You are on page 1of 5

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui pross

fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain
adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja
dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan,
pakan ternak, miyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga
digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Umum yang digunakan
sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau
merupakan limbah setelah diambil produk primernya.
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain
merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat
menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (suistainable). Di
Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat penting dengan
berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan dan lain-lain
yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan
menjadi tulang punggung penghasil devisa negara.

KETERSEDIAAN
Perkebunan dan pertanian merupakan sektor bisnis yang sangat
berkembang di Indonesia, hal tersebut menunjukkan potensi yang cukup tinggi
untuk memenuhi sumber bahan baku pembuat biomassa. Menurut buku statistik
tahunan DIRJEN EBTKE tahun 2016, telah mendata potensi penghasil biomassa
dari berbagai sektor yang ada di Indonesia, dari data tersebut dapat dilihat
daerah mana saja yang memiliki potensi paling tinggi, sehingga dapat dijadikan
lokasi produksi energi biomassa yang lebih efisien.
Tabel 1
Potensi Ketersediaan Biomassa dari Berbagai Sumber di Indonesia

Sumber : Buku Statistik 2016 DIRJEN EBTKE

PROSPEK
Prospek dari pengembangan energi biomassa ini kedepannya akan semakin
cerah, mengingat kebutuhan akan energi akan semakin meningkat dan
ketersediaan dari bahan bakar fosil yang semakin menipis. Maka solusi satu-
satunya adalah dengan mengembangkan energi alternatif baru yang bersifat
sustainable sehingga nantinya dapat menjadi pengganti energi dari bahan bakar
fosil.
Tabel 2
Kapasitas Terpasang On-Grid PLT Berbasis Biomassa tahun 2015

Sumber : Buku Statistik 2016 DIRJEN EBTKE


Tabel 3
Data Kapasitas Terpasang Off Grid PLT Bionergi

Sumber : Buku Statistik 2016 DIRJEN EBTKE

Dari kedua tabel di atas dapat dikatakan bahwa tingkat pemanfaatan energi
biomassa masih rendah apabila dibandingkan dengan data ketersediaan
biomassa di Indonesia sebesar 30051,2 MW hanya sekitar 6% ketersediaan
biomassa yang termanfaatkan baik itu secara on-grid maupun off-grid.
Jadi masih banyak biomassa yang tersedia untuk dikembangkan dan
dimanfaatkan.

KENDALA
Kendala dari energi biomassa ini adalah bahwa bahan baku yang digunakan
merupakan bahan baku dari industri makanan dan kosmetik, Oleh sebab itu,
tidak tertutup kemungkinan terjadimya konflik yang cukup potensial antara
kepentingan untuk energi alternatif dan untuk industri makanan seperti minyak
goreng, mentega, maupun kosmetik dan deterjen. Menurut Prof.Atmonobudi
Soebagio Ph.D mengatakan bahwa kendala yang lain adalah bahwa bisnis bio-
fuel sangat dipengaruhi oleh harga minyak mentah di pasar dunia. Bisnis bio-
fuel akan menguntungkan di saat harga minyak mentah dunia tinggi; sebaliknya
akan rugi apabila harga minyak mentah rendah. Harga minyak mentah dunia
yang pada awal 2011 mendekati US$ 93,- /barrel cukup memberikan peluang
untuk meraih keuntungan dari bisnis bio-fuel tersebut. Fluktuasi harga minyak
mentah dunia membuat produksi bio-solar di Indonesia masih sebatas sebagai
pencampur minyak solar (BB fossil) dengan kadar campuran yang relatif rendah.
Karena itulah maka total produksi bio-solar dunia masih di bawah 1% dari total
bahan bakar dunia untuk transportasi.
Selain dari pada itu kendala yang kerap terjadi pada pengelolaan
biomassa ini adalah di Indonesia teknologi untuk mengolah bahan baku agar
menjadi energi yang efektif masih dalam tahap pengembangan, sehingga perlu
didatangkan dari luar negeri yang akan memakan biaya yang tinggi.

You might also like