You are on page 1of 22

EMULSIFIKASI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam bidang farmasi dikenal sediaan suspensi dan emulsi diantara

sediaan-sediaan lainnyaseperti tablet dan injeki.Emulsi merupakan

sediaan yang mengandung bahan obat terdispersi dalam cairan

pembawa, distabilkan dengan zat-zat pengemulsi atau surfaktan yang

cocok.
Sediaan emulsi selain dikenal sebagai sediaan cair juga dapat

berupa sediaan setengah padat. Penggunaan sediaan ini pada saat ini

makin populer karena dapat digunakan untuk pemakaian dalam maupun

untuk pemakaian luar.


Kemajuan dari waktu ke waktu sangat mendorong peningkatan

dalam segala bidang kesehatan.Emulsi merupakan sediaan yang

mengandung dua fase yang bercampur, biasanya air dan lemak, dimana

cairan zat terdispersi menjadi butir-butir dalam cairan yang lainnya.


Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak

baik yang dapat dibuat lebih sempurna dari sebelumnya dengan

memformulasikannya menjadi emulsi.


Dalam pembuatan emulsi, pemilihan emulgator itu merupakan faktor

yang penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu emulsi

banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan. Salah satu emulgator

yang aktif permukaan atau yang lebih baik dikenal dengan nama

surfaktan. Secara kimia, molekul surfaktan terdiri atas gugus polar dan

non polar. Apabila surfaktan dimasukkan ke dalam sistem yang terdiri atas

air dan minyak maka gugus polar akan mengarah ke fase air sedangkan

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
EMULSIFIKASI
2

gugus non polar akan mengarah ke minyak. Oleh karena itu, diperlukan

pengetahuan tentang kekuatan gugus polar-nonpolar dari surfaktan.

Metode yang dapat digunakan untuk menilai efisiensi emulgator yang

ditambahkan adalah metode HLB (Hydrophilic-Lipophilic Balance).


Umumnya masing-masing zat pengemulsi mempunyai satu bagian

hidrofilik dan satu bagian lipofilik dengan salah satu di antaranya lebih

atau kurang dominan dalam mempengaruhi pembentukan emulsi. Suatu

emulsi dianggap tidak stabil secara fisik jika fase dalam suatu fase

terdispersi pada pendiaman cenderung untuk membentuk agregat dari

bulatan-bulatan, jika agregat naik ke permukaan atau turun ke dasar

emulsi tersebut akan membentuk suatu lapisan yang pekat dari fase

dalam.
Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil karena adanya

energi bebas permukaan yang besar.Bahan yang dibutuhkan dalam

emulsi yaitu emulgator yang harus mempunyai kualitas tertentu misalnya

dapat bercampur dengan bahan yang digunakan dan tidak mengganggu

stabilitas obat. Akan tetapi dalam kenyataannya jarang sekali ditemukan

HLB dengan harga yang persis dibutuhkan oleh suatu emulsi. Oleh karena

itu sering digunakan emulgator kombinasi dengan harga HLB tinggi.


Oleh karena itu, dalam percobaan kali ini akan dilihat suatu sediaan

emulsi akan terjaga stabilitasnya pada suhu dan pH berapa berdasarkan

dari surfaktan yang digunakan yaitu tween 80 dan span 80.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Menghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan

dalam pembuatan emulsi


2. Membuat emulsi dengan menggunakan emulgator golongan surfaktan
3. Mengevaluasi ketidakstabilan suatu emulsi
4. Menentukan HLB butuh minyak yang digunakan dalam pembuatan

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
EMULSIFIKASI
3

emulsi

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum

Emulsi adalah sistem terdispersi yang mengandung paling

sedikit dua fase cairan yang tidak saling bercampur. Kebanyakan

emulsi yang berlaku dalam farmasi menggunakan partikel

terdispersi dengan jarak diameter dari 0,1100 m. Emulsi adalah

system dua fase yang disiapkan dengan kombinasi dua cairan yang

tidak saling bercampur, dimana salah satunya terdispersi seragam

dalam cairan lainya dan terdiri dari globul-globul yang mempunyai

diameter sama atau lebih besar dari partikel koloidal paling besar

(Lund, 1994).
Emulsi adalah suatu sistem yang secara termodinamika tidak

stabil, terdiri dari paling sedikit dua fasa sebagai globul-globul

dalam fasa cair lainnya. Sistem ini biasanya distabilkan dengan

emulgator (Martin, 1993).


Emulsi adalah sistem dua fase yang terdiri dari dua cairan

yang bercampur, salah satunya tersebar merata dan terdiri dari

globul-globul yang memiliki perbandingan sama atau lebih besar

(Gennaro, 1990).

Dalam bidang farmasi, emulsi biasanya terdiri dari minyak dan

air. Berdasarkan fasa terdispersinya dikenal dua jenis emulsi, yaitu

(Ansel, 1989) :
1. Emulsi minyak dalam air, yaitu bila fasa minyak terdispersi di dalam

fasa air.
2. Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fasa air terdispersi di dalam fasa

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
minyak
Salah satu fase cair dari suatu emulsi terutama bersifat polar

(sebagai contoh adalah air) sedangakan yang lainnya realtif bersifat

non polar (sebagai contoh adalah minyak) (Martin, 1993).


Dalam pembuatan suatu emulsi, pemilihan emulgator

merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan karena mutu dan

kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang

digunakan. Salah satu emulgator yang aktif permukaan atau lebih

dikenal dengan surfaktan. Mekanisme kerjanya adalah menurunkan

tegangan antarmuka permukaan air dan minyak serta membentuk

lapisan film pada permukaan globul-globul fasa terdispersinya

(Ansel,1989).

Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan emulgator yang

mencegah koslesensi, yaitu penyatuan tetesan besar dan akhirnya

menjadi satu fase tunggal yang memisah. Bahan pengemulsi (surfaktan)

menstabilkan dengan cara menempati daerah antar muka antar tetesan

dan fase eksternal dan dengan membuat batas fisik disekeliling partikel

yang akan brekoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar

permukaan dari fase dan dengan membuat batas fisik di sekeliling partikel

yang akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar

permukaan dari fase, hingga meninggalkan proses emulsifikasi selama

pencampuran (Jenkins, 1957).


Dalam pertimbangan-pertimbangan ini, ketidakstabilan dari emulsi

farmasi bisa digolongkan sebagai berikut (Lachman, 1994) :


a) Flokulasi dan creaming
b) Penggabungan dan pemecahan
c) Berbagai jenis perubahan kimia dan fisika
d) Inversi fase

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
Komponen emulsi dapat digolongkan menjadi dua macam,

yaitu (Anief, 1993) :


1. Komponen dasar, yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat

dalam emulsi, terdiri atas :


a. Fase dispers/fase internal/fase dikontinu/fase terdispersi/fase dalam,

yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil didalam zat cair

lain;
b. Fase eksternal/fase kontinu/fase pendispersi/fase luar, yaitu zat cair

dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (bahan

pendukung) emulsi tersebut;


c. Emulgator adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk

menstabilkan emulsi.

Komponen tambahan adalah bahan tambahan yang sering

ditambahkan kedalam emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Misalnya carrigan saporis, adaris, colouria, pengawet (preservative) dan

antioksidan.
Emulsi kadang- kadang sulit dibuat dan membutuhkan teknik

pemprosesan yang khusus. Penggunaannya dibidang Farmasi

digolongkan berdasarkan cara pemerian, yakni pada kulit, oral atau

parental. Keuntungan bentuk emulsi salah satunya adalah dapat dapat

menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari bahan dasar minyak,

khususnya pada sediaan vitamin yang larut dalam minyak, minyak

mineral, bahan dasar laksatif dan preparat makanan dengan kadar lemak

yang tinggi (Lachman, 1994).

Sifat-sifat surface active dari molekul surfaktan mengandung

efek mengenai sifat relatif hidrofil/lipofil dari surfaktan yang disebut

HLB. HLB adalah singkatan dari Hydrophiel-Lypophiel Balance.

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
Nomor HLB diberikan bagi tiap-tiap surfaktan. Makin rendah nilai

HLB suatu surfaktan maka akan makin lipofil surfaktan tersebut,

sedang makin tinggi nilai HLB surfaktan akan makin hidrofil (Anief,

2003).
Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang dapat

terdispersi dan menurunkan tegangan antar muka pada fase

minyak dan air (Parrot, 1970).


Setiap jenis emulgator memiliki harga keseimbangan yang

besarnya tidak sama. Harga keseimbangan ini dikenal dengan

istilah HLB (Hydrophyl Lipophyl Balance), yaitu angka yang

menunjukkan perbandingan antara kelompok hidrofil dengan

kelompok Lipofil. Semakin besar harga HLB, berarti semakin

banyak kelompok yang suka air, artinya emulgator tersebut lebih

mudah larut dalam air, dan demikian sebaliknya (Syamsuni, 2007).

Fungsi fungsi pengemulsi pangan dapat dikelompokkan menjadi

tiga golongan utama, yaitu (Winarno, 1997) :


1. Untuk mengurangi tegangan permukaan, pada permukaan minyak dan

air yang mendorong pembentukan emulsi dan pembentukan

kesetimbangan fase antara minyak, air dan pengemulsi pada

permukaan yang memantapkan antara emulsi.


2. Untuk sedikit merubah sifat-sifat tekstur dan pengawetan.
3. Untuk memperbaiki tekstur produk pangan.

Dalam hal emulsi farmasi, creaming mengakibatkan

ketidakrataan dari distribusi obat dan tanpa pengocokan yang

sempurna sebelum digunakan, berakibat pemberian dosis yang

berbeda. Tentunya bentuk penampilan dari suatu emulsi

dipengaruhi oleh creaming, dan ini benar-benar merupakan suatu

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
masalah nyata bagi pembuatannya jika terjadi pemisahan dari fase

dalam (Martin, 1993).

B. Uraian Bahan
1. Air suling / aquadest (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
RM/BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan Jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai bahan
2. Minyak Kelapa (Ditjen POM, 1979)

Nama Resmi : OLEUM COCOS

Nama Lain : Minyak kelapa

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna atau kuning pucat,

bau khas, tidak tengik.

Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol (95%) P pada suhu

600, sangat mudah larut dalam kloroform P dan

dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya,

ditempat sejuk

3. Tween-80 (Ditjen POM,1979)

Nama resmi : POLYSORBATUM 80


Nama lain : Polisorbat 80, tween
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berwarna,

hampir tidak mempunyai rasa.


Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P

dalam etil asetat P dan dalam methanol P, sukar

larut dalam parafin cair P dan dalam biji kapas P


Kegunaan : Sebagai pelarut

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

4. Span 80 (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : Sorbitan monooleat


Nama lain : Sorbitan atau span 80
RM : C3O6H27Cl17
Pemerian : Larutan berminyak, tidak berwarna, bau

karakteristik dari asam lemak.


Kelarutan : Praktis tidak larut tetapi terdispersi dalam air dan

dapat bercampur dengan alkohol sedikit larut

dalam minyak biji kapas.


Kegunaan : Sebagai emulgator dalam fase minyak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan Praktikum


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu

aquadest, batang pengaduk, cawan porselen, gegep kayu, gelas ukur,

gelas kimia, larutan tween 80, larutan span 80, minyak kelapa, mixer, pipet

tetes, sendok tanduk, termometer dan timbangan.

B. Cara Kerja

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, dicampurkan tween-

80 dengan air, dan span-80 dengan minyak dalam wadah yang berbeda.

dipanaskan kedua sampel yang telah dicampurkan tadi diatas penangas

air. Diukur kenaikan suhunya untuk air + tween 80 dengan suhu 70 0C.

Sedangkan untuk minyak dan span 80 dengan suhu 70 0C, dicampur

kedua sampel, kemudian di mixer. Setelah itu diangkat dan dipindahkan

kedalam gelas kimia dan ditutup menggunakan aluminium foil. Dan

diamati selama 3 hari (diukur menggunakan penggaris).

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

Hari ke-
1 2 3
HLB Ke
Tinggi creaming Tinggi creaming Tinggi creaming
(mL) (mL) (mL)
5 46 39 37

6 37 35

7 28 27

8 19 18

9 27 26

10 26 26

11 25 25

12 13 14

Perhitungan :
Bobot tween 80 & span 80 yang ditimbang
Dik : HLB tween 80 = 15
HLB span 80 = 4,3
Emulgator =3%
Jumlah tween 80 = a g
Jumlah span 80 = 3-a

HLB 5 :
(a x 15) + [(3-a) x 4,3] = 3 HLB Span 80 =3-a
15 a + 12,9 x 4,3 a = 3x5 = 3 - 0,196
15 a + 12,9 x 4,3 a = 15 = 2,804 gram
15 a 4,3 a = 15 -12,9
10,7 a = 2,1
2,1
a = 10,7

a = 0,196 gram

HLB 6 :

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
(a x 15) + [(3-a) x 4,3] = 3 HLB Span 80 =3-a
15 a + 12,9 x 4,3 a = 3x6 = 3 - 0,476
15 a + 12,9 x 4,3 a = 18 = 2,524 gram
15 a 4,3 a = 18 - 12,9
10,7 a = 5,1
5,1
a = 10,7

a = 0,476 gram

HLB 7 :
(a x 15) + [(3-a) x 4,3] = 3 HLB Span 80 =3-a
15 a + 12,9 x 4,3 a = 3x7 = 3 - 0,757
15 a + 12,9 x 4,3 a = 21 = 2,263 gram
15 a 4,3 a = 21 - 12,9
10,7 a = 8,1
8,1
a = 10,7

a = 0,757 gram

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
HLB 8 :
(a x 15) + [(3-a) x 4,3] = 3 HLB Span 80 =3-a
15 a + 12,9 x 4,3 a = 3x8 = 3 1,037
15 a + 12,9 x 4,3 a = 24 = 1,963 gram
15 a 4,3 a = 24 - 12,9
10,7 a = 11,1
11,1
a = 10,7

a = 1,037 gram

HLB 9 :
(a x 15) + [(3-a) x 4,3] = 3 HLB Span 80 =3-a
15 a + 12,9 x 4,3 a = 3x9 = 3 1,317
15 a + 12,9 x 4,3 a = 27 = 1,682 gram
15 a 4,3 a = 27 - 12,9
10,7 a = 14,1
14,1
a = 10,7

a = 1,317 gram

HLB 10 :
(a x 15) + [(3-a) x 4,3] = 3 HLB Span 80 =3-a
15 a + 12,9 x 4,3 a = 3 x 10 = 3 1,598
15 a + 12,9 x 4,3 a = 30 = 1,401 gram
15 a 4,3 a = 30 - 12,9
10,7 a = 17,1
17,1
a = 10,7

a = 1,598 gram

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
HLB 11 :
(a x 15) + [(3-a) x 4,3] = 3 HLB Span 80 =3-a
15 a + 12,9 x 4,3 a = 3 x 11 = 3 1,878
15 a + 12,9 x 4,3 a = 33 = 1,121 gram
15 a 4,3 a = 33 - 12,9
10,7 a = 17,1
20,1
a = 10,7

a = 1,878 gram

HLB 12 :
(a x 15) + [(3-a) x 4,3] = 3 HLB Span 80 =3-a
15 a + 12,9 x 4,3 a = 3 x 12 = 3 2,158
15 a + 12,9 x 4,3 a = 36 = 0,841 gram
15 a 4,3 a = 36 - 12,9
10,7 a = 23,1
23,1
a = 10,7

a = 2,158 gram

B. Pembahasan

Emulsi adalah sistem terdispersi yang mengandung paling sedikit

dua fase cairan yang tidak saling bercampur. Kebanyakan emulsi yang

berlaku dalam farmasi menggunakan partikel terdispersi dengan jarak

diameter dari 0,1100 m. Emulsi adalah system dua fase yang disiapkan

dengan kombinasi dua cairan yang tidak saling bercampur, dimana salah

satunya terdispersi seragam dalam cairan lainya dan terdiri dari globul-

globul yang mempunyai diameter sama atau lebih besar dari partikel

koloidal paling besar (Lund, 1994).

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menghitung jumlah

emulgator golongan surfaktan yang digunakan dalam pembuatan emulsi,

untuk membuat emulsi dengan menggunakan emulgator golongan

surfaktan, untuk mengevaluasi ketidakstabilan suatu emulsi, dan untuk

menentukan HLB butuh minyak yang digunakan dalam pembuatan emulsi.

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu batang

pengaduk, cawan porselen, gegep kayu, gelas ukur, gelas kimia, mixer,

pipet tetes, sendok tanduk, termometer dan timbangan. Adapun bahan-

bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu aquadest, minyak kelapa,

larutan tween 80 dan larutan span 80.


Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, dicampurkan tween-

80 dengan air, dan span-80 dengan minyak dalam wadah yang berbeda.

dipanaskan kedua sampel yang telah dicampurkan tadi diatas penangas

air. Diukur kenaikan suhunya untuk air + tween 80 dengan suhu 70 0C.

Sedangkan untuk minyak dan span 80 dengan suhu 70 0C, dicampur

kedua sampel, kemudian di mixer. Setelah itu diangkat dan dipindahkan

kedalam gelas kimia dan ditutup menggunakan aluminium foil. Dan

diamati setiap jam 12 selama 3 hari (diukur menggunakan penggaris).

Sebelum dilakukan pencampuran, terlebih dahulu masing-masing

emulgator yang telah dicampur ke dalam fasanya (parafin cair yang

dicampur dengan span 80, sedangkan air suling yang dicampur dengan

tween 80), dipanaskan hingga suhu diatas suhu 70 o C, Pengocokan

dilakukan dengan menggunakan mixer untuk membantu memecah fase

dalam (minyak) menjadi tetesan-tetesan dan pengocokan ini dilakukan

secara berseling yakni pengocokan selama 1 menit dan istirahat selama

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
30 detik, yang dilakukan sebanyak 5 kali, tujuannya selain agar emulsi

lebih cepat homogen, disamping itu untuk mencegah terjadinya emulsi

yang tidak stabil.

Setelah dilakukan pengocokan dua fase yang tidak bercampur ini,

hasilnya disimpan dalam gelas ukur dan diamati selama 3 hari berturut-

turut dari segi penampakan fisik dari emulsi, baik itu dari perubahan

volume, perubahan warna maupun terjadinya pemisahan fase terdispersi

dan fase pendispersi. Dimana gejala-gejala fisik tersebut menunjukkan

ketidakstabilan emulsi yang dibuat.

Dari hasil percobaan dapat diperoleh perhitungan jumlah tween 80

dan span 80 yaitu untuk HLB butuh 5-12 adalah untuk HLB butuh 5 adalah

tween 0,196 g dan span 2,804 g, untuk HLB butuh 6 adalah tween 0,4766

g dan span 2,524 g, untuk HLB butuh 7 adalah tween 0,775 g dan span

2,243 g, untuk HLB butuh 8 tween adalah 1,0373 g dan span 1,9627 g,

untuk HLB butuh 9, tween adalah 1,317 g dan span 1,683 g, untuk HLB

butuh 10, tween adalah 1,598 g dan span 1,402 g, untuk HLB butuh 11,

tween adalah 1,878 g dan span 1,122 g, untuk HLB 12 adalah tween

2,158 g dan span 0,842 g.

Dalam pembuatan suatu emulsi digunakan suatu emulgator atau

surfaktan yang bertujuan untuk menurunkan tegangan antar muka air dan

minyak serta membentuk lapisan film pada permukaan fase terdispersi.

Pada percobaan ini digunakan dua surfaktan yang dikombinasikan

dengan tujuan untuk memperoleh HLB surfaktan yang persis sama

dengan HLB minyak yang dibutuhkan.

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
Kestabilan suatu emulsi adalah kemampuan suatu emulasi untuk

mempertahankan distribusi yang teratur dari fase terdispersi dalam

jangka waktu yang lama. Penurunan stabilitas dapat dilihat jika terjadi

campuran (BJ fase terdispersi lebih kecil dari BJ fase pendispersi) hal ini

menyebabkan pemisahan dari kedua fase emulsi.

Campuran minyak dan span 80 mewakili fase minyak dan campuran

air dan tween 80 mewakili fase air. Alasan kenapa digunakan tween dan

span, karena tween mempunyai gugus polar yang lebih besar dari pada

gugus non polar sehingga tween ini lebih mengarah ke air. Sedangkan

span mempunyai gugus non polar lebih besar dari pada gugus polarnya

sehingga itu span lebih cenderung ke minyak. Pada percobaan ini span

dan tween 80 berperan sebagai emulgator yang akan membantu

menyatukan fase air dan minyak. Walaupun tidak tercampur kecuali dilihat

dengan kasat mata dapat dikatakan tercampur.

Adapun faktor kesalahan dalam percobaan ini yaitu :


1. Pencampuran cairan yang tidak sempurna, penimbangan bahan
2. Pemixeran yang tidak merata
3. Menghitung jumlah tween-80 dan span-80 dengan HLB butuhnya
4. Suhu yang tidak sama pada saat pencampuran dan beberapa langkah-

langkah percobaan yang belum maksimal.

Aplikasi percobaan kestabilan emulsi ini dalam bidang farmasi yaitu

emulsi yang digunakan sebagai obat yang dapat digunakan sebagai oral,

topical, atau pariental. Emulsi yang bias digunakan sebagai oral biasanya

emulsi yang bertipe air dalam minyak (A/M). Emulsi semi solid biasa

digunakan secara topical dan emulsi yang biasanya digunakan secara

pariental adalah loho-loho krim, salep dan sebagainya.

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O
15020160158
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat diperoleh perhitungan jumlah tween 80

dan span 80 yaitu untuk HLB butuh 5-12 adalah untuk HLB butuh 5 adalah

tween 0,196 g dan span 2,804 g, untuk HLB butuh 6 adalah tween 0,4766

g dan span 2,524 g, untuk HLB butuh 7 adalah tween 0,775 g dan span

2,243 g, untuk HLB butuh 8 tween adalah 1,0373 g dan span 1,9627 g,

untuk HLB butuh 9, tween adalah 1,317 g dan span 1,683 g, untuk HLB

butuh 10, tween adalah 1,598 g dan span 1,402 g, untuk HLB butuh 11,

tween adalah 1,878 g dan span 1,122 g, untuk HLB 12 adalah tween

2,158 g dan span 0,842 g.

B. Saran

Dalam melakukan praktikum, sebaiknya praktikan melaksanakannya

dengan sungguh-sungguh dan teliti agar hasil yang diperoleh sesuai

dengan literatur yang ada.

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
C. DAFTAR PUSTAKA

D. Anonim, 2017, Penuntun Praktikum Farmasi Fisika, Universitas


Muslim Indonesia, Makassar.
E. Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi
IV, UI Press, Jakarta.
F. Anief, 1993, Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktek, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
G. Anief, 2003, Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktek, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.

H. Ditjen POM., 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
I. Ditjen POM., 1995, Farmakope Indonesia edisi IV, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
J. Gennaro, Alfonso R., 1990, Remingtons Pharmaceutical
Sciences,18th Edition, Mack Publishing Company, Easton
Pennsylvania.
K. Jenkins, G.L., 1957, Scovilles The Art Of Compounding, 9 th
Edition, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York.
L. Lachman, L., dkk., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, UI
Press, Jakarta.

M. Lund, W., 1994, The Pharmaceutical Codex Principles and


Practice of Pharmaceutics, The Pharmaceutical Press, London.
N. Martin, Alfred., 1993, Farmasi Fisika, UI Press, Jakarta.
O. Parrot, L.E., 1970, Pharmaceutical technology, Burgess
Publishing Company, Mineneapolis.

P. Syamsuni, H.A., 2007, Ilmu Resep, EGC, Jakarta.

Q. Winarno, F.G., 1997, Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia


Pustaka Utama, Jakarta.

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
R. Lampiran I. Skema Kerja

S. Campurkan minyak dengan span 80 dan campurkan air dengan


tween 80
T.
U.
V. Panaskan diatas penangas air pada suhu diatas 60 oC
W.
X.
Y. Campurkan campuran minyak kedalam campuran air
Z.
AA.
AB. Aduk dengan menggunakan mixer
AC.
AD.
AE. Amati kreaming nya selama 3 hari berturut-turut

AF.
AG.

AH.

AI.

AJ.

AK.

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158
AL.
AM.
AN.
AO.
AP.
AQ.

AR.

AS.

TASYA NUR RAHMA SARI ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160158

You might also like