You are on page 1of 33

KIMIA UNSUR

Dosen Pembimbing : Eka Putra Ramdhani, S.T., M.Si

UNSUR PERIODE 3 DAN TRANSISI PERIODE 4

Disusun oleh Kelompok 4 :

MARISHA RAMADANI (150384204010)

VABIOLA ANGGRIANI SAKRI (150384204022)

RYZKIE AKBAR DIPAMARANNU (150384204038)

HANNIKY PERTIWI (150384204048)

DIAH AYU SUSILOWATI (150384204029)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah yang berjudul Unsur Periode Tiga dan
Unsur Transisi Periode Empat ini dapat terselesaikan.

Sholawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan alam nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam jahiliyah menuju alam yang kaya
dengan ilmu pengetahuan. Aamiin

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Eka Putra Ramdhani, S.T., M.
Si. yang merupakan dosen pembimbing kami karena dengan bimbingannya kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun menuju
kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.

Tanjungpinang, 25 Februari 2017

penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................................. i

Daftar Isi ....................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3

2.1 Unsur-Unsur Periode 3 ..................................................................................................... 3


2.2 Unsur Transisi ................................................................................................................... 14
2.3 Sifat-sifat Unsur Transisi .................................................................................................. 14
2.3.1 Sifat Fisik Unsur Transisi ..................................................................................... 14
2.3.2 Sifat Kimia Unsur Transisi ................................................................................... 16
2.4 Kegunaan Unsur Transisi dalam Kehidupan .................................................................... 17
2.5 Dampak Keberadaan Unsur Tansisi Bagi Kehidupan ...................................................... 25

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 26

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 26

Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 27

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di jagat raya ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur
kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan unsur-
unsur kimia, yaitu sifat logam,elektron valensi, dan jumlah kulit elektron. Brdasarkan sifat
logamnya, unsur kimia dikelompokan menjadi logam, semilogam, nonlogam, dan gas mulia.
Berdasarkan elektron valensinya unsur kimia dikelompokan menjadi golongan utama dan
transisi. Golongan utama terdiri dari golongan, IA, IIA. IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA.
Adapun golongan transisi dapat dibagi lagi menjadi golongan transisi dalam, lantanida dan
aktinida. Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur kimia dapat dikelompokan
menjadi 7 periode yaitu periode 1 sampai 7. Sifat logam unsur-unsur seperiode dari kiri kekanan
semakin bersifat nonlogam.
Dalam hal ini, Unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang
bervariasi. Unsur-unsur yang terdapat pada periode ketiga adalah Natrium (Na), Magnesium
(Mg), Aluminium (Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Belerang (S), Klor (Cl), dan Argon (Ar). Dari
kiri (Natrium) sampai kanan (Argon), jari-jari unsur menyusut, sedangkan energi ionisasi,
afinitas elektron, dan keelektronegatifan meningkat. Selain itu, terjadi perubahan sifat unsur dari
logam (Na, Mg, Al) menjadi semilogam/metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar).
Unsur logam umumnya membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur semilogam/metaloid
membentuk struktur molekul raksasa (makromolekul). Sementara, unsur nonlogam cenderung
membentuk struktur molekul sederhana. Sebaliknya, unsur gas mulia cenderung dalam keadaan
gas monoatomik. Variasi inilah yang menyebabkan unsur periode ketiga dapat membentuk
berbagai senyawa dengan sifat yang berbeda unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai
bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena
itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-unsur
golongan B, dimulai dari IB VIIIB. Sesuai dengan pengisian elektron pada subkulitnya, unsur
ini termasuk unsur blok d, yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi yang terletak pada
subkulit d dalam konfigurasi elektronnya. Pada bagian ini unsur-unsur transisi yang akan
dibahas adalah unsur transisi pada periode 4, yang terdiri dari skandium (Sc), titanium (Ti),
vanadium (V),krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan
seng (Zn).
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja Unsur-unsur periode ke-3?
2. Apa yang dimaksud dengan unsur transisi?
3. Bagaimana sifat-sifat fisik dan kimia dari unsur transisi?
4. Apa kegunaan unsur transisi dalam kehidupan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa saja Unsur-unsur periode ke-3.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan unsur transisi.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan kimia dari unsur transisi.
4. Untuk mengetahui kegunaan unsur transisi dalam kehidupan.

1.4 Manfaat Penulisan


Dari tujuan yang diharapkan penulis dalam makalah ini dapat ditarik beberapa manfaat baik
untuk pembaca maupun penulis sendiri, yaitu:
1. Bagi Pembaca
Pembaca dapat menambah pengetahuannya mengenai unsur periode tiga dan unsur
transisi periode empat.
2. Bagi Penulis
Penulisan makalah ini menjadi suatu pembelajaran, sebagai pengetahuan kami untuk
lebih mengetahui berbagai pengetahuan mengenai unsur periode tiga dan unsur transisi
periode empat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Unsur-Unsur Periode 3


Unsur-unsur periode ketiga memiliki jumlah kulit elektron yang sama yaitu tiga kulit.
Akan tetapi konfigurasi elektron dari masing-masing unsur berbeda, hal ini akan menyebabkan
sifat-sifat kimia yang berbeda. Dari kiri ke kanan unsur periode ketiga berturut-turut adalah
natrium (Na),magnesium (Mg), aluminium (Al), silikon (Si), fosfor (P), belerang (S), klor(Cl)
dan argon (Ar). Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam, Si semilogam, P, S dan Cl nonlogam,
Ar gas mulia. Unsur-unsur tersebut mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut:
Unsur Konfigurasi Elektron
11Na [Ne] 3s1
12Mg [Ne] 3s2
13Al [Ne] 3s2 3p1
14Si [Ne] 3s2 3p2
15P [Ne] 3s2 3p3
16S [Ne] 3s2 3p4
17Cl [Ne] 3s2 3p5
18Ar [Ne] 3s2 3p6

Sifat-Sifat Unsur Periode Ketiga.


a. Sifat Logam dan Non Logam Unsur-Unsur periode ketiga
Secara fisis, unsur-unsur periode ketiga dikelompokan ke dalaam 3 sifat, yaitu logam,
semilogam, dan non logam. Sifat dari unsur logam adalah mengilap, massa jenis tinggi, titik
lebur tinggi, dapat dibentuk, dan mempunyai kekerasan serta daya hantar listrik tinggi.
Unsur nonlogam bersifat tidak mengilap, rapuh, kekerasan rendah, massa jenis dan titik
leburnya rendah, serta daya hantar listrik kecil. Sedangkan unsur semilogam memiliki
sebagian sifat unsur logam dan non logam.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat logam semakin berkurang. Oleh karenanya
unsur-unsur periode ketiga dikelompokan menjadi 3 berikut.
1. Kelompok unsur logam : Na, Mg, Al
2. Kelompok unsur semilogam : Si
3. Kelompok unsur nonlogam : P, S, Cl, dan Ar.

3
Berkurangnya sifat logam unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan disebabkan oleh
harga keelektronegatifannya semakin besar, sehingga semakin sukar membentuk ion positif.
Maka dari itu, sifat logamnya semakin ke kanan semakin berkurang.

b. Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur-unsur Periode Ketiga


Sifat keperiodikan unsur-unsur periode ketiga meliputi jari-jari atom, energi ionisasi,
kelektronegatifan, titik leleh, dan titik didih.

Harga dari setiap sifat periodik tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

No Sifat Keperiodikan Na Mg Al Si P S Cl Ar
1 Jari-jari atom (pm) 157 136 125 117 110 104 99 -
2 Energi Ionisasi (kJ 495 738 577 787 1.060 1.000 1.260 1.520
mol-1)
3 Kelektronegatifan 100 1,25 1,45 1,75 2,05 2,45 2,85 -
(skala pauling)
4 Titik Leleh 98 651 660 1.410 44 119 -101 -189
5 Titik Didih (oC) 892 1.107 2.467 2.355 280 445 -35 -186

c. Sifat Reduktor dan Oksidator Unsur-Unsur Periode Ketiga


Sifat reduktor dan oksidator berkaitan dengan jari-jari atom. Dalam satu periode, dari kiri
ke kanan jari-jari atom semakin kecil. Oleh karena itu, semakin sukar melepaskan elektron
atau semakin sukar teroksidasi. Berarti sifat reduktornya semakin lemah. Sebaiknya, atom
dengan jari-jari kecil akan mudah menerima elektron atau semakin mudah tereduksi.
Artinya sifat oksidatornya semakin kuat.
Sifat reduktor dan oksidator juga dapat ditentukan dari besarnya harga potensial reduksi
standar (EO) masing-masing unsur dalam periode ketiga.

4
Unsur Periode Na Mg Al Si P S Cl
ketiga
Potensial -2,71 -2,38 -1,66 -0,86 -0,51 +0,36 +1,36
reduksi standar
Kekuatan Sangat kuat kuat Agak Agak lemah Sangat Sangat-
reduktor kuat lemah lemah sangat lemah
Kekuatan Sangat- Sangat lemah Agak Agak Kuat Sangat lemah
oksidator sangat lemah lemah lemah kuat

Harga potensial reduksi standar semakin ke kanan semakin positif. Akibatnya unsur-
unsur tersebut semakin ke kanan semakin mudah mengalami reaksi reduksi. Oleh
karenanya, sifat oksidatornya semakin bertambah dan sifat reduktornya semakin berkurang.
Unsur-unsur periode ketiga makin ke kanan memiliki harga energi ionisasi yang
cenderung bertambah. Hal ini berarti unsur-unsur tersebut makin kuat menarik elektron.
Semakin kuat suatu unsur menarik elektron, sifat basanya semakin berkurang dan sifat
asamnya semakin bertambah.

Aluminium (Al)
Sifat fisik Aluminium
1. Titik leleh 660oC.
2. Titik didih 2.400oC.
3. Sebagai konduktor panas dan listrik yang baik.
4. Kerapatannya 2,7 g/ml.
5. Merupakan logam putih keperakan.
6. Tahan terhadap korosi karena mampu membentuk lapisan oksida pada permukaannya.
Oleh karenanya dapat mencegah reaksi oksidasi lebih lanjut.

Sifat kimia
1. Aluminium bersifat amfoter sehingga dapat bereaksi dengan asam dan basa.
Dengan asam : 2Al + 6HCl 2AlCl3 + 3H2
Dengan basa : 2Al + 2NaOH + 2H2O 2NaAlO2 + 3H2
2. Aluminium merupakan reduktor kuat
Al Al3+ + 3e- EO = 1,66 V

5
3. Aluminium dalam bentuk bubuk mudah terbakar menghasilkan panas reasi sebesar 399
Kkal. 2Al + 3/2 O2 Al2O3 H = -339 Kkal
Cara pembuatan
Dalam industri, logam aluminium dibuat dengan cara elektrolisis lebburan aluminium
oksida. Cara ini ditemukan oleh Charles Martin Hall pada tahun 1886, sehingga prosesnya
dikenal dengan proses Hall. Oksida yang digunakan berupa bauksit yang dicampur dengan
oksida-oksida lain seperti besi oksida, dan silikon oksida.
Langkah pertama sebelum proses elektrolisis auminium adalah memperoleh aluminium
oksida dari bauksit. Bauksit kotor dicuci dengan larutan NaOH pekat untuk memisahkan
Al2O3 dari zat-zat lain yang ada dalam bauksit. Selanjutnya, larutan yang dihasilkan
ditambahkan asam agar terbentuk endapan (Al(OH)3). Kemudian, endapan
Al(OH)3dipanaskan agar agar terurai menjadi Al2O3 murni. Leburan aluminium oksida yang
diperoleh di elektrolisis.
Saat ini, penggunaan kreolit telah digantikan dengan material-material lain. Material ini
memungkinkan proses berjalan pada suhu rendah. Selain itu, lelehan yang terjadi lebih kecil
kerapatannya dibandingkan dengan lelehan yang terbentuk dari kreolit. Oleh karenanya
lelehan aluminium yang terdapat di dsar sel lebih mudah dipisahkan dari kelebihan campuran
antara Al2O3 dengan material penurunan suhu.

Kegunaan dan senyawanya


1. Banyak dipakai dalam industri pesawat terbang karena aluminium bersifat ringan.
2. Sebagai katalis pada industri plastik
3. Digunakan untuk mereduksi oksida-oksida logam seperti MnO2 dan CrO3.
4. Sebagai thermit, yaitu campuran antara serbuk aluminium dengan oksida besi, digunakan
untuk mengelas baja, karena reaksinya menghasilkan kalor yang cukup tinggi.
2Al + Fe2O3 Al2O3 + 2Fe H = -185 Kkal
5. Garam sulfatnya (Al2(SO4)3 . 17H2O) digunakan dalam proses pewarnaan di industri
tekstil dan digunakan di industri kertas.
6. Untuk membuat logam campuran agar menghasilkan paduan yang lebih keras, lebih kuat,
dan lebih tahan karat.
Contoh:
Duralumin (96% Al, 4% Cu) sangat tahan karat
Alnico (50% Fe, 20% Ni, 20% Al, 10% Co) Magnet yang sangat kuat
Magnalium ( 90% Al, 10% Mg) Membuat pesawat terbang
7. Untuk membuat konstruksi bangunan
6
8. Dipakai pada berbagai macam aloi
9. Tawas sebagai penjernih air
10. Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar angkasa
11. Membuat berbagai alat masak
12. Menghasilkan permata bewarna-warni: Sapphire, Topaz, dll

Keberadaan di alam dan mineralnya


Di alam aluminium banyak dijumpai dalam bentuk silikat, yaitu aluminium silikat
(KalSi3O6) dengan mineral karolit (Na3AlF6). Aluminium silikat dalam keadaan murni
dikenal dengan tanah liat proselin atau kaolin. Sementara itu, aluminium silikat kurang
disebut tanah liat. Selain dalam bentuk silikat dan mineral, aluminium dapat juga ditemukan
dalam bentuk oksidasinya yaitu Al2O3. Oksida aluminium ini mempunyai berbagai bentuk,
diantaranya sebagai batu permata yang mengandung air dan batu yang sangat kasar. Batu
kasar ini dikenal dengan baukasit.

Silikon (Si)
Sifat fisik silikon
1. Nomor atom : 14
2. Konfigurasi e- : [Ne] 3s2 3p 2
3. Massa Atom relatif : 28,0855
4. Jari-jari atom : 1,46
5. Titik Didih : 2355 C
6. Titik Lebur : 1410 C
7. Elektronegatifitas : 1,74
8. Energi Ionisasi : 787 kJ/mol
9. Tingkat Oks. Max : 4+
10. Struktur Atom : Kristal Kovalen raksasa
11. Engan : Padat

Sifat Kimia Silikon


Silikon bersifat semikonduktor sehingga banyak digunakan untuk membuat transistor,
kalkulator, mikrokomputer, dan serat sel-sel energi matahari. Untuk dapat membuat alat-alat
tersebut diperlukan silikon ultra murni. Silikon murni dapat diperoleh dengan cara mereduksi
campuran pasir dengan gas klorin sambil dipanaskan. Reduksi ini menghasilkan cairan
SiCl4 yang titik didihnya cukup rendah (58OC). Selanjutnya SiCl4 yang terbentuk diuapkan
7
dan uap SiO4 segera direaksikan dengan gas H2 agar tereduksi kembali menjadi silikon yang
betul-betul murni. Persamaan reaksinya: SiCl4(g) + 2H2(g) Si(s) + 4HCl(s)

Cara Pembuatan
Secara komersial, silikon diperoleh dengan cara mereduksi SiO2. Reaksi reduksi ini
dilakukan dalam tungku pembakaran listrik dengan batang karbon atau kalsium karbida
(CaC2). Didalam tungku ini, batang karbon di aliri alur listrik hingga berpijar sehingga
kristal SiO2tereduksi. Reaksi yang terjadi adalah : SiO2(S) + 2C(s) Si(s) + 2CO(g)
Selain dengan reduksi SiO2 silikon juga dapat diperoleh dengan cara memanaskan silikon
tertrahalida. Proses pemanasan ini dilakukan pada suhu tinggi dengan menggunakan
pereduksi gas hidrogen. Reaksi yang terjadi: SiCl4 + 2H2 Si + 4HCl

Kegunaan dan senyawanya


1. Dipakai dalam pembuatan kaca
2. Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
3. Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga
4. Untuk membuat enamel
5. Untuk membuat IC

Senyawa-senyawa siikon yang penting yakni:


i. Gelas dan kaca
Gelas dan kaca merupakan senyawa silikon yang sudah dimanfaatkan sejak
zaman Mesompotamia dan Mesir purba. Gelas dan kaca merupakan campuran senyawa-
senyawa silikat. Gelas dibuat dengan cara memanaskan campuran Na2CO3 dan
CaCO3dengan pasir (SiO2) pada suhu 1.500oC. proses ini menghasilkan campuran
natrium silikat dan kalsium silikat.
Na2CO3 + SiO2 Na2SiO3 + CO2
CaCO3 + SiO2 CaSiO3 + CO2
Campuran ini merupakan jenis gelas yang umum digunakan untuk membuat botol
dan berbagai peralatan kaca.
ii. Semen
Semen merupakan senyawa silikon yang terdiri atas campuran kalsium dan
kalsium aluminat. Semen dibuat dengan cara memanaskan batuan yang mengandung
batu kapur (CaCO3) dengan tanah liat (Al2O3.2SiO2.2H2O) dengan perbandingan tertentu
pada suhu sekitar 1.500 oC. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
8
CaCO3 CaO + CO2
Al2O3.2SiO2.2H2O + 3CaO Ca(AlO2)2 + 2CaSiO3 + 2H2O

Keberadaanya di alam dan mineralnya


Di alam silikon ditemukan dalam bentuk mineral. Mineral-mineral silikon yang banyak
ditemukan diantaranya ortoklase (K2O.Al2O3.6SiO2), kaoulin (Al2O3.SiO2.2H2O), atau albit
(Na2O.Al2O3.6SiO2). selain sebagai mineral juga dapat ditemukan sebagai silikat atau
sebagai silikon dioksida (SiO2). Senyawa silikon dioksida dapat ditemui dalam berbagai
bentuk diantaranya pasir kuarsa dan sebagai batu-batuan seperti akik dan opal. Tanah liat
yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik juga mengandung silikon.
Sementara itu, senyawa silikon yang berasal dari jasad renik misalnya tanah diatome.

Fosfor (P)
Sifat-sifat fosfor
Fosfor memiliki dua bentuk alotrop, yaitu fosfor merah dan fosfor putih. Perbedaan sifat
antara fosfor merah dengan fosfor putih dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel perbedaan Sifat Fosfor Merah dengan Fosfor Putih

No Sifat-sifat Fosfor Merah Fosfor Putih


1 Bentuk kristal Amorf Tetrahedron
2 Titik didih Menyublim tanpa meleleh 280o
pada suhu 420 oC
3 Titik lebur >44o C 44,1oC
4 Massa jenis 2,05 2,34 g/cm3 1,83 g/cm3
5 Kelarutan Tidak larut dalam pelarut Larutan dalam CS2, atau terpentin
eter, terpentin, atau CS2 tetapi tidak larut dalam air
6 Sifat racun Tidak beracun Beracun
7 Kereaktifan Tidak reaktif Sangat reaktif dan harus disimpan
dalam air
8 Kestabilan Stabil terhadap suhu Tidak stabil pada suhu tertentu
terhadap suhu
9 Sifat dalam Tidak bersinar dalam gelap Bersinar dalam gelap
keadaan gelap

9
Sifat umum dari fosfor yaitu:
1. Fosfor mudah beraksi dengan oksigen (O2) membentukoksidanya. Reaksi yang
terjadi: P4 + 5O2 2P2O5
2. Oksidanya fosfor dengan air membentuk asam fosfat (H3PO4) persamaan reaksinya:
P2O5 + 3H2O 2H3PO4

Pembuatan fosfor
a. Pembuatan fosfor putih
Fosfor putih pertama kali dibuat oleh Hening Brand pada tahun 1669. Ilmuan kimia
ini awalnya mebuat fosfor putih dengan cara memanaskan urine dan pasir kemudian
mengkondensasikan uapnya melalui air. Unsur yang diperoleh dapat mengeluarkan
cahaya, sehingga unsur tersebut dinamakan phosphorus.
Selanjutnya, Wohler memperkenalkan cara modern untuk memperoleh fosfor putih.
Caranya dengan mereduksi kalsium fosfat, pasir dan batang karbon pada suhu
1.300oC dalam tungku pembakaran listrik. Fosfor yang diperoleh distilasi kemudian
dikondensasikan di dalam air sebagai molekul P4.
Reaksi utama terjadi adalah:
2Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C 6CaSiO3 + 10CO + P4
Uap P4 dan CO selanjutnya dikondensasi kedalam air hingga diperoleh kristal fosfor
putih murni. Fosfor putih sangat reaktif terhadap oksigen sehingga terbakar dan
menghasilkan gelembung-gelembung. Oleh karena itu fosfor disimpan dalam air.
b. Pembuatan fosfor merah
Fosfor merah dibuat dengan cara memanaskan fosfor putih. Fosfor merah dalam
keadaan murni dapat diperoleh dengan cara kristalisasi larutanya menggunakan Pb.
Namun, fosfor merah sulit diperoleh dalam keadaan murni.

Kegunaan dan senyawanya


Fosfor mempunyai berbagai kegunaan yang bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari.
Kegunaan fosfor tersebut diantaranya sebagai berikut.
a. Digunakan untuk membuat dinding korek dalam indurtri korek api.
b. Untuk membuat asam fosfat
c. Sebagai bahan dasar pada pembuatan pupuk fosfat dan superfosfat, amhopos, atau
NPK di industri pupuk.
d. Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
e. Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
10
f. Pemisah sulfur dari besi dan baja
g. Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan
h. Untuk membuat lampu kilat
i. Sebagai katalis reaksi organik

Keberadaannya dialam dan mineralnya.


Di alam fosfor ditemukan tidak dalam bentuk keadaan bebas melainkan dalam bentuk
senyawa. Sebagian besar fosfor ditemukan dalam bentuk mineral-mineral apatit seperti
Ca9(PO4)6.CaF2, Ca9(PO4)6.CaCl2, atau Ca9(PO4)6.Ca(OH)2. Selain itu fosfor juga
ditemukan dalam mineral fosforit seperti Ca3(PO4)2. Dalam jasad hidup, fosfor dapat kita
jumpai dalam putih telur, tulang, dan fosfolipid. Keberadaan fosfor dalam bahan-bahan
tersebut sebagai senyawa fosfat berperan penting dalam DNA dan pembentukan
membran. Selain itu sennyawa fosfat juga terdapat dalam tanah pertanian.

Belerang (S)
Sifat-sifat belerang
a. Belerang mempunyai dua bentuk alotropi, yaitu belerang monoklin dan belerang
rhombik. Belerang monoklin ditemukan diatas suhu 96oC dan dibawah suhu 96oC
belerang lebih stabil dalam bentuk rhombik. Keadaan seperti ini dinamakan sifat
enantiotropi belerang. Suhu 96oC merupakan suhu peralihan dan pada suhu ini terjadi
kesetimbangan dari belerang monoklin ke belerang rhombik.
b. Larut dalam pelarut-pelarut organik seperti alkohol (C2H5O4), karbon disulfida (CS2),
dan eter (CH3-O-OH3), tetapi tidak larut dalam air.

Kegunaan belerang dan senyawanya


Belerang merupakan salah satu unsur periode ketiga yang mempunyai banyak kegunaan.
Kegunaan belerang tersebut diantaranya sebagai berikut:
a. Sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat.
b. Asam sulfat sangat diperlukan dalam berbagai industri, karena merupakan bahan
baku di pabrik obat, pupuk, detergen, atau pengolahan logam.
c. Sebagai bahan baku pembuatan korek api
d. Sebagai bahan pada proses vulkanisasi karet
e. Seng sulfida digunakan sebagai bahan pelapis pada layar televisi.

11
Beberapa senyawa belerang yang penting
a. Belerang dioksida (SO2)
Belerang dioksida terbentuk dari reaksi pembakaran senyawa-senyawa belerang. Selain
itu, dapat juga dengan cara memanaskan sulfida-sulfida logam di udara. Sementara itu di
laboratorium, belerang dioksida diperoleh dengan cara mereaksikan garam-garam sulfit dengan
asam kuat.
Misalnya : Na2SO3 + H2SO4 Na2SO4 + SO2 + H2O
Belerang dioksida banyak dihasilkan di negara-negara industri. Senyawa ini dibebaskan
ke udara dan sebagian teroksidasi menjadi belerang trioksida (SO3). Apabila terjadi huajn, maka
baik SO2 dan SO3 akan terlarut dalam air hujan menghasilkan senyawa asam dan turun di bumi
sebagai hujan asam (acid rain).
Hujan asam membawa dampak negatif bagi lingkungan maupun ekosistem air. Hujan
asam dapat menurunkan pH air laut dan air sungai, sehingga mengakibatkan kerusakan bagi
ekosistem air dan tumbuh-tumbuhan. Hujan asam juga bersifat korosif sehingga dapat merusak
bangunan.
b. Belerang trioksida (SO3)
Belerang trioksida dihasilkan dengan cara mengoksidasi belerang dioksida dengan oksida.
2SO2 + O2 2CO3
Pada suhu kamar, belerang trioksida berbentuk padat. Padatan SO3 mudah menguap.
Apabila SO3 dilarutkan kedalam air akan menghasilkan asam sulfat (H2SO4).
SO3 + H2O H2SO4

c. Asam sulfat (H2SO4)


1. Pembuatan asam sulfat
Dalam dunia industri asam sulfat dibuat de-ngan 2 cara, yaitu:
a) Menurut proses kontak.
b) Menurut proses bilik timbal/kamar timbal.

Proses kontak dengan proses kamar timbal mempunyai persamaan dan perbedaan.
Persamaan : bahan dasar SO2 dari pembakaran belerang.
Perbedaan : katalis yang digunakan pada proses kamar timbal adalah campuran NO dan
NO2 (uap nietreusa).
Hasil kemurniannya:
1) Proses kontak : 98100%
2) Proses kamar timbal : 77%
12
2. Sifat-sifat asam sulfat
a. Asam sulfat murni merupakan cairan yang tidak berwarna
b. Merupakan asam kuat yang larut ke dalam air dengan menghasilkan suhu tinggi.
c. Merupakan oksidator dan dehidrator sehingga digunakan sebagai zat pengering.

3. Kegunaan asam sulfat.


a. Asam sulfat dengan kadar 25% digunakan sebagai elektrolit, untuk pengisi aki pada
kendaraan bermotor, dipasarkan dengan nama air aki (accu zuur)
b. Asam sulfat sebagai bahan pembersih logam pada galvanisasi dan penyepuhan.
c. Asam sulfat digunakan pada proses pemurnian minyak bumi dan pada pembuatan
berbagai produk industri seperti tekstil, penyamakan kulit, zat warna, atau obat-obatan.
d. Asam sulfat sebagai bahan baku pembuaatan pupuk ZA (zwavel zuur ammonia).
e. Asam sulfat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat senyawa-senyawa sulfat
seperti :
NaHSO4 digunakan sebagai pembersih kamar mandi untuk melarutkan endapan dan
air sadah/air ledeng
Na2SO4 (garam Glauber) dan MgSO4 (garam Inggris) sebagai obat pencahar
ZnSO4 sebagai obat emesis (obat pembuat muntah)
Al2(SO4)3 (tawas) sebagai zat penjernih air
BaSO4 pigmen putih untuk membuat cat
CaSO4 (gips) untuk menyambung tulang patah atau retak
CuSO4.5H2O (terusi) sebagai fungisida atau pembasmi jamur pada tanaman atau kayu
FeSO4.7H2O sebagai bahan pembuat tinta

Keberadaan belerang di alam dan mineralnya


Unsur belerang mudah ditemukan, baik dalam keadaan bebas maupun dalam bentuk
senyawa. Dalam bentuk unsur bebas, belerang banyak terdapat di dekat kawah gunung berapi
dan ada sebagian yang berada di dalam tanah. Di indonesia, unsur belerang banyak ditemukan di
daerah Dieng. Sementara itu, dalam bentuk senyawa, belerang dapat ditemukan sebagai sulfida
dan sulfat. Sulfida yang banyak ditemukan yaitu timbal glans (PbS), seng blende (ZnS), tembaga
kis (CuS), dan yang paling banyak yaitu pirit (FeS). Sebagai senyawa sulfat, belerang ditemukan
dalam batu tahu atau gips anhidrit (CaSO4), barium sulfat (BaSO4), dan magnesium sulfat
(MgSO4). Selain ditemukan dalam keadaan bebas dan sebagai sulfida dan sulfat belerang dapat
juag ditemukan dalam hewan sebagai penyusun putih telur dan tanah pertanian.

13
2.2 Unsur Transisi
Unsur transisi terletak antara unsur golongan alkali tanah dan golongan boron,
merupakan unsur logam dan unsur-unsur blok d dalam sistem periodik. Adapun sifat-sifat
khas dari unsur transisi yaitu mempunyai berbagai bilangan oksidasi, kebanyakan
senyawanya bersifat paramagnetik, senyawa berwarna, dan unsur transisi dapat membentuk
senyawa kompleks. Semua sifat-sifat khas itu akibat dari konfigurasi elektron pada orbital d
belum terisi penuh. Unsur transisi dalam bentuk logam umumnya bersifat keras, tahan
panas, penghantar panas dan listrik yang baik serta bersifat inert. Ada beberapa
pengecualiaan untuk logam transisi. Tembaga (Cu) bersifat lunak dan mudah ditarik.
Mangan (Mn) dan besi (Fe) bersifat sangat reaktif terutama dengan oksigen, halogen, sulfur,
dan non logam lain (seperti karbon dan boron).

2.3 Sifat-Sifat Unsur Transisi


Unsur-unsur transisi di dalam sistem periodik unsur dinyatakan sebagai unsur
golongan B. Golongan ini dimulai dari IB, II, IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIIIB.
Berdasarkan konfigurasi elektronnya, unsur-unsur transisi terletak pada blok d dalam sistem
periodik unsur. Unsur-unsur transisi periode 4, yaitu Skandium (Sc) Titanium (Ti),
Vanadium (V), krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co) nikel (Ni), tembaga (Cu),
dan seng (Zn).

2.3.1 Sifat Fisik Unsur Transisi


A. Sifat Magnetik pada Unsur Transisi
Pada umumnya unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik karena mempunyai
elektron yang tidak berpasangan pada orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan
semakin kuat jika jumlah elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya semakin banyak.
Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn bersifat paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn bersifat
diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni bersifat feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan
paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat.

B. Sifat Logam
Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap, dan penghantar
listrik dan panas yang baik. Perak merupakan unsur transisi yang mempunyai konduktivitas
listrik paling tinggi pada suhu kamar dan tembaga di tempat kedua. Dibandingkan dengan

14
golongan IA dan IIA, unsur logam transisi lebih keras, punya titik leleh, titik didih, dan
kerapatan lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena unsur transisi berbagi elektron pada kulit d
dan s, sehingga ikatannya semakin kuat.
Kecuali seng logam-logam transisi memiliki elektron-elektron yang berpasangan.
Hal ini lebih memungkinkan terjadinya ikatan-ikatan logam dan ikatan kovalen antar atom
logam transisi. Ikatan kovalen tersebut dapat terbentuk antara elektron-elektron yang
terdapat pada orbital d. Dengan demikian, kisi kristal logam-logam transisi lebih sukar
dirusak dibanding kisi kristal logam golongan utama. Itulah sebabnya logam-logam transisi
memiliki sifat keras, kerapatan tinggi, dan daya hantar listrik yang lebih baik dibanding
logam golongan utama.

C. Bilangan Oksidasi
Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dan
+2, unsur-unsur logam transisi mempunyai bilangan oksidasi yang lebih sejenis. Hal ini
disebabkan karena beberapa atau semua elektron pada orbital d dapat digunakan bersama-
sama dengan elektron valensi (elektron pada orbital s) dalam membentuk senyawa.

D. Ion Berwarna
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan
timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena elektron dapat bergerak
ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak. Pada golongan transisi,
subkulit 3d yang belum terisi penuh menyebabkan elektron pada subkulit itu menyerap
energi cahaya, sehingga elektronnya tereksitasi dan memancarkan energi cahaya dengan
warna yang sesuai dengan warna cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke
keadaan dasar.
Tabel 1. Ion Berwarna Untuk Unsur Transisi.
Unsur Ion Warna
Sc Sc3+ Tak berwarna
Ti Ti2+ Ungu
Ti3+ Ungu-hijau
Ti4+ Tak berwarna
2+
V V Ungu
V3+ Hijau
VO2+ Biru

15
VO43- Merah
Cr Cr2+ Biru
Cr3+ Hijau
CrO42- Kuning
Cr2O72- Jingga
Mn Mn2+ Merah muda
Mn3+ Merah cokelat
MnO42- Hijanu
MnO4- Ungu
Fe Fe2+ Hijau
Fe3+ Jingga
Co Co2+ Merah muda
Co3+ Biru
Ni Ni2+ Hijau
Cu Cu+ Tak berwarna
Cu2+ Biru
Zn Zn2+ Tak berwarna

2.3.2 Sifat Kimia Unsur Transisi


A. Kereaktifan
Dari data potensial elektroda, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki harga
potensial elektroda negatif kecuali Cu (E = + 0,34 volt). Ini menunjukkan logam-logam
tersebut dapat larut dalam asam kecuali tembaga. Kebanyakan logam transisi dapat bereaksi
dengan unsur-unsur nonlogam, misalnya oksigen, dan halogen.
2Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s)
Skandium dapat bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen.
2Se(s) + 6H2O(l) 3H2(g) + 2Sc(OH)3(aq)

B. Pembentukan Ion Kompleks


Semua unsur transisi dapat membentuk ion kompleks, yaitu suatu struktur dimana
kation logam dikelilingi oleh dua atau lebih anion atau molekul netral yang disebut ligan.
Antara ion pusat dengan ligan terjadi ikatan kovalen koordinasi, dimana ligan berfungsi
sebagai basa Lewis (penyedia pasangan elektron).
Contoh: [Cu(H2O)4]2+ [Fe(CN)6]4+ [Cr(NH3)4 Cl2]+

16
Senyawa unsur transisi umumnya berwarna. Hal ini disebabkan perpindahan elektron
yang terjadi pada pengisian subkulit d dengan pengabsorbsi sinar tampak. Senyawa Sc dan
Zn tidak berwarna.

2.4 Kegunaan Unsur Transisi dalam Kehidupan


Umumnya unsur-unsur transisi periode keempat terdapat dalam bentuk oksida,
sulfida, dan karbonat. Hanya tembaga yang dapat ditemukan dalam keadaan bebas maupun
dalam bentuk senyawanya. Hal ini disebabkan tembaga tergolong unsur logam yang relatif
sukar dioksidasi. Keberadaan unsur-unsur transisi dalam bentuk oksidasi dan sulfida
disebabkan unsur-unsur logam yang berasal dari perut bumi terdesak menuju kerak bumi
akibat tekanan magma. Selama dalam perjalanan menuju kerak bumi, unsur-unsur logam
bereaksi dengan belerang atau oksigen yang terdapat di kerak bumi sehingga terbentuk
mineral dari unsur-unsur transisi.

Tabel 2. Sumber Mineral Unsur Transisi

Logam Mineral Komposisi


Titanium Rutil TiO2
Ilmenit FeTiO3
Vanadium Vanadit Pb3(VO4)2
Kromium Kromit FeCr2O4
Mangan Pirolusit MnO2
Besi Hematit Fe2O3
Magnetit Fe3O4
Pirit FeS
Siderit FeCO3
Kobalt Smaltit CoAs2
Kobaltit CoAsS
Nikel Nikelit NiS
Tembaga Kalkosit Cu2S
Kalkofirit CuFeS
Malasit Cu2CO3(OH)2
Seng Spalerit ZnS
Sumber: General Chemistry , 1990

17
Oleh sebab itu, mineral dari logam-logam transisi pada umumnya dalam bentuk
oksida atau sulfida dan sebagian dalam bentuk senyawa karbonat. Jika dilihat pada Tabel 2,
tampak bahwa bentuk oksida merupakan mineral paling banyak ditemukan di alam sebab
hampir semua material alam mengandung oksigen. Mineral dapat dijadikan sumber material
untuk memproduksi bahan-bahan komersial yang disebut bijih logam.

d. Skandium (Sc)
Scandium adalah unsur yang jarang terdapat di alam. Walaupun ada, umumnya
terdapat dalam bentuk senyawa dengan biloks +3. Misalnya, ScCl3, Sc2O3, dan Sc2(SO4)3.
Sifat-sifat senyawa skandium semuanya mirip, tidak berwarna dan bersifat diamagnetik. Hal
ini disebabkan dalam semua senyawanya skandium memiliki konfigurasi elektron ion Sc3+,
sedangkan sifat warna dan kemagnetan ditentukan oleh konfigurasi elektron dalam orbital d.
Logam skandium dibuat melalui elektrolisis lelehan ScCl3. Dalam jumlah kecil, scandium
digunakan sebagai filamen lampu yang memiliki intensitas tinggi.

Gambar 1. Scandium
Penggunaan utamanya dari segi isi padu adalah aloi aluminium-skandium untuk peralatan
sukan (basikal, bet besbol, senjata api, dan sebagainya) yang memerlukan bahan berprestasi
tinggi. Apabila dicampur dengan aluminium.

e. Titanium (Ti)
Titanium merupakan unsur yang tersebar luas dalam kulit bumi (sekitar 0,6%
massa kulit bumi). Oleh karena kerapatan titanium relatif rendah dan kekerasan tinggi,
titanium banyak dipakai untuk bahan struktural, terutama pesawat terbang bermesin jet,
seperti Boeing 747. Mesin pesawat terbang memerlukan bahan yang bermassa ringan, keras,
dan stabil pada suhu tinggi. Selain ringan dan tahan suhu tinggi, logam titanium tahan
terhadap cuaca sehingga banyak digunakan untuk material, seperti pipa, pompa, tabung
reaksi dalam industri kimia, dan mesin mobil. Umumnya, senyawa titanium digunakan
sebagai pigmen warna putih. Titanium (IV) oksida merupakan material padat yang
digunakan sebagai pigmen putih dalam kertas, cat, plastik, fiber sintetik, dan kosmetik.
Sumber utama titanium(IV) oksida adalah bijih rutil (matrik TiO2) dan ilmenit (FeTiO3).

18
Rutil diolah dengan klorin membentuk TiCl4 yang mudah menguap, kemudian dipisahkan
dari pengotor dan dibakar menjadi TiO2. Senyawa titanium(III) dapat diperoleh melalui
reduksi senyawa titan yang memiliki biloks +4. Dalam larutan air, Ti3+ terdapat sebagai ion
Ti(H2O)63+ berwarna ungu, yang dapat dioksidasi menjadi titanium(IV) oleh udara.
Titanium(II) tidak stabil dalam bentuk larutan, tetapi lebih stabil dalam bentuk oksida padat
sebagai TiO atau sebagai senyawa halida TiX2.

Gambar 2. Titanium
f. Vanadium (V)
Vanadium tersebar di kulit bumi sekitar 0,02% massa kulit bumi. Sumber utama
vanadium adalah vanadit, Pb3(VO4)2. Vanadium umumnya digunakan untuk paduan dengan
logam besi dan titanium. Vanadium(V) oksida digunakan sebagai katalis pada pembuatan
asam sulfat. Logam vanadium murni diperoleh melalui reduksi elektrolitik leburan garam
VCl2. Logam vanadium menyerupai baja berwarna abu-abu dan bersifat keras serta tahan
korosi. Untuk membuat paduan tidak perlu logam murninya. Contohnya, ferrovanadium
dihasilkan melalui reduksi campuran V2O5 dan Fe2O3 oleh aluminium, kemudian
ditambahkan besi untuk membentuk baja vanadium, baja sangat keras yang digunakan pada
bagian mesin dan poros as.

Gambar 3. Vanadium
Vanadium banyak digunakan dalam industri-industri seperti :
a. Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi
seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi,
b. Untuk membuat logam campuran,
c. Oksida vanadium (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat
dengan proses kontak.

19
g. Kromium (Cr)
Bijih kromium paling murah adalah kromit, FeCr2O4, yang dapat direduksi oleh
karbon menghasilkan ferrokrom. FeCr2O4(s) + 4C(s) Fe2Cr(s) + 4C(g)
Logam kromium banyak digunakan untuk membuat pelat baja dengan sifat keras, getas, dan
dapat mempertahankan permukaan tetap mengkilap dengan cara mengembangkan lapisan
film oksida. Kromium dapat membentuk senyawa dengan biloks +2, +3, +6.

Gambar 4. Warna hijau emerald pada baju perhiasan disebabkan adanya ion Cr3+

Adapun kegunaan kromium antara lain sebagai berikut :


a. Khromium digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan
membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna.
b. Kebanyakan khromium digunakan dalam proses pelapisan logam utntuk menghasilkan
permukaan logam yang keras dan indah dan juga dapat mencegah korosi.
c. Khromium juga luas digunakan sebagai katalis.

h. Mangan (Mn)
Mangan relatif melimpah di alam (0,1% kulit bumi). Salah satu sumber mangan
adalah batuan yang terdapat di dasar lautan dinamakan pirolusit. Suatu batuan yang
mengandung campuran mangan dan oksida besi. Kegunaan umum mangan adalah untuk
membuat baja yang digunakan untuk mata bor (pemboran batuan). Mangan terdapat dalam
semua biloks mulai dari +2 hingga +7, tetapi umumnya +2 dan +7. Dalam larutan, Mn 2+
membentuk Mn(H2O)62+, yang berwarna merah muda. Mangan(VII) terdapat sebagai ion
permanganat (MnO4) yang banyak digunakan sebagai pereaksi analitik. Pembuatan
feromangan dilakukan dengan mereduksiMnO2 dengan campuran besi oksida dan karbon.
Reaksinya: MnO2 + Fe2O3 + 5C Mn + 2Fe + 5CO.

20
Gambar 5. Mangan
i. Besi (Fe)
Besi merupakan logam yang cukup melimpah dalam kulit bumi (4,7%). Besi murni
berwarna putih kusam yang tidak begitu keras dan sangat reaktif terhadap zat oksidator
sehingga besi dalam udara lembap teroksidasi oleh oksigen dengan cepat membentuk karat.

Gambar 6. Besi
Besi umumnya ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite Logam Besi
bereaksi dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut : Fe(s) + 2H+(aq) Fe2+(aq) + H2(g)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe3+.
Sementara larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang dapat
menghambat reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan
tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam),
FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam). Ion Fe2+ dapat dengan mudah
teroksidasi menjadi ion Fe3+ bila terdapat gas oksigen yang cukup dalam larutan Fe2+.
Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III) adalah Fe2O3 (coklat-merah) dan
FeCl3 (coklat).

j. Kobalt (Co)
Walaupun kobalt relatif jarang terdapat di alam, tetapi dapat ditemukan dalam bijih
smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS) dalam kadar yang memadai jika diproduksi secara
ekonomis. Kobalt bersifat keras, berwarna putih kebiruan, dan banyak digunakan untuk
membuat paduan, seperti baja perak (stainless steel). Baja perak merupakan paduan antara
besi, tembaga, dan tungsten yang digunakan dalam instrumentasi dan alat-alat kedokteran.
21
Gambar 7. Isotop kobalt digunakan untuk perawatan pasien kanker

Kobalt (Co): Unsur cobalt diproduksi ketika hidroksida hujan, akan timbul hipoklorit
sodium (NaOCl) . Berikut reaksinya :
2Co2+(aq) + NaOCl(aq) + 4OH-(aq) + H2O 2Co(OH)3(s) + NaCl(aq)
Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk membentuk oksida dan
kemudian ditambah dengan karbon sehingga terbentuklah unsur kobalt metal. Berikut
reaksinya
2Co(OH)3 (heat) Co2O3 + 3H2O
2Co2O3 + 3C 4Co(s) + 3CO2(g)

k. Nikel (Ni)
Kelimpahan nikel dalam kulit bumi berada pada peringkat ke-24, terdapat dalam
bijih bersama-sama dengan arsen, antimon, dan belerang. Logam nikel berwarna putih
seperti perak dengan konduktivitas termal dan listrik tinggi, tahan terhadap korosi, dan
digunakan untuk melapisi logam yang lebih reaktif. Nikel juga digunakan secara luas dalam
bentuk paduan dengan besi membentuk baja.

Gambar 8. Paduan logam nikel dengan tembaga membentuk alloy yang disebut monel,
digunakan untuk membuat baling-baling kapal laut.

Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk
dengan kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah
sebagai berikut:

22
a. Pengeringan.
Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang
dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.
b. Kalsinasi dan Reduksi
Kalsinasi dan reduksi di Tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih,
mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.
c. Peleburan
Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga
terbentuk fasa lelehan matte dan terak
d. Pengkayaan
Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27
persen menjadi di atas 75 persen.
e. Granulasi dan Pengemasan
Granulasi dan pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi
butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.

l. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious metal).
Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral, seperti Pirit.
Tembaga (kalkopirit) CuFeS2, bornit (Cu3FeS3), kuprit (Cu2O), melakonit (CuO), malasit
(CuCO3.Cu(OH)2)(Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4). Semua senyawa
Tembaga (I) bersifat diamagnetik dan tidak berwarna (kecuali Cu2O yang berwarna merah),
sedangkan semua senyawa Tembaga (II) bersifat paramagnetik dan berwarna. Senyawa
hidrat yang mengandung ion Cu2+ berwarna biru. Beberapa contoh senyawa yang
mengandung Tembaga (II) adalah CuO (hitam), CuSO4.5H2O (biru), dan CuS (hitam).
Tembaga memiliki sifat konduktor listrik sangat baik sehingga banyak digunakan
sebagai penghantar listrik, misalnya untuk kabel listrik (Gambar 9).

Gambar 9. Tembaga digunakan untuk kabel listrik

23
Selain itu, tembaga tahan terhadap cuaca dan korosi. Walaupun tembaga tidak begitu
reaktif, tetapi dapat juga terkorosi. Warna kemerah-merahan dari tembaga berubah menjadi
kehijau-hijauan akibat terkorosi oleh udara membentuk patina.

m. Zink (Zn)
Merupakan logam cukup keras, terang berwarna putih kebiruan, tahan dalam udara
lembab dibanding Fe. Hal ini disebabkan diatas lapisan permukaan seng terbentuk lapisan
karbonat basa (Zn2(OH)2CO3) yang dapat menghambat oksidasi lebih lanjut. Karena sifat
tersebut, maka seng banyak digunakan untuk melapisi logam besi (disebut kaleng). Seng
(Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende (ZnS), sebagai senyawa
karbonat kelamin (ZnCO3), dan senyawa silikat seperti hemimorfit (ZnO.ZnSiO3.H2O).
Kegunaan zink yaitu:
a. Digunakan sebagai elektroda pada elektroda (katoda) pada sel elektrokimia dan untuk
pembuatan paduan logam.
b. ZnO digunakan untuk bahan cat untuk memberikan warna putih dan digunakan untuk
pembuatan salep seng (ZnO-vaselin).
c. Logam ini digunakan untuk membentuk berbagai campuran logam dengan metal lain.
Logam seng telah diproduksi dalam abad ke-13 di Indina dengan mereduksi
calamine dengan bahan-bahan organik seperti kapas. Logam ini ditemukan kembali di
Eropa oleh Marggraf di tahun 1746, yang menunjukkan bahwa unsur ini dapat dibuat
dengan cara mereduksi calamine dengan arang. Bijih-bijih seng yang utama adalah
sphalerita (sulfida), smithsonite (karbonat), calamine (silikat) dan franklinite (zine,
manganese, besi oksida). Satu metoda dalam mengambil unsur ini dari bijihnya adalah
dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk oksida dan mereduksi oksidanya
dengan arang atau karbon yang dilanjutkan dengan proses distilasi.

24
2.5 Dampak Keberadaan Unsur Tansisi Bagi Kehidupan

Dampak Keberadaan Unsur


Skandium Titanium Vanadium Kromium Mangan
1. Kerusakan 1. Dapat 1. Dalam jumlah 1. Kekurangan 1. Selain
membran sel, menyebabkan terlalu tinggi, kromium dalam diperlukan,
sistem gangguan pada dapat menimbul- tubuh dapat Mangan juga
reproduksi, & sistem kan iritasi pada memicu masalah dapat
saraf bagi hewan pernapasan, mata, kulit, paru- kesehatan, begitu menyebabkan
air. kontak pada paru, hidung, & pula jika berlebih. keracunan, pada
kulit & mata tenggorokan. hewan, manusia,
2. Dapat dapat 2. Menyebabkan maupun
terakumulasi menyebabkan 2. Penghambatan gangguan tumbuhan dan
dalam tubuh iritasi. enzim pada metabolisme pada lingkungan.
manusia yang hewan tertentu. organisme air.
memberi efek 2. Dalam bentuk
negatif pada hati. bubuk logam,
mudah terbakar
3. Kerusakan & meledak.
paru-paru &
Kanker.
Besi Kobalt Nikel Tembaga Seng
1. Kontaminasi 1. Bersifat 1. Kerusakan 1. Polutan di 1. Dapat
dengan besi toksik namun tanaman, lahan & perairan laut mencemari
secara berlebihan lebih rendah hutan, dapat pula akibat buangan lingkungan.
dapat dibanding menyebabkan industri yang
menyebabkan logam-logam hujan asam & mengandung Cu, 2. Kekurangan
keracunan. lain dalam polusi akibat bersifat toksik unsur Zn dalam
tanah. asap, kesemuanya bagi organisme tubuh dapat
2. Kontaminasi akibat laut. mengakibatkan
dengan besi 2. Dapat pertambangan gangguan,
berkarat dapat menyebabkan karena unsur ini 2. Dapat sedangkan
membahayakan iritasi & diperoleh dari menimbulkan kelebihan dapat
tubuh, salah gangguan pada proses efek negatif bagi memicu
satunya terkena pernapasan & penambangan. pertumbuhan keracunan &
tetanus. paru-paru. karang. gangguan
reproduksi.

25
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Unsur-unsur periode ketiga dikelompokan menjadi 3 berikut:
- Kelompok unsur logam : Na, Mg, Al
- Kelompok unsur semilogam : Si
- Kelompok unsur nonlogam : P, S, Cl, dan Ar

2. Unsur Transisi yaitu Unsur yang terletak antara unsur golongan alkali tanah dan
golongan boron, merupakan unsur logam dan unsur-unsur blok d dalam sistem
periodik.

3. Adapun Sifat-sifat Unsur Transisi, yaitu:


1. Sifat Fisik.
- Sifat Magnetik pada Unsur Transisi
- Sifat Logam
- Bilangan Oksidasi
- Ion Berwarna
2. Sifat Kimia.
- Kereaktifan
- Pembentukan Ion Kompleks

4. Kegunaan Unsur Transisi dalam Kehidupan


Keberadaan unsur-unsur transisi dalam bentuk oksidasi dan sulfida disebabkan unsur-
unsur logam yang berasal dari perut bumi terdesak menuju kerak bumi akibat tekanan
magma. Selama dalam perjalanan menuju kerak bumi, unsur-unsur logam bereaksi
dengan belerang atau oksigen yang terdapat di kerak bumi sehingga terbentuk
mineral dari unsur-unsur transisi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Harnanto. Ari. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional

Muchtaridi.Sandri Justiana.2007.Kimia Tiga.Yudistira.Jakarta. Mudah dan Aktif Belajar

Kimia untuk Kelas XII

Purba, Michael. 2007. Unsur-unsur Periode ke3

http:/purba.blogspot.com/2012/11/unsur-unsurperiode3.html.

Sunardi. 2009. Makalah Unsur Periode ke3.

http://sunardi.blogspot.com/2009/09/makala-unsurperodeke3.html.

http://www.scribd.com/doc/35189708/Kelimpahan-Unsur-Di-Alam

http://akatsukispread.wordpress.com/2011/05/24/kimia

https://id.wikipedia.org/wiki/Logam_transisi

27
Pertanyaan dan Jawaban dari Diskusi pada Tanggal 5 April 2017

Muhammad al Rasyid (Kelompok 1)

1. Bagaimana sistem kerja Larutan Co2+ yang digunakan sebagai tinta rahasia untuk
mengirim pesan dan juga dalam sistem peramalan cuaca?
Jawaban:
Sistem kerjanya dilakukan dengan permainan warna. Untuk larutan Co2+ yang berwarna
merah jambu sering digunakan untuk tinta rahasia karena sifatnya yang mudah menyerap
pada kertas sehingga cocok digunakan untuk tinta rahasia pada militer dalam
penyampaian surat rahasia. Dan untuk Kertas yang mengandung Co2+ biru digunakan
dalam sistem peramalan cuaca.

Ari Andesta Mirwandi (Kelompok 3)

2. Apakah sifat dari nikel saat di buat menjadi aloy akan menghilangkan sifat aslinya?
Berikan alasan!
Jawaban:
Tidak, karena percampuran aloy tersebut bertujuan untuk membuat nikel bekerja
melindungi campuran logam lainnya agar tidak berkarat, itu dilakukan karena nikel
mempunyai sifat tahan terhadap korosi. Untuk sifat nikel lainnya seperti konduktivitas
termal dan listrik tinggi tidak hilang dari sifat nikel saat dijadikan aloy, nikel akan
memiliki sifat tersebut jika dialiri aliran listrik.

3. Fosfor merupakan unsur nonlogam tetapi mengapa dipakai pada proses produksi logam,
kaca dan semen?
Jawaban:
Setelah dikaji melalui literatur ternyata fosfor memiliki empat efek besar pada logam
terutama besi: peningkatan kekerasan dan kekuatan, temperatur solidus rendah, fluiditas
meningkat, dan sesak dingin. Tergantung pada tujuan penggunaan untuk besi, efek ini
baik atau buruk.

M. Ikhsan (Kelompok 5)

4. Apa arti dari unsur transisi?


Jawaban:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti unsur yaitu bagian terkecil dari suatu benda;
bagian benda yang tidak dapat dibagi-bagi lagi dengan proses kimia; bahan asal; zat asal;
elemen sedangkan transisi artinya masa peralihan atau keadaan belum stabil.
Jadi unsur transisi yaitu elemen yang dalam keadaan belum stabil. Jika dikaitkan dengan
sistem periodik unsur transisi ini berakhir pada sub kulit d.

28
Ove Roza Putri R.linge (Kelompok 2)

5. Jelaskan reaksi dari pembentukan kobalt!


Jawaban :
Kobalt (Co): Unsur cobalt diproduksi ketika hidroksida hujan, akan timbul hipoklorit
sodium (NaOCl) . Berikut reaksinya :
2Co2+(aq) + NaOCl(aq) + 4OH-(aq) + H2O 2Co(OH)3(s) + NaCl(aq)
Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk membentuk oksida
dan kemudian ditambah dengan karbon sehingga terbentuklah unsur kobalt metal.
Berikut reaksinya
2Co(OH)3 (heat) Co2O3 + 3H2O
2Co2O3 + 3C 4Co(s) + 3CO2(g)

Rismawaty Ruth Theodora Limbong (Kelompok 3)

6. Mengapa unsur-unsur transisi periode keempat dari kiri ke kanan jari-jari atomnya relatif
tidak berubah?
Jawaban:
Disebabkan karena pengisian elektron dari Scandium sampai Zink masuk pada subkulit
3d yang merupakan bagian dari kulit ketiga padahal kulit keempat (4s) sudah terisi,
sehingga pengaruhnya terhadap pertambahan jari-jari elektron sangat kecil bahkan
kadang-kadang tidak berpengaruh sama sekali.

Aprilia Suraini (Kelompok 2)

7. Salah satu pemanfaatan logam kromium adalah untuk membuat baja stainless steel.
Bagaimana komposisi dan kegunaan stainless steel?
Jawaban:
Untuk membuat stainless steel minimum mengandung 10,5 % kromium. Kegunaannya
sebagai baja tahan karat.

Zesa Maulana Kasogi (Kelompok 5)

8. Besi yang didapat dari tanur tinggi tidak dapat langsung digunakan, tetapi diolah dulu
menjadi baja. Apa prinsip pengolahan besi menjadi baja? Tuliskan proses pengolahan
besi menjadi baja!
Jawaban :
Prinsip pengolahan besi menjadi baja yaitu penurunan kadar karbon dan penghilangan
pengotor dan penambahan logam paduan. Tahapannya adalah
a. Menurunkan kadar karbon dari 3-4% dalam besi kasar menjadi 0-1,5% dalam
baja.
b. Membuang Si, Mn, dan P yang kadarnya dalam besi kasar sekitar 1% melalui
pembentukan terak bersama-sama dengan pengotor lainnya.

29
c. Menambahkan unsur alise, seperti Cr, Ni, Mn, V, Mo, dan W agar diperoleh baja
sesuai dengan yang diinginkan.

Fujiana (Kelompok 1)

9. Apa yang dimaksud dengan seng galvanis?


Jawaban:
Seng galvanis yaitu pelapisan seng pada lembaran baja agar tidak mudah berkarat.

30

You might also like