Professional Documents
Culture Documents
31
Jurnal Sasi Vol. 17 No.3 Bulan Juli September 2011
ABSTRACT
Organisational culture is important when faced with efforts to improve organizational
performance and employees therein. Many people do not realize that a work keberhsilan
rooted in those values originated from the customs, habits, religious and other rules into
confidence and then became a habit in people's behavior in carrying out the work. The values
that have become a habit is called culture. Because culture is associated with higher levels of
quality work, then called the culture of work culture, both inside and outside the organization.
In connection with the professional values espoused, the employee should be adaptive to
changes in the value of organizational culture. Attitudes toward the organization's culture
becomes more meaningful in accelerating or slowing down of this adaptive ability. If
employees have individual values that conflict with organizational culture, this suggests a low
level of effectiveness, and vice versa. In this case there should be clear how the fact that
employee attitudes towards the prevailing organizational culture. If an employee shows a
good attitude towards the organization's culture, it is expected to easily form an organization
of social behavior.
Keywords: Basic Values Work Culture, Organizational Culture Government Work
B. PEMBAHASAN
ulang, kurang waktu), kegagalan eksternal kadang cuek alias tidak memperhatikan
(penghentian jaminan, kerusakan, perasaan kita namanya juga kadang cinta
kahilangan pelanggan, keluhan dan tetap nekad tapi tentu saja tidak akan
perbaikan). Mutu terletak pada sumbernya, berhenti sampai disitu saja kalau yang kita
yang berarti setiap SDM adalah inspektur cintai jelek tidak bagus atau tidak pantas
kualitas bagi pekerjaannya. Untuk mencapai buat diajak jalan-jalan dikenalin sama
tingkat optimal cara kerja seperti itu orang-orang didandan diberikan baju yang
diperlukan, kerjasama melalui kelompok bagus diberi make up yang mahal atau
tertentu, mereka diberi pelatihan dan kalau perlu dioperasi plastik biar cantik dan
peralatan teknik untuk pemecahan masalah, sedap dipandang mata .
sehingga mereka mampu mencegah Salah satu upaya membikin cantik
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi; adalah dengan mentransformasikan nilai-
Mutu dapat diraih melalui cara perbaikan nilai budaya kerja dalam unit kerja kita.
yang berkesinambungan, hal ini merupakan Nilai-nilai budaya kerja pada prinsipnya
falsafah manajemen yang mendekatkan terbagi menjadi lima kelompok besar
tantangan atau tuntutan dengan cara kerja meliputi :
melalui proses yang berkesinambungan dan 1. Nilai-Nilai Sosial, yang terdiri dari :
mencapai kemenangan kecil. Dalam hal ini Nilai Kemanusiaan, Keamanan,
ide-ide dari kelompok akan banyak berperan Kenyamanan, Persamaan, Keselarasan,
dalam upaya memperbaiki terus menerus. Efisiensi, Kepraktisan;
Sebagai Pegawai Negeri Sipil 2. Nilai-Nilai Demokratik yang terdiri dari :
berusaha menyebarkan budaya kerja dan Kepentingan Individu, Kepatuhan,
penuh cinta pada PNS karena hanya dengan Aktualisasi Diri, Hak-Hak Minoritas,
cinta, PNS akan mampu mengarungi Kebebasan/Kemerdekaan, Ketepatan,
kehidupan kerja PNS yang carut marut Peningkatan.
dengan penuh gairah dan semangat, karena 3. Nilai-Nilai Birokratik, yang meliputi :
hanya dengan cinta terhadap pekerjaannya Kemampuan Teknik, Spesialisasi,
mereka akan tercetak menjadi tenaga-tenaga Tujuan Yang Ditentukan, Tugas Dalam
PNS yang professional, karena tanpa Tindakan, Rasional, Stabilitas, Tugas
mencintai profesi sebagai PNS, maka PNS Terstruktur.
akan bekerja dengan setengah hati tanpa 4. Nilai-Nilai Profesional, termasuk :
motivasi salah jalan dalam menekuni Keahlian, Wewenang Memutuskan,
pekerjaan seperti banyak birokrat alami saat Penolakan Kepentinan Pribadi,
ini atau mungkin malah keluar dari PNS Pengakuan Masyarakat, Komitmen Kerja,
mencari penghidupan lain yang lebih Kewajiban Sosial, Pengaturan Sendiri,
menyenangkan. Lalu bagaimana kita bisa Manfaat Bagi Pelanggan, Disiplin.
mencintai pekerjaan kita sebagai PNS. 5. Nilai-Nilai Ekonomik, yaitu :Rasional,
Layaknya orang yang jatuh cinta akan selalu Ilmiah, Efisiensi, Nilai Terukur dengan
kangen selalu ingin bertemu maka kita Materi, Campur Tangan Minimal,
harus selalu bertemu dengan yang dikangeni Tergantung Kekuatan Pasar.
utawa harus selalu masuk kerja tentunya. Dari fenomen yang ada, maka ada 2
Kemudian harus mengenal dengan sedetail- (dua) permasalahan utama berkenaan
detailnya atau selalu mendalami tugas pokok dengan budaya kerja organisasi pemerintah,
pekerjaan termasuk mencari tahu peraturan- yakni: Masih ditemuinya praktek-praktek
peraturan yang terkait dengan pekerjaan penyelenggaraan pemerintahan yang tidak
Setelah itu, langkah awal adalah menerima sesuai dengan budaya kerja organisasi
pekerjaan yang kita cintai itu dengan apa sehingga kurang dapat berkontribusi secara
adanya tidak peduli jelek tidak peduli optimal untuk menciptakan efektivitas,
pekerjaannya tidak begitu bagus bahkan efisiensi, dan kinerja organisasi
Dezonda R. Pattipawae, Penerepan Nilai-Nilai Dasar. 35
Jurnal Sasi Vol. 17 No.3 Bulan Juli September 2011
adalah salah satu komponen kualitas pengelolaan seperti tersebut mendorong ide
manusia yang sangat melekat dengan yang disebut Total Quality Governance
identitas bangsa dan menjadi tolok ukur (TQG) dengan beberapa prinsip yakni
dasar dalam pembangunan; Budaya Kerja mempertemukan tuntutan masyarakat
dapat ikut menentukan integritas bangsa dan dan kemampuan pemerintahan;
menjadi penyumbang utama dalam mekanisme kerja yang berorientasi pada
menjamin kesinambungan kehidupan pasar; mengaktualisasikan misi lebih penting
bangsa; Budaya Kerja sangat erat kaitannya dari pada mengatur; fokus kerja pada hasil
dengan nilai-nilai yang dimilikinya, (barang/jasa) bukan masukan; upaya
terutama falsafah bangsa yang mampu kualitas lebih banyak mencegah daripada
mendorong prestasi kerja setinggi-tingginya. memperbaiki; mengutamakan kerja
Program Budaya Kerja akan menjadi partisipatif/gotong-royong; melakukan
kenyataan melalui proses panjang, karena kerjasama, koordinasi dan kemitraan.
perubahan nilai-nilai lama menjadi nilai- Unsur dasar budaya kerja itu adalah
nilai baru akan memakan waktu untuk mata rantai proses, di mana tiap kegiatan
menjadi kebiasaan dan tak henti-hentinya berkaitan dengan proses lainnya atau suatu
terus melakukan penyempurnaan dan hasil pekerjaan merupakan suatu masukan
perbaikan. Wahana Budaya Kerja adalah bagi proses pekerjaan lainnya. Dalam suatu
produktivitas, yang berupa perilaku kerja organisasi bekerja melalui serangkaian
yang tercermin antara lain: kerja keras, ulet, proses yang saling berkaitan, yang terjadi
disiplin, produktif, tanggung jawab, melalui dan melewati batas-batas birokrasi.
motivasi, manfaat, kreatif, dinamik, Kekuatan rantai proses secara
konsekuen, konsisten, responsive, mandiri, terpadu tersebut tergantung pada rangkaian
makin lebih baik dan lain-lain. Menurut terlemah pada proses individual. Kesalahan
Budhi Paramita dalam tulisannya berjudul dalam suatu proses akan mempengaruhi
"Masalah Keserasian Budaya dan pada kualitas produk akhir, oleh karena itu
Manajemen di Indonesia", budaya kerja jaminan mutu terletak pada kekuatan setiap
dapat dibagi menjadi: Sikap terhadap rangkaian yang berjalan benar sejak saat
pekerjaan, yakni kesukaan akan kerja pertama pada setiap tahap pekerjaan.
dibandingkan dengan kegiatan lain, seperti
bersantai, atau semata-mata memperoleh
kepuasan dari kesibukan pekerjaannya
sendiri, atau merasa terpaksa melakukan
suatu hanya untuk kelangsungan hidupnya;
Perilaku pada waktu bekerja, seperti rajin,
berdedikasi, bertanggung jawab, berhati-
hati, teliti, cermat, kemauan yang kuat untuk
mempelajari tugas dan kewajibannya, suka
membantu sesama karyawan, dan Setiap organisasi memiliki berbagai
sebagainya. metode dan aneka ragam proses kerja baik
Selanjutnya oleh Profesor Emil P. yang bersifat administratif maupun yang
Bolongaita, JR dari Asian Institute of manufaktur. Orang dapat kerja individual
Management menyatakan bahwa pada masa maupun kerjasama dengan lainnya dalam
globalisasi ini sebaiknya pemerintah setiap tahapan proses seperti mengetik surat,
mampu mengakomodasikan pengalaman menjalankan mesin, menyusun
manajemen pemerintahan dengan kebijaksanaan, mencatat calon pasien,
pengalaman pengelolaan bisnis, dan menerima tamu. Setiap proses mempunyai
memperlakukan masyarakat sebagai sifat peran sebagai pelanggan dan pemasok
pelanggan (customer). Kombinasi upaya atau saling melayani, untuk internal.
Dezonda R. Pattipawae, Penerepan Nilai-Nilai Dasar. 37
Jurnal Sasi Vol. 17 No.3 Bulan Juli September 2011
hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia korupsi harus dilakukan dengan cara
negara. Asas Proporsionalitas adalah asas yang khusus, antara lain penerapan sistem
yang mengutamakan keseimbangan pembuktian terbalik yakni pembuktian
antara hak dan kewajiban Penyelenggara yang dibebankan kepada terdakwa.
Negara. Asas Profesionalitas adalah asas 7. Undang-Undang Nomor 30 Tahun
yang mengutamakan keahlian yang 2002 tentang Komisi Pemberantasan
berlandaskan kode etik dan ketentuan Tindak Pidana Korupsi.
peraturan perundang-undangan yang Di samping telah dikeluarkan undang-
berlaku. Asas Akuntabilitas adalah asas undang tentang pemberantasan tindak
yang menentukan bahwa setiap pidana korupsi sebagai mana tersebut di
kegiatan dan hasil akhir dari atas, selanjutnya dikeluarkan Undang-
kegiatan Penyelenggara Negara harus Undang Nomor 30 tahun 2002 tentang
dapat dipertanggung jawabkan kepada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang Korupsi. Undang-undang tersebut
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan mengatur antara lain tugas, wewenang
ketentuan peraturan perundang- dan kewajiban Komisi Pemberantasan
undangan yang berlaku. Korupsi, dalam rangka penyelenggaraan
6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Negara yang bersih dan bebas dari
tentang Perubahan atas Undang-Undang Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Nomor 31 Tahun 1999 tentang 8. Peraturan Pemerintah Nomor : 30 Tahun
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 1980 Jo Peraturan Pemerintah Nomor 53
Sejak Undag-Undang Nomor 31 Tahun tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pegawai Negeri Sipil.
Pidana Korupsi diundangkan, terdapat Dalam meningkatkan disiplin PNS, telah
berbagai interpretasi atau penafsiran yang diatur kewajiban dan larangan bagi PNS.
berkembang di masyarakat khususnya Mengenai kewajiban PNS sebagai
mengenai penerapan Undang-undang berikut:
tersebut terhadap tindak pidana korupsi a. Setia dan taat sepenuhnya kepada
yang terjadi sebelung Undang-Undang Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Nomor 31 Tahun 1999 diundangkan. Hal Pemerintah;
ini disebabkan pasal 44 Undang-Undang b. Mengutamakan kepentingan Negara di
tersebut menyatakan bahwa Undang- atas kepentingan golongan atau diri
Undng Nomor 3 Tahun 1971 tentang sendiri, serta menghindarkan segala
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sesuatu yang dapat mendesak
dinyatakan tidak berlaku sejak Undang- kepentingan Negara oleh
Undang Nomor 31 Tahun 1999 kepentingan golongan, diri
diundangkan, sehingga timbul suatu sendiri/pihak lain;
anggapan adanya kekosongan hukum c. Menjunjung tinggi kehormatan dan
untuk memproses tindak pidana korupsi martabat Negara, Pemerintah dan
yang terjadi sebelum berlakunya Undang- Pegawai Negeri Sipil
Undang Nomor 31 Tahun 1999. Di d. Mengangkat dan mentaati
samping hal tersebut, mengingat korupsi sumpah/janji pegawai Negeri Sipil dan
di Indonesia terjadi secara sistematik dan sumpah/janji jabatan berdasarkan
meluas sehingga tidak hanya merugikan Peraturan perundang-undangan yang
keuangan negara, tetapi juga melanggar berlaku.
hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat e. Menyimpan rahasia Negara dan atau
secara luas, maka pemberantasan korupsi rahasia jabatan dengan sebaik-
perlu dilakukan dengan cara luar biasa. baiknya;
Dengan demikian pemberantasan
Dezonda R. Pattipawae, Penerepan Nilai-Nilai Dasar. 40
Jurnal Sasi Vol. 17 No.3 Bulan Juli September 2011
Saran
C. P E N U T U P Penulisan ini diharapkan dapat
memberikan gambaran dan masukan
Kesimpulan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil, oleh
Beradasarkan hasil pembahasan karenanya PNS diharapkan:
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa: a. Komitmen untuk melaksanakan solusi
1. Budaya organisasi merupakan hal yang yang ditawarkan
penting ketika dihadapkan pada upaya b. Berani untuk membuat perubahan kearah
peningkatan kinerja organisasi dan yang lebih baik
pegawai didalamnya
c. Mempunyai harga diri, konsekuen dan
2. Budaya Kerja adalah suatu falsafah yang
konsisten terhadap intervensi dari pihak
didasari oleh pandangan hidup sebagai
lain
nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan
d. Mempertebal iman agar tidak dengan
dan kekuatan pendorong, membudaya
mudah terjerumus dalam segala godaan.
dalam kehidupan suatu kelompok
masyarakat atau organisasi, kemudian
tercermin dari sikap menjadi perilaku,
Dezonda R. Pattipawae, Penerepan Nilai-Nilai Dasar. 44
Jurnal Sasi Vol. 17 No.3 Bulan Juli September 2011
DAFTAR PUSTAKA