Professional Documents
Culture Documents
Laporan NPD Nugget VitA
Laporan NPD Nugget VitA
Laporan NPD Nugget VitA
Nugget VitA
KELOMPOK 8:
Bryan Raharja 1401010041
Fadilla Aidhatien Larasaty 1401010011
Gunarti Evitamei Putrodjoyo 1401010005
Hafiza Dwi Multri 1401010078
Laudavian Dhanasatya 1401010026
Nathania Angelia 1401010052
Noor Qomariyah 1401010020
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
5.2.1. Segmentation......................................................................................................................21
5.2.2. Targeting............................................................................................................................22
5.2.3. Positioning.........................................................................................................................22
5.2.4. Differentiating....................................................................................................................23
2
5.3.3. Place Strategy....................................................................................................................24
5.3.5. Branding............................................................................................................................24
7.1. Kesimpulan...............................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................33
APENDIKS..............................................................................................................................34
3
BAB I. Latar Belakang
Dewasa ini, beredar banyak jajanan yang tidak sehat dan mengandung zat aditif
berbahaya. Hasil survei yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
terhadap 31 jajanan kantin SD di Jakarta menunjukkan bahwa sekitar 14,5% dari 420 sampel
makanan yang diuji mengandung bahan berbahaya. Dari persentase tersebut, diketahui
terdapat 27,3% sampel jajanan yang mengandung formalin, 10,2% sampel mengandung
methanol yellow, 10.9% sampel mengandung rhodamin, dan 56,7% sampel mengandung
boraks dalam jajanan seperti siomay, nugget, dan minuman berwarna (Yusuf dan Saidra,
2015). Berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan Daerah Jawa Barat (BKPD), konsumsi
makanan dengan zat berbahaya dapat menimbulkan gangguan kesehatan, baik untuk jangka
pendek seperti rasa sakit di bagian abdomen, hingga untuk jangka panjang seperti gangguan
sistem saraf pusat, iritasi, gangguan sistem pencernaan, dan hati (Yusuf dan Saidra, 2015).
Menurut WHO (2015), masyarakat dunia mengonsumsi lebih banyak makanan
berkalori tinggi dan berlemak sehingga mereka kurang mengonsumsi makanan berserat tinggi
seperti buah dan sayur. Dengan tren perilaku tersebut, konsumsi serat khususnya pada anak-
anak tidak dapat mencukupi kebutuhan harian mereka.
Tabel 1. Data Rekomendasi dan Kecukupan Serat Anak dan Remaja di Amerika
Serikat
1
usia 4-8 tahun berkisar sekitar 25 gram/hari (Turner dan Lupton, 2011). Dari data tersebut,
diketahui terdapat kesenjangan antara kebutuhan harian serat dengan serat yang dikonsumsi.
Serat sendiri merupakan salah satu komponen gizi yang penting, dimana serat ini berperan
dalam menjaga kesehatan usus, menurunkan kolesterol, mencegah diabetes, melancarkan
pencernaan, dan menurunkan berat badan (Adnamazida, 2012).
2
BAB II. Identitas Pemilik (Manajemen Sumber Daya Manusia)
2. Production Manager
Nama : Nathania Angelia
Job desk :
1. Merencanakan, mengatur, dan mengendalikan produksi dalam suatu organisasi sehingga
barang-barang dapat diproduksi secara efisien, tepat waktu, dan sesuai dengan anggaran
2. Mengembangkan dan memantau pelaksanaan skema produksi
3. Mengidentifikasi calon pemasok
4. Merencanakan periode panen untuk masing-masing komoditas, serta merencanakan
masuknya produk yang dikembangkan
Kelebihan :
1. Mampu mengendalikan skema produksi
2. Mengembangkan produk baru
3
3. Marketing Manager
Nama : Laudavian Dhanasatya
Job desk :
1. Memperkenalkan produk pada pasar
2. Mempromosikan dan memasarkan produk
3. Mengembangkan dan menyusun strategi pemasaran
4. Mempertahankan konsumen serta membina hubungan yang baik kepada konsumen
5. Melakukan evaluasi atau survey mengenai kepuasan konsumen terhadap produk
Kelebihan :
1. Mampu mengendalikan, mengembangkan, dan menganalisa strategi pemasaran
2. Memiliki kemampuan marketing yang persuasif
3. Mengerti pasar
4. Finance Manager
Nama : Bryan Raharja
Job desk :
1. Menyiapkan laporan keuangan, laporan kegiatan usaha, dan forecast
2. Memantau rincian keuangan untuk memastikan bahwa persyaratan hukum terpenuhi
3. Mengulas laporan keuangan dan mencari cara untuk mengurangi biaya
4. Menganalisis tren pasar untuk mencari peluang untuk ekspansi atau untuk mengakuisisi
perusahaan atau bisnis lain
5. Membantu manajemen membuat keputusan keuangan
Kelebihan :
1. Mampu meminimalkan pengeluaran biaya yang dibutuhkan
2. Jujur dalam menggunakan uang
5. Factory Manager
Nama : Noor Qomariyah
Job desk :
1. Mengatur operasional perusahaan atau pabrik
2. Mengatur manajemen pabrik dan sumber daya manusianya
3. Memantau dan mengelola aset produk
4. Menjaga dan meningkatkan kualitas produk
Kelebihan :
1. Menguasai faktor-faktor penting yang berhubungan dengan pabrik
2. Mampu menciptakan suasana kerja yang nyaman baik dengan klien maupun karyawan
4
Nama : Fadilla Aidhatien Larasaty
Job desk :
1. Bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia untuk
memaksimalkan produksi perusahaan.
2. Membuat sistem HR yang efektif dan efisien.
3. Bertanggung jawab penuh dalam proses rekruitmen karyawan.
4. Melakukan seleksi, promosi, transfering dan demosi produk yang diproduksi.
5. Membuat kontrak kerja karyawan
6. Melakukan tindakan-tindakan disipliner pada karyawan.
Kelebihan:
1. Dapat membuat relasi lebih luas dengan investor agar produk yang diproduksi dapat lebih
dikenal secara luas.
2. Dapat membantu menyeleksi sumber-sumber daya manusia yang potensial untuk digunakan
dalam produksi perusahaan.
7. Puchasing Office
Nama : Hafiza Dwi Multri
Job desk :
1. Bernegosiasi dengan vendor untuk pembelian barang, peralatan, dan jasa yang akan
digunakan oleh perusahaan.
2. Mengumpulkan dan menyimpan catatan barang,jasa, dan peralatan yang telah dipesan dan
diterima.
3. Mampu mengelola semua karyawan departemen dan bertanggung jawab untuk manajemen
kerja dan perekrutan karyawan dalam departemen.
4. Menyiapkan dokumen permintaan dan pembelian resi untuk persediaan barang dan peralatan.
5. Membuat anggaran departemen pengendalian.
6. Melakukan analisis sistem pengiriman pasar dan ketersediaan material di pasar.
Kelebihan:
1. Bersikap teliti untuk dapat menyediakan material yang dibutuhkan perusahaan secara detail
serta mampu memilih dan memilah harga dan kualitas barang yang ditawarkan oleh vendor.
2. Dapat menjalin komunikasi dan relasi dengan vendor.
5
BAB III. Data Perusahaan
6
hal ini dipilihlah 3 produk tersebut sebagai produk dengan peluang penjualan paling
tinggi.
Dari tiga produk yang ada, dilakukan uji lanjutan untuk mendapatkan satu produk
yang paling berkemungkinan untuk diproduksi. Untuk itu, dilakukan pengujian tahap dua
dengan uji kuesioner untuk melihat produk mana yang lebih berkemungkinan dipilih oleh
orangtua (sebagai pembeli) untuk dikonsumsi anak-anaknya. Survei dilakukan kepada 71
orangtua anak usia sekolah dengan rata-rata usia 39 tahun. Hasil survei menunjukkan
bahwa sebesar 59,15% responden memilih nugget, sebanyak 36,62% responden memilih
produk bakso, dan sebanyak 4,23% responden memilih sosis. Dari hasil survei tersebut
dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memilih produk nugget menjadi pilihan
untuk dikonsumsi oleh anaknya. Berdasarkan pengujian tahap satu dan tahap dua, serta
dengan tipe produk yang paling memungkinkan untuk diproduksi dengan peralatan dan
bahan yang dimiliki, maka dipilihlah nugget sebagai produk yang akan dilakukan
produksi.
3.3.1. Formulasi 1
7
panelis dengan rincian 2 orang memberikan nilai 2, 11 orang memberikan nilai 3, 21
orang memberikan nilai 4 dan terdapat 10 orang yang memberikan nilai 5.
Top 2 boxes:
Nuget VitA 1.0 = ((11+14)/44) x 100%
= 56.81%
Ayam = ((10+21)/44) x 100%
= 70,45%
Average score:
= 3.66
= 3,89
Top 2 boxes untuk Nugget VitA 1.0 adalah sebesar 56.81% dan untuk Nugget
Ayam didapatkan nilai sebesar 70,45%, yang menunjukkan bahwa nilai pada Nugget
VitA lebih kecil daripada Nugget Ayam. Nilai rata-rata untuk Nugget VitA 1.0 adalah
sebesar 3.66 dan Nugget Ayam sebesar 3.89 yang menunjukkan bahwa rata-rata pada
Nugget VitA lebih kecil daripada Nugget Ayam.
8
mencapai 0,05, sehingga yang menunjukkan bahwa data yang diperoleh tidak
berdistribusi normal.
9
3.3.2. Formulasi 2
= 62.86%
Average:
Nugget VitA 2.0 = ((4x2)+(9x3)+(19x4)+(3x5))/35
=3.6
Top 2 boxes untuk Nugget VitA 1.0 adalah sebesar 56,81% dan Nugget VitA
2.0 sebesar 62.86% sehingga dapat dikatakan bahwa nilai pada Nugget VitA
mengalami kenaikan nilai akibat perubahan formulasi nugget, dengan nilai rata-rata
untuk Nugget VitA 1.0 sebesar 3.66 dan Nugget VitA 2.0 sebesar 3.6 sehingga dapat
dikatakan bahwa nilai rata-rata pada Nugget VitA mengalami perubahan seiring
10
digantinya formulasi pada Nugget.
11
berdistribusi tidak normal sehingga harus dilakukan formulasi ulang untuk
mendapatkan hasil produk yang lebih baik.
3.3.3. Formulasi 3
= 70,9%
Average:
Nugget VitA 3.0 = ((2x3) + (3x13) + (35x4) + (5x4))/55
12
= 3.72
Top 2 boxes untuk Nugget VitA 2.0 sebesar 62.86% dan Nugget VitA 3.0
sebesar 70,9% sehingga dapat dikatakan bahwa nilai pada Nugget VitA mengalami
kenaikan nilai akibat perubahan formulasi nuget. Nilai rata-rata untuk Nugget VitA
2.0 sebesar 3.6 dan Nugget VitA 3.0 sebesar 3.72 sehingga dapat dikatakan bahwa
nilai rata-rata pada Nugget VitA mengalami perubahan seiring dengan berubahnya
formulasi pada nugget.
13
Gambar 3.3.3.3. Uji Independent Formulasi 3 Nugget Vita
Meskipun data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, dilakukan pengujian
perbedaan antara Nugget VitA dan ayam dengan uji Independent test. Akan tetapi
pengujian ini dilakukan dengan asumsi bahwa data berdistribusi normal. Hasil
signifikansi Levenes test adalah 0,385, lebih besar dari 0,05. Hasil ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan signifikan rata-rata antara Nugget VitA dan Nugget Ayam
komersil.
14
Gambar 3.3.3.4. Uji Multiple Comparisons
Gambar di atas merupakan hasil uji perbandingan antara nugget VitA
formulasi ke-1, 2, 3, dan nugget ayam komersil. Angka 1,00 adalah nugget VitA
formulasi 1, 2,00 adalah nugget ayam komersil, 3,00 adalah nugget VitA formulasi
ke-2, dan 4,00 adalah nugget VitA formulasi ketiga. Perbedaan rata-rata pada tabel
Turkey HSD dan LSD ditunjukkan pada tabel mean difference. Mean difference yang
bernilai negatif menunjukkan bahwa kelompok sampel pada grup I mempunyai rata-
rata kesukaan yang lebih rendah dibanding kelompok sample J. Hasil uji LSD nugget
VitA pada formulasi ke-3 terhadap formulasi ke-1 menunjukkan mean difference
bernilai positif, hal ini berarti nugget VitA formulasi ke-3 lebih disukai dibandingkan
nugget VitA formulasi ke-1. Selanjutnya, mean difference nugget VitA formulasi ke-3
dan nugget ayam komersil menunjukkan nilai negatif ,hal ini berarti nugget VitA
formulasi ke-3 tidak lebih disukai dibandingkan nugget ayam komersil. Kemudian,
mean difference antara nugget VitA formulasi ke-3 dan formulasi ke-2 menunjukkan
15
hasil hegatif. Hal ini menandakan bahwa nugget VitA formulasi ke-3 tidak lebih
disukai dibandingkan nugget ayam komersil.
Berdasarkan penjelasan di atas, nugget VitA formulasi ke-3 tidak lebih disukai
dibandingkan formulasi ke-2 ataupun nugget ayam komersil. Akan tetapi, formulasi
ini tetap digunakan sebagai formulasi produk karena berdasarkan hasil uji
penerimaan, nugget VitA formulasi ke-3 mempunyai persentase top 2 boxes di atas
60%, yaitu 70,9%. Sehingga produksi nugget VitA dengan formulasi ke-3 masih lebih
feasible untuk diteruskan.
16
menawarkan value yang belum ada sebelumnya kepada konsumen, namun dengan harga
cukup terjangkau atau rata-rata.
17
BAB IV. Aspek Produksi
18
4.2. Kesesuaian dengan Mandatory
19
BAB V. Aspek Pemasaran
20
Nugget pesaing yang sudah ada dipasaran
Nugget Vegeta/ Nusantara Herbal Care / 250g dengan
harga Rp.20.000 (keunggulan nugget organik varian rasa banyak dengan
harga murah).
Nugget Sehat Solo/ Mamels Nugget/ 250g dengan harga
berkisar Rp.15.000-Rp.26.000 (keunggulan tidak menggunakan dan
pengenyal, banyak varian seperti ikan, ayam, sayur, tahu).
Rumah Nugget/ 250g-1000g dengan harga berkisar
Rp.30.000-Rp.195.000 tergantung varian (keunggulan menggunakan
bahan bahan premium seperti salmon, udang, tenggiri).
Nugget Jeng Anis/ 250g dengan harga Rp.20.000
(keunggulan banyak varian yang unik seperti belut dan patin yang
dicampur dengan sayur. Tidak mengandung msg dan pengawet).
Nugget amanra/ 300 g dengan harga berkisar
Rp.25.000-Rp.27.000 (keunggulan ada varian brokoli, wortel, keju yang
semuanya tanpa tambahan msg).
Banyak pesaing sejenis yang lebih inovatif dalam bahan
baku, harga, promosi, cita rasa, dan pelayanan.
Harga bahan-bahan baku produk yang relatif tidak
stabil.
5.2.1. Segmentation
Produk Nugget VitA dikemas dalam kemasan plastik dengan ukuran 175
gram per packing dengan harga 14.000 Rupiah. Ukuran 175 gram merupakan ukuran
yang tidak terlalu banyak untuk orang yang hanya ingin mencoba untuk pertama kali
dan tidak juga terlalu sedikit untuk orang yang sudah terbiasa membeli produk serupa.
Segmentasi secara demografis dari produk Nugget VitA adalah konsumen
semua umur baik pria maupun wanita, walaupun diutamakan terhadap anak-anak
dengan usia sekolah dan orang tua dengan rentang umur sekitar 35-45 tahun dengan
penghasilan menengah baik perempuan maupun laki-laki yang memiliki anak usia
sekolah.
Nugget VitA merupakan produk yang ditujukan sebagai jajanan yang
menyehatkan sehingga segmentasi secara geografis dilakukan di kantin sekolah-
sekolah di daerah Tangerang dimana kebanyakan anak-anak dianjurkan oleh
orangtuanya untuk membeli makanan yang baik untuk kesehatan namun tetap
21
memiliki rasa yang enak. Selain itu, segmentasi secara geografis juga dilakukan ke
minimart atau supermarket di daerah Tangerang dan sekitarnya agar konsumen bisa
langsung membeli Nugget VitA untuk kemudahan konsumsi pribadi.
Untuk segmentasi secara psikografis, Nugget VitA ditujukan kepada
konsumen yang sadar akan kebutuhan makanan sehat. Dalam hal ini konsumen dari
segala golongan dengan kesadaran akan kebutuhan serat pangan dapat mengonsumsi
produk ini untuk memenuhi kebutuhan serat pangan harian.
5.2.2. Targeting
Targeting dibagi menjadi buyer sebagai pembeli dan konsumen sebagai
pemakai. Buyer dari produk ini diutamakan adalah orangtua dengan anak-anak yang
masih berada dalam usia sekolah dan konsumen pada umumnya yang peduli akan
kesehatan. Konsumen utama adalah anak-anak usia sekolah dengan kecenderungan
untuk membeli jajanan di kantin sebagai makan siang dan juga orang-orang yang
menginginkan kenikmatan dari produk sejenis junk food namun masih peduli dengan
kesehatannya.
5.2.3. Positioning
Positioning yang diincar untuk produk nugget VitA pada pelanggan adalah
jajanan yang murah dan menyehatkan, mudah ditemukan di kantin sekolah, dan bisa
ditemukan juga pada toko-toko terdekat seperti minimart dan supermart dalam bentuk
frozen product (pre-fried).
22
Gambar 5.2.3.1 Positioning Produk Nugget VitA
Berdasarkan gambar di atas, produk makanan instan ataupun jajanan yang ada
di pasar dapat dikategorikan menjadi produk nugget dan non-nugget. Posisi nugget VitA
di pasar adalah sebagai produk nugget menyehatkan berkadar serat tinggi dengan harga
relatif murah sehingga dapat dijual ke pedagang dan kantin sekolah.
5.2.4. Differentiating
Differentiation Nugget VitA dengan nugget sejenis adalah Nugget VitA
tergolong sebagai junk food, namun menyehatkan dengan harga yang terjangkau dan
rasa yang enak. Berikut adalah tabel product differentiating Nugget VitA terhadap
nugget konvensional berdasarkan komposisinya.
Tabel 5.2.4.1 Product Differentiating
23
5.3. Marketing Mix (4p) dan Branding
24
5.3.3. Place Strategy
Pada tahap awal ini, produk nugget VitA akan dipasarkan di wilayah
Tangerang dahulu yang mana merupakan daerah pusat produksi. Sehingga kami akan
lebih mudah dalam memantau dan membangun koneksi dengan pelanggan. Produk
nugget VitA akan dialokasikan ke kantin-kantin sekolah yang menjual makanan
ringan serta jika sudah mulai berkembang maka produk ini akan memasuki
minimarket dan supermarket wilayah Jabodetabek. Selain itu produk kami juga bisa
dibeli secara online dengan pemesanan melalui situs web maupun media sosial.
5.3.5. Branding
Produk dipasarkan dengan nama Nugget VitA. Brand tersebut diharapkan
dapat mempengaruhi pemikiran konsumen akan nugget umumnya dan memberikan
kesan menyehatkan. Selain itu konsep nugget yang rendah lemak dan tinggi serat
diharapkan mengubah pandangan masyarakat akan produk-produk olahan pre-fried
yang umumnya tinggi akan kandungan lemak.
25
rendah lemak. Sehingga dapat disimpulkan masyarakat kita sudah mulai aware akan
konsumsi produk makanan yang sehat.
26
BAB VI. Aspek Keuangan
Modal tetap dalam produksi yang berlangsung dalam suatu perusahaan akan
dibagi menjadi modal tetap langsung dan tidak langsung. Modal tetap langsung
merupakan penjumlahan dari modal yang digunakan untuk peralatan yang dapat
digunakan dalam jangka waktu yang panjang dan biasanya berupa materi atau benda.
Modal tetap tidak langsung adalah modal yang digunakan untuk keperluan-keperluan
yang berjangka panjang atau permanen namun bukan berupa materi atau benda
melainkan hal-hal seperti biaya untuk pengujian nutrisi, pengurusan izin, desain untuk
label promosi, dan uang kontan.
Modal tetap langsung dari perusahaan ini hanya digunakan untuk peralatan
produksi dan media promosi karena tanah dan lokasi produksi untuk tahun pertama
dilakukan tanpa menggunakan pabrik sehingga produksi dilakukan di rumah sebagai
industri rumahan. Investasi alat dilakukan untuk peralatan produksi seperti kompor, alat
mixer, dan sebagainya dengan total kebutuhan modal untuk peralatan adalah 9.795.000,
sedangkan untuk promosi digunakan untuk membuat poster untuk keperluan distribusi
dan pengiklanan lainnya dengan kebutuhan modal sebesar 2.500.000 sehingga total
modal tetap langsung yang dibutuhkan adalah 12.295.000. Modal tetap tidak langsung
dari perusahaan ini mencakup biaya yang digunakan untuk keperluan pengujian nutrisi
proksimat yaitu sebesar 1.320.000, pengurusan lain seperti sertifikat halal dan biaya
PIRT yang meliputi ongkos atau biro jasa sebesar 5.000.000, dan desain label produk
27
serta biaya media promosi sebesar 1.500.000, dan uang kontan sebesar 28.411.488,
sehingga total modal yang dibutuhkan untuk modal tetap tidak langsung adalah
36.231.486. Dari perhitungan dari modal tetap langsung dan tidak langsung didapatkan
total modal yang dibutuhkan adalah 46.027.486.
28
6.1.3. Biaya Produksi
Mengingat produksi dilakukan dalam skala rumahan, dalam hal ini dalam hal
ini hanya diperlukan 2 pekerja yang diperlukan sebagai karyawan produksi dengan
upah per orangnya adalah 1.500.000 per orang sehingga total upah yang diperlukan
adalah 3.000.000 untuk perbulan dan 36.000.000 akan digunakan sebagai gaji
karyawan untuk setahun.
Biaya langsung dalam hal ini merupakan biaya yang digunakan untuk
keperluan material. Dalam hal ini keperluan tetap yang diperlukan untuk aktivitas
produksi dan pemasaran mencakup bahan baku dengan kemasannya, listrik, PDAM,
keamanan dan kebersihan, biaya internet, biaya pemasaran, biaya telepon dan HP usaha
dengan total biaya per tahunnya sebesar 185.549.712,24. Biaya tak langsung dari
aktivitas bisnis ini adalah penyusutan per bulannya dan pajak dengan total biaya tak
langsung per tahunnya sebesar 1.959.000.
29
PP = 1 + Investment cost__
Profit per month
PP = 1 + IDR 46.026.486 = 1+ 2,28 bulan 4 bulan
IDR 20.220.214,-
Perhitungan diatas dilakukan dengan asumsi bahwa waktu yang diperlukan
untuk sosialisasi adalah sekitar sebulan sebelum produk dapat dipasarkan secara
optimal. Asumsi lainnya ialah tidak ada kenaikan omzet maupun ongkos produksi pada
jangka waktu periode perhitungan dan tidak ada perubahan jumlah modal serta
penjualan produk mencapai 100% dan tidak ada produk yang terbuang akibat direject.
30
6.2.4. Profitability Index (PI)
NVP 797046863,8
31
6.2.5. Break Even Point (BEP)
32
BAB VII. Kesimpulan dan Program yang Akan Dikembangkan
7.1. Kesimpulan
Nugget VitA merupakan nugget yang terbuat dari perpaduan bahan pangan yang
tinggi akan serat. Produk ini diproduksi oleh PT Nugget VitA Jakarta. Berdasarkan hasil
analisis sensori yang sudah dilakukan, formulasi Nugget VitA ke 3 yang digunakan
sebagai formulasi produk karena memiliki hasil uji penerimaan yang lebih dapat diterima
dibandingkan dengan formulasi sebelumnya dan pada formulasi ke tiga produk Nugget
VitA sudah dapat diklaim sebagai produk nugget yang tinggi akan serat dan rendah lemak
yang mana memiliki kadar serat sekitar 6 gram per 100 gram dan kadar rendah lemak
sekitar 2,83 gram per 100 gram. Dari hasil perhitungan nilai gizi, Nugget VitA memiliki
manfaat yang baik untuk dikonsumsi dan memiliki potensi besar untuk dapat
dikembangkan dan direalisasikan, karena memiliki nilai BEP yang sudah dapat memenuhi
syarat. Margin per tahun yang dihasilkan dari produksi Nugget VitA ini adalah
Rp.9473,16.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
APENDIKS
Hasil Buying Intention Survey kepada orang tua mengenai jenis pangan
untuk dijadikan makanan sehat
35