Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian mandiri dari rumah sakit, yang
menderita penyakit akut, cedera atau kondisi kritis yang mengancam nyawa
(Kemenkes, 2010). ICU merupakan unit pelayanan yang tidak bisa dipisahkan
dari rumah sakit dan bisa dikatakan suatu unit vital yang ada di rumah sakit
Kriteria pasien yang berada di ruang ICU adalah pasien sakit kritis dengan
2008). Penelitian oleh Esteban et al., (2000) dalam Im et al., (2004) melaporkan
bahwa setengah dari ICU di rumah sakit Amerika Utara memiliki sekitar 40%
Beberapa pasien ICU akan diberikan obat sedasi guna mengurangi efek psikologis
dan nyeri yang dirasakannya (Mackenzie, 2008) sehingga dengan pemberian obat
ini juga akan meningkatan imobilisasi pasien (Morton dan Fontaine, 2009).
Imobilisasi dalam jangka waktu yang lama menjadi salah satu faktor risiko
penting bagi pasien untuk mengalami dekubitus (Edlich, 2004). Pasien imobilisasi
selalu terbaring di atas tempat tidur dan sulit untuk merubah posisinya, sehingga
terjadi tekanan pada bagian tubuh yang menonjol dan menyentuh linen.
Penekanan dalam jangka waktu lama akan menurunkan aliran darah pada bagian
tubuh tersebut lalu menyebabkan iskemia jaringan yang berakhir dengan kematian
jaringan. Gesekan yang terjadi pada permukaan kulit yang mati akan
kekuatan gesekan sehingga menyebabkan stress mekanik (Potter dan Perry, 2005).
dan suatu peringatan bagi instansi pelayanan kesehatan. Dekubitus juga menjadi
bagian yang relevan pada ICU dengan insidensi dekubitus yang sangat tinggi
di rumah sakit Amerika Utara memliki prevalensi dekubitus yang tinggi pada
pasien dewasa, dengan perkiraan mulai dari 9.2% di ICCU sampai 12,1% di
sebelumnya oleh Nijs et al.,(2008) insidensi dekubitus di ICU rumah sakit Leuvan
Belgia juga memiliki angka yang tinggi yaitu 20.1%. Insidensi dekubitus pada
pasien ICU dengan ventilasi mekanik di Spanyol sekitar 16% setelah 13 hari di
Indonesia yaitu sebesar 33% dan persentasi ini lebih tinggi dibandingkan negara-
negara Asia lainnya (Suriadi et al., 2006) dan insidensi pasien IRI di RSUP Dr.
Sardjito tahun 2013 sebesar 0.95% (PPI RSUP Dr. Sardjito, 2013).
peningkatan mortalitas pada klien lanjut usia (Suriadi et al., 2008), peningkatan
waktu dan biaya perawatan pasien di rumah sakit (Bennet et al., 2004).
hasil pengukuran Braden Scale 14-18, lamanya waktu perawatan pasien di rumah
pemberian bedak atau krim pada kulit, dan memberikan nutrisi yang adekuat
(Copper, 2013).
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tidak mengunakan nama ICU sebagai nama
bagian dari rumah sakit yang merawat pasien secara intensif namun menggunakan
nama IRI (Instalasi Rawat Intensif). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada
hari Selasa 15 Juli 2014 di IRI RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta didapatkan bahwa
IRI RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta telah melakukan pencegahan dekubitus pada
pasien IRI seperti: pemberian lotion (minyak kelapa) saat proses memandikan
pasien, penggantian linen, perubahan posisi, rutin mengganti pempers pasien dan
sekitar 5 orang perawat dalam 1 shift untuk 10 sampai 12 pasien dan menurut
Avidan et al., (2008) idealnya pada kondisi pasien yang kritis 1 pasien ditangani
Berdasarkan survei PPI RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang dijelaskan di atas
yang rendah jika dibanding dengan IRI di rumah sakit lain pada penelitian
pencegahan dekubitus pada pasien dengan ventilasi mekanik di IRI RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
IRI. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti merumuskan masalah sejauh mana
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
pada pasien dengan ventilasi mekanik di IRI RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
2. Tujuan khusus
kesehatan pada pasien dengan ventilasi mekanik di IRI RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.
2.) Untuk mengetahui waktu dan frekuensi pengkajian risiko dekubitus pada
3.) Untuk mengetahui insidensi kumulatif dan waktu terjadinya dekubitus pada
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan dan evaluasi
dekubitus pada pasien dengan ventilasi mekanik di IRI RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.
Hasil penelitian ini dapat menjadi evaluasi dan meningkatkan tindakan asuhan
3. Bagi klien
Hasil penilitian ini dapat dijadikan informasi bagi pasien dan menurunkan
E. Keaslian Penelitian
Sanchez M.A, Colmenero M., (2010), dengan penelitian yang berjudul Pressure
Ulcer Insidence and Risk Factors in Ventiled Intensive Care Unit. Penelitian
responden sebanyak 299 orang yang menggunakan ventilasi mekanik lebih dari
24 jam pada 2 periode selama 5 bulan. Hasil penelitian menunjukkan 16% pasien
dekubitus.
dekubitus pada pasien ICU; 2) Penelitian ini tidak melihat bagaimana faktor
dekubitus dilakukan pada Pasien dengan ventilasi mekanik di IRI RSUP DR.
Sardjito Yogyakarta; 5) Populasi, sampel dan tempat penelitian ini adalah pasien
121 pasien di cardiological dan surgical intensive care selama 4 bulan. Peneliti
akan mengobservasi setiap pasien ICU selama ia dirawat di ruang ICU hingga 2
minggu.
penyembuhan luka.
Persaaman penelitian Sahin et al., (2008) dengan penelitian ini adalah untuk
adalah pasien dengan ventilasi mekanik di IRI RSUP Dr. Sardjito; 2) variabel
penelitian ini tunggal yaitu pasien IRI dengan ventilasi mekanik; 3) penelitian
Intensive Care Unit. Penelitan dilakukan pada 105 pasien ICU di RS Pontianak
perbedaan yang signifikan terhadap pasien yang mengalai dan tidak mengalami
dekubitus.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian suriadi et al., (2006) adalah sama-
populasi, sampel dan tempat penelitian ini adalah pasien dengan ventilasi mekanik
di IRI RSUP Dr. Sardjito; 3) penelitian ini tidak melihat bagaimana penggunaan