Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Telah dilakukan uji aktivitas sitotoksik fraksi-fraksi dari ekstrak etil asetat simplisia kulit batang
mahkota dewa terhadap sel leukemia tikus L1210 dan dua fraksi terhadap empat jenis sel kanker manusia
yaitu servik HeLa, leukemia THP1, karsinoma paru-paru A549, dan limfoma HUT78. Simplisia kulit
batang mahkota dewa dengan kadar air 3,5% dimaserasi berturut turut dengan n-heksan, etil asetat, dan
etanol. Uji aktivitas sitotoksik ketiga ekstrak terhadap sel leukemia L1210 menunjukkan bahwa ekstrak etil
asetat memiliki aktivitas sitotoksik tertinggi degan nilai IC50 = 10,15 g/ml, diikuti ekstrak etanol (IC50 =
12,92 g/ml) dan ekstrak n-heksan (IC50 = 13,35 g/ml). Fraksinasi ekstrak etil asetat dengan
kromatografi kolom silika gel dan dielusi secara landaian dengan n-heksan - etil asetat metanol, diperoleh
delapan fraksi. Uji sitotoksik kedelapan fraksi terhadap sel leukemia L1210 menunjukkan bahwa kecuali
fraksi 7 (IC50 = 20,87 g/ml), semua fraksi dinyatakan aktif dengan nilai IC50 < 20 g/ml, dan fraksi 2
merupakan fraksi yang paling sitotoksik (IC50 = 8,30 g/ml) diikuti fraksi 5 (9,53 g/ml), fraksi 4 (10,82
g/ml), fraksi 6 (11,56 g/ml), fraksi 3 (12,94 g/ml), fraksi 1 (15,52 g/ml), dan fraksi 8 (16,77 g/ml).
Uji aktivitas sitotoksik fraksi 5 dan fraksi 6 terhadap empat jenis sel kanker lestari manusia, yaitu servik
HeLa, leukemia THP1, karsinoma paru-paru A549, dan limfoma HUT78 juga menunjukkan bahwa kedua
fraksi tersebut aktif terhadap keempat sel uji dengan IC50 antara 4,75 g/ml sampai 14,85 g/ml.
Kata kunci : mahkota dewa, sitotoksisitas, sel leukemia tikus L1210, sel kanker manusia
ABSTRACT
Cytotoxic activity test of some fractions from ethyl acetate extract of the bark of mahkota dewa [Phaleria
macrocarpa (Scheff.) Boerl] against mouse leukemia L1210 cell line and two fractions against four kinds
of human cancer cell lines, namely servic HeLa, leukemia THP1, lung carcinoma A549, and lymphoma
HUT78 have been done. The dried bark of mahkota dewa tree was macerated using n-hexane, ethyl asetate,
and ethanol, respectively. Cytotoxic activity test of those extract against leukemia L1210 cell line showed
that ethyl asetate extract exhibited the highest cytotoxic activity with IC50 = 10.15 g/ml, followed by
ethanol extract (IC50 = 12.92 g/ml) and n-hexane extract (IC50 = 13.35 g/ml). Fractionation of the ethyl
asetate extract by silica gel column chromatography and gradually eluted using n-hexane - etil asetat
metanol, it were obtained eight fractions. Cytotoxic activity test of eight fractions (except fraction 7 with
IC50 = 20.87 g/ml) against leukemia L1210 cell line showed that the fractions exhibited cytotoxic activity
with IC50 < 20 g/ml, was the most cytotoxic was fraction 2 (IC50 8.30 g/ml) followed by fraction 5 (9.53
g/ml), fraction 4 (10.82 g/ml), fraction 6 (11.56 g/ml), fraction 3 (12.94 g/ml), fraction 1 (15.52
g/ml), and fraction 8 (16.77 g/ml). Cytotoxic activity test of fraction 5 and 6 against four kinds of
human cancer cell lines, namely servic HeLa, leukemia THP1, lung carcinoma A549, and lymphoma
HUT78 showed that those fractions exhibited cytotoxic activities onto fourth cancer cell lines with IC50
between 4.75 g/ml until 14.85 g/ml.
Keywords : mahkota dewa, cytotoxicity, mouse leukemia L1210, human cancer cell lines
Alamat korespondensi :
Dra. Ermin Katrin Winarno
Lab Bahan Kesehatan, Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi-BATAN
Jl. Cinere Pasar Jumat, Lebak Bulus, Jakarta
E-mail : erminkk@batan.go.id
PENDAHULUAN
metoksibensofenon-3-O- -D-glukosida yang
Akhir-akhir ini, penggunaan tanaman untuk
kemudian diberi nama phalerin (Wahyuningsih
mengobati berbagai penyakit mulai dilakukan oleh
dkk, 2005). Senyawa tersebut tidak toksik dan
berbagai lapisan masyarakat dengan slogan
diduga dapat berfungsi sebagai imunostimulan.
kembali ke alam. Salah satu pengobatan yang
Sedang dalam daging buah ditemukan senyawa
banyak menggunakan bahan alam adalah untuk
baru 4,4-dihidroksi-2-metoksibensofenon-6-O- -
penyakit kanker. Di Indonesia penderita kanker
D-glukopiranosida yang kemudian diberi nama
yang terbanyak adalah kanker payudara, diikuti
mahkoside A dan 6 senyawa lain, yaitu mangiferin,
kanker mulut rahim, hati, limpoma dan kanker
kaempferol-3-O- -D-glukosida, asam dodekanoat,
darah (Aditama, 2001).
asam palmitat, etil stearat dan sukrosa (Zang et al.,
Telah banyak jenis tanaman yang diduga dan
2006), tetapi senyawa-senyawa tersebut belum
diyakini dapat menyembuhkan penyakit kanker,
diuji aktivitas biologinya. Makalah ini melaporkan
salah satunya adalah tanaman mahkota dewa
hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu
[Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl] (Harmanto,
ekstraksi dan fraksinasi simplisia kulit batang
2001). Tanaman mahkota dewa secara empiris
mahkota dewa serta uji sitotoksik terhadap
mempunyai banyak khasiat dapat menyembuhkan
pertumbuhan sel kanker lestari manusia, yaitu
beberapa penyakit diantaranya pegal-pegal, flu,
servik HeLa, leukemia THP1, karsinoma paru-paru
alergi, diabetes, hingga kanker. Di Jawa daun dan
A549, dan limfoma HUT78. Sebagai uji
buah dimanfaatkan sebagai obat gatal-gatal dan
pendahuluan digunakan sel kanker tikus leukemia
eksim. Cangkang biji mempunyai rasa sepet dan
L1210.
pahit, bila dikonsumsi secara langsung dapat
mengakibatkan mabuk, pusing bahkan pingsan,
METODOLOGI PENELITIAN
namun cangkang ini dimanfaatkan untuk
Bahan
mengobati penyakit kanker payudara, kanker
Bahan yang digunakan pada penelitian ini
rahim, sakit paru-paru dan sirosis hati. Bijinya
adalah simplisia kulit batang mahkota dewa
sangat beracun dan dapat menyebabkan muntah-
[Phaleria Macrocarpa (Scheff.) Boerl] berumur 3
muntah dan lidah mati rasa, hanya digunakan
tahun yang diperoleh dari kebun petani mahkota
sebagai obat luar untuk penyakit kulit. Batang
dewa di Desa Cibeuteung, Parung, Bogor, Jawa
mahkota dewa digunakan untuk mengobati kanker
Barat. Sel kanker manusia servik HeLa (human
tulang, sedang daunnya bisa menyembuhkan lemah
ephiteloid cervic carcinoma), leukemia THP1
syahwat, disentri, alergi, dan tumor. Daging buah
(human peripheral blood leukemia-acute
mengandung senyawa golongan alkaloid, saponin,
monolcytic), karsinoma paru-paru A549 (human
flavanoid, dan polifenol (Anonim, 2008). Bila
lung carcinoma), dan limfoma HUT78 (human
dikonsumsi dalam keadaan segar, buah mempunyai
cutaneous T-cell lymphoma), sel leukemia tikus
efek samping, yaitu bengkak di mulut, sariawan,
L1210, doksorubisin untuk kontrol positif. Bahan
mabuk bahkan keracunan yang penyebabnya belum
kimia yang digunakan yaitu etanol 96%, n-heksan,
diketahui dengan pasti. Beberapa uji efikasi dan
etil asetat, kloroform, etanol, metanol, HCl, serium
keamanan beberapa ekstrak daging buah, biji, dan
sulfat (CeSO4) 1% dalam H2SO4 10%, silika gel
daun mahkota dewa telah banyak diteliti
(70-230 mesh ASTM), lempeng silika gel 60 F254,
(Widowati, 2004), tetapi bagian kulit batang masih
akuabides, medium Eagles MEM, medium
sangat terbatas (Hertiani, 2002).
penumbuh Dulbeccos modified Eagles medium
Struktur senyawa yang terkandung dalam
(DMEM/F-12), fetal bovine serum (FBS),
tanaman mahkota dewa masih belum banyak yang
phosphate buffer saline (PBS) 10%, dimetil
terungkap, beberapa yang ditemukan pada daun
sulfoksida, dan biru tripan 0,4%.
mahkota dewa adalah 4,5-dihidroksi,4-
Alat Masing-masing sampel dibuat dengan enam
macam variasi konsentrasi, yaitu 0 (kontrol), 5, 10,
Kolom kromatografi, lampu UV 254 nm dan
20, 30, dan 40 g/ml, dengan ulangan 3 kali.
366 nm, penguap putar, oven, desikator, neraca
Masing-masing konsentrasi di tempatkan dalam
analitik, inkubator CO2, multiwell plate tissues
multiwell plate tissues culture 24 sumuran yang
culture, mikroskop, hemocytometer Fuch Rosental,
berisi 1 ml suspensi sel L1210 (mengandung 2 x
blender, dan alat-alat gelas.
105 sel) dalam medium RPMI-1610, kemudian
Penyiapan Simplisia diinkubasi dalam inkubator CO2 5% pada suhu
37oC selama 48 jam. Jumlah sel yang masih hidup
Kulit batang mahkota dewa dipisahkan dari dihitung dengan mikroskop. Aktivitas sitotoksik
kayu, dikeringkan, dirajang halus kemudian di-
yang merupakan kemampuan sampel uji dalam
blender sampai halus dan ditentukan juga kadar air menghambat pertumbuhan sel dinyatakan dalam
simplisia kering. persentase (%) penghambatan berdasarkan rumus:
Ekstraksi
Sebanyak 746,2 g simplisia kulit batang % penghambatan :
mahkota dewa kering dengan kadar air 3,5% yang [ rerata sel dlm kontrol ] [ rerata sel dlm sampel uji ]
telah dihaluskan dimaserasi berturut-turut dengan
pelarut nheksan, etil asetat, dan etanol. Tiap-tiap [ rerata sel dalam kontrol ]
pelarut diulang sebanyak 4-5 kali 9 liter hingga
tidak memberikan bercak pada uji dengan Perhitungan nilai IC50 (inhibitory concentration
kromatografi lapis tipis. Masing-masing filtrat hasil fifty), yaitu konsentrasi zat uji yang dapat
maserasi dikumpulkan dan diuapkan dengan menghambat pertumbuhan sel sebesar 50%,
penguap putar hingga kering, kemudian dilanjutkan dihitung dari kurva regresi linier antara log
pengeringan dengan pompa vakum dalam desikator konsentrasi zat uji dengan nilai probit aktivitas
hingga bobot tetap. penghambatan.
Tabel 1. Hasil ekstraksi serbuk kulit batang mahkota dewa (746,20 g) dan penapisan fitokimia
9
Fase gerak : a. kloroform-metanol (20:1)
9 b. kloroform-metanol-air (6,5:3,5:1)
8 c. kloroform-metanol-air (6:4:1)
8
7 7
Fase diam : silika gel GF254
6 6
5 4
Deteksi : sinar uv 254 nm
5
4
4 3 Penampak : serium sulfat 1% dalam H2SO4 10%
3 3
2 2
2
1 1 1
AcOEt
a b c
Gambar 1. KLT ekstrak n-heksan (a), etil asetat (b), dan etanol (c)
dan air dari kulit batang mahkota dewa terhadap
Uji aktivitas sitotoksik ketiga ekstrak
larva udang Artemia salina Leach menunjukkan
terhadap sel L1210 secara in vitro (Tabel 2),
bahwa ekstrak kloroform (semipolar) memiliki
menunjukkan bahwa nilai IC50 ekstrak n-heksan,
aktivitas tertinggi (Hertiani dkk, 2002). Hal ini
ekstrak etil asetat, dan ekstrak etanol berturut-turut
menunjukkan kecenderungan yang sama bahwa
adalah 13,35 g/ml, 10,15g/ml, dan 12,92 g/ml.
ekstrak etil asetat yang juga semipolar memiliki
Suatu ekstrak dinyatakan memiliki aktivitas
aktivitas tertinggi pada pengujian terhadap sel
inhibisi apabila memiliki nilai IC50 50 g/ml
L1210, meskipun ekstrak n-heksan dan ekstrak
(Mans et al., 2000), dengan demikian ketiga
metanol juga memiliki aktivitas sitotoksik. Hal ini
ekstrak tersebut dinyatakan aktif. Hasil uji
menunjukkan bahwa dalam setiap esktrak, baik non
sitotoksik pada kulit batang terhadap sel L1210 ini
polar, semi polar, maupun polar masing-masing
melengkapi hasil uji sitotoksik ekstrak kulit biji
mengandung komponen yang memiliki aktivitas
dan daging buah yang memiliki aktivitas sitotoksik
sitotoksik.
terhadap sel uji yang sama (Lisdawati, 2002).
Pengujian toksisitas ekstrak kloroform, methanol,
Tabel 2. Hasil uji aktivitas inhibisi ekstrak n-heksan, ekstrak etil asetat, dan ekstrak etanol kulit batang mahkota
dewa terhadap pertumbuhan sel L1210
Fraksinasi ekstrak etil asetat dengan penelitian ini fraksi-fraksi hasil fraksinasi ekstrak
kromatografi kolom. etil asetat masih memberikan nilai IC50 pada
Berdasarkan kenyataan bahwa ekstrak etil rentang antara 8,30 20,87g/ml. Dengan
asetat memiliki aktivitas tertinggi (IC50 10,15 demikian isolat aktif tidak terkonsentrasi pada satu
g/ml) dan memiliki bercak mayor yang terpisah fraksi, melainkan setiap fraksi masih mengandung
dengan baik pada kromatogram lapis tipis, maka komponen aktif.
pada penelitian ini ekstrak etil asetat dipilih untuk Berdasarkan kenyataan bahwa fraksi 5
dipisahkan lebih lanjut dengan kromatografi (0,619 g, IC50 9,53 g/ml) dan fraksi 6 (5,728 g,
kolom. Hasil fraksinasi yang dimonitor dengan IC50 11,56 g/ml) selain memiliki aktivitas tinggi
KLT memberikan delapan fraksi dengan juga memberikan rendemen yang cukup, maka
karakterisasi seperti diperlihatkan pada Tabel 3 kedua fraksi ini dipilih untuk diuji lebih lanjut
(kolom 1-5). aktivitas sitotoksiknya terhadap empat jenis sel
Uji aktivitas sitotoksik terhadap sel L1210 kanker manusia, yaitu servik HeLa, leukemia
dengan cara yang sama seperti uji pada ekstrak THP1, karsinoma paru-paru A549, dan limfoma
menunjukkan semua fraksi memiliki aktivitas HUT78. Dengan menggunakan analisis probit
sitotoksik dengan nilai IC50 < 50 g/ml, dan fraksi seperti perhitungan pada uji terhadap sel L1210,
2 merupakan fraksi yang paling aktif (IC50 8,30 maka nilai IC50 dapat ditentukan (Tabel 4). Hasil
g/ml) diikuti fraksi 5 (9,53 g/ml), fraksi 4 (10,82 uji sitotoksik menunjukkan bahwa kedua fraksi,
g/ml), fraksi 6 (11,56 g/ml), fraksi 3 (12,94 yaitu fraksi 5 dan fraksi 6 memiliki aktivitas
g/ml), fraksi 1 (15,52 g/ml), fraksi 8 (16,77 sitotoksik terhadap keempat sel yang diuji dengan
g/ml) dan fraksi 7 (20,87 g/ml) seperti nilai IC50 antara 4,75 g/ml sampai 14,85 g/ml.
diperlihatan pada Tabel 3 (kolom 6). Kenyataan ini mengindikasikan bahwa komponen
Berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya dalam kedua fraksi tersebut perlu diisolasi lanjut
(Hertiani dkk, 2002) setelah ekstrak kloroform untuk mendapatkan isolat yang berpotensi sebagai
difraksinasi, fraksi-fraksi menunjukkan toksisitas antikanker.
lebih rendah dibanding ekstraknya, sedang dalam
Tabel 4. Nilai IC50 fraksi 5 dan 6 terhadap sel HeLa, THP1, A549, dan HUT78
No Jenis sel Nilai IC50 Fraksi 5 (g/ml) Nilai IC50 Fraksi 6 (g/ml)
7
Zhang, Y-B., Xu, X-J., and LIU, H-M., 2006.
Chemical constituent from mahkota
dewa, J. Asian Nat. Prod. Res., 8(1-2),
119-23.