You are on page 1of 4

MATERI UJI KEMURNIAN BENIH

Uji mutu fisik benih merupakan salah satu pengujian yang dilakukan pada uji mutu
benih yang mana salah satunya meliputi uji kemurnian benih. Uji kemurnian benih adalah
pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman
lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung persentase dari ketiga komponen benih
tersebut. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk menentukan komposisi benih murni, benih
tanaman lain, dan kotoran benih dari contoh benih yang mewakili plot benih.
Adapun beberapa kriteria atau penggolongan dari ketiga komponen yang harus
dipisahkan dalam pengujian kemurnian benih yakni sebagai berikut:
a. Benih murni merupakan segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/spesies yang
sedang diuji, dengan dicirikan sebagai berikut:
1) Benih masak utuh
2) Benih yang berukuran kecil, mengkerut dan tidak masak tetapi masih bisa
diidentifikasi
3) Pecahan atau potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang
sesungguhnya.
4) Benih yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali.
b. Benih tanaman lain merupakan jenis/spesies lain yang ikut tercampur dalam sampel dan
tidak dimaksudkan untuk diuji.
c. Kotoran benih merupakan benih dan bagian benih yang ikut terbawa dalam contoh
pengujian. Adapun beberapa hal yang tergolong ke dalam kotoran benih misalnya:
1) Benih dan bagian benih:
a) Benih tanpa kulit
b) Benih tanpa lembaga
c) Cangkang benih
d) Kulit benih
2) Bahan lain: Sekam, pasir, partikel tanah, ranting daun, tangkai
Contoh Kerja dalam pengujian kemurnian benih:
a. Simplo, yang mana contoh kerja ini dilakukan pengambilannya sebanyak 1 x
b. Duplo, yaitu pengambilan contoh kerja yang dilakukan sebanyak 2 x
Analisis
Kemurnian

Pengambilan contoh kerja

Simplo Duplo

Penimbangan Penimbangan

Pengujian kemurnian Pengujian kemurnian

Menghitung faktor kehilangan Menghitung faktor kehilangan

Faktor kehilangan 5% Faktor kehilangan > 5%

Perhitungan persentase Analisis diulang dengan


kemurnian contoh kerja baru

Penulisan hasil analisis

Dari skema diatas dapat diketahui bahwa pengambilan contoh benih dapat dilakukan
secara simplo yaitu dengan melakukan pengambilan contoh kerja hanya satu kali, tetapi
jika secara duplo maka pengambilan contoh kerja dilakukan 2 kali setengah berat contoh
kerja. Setelah dilakukan pengambilan contoh kerja maka dilakukan penimbangan untuk
mengetahui berat awal benih sebelum dilakukan pengujian kemurnian. Tahap selanjutnya
adalah analisis kemurnian, setiap benih diidentifikasi satu persatu secara visual bedasarkan
penampakan morfologi. Semua benih tanaman lain dan kotoran benih dipisahkan. Setelah
dilakukan analisis kemudian dilakukan penimbangan pada setiap komponen tersebut. Hasil
dari penimbangan dilakukan perhitungan faktor kehilangan.
Perhitungan persentase kemurnian benih:
CK (BM + BTL+ KB)
FK = X 100
CK

BM
X 100
a. % Benih murni = BM + BTL+ KB

BTL
X 100
b. % Benih tanaman lain = BM + BTL + KB

KB
X 100
c. % Kotoran benih = BM + BTL + KB

Dimana:
CK : Contoh kerja
BM : Benih murni
BTL : Benih tanaman lain
KB : Kotoran benih
Faktor kehilangan yang diperbolehkan 5%, jika terdapat kehilangan berat > 5% dari berat
contoh kerja awal, maka analisis diulang dengan menggunakan contoh kerja baru. Jika faktor
kehilangan 5% maka analisis kemurnian tersebut diteruskan dengan menghitung presentase
ketiga komponen tersebut.
FORMAT LAPORAN UJI KEMURNIAN BENIH

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Uji Mutu Fisik Benih
2.2 Pengertian Uji Kemurnian Benih
2.3 Tujuan Pengujian Kemurnian Benih
2.4 Komponen-komponen Dalam Pengujian Kemurnian Benih
2.5 Cara Pengujian Kemurnian Benih (Simplo dan Duplo)
3. METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan (beserta fungsinya)
3.2 Cara Kerja
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

You might also like