You are on page 1of 11
SETAHUAN INDON PMue date) Set el Pi SEANOLOGI ON Cie i Cri Oseana, Volume XX, Nomor 1, 1998 : 9 - 18 ISSN 0216 - 1877 SEBERAPA JAUH PERANAN OKSIGEN DI LAUT? oleh (MLL Azkab!dan M. Muchtar® ABSTRACT HOW FAR IS THE ROLE OF OXYGEN IN THE SEA ?. We understood that the axygen content af atmosphere is different than in the sea. Although the oxy- gen content of the sea has a low variabitity, it can influence the life of marine organ- isms. This paper will be described the oxygen content and distribution, the correla- tion between oxygen and abiotie and biatie factors in the sea. PENDAHULUAN Oksigen yang dikenal dengan nama zat asam merupakan unsur yang sangat berperan dalam proses kehidupan dan penghidupan yang normal di dunia ini. Tanpa oksigen proses respirasi dari organisme tidak akan berjalan, sehingga tentunya akan diikuti oleh kematian, Begitu pula bahan bakar tidak akan terbakar, Jogam tidak akan berkarat dan yang penting lagi zat-zat organik tidak akan terural atau mengalami pembusukan tanpaadanyaoksigen (TIMM 1966). Sumber terpenting oksigen adalah atmosfir dan hasil samping proses fotosintesa tumbuhan air, Penambahan kandungan oksigen dalam air laut hanya berlangsung pada lapisan- lapisan air permukaan melalui absorpsi atau proses diffusi dari atmosfir dan proses fotosintesa. Kecepatan masuknya oksigen dari udara tergantung pada faktor kejenuhan air, temperatur dan juga pergerakan di udara (angin) dan air yaitu arus, gelombang dan pasang surut (RAYMONT 1963, REID 1974, PIERSON 1974), Di samping penambahan oksigen di lapisan permukaan, juga laut dapat kehilangan oksigen karena perpindahan oksigen dari laut ke atmosfir (BENTON 1974). Jika kenyataan bahwa penambahan oksigen hanya pada daerah permukaan atau dekat permukaan (baik dari udara maupun dati proses fotosintesa), maka akan muncul masalah sampai kedalaman berapa di laut oksigen dapat mengsuplainya. Sedangkan kehidupan juga terdapatdi laut yang dalam dan proses respirasi hewan serta bakteri dekomposer secara terus-menerus mem- butuhkan oksigen. Proses fotosintesis dari 1) Balitbang Biologi Laut, Puslitbang Oscanologi-LIPl 2 Balitoang Oseanografi, Puslithang Oseanalogi-LIPL organisme ototrof (fitoplankton) yang menghasilkan senyawa-senyawa organis. di daerah "fotik" akan. menentukan konsumsi oksigen di semua kedalaman perairan. Besarnya konsumsi oksigen pada sctiap kedalaman ditentukan oleh intensifaya organisme-organisme ototrof dalam pem- bentukan senyawa-senyawa organik, Suplai oksigen pada daerah kedalaman yang jauh tidak efektif karena kecilnya laju diffusi molekuler dari oksigen tersebut, sehingga diperlukan svatu mekanisme lain yang dapat mengangkut oksigen dari lapisam permukaan kebagian-bagian perairan yang dalam, Mekanisme (erscbut adalah sickulasi air terutama pada bidang vertikal yang dapat menjamin adanya suplai oksigen ke semua kedalaman dari permukaan sampai dasar laut. Secara sederhana sirkulasi air Jaut digambarkan oleh RUNFORD dan HUMBOLDT (Gambar 1). Produksi oksigen olch proses fotosintesa dapat melebihi kandungan oksigen dalam atmosfir sebagai akibat berlangsungnya proses fotosintesa yang sangat intensif, Nilai- nilai kadar oksigen dalam hal ini dapat dingin. mencapai nilai-nilai yang lebih besar 100% dari kadar jenuh (equilbrium saturation con- centration), Hal ini dapat terjadi di perairan di atas terumbu karang di siang hari sebagai akibat intensifnya fotosintesa yang dilakukan sich zoozanthellae yang hidup bersembiosa dengan hewan karang. VERWEY (dalam NONTIL 1982) menemukan di goba Pulau Air, ‘Teluk Jakarta, kandungan oksigen maksimum sampai lewat jenuh dapat mencapai 8,9 mil pada sore hari. Selanjuinya BROEKHYA (dalam MOORE 1958) mengatakan bahwa di perairan padang lamun, Zostera, konsentrasi oksigen kejenuhannya sampai 260% pada sore hari onganisme di laut dapat hidup terhadap lingkungan dengan Konsentrasi oksigen yang rendah atau (anpa oksigen (anaerob), Tetapi ada. juga beberapa perairan dengan konsentrasi oksigen rendah dapat menyebabkan kematian organisme di aut. Untuk itu, mengingat kandungan oksigen di suatu perairan tidak semuanya sama, maka dalam tulisan ini akan dibahas seberapa jauh peranan oksigen sebagai salah satu faktor 1ingkungan di laut. panos dingin absorpsi penguapan absorpsi. H Vf Selatan Equator Utara HUMBPLDT RUNFORD Gambar 1, Sirkulasi air laut model RUNFORD dan HUMBOLDT (REID 1974). 10 KONSENTRASI DAN DISTRIBUSI OKSIGEN ANIKOUCHINE & STENBERG (1973) menyatakan balwa konsentrasi oksigen (dissolved oxygen) di laut bervariasi antara 0-9 mI. Di dacrah permukaan agak berkombinasi karena adanya pertukaran gas- gas di udara dan kegiatan tumbuhan akuatik. Secara umum dapat dilihat distribusi oksigen secara vertikal pada Gambar 2, 02 (mist) oo1 2 3 200 400 = 30 © small o% E soo}{ Ossigen minimum s 3 3 = 1900 1200 1400 1600 Kadar oksigen maksimum di dacrah tropik 4,5 ml/l, sedang di daerah kutub 8 m/l Nilai-nilai jenuh di kedua daerah tersebut adalah nilai jenuh bagi air laut yang langsung berbatasan dengan aimosfir, sedangkan pada bbagian yang dalam di samudera, konsentrasi oksigen dapat relatif tinggi yaitu sering lebih dari $ mU/L. Hal ini dapat dilihat pada penyebaran oksigen di Samudera India (Gambar 3). & 5 Oksigen fotosintesis Gambar 2. Distribusi oksigen secara vertikal di laut (ANIKOUCHINE & STENBERG 1973). Kedataman (m) LONG 46" 50” TAT 5&5 6 qs 100" 6N ww gs Gambar 3, Penyebaran oksigen di Samudera India (mil) (RAYMONT 1963), Di daerah-daerah tropik dan subtropik pada lapisan permukaan yang langsung berhubungan dengan atmosfir pada aktifitas fo.sintesa tinggi menunjukkan nilai-nilai jenuh oksigen sekitar 4 — 5 ml. Tetapi di bawah lapisan-lapisan permukaan (ersebut kadar oksigen cepat menurun dan pada Kedalaman-kedalaman menengah (700 — 800 m) dapat mencapai | ml/ (Gambar 4) (RAYMONT 1963). Konsentrasi oksigen yang. rendah pada suatu kedalaman tertentu dinamakan daerah oksigen minimal. Di samping adanya bagian laut yang mempunyai kadar oksigen rendah atau peristiwa kurang jenuh (under-saturation) juga ditemukan daerah-daerah perairan laut yang Jewat jenuh (over-saturation) dengan oksigen Hal ini biasanya terjadi pada siamg hari, karena pada dasarnya berhubungan dengan fotosintesa yang tinggi schingga kecepatan produksi oksigen melebihi kecepatan diffusi oksigen 12 4000 Kedataman (m) 2000 35°07 N 66°25'W 3000! Gambar4, Daerah oksigen minimal pada perairan subtropik (RAYMONT 1963). dari air ke atmosfir lewat permukaan faut Keadaan lewat jenuh oksigen di siang hari biasanya merupakan akibat adanya populasi yang sangat padat dari fitoplankton atau tumbuban akuatik lainnya dan intensitas matahari yang intensif. Keadaan lewat jenuh oksigen dapat lebih 100 % bahkan dapat mencapai 260%: (Gambar 5). ml g/t 6 7 8 9 W o = € = eo S € 8 3 3 200 2 300 8 9) HO 110 120 Gambar 5, Keadaan lewatjenuh oksigen di suata perairan padang lamun Zostera (RAYMONT 1963). Hasil pengamatan KASTORO (1977) di sekitar Pulau Panggang, Teluk Jakarta, menunjukkan konsentrasi oksigen dilapisan permukaan berkisar 3,8— 5,2 ml, sedangkan pada lapisan dekat dasar berkisar3,6 ~ 4,9 ml/ I. Begitu pula pengamatan ILAHUDE & SURYADI (1980) di Teluk Jakarta menunjukkan kadar oksigen berkisar 3,14 — 5,84 m/l, dan tidak terlihat adanya variasi bulanan maupun tahunan yang tajam. Lanearnya penyediaan oksigen dari udara ke dalam air dan pengadukan air laut secara tetap dan lancar mengakibatkan keadaan air selalu jenuh. Hal ini sesuai dengan pengamatan yang dilakukan oleh LEGOWO et al, (1980) di 13 ‘Teluk Jakarta yang menunjukkan tingkat kejenuhan oksigen cukup tinggi, baik pada musi. barat (96,3%) maupun pada musim ‘timur (98,7%). Pengamatan-pengamatan yang dila- kukan oleh Lembaga Oseanologi Nasional- LIPI (sekarang Puslithang Oseanologi-LIPI di perairan-perairan Indonesia, baik di laut dangkal maupun di laut dalam, Konsentrasi ‘oksigen berkisar 3 — 4,5 ml/l pada lapisan permukaan dan pada bagian dalam (100 m) berkisar [,44 ~ 3,19 ml (SOEGIARTO et at. 1980), Konsentrasi oksigen pada beerapa perairan di Indonesia disajikan pada Tabel 1 abel 1. Konsentrasi oksigen diberbagai perairan Indonesia, hasil pengamatan P30-L1P1 1974-1979 (SOEGIARTO eral. 1980) No, Perairan Konsentrasi Oksigen (mM/ Pertnukaan Dasar 1. Selat Malaka 3.98 2. Teluk Jakarta 4,00 3. Pulau Pari 3,800 - 4 PerairanBawean 4,13 2,54 5, Setat Madura 430 272 6. SelatMakassar 4,10 3,19 (100 m) 7, Laut Flores 3,92 2.86 (100 m) 8. Pulau Ambon 3,92 2.13 (100 m) 9. 3,95 2,67(100m) 0, HUBUNGAN OKSIGEN DENGAN FAKTOR ABIOTIK LAINNYA Oksigen dengan suhu dan salinitas Faktor-faktor yang mengendalikan gas gas terlarut termasuk oksigen dalam laut ialah suhu dan salinitas. RAYMONT (1963) dan HOOD (1974) menyatakan bahwa banyaknya oksigen yang dapat terlarut ditentukan oleh dua faktor utama yaitu suhu dan salinitas. oksigen mudah terlarut pada OC sekitar 10 ml) sedangkan jika suhu naik 30°C akan terjadi kejenuhan oksigen sekitar 5,6 ml/l (Tabel 2),

You might also like