You are on page 1of 12
27 URINALISIS Diana Aulia, Aida Lydia PENDAHULUAN Pemeriksaan urin dapat memberikan banyak informasi tentang keadean fisiologi dan patologi tubuh, Pemeriksaan urin memberikan informasi tentang keadaan sisterik secara urnum maupun lebih khusus pada keadaan ginjal dan saluran keri ‘Sejarah pemeriksaan urin telah ada sejak Hippocrates, Aristoteles dan Mesirkuno, Namun, uroskopi menggunakan labu urin pertama kali dipublikasikan oleh Johannes de Ketham (Fasciculus Medicinae) pada tahun 1491, terutama melihat warna urin.* Pemeriksaan urinalisis saatini terdiri dari pemeriksaan makroskopik, mikroskopik/ sedimen dan kimia urin Pemeriksaan kimia urin dapat dikerjakan menggunakan carik celup, yeng terdiri dari pemeriksaan pH, berat jens, protein, glukosa, keton, eritrosit, bilirubin, urobilinogen, nitrit, dan leukosit. Pemeriksaan sedimen urin dikerjakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi partikel yang tidak larut dalam urin secara mikroskopik. Cara baru menggunakan alat otomatis untuk pemeriksaan partikel urin berdasarkan flowreytometry. PERSIAPAN PASIEN Pasien perlu diinformasikan tentang jenis pemeriksaan ddan syarat spesimen yang diinginkan. Untuk menghindati kontaminasi urin, perlu dilakukan pembersihan sekitar uretra sebelum urin dikumpulkan. Tabel 1 menyajikan tipe spesimen urin dan cara pengambilannya, Hubungan seksual perlu dihindari satu hari sebelum pengambilan urin untuk menghindari peningkatan protein, sel atau kontaminasi oleh semen. Menstruasi dapat mengkontaminasi urin. Kehamilan dapat menyebabkan pyuria fisiologik.? ‘SPESIMEN Untuk mendapatkan spesimen yang benar-benar menunjukkan keadaan pasien, perlu diperhatikan beberapa aspek yaitu waktu dan periode pengumpulan, makanan dan obet-obatan yang dimakan pasien, serta cara pengambilan. Spesimen yang didapat harus ditampung dalam wadah yang bersih dan kering. Tutup wadah tidak mudah bbocor, dengan bukaan minimal 5 cm. Wadah urin harus dilabel dengan baik. Spesimen harus dikirim segera ke laboratarium dan dilakukan pemeriksaan sebelum 2 jam, jika terjadi keadaan-keadaan dimana urin tidak dapat diperiksa dalam waktu kurang dari 2 jam, maka perlu pengawetan urin. Tabel 2 menunjukkan beberapa keuntungan dan kerugian pengawet urin PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK Pemeriksaan makroskopik terutama melihat warna dan partikel yang terlihat dalam urin. Tabel 3 menunjukkan penyebab perubahan warna urin, Kekeruhan urin dapat disebabkan oleh keadaan patologik misalnya karena adanya eritrosit leukosit, bakter, jamur, sel epitel, kristal abnormal cairan limfa maupun lemak. Penyebab kekeruhan rnon patologik dapat berupa sel epitel skuamosa, mukus, semen, kontaminasi fekal, kontras media radiografik, bedak ataupun krim vaginal.‘ Urin normal beraroma khas akibat adanya asam volati Urin tanpa bau dapat dijumpai pada nekrosis tubular. Bau pada urin dapat disebabkan oleh keadaan patologik atau masalah pengelolean spesimen urin. Bau busuk dapat dijumpai pada infeksi saluran kemih. 8au seperti buah dapat dijumpai pada ketonuria, Penyakit asam amino dapat memberikan bau spesifik seperti bau tikus (enilketonvuria), 231 232 ‘Tabel 1. Tipe dan Cara Pengambilan Spesimen Urin’ Tipe spesimen Sewaktu Pagi Puasa 2 jam postprandial Tes toleransi glukosa (cm 24jam Kateterisasi Midsteram clean-cotch Aspirasi suprapubik 3 Gelas (3 porsi) Spesimen pediatrik Cara Pengambilan Spesimen Urin diambil ketika akon dilskukan pemeritsaan ‘Sebelum tidur berkemif, kemudian urin pagi pertama itampung (sehingga urin telah berada di kandung emi selama 8 jam) Urin pagi pertama ditampung setelah puasa dalam jangka waldu tertentu Urin diambil setelah 2 jam puasa Urin dikumpulkan bersamaan dengan pengambilan sampel darah selama GIT. Jumlah spesimen tergantung amanya tes, biasanya terdiri dari urin puasa, ¥,1,2.3 jam atau ditambah 45,6 jam. Hari |, jam 7 pagi pasien berkemih, urin dibuang Setelah tu semua urin ditampung sampal jam 7 pagi hari tl, pasien berkemih dan urin ditampung, Urin dalam keadaan ster! diumpulkan dengan kateter ‘melalui uretra ke kandung kemih Meatus uretra dan sekitarnya dibersihkan dengan ‘antiseptik ringan mis: heksaklorofen/betadin untuk wanita dan benzalkonium/alkohol untuk laki-laki Pasien disuruh membuang urin pertama, kemudian urin, selanjutnya ditampung pada wadah steril Urin didapatkan langsung der kandung kemih melalui aspirasi Pasien diminta untuk menampung urin pagi pertamna dengan cra Urin pertama 20-30 mi Urin kedua ditampung pada saat tengah berkemih Urin ketiga ditampung menjelang akiir berkemih Urin didapatkan dengan cara menempelkan kantong plastik khusus (urinal bag) pada alat genital, kateterisasi, supra pubik asprasi LABORATORIUM KLINIK Untuk Pemeriksaan Pemeriksaan rutin Pemeriksaan rutin Pemeriksaan kehamilan Pemeriksaan protein ortostatik Pemantauan diabetes Pemantauan diabetes Tes alukosa Tes toleransi glukosa Keten (Dllaporkan bersama dengan hasil tes darah) Pemeriksaan kimia kuantitatif (misal reatinin urin) Kultur bakteri Skrining rutin Kultur bakteri (lebih tidak invasif daripada kateterisas)) Sitoleg Kultur bakteri Infeksi prostat Pemeriksaan rutin Kultur bakteri ‘tengik/anyir (tirosinuria), sirup maple, kubis (malabsorpsi rmetionin), keringat (asam isovalerik/glutarik), ikan busuk (trimetilaminurial? PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK Evaluasi mikroskopik urin dilakukan melalui evaluasi sedimen dari hasil sentrifugasi 12 mL urin. Tabel 4 dan abel § memberikan ringkasan dan gambaran unsur-unsur pada pemeriksaan sedimen urin UNSUR ORGANIK Epitel Epitel normal hanya sedikit dijumpai pada sedimen urin, jumlahnya dapat meningkat pada keadaan radang, Jenis epitel yang dapat dijumpai pada sedimen urin adalah epitel transisional, epitel gepeng dan epitel tubuli ginjal Epitel transisional melapisi pelvis ginjal hingge uretra bagian proksimal, Epitel ini berukuran 2-4 kali leukosit, bentuk bulat seperti buah pir. Epitel gepeng melapisi uretra bagian distal dan vagina, berbentuk gepeng, beser, tepi tidak beraturan dengan inti kecil. Epitel ‘ubuli ginjal berukuran sedikit lebih besar dari limfosit inti bulat dan besar, dapat bentuk gepeng, kubus atau Jonjong, Peningkatan jumlah epitel tubuli dapat dijumpai pada kerusakan tubulus ginjal seperti pada pielonetrits, rekrosis tubulus akut,intoksikasisalisilat,reaksi penolakan transplantasi ginjal Eritrosit Eritrosit normal pada sedimen urin hanya 0-1/LPB. Pada urin yang encer (hipotonik) eritrosit akan menggembung sedangkan urin yang pekat (hipertonik) eritrosit akan mengkerut. Eritrosit yang menggembung dapat sulit, dibedakan dengan leukosit. Untuk membedakannya URINALISIS 233 ‘SEI LERROR RUINED Hew aaa had viesiaunmrpbice engawet Keuntungan Kerugian Informast tambahan Pendinginan Tidak mengganggu tes Peningkatan berat jenis Dapat mencegah pertumbuhan kimia Presipitat fosfat dan urat _bakteri selama 24 jam. amort Timo Baikmenyimpan glukosa dan Menganggu tes presipitasi sam (ibuti untuk sedimen ‘untuk pote usin 28 jam) Kada; ting dapat menggangu tes O-toluiin ‘Asam borat Menyimpan protein dan Jumlah banyak dapat Menjaga pH berkisar 60 elemen yang terbentuk menyebabkan presiptat krstal Bakteriostatik (tidak baktersidal) dengan balk pada 1869/1; dapat digunakan Tidake mengenggu dengan “nuk transpor kutur analsis rutin elan pH Mengenggu analisis obat dan hormon Formalin atau Sangat balk untuk Menganggu pemeriksaan Penampung untuk hitung sel dapat formaldehid 40% pemerksaan sedimen reduksi evprim dinaiktan dengan formalin untuk (1-2 mi untuk usin yebabkan clumping penyimpanan sel dan costs lebih 24am) sedimen balk Koroform Tidak ada Tenggelam pada dasar Dapat menyebabkan perubahan sel spesimen, mengganggu analss sedimen Toluen Tidak menganggu tes Mengambang pada permukaan 2-5 ml untuk urin rutin spesimen dan berikatan pada 24jam) pipet dan bahan tes Sodium fuorida __Mencegeh glikoisis Menghambat strip reagen Tidak akan menganggu tes Baik untuk menyimpan untuk pemeriksaan glukosa, heksokinase untuk glukosa analsis obet arab, dan leukosit Sodium benzoat lebih balk digunakan dibanding fuorida Fenol Tidak mempengaruhi tes Menyebabkan perubahan bau (1 tetes/ons iutin spesimen) Commercial preservative tablet Nyaman digunakan ketike pendinginen tidak memungkinkan Konsentrasi dikontrol untuk meminimalkan gangguan, Urinalisis dan kultur dapat dilakukan pada seat bersamaan urinc+s Transporkit (Becton Dikinson) tambahkan beberapa larutan asam asetat 2% eritrositakan pecah sedangkan leukosit tidak. Eritrosit perlu dibedakan dengan sel ragi dan tetesan lemak. Sel ragi berbentuk oval dan mempunyai tunas (budding), dinding selnya tampak seperti 2 lapis. Morfologi eritrosit dapat memberikan petunjuk apakah hematuria glomerular atau ekstraglomerular. Pada hematuria glomerular ditemukan eritrosit dismorfik >70%, Eritrosit berbentuk akantosit >5% mungkin disebabkan oleh glomerulonefritis. Hematuria glomerular juga sering ditandai dengan ditemukannya silinder eritrosit dan proteinuria. Hematuria dengan eritrosit eumorfik terutama berasal dari saluran kemih bawah dapat disebabkan oleh tumor, batu atau infeksi Dapat mengandung satu atau lebih pengawet diatas termasuk sodium fluorida Menurunkan pH Telit komposisi tablet untuk menentukan kemungkinan efek pada pemeriksaan, Pengawet: asam Sorat Leukosit Pada keadaan normal ditemukan leukosit 0-5/LPB. Pada urin yang hipotonik dan basa, leukosit akan membengkak dan pecah. Pada urin yang hipertonik, leukosit akan ‘mengkerut. Peningkatan jumlah leukosit dapat ditemuken pada keadaan infeksi seperti pielonefrtis,sistti, uretritis, maupun pada keadaan lain seperti: glomerulonefritis, dehidrasi, demam, SLE Silinder Terbentuk di tubulus distalis dan tubulus kontortus.Silinder ini memberikan gambaran mikroskopik mengenai keadaan nefron. Faktor-faktor penunjang untuk terbentuknya silincer antara lain berkurangnya aliran urin, suasana asam, urin yang pekat, dan proteinuria, 234 ‘Tabel 3. Wamna Urin? Warna urin Penyebab Tidak berwarna —_-Konsumsi cairan Kuningy/Strow Poliuria atau diabetes insipidus Kuning pucat Diabetes melitus Kuning Gelap Urin terkonsentrasi ‘Amber Oranye Bilirubin Akeifiavin Wortel /vtarin A Piridium Nitrofurantoin Kuning hijau Bilirubin teroksidasi menjadi Kuning coklat biliverdin Hijau Infeksi pseudomonas Biru-hilau Amitriptiin Metokarbamol Klorets Indikan Biru metilen Fenol Merah muda’ Sel darah merah Merah Hemoglobin Mioglobin Porfirin Beets Kontaminasi menstauasi Fenomendione Coklat Sel darah merah teroksidasi menjadi Hitam methemoglobin ‘Methemoglobin ‘Asam homogen (alkaptonuria) ‘Melanin atau melanogen Derivat fenol Argirol (antiseptik) Metiidopa atau levodopa Metronidazol LABORATORIUM KUNIK Korelasi Klinik Biasenya diamati dengan spesimen sewaktu Peningkatan volume urin 24 jar Peningkatan berat jenis dan tes glukosa positit Normal setelah berolahraga dan spesimen pagi hari Dahidrasi dari demam atau luka bakar Busa kuning waktu dikocok dan tes kimia bilirubin positit ‘Tes bilirubin negatif dan kemungkinan floresensihljau Larut dalam petroleum eter (bat untuk Infekt saluran kemih Dapat mempunyai busa oranye den pigmen oranye yang dapat ‘menganggu pembacaan strip reagen Antibiot k diberikan untuk infeksi saluran keri usa berwarna dalam urin asam dan false negatf pada tes kimia untuk bilirubin Kultur urin posit Antidepresan Relaksan otot Infeksi batter Ketika teroksidasi ‘Spesimen keruh dengan tes kimia postif untuk darah dan sel darah terlinat pada mikroskop Spesimen jemnih dengan tes kimia positif; plasma mungkin merah Urin jernih dengan tes kimia positif; plasma tidak berwarna Tersedia tes identiikast yang spesifi ‘es kimia darah negatif Dideteksi dengan tes skrining Watson-Schwartz atau floresensi dlibawah sinar ultraviolet Urin alkali pada orang yang dicurigal dengan kelainan genetik ‘Spesimen keruh dengan sel darah merah, mukus, dan bekuan Antikoagulan tes kimia untuk darah Terlihat pada urin asam setelah ber positif Hemoglobin denaturasi Tempak urin basa setelah beri terdapat tes spestfik Urin menggelep setelah berdi dan bereaksiterhadap nitropruside dan ferri clorida Menganagu pemeriksaan reduksi cuprum ‘Warna menghilang dengan fer Klorida ‘Antihipertensi Flagyl, menggelap pade saat dibiarkan ‘URINALISIS 235 Unsur Eritosit Leukosit Epitel Skuamosa ‘ransisional Renal Silinder Hialin Eritrosit Keterangan ‘Tanpa inti, bulat, bikonkaf ‘eritrsit, dengan inti/sitoplasma ‘granular Ukuran besa 5-7x ertrosit, sitoplasma tis, inti kecil Ukuran 4-6 eritrosit, bentuk sferis nt buat kadangterdapat dua int. Ukuran 3-5x eritrosit, bentuk polihedral/memanjang, Sitoplasma granular, inti bulat, sukar terlihat tanpa pewarnaan, Seperti silinder dengan sisi paralet, batas jes. Tidak berwarna, homogen, semitransparan Berisiertrosit Gambar ‘Sumber Departemen Patologi Klinik FKUI/RSUPNCM Departemen Patologi Klinik FKUI/RSUPNCM Departemen Patologi Klinik FKUI/RSUPNCM. Departemen Patologi Klinik FKUI/RSUPNCM Departemen Patologi Klinik FUI/RSUPNCM Departemen Patologi Klinik FKUI/RSUPNCM Fogo” 236 LABORATORIUM KLINIK Unsur Keterangan Gambar Sumber Leukosit Berisileukosit Departemen Patologi Klinik aX : Epitel Beris\epitel Granular isi granular, dapat terlihat sel fg McPherson? Mikroba Baker Bentuk cocci, batang ee Munat® Jamur/ragi (Mirip eritrosit, dengan budding, pseudohifa. Jenis-jenis silinder urin adalah sebagai berikut: a. Silinder hialin Silinder yang paling sering terbentuk, sebagian beser terdiri dari protein Tamm-Horsfal, tidak berwarna, homogen, transparan. Normal 0-2/LPK, dan dapat dalam keadaan bebas atau dalam sel/slinder Seperti jarum, panjang, halus, } 4 Strasinger * ‘tidak berwarna Berat Jenis Pemeriksaan berat jenis pada carik celup didasarkan pada perubahan konstanta disosiasi (pKa) dari polielektrolit (methylvinyl ether maleic anhydride), Polielektrolit yang terdapat pada carik celup akan mengalami ionisasi, ‘menghasilkan ion hidrogen (H+). lon H+ yang dihasilkan tergantung pada jumlah ion yang terdapat dalam urin. Pada urin dengan berat jenis yang tinggi, ion H+ yang dihasilkan lebih banyak, sehingga pH pada pad carik celup menjadi asam dan menyebabkan perubahan \warna indikator bromthymol blue. Bromthymol blue akan berwarna biru tua hingga hijau pada urin dengan berat jenis rendah dan berwarna hijau kekuning-kuningan jika berat jenis urin tinggi:* pH Pemeriksaan pH menggunakan indikator ganda (methyl red dan bromthymol blue), akan terjadi perubahan warna sesuai pH yang berkisar dari jingga hingga kuning kehijauan dan biru. Kisaran pemeriksaan pH meliputi pH 5.0 sampai 8.5 dengan interval 0,5.8 Protein Prinsip pemeriksaan protein dengan carik celup adalah “protein errr of indicators". Fenomena ini berarti bahwa perubahan warna pada indikator pH tertentu berbeda antara urin yang mengandung protein dengan urin yang tidak mengandung protein. Tanpa adanya dapar,jika tidak terdapat protein, indikator seperti tetrabromphenolblue akan berwarna biru pada pH 4, tetapi jika terdapat protein, akan terjadi perubahan warna menjadi biru pada pH 3. Dengan adanya dapar asam yang mempertahankan pH 3, indikator tetrabromphenol blue akan berwarna kuning jika tidak ter-dapat protein dan akan berubah watna menjadi hijau sampai biru sesuai dengan konsentrasi protein dalam spesimen. Hasilnya dilaporkan sebagai negatif, trace, 1+ (30 mg/dL), 2+ (100 mg/dL, 3+ (300 mg/dL) atau 4+ (2000 mg/dL). Pemeriksaan ini dipengaruhi oleh pH urin yang sangat basa (pH 9), yang tidak dapat diatasi sistem dapar, sehingga pH pada uji carik celup berubah dan mempengaruhi hasil pembacaan protein, Penting diketahui bahwa ujicarik celup terutama untuk mendeteksi albumin urin. Sensitivitas reagen Uji carik celup untuk deteksi protein bervariasi pada 5-30 mg/dL. Adanya protein Bence Jones dicurigai apabila pada tes dipstik negatif (terutama mendeteksi albumin), akan tetapi pada pemeriksaan proteinuria kuantitatif ditemukan protein dalam jumlah berlebihan, Untuk mendeteksi adanya Immunoglobulin light chain diperlukan tes imunofiksasi? LABORATORIUM KLINIK ‘abel 6. Makna Klinis Pemeriksaan Uji Carik Celup Urin reson Aiaia pik Sama Pemerkenan Maka Kini Beratjenis Diabetes insists, issthenuria (kehilangan kemapuan konsentrasitubulan pA Kemarpuan ginal untuk ekskreslasar, ciskngsi tubular distal pH rendahpade sidosis ingot pada alkalosis dan infksisaluran kemih Darah Perdarahan saluran kemih karena trauma atau iritesl, infeksi Kandung kemih, slomerulonettspelonefitkabakar tumor papsran Bahan kim reaks tansfus menstuas, mioglobin Protein erusakan membran glomerular defek reabsorps tubular protein Bence Jones nefropat abet, peningKatan transien Karena demamy, lathan fs, dehidrasi, fase akut penyaki, kehamian, eared Glukoss Diabetes melts kehanan,defek reabsorpt tubular Keton Diabetes meus, det, Keleparen Bilirubin Kerusakan hati, obstruksi saluran empedu eaiieea Kerusakan hati hemolisisporfrnuta Leukosit esterase Infeks! seluran keri sists, pelonefits Nit Sitti pilonefris Glukosa dar kuning hingga bir gap. Hesinya dleporkan sebagai Glukosa oksidase pada uji carik celup akan mengkatalisis reaksi oksidasi glukosa sehingga terbentuk asam glukonat dan hidrogen peroksida. Enzim kedua pada uji carik celup adalah peroksidase yang mengkatalisis reaksi antara hidrogen peroksida dengan kalium iodida. Kalium iodide akan teroksidasi membentuk senyawa yang berwarna dari bira muda, hijau sampal coklat tua. Hasiinya dilaporkan sebagai negatif, trace (100 mgldl), 1+ (250 mg/dL), 2+ (500 mg/dL}, 3+ (1000 mg/dl) atau 4+ (>2000'ma/ dl). Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh zat yang ‘mengganggu reaksi enzimatik atau zat reduktor, seperti ‘asam askorbat, asam homogentisat, aspirin dan levodopa, Sensitivitas reagen uji carik celup untuk deteksi glukosa bervariasi pada 50 ~ 150 mg/dL." Keton Uji ini didasarkan pada reaksi antara asam asetoasetat dalam urin dengan senyawa nitropruside. Warna yang dinasilkan adalah coklat muda jika tidak terjadi reaksi ddan ungu untuk hasil yang positit HasiInya dilaporkan sebagai negatif, trace (5 mg/dt), 1+ (15 mg/dl), 2+ (40 mg/dl), 3+ (80 mg/dl) atau 4+ (160 mg/dl). Sensitivitas reagen uj carik celup untuk deteksi keton bervariasi pada 5-10 mg/dL* Darah Reagen pada ujicarik celup urin dapat mendeteksiertrosi, hemoglobin bebas dan mioglobin. Eritrosit intak akan lisis pada test pad. Hemoglobin dan mioglobin memiliki aktivitas pseudoperoksidase yang akan bereaksi dengan H,0, menghasilkan 0, ©, akan mengoksidasi substrat kromogen sehingga terjadi perubahan warna kromogen negatif, non-hemolyzed trace (10 eritrosit/yl, hemolyzed trace, 1+ (25 eritrosit/ul), 2+ (80 eritrosityul) atau 3+ (200 eritrosit/pL). Sensitivitas carik celup bervariasi pada 5-20 eritrosit/ul. atau 0,05-0,3 mg/dl. hemoglobin. Penting untuk diingat hasil positif juga bisa ditemukan pada keadaan dimana tidak ada eritrosit, seperti pada hemoglobinuria akibat hemolisis intravaskular, mioglobinuria? Bilirubin Reaksi bilirubin dengan senyawa diazotized dichloroaniline dalam suasana asam kuat akan menghasilkan suatu kompleks yang berwarna coklat muda hingga merah ‘coklat. Hasilnya dilaporkan sebagai negatif, 1+ (0,5 mg/ dl), 2+ (1 mg/dl) atau 3+ (3 mg/dl). Sensitivitas reagen Uji carik celup untuk deteks! bilirubin bervariasi pada 0,2 =1 mg/dL Nitrit Nitrat yang terdapat dalam urin akan mengalami reduksi oleh bakteri yang mempunyai reduktase menghasilkan nitrit. Perubahan menjadi nitrit ini memerlukan waktu sekurangnya 4 jam. Nitrit yang terbentuk akan bereaksi dengan asam p-arsanilat, membentuk senyawa diazonium yang bergabung dengan senyavra 1,2,34-tetrahydrobenzo(h)quinolin dalam suasana ‘asam, sehingga pita yangberwarna putih akan berubah menjadi merah muda. Derajat warna merah muda yang bagaimanapun dapat diartikan sebagai reaksi yang positif. Hasilnya dilaporkan sebagai negatif atau positit Faktor yang mempengaruhi adalah diet yang tidak mengandung ritrat, antibiotika yang menghambat metabolisme bakteri URINALISIS 241 ddan reduksi nitrit menjadi nitrogen. Bakteri penyebab infeksi saluran kemin yang menghasikan nitrt adalah E cal, Enterobacter, Citrobacter, Klebsiella dan Proteus sp. Untuk reduksinitrat menjadi nitrit, urin harus terpapar bakteri saluran kemih selama minimal 4 jam. Senstivitas reagen ujicarik celup untuk deteksi nitrit bervarisi pada 0.05 -0,1 m/dt* Urobilinogen Uji ini didasarkan pada modifikasi ujl reaksi Ehrlich, pdiethylaminobenzaldehyde bereaksi dengan urobilinogen urin dalam suasana asam kuat menghasilken warna bberkisar dar jingga sampai merah tua, Sensitivitas reagen Uji carik celup untuk deteksi urobilinogen umumnya pada 0.2 EU! Hasilnya dilaporkan dalam Ehrlich Units (EU), yaitu 0,2 EU, 1 EU, 2 EU, 4 EU atau 8 EU. 1 EU sebanding dengan 16 umol/L Leukosit Esterase Pemeriksaan ini menunjukkan adanya reaksi esterase granulosit yang menghidrolisis derivat ester naftil. Naftil yang dihasilkan, bersama dengan garam diazonium akan ‘menghasilkan warna ungu. Hasilnya dilaporkan sebagai negatif, trace (15 leukosit/L), 1+ (70 leukosit/pil), 2+ (125 eukosit/ul) atau 3+ (500 leukosit/uL). Sensitivitas reagen Uji carik celup untuk deteksi leukosit bervariasi pada 5 ~ 20 leukosit/uL? ‘Tabel 7. Faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan Cari Colup Urin”® PENYEBAB POSITIF PALSU DAN NEGATIF PALSU Faktor tertentu dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan Urinalisis sehingga perlu evaluasiteliti untuk interpretasi urinalisis. Tabel 7 menyajikan faktor yang dapat menyebabkan hasil palsu pada pemeriksaan uji carik celup urn. POLA HASIL URINALISIS PADA BEBERAPA KEADAAN Pada infeksi saluran kemih sering diternukan nitrit post, jumlah leukosit meningkat, bakteri posit Pada pielonefritis dapat diterukan silinder leukosit. Mikrohematuria sering dljumpai dengan proteinuria ringan,eritrosit eumorfk atau sebagian dismorfik dan tanpa peningkatan leukosit. Pada sindrom nefrotikcitemukan proteinuria mast silinder hialin, silinder lilin, droplet lemak, oval fat bodies dan silinder lemak. Pada sindrom neffitikcitemukan protein (++) sampai (+4), hemoglobin positf, eritrosit dismorfk, akantosit dan silindereritrosit, Pada nekrosis tubular akut ditemukan glukosuria ringan, silinder kasar dan silinder epitel. Pada nefits tubulointerstisial akutditemukan proteinuria ringan, leukosituria silinder leukosit, eritrosituria, eosinoflura, ‘abel 8 menunjuk-kan perbandingan tanda pada beberapa keadaan glomerulopati so aus Pemeriksaan Positif palsu Negatif palsu Bilirubin Piridium Klorpromazin, selenium Darah Dehirasi latihan fisik, hemoglobinuria, darah Captopril, peningkatan berat jenis, pH <5,1, menstruasi, mioglobinuria proteinuria, vitamin C Glukosa Keton, levodopa Peningkatan berat jenis, asam ural, vitamin C Keton Urin asam, peningkatan berat jenis, mesnex, Keterlambatan pemeriksaan urin fenolftalein, metabolit levodopa Leukosit esterase Kontaminasi Peningkatan berat jenis, glikosuria, ketonuria, proteinuria, obat oxidator (sefaleksin, nitrofurantaoin, tetrasiklin, gentamisin), vitamin c Nite Kontaminasi, paparan carik celup pada udara, Peningkatan beratjenis, peningkatan urobilinogen, fenazopiridin bakteria nitrt reduktase negatif, pH<60, vitamin C Protein Urin alkali atau terkonsentrasi, fenazopiridin, Urin asam atau terdilus, protein selain albumin ssenyawa amonia Lautan dextran, pewarna Peningkatan nitrit, fenazoy iin iologi, proteinuria Urn alkali 242 LABORATORIUM KLINIK ‘abel 8. Perbandingan Glomerulopati# = Glomerulopati Temuan .drom nefritik akut Hematuria dengan eritrosit dismorfik (skantosit), silinder eritrosit, proteinuria Tanda gagal ginjal akut hipertensi, edema Sindrom nefrotk Proteinuria >3,5 g/24jam,lipiduria Edema hipoalbuminemia, hiperlipidemia, tendensi trombosis dan infeksl Rapidly progressive glomerulonephritis(RPGN) _Hematuria (moderate-severe), proteinuria Gagal ginjal dengan kehilangan fungsi 50% dalam beberapa hari, ‘minggu,bulan, hipertensi Asimptomatik Hematuria atau proteinuria terisolasi Glomerulonefritis kronik “Temuan urin nonspesifi REFERENSI 1, Turgeon ME. Line &Ringsrud>s Clinical Laboratory Science. th ed. Maryland Heights Elsevier Mosby; 2012 p. 958-436, 2. Buropean Confederation of Laboratory Medicine. Furopean ‘urinalysis guidelines, Scand J Lab invest. 20003601-96. 3. McPherson RA, Ben-Ezra j. Basic examination of urine. In: MePherson RA, Pincus MR, editors, Henry>s clinical sliagnosis and management by laboratory methods. 22" ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011 p. 45-79. 44. StrasingerSK, Di Lorenzo MS, Urinalysis and body fluids." ed. Philadelphia: FA, Davis Company, 2008 5, Sawyer B, Urinalysis and body fluid analysis. In: Hubbard JD, editor. A concise review of clinical laboratory science 2 ed, Philadelphia: Lippincott Williams é Wilkins; 2010, 31359, 6. Siegenthaler W. Siegenthaler’s differential diagnosis in internal medicine. Stuttgart: Georg Thieme Verlag; 2007. p. S14, 7, Fogo AB, Neilson EG. Atlas of urinary sediments and renal Diopsies In: Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunveald E, Hauser L, Jameson JE et al, editors. Harrison>s principles ‘ofinternal medicine. 17th ed: New York: McGraw-Hill: 2008 253-60. 8, Mundt LA, Shanahan K. Graff>s textbook of urinalysis and body Aids. 2 ed, Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2001 9, SimervilleJA, Maxted WC, Pahira J). Urinalysis: a comprelien sive review. Am Fam Physician 2005/71(6)1153-62.

You might also like