haid
Mengurangi jumlah darah haid
Mengurangi/memperbaiki anemia
Melindungi terjadinya kanker endometrium
Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
Menurunkan angka kejadian endometriosis.
Kelemahan
Tidak dianjurkan untuk penderita penyakit hati, kanker payudara, perdarahan tanpa sebab,
penggumpalan darah, penderita tekanan darah tinggi, penyakit kandung empedu, kolesterol
tinggi, siklus menstruasi tidak teratur, sakit kepala, penyakit jantung. Beberapa jenis susuk,
yang tampak dari luar atau terasa bila diraba. Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan
pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah
darah haid, serta amenorea.

Keluhan-Keluhan Yang Dapat Timbul akibat Pemasangan


Nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan, nyeri payudara, mual-mual,
pening/pusing kepala, perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan
Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
Klien tidak menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan
tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsy

27
Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 wanita pertahun)
Keluar bercak-bercak darah atau pendarahan yang lebih banyak selama menstruasi.
Hematoma/pembekakan dan nyeri.
Efek Samping
Gangguan pola Haid :
Tidak haid
Pendarahan yang tidak lama
Kemungkinan infeksi pada bekas luka pemasangan
Perdarahan
Siklus menstruasi lebih panjang
Rambut rontok
Gairah seksual turn
Jerawat dan depresi.
Penanggulangan :
Hubungan Petugas berwenang
Hematoma (warna biru dan rasa nyeri) pada deerah pemasangan, kompres dengan air dingin
selama 2 hari, selanjutnya kompres dengan air panas/hangat sampai warna biru hilang.
Kontraindikasi
Hamil atau diduga hamil, penderita jantung, strok, lever, darah tinggi dan kencing manis.
Pendarahan Vagina tanpa sebab.
Wanita dalam usia reproduksi
Telah atau belum memiliki anak
Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
Pascapersalinan dan tidak menyusui
Pascakeguguran
Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
Riwayat kehamilan ektopik
Tekanan darah 6 minggu, asal yakin tidak sedang hamil. atau berikan perlindungan ganda
sampai haid lalu mulai suntikan.
Kapan akseptor suntik harus datang untuk kunjungan ulang (follow-up)
- Pada saat jadual ulangan penyuntikan (1 bulan untuk cyclofem, 2 bulan untuk noristerat dan
3 bulan untuk Depo provera)
- Bila berhalangan, dapat datang sebelum waktu kunjungan berikutnya

28
- Bila tidak dapat datang pada jadual berikutnya, pakai perlindungan ganda (kondom,
spermisida, sampai bisa datang untuk suntikan.
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama anda kenal. KB artinya
mengatur jumlah anak sesuai kehendak Anda, dan menentukan sendiri kapan Anda ingin
hamil. Bila Anda memutuskan untuk tidak segera hamil sesudah menikah, Anda bisa ber-
KB.Layanan KB di seluruh Indonesia sudah cukup mudah diperoleh. Ada beberapa metoda
pencegahan kehamilan, atau penjarangan kehamilan, atau kontrasepsi, bisa Anda pilih sendiri.
Tak seorang pun boleh memaksa Anda mengikuti program KB. tak seorang pun bisa
menggunakan alat KB tertentu bila itu bukan pilihan Anda. Tetapi kalau alat yang Anda pilih
bisa membahayakan diri Anda sendiri atau, memperparah penyakit yang sudah anda derita,
pekerja kesehatan mungkin menyarankan alat lain yang mungkin lebih aman. Meskipun tidak
ada paksaan, bila Anda telah mengerti risiko-risiko yang mengancam kesehatan atau bahkan
keselamatan Anda sendiri sehubungan dengan kehamilan dan persalinan, selayaknya Anda
mengikuti program KB atas kesadaran sendiri. Bacalah penjelasan di bawah ini.

Manfaat-manfaat KB
Setiap tahun, ada 500.000 perempuan meninggal akibat berbagai masalah yang melingkupi
kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan (aborsi) yang tak aman. KB bisa
mencegah sebagian besar kematian itu. Di masa kehamilan umpamanya, KB dapat mencegah
munculnya bahaya-bahaya akibat :
1. Kehamilan terlalu dini : Perempuan yang sudah hamil tatkala umurnya belum mencapai 17
tahun sangat terancam oleh kematian sewaktu persalinan. Mengapa? karena tubuhnya belum
sepenihnya tumbuh; belum cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi. Lagipula,
bayinya pun dihadang oleh risiko kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun.
2. Kehamilan terlalu telat : Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung
dan melahirkan terancam banyak bahaya. Khususnya bila ia mempunyai problema-problema
kesehatan lain, atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan. Kehamilan-kehamilan terlalu
berdesakan jaraknya. Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan tubuh
perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu persalinan tapi sudah hamil lagi, tubuhnya tak
sempat memulihkan kebugaran, dan berbagai masalah bahkan juga bahaya kematian,
menghadang.
3. Terlalu sering hamil dan melahirkan : Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak
dihadang bahaya kematian akibat pendarahan hebat dan macam-macam kelainan lain, bila ia

29
terus saja hamil dan bersalin lagi.
Jutaan perempuan di seluruh dunia selama ini sudah menggunakan metoda-metoda KB yang
kami paparkan dalam halaman-halaman berikutnya. Malahan metoda-metoda itu lebih aman
ketimbang hamil dan bersalin. Bila Anda memilih untuk tetap ber-KB. Sebagian perempuan
menginginkan banyak anak khususnya di tengah-tengah masyarakat-masyarakat yang
miskin, tak memperoleh pembagian tanah yang adil, sumberdaya kurang, dan keuntungan
social tipis. anak-anak membantu pekerjaan orangtua sehari-hari, dan merawat mereka di usia
lanjut. di banyak tempat, jumlah anak yang sedikit dianggap sebagai kemewahan (hanya
orangtua yang berkecukupan saja yang mampu mengurangi jumlah anak).
Tetapi sebagian perempuan lain menganggap bahwa anyaknya anak justru makin
memiskinkan keluarga, dan mempersualit pengentasan nasib mereka. banyak orangtua yang
sedih dan menyesal karena kebanyakan anak; tidak mampu memberi mereka penghidupan
yang layak; tak mampu menyekolahkan mereka sampai jenjang yang tinggi, dan akibatnya
anak-anak mereka itu tak mendapat peluang memperbaiki generasi mereka.
Umumnya perempuan yang menghendaki pembatasan jumlah anak adalah perempuan yang
sudah punya kesempatan belajar dan mencari nafkah sendiri, serta statusnya cukup setara
dengan laki-laki dalam masyarakatnya.
Yang jelas, tak peduli di manapun (dalam masyarakat apapun) Anda berada, Anda akan lebih
sehat, dan melahirkan anak-anak yang jauh lebih sehat, bila Anda memegang kendali atas
penentuan berapa banyak anak yang akan anda miliki, dan kapan akan hamil.
Mungkin Anda sudah mengalami sendiri desakan-desakan dari segala penjuru untuk ber-KB
atau sebaliknya agar jangan ber-KB. Memang nasihat-nasihat orang lain bisa diambil
manfaatnya, tetapi mau ber-KB atau tidak, sepenuhnya adalah keputusan Anda sendiri.
Kalau Anda sudah mengambil keputusan akan ber-KB, kini tiba saatnya memilih metoda
yang paling cocok. Agar Anda mampu memilih dengan tepat, Anda harus mempelajari
untung-rugi tiap metoda lebih dahulu. Ada 5 corak metoda KB:
1. Metoda perintang, yang bekerja dengan cara mengahlangi sperma dari pertemuan dengan
sel telur (merintangi pembuahan).
2. Metoda hormonal, yang mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel telur, mempersulit
pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim tak menyokong terjadinya kehamilan
yang tak dikehendaki.
3. Metoda yang melibatkan alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim (IUD), gunanya untuk
mencegah pembuahan sel telur oleh sperma.
4. Metoda alamiah, yang membantu Anda mengetahui kapan masa subur Anda, sehingga

30
Anda dapat menghindari hubungan seks pada masa itu.
5. Metoda permanen, atau metoda yang menjadikan Anda taua pasangan Anda tidak bisa lagi
memiliki anak untuk selamanya; lewat suatu operasi.

ALAT KONTRASEPSI BERUPA PIL


Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception).
Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB paling
efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb:
Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)
Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma
Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan
Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi hampir 100%.
Selain itu, OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil
bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan.

MANFAAT TAMBAHAN OC
Selain berfungsi sebagai alat kontrasepsi, OC ternyata juga memberikan manfaat yang tidak
langsung berhubungan dengan efek kontrasepsi (non-contraceptive benefits) yaitu
menyembuhkan atau mengurangi resiko terjadinya beberapa kelainan atau keluhan tertentu
seperti:
1. Manfaat penyembuhan OC :
Menyembuhkan kelainan menstruasi. Pil kontrasepsi dapat menyembuhkan beberapa
kelainan menstruasi umum antara lain:
Siklus menstruasi yang tidak teratur (irregular cycle)
Darah yang keluar pada saat menstruasi terlalu banyak (hiper-menore)
Sindroma sebelum haid (premenstrual syndrome / PMS)
Haid dengan rasa nyeri hebat di perut (dismenore).
2. Dengan mengkonsumsi OC, siklus haid menjadi teratur dan lebih ringan sehingga resiko
terkena anemia dan defisiensi besi berkurang s/d 50%.
3. Mengatasi masalah hiper-androgenisme
Dalam tubuh wanita diproduksi hormon reproduksi estrogen, progesteron, dan androgen.
Hormon androgen (testosteron) yang umum disebut hormon reproduksi pria dibutuhkan oleh
wanita dalam jumlah sangat sedikit ( 0,5 mg / liter darah) untuk daya tahan tubuh dan gairah
seksual (libido).

31
Wanita usia reproduktif ( 15 40 tahun) sering mengalami ketidakseimbangan hormonal
dimana produksi hormon androgennya akan meningkat sehingga terjadi hiper-androgen yang
bisa menyebabkan:
Masalah pada kulit dan rambut: kulit berminyak, komedo, jerawat, ketombe (yang bisa
menyebabkan kebotakan) atau hirsutisme (pola tumbuh rambut pada yang wanita yang
menyerupai pria / male hair pattern)
Masalah ginekologis: gangguan siklus haid, PCOS (poly-cystic-ovarian-syndrome) yang
bisa menyebabkan sulit punya anak, kegemukan (obesitas) dan abnormalitas metabolisme
tubuh.
OC istimewa mengandung CPA (Siproteron Asetat), zat anti-androgen paling efektif saat ini
yang bekerja khusus mengatasi masalah hiper-androgen dengan menekan produksi androgen
(dalam tubuh) dan minyak (di bawah permukaan kulit) sehingga mencegah timbulnya
komedo dan ketombe bahkan jerawat.
.Manfaat pencegahan, yaitu OC mengurangi resiko terkena:
Infeksi pada organ reproduksi internal, s/d 50%
Kanker ovarium dan endometrium, s/d 40%
Benjolan jinak payudara, s/d 40%
Kista ovarium, s/d 80%
Infertilitas primer, s/d 40%
Kehamilan ektopik (di luar kandungan), s/d 90%

CARA MINUM OC
OC harus diminum tiap hari dengan cara mengikuti petunjuk nama hari yang tertera di
blisternya. Untuk memulai blister pertama Anda, mulailah minum pil pada hari pertama haid,
misalnya: Anda mendapat haid pada hari Rabu maka ambil pil yang dibawahnya ada tanda
Rabu. Lanjutkan minum pil setiap hari sampai habis (21 hari) yang pasti jatuh pada hari
Selasa. Kemudian berhenti minum pil selama 7 hari (akan terjadi menstruasi). Setelah 7 hari
bebas pil ini, lanjutkan minum pil dari kemasan yang baru pada hari Rabu lagi, jadi untuk
blister ke-2 dst, selalu ikuti siklus 21 hari minum pil +7 hari

32

You might also like