You are on page 1of 10

FishtecH Jurnal Teknologi Hasil Perikanan

ISSN: 2302-6936 (Print), (Online, http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fishtech)


Vol. 5, No.1: 1-10, Mei 2016

Pembuatan Serbuk Cangkang Keong Mas (Pomacea canaliculata L.)


serta Aplikasinya sebagai Penjernih Air Sungai
dan Pengikat Logam Berat Kadmium
Production of Golden Snail (Pomacea canaliculata L) Shell Powder and Its Aplication
as Purifier of Water River and Cadmium Binder
Eko Nopriansyah, Ace Baehaki*), Rodiana Nopianti
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya, Indralaya, Ogan Ilir 30662 Sumatera Selatan
Telp./Fax. (0711) 580934
*)
Penulis untuk korespondensi: ace76_none@yahoo.com

ABSTRACT
This study aims to produce golden snail shell powder that can be used as a purifier and a metal
binder on Musi River water. The method used was a randomized block design with two factors,
namely the type of purifier treatment (A) consist of golden snails shell powder and shrimp shell
chitosan. Purifier concentration factor (B) is 0%, 0.5% and 1%. Data obtained through several stages
in a row of manufactured of golden snail powder, application of golden snail shell powder and shrimp
shell chitosan, and analyzed the effect of golden snail shell powder and shrimp shell chitosan on
turbidity, TDS, pH and Cd concentration of water river. 80 grams of golden snail shell obtained 20
grams of golden snail shell powder. The golden snail shell powder produced known as calcium
carbonate (CaCO 3). Aplication of golden snail shell powder in water river able to lowering the turbidity
75% at 0.5% concentration and 78% at 1% concentration, increase the value of TDS is still within
the threshold in range of 391.5 to 604 ppm, and increasing the pH in range of 5-7 which is still
within the tolerance limits corresponding Government Regulation Number 416 of 1990. However, the
golden snails shell powder raise the river water Cd concentration from 0.00782 to 0.00815 ppm, w hile
the shrimp shell chitosan capable to lowering the concentration of Cd in river water of 0.00048-
0.000518 ppm.
Keywords: Calcium carbonate, golden snail, golden snail powder

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan serbuk cangkang keong mas yang dapat digunakan
sebagai penjernih dan pengikat logam pada air Sungai Musi. Metode yang digunakan adalah Rancangan
Acak Kelompok dengan dua faktor perlakuan yaitu jenis penjernih (A) yang terdiri dari serbuk
cangkang keong mas dan kitosan cangkang udang. Faktor konsentrasi penjernih (B) yaitu 0%; 0,5%;
dan 1%. Data diperoleh dari beberapa tahapan yaitu pembuatan serbuk cangkang keong mas,
pengaplikasian serbuk cangkang keong mas dan kitosan cangkang udang, analisis pengaruh kitosan dan
serbuk cangkang keong mas terhadap nilai kekeruhan, TDS, pH dan konsentrasi Cd. Dari 80 gram
cangkang keong mas diperoleh 20 gram serbuk cangkang keong mas. Cangkang keong mas yang
dihasilkan merupakan kalsium karbonat (CaCO 3). Pengaplikasian serbuk cangkang keong mas pada air
Sungai Musi mampu menurukan kekeruhan sebesar 75% pada konsentrasi 0,5% dan 78% pada
konsentrasi 1%, meningkatkan nilai TDS masih dalam ambang batas pada kisaran 391,5 604 ppm dan
meningkatkan pH pada kisaran pH 5-7 yang masih dalam batas toleransi sesuai peraturan pemerintah
No.416 Tahun 1990. Namun serbuk cangkang keong mas menaikkan konsentrasi Cd air sungai dari
0,00782 sampai 0,008 ppm, sedangkan kitosan cangkang udang menurunkan konsentrasi Cd dalam air
sungai sebesar antara 0,00048-0,000518 ppm.
Kata kunci: Kalsium kabonat, keong mas, serbuk cangkang keong mas
2 Nopriansyah et al.: Pembuatan serbuk cangkang keong mas

PENDAHULUAN Salah satu upaya yang dapat dilakukan


untuk mengatasi permasalahan tersebut
Air merupakan kebutuhan yang sangat
adalah menggunakan penjernih air dari bahan
mendasar bagi makhluk hidup terutama
alami yang tidak berbahaya bagi kesehatan
manusia. Air berperan penting dalam
dan dapat mengikat logam berat di air.
berbagai kegiatan manusia misalnya air untuk
Kalsium karbonat pada kerang mampu
konsumsi, memasak, mencuci, sanitasi,
membersihkan air, bahkan dapat mengurangi
transportasi dan sebagainya. Peran yang sama
kadar besi, mangan dan logam lainnya
juga dibutuhkan dalam kegiatan industri.
(Simaremare 2013).
Banyak pabrik-pabrik yang sengaja memilih
Hewan lain yang memiliki kandungan
lokasi dekat dengan sumber air seperti sungai
kalsium karbonat pada cangkangnya adalah
atau laut untuk mempermudah akses
keong mas. Komposisi pada cangkang keong
mendapatkan dan menggunakan air.
mas hampir sama dengan jenis hewan
Di Kota Palembang terdapat Sungai
moluska lainnya. Cangkang keong mas
Musi yang merupakan sungai terbesar di
hampir seluruhnya terdiri dari kalsium
Sumatera Selatan sehingga Sungai Musi
karbonat. Kalsium fosfat, silikat, magnesium
memiliki peran penting sebagai sumber air
karbonat, besidan zat organik lainnya
untuk kehidupan dan aktivitas masyarakat
membentuk sisa komposisi protein struktural,
terutama masyarakat kota Palembang. Secara
dan senyawa fosfor (Gosu 2011). Keong mas
fisik air di Sungai Musi terlihat keruh hal ini
merupakan hewan moluska yang banyak
dapat disebabkan karena air Sungai Musi
dijumpai di persawahan dan populasinya
mengandung lumpur yang jika diendapkan
meningkat dalam waktu relatif cepat. Keong
airnya akan menjadi jernih. Untuk
mas telah berubah status dari hewan
menjernihkan air yang keruh ini masyarakat
peliharaan menjadi hama padi (Direktorat
biasanya menggunakan kaporit. Namun
Perlindungan Tanaman Pangan 2008).
penggunaan kaporit untuk dikonsumsi dapat
Penelitian Islami et al. (2014) melaporkan
menyebabkan gangguan kesehatan. Efek
penggunaan serbuk cangkang keong mas
penggunaan kaporit akan menghasilkan
konsentrasi 10% dengan waktu kontak
senyawa trihalomethane atau disingkat THMs
selama 20 jam mampu menyerap logam
yang dapat menyebabkan kanker
tembaga (Cu) dengan efisiensi penyerapan
(Mulyono 2003).
99,98%.
Permasalahan lain dari air Sungai Musi
Penulis tertarik untuk memanfaatkan
adalah adanya kandungan logam berat
hama keong mas sebagai penjernih air dan
kadmium (Cd). Emilia (2013) melaporkan
pengikat logam berat sehingga dilakukan
bahwa kandungan Cd di air Sungai Musi
penelitian pembuatan serbuk cangkang keong
daerah Pulokerto, Pelabuhan Bombaru dan
mas dan aplikasinya pada air sungai. Dalam
Mariana masing-masing sebesar 0,011 mg/L,
penelitian ini akan diamati apa pengaruh
0,014 mg/L dan 0,011 mg/L. Apabila logam
penambahan serbuk cangkang keong mas
cadmium terpapar dan terakumulasi dalam
terhadap pH, kekeruhan, total zat padat
jangka waktu yang lama dalam tubuh
terlarut dan kandungan logam berat Cd pada
manusia, hal ini berdampak negatif terhadap
air Sungai Musi.
kesehatan tubuh (Wlostowski et al. 2009).
Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
BAHAN DAN METODE
416/MENKES/SK/IX/1990 tentang Syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih, Waktu dan Tempat
air bersih harus memiliki pH 6,5-9,0; total Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
padatan terlarut maksimal 1.500 mg/L dan Juni 2015 sampai dengan Agustus 2015
kandungan logam berat Cadmium (Cd) yang di Laboratorium Program Studi Teknologi
diperbolehkan maksimal 0,005 mg/L dan Hasil Perikanan, Laboratorium Dasar
kekeruhan maksimal 25 NTU. Bersama Universitas Sriwijaya, Laboratorium
Bioproses Teknik Kimia Universitas

Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 5 No. 1 Tahun 2016


Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 3

Sriwijaya, Balai Besar Laboratorium standar SNI 6989.59-2008. Sampel air


Kesehatan Palembang dan Laboratorium sebanyak 10 L diambil menggunakan alat
Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor. botol biasa yang diberi pemberat yang
digunakan pada kedalaman tertentu,
Bahan dan Alat kemudian digabungkan untuk setiap subtitik
Bahan yang digunakan dalam penelitian sampling. Sampel air disimpan dalam wadah
ini yaitu cangkang keong mas yang di ambil di gelap.
Jalan Mataram, Kecamatan Kertapati
Palembang, air Sungai Musi yang diambil di Aplikasi serbuk cangkang keong mas dan
Pelabuhan Bombaru Palembang, akuades, kitosan cangkang udang sebagai
CH3COOH (asam asetat) 1%, KBr (kalium penjernih air sungai
bromida) 1%. Alat yang digunakan dalam Serbuk dari cangkang keong mas dan
penelitian ini antara lain yaitu, ayakan 60 mesh, kitosan cangkang udang akan diaplikasikan
blender kering, botol steril, desikator, Fourier sebagai penjernih air dengan cara menimbang
Transform Infrared (FTIR), magnetic stirer, oven, 0,5 gram dan 1 gram kitosan kemudian
pH meter, Spektrofotometri Serapan Atom ditambahkan asam asetat 1% hingga 100 mL
(SSA), TDS meter, dan turbidimeter. lalu di-stirer selama 6 jam sampai homogen
hingga menghasilkan larutan kitosan 0,5%
Metode Penelitian dan 1%, untuk selanjutnya diambil masing-
Penelitian ini mengunakan model masing 50 mL kitosan 0,5% dan 1%, lalu
Rancangan Acak Kelompok Faktorial masing-masing larutan sebanyak 50 mL
(RAKF) dengan dua faktor perlakuan yaitu dicampurkan ke dalam 500 ml sampel air
jenis kitosan (A) yang terdiri dari 2 taraf Sungai Musi sehingga perbandingan larutan
perlakuan dan konsentrasi kitosan (B) yang kitosan dengan air sungai adalah 1:10.
terdiri dari 3 taraf perlakuan. Masing-masing Selanjutnya larutan dihomogenkan dengan
perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak cara diaduk selama 15 menit menggunakan
2 kali. Masing-masing perlakuan tersebut magnetic stirer. Larutan tersebut didiamkan
adalah: selama 24 jam lalu dilakukan analisis pH,
kekeruhan, TDS, dan logam berat Cadmium.
Jenis Kitosan (A):
A1 = kitosan komersial Parameter Pengamatan
A2 = kitosan cangkang Parameter yang diamati pada penelitian
keong mas ini adalah kekeruhan, pH dan Total Dissolved
Konsentrasi Kitosan (B): Solid (TDS) dan kandungan logam berat
B1 = konsentrasi 0% kadmium. Pengamatan pada parameter ini
B2 = konsentrasi 0,5% dilakukan secara objektif.
B3 = Konsentrasi 1,0%
Analisis Data
Tahapan Penelitian Dari hasil yang diperoleh selanjutnya
Preparasi cangkang keong mas akan dianalisis menggunakan statistik
Cangkang keong mas dibersihkan dan parametrik menurut Hanafiah (2010) dengan
dicuci dengan air hingga bersih, kemudian Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial.
dikeringkan di udara terbuka di bawah sinar Selanjutnya untuk mengolah data akan
matahari. Setelah cangkang kering dan bersih digunakan analisis sidik ragam.
kemudian di gerus sampai halus dan diayak
dengan ayakan 60 mesh. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengambilan sampel Pengaruh Penggunaan Serbuk Cangkang
Sampel air Sungai Musi diambil dari Keong Mas dan Kitosan Udang terhadap
wilayah Pelabuhan Bombaru yang Kekeruhan Air Sungai
mempunyai kandungan logam berat Cd Kejernihan air ditentukan oleh warna
sebesar 0,0137 mg/L (Emilia et al. 2013). air dan kekeruhan (turbidity) dalam air.
Sampel air diambil sesuai dengan metode

Nopriansyah et al.: Pembuatan serbuk cangkang keong mas


4 Nopriansyah et al.: Pembuatan serbuk cangkang keong mas

Di alam kekeruhan ini timbul sebagai akibat Tabel 1. menunjukkan bahwa


adanya pengotoran baik oleh tanah liat, perlakuan A1 (kitosan cangkang udang) dan
lumpur, bahan organik maupun partikel kecil A2 (serbuk cangkang keong mas) berbeda
tersuspensi lainnya (Noviani 2012). Zat padat nyata terhadap nilai kekeruhan yang
tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah dihasilkan. Kitosan cangkang udang tidak
semua zat padat (pasir, lumpur, dan tanah menurunkan nilai kekeruhan melainkan tejadi
liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi peningkatan nilai kekeruhan. Hal ini diduga
dalam air dan dapat berupa komponen hidup karena tidak terlarut dengan sempurnanya
(biotik) misalnya fitoplankton, zooplankton, kitosan cangkang udang dalam larutan asam
bakteri, fungi, ataupun komponen mati asetat 1% yang biasa digunakan untuk
(abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel melarutkan kitosan sehingga apabila larutan
anorganik (Tarigan dan Edward 2003). Nilai kitosan tidak terlarut sempurna maka gugus
rata-rata pengaruh jenis dan konsentasi amina pada kitosan cangkang udang tidak
kitosan tehadap kekeruhan air sungai dapat dapat berinteraksi dengan partikel-partikel
dilihat pada Gambar 1. koloid yang terkandung di dalam air. Kitosan
mempunyai gugus amino bebas sebagai
polikationik dalam larutan asam asetat
(Knorr 1982).

Tabel 1. Hasil Uji Lanjut Duncan (BJND) perlakukan


jenis penjernih (A) terhadap nilai kekeruhan
pada sampel air Sungai Musi
BJND (0,05)
Perlakuan Rerata Beda Jarak
= 7,396
A2 11,42 - a
A1 27,80 16,38* b
p 0,05 3,64
Gambar 1. Pengaruh jenis dan konsentrasi pemjernih
Psy (P,5) 7,396
terhadap nilai kekeruhan pada sampel air
Sungai Musi. Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf
yang berbeda pada kolom yang sama
berarti berbeda nyata.
Gambar 1. menunjukkan bahwa
penambahan kitosan cangkang udang terjadi Tabel 2. Hasil Uji Lanjut Duncan (BJND) perlakukan
peningkatan nilai kekeruhan sebesar 20,8% jenis penjernih (A) dan konsentrasi penjernih
untuk konsentrasi kitosan sebesar 0,5% dan air (B) terhadap nila kekeruhan pada air
42,36% untuk konsentrasi kitosan 1% atau Sungai Musi
semakin meningkat seiring dengan
penambahan konsentrasi kitosan, sedangkan
pada serbuk cangkang keong mas terjadi
penurunan nilai kekeruhan, yaitu sebesar
78% pada konsentrasi 0,5% dan 73%
untuk konsentrasi 1%.
Analisis keragaman menghasilkan Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf
bahwa jenis penjernih air dan interaksi yang berbeda pada kolom yang sama
keduanya berpengaruh nyata (p<0,05), berarti berbeda nyata.
sedangkan konsentrasi penjernih air
berpengaruh tidak nyata (p>0,05) terhadap Kelarutan kitosan dalam asetat
nilai kekeruhan pada sampel air Sungai Musi. ditentukan oleh suhu dan lamanya
Hasil uji lanjut Duncan (BJND) perlakuan perendaman dengan NaOH (Noviani 2012).
jenis penjernih terhadap nilai kekeruhan Purwanti dan Yusuf (2013) melaporkan
pada sampel air Sungai Musi dapat dilihat semakin tinggi konsentrasi NaOH yang
pada Tabel 1. digunakan dalam proses deasetilasi kitosan
menyebabkan semakin tinggi pula kelarutan
kitosan dalam asetat 1%. Karakteristik

Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 5 No. 1 Tahun 2016


Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 5

kitosan yang baik dapat dilihat dari derajat demikian akan semakin banyak zat
deasetilasi, berat molekul, viskositas, dan tersuspensi yang dikoagulasi atau
kelarutannya; semakin tinggi penghilangan diendapkan.
gugus asetil kitin maka semakin tinggi pula
kelarutan kitosan, sedangkan pada serbuk Pengaruh Penggunaan Kitosan Udang
cangkang keong mas terjadi penurunan nilai dan Serbuk Cangkang Keong Mas
kekeruhan. Simaremare (2013) melaporkan terhadap TDS Air Sungai
kulit kerang mengandung kalsium karbonat Total Dissolved Solids (TDS) atau
(CaCO 3) yang merupakan material berpori padatan terlarut total adalah bahan-bahan
yang dapat mengikat kotoran dalam air terlarut (diameter <10 -6 mm) dan koloid
sehingga dapat digukan sebagai penjernih air. (diameter 10 -6 mm 10 -3 mm) yang berupa
Hal ini didukung dengan Anonim (2015) senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan
yang melaporkan kristal kalsium karbonat lain yang tidak tersaring pada kertas saring
dapat menangkap partikel koloid dengan berdiameter 0,45 m (Effendi 2003). Fardiaz
cara yang sama dengan tawas sehingga dapat (1992) melaporkan zat pada terlarut (TDS)
digunakan sebagai penjernih air. merupakan padatan yang terdiri dari senyawa-
Tabel 2. menunjukkan bahwa senyawa organik yang larut dalam air,
perlakuan A2B2 (serbuk cangkang keong mas mineral, dan garam-garamnya. Nilai rata-rata
0,5%) dan A2B3 (serbuk cangkang keong pengaruh jenis dan konsentasi kitosan
mas 1%) tidak berbeda nyata, sedangkan tehadap TDS air sungai dapat dilihat pada
perlakuan A1B1 (kitosan cangkang udang) Gambar 2.
berbeda nyata terhadap nilai kekeruhan.
Interaksi antara jenis penjernih air dan
konsentrasinya berpengaruh nyata terhadap
kekeruhan air sungai. Semakin tinggi
konsentrasi kitosan cangkang udang yang
digunakan, semakin tinggi pula kekeruhan
air sungai, Noviani (2012) melaporkan salah
satu kekurangan penggunaan kitosan sebagai
penjernih air adalah jika penambahan
kitosanberlebihan akan menambah nilai
kekeruhan. Diduga hal ini berkaitan
dengan kelarutan kitosan dalam asetat, Gambar 2. Pengaruh jenis dan konsentrasi penjernih
semakin banyak kitosan yang ditambahkan terhadap nilai TDS pada air sungai.
maka semakin banyak pula jumlah padatan
kitosan yang tidak terlarut sempurna sehingga Gambar 2. menunjukkan bahwa pada
menyebabkan meningkatnya kekeruhan air kitosan komesil dan serbuk cangkang keong
sungai. mas terjadi peningkatan nilai TDS seiring
Semakin banyak serbuk cangkang dengan penambahan konsentrasi kitosan
keong mas yang ditambahkan, semakin yang digunakan. Berdasarkan hasil analisis
rendah nilai kekeruhan air sungai. Hal ini keragaman menunjukkan bahwa jenis
diduga karena adanya kandungan kalsium kitosan, konsentrasi kitosan dan interaksinya
karbonat pada serbuk cangkang keong mas. berpengaruh nyata (p<0,01) terhadap nilai
Sebagaimana telah dilaporkan Simaremare TDS pada sampel air Sungai Musi. Hasil
(2013) kalsium karbonat (CaCO 3) merupakan uji lanjut (BJND) perlakuan jenis penjernih
material berpori yang dapat mengikat air terhadap nilai TDS pada sampel air Sungai
kotoran dalam air sehingga dapat digukan Musi dapat dilihat pada Tabel 3.
sebagai penjernih air sehingga diduga Tabel 3. menunjukan bahwa
semakin banyak kalsium karbonat yang perlakuan A1 (kitosan cangkang udang) dan
ditambahkan di air maka semakin banyak A2 (serbuk cangkang keong mas) berbeda
pula jumlah material berpori, dengan nyata terhadap nilai total zat padat terlarut
(TDS) yang dihasilkan, penambahan kitosan

Nopriansyah et al.: Pembuatan serbuk cangkang keong mas


6 Nopriansyah et al.: Pembuatan serbuk cangkang keong mas

cangkang udang dan serbuk cangkang keong (konsentrasi 1%) berbeda nyata terhadap nilai
menaikkan nilai TDS, namun kenaikan nilai total zat padat terlarut (TDS) yang dihasilkan.
TDS pada penambahan serbuk cangkang Penambahan kedua jenis penjernih air
keong jauh lebih tinggi dibandingkan menyebabkan penambahan jumlah partikel
penambahan kitosan udang, hal ini terlarut. Semakin tinggi konsentrasi penjernih
menunjukan serbuk cangkang keong mas air yang digunakan maka akan semakin tinggi
memiliki bahan organik yang lebih banyak pula nilai total zat padat terlarut (TDS). Hal
dibandingkan dengan kitosan udang. Salah ini menunjukkan bahwa kedua jenis penjernih
satu penyebabnya dikarenakan adanya air mengandung bahan-bahan organik seperti
kandungan logam Cd yang cukup tinggi pada mineral gas dan zat-zat organik lainnya
serbuk cangkang keong mas yaitu (Misnani 2010) sehingga semakin tinggi
0,041 mg/g. konsentrasi yang ditambahkan semakin tinggi
pula kandungan partikel terlarutnya. Sesuai
Tabel 3. Hasil Uji Lanjut Duncan (BJND) perlakukan dengan pendapat Nurhasanah dan Heryadi
jenis penjernih (A) terhadap nilai TDS pada (2012) kenaikan nilai TDS mengindikasikan
sampel air Sungai Musi
jumlah padatan terlarut dengan penambahan
1,5 kg limbah udang lebih tinggi dari pada
penambahan 1 kg limbah udang.

Tabel 4. Hasil Uji Lanjut Duncan (BJND) perlakukan


konsentrasi penjernih (B) terhadap nilai TDS
pada sampel air Sungai Musi
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf
yang berbeda pada kolom yang sama
berarti berbeda nyata.

Perbandingan nilai TDS dan kekeruhan


pada masing-masing konsentrasi
menunjukkan bahwa nilai TDS lebih tinggi
dari pada nilai kekeruhan. Hal ini berarti
padatan terlarut lebih banyak dibandingkan Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf
padatan yang tersuspensi. TDS biasanya yang berbeda pada kolom yang sama
disebabkan oleh bahan-bahan organik yang berarti berbeda nyata.
terlarut yang berupa ion-ion yang biasa
ditemukan di perairan. Hasil ini didukung Perlakuan A1B1 (kitosan cangkang
dengan pendapat Santoso (2008) yang udang 0%) sampai A1B3 (kitosan cangkang
mengatakan bahwa nilai TDS tinggi udang 1%) tidak berbeda nyata, sedangkan
menggambarkan adanya kandungan ion K+, A2B2 (serbuk cangkang keong mas 0,5%)
Na + dan Cl- dan kandungan logam berat berbeda nyata terhadap nilai TDS yang
misalnya Pb dan Cd. Meningkatnya nilai dihasilkan. Perhitungan pengaruh interaksi
TDS ini berpengaruh buruk terhadap antara jenis penjernih air dengan
kualitas air, namun nilai TDS yang konsentrasinya terhadap TDS air sungai
dihasilkan dari penambahan serbuk menunjukan penambahan serbuk cangkang
cangkang keong mas dan kitosan udang keong mas pada konsentrasi 1% berbeda
masih sesuai dengan peraturan Peraturan nyata terhadap nilai TDS air sungai. Hal
Pemerintah No. 416 Tahun 1990 yang ini sejalan dengan penelitian Nurhasanah dan
menetapkan nilai TDS sebesar 1500 mg/L Herdiyanto (2012) yang melaporkan bahwa
untuk mutu air bersih. Hasil uji lanjut perlakuan yang memiliki kandungan Ca
BJND, perlakuan jenis kitosan terhadap nilai tertinggi menyebabkan kenaikan TDS
TDS pada sampel air Sungai Musi dapat tertinggi, Ca tersebut berasal dari CaCO 3
dilihat pada Tabel 4. yang terdapat pada cangkang udang.
Tabel 4. menunjukkan bahwa
perlakuan B2 (konsentrasi 0,5%) dan B3

Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 5 No. 1 Tahun 2016


Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 7

Pengaruh Penggunaan Kitosan Udang Tabel 5. menunjukkan bahwa


dan Serbuk Cangkang Keong Mas perlakuan A1 (kitosan cangkang udang) dan
terhadap Nilai pH Air Sungai A2 (serbuk cangkang keong mas) berbeda
Nilai pH mencirikan keseimbangan nyata terhadap nilai pH air Sungai Musi. Hal
antara asam dan basa dalam air dan ini berarti perbedaan jenis penjernih air
merupakan pengukuran konsentrasi ion memiliki pengaruh yang berbeda terhadap
hidrogen dalam larutan. Adanya karbonat, nilai pH, penambahan kitosan cangkang
hidroksida, dan bikarbonat menaikkan udang cenderung menurunkan nilai pH
kesadahan air. Sementara adanya asam sedangkan penambahan serbuk cangkang
mineral bebas dan asam bikarbonat keong mas nilai pHnya cenderung meningkat.
menaikkan keasaman. Secara umum nilai pH Penurunan nilai pH air dengan penambahan
menggambarkan seberapa besar tingkat kitosan diduga disebabkan karena kitosan
keasaman atau kebasaan suatu perairan. dilarutkan terlebih dahulu dengan larutan
Perairan dengan nilai pH 7 adalah netral, asam asetat 1% sehingga memberikan kondisi
pH <7 dikatakan kondisi perairan bersifat yang agak asam.
asam, sedangkan pH >7 dikatakan kondisi
perairan bersifat basa (Effendi 2003). Nilai Tabel 5. Hasil Uji Lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ)
rata-rata pengaruh jenis dan konsentasi perlakuan jenis (A) penjernih air terhadap
nilai pH pada sampel air Sungai Musi
kitosan tehadap pH air Sungai Musi dapat
BJND (0,05) =
dilihat pada Gambar 3. Perlakuan Rerata
0,18
A1 5,97 a
A2 6,495 b
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf
yang berbeda pada kolom yang sama
berarti berbeda nyata.

Dari hasil udang pada konsentrasi 0,5%


dan 1% menunjukkan nilai pH yang tidak
masuk kedalam nilai standar kualitas air
Gambar 3. Pengaruh jenis dan konsentrasi penjernih minum berdasarkan Keputusan Menteri
terhadap nilai pH pada air Sungai Musi. Kesehatan Republik Indonesia Nomor
416/MENKES/SK/IX/1990 tentang Syarat-
Gambar 3. menunjukkan bahwa pada Syarat dan Pegawasan Kualitas Air Bersih
kitosan udang terjadi penurunan pH yaitu dengan pH 6,5 - 9,0; sedangkan hasil
menjadi 4,6 pada konsentrasi 0,5% dan pengukuran pH dengan penambahan serbuk
kemudian naik menjadi 4,9 pada konsentrasi cangkang keong mas pada konsentrasi 1%
1% atau meningkat seiring penambahan menujukkan nilai pH yang sudah memenuhi
konsentrasi kitosan, sedangkan untuk serbuk standar kualitas air minum. Hasil uji lanjut
cangkang keong mas terjadi penurunan pH BNJ perlakuan jenis penjernih air terhadap
menjadi 4,9 pada konsentrasi 0,5% dan nilai pH pada sampel air Sungai Musi dapat
meningkat menjadi 7 pada konsentrasi 1%. dilihat pada Tabel 6.
Hal ini menunjukkan bahwa baik kitosan
udang maupun serbuk cangkang keong mas Tabel 6. Hasil Uji Lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ)
terjadi penurunan pH pada konsentrasi 0,5% perlakuan konsentrasi penjernih air terhadap
dan meningkat pada konsentrasi 1%. nilai pH pada sampel air Sungai Musi
Analisis keragaman menghasilkan BJND (0,05) =
Perlakuan Rerata
0,226
bahwa jenis kitosan, konsentrasi kitosan dan
B2 5,09 a
interaksinya berpengaruh nyata (p<0,05) B1 5,95 b
terhadap nilai pH pada sampel air Sungai B3 6,90 c
Musi. Hasil uji lanjut BNJ perlakuan jenis Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf
kitosan terhadap nilai pH pada sampel air yang berbeda pada kolom yang sama
Sungai Musi dapat dilihat pada Tabel 5. berarti berbeda nyata.

Nopriansyah et al.: Pembuatan serbuk cangkang keong mas


8 Nopriansyah et al.: Pembuatan serbuk cangkang keong mas

Tabel 6. menunjukkan hasil cangkang keong mas 0%) berbeda nyata


perlakuan B1 (konsentrasi 0%) dan B2 terhadap nilai pH yang dihasilkan. Serbuk
(konsentrasi 0,5%) berbeda nyata terhadap cangkang keong mas memiliki pengaruh yang
nilai pH air yang dihasilkan. Pada berbeda nyata terhadap nilai pH air. Semakin
penambahan serbuk cangkang keong mas tinggi konsentrasi serbuk cangkang keong
dan kitosan cangkang udang pada konsentrasi mas menyebabkan nilai pH semakin
0,5% terjadi penurunan pH, hal ini meningkat. Hal ini diduga disebabkan karena
dikarenakan dilarutkannya serbuk cangkang adanya kandungan kalsium karbonat pada
keong mas dan kitosan cangkang udang serbuk cangkang keong mas. Hasil ini sejalan
didalam larutan asam asetat 1% sehingga dengan penelitian Taqwa et al. (2014) yang
memberikan kondisi asam, hal ini sesuai melaporkan terjadinya peningkatan pH air
dengan pernyataan Noviani (2012) yang rawa dengan penambahan CaCO 3.
melaporkan nilai pH air mengalami
penurunan drastis pada penambahan kitosan.
Hal ini disebabkan karena kitosan dilarutkan
terlebih dahulu dengan larutan asam asetat
1% sehingga memberikan kondisi yang agak Gambar 4. Reaksi CaCO3 pada air.
asam. Pada perlakuan B2 (konsentrasi 0,5%)
dan B3 (konsentrasi 1%) dengan Tabel 6. Data Hasil Uji Lanjut Beda Nyata Jujur
penambahan kitosan udang terjadi (BNJ) interaksi pengaruh jenis dan
konsentrasi penjernih air terhadap nilai pH
peningkatan pH air. Hal ini diduga bahwa pada air Sungai Musi
kitosan banyak mengandung gugus amin
yang bersifat basa. Kitosan mampu untuk
mengikat ion-ion H+ yang terdapat di dalam
air. Kitosan memiliki gugus amin/NH yang
reaktif dan gugus hidroksil yang banyak serta
kemampuannya membentuk gel, maka
kitosan dapat berperan sebagai komponen
reaktif, pengkelat, pengikat, pengabsorbsi, Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf
penstabil, penjernih, flokulan, dan koagulan yang berbeda pada kolom yang sama
berarti berbeda nyata.
(Suptijah 2006), sedangkan perlakuan B2
(konsentrasi 0,5%) dengan B3 (konsentrasi Pengaruh Penggunaan Kitosan Udang
1%) pada penambahan serbuk cangkang dan Serbuk Cangkang Keong Mas
keong mas menunjukan peningkatan pH air. terhadap Cd (Kadmium) Air Sungai
Hal ini diduga disebabkan kandungan Kadmium (Cd) memiliki nomor atom
kalsium karbonat cangkang keong mas yang 48, bobot atom 112,41 g/mol, bobot jenis
bersifat basa di dalam larutan, sesuai 8,642 g/cm3, pada 20 C, titik leleh 320,9 C,
dengan Yuwanta (2006) melaporkan bahwa titik didih 767 C, tekanan uap 0,013 Pa pada
kalsium karbonat didalam larutan
180 C. Kadmium merupakan logam yang
menunjukan sifat basa. ditemukan alami dalam kerak bumi.
Adanya gugus OH tersebut
Kadmium biasa ditemukan sebagai mineral
menyebabkan kenaikan pH air (Gambar 4). yang terikat dengan unsur lain seperti
Hasil Uji Lanjut BNJ pada interaksi
oksigen, klorin, atau sulfur. Kadmium tidak
pengaruh jenis kitosan dan konsentrasi memiliki rasa maupun aroma spesifik.
kitosan terhadap pH air Sungai Musi dapat
Kadmium digunakan dalam industri sebagai
dilihat pada Tabel 7 yang menunjukkan bahan dalam pembuatan baterai, pigmen,
bahwa perlakuan A1B3 (kitosan cangkang
pelapisan logam, dan plastik. Nilai rata-rata
udang 1%) tidak berbeda nyata sampai A2B2 pengaruh jenis dan konsentasi penjernih
(serbuk cangkang keong mas 0,5%),
tehadap kandungan logam Cd pada air Sungai
sedangkan perlakuan A2B3 (serbuk cangkang Musi dapat dilihat pada Tabel 8.
keong mas 1%) sampai A2B1 (serbuk

Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 5 No. 1 Tahun 2016


Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 9

Tabel 8. menunjukkan bahwa pada Deli, setelah diadsorbsi dengan abu cangkang
penambahan kitosan cangkang udang terjadi keong mas yang telah diaktivasi kandungan
penurunan nilai logam Cd pada konsentrasi Fe dan Cu mengalami penurunan dengan
0,5% dan konsentrasi 1% atau semakin waktu kontak optimum 45 menit yaitu untuk
menurun seiring dengan penambahan ion besi (Fe3+) adalah 95,96% dengan
konsentrasi kitosan cangkang udang, konsentrasi 1,9799 mg/L menjadi 0,0798
sedangkan pada penambahan serbuk mg/L dan untuk ion tembaga (Cu 2+) adalah
cangkang keong mas terjadi peningkatan 91,51% dengan konsentrasi 0,2949 mg/L
nilai logam Cd pada konsentrasi 0,5% dan menjadi 0,0199 mg/L.
pada 1%. Hal ini menunjukkan bahwa
kitosan udang mampu mengikat logam Cd,
KESIMPULAN
sedangkan pada serbuk cangkang keong mas
terjadi peningkatan nilai logam Cd. Kenaikan Penelitian ini menghasilkan bahwa
konsentrasi Cd diduga disebabkan oleh sebagai dari 80 gram cangkang keong mas
bahan baku tersebut yaitu cangkang keong dapat dihasilkan sebanyak 23 gram kalsium
mas telah tercemar oleh logam Cd. karbonat keong emas dan kalsium karbonat
Berdasarkan penelitian Rumahlatu (2012) cangkang keong mas mampu menurunkan
hewan bercangkang Deadema sitosum (bulu kekeruhan air sebesar 78% pada konsentrasi
babi) dapat menyimpan logam Cd pada 0,5% dan 73% pada konsentrasi 1%. TDS
cangkang, daging dan organ pencernaannya. air dengan penambahan kitosan komersil dan
kalsium karbonat cangkang keong mas masih
Tabel 8. Nilai kandungan logam berat kadmium air sesuai dengan standar kualitas air minum.
sungai dengan penambahan kitosan dan Kitosan komersil mampu menurunkan
serbuk cangkang keong mas
kandungan Cd pada sampel, sedangkan
Serbuk Cangkang Keog Mas Kitosan Cangkang Udang
0% 0,5% 1,0% 0% 0,5% 1,0% kalsium karbonat cangkang keong
0,0038 0.00782 0,00815 0,0058 0,00052 0,00048 meningkatkan kandungan Cd sampel, hal ini
mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L disebabkan bahan baku cangkang telah
tercemar logam Cd. Penambahan kitosan
Pada penambahan serbuk cangkang komersil dan kalsium karbonat cangkang
keong mas diduga masihterjadi pengikatan keong mas berpengaruh nyata terhadap nilai
logam, namun tingginya kandungan logam pH sampel.
Cd pada sampel cangkang keong mas yang
digunakan mengakibatkan tidak diketahui
total pengikatan logam kadmiumnya karena DAFTAR PUSTAKA
berdasarkan mekanismenya kalsium karbonat
yang direaksikan dengan asam asetat mampu Emilia I. 2013. Distribusi logam kadmium
mengikat logam berat dengan mekanisme dalam air dan sedimen di Sungai Musi
sebagai berikut: Kota Palembang. JPS 6(2): 59-64.
Gosu. 2011. Kalsium Karbonat.
1. Reaksi kalsium karbonat dengan asam asetat Http://agromaret.com/jual/27981/cal
cium_carbonate. (Diakses pada 08
November 2015).
Hanafiah KA. 2010. Rancangan Percobaan Teori
2. Reaksi kalsium karbonat dengan logam
dan Aplikasi. Edisi Ketiga. Jakarta:
Rajawali Press.
Islami N, Itnawita, Anita S. 2014. Potensi
Pendapat tersebut didukung dengan abu cangkang keong mas (Pomacea
hasil penelitian Ratih (2015). Ratih (2015) canaliculata) sebagai adsorben Tembaga
melaporkan abu serbuk cangkang keong mas dalam larutan. [Laporan Penelitian
mampu menurunkan konsentrasi logam besi Fakultas MIPA]. Pekanbaru:
(Fe3+) dan tembaga (Cu2+) dalam air Sungai Universitas Riau.

Nopriansyah et al.: Pembuatan serbuk cangkang keong mas


10 Nopriansyah et al.: Pembuatan serbuk cangkang keong mas

Knorr D. 1983. Dye binding properties of cangkang kepiting dengan cangkang


chitin and chitosan. J Food Sci. 48: udang sebagai koagulan alami dalam
36-41. penjernihan air sumur di Desa Tanjung
Noviani H. 2012. Analysis using poly- Ibus Kecamatan Secanggang
aluminium chloride coagulant (PAC) and Kabupaten Langkat. [Skripsi]. Medang:
chitosan in water purification process Univeristas Sumatera Utara.
in PDAM Tirta Pakuan Bogor. Suptijah P. 2006. Deskripsi karakteristik
[Skripsi]. Bogor: Fakultas MIPA fungsional dan aplikasi kitin kitosan.
Universitas Pakuan. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu
Nurhasanah, Heryadi H. 2012. Potensi Kelautan Institut Pertanian Bogor.
pemanfaatan limbah udang dalam Taqwa FH, Sasanti AD, Angraini PK, dan
meningkatkan pertumbuhan tanaman Hasbi. 2014. Pemanfaatan kitosan
cabai. Prosiding Seminar Nasional dalam proses pengolah air rawa untuk
Matematika, Sains, dan Teknologi. budidaya udang galah (Macrobrachium
Universitas Terbuka. 583-596. rosenbergii). Seminar Nasional Tahunan Ke
Ruhmalatu D, Corebima AD, Amin M, IV Hasil-hasil Penelitian Kelautan dan
Rahman F. 2012. Kadmium dan Perikanan. 225-229.
efeknya terhadap ekspresi protein Tarigan MS dan Edward. 2003. Kandungan
metallothionein pada Deadema seosum total zat padat tersuspensi (Total
(Echinoida: Echinodermata). Jurnal suspended solid) di Perairan Raha, Sulawesi
Penelitian Perikanan (1): 26-35. Tenggara. Makara Sains 7(3): 109-119.
Santoso AD. 2008. Studi penentuan Wlostowski T., Krasowska A., Salinska A.
produktivitas Danau Batang dengan Dan Wlostowska M. 2009. Seasonal
MEI (Morphoedaphic Index) Analysis. changes of body iron status determine
J Hidrosfil Nasional 3(2): 81-86. cadmium accumulation in The Wild
Simaremare SRS. 2013. Perbedaan Bank Voles. Biol race Elem Res. 131:
kemampuan cangkang kerang, 291-297.

Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, Vol. 5 No. 1 Tahun 2016

You might also like