Professional Documents
Culture Documents
TANJUNGPINANG
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah yang berjudul Unsur Periode Tiga dan
Unsur Transisi Periode Empat ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan alam nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam jahiliyah menuju alam yang kaya
dengan ilmu pengetahuan. Aamiin
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Eka Putra Ramdhani, S.T., M.
Si. yang merupakan dosen pembimbing kami karena dengan bimbingannya kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun menuju
kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.
penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Di jagat raya ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur
kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan unsur-
unsur kimia, yaitu sifat logam,elektron valensi, dan jumlah kulit elektron. Brdasarkan sifat
logamnya, unsur kimia dikelompokan menjadi logam, semilogam, nonlogam, dan gas mulia.
Berdasarkan elektron valensinya unsur kimia dikelompokan menjadi golongan utama dan
transisi. Golongan utama terdiri dari golongan, IA, IIA. IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA.
Adapun golongan transisi dapat dibagi lagi menjadi golongan transisi dalam, lantanida dan
aktinida. Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur kimia dapat dikelompokan
menjadi 7 periode yaitu periode 1 sampai 7. Sifat logam unsur-unsur seperiode dari kiri kekanan
semakin bersifat nonlogam.
Dalam hal ini, Unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang
bervariasi. Unsur-unsur yang terdapat pada periode ketiga adalah Natrium (Na), Magnesium
(Mg), Aluminium (Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Belerang (S), Klor (Cl), dan Argon (Ar). Dari
kiri (Natrium) sampai kanan (Argon), jari-jari unsur menyusut, sedangkan energi ionisasi,
afinitas elektron, dan keelektronegatifan meningkat. Selain itu, terjadi perubahan sifat unsur dari
logam (Na, Mg, Al) menjadi semilogam/metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar).
Unsur logam umumnya membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur semilogam/metaloid
membentuk struktur molekul raksasa (makromolekul). Sementara, unsur nonlogam cenderung
membentuk struktur molekul sederhana. Sebaliknya, unsur gas mulia cenderung dalam keadaan
gas monoatomik. Variasi inilah yang menyebabkan unsur periode ketiga dapat membentuk
berbagai senyawa dengan sifat yang berbeda unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai
bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena
itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-unsur
golongan B, dimulai dari IB VIIIB. Sesuai dengan pengisian elektron pada subkulitnya, unsur
ini termasuk unsur blok d, yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi yang terletak pada
subkulit d dalam konfigurasi elektronnya. Pada bagian ini unsur-unsur transisi yang akan
dibahas adalah unsur transisi pada periode 4, yang terdiri dari skandium (Sc), titanium (Ti),
vanadium (V),krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan
seng (Zn).
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja Unsur-unsur periode ke-3?
2. Apa yang dimaksud dengan unsur transisi?
3. Bagaimana sifat-sifat fisik dan kimia dari unsur transisi?
4. Apa kegunaan unsur transisi dalam kehidupan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Berkurangnya sifat logam unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan disebabkan oleh
harga keelektronegatifannya semakin besar, sehingga semakin sukar membentuk ion positif.
Maka dari itu, sifat logamnya semakin ke kanan semakin berkurang.
Harga dari setiap sifat periodik tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
No Sifat Keperiodikan Na Mg Al Si P S Cl Ar
1 Jari-jari atom (pm) 157 136 125 117 110 104 99 -
2 Energi Ionisasi (kJ 495 738 577 787 1.060 1.000 1.260 1.520
mol-1)
3 Kelektronegatifan 100 1,25 1,45 1,75 2,05 2,45 2,85 -
(skala pauling)
4 Titik Leleh 98 651 660 1.410 44 119 -101 -189
5 Titik Didih (oC) 892 1.107 2.467 2.355 280 445 -35 -186
4
Unsur Periode Na Mg Al Si P S Cl
ketiga
Potensial -2,71 -2,38 -1,66 -0,86 -0,51 +0,36 +1,36
reduksi standar
Kekuatan Sangat kuat kuat Agak Agak lemah Sangat Sangat-
reduktor kuat lemah lemah sangat lemah
Kekuatan Sangat- Sangat lemah Agak Agak Kuat Sangat lemah
oksidator sangat lemah lemah lemah kuat
Harga potensial reduksi standar semakin ke kanan semakin positif. Akibatnya unsur-
unsur tersebut semakin ke kanan semakin mudah mengalami reaksi reduksi. Oleh
karenanya, sifat oksidatornya semakin bertambah dan sifat reduktornya semakin berkurang.
Unsur-unsur periode ketiga makin ke kanan memiliki harga energi ionisasi yang
cenderung bertambah. Hal ini berarti unsur-unsur tersebut makin kuat menarik elektron.
Semakin kuat suatu unsur menarik elektron, sifat basanya semakin berkurang dan sifat
asamnya semakin bertambah.
Aluminium (Al)
Sifat fisik Aluminium
1. Titik leleh 660oC.
2. Titik didih 2.400oC.
3. Sebagai konduktor panas dan listrik yang baik.
4. Kerapatannya 2,7 g/ml.
5. Merupakan logam putih keperakan.
6. Tahan terhadap korosi karena mampu membentuk lapisan oksida pada permukaannya.
Oleh karenanya dapat mencegah reaksi oksidasi lebih lanjut.
Sifat kimia
1. Aluminium bersifat amfoter sehingga dapat bereaksi dengan asam dan basa.
Dengan asam : 2Al + 6HCl 2AlCl3 + 3H2
Dengan basa : 2Al + 2NaOH + 2H2O 2NaAlO2 + 3H2
2. Aluminium merupakan reduktor kuat
Al Al3+ + 3e- EO = 1,66 V
5
3. Aluminium dalam bentuk bubuk mudah terbakar menghasilkan panas reasi sebesar 399
Kkal. 2Al + 3/2 O2 Al2O3 H = -339 Kkal
Cara pembuatan
Dalam industri, logam aluminium dibuat dengan cara elektrolisis lebburan aluminium
oksida. Cara ini ditemukan oleh Charles Martin Hall pada tahun 1886, sehingga prosesnya
dikenal dengan proses Hall. Oksida yang digunakan berupa bauksit yang dicampur dengan
oksida-oksida lain seperti besi oksida, dan silikon oksida.
Langkah pertama sebelum proses elektrolisis auminium adalah memperoleh aluminium
oksida dari bauksit. Bauksit kotor dicuci dengan larutan NaOH pekat untuk memisahkan
Al2O3 dari zat-zat lain yang ada dalam bauksit. Selanjutnya, larutan yang dihasilkan
ditambahkan asam agar terbentuk endapan (Al(OH)3). Kemudian, endapan
Al(OH)3dipanaskan agar agar terurai menjadi Al2O3 murni. Leburan aluminium oksida yang
diperoleh di elektrolisis.
Saat ini, penggunaan kreolit telah digantikan dengan material-material lain. Material ini
memungkinkan proses berjalan pada suhu rendah. Selain itu, lelehan yang terjadi lebih kecil
kerapatannya dibandingkan dengan lelehan yang terbentuk dari kreolit. Oleh karenanya
lelehan aluminium yang terdapat di dsar sel lebih mudah dipisahkan dari kelebihan campuran
antara Al2O3 dengan material penurunan suhu.
Silikon (Si)
Sifat fisik silikon
1. Nomor atom : 14
2. Konfigurasi e- : [Ne] 3s2 3p 2
3. Massa Atom relatif : 28,0855
4. Jari-jari atom : 1,46
5. Titik Didih : 2355 C
6. Titik Lebur : 1410 C
7. Elektronegatifitas : 1,74
8. Energi Ionisasi : 787 kJ/mol
9. Tingkat Oks. Max : 4+
10. Struktur Atom : Kristal Kovalen raksasa
11. Engan : Padat
Cara Pembuatan
Secara komersial, silikon diperoleh dengan cara mereduksi SiO2. Reaksi reduksi ini
dilakukan dalam tungku pembakaran listrik dengan batang karbon atau kalsium karbida
(CaC2). Didalam tungku ini, batang karbon di aliri alur listrik hingga berpijar sehingga
kristal SiO2tereduksi. Reaksi yang terjadi adalah : SiO2(S) + 2C(s) Si(s) + 2CO(g)
Selain dengan reduksi SiO2 silikon juga dapat diperoleh dengan cara memanaskan silikon
tertrahalida. Proses pemanasan ini dilakukan pada suhu tinggi dengan menggunakan
pereduksi gas hidrogen. Reaksi yang terjadi: SiCl4 + 2H2 Si + 4HCl
Fosfor (P)
Sifat-sifat fosfor
Fosfor memiliki dua bentuk alotrop, yaitu fosfor merah dan fosfor putih. Perbedaan sifat
antara fosfor merah dengan fosfor putih dapat dilihat dalam tabel berikut.
9
Sifat umum dari fosfor yaitu:
1. Fosfor mudah beraksi dengan oksigen (O2) membentukoksidanya. Reaksi yang
terjadi: P4 + 5O2 2P2O5
2. Oksidanya fosfor dengan air membentuk asam fosfat (H3PO4) persamaan reaksinya:
P2O5 + 3H2O 2H3PO4
Pembuatan fosfor
a. Pembuatan fosfor putih
Fosfor putih pertama kali dibuat oleh Hening Brand pada tahun 1669. Ilmuan kimia
ini awalnya mebuat fosfor putih dengan cara memanaskan urine dan pasir kemudian
mengkondensasikan uapnya melalui air. Unsur yang diperoleh dapat mengeluarkan
cahaya, sehingga unsur tersebut dinamakan phosphorus.
Selanjutnya, Wohler memperkenalkan cara modern untuk memperoleh fosfor putih.
Caranya dengan mereduksi kalsium fosfat, pasir dan batang karbon pada suhu
1.300oC dalam tungku pembakaran listrik. Fosfor yang diperoleh distilasi kemudian
dikondensasikan di dalam air sebagai molekul P4.
Reaksi utama terjadi adalah:
2Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C 6CaSiO3 + 10CO + P4
Uap P4 dan CO selanjutnya dikondensasi kedalam air hingga diperoleh kristal fosfor
putih murni. Fosfor putih sangat reaktif terhadap oksigen sehingga terbakar dan
menghasilkan gelembung-gelembung. Oleh karena itu fosfor disimpan dalam air.
b. Pembuatan fosfor merah
Fosfor merah dibuat dengan cara memanaskan fosfor putih. Fosfor merah dalam
keadaan murni dapat diperoleh dengan cara kristalisasi larutanya menggunakan Pb.
Namun, fosfor merah sulit diperoleh dalam keadaan murni.
Belerang (S)
Sifat-sifat belerang
a. Belerang mempunyai dua bentuk alotropi, yaitu belerang monoklin dan belerang
rhombik. Belerang monoklin ditemukan diatas suhu 96oC dan dibawah suhu 96oC
belerang lebih stabil dalam bentuk rhombik. Keadaan seperti ini dinamakan sifat
enantiotropi belerang. Suhu 96oC merupakan suhu peralihan dan pada suhu ini terjadi
kesetimbangan dari belerang monoklin ke belerang rhombik.
b. Larut dalam pelarut-pelarut organik seperti alkohol (C2H5O4), karbon disulfida (CS2),
dan eter (CH3-O-OH3), tetapi tidak larut dalam air.
11
Beberapa senyawa belerang yang penting
a. Belerang dioksida (SO2)
Belerang dioksida terbentuk dari reaksi pembakaran senyawa-senyawa belerang. Selain
itu, dapat juga dengan cara memanaskan sulfida-sulfida logam di udara. Sementara itu di
laboratorium, belerang dioksida diperoleh dengan cara mereaksikan garam-garam sulfit dengan
asam kuat.
Misalnya : Na2SO3 + H2SO4 Na2SO4 + SO2 + H2O
Belerang dioksida banyak dihasilkan di negara-negara industri. Senyawa ini dibebaskan
ke udara dan sebagian teroksidasi menjadi belerang trioksida (SO3). Apabila terjadi huajn, maka
baik SO2 dan SO3 akan terlarut dalam air hujan menghasilkan senyawa asam dan turun di bumi
sebagai hujan asam (acid rain).
Hujan asam membawa dampak negatif bagi lingkungan maupun ekosistem air. Hujan
asam dapat menurunkan pH air laut dan air sungai, sehingga mengakibatkan kerusakan bagi
ekosistem air dan tumbuh-tumbuhan. Hujan asam juga bersifat korosif sehingga dapat merusak
bangunan.
b. Belerang trioksida (SO3)
Belerang trioksida dihasilkan dengan cara mengoksidasi belerang dioksida dengan oksida.
2SO2 + O2 2CO3
Pada suhu kamar, belerang trioksida berbentuk padat. Padatan SO3 mudah menguap.
Apabila SO3 dilarutkan kedalam air akan menghasilkan asam sulfat (H2SO4).
SO3 + H2O H2SO4
Proses kontak dengan proses kamar timbal mempunyai persamaan dan perbedaan.
Persamaan : bahan dasar SO2 dari pembakaran belerang.
Perbedaan : katalis yang digunakan pada proses kamar timbal adalah campuran NO dan
NO2 (uap nietreusa).
Hasil kemurniannya:
1) Proses kontak : 98100%
2) Proses kamar timbal : 77%
12
2. Sifat-sifat asam sulfat
a. Asam sulfat murni merupakan cairan yang tidak berwarna
b. Merupakan asam kuat yang larut ke dalam air dengan menghasilkan suhu tinggi.
c. Merupakan oksidator dan dehidrator sehingga digunakan sebagai zat pengering.
13
2.2 Unsur Transisi
Unsur transisi terletak antara unsur golongan alkali tanah dan golongan boron,
merupakan unsur logam dan unsur-unsur blok d dalam sistem periodik. Adapun sifat-sifat
khas dari unsur transisi yaitu mempunyai berbagai bilangan oksidasi, kebanyakan
senyawanya bersifat paramagnetik, senyawa berwarna, dan unsur transisi dapat membentuk
senyawa kompleks. Semua sifat-sifat khas itu akibat dari konfigurasi elektron pada orbital d
belum terisi penuh. Unsur transisi dalam bentuk logam umumnya bersifat keras, tahan
panas, penghantar panas dan listrik yang baik serta bersifat inert. Ada beberapa
pengecualiaan untuk logam transisi. Tembaga (Cu) bersifat lunak dan mudah ditarik.
Mangan (Mn) dan besi (Fe) bersifat sangat reaktif terutama dengan oksigen, halogen, sulfur,
dan non logam lain (seperti karbon dan boron).
B. Sifat Logam
Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap, dan penghantar
listrik dan panas yang baik. Perak merupakan unsur transisi yang mempunyai konduktivitas
listrik paling tinggi pada suhu kamar dan tembaga di tempat kedua. Dibandingkan dengan
14
golongan IA dan IIA, unsur logam transisi lebih keras, punya titik leleh, titik didih, dan
kerapatan lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena unsur transisi berbagi elektron pada kulit d
dan s, sehingga ikatannya semakin kuat.
Kecuali seng logam-logam transisi memiliki elektron-elektron yang berpasangan.
Hal ini lebih memungkinkan terjadinya ikatan-ikatan logam dan ikatan kovalen antar atom
logam transisi. Ikatan kovalen tersebut dapat terbentuk antara elektron-elektron yang
terdapat pada orbital d. Dengan demikian, kisi kristal logam-logam transisi lebih sukar
dirusak dibanding kisi kristal logam golongan utama. Itulah sebabnya logam-logam transisi
memiliki sifat keras, kerapatan tinggi, dan daya hantar listrik yang lebih baik dibanding
logam golongan utama.
C. Bilangan Oksidasi
Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dan
+2, unsur-unsur logam transisi mempunyai bilangan oksidasi yang lebih sejenis. Hal ini
disebabkan karena beberapa atau semua elektron pada orbital d dapat digunakan bersama-
sama dengan elektron valensi (elektron pada orbital s) dalam membentuk senyawa.
D. Ion Berwarna
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan
timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena elektron dapat bergerak
ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak. Pada golongan transisi,
subkulit 3d yang belum terisi penuh menyebabkan elektron pada subkulit itu menyerap
energi cahaya, sehingga elektronnya tereksitasi dan memancarkan energi cahaya dengan
warna yang sesuai dengan warna cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke
keadaan dasar.
Tabel 1. Ion Berwarna Untuk Unsur Transisi.
Unsur Ion Warna
Sc Sc3+ Tak berwarna
Ti Ti2+ Ungu
Ti3+ Ungu-hijau
Ti4+ Tak berwarna
2+
V V Ungu
V3+ Hijau
VO2+ Biru
15
VO43- Merah
Cr Cr2+ Biru
Cr3+ Hijau
CrO42- Kuning
Cr2O72- Jingga
Mn Mn2+ Merah muda
Mn3+ Merah cokelat
MnO42- Hijanu
MnO4- Ungu
Fe Fe2+ Hijau
Fe3+ Jingga
Co Co2+ Merah muda
Co3+ Biru
Ni Ni2+ Hijau
Cu Cu+ Tak berwarna
Cu2+ Biru
Zn Zn2+ Tak berwarna
16
Senyawa unsur transisi umumnya berwarna. Hal ini disebabkan perpindahan elektron
yang terjadi pada pengisian subkulit d dengan pengabsorbsi sinar tampak. Senyawa Sc dan
Zn tidak berwarna.
17
Oleh sebab itu, mineral dari logam-logam transisi pada umumnya dalam bentuk
oksida atau sulfida dan sebagian dalam bentuk senyawa karbonat. Jika dilihat pada Tabel 2,
tampak bahwa bentuk oksida merupakan mineral paling banyak ditemukan di alam sebab
hampir semua material alam mengandung oksigen. Mineral dapat dijadikan sumber material
untuk memproduksi bahan-bahan komersial yang disebut bijih logam.
d. Skandium (Sc)
Scandium adalah unsur yang jarang terdapat di alam. Walaupun ada, umumnya
terdapat dalam bentuk senyawa dengan biloks +3. Misalnya, ScCl3, Sc2O3, dan Sc2(SO4)3.
Sifat-sifat senyawa skandium semuanya mirip, tidak berwarna dan bersifat diamagnetik. Hal
ini disebabkan dalam semua senyawanya skandium memiliki konfigurasi elektron ion Sc3+,
sedangkan sifat warna dan kemagnetan ditentukan oleh konfigurasi elektron dalam orbital d.
Logam skandium dibuat melalui elektrolisis lelehan ScCl3. Dalam jumlah kecil, scandium
digunakan sebagai filamen lampu yang memiliki intensitas tinggi.
Gambar 1. Scandium
Penggunaan utamanya dari segi isi padu adalah aloi aluminium-skandium untuk peralatan
sukan (basikal, bet besbol, senjata api, dan sebagainya) yang memerlukan bahan berprestasi
tinggi. Apabila dicampur dengan aluminium.
e. Titanium (Ti)
Titanium merupakan unsur yang tersebar luas dalam kulit bumi (sekitar 0,6%
massa kulit bumi). Oleh karena kerapatan titanium relatif rendah dan kekerasan tinggi,
titanium banyak dipakai untuk bahan struktural, terutama pesawat terbang bermesin jet,
seperti Boeing 747. Mesin pesawat terbang memerlukan bahan yang bermassa ringan, keras,
dan stabil pada suhu tinggi. Selain ringan dan tahan suhu tinggi, logam titanium tahan
terhadap cuaca sehingga banyak digunakan untuk material, seperti pipa, pompa, tabung
reaksi dalam industri kimia, dan mesin mobil. Umumnya, senyawa titanium digunakan
sebagai pigmen warna putih. Titanium (IV) oksida merupakan material padat yang
digunakan sebagai pigmen putih dalam kertas, cat, plastik, fiber sintetik, dan kosmetik.
Sumber utama titanium(IV) oksida adalah bijih rutil (matrik TiO2) dan ilmenit (FeTiO3).
18
Rutil diolah dengan klorin membentuk TiCl4 yang mudah menguap, kemudian dipisahkan
dari pengotor dan dibakar menjadi TiO2. Senyawa titanium(III) dapat diperoleh melalui
reduksi senyawa titan yang memiliki biloks +4. Dalam larutan air, Ti3+ terdapat sebagai ion
Ti(H2O)63+ berwarna ungu, yang dapat dioksidasi menjadi titanium(IV) oleh udara.
Titanium(II) tidak stabil dalam bentuk larutan, tetapi lebih stabil dalam bentuk oksida padat
sebagai TiO atau sebagai senyawa halida TiX2.
Gambar 2. Titanium
f. Vanadium (V)
Vanadium tersebar di kulit bumi sekitar 0,02% massa kulit bumi. Sumber utama
vanadium adalah vanadit, Pb3(VO4)2. Vanadium umumnya digunakan untuk paduan dengan
logam besi dan titanium. Vanadium(V) oksida digunakan sebagai katalis pada pembuatan
asam sulfat. Logam vanadium murni diperoleh melalui reduksi elektrolitik leburan garam
VCl2. Logam vanadium menyerupai baja berwarna abu-abu dan bersifat keras serta tahan
korosi. Untuk membuat paduan tidak perlu logam murninya. Contohnya, ferrovanadium
dihasilkan melalui reduksi campuran V2O5 dan Fe2O3 oleh aluminium, kemudian
ditambahkan besi untuk membentuk baja vanadium, baja sangat keras yang digunakan pada
bagian mesin dan poros as.
Gambar 3. Vanadium
Vanadium banyak digunakan dalam industri-industri seperti :
a. Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi
seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi,
b. Untuk membuat logam campuran,
c. Oksida vanadium (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat
dengan proses kontak.
19
g. Kromium (Cr)
Bijih kromium paling murah adalah kromit, FeCr2O4, yang dapat direduksi oleh
karbon menghasilkan ferrokrom. FeCr2O4(s) + 4C(s) Fe2Cr(s) + 4C(g)
Logam kromium banyak digunakan untuk membuat pelat baja dengan sifat keras, getas, dan
dapat mempertahankan permukaan tetap mengkilap dengan cara mengembangkan lapisan
film oksida. Kromium dapat membentuk senyawa dengan biloks +2, +3, +6.
Gambar 4. Warna hijau emerald pada baju perhiasan disebabkan adanya ion Cr3+
h. Mangan (Mn)
Mangan relatif melimpah di alam (0,1% kulit bumi). Salah satu sumber mangan
adalah batuan yang terdapat di dasar lautan dinamakan pirolusit. Suatu batuan yang
mengandung campuran mangan dan oksida besi. Kegunaan umum mangan adalah untuk
membuat baja yang digunakan untuk mata bor (pemboran batuan). Mangan terdapat dalam
semua biloks mulai dari +2 hingga +7, tetapi umumnya +2 dan +7. Dalam larutan, Mn 2+
membentuk Mn(H2O)62+, yang berwarna merah muda. Mangan(VII) terdapat sebagai ion
permanganat (MnO4) yang banyak digunakan sebagai pereaksi analitik. Pembuatan
feromangan dilakukan dengan mereduksiMnO2 dengan campuran besi oksida dan karbon.
Reaksinya: MnO2 + Fe2O3 + 5C Mn + 2Fe + 5CO.
20
Gambar 5. Mangan
i. Besi (Fe)
Besi merupakan logam yang cukup melimpah dalam kulit bumi (4,7%). Besi murni
berwarna putih kusam yang tidak begitu keras dan sangat reaktif terhadap zat oksidator
sehingga besi dalam udara lembap teroksidasi oleh oksigen dengan cepat membentuk karat.
Gambar 6. Besi
Besi umumnya ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite Logam Besi
bereaksi dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut : Fe(s) + 2H+(aq) Fe2+(aq) + H2(g)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe3+.
Sementara larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang dapat
menghambat reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan
tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam),
FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam). Ion Fe2+ dapat dengan mudah
teroksidasi menjadi ion Fe3+ bila terdapat gas oksigen yang cukup dalam larutan Fe2+.
Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III) adalah Fe2O3 (coklat-merah) dan
FeCl3 (coklat).
j. Kobalt (Co)
Walaupun kobalt relatif jarang terdapat di alam, tetapi dapat ditemukan dalam bijih
smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS) dalam kadar yang memadai jika diproduksi secara
ekonomis. Kobalt bersifat keras, berwarna putih kebiruan, dan banyak digunakan untuk
membuat paduan, seperti baja perak (stainless steel). Baja perak merupakan paduan antara
besi, tembaga, dan tungsten yang digunakan dalam instrumentasi dan alat-alat kedokteran.
21
Gambar 7. Isotop kobalt digunakan untuk perawatan pasien kanker
Kobalt (Co): Unsur cobalt diproduksi ketika hidroksida hujan, akan timbul hipoklorit
sodium (NaOCl) . Berikut reaksinya :
2Co2+(aq) + NaOCl(aq) + 4OH-(aq) + H2O 2Co(OH)3(s) + NaCl(aq)
Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk membentuk oksida dan
kemudian ditambah dengan karbon sehingga terbentuklah unsur kobalt metal. Berikut
reaksinya
2Co(OH)3 (heat) Co2O3 + 3H2O
2Co2O3 + 3C 4Co(s) + 3CO2(g)
k. Nikel (Ni)
Kelimpahan nikel dalam kulit bumi berada pada peringkat ke-24, terdapat dalam
bijih bersama-sama dengan arsen, antimon, dan belerang. Logam nikel berwarna putih
seperti perak dengan konduktivitas termal dan listrik tinggi, tahan terhadap korosi, dan
digunakan untuk melapisi logam yang lebih reaktif. Nikel juga digunakan secara luas dalam
bentuk paduan dengan besi membentuk baja.
Gambar 8. Paduan logam nikel dengan tembaga membentuk alloy yang disebut monel,
digunakan untuk membuat baling-baling kapal laut.
Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk
dengan kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah
sebagai berikut:
22
a. Pengeringan.
Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang
dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.
b. Kalsinasi dan Reduksi
Kalsinasi dan reduksi di Tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih,
mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.
c. Peleburan
Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga
terbentuk fasa lelehan matte dan terak
d. Pengkayaan
Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27
persen menjadi di atas 75 persen.
e. Granulasi dan Pengemasan
Granulasi dan pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi
butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.
l. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious metal).
Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral, seperti Pirit.
Tembaga (kalkopirit) CuFeS2, bornit (Cu3FeS3), kuprit (Cu2O), melakonit (CuO), malasit
(CuCO3.Cu(OH)2)(Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4). Semua senyawa
Tembaga (I) bersifat diamagnetik dan tidak berwarna (kecuali Cu2O yang berwarna merah),
sedangkan semua senyawa Tembaga (II) bersifat paramagnetik dan berwarna. Senyawa
hidrat yang mengandung ion Cu2+ berwarna biru. Beberapa contoh senyawa yang
mengandung Tembaga (II) adalah CuO (hitam), CuSO4.5H2O (biru), dan CuS (hitam).
Tembaga memiliki sifat konduktor listrik sangat baik sehingga banyak digunakan
sebagai penghantar listrik, misalnya untuk kabel listrik (Gambar 9).
23
Selain itu, tembaga tahan terhadap cuaca dan korosi. Walaupun tembaga tidak begitu
reaktif, tetapi dapat juga terkorosi. Warna kemerah-merahan dari tembaga berubah menjadi
kehijau-hijauan akibat terkorosi oleh udara membentuk patina.
m. Zink (Zn)
Merupakan logam cukup keras, terang berwarna putih kebiruan, tahan dalam udara
lembab dibanding Fe. Hal ini disebabkan diatas lapisan permukaan seng terbentuk lapisan
karbonat basa (Zn2(OH)2CO3) yang dapat menghambat oksidasi lebih lanjut. Karena sifat
tersebut, maka seng banyak digunakan untuk melapisi logam besi (disebut kaleng). Seng
(Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende (ZnS), sebagai senyawa
karbonat kelamin (ZnCO3), dan senyawa silikat seperti hemimorfit (ZnO.ZnSiO3.H2O).
Kegunaan zink yaitu:
a. Digunakan sebagai elektroda pada elektroda (katoda) pada sel elektrokimia dan untuk
pembuatan paduan logam.
b. ZnO digunakan untuk bahan cat untuk memberikan warna putih dan digunakan untuk
pembuatan salep seng (ZnO-vaselin).
c. Logam ini digunakan untuk membentuk berbagai campuran logam dengan metal lain.
Logam seng telah diproduksi dalam abad ke-13 di Indina dengan mereduksi
calamine dengan bahan-bahan organik seperti kapas. Logam ini ditemukan kembali di
Eropa oleh Marggraf di tahun 1746, yang menunjukkan bahwa unsur ini dapat dibuat
dengan cara mereduksi calamine dengan arang. Bijih-bijih seng yang utama adalah
sphalerita (sulfida), smithsonite (karbonat), calamine (silikat) dan franklinite (zine,
manganese, besi oksida). Satu metoda dalam mengambil unsur ini dari bijihnya adalah
dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk oksida dan mereduksi oksidanya
dengan arang atau karbon yang dilanjutkan dengan proses distilasi.
24
2.5 Dampak Keberadaan Unsur Tansisi Bagi Kehidupan
25
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Unsur-unsur periode ketiga dikelompokan menjadi 3 berikut:
- Kelompok unsur logam : Na, Mg, Al
- Kelompok unsur semilogam : Si
- Kelompok unsur nonlogam : P, S, Cl, dan Ar
2. Unsur Transisi yaitu Unsur yang terletak antara unsur golongan alkali tanah dan
golongan boron, merupakan unsur logam dan unsur-unsur blok d dalam sistem
periodik.
26
DAFTAR PUSTAKA
Harnanto. Ari. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan
http:/purba.blogspot.com/2012/11/unsur-unsurperiode3.html.
http://sunardi.blogspot.com/2009/09/makala-unsurperodeke3.html.
http://www.scribd.com/doc/35189708/Kelimpahan-Unsur-Di-Alam
http://akatsukispread.wordpress.com/2011/05/24/kimia
https://id.wikipedia.org/wiki/Logam_transisi
27
Pertanyaan dan Jawaban dari Diskusi pada Tanggal 5 April 2017
1. Bagaimana sistem kerja Larutan Co2+ yang digunakan sebagai tinta rahasia untuk
mengirim pesan dan juga dalam sistem peramalan cuaca?
Jawaban:
Sistem kerjanya dilakukan dengan permainan warna. Untuk larutan Co2+ yang berwarna
merah jambu sering digunakan untuk tinta rahasia karena sifatnya yang mudah menyerap
pada kertas sehingga cocok digunakan untuk tinta rahasia pada militer dalam
penyampaian surat rahasia. Dan untuk Kertas yang mengandung Co2+ biru digunakan
dalam sistem peramalan cuaca.
2. Apakah sifat dari nikel saat di buat menjadi aloy akan menghilangkan sifat aslinya?
Berikan alasan!
Jawaban:
Tidak, karena percampuran aloy tersebut bertujuan untuk membuat nikel bekerja
melindungi campuran logam lainnya agar tidak berkarat, itu dilakukan karena nikel
mempunyai sifat tahan terhadap korosi. Untuk sifat nikel lainnya seperti konduktivitas
termal dan listrik tinggi tidak hilang dari sifat nikel saat dijadikan aloy, nikel akan
memiliki sifat tersebut jika dialiri aliran listrik.
3. Fosfor merupakan unsur nonlogam tetapi mengapa dipakai pada proses produksi logam,
kaca dan semen?
Jawaban:
Setelah dikaji melalui literatur ternyata fosfor memiliki empat efek besar pada logam
terutama besi: peningkatan kekerasan dan kekuatan, temperatur solidus rendah, fluiditas
meningkat, dan sesak dingin. Tergantung pada tujuan penggunaan untuk besi, efek ini
baik atau buruk.
M. Ikhsan (Kelompok 5)
28
Ove Roza Putri R.linge (Kelompok 2)
6. Mengapa unsur-unsur transisi periode keempat dari kiri ke kanan jari-jari atomnya relatif
tidak berubah?
Jawaban:
Disebabkan karena pengisian elektron dari Scandium sampai Zink masuk pada subkulit
3d yang merupakan bagian dari kulit ketiga padahal kulit keempat (4s) sudah terisi,
sehingga pengaruhnya terhadap pertambahan jari-jari elektron sangat kecil bahkan
kadang-kadang tidak berpengaruh sama sekali.
7. Salah satu pemanfaatan logam kromium adalah untuk membuat baja stainless steel.
Bagaimana komposisi dan kegunaan stainless steel?
Jawaban:
Untuk membuat stainless steel minimum mengandung 10,5 % kromium. Kegunaannya
sebagai baja tahan karat.
8. Besi yang didapat dari tanur tinggi tidak dapat langsung digunakan, tetapi diolah dulu
menjadi baja. Apa prinsip pengolahan besi menjadi baja? Tuliskan proses pengolahan
besi menjadi baja!
Jawaban :
Prinsip pengolahan besi menjadi baja yaitu penurunan kadar karbon dan penghilangan
pengotor dan penambahan logam paduan. Tahapannya adalah
a. Menurunkan kadar karbon dari 3-4% dalam besi kasar menjadi 0-1,5% dalam
baja.
b. Membuang Si, Mn, dan P yang kadarnya dalam besi kasar sekitar 1% melalui
pembentukan terak bersama-sama dengan pengotor lainnya.
29
c. Menambahkan unsur alise, seperti Cr, Ni, Mn, V, Mo, dan W agar diperoleh baja
sesuai dengan yang diinginkan.
Fujiana (Kelompok 1)
30