Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Seperti yang kita ketahui, infeksi virus ini bisa menyebabkan gejala ringan berupa demam ringan hingga gejala berat berupa perdarahan atau kondisi syok (kekurangan cairan dan darah tidak beredar secara maksimal), yang dapat menyebabkan kematian jika terlambat ditangani. Penyakit ini bisa menyerang usia anak hingga dewasa. Pada anak, seringkali menjadi perhatian mengingat daya tahan tubuh anak yang tidak selalu dalam kondisi yang optimal, keluhan yang tdak disadari, serta gejala yang berbeda. Upaya pencegahan yang selama ini banyak dilakukan sebagian besar adalah meningkatkan keehatan lingkungan, salah satunya dengan upaya 3M (Menguras, Menutup, Mengubur). Prinsip 3M adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memutus mata rantai penyakit DBD dengan memperbaiki kesehatan lingkungan. Pada dasarnya rantai penyakit DBD terdiri dari 3 poin penting, yaitu Agent (manusia), Host (virus dengue dan nyamuk Aedes aegypti), dan lingkungan. Pencegahan penyakit DBD tentunya akan lebih optimal jika kita memutus rantai di ketiganya. Vaksin dengue merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap virus dengue. Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyakit dengan memperkuat Host (manusia) dalam menghadapi virus dengue (Agent). Virus dengue terdiri dari 4 jenis virus, yang disebut DENV( 1 4). Terbukti bahwa infeksi virus pada salah satu jenisnya akan memberikan kekebalan pada jenis virus tersebut pada infeksi berikutnya. Contohnya, jika anda pernah terkena virus dengue tipe DENV1, anda tidak akan terkena DBD lagi jika virus yang saat ini menyerang anda adalah jenis DENV1. Oleh karena itu, diperlukan vaksin kombinasi yang dapat memberikan kekebalan yang optimal, aman, dan efektif untuk keempat jenis virus. Badan Pengawas Obat dan Makanan pada tanggal 31 Agustus 2016 telah menyetujui izin edar vaksin dengue, Dengvaxia yang didaftarkan oleh Sanofi Aventis (produsen Sanofi Pasteur, Perancis). Indonesia merupakan negara ke enam di dunia dan kedua di Asia yang menyetujui izin edar vaksin Dengvaxia setelah Mexico, Phillippines, Brazil, El Salvador, dan Costarica. Vaksin dengue milik Sanofi Pasteur terbukti dapat mengurangi dengue yang disebabkan oleh keempat jenis virus pada dua pertiga peserta studi. Vaksin dengue milik Sanofi Pasteur dianalisis dapat mencegah sampai dengan 93 persen kasus dengue yang parah, serta 8 dari 10 kasus rawat inap. Vaksin ini merupakan yang pertama dan satu-satunya vaksin yang berlisensi untuk pencegahan demam berdarah dengue di dunia. Dan dosis vaksin pertama telah diproduksi dan dikirim ke negara-negara di Asia dan Amerika Latin. Badan POM menyetujui izin edar Dengvaxia dengan indikasi untuk pencegahan penyakit dengue yang disebabkan oleh virus dengue jenis 1, 2, 3, dan 4 pada usia 9 sampai 16 tahun yang tinggal di daerah endemis. Vaksin ini diberikan 3 dosis dengan jadwal pemberian 0, 6, dan 12 bulan. Di samping itu, vaksin ini juga dapat mencegah kasus dengue parah sebesar 93,2% dan kasus hospitalisasi akibat dengue sebesar 80,8%. WHO mengemukakan bahwa vaksin dapat diberikan pada rentang umur 9-45 tahun. Penggunaan Dengvaxia pada anak di bawah 9 tahun tidak disetujui karena efektifitas vaksin yang rendah dan profil keamanannya tidak cukup baik pada kelompok umur ini. Sedangkan untuk kelompok umur di atas 16 tahun, tidak ada data efektifitas vaksin sehingga kemanfaatannya pada kelompok usia di atas 16 tahun belum dapat dipastikan.