You are on page 1of 9

PENGARUH PEMAKAIAN BIOFILTER STRUKTUR

SARANG TAWON PADA PENGOLAH LIMBAH ORGANIK


SISTEM KOMBINASI ANAEROB-AEROB
(Studi Kasus : Limbah Tahu Dan Tempe)
Oleh: Arie Herlambang *)

Abstract
Wastewater treatment of a combined anaerobic-aerobic system is secondary
wastewater treatment after physical treatment. Basically this wastewater treatment
relies on bacteria in degrading pollutants. The use of honeycomb biofilter is to
increase specific surface of media for attaching bacteria. Total volume of reactors
is 280 liter, made of glass, equipped with two circulating pump and blower in the
aerobic zone. The Biofilter is made of plastic, structurally like honeycomb. Its
dimension is 28 cm x 25 cm x 30 cm, very light and easy to clean. It takes 14 days
for seeding.
The reactors were run in four different resident time, namely 7 days, 5 days, 3 days
and 1 day. The raw water used in this experiment is wastewater from tofu and
fermented soybean cake industries that have BOD around 300 - 500 mg/l. The
water is sampled weekly and the results from 1,872 physical and chemical
parameters from 144 water samples show that the reactors that using biofilters
have better performance than the reactors using no biofilters. The Efficiency
process in decreasing BOD value is around 51 - 91 % for resident time one day up
to 7 days. Besides such a good relatively high efficiency, the hydraulic loading is
around 0,48 - 3,33 m3/m2/ day and BOD loading is around 0, 20 - 0,43 kg BOD/m3/
day.

Kata Kunci : Wastewater treatment, organic waste, biofilter, biofilm

1. PENDAHULUAN Air banyak digunakan sebagai bahan


pencuci dan merebus kedelai, akibat dari
Tahu dan tempe merupakan makanan besarnya pemakaian air pada proses
yang digemari masyarakat, baik masyarakat pembuatan tahu dan tempe, maka limbah
kalangan bawah hingga atas. Keberadaannya yang dihasilkan juga cukup besar. Sebagai
sudah lama diakui sebagai makanan yang contoh limbah industri tahu tempe di
sehat, bergizi dan murah harganya. Hampir Semanan, Jakarta Barat kandungan BOD5
ditiap kota di Indonesia dijumpai industri tahu mencapai 1 324 mg/l, COD 6 698 mg/l, NH4
dan tempe. Pada umumnya industri tahu dan 84,4 mg/l, nitrat 1,76 mg/l dan nitrit 0,17 mg/l
tempe termasuk ke dalam industri kecil yang (Prakarindo Buana, 1996). Jika ditinjau dari
dikelola oleh rakyat dan beberapa di Kep-03/MENKLH/11/1991 tentang baku mutu
antaranya masuk dalam wadah Koperasi limbah cair, maka industri tahu dan tempe
Pengusaha Tahu dan Tempe (KOPTI). memerlukan pengolahan limbah. Akibat
Proses pembuatan tahu dan tempe masih pencemaran limbah organik hampir semua
sangat tradisional dan banyak memakai sungai-sungai di Jakarta telah melewati baku
tenaga manusia. Bahan baku utama yang mutu untuk peruntukkannya.
digunakan adalah kedelai (Glycine spp). Pada saat sekarang ini industri tahu
Konsumsi kedelai Indonesia pada Tahun tempe masih banyak merupakan industri kecil
1995 telah mencapai 2.287.317 Ton (Sri skala rumahtangga yang tidak dilengkapi
Utami, 1997). Sarwono (1989) menyatakan dengan unit pengolah air limbah. Pengolahan
bahwa lebih dari separuh konsumsi kedelai limbah masih merupakan beban bagi
Indonesia dipergunakan untuk diolah menjadi pengrajin, terutama biaya perawatannya. Di
tempe dan tahu. daerah industri tahu dan tempe yang dikelola

*)
Staf Peneliti pada Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan, BPPT

28 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 2, No. 1, Januari 2001 : 28 -36


koperasi beberapa diantaranya telah memiliki pada umumnya sangat tinggi. Senyawa-
unit pengolah limbah sedehana. senyawa organik di dalam air buangan
tersebut dapat berupa protein, karbohidrat,
1.1. Perumusan Masalah lemak dan minyak. Diantara senyawa-
senyawa tersebut, protein dan lemaklah yang
Berdasarkan fakta bahwa pencemaran jumlahnya paling besar (Nurhasan dan
limbah organik di kota-kota besar cukup tinggi Pramudyanto, 1987), yang mencapai 40% -
dan banyak industri rumah tangga yang tidak 60% protein, 25 - 50% karbohidrat, dan 10%
mempunyai pengolahan limbah, maka perlu lemak (Sugiharto, 1987). Semakin lama
dicari upaya untuk menurunkan kadar jumlah dan jenis bahan organik ini semakin
pencemar organik dengan cara yang banyak, dalam hal ini akan menyulitkan
sederhana dan murah. Pemakaian biofilter pengelolaan limbah, karena beberapa zat
merupakan upaya untuk memanfaatkan tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme di
aktivitas bakteri dalam pengolahan limbah, dalam air limbah tahu tersebut. Untuk
sehingga dapat dilakukan penghematan menentukan besarnya kandungan bahan
energi. organik digunakan beberapa teknik pengujian
seperti BOD5, COD dan TOM. Uji BOD
1.2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian merupakan parameter yang sering digunakan
untuk mengetahui tingkat pencemaran bahan
Penelitian ini bertujuan mengkaji organik, baik dari industri ataupun dari
pengaruh pemakaian biofilter struktur sarang rumahtangga (Welch, 1992).
tawon pada pengolah limbah organik sistem Air buangan industri tahu kualitasnya
kombinasi anaerob-aerob, khususnya pada bergantung dari proses yang digunakan.
limbah industri tahu dan tempe. Disamping Apabila air prosesnya baik, maka kandungan
itu penelitian ini juga bertujuan mencari bahan organik pada air buangannya biasanya
bagaimana kemampuan biofilter tersebut rendah (Nurhasan dan Pramudya, 1987).
dalam menguraikan limbah organik dan Pada umumnya konsentrasi ion hidrogen
mengkaji kemungkinan penerapannya di buangan industri tahu ini cenderung bersifat
indutsri tahu dan tempe. asam. Komponen terbesar dari limbah cair
tahu yaitu protein (N-total) sebesar 226,06
1.3. Karakteristik Limbah sampai 434,78 mg/l. sehingga masuknya
limbah cair tahu ke lingkungan perairan akan
Karakteristik buangan industri tahu meningkatkan total nitrogen di peraian
ada dua hal yang perlu diperhatikan tersebut.
(Nurhasan dan Pramudyanto, 1987), yaitu : Gas-gas yang biasa ditemukan dalam
karakteristik fisika dan kimia. Karakteristik limbah adalah gas nitrogen (N2), oksigen
fisika meliputi padatan total, suhu, warna dan (O2), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3),
bau. Karakteristik kimia meliputi bahan
karbondioksida (CO2) dan metana (CH4).
organik, bahan anorganik dan gas.
Karakteristik buangan industri tahu dinyatakan Gas-gas tersebut berasal dari dekomposisi
oleh Nurhasan dan Pramudyanto (1987) bahan-bahan organik yang terdapat di dalam
meliputi dua hal. Yaitu karakteristik fisika dan air buangan. Permasyalahan yang sering
kimia. Karakteristik fisika meliputi padatan muncul adalah kecepatan reaksi biokimia
total (total solid), suhu, warna, dan bau. memerlukan oksigen yang lebih besar sejalan
Karakteristik kimia meliputi bahan organik, dengan meningkatnya suhu (Nurhasan dan
bahan anorganik dan gas. Pramudya, 1987).
Suhu buangan industri tahu berasal
dari proses pemasakan kedelai. Suhu limbah 2. PENGOLAHAN LIMBAH
cair tahu pada umumnya lebih tinggi dari air
0 0 2.1. Pengolahan Limbah Sistem Anaerobik
bakunya, yaitu 40 C sampai 46 C. Suhu
yang meningkat di lingkungan perairan akan Penguraian anaerobik terdiri dari
mempengaruhi kehidupan biologis, kelarutan serangkaian proses mikrobiologi yang
oksigen dan gas lain, kerapatan air, merubah bahan organik menjadi metan.
viskositas, dan tegangan permukaan Produksi metan adalah fenomena umum
(Sugiharto, 1987). dalam bermacam-macam lingkungan alam
Bahan-bahan organik yang berkisar dari es glaser sampai sedimen,
terkandung di dalam buangan industri tahu rawa, pencernakan hewan pemakan rumput,

Pengaruh Pemakaian Biofilter Struktur Sarang Tawon , (Arie Herlambang) 29


dan ladang minyak. Fenomena alam Reaksi Nitrifikasi :
mengenai proses pembentukan metan
(metanogenesis) ditemukan lebih dari seabad NH4+ + 1,5 O2 -----> NO2- + 2 H+ + H2O
yang lalu. Jika dalam proses aerobik
mikroorganisme yang terlibat hanya dari NO2- + 0,5 O2 ------> NO3 -
beberapa jenis saja, sedangkan dalam proses
anaerobik sebagian besar proses terjadi Reaksi Oksidasi Sulfur :
akibat bakteri.
Kumpulan mikroorganisme, umumnya S2 - + O2 + 2 H+ ----- > S0 + H2O
bakteri, terlibat dalam transformasi senyawa
komplek organik menjadi metan. Lebih jauh 2 S + 3 O2 + 2 H2O ----> 2 H2SO4
lagi, terdapat interaksi sinergis antara
bermacam-macam kelompok bakteri yang
berperan dalam penguraian limbah.
Keseluruhan reaksi dapat digambarkan
sebagai berikut (Gabriel Bitton, 1994) :

Senyawa Organik CH4 + CO2 + H2 + NH3 + H2S

Meskipun beberapa jamur (fungi) dan


protozoa dapat ditemukan dalam penguraian
anaerobik, bakteri bakteri tetap merupakan
mikroorganisme yang paling dominan bekerja
didalam proses penguraian anaerobik.
Sejumlah besar bakteri anaerobik dan
fakultatif (seperti : Bacteroides,
Bifidobacterium, Clostridium, Lactobacillus,
Streptococcus) terlibat dalam proses hidrolisis
dan fermentasi senyawa organik. Ada empat
kelompok bakteri yang terlibat dalam
transformasi material komplek menjadi
molekul yang sederhana seperti metan dan
karbon dioksida. Kelompok bakteri ini bekerja
secara sinergis. Gambar 1. Kelompok Bakteri Metabolik yang
terlibat dalam penguraian limbah dalam
2.2. Pengolahan Limbah Sistem Aerobik sistem anaerobik.

Di dalam proses pengolahan air 2.3. Biofilter Dalam Pengolahan Limbah


limbah organik secara aerobik, senyawa
komplek organik akan terurai oleh aktifitas Jenis Jenis Biofilter
mikroorganisme aerob. Mikro-orgnisme aerob
tersebut didalam aktifitasnya memerlukan Alasan utama yang membuat trikling
oksigen atau udara untuk memecah senyawa filter dengan media batu popular adalah
organik yang komplek menjadi CO2 (karbon kesederhanaannya, biaya operasi yang
dioksida) dan air serta ammonium, rendah, dan produksi Lumpur yang mudah
selanjutnya amonium akan dirubah menjadi untuk di atasi. Walaupun demikian, ketika
nitrat dan H2S akan dioksidasi menjadi sulfat. mengolah air limbah yang tinggi atau pekat,
Secara sederhana reaksi penguraian filter tunggal satu tahap tidak mampu
senyawa organik secara aerobik dapat dilihat menurunkan bahan organic mencapai
pada gambar 1. standard effluent BOD yaitu 30 mg/l, dan
dalam hal system dua tahap, unit pertama
Reaksi Penguraian Organik : akan mengalami penyumbatan dan emisi
udara kotor (Viessman dan Hammer, 1985).
Oksigen Dua jenis media plastik yang umum,
Senyawa Polutan ----> CO2 + H20 + NH4 + Biomasa yaitu paking dengan lembar vertikal dan
Organik random atau acak. Paking dengan lembar
Heterotropik vertikal terbuat dari polyvinilchloride (PVC),
dibuat dalam modul, biasanya lebar 2 ft (61

30 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 2, No. 1, Januari 2001 : 28 -36


cm) dan tinggi 2 ft (61 cm), panjang 4 ft (122 140 liter untuk satu reaktornya. Dalam reaktor
cm). Permukaan spesifik berkisar 26 43 kombinasi ada dua reaktor, sehingga
ft2/ft3 (90 140 m2/m3) tergantung pabrik volumenya menjadi 280 liter. Reaktor ini
pembuatnya, dan ruang kosong berkisar 95%. dilengkapi dengan bak air baku, pompa
Berat modul plastik yang ringan sirkulasi dan pompa blower untuk pemberian
membuat modul dapat ditumpuk sampai 20 ft udara.
(6 meter). Untuk limbah rumah tangga
biasanya satu tahap, setelah sedimentasi 3.4. Peralatan Penelitian
primer, sedangkan yang dua tahap dipasang
ketika mengolah air limbah industri. Penelitian ini memerlukan peralatan
Resirkulasi langsung diterapkan untuk untuk percobaan dan pengukuran parameter-
memelihara aliran agar tetap berjalan. parameter yang harus diukur langsung di
Kemampuan pengolahan filter berkisar antara lapangan, yaitu : 1). Reaktor sistem
800 2400 g/m3/hari dengan luas permukaan kombinasi anaerob dan aerob yang terbuat
spesifik berkisar 60 300 m2/m3/hari. dari kaca berjumlah 4 buah, 2). Bangunan
pelindung sederhana ukuran 3 m x 4 m untuk
Cara Bekerja Biofilter melindungi reaktor dari hujan dan panas dan
keamanan selama penelitian, 3). Dua buah
Oksigen dan nutrien yang dibawa bak air baku dan menara air, serta satu buah
oleh air yang diolah akan terdifusi menembus bak untuk mengambil air baku dan pompa
lapisan biofilm sampai kepada lapisan sel hisap untuk mengambil air baku, 4). Peralatan
yang paling dalam yang tidak dapat ditembus reaktor sistem kombinasi anaerob dan aerob
oleh oksigen dan nutrien. Setelah beberapa yang berupa : pompa air baku (intake) satu
lama, terjadi stratifikasi menjadi lapisan buah, blower untuk memompa udara dua
aerobik tempat oksigen masih dapat terdifusi buah, pompa sirkulasi dua buah, dan media
dan lapisan anaerobik yang tidak mengan- biofilter yang terbuat dari plastik struktur
dung oksigen. Ketebalan kedua lapisan ini sarang tawon ukuran 25 cm x 30 cm x 30 cm
bervariasi tergantung jenis reaktor dan empat buah, serta pengatur pH, dan 5).
material pendukungnya (Lihat Gambar 2). Peralatan Pengukuran flow meter, gelas ukur,
pengukur waktu, suhu, dan peralatan
3. METODOLOGI PENELITIAN pengukur parameter kimia dan biologi, serta
peralatan dokumentasi.
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah
Perkampungan Industri Kecil, PRIMKOPTI
Swakerta, Kelurahan Semanan, Jakarta
Barat, sedangkan penelitian dalam skala
laboratoriumnya dilakukan di Bogor.
Penelitian dilaksanakan Bulan Desember
1998 Oktober 1999.

3.2. Responden dan Pengambilan Data

Dalam survai sosial ekonomi diambil


100 responden pengrajin tahu dan tempe
yang bertempat tinggal di Komplek Industri
Tahu dan tempe, Kelurahan Semanan,
Jakarta Barat. Jumlah Pengrajin secara
keseluruhan berkisar 710 800 pengrajin.
Pengambilan data dilakukan dalam waktu
satu minggu.

3.3. Desain sistem kombinasi anaerob-


aerob
Gambar 2. Mekanisme proses metabolisme
Dalam penelitian skala Laboratorium didalam biofilter (Arvin. E. dan Harremoes.
ini reaktor limbah dirancang dengan volume P.,1990.).

Pengaruh Pemakaian Biofilter Struktur Sarang Tawon , (Arie Herlambang) 31


3.5. Pelaksanaan Penelitian tempe yang sederhana ini ternyata dapat
dengan mudah diadaptasi oleh tenaga kerja
Pelaksanaan penelitian diawali dengan pendidikan yang tidak terlalu tinggi,
dengan pengambilan air baku di Pusat hasil survei menunjukkan bahwa 83%
Industri Kecil Tahu dan Tempe di Semanan, berpendidikan Sekolah Dasar, 12% Sekolah
Jakarta Barat. Kemudian dilakukan pengisian Menengah Pertama, dan 5% berpendidikan
reaktor dan pembiakan dengan cara Sekolah Menengah Atas.
mensirkulasi reaktor selama 10 - 14 hari. Kebutuhan bahan baku kedelai untuk
Percobaan dilakukan dengan media dan tiap pengrajin berbeda-beda, tergantung skala
tanpa biofilter struktur sarang tawon. Pada usaha dan luas pemasarannya. Hasil survei
tahap pertama, reaktor sistem kombinasi menunjukkan bahwa 51% dari pengrajin
anaerob-aerob dijalankan dengan kondisi membutuhkan kedelai sekitar 26-50 kg tiap
pengaturan kecepatan laju aliran air baku harinya, 31% membutuhkan kedelai sekitar
untuk mendapatkan waktu tinggal air dalam 51-100 kg, 9% pengrajin membutuhkan lebih
reaktor (RT) selama satu, tiga, lima dan tujuh dari 100 kg dan hanya 9% pengrajin yang
hari. Pengambilan contoh air dilakukan pada membutuhkan kurang dari 25 kg kedelai tiap
air baku dan setiap bagian pengolahan dari harinya. Jika saat ini terdapat 800 pengrajin,
awal sampai air hasil olahan untuk setiap maka kebutuhan kedelai tiap harinya
satuan waktu tinggal (RT). Setiap satuan diperkirakan dapat mencapai 45.804 kg tiap
waktu tinggal dilakukan empat kali hari.
pengambilan contoh pada masing-masing Pemakaian kedelai yang cukup besar
reaktor dengan selang waktu satu minggu. berkaitan erat dengan pemakaian air bersih,
terutama dalam proses pencucian dan
perebusan. Hasil survei menunjukkan 56%
3.6. Analisis Data
memakai air kurang dari 100 liter, 11%
berkisar 100 200 liter, 8% berkisar 200
Data hasil survai sosial ekonomi
300 liter, 6% berkisar 300 400 liter dan
dianalisis dengan mempergunakan analisis
19% lebih dari 400 liter tiap hari. Dengan
statistik tabulasi silang (crosstab) dengan
jumlah pengrajin sekitar 800 pengrajin
mempergunakan Perangkat Lunak SPPS,
kebutuhan air bersih untuk memasak
sedangkan analisis data hasil percobaan fisik
diperkirakan mencapai 136.000 liter tiap hari.
dan kimia air limbah dianalisis dengan
Dengan demikian kebutuhan air untuk
mempergunakan uji klasifikasi kelompok dan
memasak kedelai sekitar 3 (tiga) liter untuk
uji T dengan mempergunakan perangkat
tiap kilogram. Hasil survei menunjukkan
lunak SAS. Data mikrobiologi didapat dari
kebutuhan air untuk mencuci cukup besar,
hasil identifikasi bakteri dari limbah di lokasi
80% dari responden menyatakan kebutuhan
percobaan, terutama terhadap dua unsur
airnya berkisar 200 300 liter. Dan 40%
limbah utama, yaitu karbohidrat dan protein.
diantaranya dipakai untuk mencuci rata-rata
38 kg kedelai. Diperkirakan kebutuhan air
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mencuci kedelai dibutuhkan air sekitar 7
liter untuk tiap kilogram kedelai, sehingga total
4.1. Kondisi Sosial Ekonomi
kebutuhan air untuk memasak dan mencuci
kedelai adalah sekitar 10 liter untuk tiap
Informasi kondisi sosial ekonomi ini
kilogram. Jika jumlah kedelai yang dimasak
diperlukan untuk mengetahui kesadaran para
berkisar 45.804 kg, maka kebutuhan airnya
pengrajin tahu dan tempe terhadap
adalah sekitar 5,3 liter/detik.
lingkungan dan kesedian mereka dalam
Penataan lingkungan memerlukan
mengeluarkan biaya untuk lingkungan. Hasil
biaya dan dana swadaya masyarakat sangat
survei tahun 1999 terhadap pengrajin tahu
diperlukan. Untuk itu informasi kemampuan
dan tempe di KOPTI Swakerta Semanan
dan kesediaan masyarakat untuk
dengan 100 responden menunjukkan bahwa
mengeluarkan dana bagi pengolahan limbah
usia responden 54% dewasa (20 45 Tahun),
perlu diketahui sebelum dibangun pengolahan
24% tua (45 60 Tahun) dan 22% muda (<20
limbah. Hasil survei terhadap 100 responden
Tahun). Gambaran penghasilan para
diketahui bahwa 14% responden mampu
pengrajin adalah sebagai berikut : 78% lebih
membayar lebih dari Rp. 10.000,- setiap
dari 350 ribu rupiah tiap bulan, dan bahkan
bulannya, 7% responden mampu membayar
35% diantaranya berpenghasilan lebih dari
Rp. 7.500,- - Rp. 10.000,-, 7% responden
700 ribu rupiah. Teknologi pembuatan tahu
mampu membayar Rp 2.500,- - Rp. 5.000,-

32 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 2, No. 1, Januari 2001 : 28 -36


dan 51% responden hanya mampu dibandingkan dengan kondisi air bakunya.
membayar Rp. 2.500,-. Ditinjau dari segi Tidak ada perbedaan yang berarti antara pH
pendidikan ternyata dari 51% responden air dari reaktor kombinasi anaerob-aerob yang
tersebut 41% hanya berpendidikan Sekolah memakai media biofilter dan tidak memakai.
Dasar. Oksigen terlarut (DO) dalam air olahan cukup
baik, yaitu sekitar 5,2 5,8 mg/l dan pada
4.2. Hasil Percobaan waktu tinggal yang lebih lama nilai oksigen
terlarutnya cenderung lebih tinggi.
Fisik dan Kimia Efisiensi penurunan kandungan BOD5
untuk pengolahan dengan waktu tinggal 7 hari
Paremeter fisik yang diukur dalam adalah sekitar 81,61 82,08% pada reaktor
penelitian ini adalah suhu, kekeruhan, tanpa media biofilter dan 90,08 91,36%
padatan terlarut total, padatan tersuspensi pada reaktor dengan media biofilter. Efisiensi
total dan residu terlarut. Parameter suhu air penurunan BOD5 untuk pengolahan dengan
selama percobaan relatif stabil, baik pada waktu tinggal 5 hari berkisar 74,44 75,96%
reaktor yang memakai media biofilter maupun pada reaktor tanpa biofilter dan 82,22
yang tidak memakai. Kekeruhan pada reaktor 84,78% pada reaktor dengan media biofilter.
yang memakai media biofilter lebih rendah Efisiensi penurunan BOD5 untuk pengolahan
dibandingkan dengan yang tidak memakai dengan waktu tinggal 3 hari berkisar 71,50
biofilter untuk setiap waktu tinggal. Efisiensi 73,40% pada reaktor tanpa biofilter dan 84,41
penurunan kekeruhan berkisar 61 81% 86,70% pada reaktor dengan media biofilter.
untuk reaktor yang tidak memakai biofilter, Efisiensi penurunan BOD5 untuk pengolahan
sedangkan reaktor yang memakai biofilter dengan waktu tinggal 1 hari berkisar 42,86
efisiensinya lebih tinggi atau berkisar 73 44,91% pada reaktor tanpa biofilter dan 53,33
87%. 65,26% pada reaktor dengan media biofilter.
Seperti halnya kekeruhan padatan Pemakaian biofilter dalam reaktor
terlarut total pada reaktor yang memakai menunjukkan hasil berbeda nyata
media biofilter lebih rendah dibandingkan dibandingkan dengan reaktor tanpa biofilter
dengan yang tidak memakai biofilter. Efisiensi (Tabel Lampiran 1).
penurunan nilai padatan terlarut total pada Efisiensi penurunan COD untuk
reaktor yang tidak memakai media biofilter pengolahan dengan waktu tinggal 7 hari
berkisar 75 86%, sedangkan pada reaktor berkisar 71.67 73,88% pada reaktor tanpa
yang memakai media biofilter efisiensi biofilter dan 85,34 85,83% pada reaktor
penurunannya berkisar 82 95%. Padatan dengan media biofilter. Efisiensi penurunan
tersuspensi juga mengalami penurunan yang COD untuk pengolahan dengan waktu tinggal
sama. Efisiensinya penurunan untuk reaktor 5 hari berkisar 73.75 74,43% pada reaktor
yang tidak memakai media biofilter berkisar tanpa biofilter dan 81,00 85,80% pada
50 76%, sedangkan pada reaktor yang reaktor dengan media biofilter. Efisiensi
memakai media biofilter efisiensi penurunan COD untuk pengolahan dengan
penurunannya mencapai 56 94%. Residu waktu tinggal 3 hari berkisar 68.00 72,09%
Terlarut Total juga lebih rendah pada reaktor pada reaktor tanpa biofilter dan 77,00
yang memakai media biofilter dibandingkan 78,26% pada reaktor dengan media biofilter.
dengan yang tidak memakai, karena media Efisiensi penurunan COD untuk pengolahan
juga berfungsi sebagai penahan arus air dengan waktu tinggal 1 hari berkisar 43,08
sehingga tidak bergolak. Efisiensi penurunan 43,84% pada reaktor tanpa biofilter dan 61,15
Residu Terlarut Total berkisar 60 82% pada 64,77% pada reaktor dengan media biofilter
reaktor yang tidak memakai media biofilter
dan 68 89% pada reaktor yang memakai Biologi
media biofilter.
Parameter kimia yang diukur untuk Penyusun utama limbah tahu dan
limbah tahu tempe dengan mempergunakan tempe, sebagian besar adalah karbohidrat,
reaktor kombinasi anaerob aerob dengan protein dan lemak. Dalam penelitian ini hanya
mempergunakan biofilter adalah pH, Oksigen dilakukan pengujian mikrobiologi kepada dua
terlarut (DO), Kebutuhan Oksigen Biokimia kelompok terbesar perta. Secara mikrobiologi,
(BOD5), Kebutuhan Oksigen Kimia (COD), diidentifikasikan bahwa penyebab penurun
amonia, nitrit, nitrat, Sulfida dan Total Fosfat. parameter pencemar disebabkan pula oleh
Nilai pH air olahan secara umum hadirnya bakteri pemakan karbohidrat dalam
menunjukkan kecenderungan peningkatan bentik glukosa, laktosa dan sukrosa, serta

Pengaruh Pemakaian Biofilter Struktur Sarang Tawon , (Arie Herlambang) 33


bakteri pemakan protein, baik dalam bentuk berkisar 61,15- 85,83% dengan waktu
batang maupun kokus, gram negatip maupun tinggal berkisar 1 7 hari.
yang positip, ada yang berspora dan ada 3. Dengan laju beban hidrolik sebesar 1,11
yang tidak. Jumlah bakteri yang melimpah m3/m2 media.hari dan laju beban BOD5
dalam air limbah ini sangat mendukung bagi rata-rata 0,3688 kg BOD5 /m3.hari, maka
pembentukan lapisan biofil pada biofilter dan dalam percobaan ini waktu tinggal 3 (tiga)
efektifitas prosesnya penguraian limbah hari dipandang sebagai waktu tinggal
secara biologi. yang optimal untuk pengolahan limbah
tahu dan tempe karena penurunan nilai
Kemampuan Media Biofilter BOD sudah lebih dari 75%. Pengurangan
waktu tinggal dan peningkatan efisiensi
Kemampuan biofilter dapat dapat dilakukan dengan penambahan
dinyatakan dalam dua istilah yaitu dengan media biofilter dan pasokan udara melalui
Laju Beban Hidrolik atau dengan Laju Beban pompa (untuk sistem aerobik).
Organik. Beban hidrolik didefinisikan sebagai
jumlah air limbah yang masuk ke dalam 5.2. Saran
biofilter per luas filter per hari. Laju Beban
didefinisikan sebagai jumlah senyawa organik 1. Perlu penelitian lebih lanjut tentang luas
di dalam air imbah yang dihilangkan atau permukaan spesifik media yang berbeda,
didegradasi di dalam biofilter per unit volume untuk mencari luas permukaan yang
biofilter per hari. optimal.
Hasil perhitungan laju hidrolik dapat 2. Perlu mencari bahan media biofilter yang
diketahui bahwa laju beban hidrolik untuk murah terbuat dari plastik bekas.
waktu tinggal 7 (tujuh) hari adalah 0,48 3. Perlu seleksi lebih lanjut dalam
m3/m2 media.hari, waktu tinggal 5 hari adalah penggunaan bakteri sebelum dilakukan
0,67 m3/m2 media.hari, waktu tinggal 3 hari percobaan dengan hanya memakai
adalah 1,11 m3/m2 media.hari, dan waktu bakteri-bakteri pemakan unsur dominan
tinggal 1 hari adalah 3,33 m3/m2 media.hari. dalam limbah.
Semakin singkat waktu tinggal, maka beban
hidrolik media akan semakin tinggi. DAFTAR PUSTAKA
Laju beban BOD dapat diketahui
besarnya berkisar 159,24 214 g BOD/ 1. Arvin. E. dan Harremoes. P. 1990.
m3.hari atau rata-rata 0,1994 kg BOD/m3.hari Concepts And Models For Biofilm Reactor
untuk waktu tinggal 7 hari. Untuk waktu Performance. pp 177-192 dalam
tinggal 5 hari berkisar 153,97 227,67 g Technical Advances in Biofilm Reaktors.
BOD/m3.hari atau rata-rata 0,1836 kg Water Science and Technology. Bernard.
BOD/m3.hari. Untuk waktu tinggal 3 hari J. (editor). Vol. 22. Number 1 / 2 1990.
berkisar 343,12 404,32 g BOD/ m3.hari Printed In Great Britain.
atau atau rata-rata 0,3688 kg BOD/m3.hari 2. Gabriel Bitton. 1994. Wastewater
dan Laju beban BOD untuk waktu 1 hari Microbiology, A John Wiley & Sons, INC.,
adalah berkisar 236,88 738,61 g New York.
BOD/m3.hari atau rata-rata 0,429 kg 3. Menteri Negara KLH 1991. Keputusan
BOD/m3.hari. Menteri Negara Kependudukan Dan
Lingkungan Hidup. Nomor : Kep-
5. KESIMPULAN DAN SARAN 03/MENKLH/11/1991, tentang Pedoman
Penetapan Baku Mutu Lingkungan,
5.1. Kesimpulan Jakarta.
4. Nurhasan dan B. Pramudyanto.1987.
1. Secara umum pemakaian media biofilter Pengolahan Air Buangan Industri Tahu.
dapat lebih meningkatkan efisiensi Yayasan Bina Lestari dan WALHI,
proses pengolahan limbah tahu dan Semarang. 37 p.
tempe secara nyata dibandingkan 5. Prakarindo. 1996. Collecting Data Air
pengolahan tanpa mempergunakan Limbah, Pengolahan Tahu Tempe dan
biofilter untuk setiap waktu tinggal. Penyusunan the Low Cost PIK KOPTI
2. Efisiensi penurunan nilai BOD5 pada SEMANAN, DPU DKI Jakarta.
reaktor yang memakai media biofilter 6. Sarwono. 1988. Membuat Tempe dan
berkisar 53,33 91,36% dan nilai COD Oncom, Seri Industri Kecil, Penebar
Swadaya, Jakarta.

34 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 2, No. 1, Januari 2001 : 28 -36


7. Sugirharto, 1987. Dasar-dasar RIWAYAT PENULIS
Pengelolaan Air Limbah. UI Press, Jakarta.
8. Sri Utami Kuntjoro. 1997. Strategi Pe- Arie Herlambang, Lahir di Jakarta, 29
ngembangan Kedelai Menuju Swasem- September 1960. Telah menyelesaikan
bada, Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap pendidikan sarjana di jurusan Geologi UGM
Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian tahun 1987, menyelesaikan pendidikan pasca
Bogor, IPB. sarjana jurusan Teknologi Lingkungan di IPB
9. Viessman. W. Jr. dan Hammer. M.J. 1985. tahun 1993. Saat ini sedang menyelesaikan
Water Supply and Pollution Control. 4th pendidikan S3 jurusan Teknologi Lingkungan
Editon. Harper and Row Publishers. New di IPB. Sejak tahun 1985 sampai sekarang
York. 796 hal. bekerja sebagai staf peneliti di Pusat
10.Welch, E.B. 1992. Ecological Effects of Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Waste Water Applied Limnology and Lingkungan, BPPT.
Pollutan Effect. E & F Spon, London-
Glaslogow-New York-Tokyo-Melbourne-
Madras

LAMPIRAN

Gambar 3. Rangkaian Peralatan Percobaan dan Titik-Titik Pengambilan Contoh Air

Pengaruh Pemakaian Biofilter Struktur Sarang Tawon , (Arie Herlambang) 35


600 100
W aktu Tinggal
1 hari 90

E fisiensi P enurunan B OD 5 (% )
500
80

N ilai B OD 5 (mg/l) 70
400
60
W aktu Tinggal
300 3 hari 50

W aktu Tinggal W aktu Tinggal 40


7 hari 5 hari
200
30

K ep-51/M E M LH/10/1995 20
100
10

0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

K eterangan :
Waktu Operasi (M inggu)
A ir B aku A ir K eluar (R1) A ir K eluar (R2) R1= Tanpa M edia
E ff B OD5 (R1) E ff B OD5 (R2) R2= Dengan M edia
B iofilter

Gambar 4. Perubahan Nilai BOD5 Pada Reaktor Dengan Media dan Tanpa Media Biofilter
Sarang Tawon Dalam Waktu Tinggal 7 sampai 1 hari.

700 100
Waktu
Tinggal 90
600 Efisiensi Penurunan COD
Nilai COD (mg/l)

80
500 70
Waktu 60
400
Tinggal
(%)

Kep-51/MENLH/10/1995 50
300
40
Waktu Waktu
200 Tinggal Tinggal 30
20
100
10
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Keterangan :
Waktu Operasi (Minggu)
Air Baku Air Keluar (R1) R1= Tanpa Media
Air Keluar (R2) Eff COD (R1) R2= Dengan Media
Eff COD (R2) Biofilter

Gambar 5. Perubahan Nilai COD Pada Reaktor Dengan Media dan Tanpa Media Biofilter
Sarang Tawon Dalam Waktu Tinggal 7 sampai 1 hari.

36 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 2, No. 1, Januari 2001 : 28 -36

You might also like