You are on page 1of 3

KHUTBAH JUMAT

MENJAUHKAN DIRI DARI PERBUATAN SIA-SIA


Saiful Hadi www.catatanfiqih.com

,








.
.
, ,




Dan berbuat baiklah kalian karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang berbuat baik. (al-Baqarah:195)

Alhamdulillah, pada hari yang mulia ini kita masih berada pada momen tahun
baru hijriyah 1438 H. Mengingat bulan ini adalah bulan baru dan tahun yang baru
pula, maka sudah sepatutnya kita membuka lembaran baru, serta meninggalkan
segala perkara yang tidak memberi manfaat bagi kehidupan akhirat maupun
dunia. Seseorang dianggap telah baik keislamannya jika ia telah menjauhkan diri
dari hal yang sia-sia. Sebagaimana yang Rasulullah sabdakan dalam sebuah
hadist:

:





:

Dari Abi Hurairah, Rasulullah telah bersabda, sebagian dari kebaikan keislaman
seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya. (HR. Tarmizi)
Matan Arbain-12

Dari hadis ini, secara tidak langsung Rasulullah mengajak kita untuk berfikir dulu
sebelum bertidak, bukan bertindak dulu baru berfikir kemudian. Sebab, sebuah
tindakan tanpa perencanaan maka akan berakhir kepada kesia-siaan lantaran
tidak adanya kejelasan tujuan dan maksud.

Kaum muslimim sidang jamaah jumat yang mulia.

Beranjak dari sini, maka jelaslah kenapa setiap ibadah yang disyariatkan selalu
dimulai dengan niat sebagai rukun pertamanya. Niat adalah bagian dari
perencanaan, tanpa niat maka tidak sah ibadah, rusak niat dipertengahan maka
rusak pula ibadah tersebut. Demikian juga dengan segala perbuatan yang lain,
harus dimulai dengan niat yang bagus dan semata-mata karena Allah Ta'ala.

Dalam hadist tadi juga memberi pemahaman bagi kita agar setiap Muslim
bersungguh-sungguh terhadap hal yang bermanfaat bagi mereka. Maka
seseorang dianggap telah baik keislamannya jika meninggalkan pekerjaan yang
tidak bermanfaat, baik itu berupa perbuatan maupun perkataan.

jika kita renungkan, pada dasarnya seluruh ajaran yang ada dalam islam
mengajarkan kita agar hidup dalam keteraturan dan menjauhkan diri dari sikap
sia-sia. Karenanya, tidak mengherankan ketika kita dapati kata-kata tertib dalam
setiap rukun ibadah. jika kita hubungankan dengan hadist Nabi di atas tadi, nilai-
nilai tertib yang ada pada ibadah, seharusnya menjadi pembelajaran penting bagi
kita agar hidup lebih teratur sehingga terbebas dari sikap yang sia-sia.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah.

Di awal tahun baru ini marilah kita berbenah, mulailah dari hal yang paling
sederhana. misalkan saja seperti menghilangkan rintangan yang ada pada jalan,
sebagaimana yang Nabi katakan "membuang duri dari jalan termasuk bagian dari
sedekah". Senada dengan itu dalam kesempatan lain Rasulullah juga bersabda:

: .
: ,
: . ,
: ,

, ,
, :
) ) , ,
Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri r.a, bahwasanya Nabi saw. pernah
bersabda, "Janganlah kalian duduk-duduk di pinggir jalan."Para sahabat berkata,
"Ya Rasulullah, kami duduk di situ untuk mengobrol, kami tidak bisa
meninggalkannya. "Beliau bersabda, "Jika kalian tidak mau meninggalkan tempat
itu maka kalian harus menunaikan hak jalan." Para sahabat bertanya, "Apa hak
jalan itu ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Menundukkan pandangan,
membuang hal-hal yang mengganggu di jalan, menjawab salam, memerintahkan
perkara ma'ruf, dan melarang perbuatan mungkar," (H.R. Bukhari dan Muslim).

Kaum muslimim sidang jamaah jumat yang mulia.

Jalanan yang ada pada masa Rasulullah sudah barang tentu tidak sama dengan
jalan beraspal seperti umumnya kita lihat sekarang, namun sudah jauh-jauh hari
beliau mewanti-wanti agar memberikan hak bagi setiap pengguna jalan.
Termasuk dalam katagori memberi hak bagi pengguna jalan adalah membuang
hal-hal yang mengganggu yang ada pada jalan tersebut. Namun budaya yang
ada pada tempat kita dewasa ini malah terjadi yang sebaliknya, ketika jalanan
sudah bagus rapi teraspal, sudah enak untuk dilalui malah dipasang polisi tidur
dengan alasan supaya tidak ada yang kebut-kebutan, jika memang alasannya
demikian untuk apa diperbaiki, toh biarkan saja rusak karena sudah barang tentu
tidak ada yang akan ngebut dijalanan yang rusak.

Dalam hadist sudah nabi jelaskan bagimana etika dalam menggunakan jalan,
pengendara punya hak terhadap jalan, demikian juga yang berada disamping
jalan juga punya hak. Sebagaimana yang nabi katakan, adab orang-orang yang
duduk dipinggir jalan adalah menjawab salam, ini menandakan bahwa
pengendara harus mendahului memberi salam bagi yang berada disamping jalan.
Jika masing-masing pihak mengerti hak dan kewajiban maka insyaAllah tidak
adalagi pengendara yang kebut-kebutan sehingga tidak perlu adanya
pemasangan polisi tidur.

Dan penting untuk kita sadari juga, bahwa kebebasan kita terikat dengan
kebebasan orang lain, sebagai contoh, kita berhak dan bebas untuk kentut
namun orang lain juga berhak untuk menghirup udara yang segar, sehingga
kurang beradap ketika kentut sembarangan terutama pada tempat yang banyak
orang.

Wallahu A'lam

,






,

You might also like