‘solasi Bakteri Amilolitk .. (Priyo Wahyudi, dkk)
ISOLASI BAKTERI AMILOLITIK DAN OPTIMAS! KONDIS! FERMENTASI
UNTUK PRODUKSI ENZIM o-AMILASE
Isolation of Amylolytic Bacteria and Optimization of Fermentation Condition to Produce a-Amylase
Priyo Wahyudi ®, Rizky Arcinthya Rachmania ®, Moh. Ramdhan ®, Novita Sari ®, Meilina Zahratunnisa
Nuriam®, Devita Hardi ® dan Tri Purwanti >
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Prodi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA, Jakarta
Naskah diterima tanggal 23 Maret 2014
ABSTRACT
Application of microbial a-amylase has been widespread in various industries. Alpha-
amylase is a metallo-enzyme, which requires calcium ions (Ca*) for its activity, structural
integrity and stability. Amylolytic bacteria producing a-amylase might be isolated from
starch materials such as cassava and maize. The aim of this study was to isolate
amylolytic bacteria and obtain optimum fermentation conditions to produce a-amylase.
Isolation and screening of amylolytic bacteria were conducted based on the ability of
‘starch hydrolysis, observed from the formation of a clear zone on starch agar medium.
Two potential isolates of Gram-negative, rod shape, NS2 and ZN5 identified using the
primers 63F and 1387R, respectively known as Enterobacter sp. and Exiguobacterium
sp. Fermentation was conducted in a liquid medium (g/L): 6,0 pepton; 0,5 KCI; 0,5
MgSO, 7H, and 1,0 soluble starch, by the addition of CaCl, solution: 0.01%; 0.02% and
0.03% w/y, at room temperature for 12, 24, 36 and 48 hours with 120 rpm of agitation.
The protein content and a-amilase activity of supernatant were conducted by Bradford
and dinitrosalisilat methods, respectively. The results showed that the optimum condition
of fermentation was obtained by addition of CaCi, solutions of 0.03% w/v and incubation
time of of 12 and 24 hours for Enterobacter sp. and Exiguobacterium sp., respectively.
‘Keywords: Alpha-amylase, amylolytic bacteria, fermentation, protein content, enzimatic
activity
ABSTRAK
Penggunaan enzim a-amilase mikroba telah berkembang pesat di berbagai bidang
industri.Alfa-amilase adalah metaloenzim yang membutuhkan ion kalsium (Ca*) untuk
aktivitas, integritas struktural dan untuk stabilitasnya. Bakteri amilolitik penghasil amilase
dapat diisolasi dari bahan pati seperti umbi singkong dan jagung.Penelitian ini bertujuan
untuk mengisolasi bakteri amilolitik dan mendapatkan kondisi optimum fermentasi untuk
produksi a-amilase. Isolasi dan skrining bakteri amilolik didasarkan pada kemampuan
hidrolisis amilum yang diamati dari terbentuknya zona bening pada medium agar pati.
Dua isolat bakteri Gram negatif, bentuk batang, yang potensial yaitu NS2 dan ZN5
diidentifikasi menggunakan primer 63F dan 1387R, diketahui masing-masing sebagai
Enterobactersp. dan Exiguobacterium sp. Fermentasi dilakukan dalam medium cai (g/
L): 6,0 pepton; 0,5 KCI; 0,5 MgSO,.7H,0 dan 1,0 pati soluble, dengan penambahan
larutan CaCl, 0,01%; 0,02% dan 0,03% bly, pada suhu kamar selama 12, 24, 36 dan 48
jam dengan agitasi 120 rpm. Kadar protein supematan ditentukan dengan metode Bradford
dan ujiaktivitas a-amilase ditentukan dengan metode dinitrosalisilat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kondisi optimum fermentasi diperoleh dengan penambahan
CaCI,0,03% dengan waktu inkubasi 12 jam dan 24 jam masing-masing untuk
Enterobacter sp. dan Exiguobacterium sp.
Kata kunci:alfa-amilase, bakteri amilolitk, fermentasi, CaCl, kadar protein,
PENDAHULUAN
Enzim memiliki peranan penting dalam
‘Alamat korespondensi berbagai reaksi kimia sel. Hampir semua proses dalam
Gedung BPPT, Jl. THamrin . 8. Jakarta sel hidup membutuhkan enzim untuk mempercepat
‘email : wahyudi@bppt.go.id
feaksi karena enzim merupakan protein biokatalisFARMASAINS Vol 2 No. 3, April 2014
(Brooker, 2008). Salah satu enzim penting dalam
Perombakan amilum menjadi glukosa dan maltosa
adalah amilase. Amilase adalah kelompok enzim yang
memutus ikatan glikosida pada amilum, dengan hasil
molekul-molekul lebih kecil seperti maltosa, dekstrin
dan glukosa (Reddy et al., 2003).Penggunaan enzim
secara tidak langsung dalam berbagai proses telah
dilakukan sejak awal peradaban manusia. Bahkan
Penggunaannya telah berkembang pesat dan
‘menempati posisi penting dalam bidang industri
Enzim digunakan dalam industri karena bersifat
selektif, spesifik dan efisien (Murray et al., 2009),Enzim
amilase telah diaplikasikan pada pembuatan detergen,
industri tekstil, kertas, dan bioetanol (de Souza dan
Magalhaes, 2010). Pada bidang farmasi, enzim amilase
dimanfaatkan untuk menghidrolisis amilum menjadi
glukosa atau fruktosa sebagai bahan tambahan dalam
pembuatan sediaan farmasi. Enzim amitase juga telah
dimanfaatkan sebagai sediaan enzim pencernaan,
dikombinasikan dengan enzim lipase dan protease
(Bansode, 2010).
‘Amilase diproduksi oleh berbagai makhluk
hidup, mikroba, hewan, maupun tanaman (Aiyer, 2005).
‘Amilase mikrobial lebih banyak diproduksi karena lebih
efektif dan efisien, konsisten kualitasnya, serta mudah
dimodifikasi (Sivaramakrishnan ef al., 2006).Bakteri
amilolik merupakan bakteri yang memiliki kemampuan
merombak pati. Mikroorganisme tersebut tumbuh pada
bahan atau substrat mengandung pati seperti pati
singkong dan jagung (Fardiaz, 1992). Isolasi, skrining
dan identifikasi bakteri amiloliik merupakan langkah
awal dalam memroduksi enzim amilase. Selanjutnya
upaya optimasi kondisi optimal fermentasi mutlak
dilakukan untuk produksi enzim maksimal dalam skala
yang bertingkat.
Proses isolasi bakteri amilolitik dilakukan
dengan menggunakan medium selektit dengan pati
sebagai satu-satunya sumber karbon. Hanya bakteri
amiloliik yang mampu tumbuh pada medium tersebut.
Identifikasi bakteri berdasarkan karakter fenotip
seringkali kurang akurat. Kesalahan identifikasi
disebabkan munculnya cir fenotip baru yang tidak biasa
ataupun kurangnya pengalaman menginterpretasikan
data karakter fenotip bakteri. Hal ini menimbulkan
hadirnya metode identifikasi secara molekuler
menggunakan gen 16s rRNA (Pett et al,, 2005).
Gen 36s rRNA adalah gen yang digunakan
dalam menentukan filogenetik dan taksonomi bakteri
secara molekuler (Janda dan Abbott, 2007).
Penggunaan gen 16S rRNA dengan teknik Polymerase
Chain Reaction (PCR) memungkinkan mengidentifikasi
bakteri amilolitik dengan cepat dan spesifik. PCR
merupakan teknik melipatgandakan secara
eksponensial suatu sekuens nukleotida (gen) secara
in vitro (Yuwono, 2008).
Produksi amilase dari bakter dlakukan dengan
teknik fermentasi. Banyak faktor mempengaruhi
fermentasi produksi amilase diantaranya adalah suhu,
pH, sumber karbon, surfaktan, sumber nitrogen, dan
ion logam. Alfa-amilase merupakan enzim calcium
metalloenzyme dependent (Sivaramakrishnan et al.,
2006). Qader of a/.,(2006) telah membuktikan bahwa
penambahan CaCl, sebanyak 0,02% dalam medium
produksi dapat meningkatkan produksi a-
amilase.Waktu fermentasi merupakan faktor yang
harus diperhatikan karena berhubungan dengan fase
ertumbuhan bakteri dan proses sintesis enzim. Bakteri
mengalami empat fase dalam pertumbuhanya yaitu fase
lag, fase log, fase stasioner dan fase kematian. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Qader of al.,(2006)
diperoleh waktu inkubasi terbaik untuk produksi a-
amilase dari bakteri amilolitik adalah 24 jam.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan
rangkaian proses isolasi, skrining dan identifikasi
secara molekul menggunakan gen 16s rRNA bakteri
amilolik dari pati singkong dan jagung, dilanjutkan
dengan optimasi kondisi fermentasi untuk produksi a-
amilase. Dua faktor fermentasi yang ditelti pengaruhnya
terhadap produksi enzim amilase dari isolat bakteri
amilolitik adalah waktu fermentasi dan penambahan
Ca** sebagai kofaktor.
METODOLOG!
Bahan
Bakteri. Bakteri yang digunakan dalam penelitian ini
adalah bakteri amilolitik yang diisolasi dari umbi
singkong (Manihot utilissima L.) dan bulir jagung (Zea
mays L.) diperoleh dari Bogor, Jawa Barat
Medium. Nutrient Agar (NA, Difco Lab.), Nutrient Broth
(NB, Difco Lab.) Agar pati (nutrient agar + 0,1% pati),
medium fermentasi: pepton, KCI, MgSO,.7H,0, pati
soluble.
Bahan kimia molekul, Lysozyme 20 mg/mL, 20 mM
Tris-HCl pH 8, 0,2 mM EDTA, 1,2% Triton X-100, 50%
etanol, GeneJET Genomic DNA Purification Kit (Thermo
Scientific), Maxima Hot Start Green PCR Master Mix
(2X) (Thermo Scientific), primer forward 63f (5'-CAG
GCC TAACACATG CAAGTC-3}), primer reverse 1387r
(8-GGG CGG WGT GTA CAAGGC-3}), gel agarosa,
buffer Tris Bifosfat EDTA (TBE) 1X, loading dyes,
GeneRuler 1 kb DNA ladder (Thermo Scientific),
GeneRuler 100 bp DNA ladder (Thermo Scientific),
etidium bromida, deionized demineralized water
(ddH,0), akuabides.
Bahan kimia analisis. Reagen Bradford (Coomassie
Brilliant Blue G250 CBBG, etanol 95%, asam fosfat
85%), Bovine Serum Albumin (BSA), reagen DNS
(asam 3,5-dinitrosalisitat, NaOH, Na-K tartrat), bufer
fosfat pH 7, glukosa dan CaCl,
Cara Kerja
Isolasi bakteri amilolitik.
Umbi singkong dan bulir jagung dihaluskan dengan
ditumbuk, kemudian sebanyak 5 g disuspensikan
dalam 45 mL akuades. Pengenceran bertingkat dibuat
10's.d, 107. Sebanyak 0,1 mL suspensi 10°, 10%,105,
10°, dan 10” diinokulasikan pada medium agar pati di
dalam cawan petri, kemudian diinkubasi suhu 37°C
selama 24 jam.Isolasi Bakteri Amilolitik .._ (Priyo Wahyudi, dk)
Karakterisasi morfologi koloni.
Pengamatan karakteristik koloni bakteri
meliputi bentuk, pigmentasi, konsistensi, elevasi, dan
tepian koloni (Hadioetomo,1993). Karakterisasi
dilanjutkan dengan pewamaan Gram dan pengamatan
morfologi sel dengan mikroskop perbesaran 1000 x
(SPFKUI1994).
Uji kualitatif amilolitik.
Pengujian aktivitas amilolitik isolat bakteri
dilakukan dengan uji hidrolisis amilum. Bakteri
diinokulasikan pada medium agar pati, selanjutnya
diinkubasi suhu 37°C selama 24 jam. Koloni bakteri
yang tumbuh pada medium agar pati ditetesi dengan
larutan jodium. Bila amilum terhidrolisis, daerah di
sekitar koloni bakteri menjadi jernih dan terbentuk zona
bening. Hal ini menandakan kemampuan bakteri
merombak amilum menjadi bentuk sederhana, glukosa_
dan maltosa (Lay, 1994). Lebar zona bening diukur.
Isolasi DNA genom.
Isolat bakteri dengan zona bening terbesar