Kelebihan polyvinyl asetat yaitu mudah
penanganannya, storage life-nya tidak
terbatas, tahan terhadap mikroorganisme,
tidak mengakibatkan bercak noda pada
kayu, mempunyai gap-flling hampir sama
dengan perekat hewani serta tekanan
kempanya rendah.
Kekurangan polyvinyl asetat yaitu sangat
sensitif tethadap air, sehingga
penggunaanya hanya untuk interior saja,
kekuatan rekatnya menurun cepat
dengan adanya panas dan air serta sifat
visco-elastisitasnya tidak baik, sehingga
creep besar dan ketahanan terhadap
fatigue rendah,
Pizzi (1983) menyatakan bahwa faktor-
faktor yang harus diperhatikan dalam
penggunaan perekat polyvinyl asetat
‘meliputi komponen-komponen perekat
(substrate), permukaan bahan yang
direkat, viskositas, masa tunggu, Kondisi
pemakaian, kondisi penyimpanan dan
harga
‘Menurut Pizzi (1983), perekat polyvinyl
asetat tidak memerlukan kempa panas.
Dalam penggunaan secara luas dapat
menghasilkan keteguhan rekat yang baik,
Selain itu, kekurangan perekat pati antara
Jain terlalu kental sehingga sukar dalam
pelaburannya.
2. Polyvinyl acetate (PVAc)
Menurut Ruhendi dan Hadi (1997),
polyvinyl asetat diperoleh dari
polimerisasi vinyl asetat dengan cara
polimerisasi massa, polimerisasi larutan,
maupun polimerisasi emulsi. Yang pal
banyak digunakan dalam proses prod
adalah polimerisasi emulsi. Reaksinya
dimulai dan dikontrol dengan
penggunaan radikal bebas atau katalis
ionik, sedangkan untuk tujuan percobaan
dapat dilakukan dengan metoda katalis,
termasuk katalis redox atau aktivasi
dengan cahaya. Secara garis besar
reaksinya ada tiga tahap yaitu pemulaan,
pertumbuhan polimer dan terminasi
Tingkat polimerisast ini akan sangat
berpengaruh terhadap sifat PVAc-nya,
dimana berat molekul yang tinggi akan
memberikan kekentalan yang lebih tinggi
juga. Untuk perekat kayu biasanya
digunakan PVAc dengan berat molekul
sekitar 100.000 yang akan larut dalam
toluena dan pelarut organik lainnya.2.3 Perekat Kayu Komposit
Beberapa perekat yang dapat di
aplikasikan pada kayu komposit, antara
tain
1. Starches (pati)
Perekat pati merupakan perekat nabati
yang terpenting, dimana dapat dibuat
dengan cara yang paling sederhana yaitu
mendidihkan tepung pati dengan air (
Ruhendi et al,. 2007). Dapat pula dengan
produk degradasinya. Degradasi pati
tersebut dapat dilakukan dengan ezim,
asam, pengoksida dan panas.
Pati yang banyak beredar secara
komersial berasal dari tanaman-tanaman
singkong, jagung, sagu, kentang, ubi jalar
dan gandum. Pada umumnya, pati
diperoleh dari bij-bijian, akar umbi-
umbian dan batang pohon.
Sifat pati dipengaruhi oleh bahan baku
pembentukannya. Kelebihan dari perekat
pati ini antara lain murah, pot life-nya
panjang (tidak mudah terdekomposisi),
dapat menggunakan kempa dingin
dengan tekanan kempa relative rendah.
Selain itu, kekurangan perekat pati antara
berlangsungnya reaksi (Ruhendi dan’
Hadi, 1997).
Resol ini merupakan tahap A (A stage)
dalam proses kimianya, dimana bila resol
ini dipanaskan maka akan terbentuk
resitol (tahap B), Pada tahap ini perekat
menjadi mengembang dan sifatnya
seperti karet, serta proses percabangan
molekul dan ikatan jaringan jalannya
terus berkembang, Dengan panas yang
sinambung maka sampailah pada tahap
C atau resite, dimana tahap ini perekat
tidak larut dan tidak dapat ditambahkan
perekat tahap lainnya,
Kelebihan phenol formaldehida yaitu
tahan terhadap perlakuan air, tahan
tethadap kelembaban dan temperatur
tinggi, tahan terhadap bakteri, jamur,
rayap dan mikro-organisme serta tahan
tethadap bahan kimia, seperti minyak,
basa dan bahan pengawet kayu.
Kelemahan phenol formaldehida yaitu
memberikan warna gelap, kadar air kayu
harus lebih rendah daripada perekat urea-
formaldehida atau perekat lainnya serta
garis perekatan yang relatif tebal dan
mudah patah.‘Mengatur keasaman perekatnya
Kelebihan urea formaldehida yaitu
warnanya putih sehingga tidak
memberikan warna gelap pada waktu
penggunaannya, dapat dicampur perekat
melamin formaldehida agar kualitas
perekatnya lebih baik, harganya relatif
murah dibandingkan perekat sintetis,
lainnya serta tahan terhadap
biodeteriorasi dan air dingin. Kekurangan
urea formaldehida yaitu kurang tahan
terhadap pengaruh asam dan basa se
penggunaanya terbatas untuk interior
saja
5. Phenol formaldehida
Phenol formaldehida merupakan hasil
kondensasi formaldehida dengan
‘monohidrik phenol, termasuk phenol itu
sendiri, creosol dan xylenol. Phenol
formaldehida ini dapat dibagi menjadi
dua kelas yaitu resol yang bersifat
thermosetting dan novolak yang bersifat
thermoplastik. Perbedaan kedua ini
disebabkan oleh perbandingan molar
fenol dan formaldehida, serta katalis atau
kondisi yang terjadi selama
4. Urea formaldehida
Menurut Ruhendi dan Hadi (1997), urea
formaldehida merupakan hasil
kondensasi dari urea dan formaldehida
dengan perbandingan molar 1: (1,5-2)
Pada tahap awalnya terbentuk mono, di-,
tri,, dan tetra- methyloluera.
Urea formaldehida ini larut dalam air dan
proses pengerasannya akan terbentuk
pola ikatan jaringan (cross-link), Urea
formaldehida akan cepat mengeras
dengan naiknya temperatur dan/atau
turunnya pH.
Apabila pH turun secara drastis maka pot
life-nya sangat pendek, dan kekuatan
rekat menurun dengan pengaruh waktu.
Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan
garam amonium dari asam kuat, dan
yang sering digunakan adalah amonium
chlorida, Dengan adanya dua faktor yang
sangat berperan dalam proses
pengerasan urea formaldehida ini, maka
perekat ini dapat dikempa panas maupun
dikempa dingin, yaitu dengan carakimia yang kecil dan sederhana
(monomer).
Polystirena atau polyfeniletena dapat
dipolimerkan dengan panas, sinar
matahari atau katalis. Derajat
polimerisasi polimer tergantung pada
kondisi polimerisasi. Polimer yang sangat
tinggi dapat dihasilkan dengan
menggunakan suhu di atas sedikit suhu
ruang. Polystirena merupakan
thermoplastis yang bening (kecuali jk
ditambahkan pewarna/pengisi) dan d
dilunakkan pada suhu #100 OC. Tahan|
tethadap asam, basa dan zat pengarat
(korosif) lainnya. Tapi mudah larut dalam
‘mempengaruhi kekuatan dan ketahanan
polimer terhadap panas, Banyak
digunakan untuk membuat lembaran,
penutup dan barang pencetak (Cow,
1991),
4. Urea formaldehida
Menurut Ruhendi dan Hadi (1997), urea
formaldehida merupakan hasil
kondensasi dari urea dan formaldehida
dengan perbandingan molar 1: (1,5-2)
Pada tahap awalnya terbentuk mono-, di
‘dengan biaya yang relatif rendal
Keuntungan utama dari polyvinyl asetat
melebihi perekat urea formaldehida,
karena kemampuannya menghasilkan
ikatan rekat yang cepat pada suhu kamar.
Keuntungan lainnya yaitu dapat
menghindari kempa panas yang
memerlukan biaya tinggi. Perekat
polyvinyl asetat mempunyai sifat
termoplastik, yang penting untuk menjaga
tekanan kempa selama pembentukan,
ikatan sampai ikatan rekat mempunyal
kekuatan yang memadai
Penggunaan Khusus polyvinyl asetat
dipakai pada pembuatan kayu lapis dan
papan blok, Karena perekat ini mampu
meningkatkan kekuatan rekat secara
ekstrim dan cepat (Pizzi, 1983).
3. Polystyrene
Polystyrene merupakan polimer tinggi
yaitu molekul yang mempunyai massa
molekul besar. Terdapat di alam (benda
hidup, hewan/tumbuhan) atau disintesis
di laboratorium, Polystirena merupakan
makromolekul, yaitu molekul besar yang
dibangun oleh pengulangan kesatuan