You are on page 1of 12

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Pekerjaan : Rehabilitasi Bangunan Rumah Sakit Tahap I
Lokasi : Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes

Pekerjaan yang dilaksanakan secara garis besar meliputi item pekerjaan


sebagai berikut :

I PEKERJAAN PERSIAPAN
II PEKERJAAN SUB STRUKTUR (PEKERJAAN PONDASI SPUN PILE)
III PEKERJAAN PILE CAP, FOOT PLAT, GROUND TANK & PIT LIFT
IV PEKERJAAN TANAH
V PEKERJAAN BETON BERTULANG
PEKERJAAN RANGKA KANOPI, PENUTUP KANOPI, RANGKA ATAP & PENUTUP
VI
ATAP
PEKERJAAN DINDING, KUSEN, RAILING TANGGA, MEJA COUNTER, WALL PROTECTOR &
VII RAILING GUARD

VIII PEKERJAAN PLAFOND


IX PEKERJAAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING
X PEKERJAAN CAT
XI PEKERJAAN SANITAIR
XII PEKERJAAN LAIN - LAIN
XIII PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL & PLUMBING
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan Persiapan

Pagar Proyek
Papan Nama Proyek
Direksi keet
Barak Kerja
Pengukuran dan
Bowplank
Air kerja dan listrik

1. Perencanaan Pekerjaan
Setelah menerima Surat Perintah Kerja, Kontraktor segera mengadakan
pertemuan internal untuk membahas pelaksanaan pekerjaan, baik
administrasi maupun pekerjaan lapangan.

Kontraktor menyiapkan jadwal pekerjaan lapangan dan administrasi,


mobilisasi, koodinasi dengan direksi / dinas, maupun kegiatan lain yang
menunjang pekerjaan.

Pengurusan IMB.
Pengurusan IMB harus melalui Kantor Pelayan Perijinan Terpadu dan
atau Dinas terkait Kabupaten Brebes dengan membawa gambar rencana
serta surat permohonan untuk mengurus IMB yang di tandatangani oleh
Pengguna bangunan tersebut.

2. Uitzet / Pengukuran Tapak / Lapangan / Bouwplank


Pengukuran areal pekerjaan ini meliputi luasan bangunanan termasuk
batas-batasnya, pengecekan ulang maupun pengukuran dari awal dan
disesuaikan dengan bestek gambar kerja yang ada, untuk melakukan
pekerjaan titik-titik tertentu sebagai tempat elevasi lantai bangunan
maupun elevasi lantai bangunan induk maka dapat dilakukan dengan
pesawat theodolit dan ditandai dengan cat merah, pengecatan ini biasa
pada dinding yang lama maupun dengan patok bantuan yang sudah
diperkuat. Pada dasarnya acuan untuk penentuan pengukuran ini diambil
dari elevasi bangunan induk yang sudah jadi kemudian dilarikan pada
bangunan ini.

a. Kontraktor mengajukan permohonan uiltzet kepada direksi / dinas /


pejabat pembuat komitmen.
b. Pengukuran, pasang profil / batas batas pengukuran dilakukan
oleh kontraktor, untuk menentukan MC 0%, disaksikan oleh direksi /
pengawas.
c. Apabila terjadi perbedaan ukuran, maka dengan segera kontraktor
melaporkan kepada direksi / pengawas.
d. Pengukuran tapak dilakukan sesuai arahan/ petunjuk direksi /
pengawas.
e. Pengukuran dilakukan dengan alat alat standar / dipercaya
kebenarannya dan disetujui oleh direksi, terutama untuk pengukuran
kedalaman perairan.
f. Untuk batas dibuat profil-profil dari kayu yang kuat atau dari bambu
kering yang berkualitas baik.
g. Selama pekerjaan belum selesai semua profil harus tetap baik
ditempat kedudukan dan setiap hari harus dicek kedudukan profil
tersebut.

Uitzet / Pengukuran Tapak / Lapangan

3. Foto Dokumentasi
Persiapan dokumentasi ini mencakup dokumentasi foto, dokumentasi
tehnik dan dokumentasi laporan, seperti membuat sechedule kerja
mingguan dan bulanan, yang mengikuti terhadap schedule induk dan
lain-lainnya yang mencakup dalam proses pembangunan, dokumentasi
ini diperuntukan untuk laporan pemberitahuan mengenai perkembangan
dan permasalahan selama proses pelaksanaan, laporan ini pulai
diperuntukan kepada pihak-pihak yang perkepentingan pada
pembangunan ini.

Sebelum pekerjaan dilakukan terlebih dahulu diambil gambar


dokumentasi 0% untuk laporan kemajuan / progress pekerjaan.
Selanjutnya setelah pekerjaan dimulai juga diambil gambar dokumentasi
sesuai dengan kemjauan progress (prosen nilai) pekerjaan di lapangan.

4. Pembersihan Lahan dan Perataan Lahan


Sebelum dilaksanakan pekerjaan, perlu diadakan pembersihan lapangan
agar pekerjaan bisa terlihat jelas dan tidak terhalang oleh hal- hal yang
menghalangi pemandangan.Sehingga bias mudah untuk melakukan
mengukuran yang tepat.

Kontraktor melaksanakan pembersihan lokasi atas seizin direksi.


Pembersihan lokasi dilaksanakan untuk memudahkan dan melancarkan
pekerjaan.

5. Papan Nama Kegiatan / Proyek, Brak Kerja / Direksi Keet dan Keamanan
Proyek + Pos Jaga, Pagar Proyek

Sebelum melaksanakan pekerjaan utama, maka Kontraktor membuat


Papan Nama Kegiatan. Papan nama kegiatan untuk bentuk dan
ukurannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipasang pada
tempat yang strategis / mudah dibaca oleh umum.

Pengadaan ini mencangkup penempatan papan nama, listrik kerja, air


kerja. Kemudian untuk tenaga kerja dilakukan pembagian menurut
spesifikasi keahliannya, koordinasi bersama tenaga-tenaga ahli yang
professional dan sesuai bidangnya masing-masing, kemudian untuk
pengadaan peralatan seperti molen, peralatan pertukangan dan
peralatan peralatan mesin lainnya dialokasikan untuk meringankan
pekerjaan-pekerjaan dilapangan dan dibarengi dengan tenaga operator
yang berpengalaman dan juga menggunakan sumber energi lain yang
sudah tersedia, untuk kelancaran aktifitas proyek.

Papan Nama Kegiatan

6. Pagar Proyek
Sebelum kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, terlebih dahulu
harus dibuat pagar pengaman pada lokasi proyek.

Lokasi pembuatan pagar pengaman harus sesuai dengan petunjuk dan


mendapat persetujuan pengawas.

Pekerjaan pembuatan pagar dan perlengkapannya termasuk pintu


keluar/masuk kendaraan menjadi tanggung jawab kontraktor.
7. Pembuatan Bedeng pekerja, Direksi Keet, gudang bahan, & sarana
sanitasi pekerja juga area kerja.

Pembangunan ini terdiri dari gudang, base camp, kantor direksi dan
MCK, Pembuatan gudang dipergunakan sebagai logistik bahan maupun
matrial yang diperuntukan untuk kebutuhan pembangunan. Sedangkan
bescam untuk peristirahatan pekerja yang dilengkapi dengan fasilitas
bangunan semi permanent seperti areal makan minum, mandi cuci
kakus. Kantor dipergunakan sebagai tempat aktifitas koordinasi
pengawasan pembangunan demikian juga Inventarisasi pekerjaan
dengan konsultan dan pihak pengawas, untuk mencari langkah
langkah penyelesaian bila ditemukan pekerjaan yang meragukan dan
dapat dituangkan dalam shop drawing.

Kontraktor membuat bangunan darat untuk keperluan Kontraktor /


kontraktor sendiri sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, berupa
Kantor Administrasi Lapangan, Loos Kerja dan Gudang.

Barak Kerja / Direksi Keet

8. Penyediaan Air Kerja dan Listrik


Untuk menunjang pelaksanaan kerja konstruksi, maka kontraktor juga
menyediakan air kerja.
Air kerja yang disediakan atas petunjuk direksi dan sesuai SNI Air untuk
Konstruksi.
Persiapan air kerja harus siap terus, untuk itu perlu dibuatkan bak
penampung air cadangan agar tetap terjaga bila kehabisan air.

Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur


pompa di lokasi proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas
dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya
yang merusak. Penyedian air harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan Perencana/Pengawas.

Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari


sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan.
Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan
untuk penggunaan sementara atas persetujuan Pengawas. Daya listrik
juga di sediakan untuk suplai Kantor Konsultan Pengawas.

9. Drainase Sementara
Dengan mempertimbangkan keadaan topographi/kontur tanah yang ada
dilokasi proyek, kontraktor wajib membuat saluran sementara yang
berfungsi untuk pembuangan air yang ada (air hujan atau air kotor
limbah proyek).

Arah aliran di tujukan kesaluran atau sungai yang ada disekitar lokasi
proyek.

Pekerjaan pembuatan saluran harus sesuai petunjuk dan mendapat


persetujuan pengawas lapangan, serta menjadi tanggung jawab
kontraktor.

10. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran


Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan
tabung alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan
isinya, dengan jumlah sekurang-kurangnya minimal 4 (empat) tabung,
masing-masing tabung berkapasitas 15 kg.

Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam


kebakaran tersebut menjadi hak milik Pemberi Tugas.

11. Mobilisasi dan Demobilisasi bahan, alat dan tenaga kerja


Setelah pekerjaan pengukuran, penyiapan brak kerja / direksi keet dan
papan nama kegiatan, selanjutnya Kontraktor melakukan mobilisasi
bahan, alat dan tenaga kerja / personil.

Mobilisasi Bahan / Material


Kontraktor melaksanakan Mobilisasi Bahan / Material atau yang biasa
disebut Dropping Material.
Mobiliasi bahan yang dilakukan meliputi material : split, semen, besi,
batu kali belah, pasir pasang / beton, semen, kayu dan papan begisting,
serta bahan bahan pendukung lainnya.

Mobilisasi Bahan / Material


Pada mobilisasi material, Kontraktor juga memperhitungkan dan
merencanakan akses jalan masuk, serta tetap menjaga kelancaran lalu
lintas sekitar proyek, dan keamanan proyek.

Dropping material ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau dalam


pelaksanaan pekerjaan, dalam pekerjaan ini material juga dilangsir
menuju masing- masing item pekerjaan.

Mobilisasi Alat
Setelah mobilisasi bahan material, maka Kontraktor melaksanakan
Mobilisasi Alat / Peralatan.
Mobiliasi peralatan meliputi : beton molen, pompa air, maupun peralatan
pertukangan, dan peralatan bantu lainnya.

Kontraktor juga mempersiapkan sumber air kerja, dan keamanan


peralatan / keamanan proyek.

Mobilisasi Peralatan Kerja


Mobilisasi Tenaga Kerja / Personil
Setelah mobilisasi bahan material dan alat , maka Kontraktor
melaksanakan Mobilisasi Personil.
Kontraktor juga memobilisasi tenaga kerja : mandor, tukang dan
pekerja.
Kontraktor juga membuat struktur organisasi pekerjaan dan jadwal
waktu penugasan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan personil dalam
tugas dan tanggung jawab serta koordinasi.

12. Keselamatan dan kesehatan kerja serta pengaturan lalu


lintas (traffic management)
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor menganalisa berbagai
kemungkinan kecelakaan kerja serta antisipasinya dan pengaturan lalu lintas
kelancaran pekerjaan dan kelancaran lalu lintas itu sendiri.
Setelah menganalisa berbagai kemungkinan kecelakaan kerja serta
antisipasinya dan untuk pengaturan lalu lintas, maka kontraktor melakukan
persiapan untuk pelaksanaan sistem keselamatan kerja konstruksi.

Beberapa hal yang dilakukan dalam persiapan keselamatan kerja konstruksi


:
- Menugaskan petugas khusus untuk pengaturan lalu lintas.
- Penyiapan rambu rambu keselamatan kerja dan rambu rambu
pengaturan lalu lintas.
- Pemasangan rambu rambu keselamatan kerja, di luar dan di dalam
lokasi pekerjaan.
- Penyiapan pakaian keselamatan kerja.
- Penyiapan alat alat pelindung / penunjang keselamatan kerja (helm,
sepatu, sarung tangan, dan lain lain).
- Penyiapan bahan pengobatan pertama / Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan.
- Identifikasi balai pengobatan / rumah sakit setempat.
- Membuat site plan untuk penempatan material dan peralatan kerja, demi
menunjang terciptanya keselamatan kerja.
- Membuat peraturan untuk keselamatan kerja.
- Mengikutsertakan tenaga kerja / personil pada Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (JAMSOSTEK).

Apabila terjadi kecelakaan kerja, maka kontraktor harus dengan sigap


menangani permasalahan.
Kontraktor bertanggung jawab atas kecelakaan yang ditimbulkan, baik yang
menimpa karyawan kontraktor maupun orang lain yang berada di lapangan
pembangunan / proyek dan sekitarnya dengan peraturan peraturan
hukum perawatan dan tunjangan dari korban / keluarga.

Keselamatan Kerja Konstruksi


Traffic Management untuk Material

Jalur Masuk Keluar


Angkutan Material

Material

Jalur Masuk Keluar


Angkutan Material

Direksi Keet

You might also like