Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pielonefritis merupakan infeksi piala pada ginjal, tubulus dan jaringan interstisial dari
salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik ke
ginjal. Meskipun ginjal menerima 20% sampai 25% curah jantung, bakteri jarang yang
mencapai ginjal melalui aliran darah, kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3%.
Pielonefritis sering disebut sebagai akibat dari refluks ureterivesikal, dimana katup
uretevesikal yang tidak kompeten menyebabkan urine mengalir balik (refluks) ke dalam
ureter. Obstruksi traktus urinarius (yang meningkatkan kerentanan ginjal terhadap infeksi),
tumor kandung kemih, striktur, hiperplasia prostatik benigna, dan batu urinarius merupakan
penyebab yang lain. Pielonefritis dapat akut dan kronis.
2..2 Etiologi
1. Bakteri
a) Escherichis colli
Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan diusus besar)
merupakan penyebab infeksi yang sering ditemukan pada pielonefritis akut tanpa komplikasi
b) Basilus proteus dan Pseudomonas auroginosa.
Pseudomonas juga merupakan patogen pada manusia dan merupakan penyebab
infeksi pada saluran kemih.
c) Klebsiella enterobacter
Klebsiella enterobacter merupakan salah satu patogen menular yangumumnya
menyebabkan infeksi pernapasan, tetapi juga dapatmenyebabkan infeksi saluran kemih
d) Species proteus
Proteus yang pada kondisi normal ditemukan di saluran cerna, menjadi patogenik ketika
berada di dalam saluran kemih.
e) Enterococus
Mengacu pada suatu spesies streptococus yang mendiami salurancerna dan bersifat
patogen di dalam saluran kemih
f) Lactobacillus
Lactobacillus dalah flora normal di rongga mulut, saluran cerna, dan
vagina,dipertimbangkan sebagai kontaminan saluran kemih. Apabiladitemukan lebih dari satu
jenis bakteri, maka spesimen tersebut harusdipertimbangkan terkontaminasi. Hampir semua
gambaran klinisdisebaban oleh endotoksemia. Tidak semua bakteri bersifat patogen disaluran
perkemihan, tetapi semua bakteri tersebut ditemukan dalamsampel biakan urine. Namun,
bakteri-bakteri tersebut tetap merupakankontaminan.
2. Obstruksi urinari track. Misal batu ginjal atau pembesaran prostat.
3. Refluks, yang mana merupakan arus balik air kemih dari kandung kemih
Kembali kedalam ureter.
4. Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi aliran darah dan aliran plasmaefektif ke ginjal dan
saluran kencing. Kecepatan filtrasi glomerulus dan fungsi tubuler meningkat 30-50%.
Dibawah keadaan yang normal peningkatan kegiatan penyaringan darah bagi ibu dan janin
yang tumbuhtidak membuat ginjal dan uretra bekerja ekstra. Keduanya menjadidilatasi
karena peristaltik uretra menurun. Sebagai akibat, gerakan urin kekandung kemih lebih
lambat. Stasis urin ini meningkatkan kemungkinan pielonefritis.
Estrogen dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi yang terjadi pada kandung
kemih yang akan naik ke ginjal. Bendungan dan atoni ureter dalam kehamilan mungkin
disebabkan oleh progesteron, obstipasi atautekanan uterus yang membesar pada ureter.
Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisadicegah oleh aliran
air kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di tempat
masuknya ke kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air kemih (misalnya
batu ginjal atau pembesaran prostat) atau arus balik air kemih dari kandung kemih ke
dalamureter, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi ginjal.
2.3 Patofisiologi
Umumnya bakteri seperti Eschericia coli, Streptococu fecalis, Pseudomonas
aeruginosa, dan Staphilococus aureus yang menginfeksi ginjal berasal dari luar tubuh yang
masuk melalui saluran kemih bagian bawah(uretra), merambat ke kandung kemih, lalu ke
ureter (saluran kemih bagianatas yang menghubungkan kandung kemih dan ginjal) dan
tibalah ke ginjal,yang kemudian menyebar dan dapat membentuk koloni infeksi dalam
waktu24-48 jam. Infeksi bakteri pada ginjal juga dapat disebarkan melalui alat-alatseperti
kateter dan bedah urologis. Bakteri lebih mudah menyerang ginjal bila terdapat hambatan
atau obstruksi saluran kemih yang mempersulit pengeluaran urin, seperti adanya batu atau
tumor
Pada pielonefritis akut, inflamasi menyebabkan pembesaran ginjal yangtidak lazim.
Korteks dan medula mengembang dan multipel abses. Kalik dan pelvis ginjal juga akan
berinvolusi. Resolusi dari inflamasi menghsilkanfibrosis dan scarring. Pielonefritis kronis
muncul stelah periode berulang dari pielonefritis akut. Ginjal mengalami perubahan
degeneratif dan menjadi kecilserta atrophic. Jika destruksi nefron meluas, dapat berkembang
menjadi gagal ginjal.
2.6 Komplikasi
Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis akut(Patologi Umum
& Sistematik J. C. E. Underwood, 2002: 669)
1. Nekrosis papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan darah pada area
medula akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila ginjal,terutama pada penderita
diabetes melitus atau pada tempat terjadinya obstruksi.
2. Fionefrosis. Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter yangdekat sekali
dengan ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis dansistem kaliks mengalami
supurasi, sehingga ginjal mengalami pereganganakibat adanya pus
3. Abses perinefrik. Pada waktu infeksi mencapai kapsula ginjal, dan meluaske dalam
jaringan perirenal, terjadi abses perinefrik.Komplikasi pielonefritis kronis mencakup
penyakit ginjal stadium akhir (mulai dari hilangnya progresifitas nefron akibat
inflamasi kronik dan jaringan parut), hipertensi, dan pembentukan batu ginjal (akibat
infeksi kronik disertai organisme pengurai urea, yang mangakibatkan terbentuknya
batu)(Brunner & Suddarth, 2002: 1437).
2.8 Pencegahan
Untuk membantu perawatan infeksi ginjal, berikut beberapa hal yang harus dilakukan
1. Minumlah banyak air (sekitar 2,5 liter ) untuk membantu
pengosongankandung kemih serta kontaminasi urin.
2. Perhatikan makanan (diet) supaya tidak terbentuk batu ginjal
3. Banyak istirahat di tempat tidur
4. Terapi antibiotika
Untuk mencegah terkena infeksi ginjal adalah dengan memastikan tidak pernah
mengalami infeksi saluran kemih, antara lain dengan memperhatikan cara membersihkan
setelah buang air besar, terutama pada wanita. Senantiasamembersihkan dari depan ke
belakang, jangan dari belakang ke depan. Hal tersebut untuk mencegah kontaminasi bakteri
dari feses sewaktu buang air besar agar tidak masuk melalui vagina dan menyerang
uretra.Pada waktu pemasangan kateter harus diperhatikan kebersihan dan kesterilan alat
agar tidak terjadi infeksi.
Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk pengobataninfeksi ginjal
mempunyai khasiat sebagai antiradang, antiinfeksi, menurunkanpanas, dan diuretik (peluruh
kemih). Tumbuhan obat yang dapat digunakan,antara lain :
1. Kumis Kucing (Ortthosiphon aristatus)
2. Meniran (Phyllanthus urinaria)
3. Sambiloto (Andrographis paniculata)
4. Pegagan (Centella asiatica)
5. Daun Sendok (Plantago major)
6. Akar Alang-Alang (Imperata cyllindrica)
7. Rambut Jagung (Zea mays)
8. Krokot (Portulaca oleracea)
9. Jombang (Taraxacum mongolicum)
10. Rumput Mutiara(Hedyotys corymbosa)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Anak wanita dan wanita dewasa mempunyai insidens infeksi saluran kemih yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pria
2. Riwayat penyakit
- Keluhan utama : Nyeri punggung bawah dan disuria
- Riwayat penyakit sekarang : Masuknya bakteri kekandung kemih sehingga
menyebabkan infeksi
- Riwayat penyakit dahulu : Mungkin px pernah mengalami penyakit seperti
ini sebelumnya
- Riwayat penyakit keluarga : ISK bukanlah penyakit keturunan
3. Pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : Kurangnya pengetahuan kx
tentang pencegahan
b. Pola instirahat dan tidur : Istirahat dan tidur kx mengalami gangguan karena
gelisah dan nyeri
c. Pola eminasi : Kx cenderung mengalami disuria dan sering kencing
d. Pola aktivitas : Akativitas kx mengalami gangguan karena rasa nyeri yang
kadang datang
4. Pemeriksaan fisik
1. Tanda-tanda vital
TD : normal / meningkat Nadi : normal / meningkat Respirasi : normal /
meningkat Temperatur : meningkat
2. Data focus Inpeksi : Rrekuensi miksi b (+), lemah dan lesu, urin keruh, Palpasi
: Suhu tubuh meningkat
B. Diagnosa
1. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada ginjal
2. Hipertermi berhubungan dengan respon imunologi terhadap infeksi
3. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia)
yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal
4. Nyeri yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal.
5. . Kecemasan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.
6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya sumber informasi
C. Intervensi
1. Diagnosa Keperawatan : Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada
ginjal
Tujuan : tidak terjadi infeksi pada ginjal
Kreteria hasil : klien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi , tanda-tanda vital
normal
Intervensi Rasional :
Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam
Anjurkan pasien untuk minum 2 3 Untuk mencegah stasis urine liter jika
tidak ada kontra indikasi Monitor pemeriksaan ulang urine Mengetahui
kultur dan sensivitas untuk pengobatan menentukan respon terapi
Anjurkan pasien mengosongkan kandung seberapa jauh terhadap efek
keadaan penderita
Berikan perawatan perineal, Untuk menjaga kebersihan dan pertahankan
agar tetap bersih dan menghindari bakteri yang membuat kering
2. Diagnosa Keperawatan : Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan,
frekuensi, dan atau nokturia) yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal.
Tujuan : Pola eliminasi baik
Kreteria Hasil : Pola eliminasi klien membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan
berkemih (urgensi, oliguri, disuria)
Intervensi Rasional :
Ukur dan catat urine setiap kali Untuk mengetahui adanya perubahan
berkemih warna dan untuk mengetahui mencegah terjadinya input/out put
Anjurkan untuk berkemih setiap 2 3 Untuk jam penumpukan urine dalam
vesika urinaria.
Palpasi kandung kemih tiap 4 jam Untuk mengetahui adanya distensi
kandung kemih
Bantu klien ke kamar kecil, memakai Untuk memudahkan klien di dalam
pispot/urinal Bantu klien berkemih
3. Diagnosa Keperawatan : Nyeri yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal
Tujuan : nyeri pada ginjal berkurang
Kreteria hasil : tidak tampak kesakitan
Intervensi rasional :
Kaji intensitas, lokasi, dan factor Rasa sakit yang hebat menandakan yang
memperberat atau meringankan adanya infeksi nyeri
Berikan waktu istirahat yang cukup Klien dapat istirahat dengan tenang
dan tingkat aktivitas yang dapat di dan dapat merilekskan otot-otot toleran
Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika Untuk tidak ada kontra indikasi
membantu klien dalam berkemih
Berikan obat analgetik sesuai dengan Analgetik memblok lintasan nyeri
program terapi
Bantu atau dorong penggunaan nafas membantu mengarahkan kembali
berfokus relaksasi perhatian dan untuk relaksasi otot
4. Diagnosa Keperawatan : Hipertermi berhubungan dengan respon imunologi
terhadap infeksi
Tujuan : tidak terjadi hipertermi
Kreteria hasil : suhu tubuh klien normal
Intervensi rasional :
Pantau suhu tubuh klien Tanda vital
Pantau suhu lingkungan Suhu ruangan
Lakukan kolaborasi dengan dokter Mengurangi demam dengan aksi untuk
pemberian antipiretik
5. Diagnosa Keperawatan : Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informas
Tujuan : klien mengerti mengerti mengenai pemyakitnya
Krteteria hasil : klien menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan
diagnostic, rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif
intervensi rasional :
Kaji ulang prose pemyakit dan memberikan pengetahuan dasar dimana
harapan yang akan datang pasien dapat membuat pilihan beradasarkan
informasi.
Berikan informasi tentang: pengetahuan apa yang diharapkan dapat
sumber infeksi, tindakan untuk mengurangi ansietas dan m,embantu
mencegah penyebaran, jelaskna mengembankan pemberian kepatuhan
klien antibiotic, terhadap rencan terapetik
DAFTAR PUSTAKA