You are on page 1of 8

E-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 3 Agustus 2015

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN GOUT ARTHRITIS PADA LANJUT USIA


DI PUSKESMAS WAWONASA MANADO

Oktavina J. Lumunon
Hendro Bidjuni
Rivelino Hamel
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email :oktavinalumunon@gmail.com
Abstract :Gout Arthritis is a disease that occurs due to a chronic increase in uric acid concentration I in
plasma. Gout is a buildup of uric acid in the body and abnormalities in purine metabolism. Nutritional
status is a state body that is the end result of a balance between nutrients into the body and utilasinya.
Nutritional status is a state of the body as a result of food consumption and use of nutrients. The purpose
of this study is to determine whether there is a relationship with gouty arthritis nutritional status of the
elderly in Puskesmas Wawonasa Manado. The study design was observational analytic method with
cross sectional design. The population in this study were all elderly who visit the health center
Wawonasa Manado. Samples in this study using a sampling technique is determined purposively
(purposive sampling). The sample was total population of 60 people with the details of 45 women and
15 men. The data is processed using univariate and bivariate by using SPSS (Statistic Program for
Social Science) through Chi Square calculation at 95% significance level (0,05). Results of this study
showed no association between nutritional status and gouty arthritis because the value obtained 0.048.
The conclusion of this study is that there is a relationship between nutritional status and gouty arthritis in
the elderly in Puskesmas Wawonasa Manado. Suggestions in this study for the elderly are advised to
check regularly gouty arthritis / once a month.

Keywords: Nutritional Status, Gout arthritis.

Abstrak :Gout Arthritis adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis konsentrasi
asam urat I dalam plasma. Gout merupakan terjadinya penumpukan asam urat dalam tubuh dan
terjadi kelainan metabolism purin.Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari
keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilasinya.Status gizi adalah keadaan
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.Tujuan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan status gizi dengan gout arthritis pada lanjut usia di
Puskesmas Wawonasa Manado. Desainpadapenelitian iniadalahmetode observasional analitik
dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah seluruh lanjut usia yang berkunjung di
Puskesmas Wawonasa Manado. Sampel menggunakan teknik pengambilan sampel ditentukan
secara purposif (purposive sampling). Sampel penelitian ini adalah total populasi yang berjumlah 60
orang dengan rincian perempuan 45 orang dan laki-laki 15 orang. Data diolah secara univariat dan
bivariat dengan menggunakan program SPSS (Statistic Program for Social Science) melalui
perhitungan Chi Square pada tingkat kemaknaan 95% (0,05). Hasil menunjukkan, ada hubungan
antara status gizi dengan gout arthritis karena nilai yang diperoleh 0,048.Kesimpulan dalam
penelitian ini adalah ada hubungan antara status gizi dengan gout arthritis pada lanjut usia di
wilayah kerja Puskesmas Wawonasa Manado. Saran bagi lanjut usia disarankan untuk melakukan
pemeriksaan gout arthritis secara rutin/sebulan sekali.
Kata Kunci : Status Gizi, Gout arthritis.
E-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 3 Agustus 2015

PENDAHULUAN dan jenis masalahnya terletak pada dua


Keberhasilan pembangunan di suatu negara masalah ekstrim yaitu kekurangan dan
dapat dinilai melalui derajat kesehatan kelebihan (RISKESDAS, 2007).
masyarakat. Indikator yang digunakan untuk Faktor gizi memegang peranan penting,
menilai kesehatan masyarakat ialah angka untuk mencapai sumber daya manusia(SDM)
kesakitan, kematian penduduk, dan usia yang berkualitas. Gizi yang baik akan
harapan hidup.Menurut World Health menghasilkan SDM yang berkualitas yaitu
Organization (WHO) pada tahun 2010, sehat, cerdas dan memiliki fisik yang
harapan hidup orang Indonesia di atas 60 tangguh serta produktif. Perbaikan gizi
tahun mencapai 20,7 juta orang lalu diperlukan pada seluruh siklus kehidupan
bertambah 36 juta orang. Peningkatan usia mulai sejak masa kehamilan (janin), bayi,
harapan hidup (UHH) menyebabkan populasi dan anak balita, pra sekolah, anak SD, remaja
lanjut usia (lebih dari 75 tahun) meningkat dan dewasa sampai usia lanjut (Depkes RI,
secara pesat di negara berkembang (Kinsella 2005). Masalah gizi merupakan masalah
& Suzman 1992; Schlenker 1998 dalam yang multi dimensi, dipengaruhi oleh
Shahar et al. 2007) serta akan berdampak berbagai faktor, seperti : ekonomi,
pada pergeseran pola penyakit dari penyakit pendidikan, sosial budaya, pertanian,
infeksi ke penyakit degeneratif. kesehatan, dll (Balai penelitian dan
Fenomena terjadinya peningkatan pengembangan kesehatan 2002).
jumlah penduduk lansia disebabkan oleh Gout arthritis adalah penyakit yang
penurunan angka fertilitas penduduk, terjadi akibat adanya peningkatan kronis
perbaikan status kesehatan akibat kemajuan konsentrasi asam urat di dalam plasma. Gout
teknologi dan penelitian-penilitian merupakan terjadinya penumpukan asam urat
kedokteran, transisi epidemilogi dari dalam tubuh dan terjadi kelainan
penyakit infeksi menuju penyakit metabolisme purin(Helmi, Zairin Helmi.
degeneratif, perbaikan status gizi yang 2011). Penyakit Gout Arthritis (Asam urat)
ditandai oleh peningkatan kasus obesitas merupakan salah satu penyakit yang banyak
lansia daripada underweightpeningkatan usia dijumpai pada laki-laki usia antara 30-40
harapan hidup (UHH), pergeseran gaya hidup tahun, sedangkan pada wanita umur 55-70
dari urban rural lifestyle menjadi sedentary tahun, insiden wanita jarang kecuali setelah
urban lifestyle, dan peningkatan pendapatan menopause (Tjokroprawiro, 2007). Di
perkapita sebelum krisismoneter melanda Indonesia, Gout arthritis menduduki urutan
Indonesia (Fatmah 2010). kedua setelah osteoarthritis (Dalimartha,
Indonesia sudah menunjukan 2008), prevalensi di Indonesia sendiri
peningkatan status kesehatan dan gizi pada 2- diperkirakan 1,6-13,6/100.000 orang,
3 dekade terakhir.Hal ini ditandai dengan prevalensi ini meningkat seiring dengan
peningkatan umur harapan hidup. Akan meningkatnya umur (Tjokroprawiro, 2007).
tetapi, walaupun terjadi peningkatan status Sosial budaya menjadi salah satu faktor
kesehatan, karena perubahan gaya hidup, yang mempengaruhi kadar asam urat,
keadaan sosial ekonomi dan pengaruh misalkan orang minahasa yang kerap kali
lingkungan, menyebabkan masalah gizi menyediakan makanan yang berlemak setiap
masih cukup dominan. Masalah gizi yang kali mengadakan ritual-ritual adat.
ada di masyarakat menjadi lebih kompleks, Kegemaran makan enak dengan tinggi purin
E-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 3 Agustus 2015

ini sangat memicu terjadinya peningkatan kebiasaan makan makanan yang


kadar asam urat (gout arthritis) karena mengandung purin, sedangkan 5 orang tidak
makanan enak biasanya memiliki kadar memiliki kebiasaan makan makanan yang
lemak yang tinggi (Hardjono, mengandung purin. Dan dari hasil tersebut
2009).Kebiasaan makan adalah faktor didapatkan bahwa ada hubungan antara pola
penting yang berpengaruh kepada status makan dengan kadar asam urat darah. Salah
kesehatan dan kemampuan fisik seorang faktor yang dapat mempengaruhi gout
lanjut usia (Pirlich & lochs 2001 dalam Wiwi arthritis atau asam urat adalah makanan yang
indraswari, 2012). Apabila usia meningkat, dikonsumsi, umumnya makanan yang tidak
jumlah dan frekuensi makan yang seimbang (asupan protein yang mengandung
dikonsumsi akan menurun jika dibandingkan purin terlalu tinggi) (Utami, 2009).
dengan golongan yang lebih muda (Seiler Sesuai data yang didapat pada pasien
2001 dalam Wiiwi indraswari, 2012). lanjut usia yang melakukan pemeriksaan
Salah satu penyakit degeneratif yang laboratorium di puskesmas Wawonasa
sering dialami oleh golongan lansia yaitu Manado sepanjang tahun 2013 mencapai
gout (Wiwi indraswari, 2012).Resiko kurang lebih 200 orang dengan gout arthritis.
terjadinya asam urat akan bertambah apabila Berdasarkan masalah yang telah diuraikan
disertai dengan pola konsumsi makan yang penulis tertarik melakukan penelitian
tidak seimbang. Banyaknya makanan tinggi mengenai Hubungan Status Gizi dengan
purin yang dikonsumsi akan memperbesar Gout Arthritis pada Lanjut usia di Puskesmas
resiko terkena asam urat pada kaum wanita Wawonasa Manado
lanjut usia yang notabene sudah menurun
daya imunitasnya akibat hormon estrogen METODE PENELITIAN
yang tidak diproduksilagi serta menurunnya Desain Penelitianyang digunakan adalah
daya metabolisme tubuh semakin metode observasional analitik dengan
memperbesar resiko terjadinya penyakit rancangan cross sectional atau potong
asam urat (Sylvia, 2006). lintang, dimana semua informasi atau data
Asupan makanan yang baik dapat penelitian di ukur atau dikumpulkan satu kali
mengkontrol kadar asam urat dalam darah. dalam waktu yang bersamaan atau sesaat.
Ada banyak jenis makanan yang dapat Penelitian ini dilaksanakan selama dua
menyebabkan kadar asam urat dalam darah minggu yaitu pada bulan Maret 2015, mulai
menjadi tidak normal, seperti makanan yang dari tanggal 3 Maret-17 Maret 2015.
tinggi purin, makanan yang berprotein tinggi, Penelitian dilakukan di PuskesmasWawonasa
serta berkonsumsi alkohol. Asupan gizi yang Manado.
baik sangat diperlukan untuk membantu Populasi adalah keseluruhan obyek
mengoptimalkan kesehatan dan mencegah penelitian yang akan diteliti. Populasi dalam
terjadinya penyakit gout atau asam penelitian ini adalah seluruh lanjut usia yang
urat.(Arisma, 2004). berkunjung di Puskesmas Wawonasa
Menurut peneliti Pipit Festy di wilayah Manado, dengan rata-rata jumlah pengunjung
kerja Pusekesmas Dr. soetomo pada tanggal lanjut usia per bulan sebanyak 60 orang.
7 mei 2010 mengenai pola makan pada 7 Sampel adalah bagian dari populasi
wanita yang sudah mengalami menopause yang dipilih dengan sampling tertentu
dan menderita gout arthritis (asam urat) di untuk bisa memenuhi atau mewakili
dapatkan hasil bahwa 2 orang mempunyai populasi. Sampel penelitian ini adalah 30
E-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 3 Agustus 2015

orang lanjut usia yang berkunjung di usia. Analisis data yang akan dipakai untuk
Puskesmas Wawonasa Manado selama mengetahui hubungan status gizi dengan
penelitian dilaksanakan. gout arthritis pada lanjut usia dengan
Prosedur pengumpulan data dalam menggunakan statistik uji Chi Square (X2).
penelitian ini dilakukan dengan cara : Dalam melakukan penelitian, peneliti
meminta izin kepada Koordinator Program memperhatikan masalah-masalah etika
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sam penelitian yang meliputi Informed Consent,
Ratulangi untuk melakukan penelitian, Anonimity, Confidentiality.
menajukan surat penelitian di Puskesmas
Wawonasa Manado. Data status gizi HASIL DAN PEMBAHASAN
dikumpulkan dengan cara melakukan Hasil Analisis Univariat:
pengukuran antropometri yaitu pengukuran Subyek yang dijadikan sampel pada
berat badan dan tinggi badan. Berat badan penelitian ini adalah lansia yang ada di
ditimbang dengan menggunakan timbangan Puskesmas Wawonasa yang berumur 60
injak Electronic Personal Scale dengan tahun ke atas yang berjumlah 60
tingkat ketelitian 0,1 kg dan tinggi badan orang.Karakteristik responden dikaji
diukur dengan menggunakan Microtoise berdasarkan distribusi umur dan jenis
yang berkapasitas panjang 200 cm dengan kelamin.
tingkat ketelitian 0,01 cm.Data umum 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
tentang gout arthritis diukur dengan Kelamin
menggunakan alat ukur kadar asam urat Bene Tabel 5.1
Check.Instrumen pada penelitian ini variabel Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
independen(status gizi) menggunakan Kelamin
Lembar observasi, Microtoise, dan Jumlah Persentase
Jenis Kelamin
timbangan injak Elektronic Personal (n) (%)
Scale.Variabel dependen (gout arthritis) Laki-laki 15 25,0
menggunakan Lembar observasi dan alat Perempuan 45 75,0
Bene Check. Total 60 100
Data diolah menggunakan sistem Sumber : Data Primer, 2015
komputerisasi, tahapan-tahapan tersenbbut Hasil penelitian yang ditunjukkan pada
yaitu editing, koding, processing, dan tabel 5.1, tentang distribusi responden
cleaning. berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar
Analisa data yaitu setelah semua data responden adalah perempuan yaitu 45
sudah ada,data yang sudah terkumpul responden (75,0%) dan laki-laki 15
terlebih dahulu diolah dengan cara sistem responden (25,0%).
komputer dengan program SPSS (Statistical 2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Product and Service Solution).Analisa data Tabel 5.2
dalam penelitian ini yaitu Analisa Univariat, Distribusi Responden Berdasarkan Umur
digunakan untuk mengetahui gambaran Umur Jumlah Persentase
deskriptif dari data-data yang dikumpulkan, (Tahun) (n) (%)
seperti distribusi responden berdasarkan jenis 60-74 45 75,0
kelamin, umur, status gizi, dan status gout 75-90 15 25,0
arthritis.Analisa Bivariat, dilakukan untuk Total 60 100
mengukur indeks massa tubuh pada lanjut Sumber : Data Primer, 2015
E-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 3 Agustus 2015

Berdasarkan hasil penelitian yang orang dan jumlah responden yang tidak gout
disajikan pada tabel 5.2, sebagian besar arthritis dengan status gizi lebih (obesitas)
responden memiliki umur pada interval umur dengan responden 15 orang. Sedangkan
60 74 tahun (kelompok elderly age) jumlah responden yang gout arthritis dengan
sebanyak 45 responden (75,0%) intervalumur status gizi normal (tidak obesitas) dengan
75 90 tahun (kelompok old age) sebanyak responden 23 orang dan jumlah responden
15 responden (25,0%). yang tidak gout arthritis dengan status gizi
3. Status Gizi Responden normal (tidak obesitas) dengan responden 10
Tabel 5.3 orang. Berdasarkan analisis statistik
Status Gizi Responden menggunakan chi square dengan bantuan
Jumlah Persentase program SPSS (Statistic Program For Social
Status Gizi
(n) (%) Science) pada tingkat kepercayaan 95%
Obesitas 27 45,0 (0,05) diperoleh nilai 0,048 yang
Tidak Obesitas 33 55,0 menunjukan bahwa ada hubungan antara
Total 60 100 status gizi dengan gout arthritis pada lansia
Sumber : Data Primer, 2015 di wilayah kerja Puskesmas Wawonasa
Gambaran status gizi yang diperoleh dari Manado.
hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.3, Tabel 5.5
menunjukkan sebagian besar lanjut usia Hubungan Status Gizi dengan Gout Arthritis
memiliki status gizi obesitas 27 responden Status Gout Arthritis

(45%) dan sisanya tidak obesitas yaitu 33 Tidak


Gout
Status Gizi Gout Total P
responden (55%). Arthritis
Arthritis
4. Status Gout Arthritis Responden n % n % n %

Tabel 5.4 Obesitas 12 44,4 15 55,6 27 100

Status Gout Arthritis Responden Tidak Obesitas 23 69,7 10 30,3 33 100 0,048
Total 35 58,3 25 41,7 60 100
Jumlah Persentase
Status Gout Sumber : Data Primer, 2015
(n) (%)
Gout Arthritis 35 58,3 Penelitian ini dilakukan dengan jumlah
Tidak Gout 25 41,7 responden 60 orang di wilayah kerja
Arthritis Puskesmas Wawonasa.Hasil penelitian
Total 60 100 tentang distribusi jenis kelamin, sebagian
Sumber : Data Primer, 2015
besar responden adalah perempuan yaitu 45
Hasil penelitian yang disajikan pada tabel
responden (75,0%) dan laki-laki sebanyak 15
5.4, menunjukkan bahwa responden yang
responden (25,0%).Hasil penelitian tentang
gout arthritis berjumlah 35 responden
distribusi responden berdasarkan umur,
(58,3%) dan yang tidak gout arthritis
sebagian besar responden memiiliki interval
berjumlah 25 responden (41,7%).
umur 60 74 tahun (kelompok elderly age)
sebanyak 45 orang, dengan persentase
Hasil Analisis Bivariat:
sebesar (75,0%) dan persentase terkecil
Hubungan Status Gizi dengan Gout Arthritis
adalah umur 75 90 tahun (kelompok old
Hasil penelitian status gizi dan gout arthritis
age) sebanyak 15 orang, dengan persentase
dari 60 responden menunjukkan bahwa
(25,0%).
responden yang gout arthritis dengan status
gizi lebih (obesitas) dengan responden 12
E-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 3 Agustus 2015

Berdasarkan hasil penelitian melalui konsumsi makan yang tidak seimbang.


IMT menunjukan bahwa responden yang Banyaknya makanan tinggi purin yang
sebagian besar lanjut usia memiliki status dikonsumsi akanmemperbesar resiko terkena
gizi obesitas 27 responden (45,0%) dan asam urat pada kaum wanita lanjut usia yang
sisanya yang tidak obesitas yaitu 33 notabene sudah menurun daya imunitasnya
responden (55,0%). Sedangkan untuk gout akibat hormon estrogen yang tidak
arthritis, menurut dari hasil penelitian diproduksi lagi serta menurunnya daya
menunjukkan bahwa responden yang gout metabolisme tubuh semakin memperbesar
arthritis berjumlah 35 responden (58,3%) dan resiko terjadinya penyakit asam urat menurut
yang tidak gout arthritis berjumlah 25 teori (Sylvia, 2006).
responden (41,7%). Asupan makanan yang baik dapat
Berdasarkan hasil penelitian mengkontrol kadar asam urat dalam darah.
menunjukkan bahwa responden yang gout Ada banyak jenis makanan yang dapat
arthritis dengan status gizi lebih (obesitas) menyebabkan kadar asam urat dalam darah
dengan responden 12 orang dan jumlah menjadi tidak normal, seperti makanan yang
responden yang tidak gout arthritis dengan tinggi purin, makanan yang berprotein tinggi,
status gizi lebih (obesitas) dengan responden serta berkonsumsi alcohol. Asupan gizi yang
15 orang.Sedangkan jumlah responden yang baik sangat diperlukan untuk membantu
gout arthritis dengan status gizi normal (tidak mengoptimalkan kesehatan dan mencegah
obesitas) dengan responden 23 orang dan terjadinya penyakit gout atau asam
jumlah responden yang tidak gout arthritis urat.(Arisma, 2004).
dengan status gizi normal (tidak obesitas Hasil penelitian ini juga mendukung
dengan responden 10 orang.Hasil uji statistik penelitian yang dilakukan Pipit Festy di
menunjukan bahwa ada hubungan antara wilayah kerja Pusekesmas Dr. soetomo pada
status gizi dengan gout arthritis pada lansia tanggal 7 mei 2010 mengenai pola makan
di wilayah kerja Puskesmas Wawonasa pada 7 wanita yang sudah mengalami
Manado. menopause dan menderita gout arthritis
Hasil ini didukung oleh teori yang (asam urat) di dapatkan hasil bahwa 2 orang
menjelaskan tentang faktor faktor yang mempunyai kebiasaan makan makanan yang
menyebabkan gout arthritis yang mengandung purin, sedangkan 5 orang tidak
dikemukakan Indriawan, 2009 salah satunya memiliki kebiasaan makan makanan yang
pola makan, asupan yang masuk ketubuh mengandung purin. Dan dari hasil tersebut
juga mempengaruhi kadar asam urat dalam didapatkan bahwa ada hubungan antara pola
darah. Penyakit Gout Arthritis (Asam urat) makan dengan kadar asam urat darah. Salah
merupakan salah satu penyakit yang banyak faktor yang dapat mempengaruhi gout
dijumpai pada laki-laki usia antara 30-40 arthritis atau asam urat adalah makanan yang
tahun, sedangkan pada wanita umur 55-70 dikonsumsi, umumnya makanan yang tidak
tahun, insiden wanita jarang kecuali setelah seimbang (asupan protein yang mengandung
menopause (Tjokroprawiro, 2007). Salah purin terlalu tinggi) (Utami, 2009).
satu penyakit degeneratif yang sering dialami
oleh golongan lansia yaitu gout(Wiwi KESIMPULAN
Indraswari, 2012). Berdasarkan penelitian dan pembahasan
Resiko terjadinya asam urat akan mengenai hubungan status gizi dengan gout
bertambah apabila bila disertai dengan pola arthritis pada lansia di Puskesmas Wawonasa
E-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 3 Agustus 2015

Manado, maka dapat diambil kesimpulan Helmi, Zairin helmi.(2011). Penyakit


sebagai berikut : reumatik gout. Jakarta
1. Gambaran status gizi pada lanjut usia di Indriawan, (2009).Penyakit asam urat.
wilayah kerja Puskesmas Wawonasa Jakarta.
Manado sebagian besar termasuk Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Sam Ratulangi Fakultas
kategori tidak obesitas.
Kedokteran, (2013).Panduan
2. Gambaran gout arthritis pada lanjut usia
penulisan tugas akhir proposal dan
di wilayah kerja Puskesmas Wawonasa skripsi. Manado
Manado sebagian besar termasuk Laporan riset keperawatan dasar
kategori gout. (RISKERDAS). 2007. Badan
3. Setelah penelitian dilakukan ternyata ada penelitian dan pengembangan
hubungan antara status gizi dengan gout kesehatan. Depkes RI
arthritis pada lanjut usia di wilayah kerja Muttaqin, (2008).Penyakit Asam Urat.
Puskesmas Wawonasa Manado. Jakarta.
Mulyo, (2007).Penilaian status gizi. Jakarta.
EGC
DAFTAR PUSTAKA
Notoadmojo, S. (2005).Metodologi
Arikunto, S. (2006).Prosedur penelitian
penelitian kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta
suatu pendekatan praktik.Jakarta:
Nursalam, (2001).Pendekatan praktis
Rineka Cipta.
metodologi riset keperawatan.
Arisman, (2004).Gizi dalam dasar
Jakarta: CV. Sagung Seto.
kehidupan.Jakarta ECG.
Pipit festi, (2010).Hubungan antara pola
Almatsier, (2005).Prinsip dasar ilmu gizi.
makan dengan kadar asam urat
Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
darah pada wanita post menopausedi
Azizah, Lili, (2011). Keperawatan lanjut
Posyandu lansia wilayah kerja
usia. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Puskesmas Dr. Soetomo Surabaya
Astri Safitri, (2012). Deteksi dini penyakit
Purwaningsih.(2009). Skripsi FKM. 2010.
asam urat. Jakarta.
Faktor yang berhubungan dengan
Balai Penelitian dan Pengembangan
kadar asam urat pada wanita
Kesehatan, Departemen Kesehatan
anggota majelis taklim al amin
R.I. Laporan Data Susenas
Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan.
2001.Status kesehatan pelayanan
Sediaoetama, (2010).Ilmu gizi untuk
kesehatan, Perilaku hidup sehat dan
mahasiswa dan profesi. Jakarta. Dian
kesehatan lingkungan. 2002
Rakyat.
Dalimartha, Seiyawan, (2008). Herbal untuk
Sudoyo W.A, (2006). Buku ajar ilmu
pengobatan reumatik. Penebus
penyakit dalam . Jilid III Edisi IV.
Swadaya. Jakarta.
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Departemen kesehatan R.I. 2005.Profil
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
kesehatan Indonesia 2003, menuju
Universitas Indonesia. Jakarta.
Indonesia sehat 2010. Jakarta.
Supariasa I, (2007).Penilaian Status
Departemen Kesehatan.
Gizi.Buku Ajar Kedokteran EGC.
Djokroprawiro, Askandar, dkk (2007). Buku
Jakarta.
ajar ilmu penyakit dalam.Airlangga
Suratum, (2008).Seri ASKEP Gerontik Asam
University Press. Surabaya
Urat. Jakarta. EGC.
Ersi Erliana, STP, (2013). Penyakit asam
Suyanto, (2011).Metodologi dan aplikasi
urat kandas berkat. Jakarta.
penelitian keperawatan.Yogyakarta:
Nuha Medika.
E-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 3 Agustus 2015

Sylvia, Anderson, dkk, (2006). Patofisiologi


konsep klinis proses-proses
penyakit.ECG. Jakarta.
Wiwi Indraswari. Skripsi FKM UH. 2012.
Pola pengasuhan gizi lanjut usia di
puskesmas Lau kecamatan Marus.
Utami, Prapti, dkk, (2009). Solusi sehat asam
urat dan rematik. Penebus Swadaya.
Jakarta.
Wachjudi, Gunadi, dkk, (2006). Diagnosis
dan terapi penyakit reumatik.Segung
seto. Jakarta

You might also like