You are on page 1of 6

108

8. KENCUR
(Kaempferia galanga)

Gambar Kencur (Kaempferia galanga)(1)


Nama Daerah
Sumatera : Ceuko (Aceh), Tekur (Gayo), Kencur
(Melayu), Kaciwer (Batak Karo), Cakue
(Minangkabau), Cokur (Lampung).
Jawa : Kencur (Jawa Tengah), Cikur (Sunda),
Kencor, Cekor (Madura)
Bali : Cekuh
Sulawesi : Kencur (Minahasa), Humapato
(Gorontalo), Cekuru (Makasar), Leku
bojas (Bugis)
Maluku : Cakur, Cangkor, Asuli (Ambon), Bataka
(Ternate)(2)
Nama Indonesia : Kencur (2)
Nama Dagang Internasional : East Indian galanggale (1)
Nama Ilmiah : Kaempferia galangal (2)
Nama Usada : Kencur (3)

Taksonomi Tanaman
109

Divisi : Spermatophyta
Sub Devisi : Angiospermae
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Kaempferia
Jenis : Kaempferia galanga Linn. (2)
Deskripsi
Habitus : Semak, menjalar, panjang 12 m.
Batang : Bulat, berkayu, membelit, berafur, beruas, hijau.
Daun : Tunggal, lonjong, pangkal tumpul, ujung
runcing, tepi rata, pertulangan menyirip,
permukaan atas licin, permukaan bawah
berbintik-bintik, panjang 8,5-20 cm, lebar 3-7
cm, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk bulir, tangkai panjang 0,5-2
cm, benang sari dua kadang tiga, pendek,
kuning, putik 2-3 buah, hijau kekuningan.
Buah : Lonjong, masih muda hijau setelah tua merah.
Biji : Bulat pipih, coklat keputih-putihan.
Akar : Tunggang, putih pucat (2)
Kandungan Kimia
Kandungan kimia kencur paling banyak terdapat dalam rimpangnya.
Rimpang kencur memiliki berbagai macam kandungan kimia antara lain pati
(4,14 %), mineral (13,73%), minyak atsiri seperti sineol, asam metil kanil dan
penta dekaan, asam sinamat, etil ester, borneol, kamphene, paraeumarin, asam
anisat, alkaloid dan gom.(4) Disamping itu rimpang kencur juga mengandung
saponin, flavonoid, dan senyawa-senyawa fenol.(2)

Kegunaan
Kegunaan dalam Usada Rare
110

Dalam Usada Rare, kencur digunakan untuk mengobati bayi sakit


panas dan sawan (seperti hilang kesadaran) dan anak muntah-muntah.(5)
Kegunaan dalam Masyarakat
Rimpang digunakan sebagai obat gosok pada bengkak yang
disebabkan oleh terkilir (keseleo) atau terpukul benda tumpul, serta untuk
encok atau rematik. Selain itu juga digunakan untuk mengobati masuk
angin (flatulens), radang lambung, kejang perut, mual, diare, penawar
racun, serta sebagai obat batuk. Juga dipakai untuk mengobati infeksi
telinga, sakit kulit, bisul, dan sebagai roboransia. Kencur kadang-kadang
juga dipakai sebagai bioinsektisida.(2)
Cara Penggunaan dalam Usada Rare
a. Bayi sakit panas dan sawan (seperti hilang kesadaran)
Daun dapdap yang telah kuning dicampurkan bersama rimpang kencur,
digunakan sebagai bedak.
b. Anak muntah-muntah
Rimpang kencur, rimpang kunir, majakeling, biji ketumbar, semua ditambus,
diperas, disaring, kemudian diminum.(5)
Efek Farmakologi
Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Sesuai
Khasiat pada Usada Rare
Belum ditemukan adanya hasil penelitian yang berkaitan dengan
efek farmakologis yang ditimbulkan akibat pemakaian kencur sebagai obat
tradisional untuk mengobati bayi sakit panas dan sawan (seperti hilang
kesadaran) dan anak muntah-muntah.
Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Lain
a. Antiinflamasi
Inflamasi yang terjadi pada jaringan di mulut difasilitasi oleh
ekspresi sitokinin inflamasi seperti Interleukin-1 (IL-1) yang
merupakan mediator kunci dari berbagai fenomena imunologikal dan
inflamatori. IL-1 dapat menstimulasi ekspresi Interleukin-6 (IL-6)
dan prostalglandin E2 (PGE2) dari gingival fibroblast manusia. Inhibisi
dari pelepasan mediator ini merupakan suatu strategi potensial untuk
111

mengontrol inflamasi. Efek antiinflamasi rimpang kencur telah diteliti,


dimana ekstrak kencur mampu menghambat produksi IL-6 dengan
nilai IC50 sebesar 0,04 0,01 g/ml. (4) Dalam penelitian lain
menyebutkan bahwa minyak atsiri kencur berpengaruh terhadap
jumlah makrofag yang memfagosit dari 100 sel makrofag, indeks
fagositosis dan sintesis PGE2 secara signifikan (p<0,05). Hal tersebut
menunjukkan bahwa minyak atsiri kencur mernpunyai efek
antiinflamasi.(6)
b. Anti bakteri
Telah dilakukan penelitian terhadap efek anti bakteri dari ekstrak
aseton, metanol, dan petroleum eter dari rimpang kencur. Efek ini
diujikan pada bakteri E.coli, Salmonella spp., Shigella sonnei, Bacillus
spp., Pseudomonas spp. Kontrol positif yang digunakan dalam uji ini
adalah Ampicillin, Ciprofloxacin, dan Cefalaxin. Setelah diujikan,
ekstrak metanol mampu menghambat pertumbuhan bakteri E.coli dan
Salmonella spp. dengan diameter zona hambat berturut-turut yakni 15
mm dan 10 mm, dan ekstrak petroleum eter juga menunjukkan
aktivitas anti bakteri dalam uji ini terhadap bakteri E.coli dengan
diameter zona hambat 20 mm, sedangkan ekstrak aseton tidak
menunjukkan aktivitas anti bakteri pada uji ini yang kemungkinan
dikarenakan rendahnya kandungan senyawa polar dalam ekstrak aseton
rimpang kencur.(7) Uji aktivitas anti bakteri juga sudah dilakukan
terhadap minyak atsiri kencur dengan Tetrasiklin sebagai kontrol
positif. Pada uji ini, minyak atsiri kencur dengan konsentrasi 10L
mampu menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif (Salmonella
thypi, Shigella flexneri, dan E. coli ATCC 25922) dan bakteri gram
positif (Staphylococcus aureus ATCC25923, Streptococcus faecalis,
dan Bacillus subtilis).(8)
c. Anti Fungi
Telah dilakukan uji anti fungi dari minyak atsiri rimpang kencur
terhadap jamur Candida albicans. Minyak atsiri rimpang kencur
dengan konsentrasi 10L mampu menghambat pertumbuhan jamur C.
112

albicans dengan diameter zona hambat 31,0 mm dimana kemampuan


daya hambat ini lebih kuat jika dibadingkan dengan clotrimazole (2,5
g/disc) sebagai kontrol positif yang daya hambatnya hanya 25,0 mm.
(8)

Efek Samping
Sampai saat ini belum dilaporkan adanya efek samping yang ditimbulkan
akibat pemakaian kencur sebagai obat tradisional untuk mengobati bayi sakit
panas dan sawan (seperti hilang kesadaran) dan anak muntah-muntah.
Toksisitas
Uji toksisitas dari minyak atsiri kencur telah dilakukan dengan metode
Brine Shrimp Test Assay dan diperoleh LD50 dari minyak atsiri kencur adalah
26,48 g/mL.(8)

Gambar Bagian Tanaman

(A) (B)
Gambar Bunga Kencur (A); Rimpang Kencur (B)

Pustaka
1. Mus, Cak. tt. Kencur. (serial online), (cited 2010 Mar, 10). Available from:
http://www.plantamor.com/index.php?plant=735
2. Rahayu, Sri E. 2010. Kencur (Kaempferia galanga L.). (cited 2010 June, 03). Available
at: http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/artikel/ttg_tanaman_obat/unas/Kencur.pdf
3. Tengah, I Gst. Putu, I Wyn. Arka, Ni Md. Sritamin, I. B. Indra Gotama, dan B.
Sihombing. 1995. Inventarisasi, Determinasi dan Cara penggunaan Tanaman Obat Pada
Lontar Usada di Bali. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
113

4. Aroonrerk, N. and Narisa K. 2009. Anti-Inflammatory Activity Of Quercus Infectoria,


Glycyrrhiza Uralensis, Kaempferia Galanga And Coptis Chinensis, The Main
Components Of Thai Herbal Remedies For Aphthous Ulcer. J Health Res 23(1): 17-22
5. Suwidja, K. 1991. Berbagai Cara Pengobatan Menurut Lontar Usada Pengobatan
Tradisional Bali. Indra Jaya. Singaraja
6. Haniastuti, T., W. Sosroseno dan C.J. Soegihardjo. 2002. Pengaruh Minyak Atsiri Kencur
(Kaempferia Galanga L.) Terhadap Aktivitas Fagositosis Dan Sintesis Prosta-Glandin E2
Sel Makrofag Mencit (Sel Raw 264.2) In Vitro. (cited 2010 June, 03). Available at:
http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/509_tetiana2002.pdf
7. Parvez, MAK., Md. Moh. H. Khan, Md. Z. Islam and Shek M. Hasan. 2005.
Antimicrobial Activities of the Petroleum ether, Ethanol and Acetone Extracts of
Kaempferia galanga L. Rhizome. J. Life Earth Science, Vol. 1(1): pp.25-29
8. Tewtrakul,S., S. Yuenyongsawad, S. Kummee, and L. Atsawajaruwan. 2005. Chemical
Components and Biological Activities of Volatile Oil of Kaempferia galangan Linn.
Songklanakaria J. Sci. Technol. Vol. 27 (Suppl. 2) : pp.504-507

You might also like