Professional Documents
Culture Documents
ISOMER
MEGAWATI (E1M015046)
UNIVERSITAS MATARAM
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dasar II.
Makalah ini berisikan tentang alkana, alkena dan alkuna, isomer dan reaksi-
reaksinya.
Mataram, 27 April
2016
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Primer
:5
CH3 CH2 CH CH2 C- CH3
CH2 CH3
CH3
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2
golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah
senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang.
Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik
jenuh dan tidak jenuh.
c. Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-
ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
d. Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan
rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan
memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna.
B. Alkana, Alkena dan Alkuna
1. Alkana
Senyawa alkana merupakan rantai karbon yang paling
sederhana. Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh karena
memiliki ikatan tunggal. Rumus umum alkana C nH2n+2. Senyawa paling
sederhana dari alkana yaitu metana. Metana hanya memiliki satu atom
karbon yang mengikat empat atom H. Tabel berikut menyajikan data
sepuluh alkana rantai lurus pertama.
Gugus Alkil
Jika alkana memiliki rantai samping maka penamaannya mengikuti aturan
sebagai berikut.
1. Rantai terpanjang merupakan rantai utama.
2. Rantai utama diberi nomor mulai dari ujung rantai yang memiliki
substituen.
3. Urutan penulisan nama : nomor cabang, nama cabang, nama alkana
rantai utama.
4. Jika terdapat gugus metil pada atom C nomor 2, nama alkana diberi
awalan iso.
5. Jika alkana memiliki cabang yang sama lebih dari satu, nama cabang
digabung menjadi satu dan diberi awalan di-(jumlah cabang ada dua),
tri-(jumlah cabang ada 3), tetra-(jumlah cabang ada empat).
6. Jika alkana memiliki cabang yang berbeda, penulisan nama diurutkan
berdasarkan urutan abjad.
Untuk memahami aturan-aturan tersebut, perhatikan beberapa contoh berikut:
CH35-CH24-CH23-CH2-CH3 1 induk
2-metilpentana
C H3 cabang 2 = posisi cabang
Metil = cabang
Pentana = induk
Catatan :
Rantai terpanjang dalam molekul tersebut adalah C-5
Penomoran dimulai dari ujung kanan sehingga cabang mendapat nomor
terkecil, yaitu pada atom karbon nomor 2, jika peomoran dimulai dari ujung
kiri maka posisi cabang berada pada nomor 4.
CH3-CH2-CH3-CH24-CH25-CH36
3-etil-2,2-dimetilheksana
CH3- C2- CH3
CH3 1
Catatan :
Senyawa tersebut mempunyai dua rantai panjang dengan C-6 . Yang satu
memiliki 3 cabang dan yang mendatar memiliki 1 cabang. Dalam hal seperti
itu, rantai induk adalah rantai karbon terpanjang yang mempunyai cabang
terbanyak.
Cabang etil ditulis mendahului metil.
b. Sifat-sifat alkana
1) Sifat fisis
1. Alkana merupakan senyawa nonpolar.
2. Bentuk alkana rantai lurus pada suhu kamar berbeda-beda.
3. Semakin banyak jumlah atom karbon, semakin tinggi titik didihnya.
4. Adanya rantai cabang pada senyawa alkana menurunkan titik
didihnya.
5. Larut dalam pelarut nonpolar (CCl 4) atau sedikit polar (dietil eter
atau benzena) dan tidak larut dalam air.
6. Alkana lebih ringan dari air.
2) Sifat kimia
Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila
dibandingkan dengan senyawa organik lainnya. Oleh karena kurang
reaktif, alkana kadang disebut paraffin (berasal dari bahasa Latin:
parum affins, yang artinya "afinitas kecil sekali").
1. Alkana dapat bereaksi dengan halogen, salah satu atom H diganti
oleh halogen. Reaksi dengan halogen tersebut dinamakan reaksi
halogenasi dan menghasilkan alkil halida.
Contoh: CH4 + Cl 2 CH3 Cl + HCl
2. Alkana dapat dibakar sempurna menghasilkan CO2 dan H2O.
Contoh: CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O
2. Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh dengan ikatan
rangkap dua
(C=C). Alkena paling sederhana yaitu etena, C2H4. Rumus umum alkena
C2H2n. Tabel berikut menyajikan deret homolog alkena.
Deret Homolog Alkena
b. Sifat alkena
1) Sifat fisika
Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya
yaitu, alkena sedikit larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya
ikatan rangkap yang membentuk ikatan S. Ikatan S tersebut akan ditarik
oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian.
2)Sifat Kimia
a) Oksidasi
Sebagaimana hidrokarbon pada umumnya, pembakaran/ oksidasi
alkena juga akan menghasilkan CO2 dan H2O.
b) Adisi H2
Reaksi adisi merupakan reaksi pemutusan ikatan rangkap. Pada
adisi alkena, ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal.
c) Adisi halogen (F2 , Br2 , I2)
Reaksi adisi oleh halogen akan memutus rantai rangkap alkena
membentuk alkana. Selanjutnya halogen tersebut akan menjadi
cabang/substituen dari alkana yang terbentuk
d) Adisi asam halida
Adisi dengan asam halida akan memutus ikatan rangkap pada
alkena menjadi alkana dengan mengikuti aturan Markovnikof. Atom H
dari asam halida akan terikat pada atom karbon dari alkena tidak
simetris yang memiliki atom H paling banyak. Jika atom C yang
berikatan rangkap memiliki jumlah H yang sama, halida akan terikat
pada atom C yang paling panjang. CH3 CH = CHCH3 ikatan rangkap
membagi sama banyak atom C dan atom H simetris CH3CH 2CH =
CH2 ikatan rangkap tidak membagi sama banyak atom C dan
H tidak simetris
3. Alkuna
Alkuna merupakan hidrokarbon tidak jenuh yang memiliki ikatan
rangkap tiga ( C C ). Alkuna mempunyai rumus umum CnH2n-2. Alkuna
paling sederhana yaitu etuna, C2H2. Deret homolog alkuna sebagai berikut.
b. Sifat alkuna
1) Sifat fisika
Sifat fisika alkuna sama dengan alkana dan alkena. Alkuna juga sedikit
larut dalam air.
2) Sifat kimia
a) Oksidasi
Sebagaimana hidrokarbon pada umumnya, alkun
b) Adisi H2
Alkuna mengalami dua kali adisi oleh H2 untuk menghasilkan alkana.
c) Adisi Halogen
1. Isomer Alkana
Struktur alkana dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang.
Alkana yang mengandung tiga atom karbon atau kurang tidak
mempunyai isomer seperti CH4, C2H6 dan C3H8 karena hanya memiliki
satu cara untuk menata atom-atom dalam struktur ikatannya sehingga
memilki rumus molekul dan rumus struktur molekul sama. Perhatikan
gambar di bawahini:
Dalam senyawa alkana juga ada yang rumus molekulnya sama, tetapi
rumus struktur molekulnya berbeda. Mulai dari alkana dengan rumus
molekul C4H10mempunyai dua kemungkina struktur ikatan untuk
menata atom-atom karbonnya seperti di bawah ini:
2. Isomer Alkena
2. Isomer posisi
Isomer posisi adalah isomer yang memiliki perbedaan
posisi ikatan rangkap karbon-karbon dalam molekul yang sama.
b. Isomer geometri
Ikatan rangkap dua karbon-karbon pada alkena tidak dapat
memutar (melintir) sebab jika diputar akan memutuskan ikatan
rangkap, tentunya memerlukan energi cukup besar sehingga
mengakibatkan ketegaran diantara ikatan rangkap tersebut. Akibat
dari ketegaran, ikatan rangkap menimbulkan isomer tertentu pada
alkena. Pada contoh berikut, ada dua isomer untuk 2-butena
(CH3CH=CHCH3), yaitu cis-2-butena dan trans-2-butena.
c. Isomer Fungsional
Isomer fungsional pada alkena dimulai dari propena (C3H6)
3. Isomer Alkuna
Pada senyawa alkuna, keisomeran dimulai dari senyawa butuna
dengan rumus kimia (C4H6) memiliki jenis isomer yaitu isomer struktur.
Pada pembahasan berikut akan dijelaskan mengenai isomer struktur
senyawa alkuna. Perhatikan dua isomer yang dimiliki butuna (C4H6)
a. Isomer Posisi
c. Isomer Fungsi
D. Reaksi pada Alkana, Alkena dan Alkuna
a. Reaksi Substitusi
(klorometana)
(diklorometana)
(triklorometana)
CHCl3 + Cl2 CCl4 + HCl karbon tetraklorida
(tetraklorometana)
CnH2n+2 + X2 CnH2n+1X + HX
b. Reaksi Oksidasi
d. Reaksi Sulfonasi
a. Rekasi pembakaran
b. Reaksi Adisi
Adisi hidrogen
etena etana
Adisi halogen
propena 1,2-
dibromopropana
etana etenol
Adisi oksigen
c. Reaksi Substitusi
d. Polimerisasi
a. Adisi
Adisi Hidrogen Halida
Halogenisasi
Contoh :
DAFTAR PUSTAKA