HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS
DI YAYASAN KANKER WISNUWARDHANA
SURABAYA
Sisca Nida Mayrita *, Nanik Handayani **
(UNUSA, Jl. SMEA 57 Surabaya)
Email : nanik_handayani.ac.id
Abstract:Cervical cancer is a malignant disease attacked the female reproductive organ
which is often found in women with high parity. The data obtained from Yayasan Wisnuwardhana Surabaya (Cancer Foundation) in 2012 showed that among 9630 women having Pap Smear, 88 (0.9%) were detected with cervical cancer. Therefore, the purpose of this study was to find out the correlation between parity and incidence of cervical cancer in the above mentioned cancer foundation.The design of study was analytic-observational done by applying cross sectional approach. The population involved 400 women having Pap Smear in the stated cancer foundation in March 2014. 200 respondents were chosen as the samples by using probability sampling, in which simple random sampling technique was used in this study. The instrument for collecting the data was the medical record. The data were then analyzed by using Chi-Square statistic test with the significance level = 0.05. The result of study showed that none of the nullipara and primipara (0%) suffered from cervical cancer, whereas few of the multipara (5.9%) and half of the grandemultipara (50%) suffered from cervical cancer. Moreover, the result of Chi-Square was not qualified so that Fischers Exact test was used and showed that p = 0.000 < = 0.05 so that H0 was rejected illustrating that there was a correlation between parity and incidence of cervical cancer in the above mentioned cancer foundation.In conclusion, the higher parity, the more risk for cervical cancer. The facility of health services are expected to give more health counseling to the women with high risk of having cervical cancer to have Pap Smear.
Abstrak:Kanker serviks merupakan penyakit keganasan alat kandungan wanita, yang
terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Data yang diperoleh dari Yayasan Wisnuwardhana Surabaya pada tahun 2012 wanita yang melakukan pap smear sebanyak 9630 dan yang terdeteksi kanker servik sebanyak 88 (0,9%) wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian kanker serviks di Yayasan Wisnuwardhana Surabaya.Rancangan penelitian menggunakan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita yang melakukan pap smear di Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya sebesar 400 orang pada bulan Maret 2014. Sampel berjumlah 200 orang diambil secara probability sampling tipe simple random sampling. Instrumen berupa rekam medik. Analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan = 0,05. Hasil penelitian diperoleh bahwa tidak satupun (0%) nullipara dan primipara menderita kanker serviks, sedangkan sebagian kecil (5,9%) multipara dan setengahnya (50%) grandemulti menderita kanker serviks. Hasil uji Chi-Square tidak memenuhi syarat maka digunakan uji Fisher Exact dan didapatkan nilai p = 0,000 < = 0,05 maka Ho ditolak artinya ada hubungan paritas dengan kejadian kanker serviks di Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya.Simpulan yaitu semakin tinggi paritas semakin besar resiko terkena kanker serviks. Diharapkan tempat pelayanan kesehatan untuk lebih memberikan penyuluhan kesehatan pada wanita yang beresiko tinggi terkena kanker serviks untuk melakukan pap smear.
Kata kunci : paritas, kanker serviks.
PENDAHULUAN negara berkembang. Negara Indonesia Kanker serviks merupakan memiliki penderita kanker serviks penyakit keganasan yang menimbulkan terbanyak dibandingkan dengan negara masalah dalam kesehatan kaum wanita. berkembang lainnya. Di Indonesia Kanker serviks telah menempati urutan sekarang diperkirakan dalam setiap terbanyak kedua setelah kanker payudara. harinya terjadi 41 kasus baru kanker Bahkan penderita kanker serviks semakin serviks dan sekitar 20 orang setiap harinya meningkat dari tahun ke tahun terutama meninggal dunia. (Globocan, 2008) pada negara berkembang. Kanker serviks Menurut data Dinas Kesehatan sulit dideteksi dan begitu terdeteksi sering Jawa Timur didapatkan data penderita kali sudah berada pada stadium lanjut kanker serviks pada tahun 2009 sebanyak sehingga sulit untuk di tangani. Hal 671 orang, pada tahun 2010 sebanyak 868 tersebut menyebabkan kanker serviks orang. Sedangkan pada tahun 2011 menjadi momok bagi setiap penderitanya. didapatkan data 1028 orang menderita Ada beberapa kejadian kanker kanker servik dan pada tahun 2012 serviks yang disebabkan oleh perempuan mencapai angka 1224 orang. Angka dengan mitra seksual multipel, aktivitas tersebut menjadikan Jawa Timur sebagai seksual dini, perempuan yang merokok, peringkat pertama kasus kanker serviks status sosial ekonomi dan salah satunya tingkat nasional. Dan menjadi musuh adalah paritas. Menurut hasil penelitian utama pada wanita karena penderita dari Melva (2008), jumlah kehamilan >3 kanker yang semakin banyak dari tahun ke kali merupakan faktor prospektif terhadap tahunnya (Dinkes Jatim Pemprov, 2012). kejadian kanker serviks. Kanker serviks Data yang diperoleh dari Yayasan banyak ditemukan pada wanita yang Wisnuwardhana Surabaya pada tahun 2011 melahirkan 3-5 kali. Bagi banyak orang wanita yang melakukan pemeriksaan pap tua, beranggapan bahwa banyak anak smear sebanyak 11086 wanita dan yang maka akan banyak rejeki. Akan tetapi, terdeteksi kanker serviks sebanyak 112 masyarakat banyak yang belum mengerti wanita. Sedangkan pada tahun 2012 wanita tentang akibat yang ditimbulkan dari yang melakukan pap smear sebanyak 9630 seringnya seorang ibu melahirkan. Dengan dan yang terdeteksi kanker servik seorang ibu sering melahirkan dan sebanyak 88 wanita memiliki banyak anak maka akan Faktor risiko terjadinya kanker menyebabkan hormon selama kehamilan serviks pada wanita adalah perempuan dan perlukaan pasca persalinan berubah dengan mitra seksual multipel, aktivitas menjadi sel kanker. seksual dini, perempuan yang merokok, Menurut World Health paritas, status sosial ekonomi (Ralph, Organitation (WHO, 2009) didapatkan 2008). Paritas yang berbahaya adalah data 500.000 sampai 1 juta kasus baru memiliki anak lebih dari 2 orang atau jarak terinfeksi kanker serviks setiap tahunnya. persalinan yang terlalu dekat. Wanita Sedangkan menurut data dari Globocan dengan paritas tinggi yaitu >3 kali berisiko pada tahun 2008, didapatkan data pada 5,5 kali untuk terkena kanker servik kasus kanker servik di seluruh dunia (Diananda, 2007). Wanita dengan paritas mencapai 530.232 kasus . Asia memiliki tinggi dapat menyebabkan trauma pada 312.990 kasus kanker serviks dan baik dari jalan lahir dan dapat menimbulkan sel-sel jumlah global maupun Asia 58% abnormal pada mulut rahim jumlah anak meninggal. Sebanyak 2,2 juta perempuan yang dilahirkan melalui jalan normal dapat di dunia menderita kanker servik. Setiap menyebabkan terjadinya perubahan sel tahunnya, terdapat kurang lebih 400.000 abnormal dari epitel pada mulut rahim dan kasus baru kanker serviks, dan sebanyak dapat berkembang menjadi keganasan. 80% terjadi pada wanita yang hidup di Oleh karena itu, sebagai tenaga kesehatan perlu menumbuhkan kesadaran diri pada sudah terkena kanker servik maka harus wanita dalam melakukan deteksi dini segera diberikan pelayanan kesehatan terhadap kanker servik serta berperilaku sesuai dengan stadium yang diderita untuk hidup sehat dan bersih. Jika pada mencegah terjadinya metase (penyebaran pemeriksaan awal ibu tidak terkena kanker ke organ lain). servik maka dapat dilakukan pencegahan dengan vaksinasi. Namun, bagi ibu yang
METODE berdasarkan data kejadian kanker hampir
Penelitian ini menggunakan desain seluruh responden (90,5%) tidak menderita analitik observasional, dengan pendekatan kanker serviks. Cross Sectional.Populasinya yaitu seluruh wanita yang melakukan pap smear di B.Pembahasan Yayasan Kanker Wisnuwardhana 1. Paritas Surabaya sebesar 400 orang pada bulan Paritas adalah jumlah kehamilan Maret 2014.Sampel nya sejumlah 200 orang yang menghasilkan janin yang mampu Teknik sampling yang di gunakan hidup di luar rahim (28 minggu) Hasil probability sampling dengan metode penelitian menunjukkan bahwa sebagian pendekatan simple random sampling, besar responden (59,0%), merupakan Variabel independen atau variabel bebas paritas dengan risiko tinggi yaitu memiliki dalam penelitian ini adalah paritas 2-4 orang anak (multipara).Paritas dapat sedangkan Variabel dependen atau dipengaruhi oleh beberapa faktor salah variabel terikat dalam penelitian ini adalah satunya adalah pendidikan, hampir kanker serviks. Instrumennya menggunakan setengahnya (43%) responden rekam medik.Uji nya menggunakan Chi berpendidikan menengah (SMA). Square untuk menganalisis data dengan Pendidikan berarti bimbingan yang tingkat signifikansi = 0,05. diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi HASIL DAN PEMBAHASAN tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah dalam memperoleh menerima A. Hasil informasi, sehingga kemampuan ibu dalam Penelitian ini dilakukan di Yayasan berpikir lebih rasional. Ibu yang Kanker Wisnuwardhana terletak di jalan mempunyai pendidikan tinggi akan lebih Kayon no. 16-18 Surabaya, dengan luas berpikir rasional bahwa jumlah anak yang tanah 1.327m2 dan luas bangunan 600m2. ideal adalah 2 orang. Hasil penelitian pada 200 responden Tingkat pendidikan ibu yang pendidikannya hampir setengah responden rendah mengakibatkan kurangnya (43,0%) berpendidikan menengah pengetahuan ibu dalam menghadapi (SMA).Hampir seluruhnya responden masalah, sedangkan ibu-ibu yang (81,5%) berusia lebih dari 35 tahun.Usia mempunyai tingkat pendidikan yang lebih pada saat menikah sebagian besar tinggi umumnya terbuka menerima responden (71,5%) berusia lebih dari 20 perubahan atau hal-hal baru guna tahun.Berdasarkan paritas sebagian besar pemeliharaan kesehatannya. Suatu proses responden (59,0%) memiliki anak 2-4 pertumbuhan dan perkembangan manusia, anak (Multipara). usaha mengatur pengetahuan semula yang ada pada seorang individu serta pendidikan juga menjadi tolak ukur yang penting dalam perubahan-perubahan perilaku yang positif. semakin tinggi tingkat pendidikan besar sering dengan bertambahnya usia.hal seseorang maka semakin membutuhkan ini disebabkan pada usia >35 tahun fungsi pusat-pusat pelayanan kesehatan sebagai semua organ tubuh menurun, disamping tempat berobat bagi dirinya dan itu hormon dalam tubuh yang keluarganya. Dengan pendidikan tinggi, mempengaruhi pertumbuhan dan maka wawasan pengetahuan semakin perkembangan sel di dalam tubuh yang bertambah dan semakin menyadari bahwa dapat menyebabkan degenerasi sel. Hal ini begitu pentingnya kesehatan bagi sesuai pendapat dari Soehermawan (2007) kehidupan sehingga termotivasi untuk bahwa usia rata-rata kejadian kanker melakukan kunjungan ke pusat pelayanan servik adalah 52 tahun dan distribusi kasus kesehatan yang lebih baik (Notoatmodjo, mencapai puncak 2 kali pada usia di atas 2003). 35 tahun. Sedangkan menurut Nia Kania (2007) bahwa salah satu faktor resiko 2. Kanker Serviks kanker serviks adalah usia > 40 tahun. Hasil penelitian didapatkan hampir Pada masa itu terjadi perubahan hormon seluruh responden (90,5%) tidak menderita yang dapat meningkatkan atau kanker serviks. Hal itu disebabkan ibu menurunkan sensifitas terhadap yang melakukan pemeriksaan pap smear karsinogen.Faktor lainnya adalah usia datang sebelum timbulnya gejala seperti pertama kali menikah. Sebagian besar menstruasi yang terus menerus, perdarahan responden (71,5%) menikah diusia lebih pasca senggama, keputihan yang dari 20 tahun. Usia lebih dari 20 tahun berlebihan. Hal itu dilakukan untuk adalah usia produktif aman sampai seorang mendeteksi dini kanker serviks, karena wanita berusia 35 tahun. Pada usia lebih kanker serviks pra-invasif atau pra-kanker dari 20 tahun wanita boleh untuk bisa tanpa adanya keluhan tetapi lesi pada melakukan hubungan seksual dan terjadi mulut rahim dapat berubah menjadi ganas kehamilan dikarenakan usia lebih dari 20 apabila tidak segera diobati. Masa tahun organ reproduksi wanita bisa pertumbuhan kanker serviks, masa dikatakan sudah matang. Apabila seorang preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal wanita melakukan hubungan seksual sebelum menjadi keganasan) penyakit ini dengan usia dibawah 20 tahun maka terbilang lama sehingga penderita yang rangsangan tersebut dapat mengakibatkan berhasil mendeteksinya sejak dini dapat luka kecil yang dapat mengundang virus melakukan berbagai langkah untuk penyebab kanker masuk.Umumnya sel-sel mengatasinya. Infeksi menetap akan mukosa baru matang setelah wanita menyebabkan pertumbuhan sel abnormal berusia 20 tahun ke atas bukan dilihat dari yang akhirnya dapat mengarah pada menstruasi seorang wanita. Serviks pada perkembangan kanker, perkembangan ini remaja lebih rentan terhadap stimulus memakan waktu 5-20 tahun. Dimulai dari karsinogen karena terdapat proses tahap infeksi, lesi pra-kanker hingga metaplasia skuamos yang aktif yang dapat positif menjadi kanker serviks (Nurwijaya, menyebabkan terjadinya kanker serviks, 2010).Kanker serviks dipengaruhi oleh yang artinya organ reproduksi remaja beberapa faktor salah satunya adalah usia rentan terhadap rangsangan sehingga pada responden.Hampir seluruh responden usia dibawah 20 tahun belum siap (81,5%) yang melakukan pap smear mendapatkan rangsangan dari luar (Rama berusia lebih dari 35 tahun, usia ini adalah Diananda, 2009) usia dengan risiko tinggi terkena kanker serviks. Kanker serviks menyerang pada C. Hubungan paritas dengan kejadian wanita yang sudah menikah terutama yang kanker serviks aktif melakukan hubungan seksual selama Berdasarkan hasil uji statistik fisher 3 tahun. Resiko kanker serviks makin exact test didapatkan nilai = 0,000 dan = 0,05 sehingga < maka H ditolak dihubungkan dengan terjadinya berarti ada hubungan antara paritas dengan immnusuppresion yang memungkinkan kejadian kanker serviks di Yayasan terjadinya proses keganasan dan replika Kanker Wisnuwardhana Surabaya. HPV(ACCP, 2004). Didapatkan data seluruh responden (100%) Kanker serviks bisa juga yang tidak memiliki anak (nullipara) dan disebabkan karena serviks yang normal wanita yang memiliki anak 1 (primipara) secara alami mengalami proses metaplasia tidak menderita kanker serviks. Sedangkan (erosio) akibat saling desak mendesaknya pada wanita yang memiliki 2-4 anak kedua jenis epitel yang melapisi dengan (multipara) didapatkan data bahwa masuknya mutagen, porsio yang erosif sebagian kecil (5,9%) menderita kanker (metaplasia skuamosa) yang semula serviks dan dari wanita yang mempunyai fisiologik dapat berubah menjadi patologik anak lebih dari 4 (grandemultipara) melalui tingkatan NIS-I, II, III dan KIS didapatkan data bahwa setengahnya (50%) untuk akhirnya menjadi karsinoma invasif. menderita kanker serviks. Sekali menjadi mikro invasif, proses Pada mereka yang pernah keganasan akan berjalan terus. Periode melahirkan lebih dari 3 kali dapat laten (dari NIS-I sampai dengan KIS) meningkatkan angka kejadian kanker tergantung dari daya tahan tubuh sebanyak 3 kali lipat . Perlukaan pasca penderita. Umumnya dari fase pra invasif persalinan dapat menjadikan awal menjadi invasif memakan waktu bertahun- terjadinya kanker serviks apabila tidak tahun dan umumnya tanpa disertai gejala segera ditangani. Bukan hanya perlukaan sehingga ditemukan sudah dalam keadaan pasca persalinan yang menyebabkan stadium lanjut (Prawirohardjo, 2007). terjadinya kanker serviks tetapi jarak Menurut Surbakti (2004) bahwa persalinan yang terlalu dekat juga dapat wanita dengan jumlah paritas lebih dari 3 menyebabkan terjadinya kanker serviks memiliki resiko 4 kali lebih besar terkena (Erik Tapan, 2010).Hal ini kanker serviks. Menurut Manuaba (2002), Menggambarkan semakin banyak jumlah peningkatan kejadian infeksi semakin anak semakin beresiko mengalami kanker besar pada kehamilan dan persalinan. serviks. Seseorang yang memiliki banyak Diperkirakan risiko 3-5 kali lebih besar anak terutama yang melahirkan lebih dari pada wanita yang sering partus. 3 kali akan menjadi resiko tinggi terkena Wanita yang memiliki anak lebih kanker serviks. Dikarenakan perlukaan dari 3 mempunyai risiko menderita kanker setelah melahirkan dan jarak persalinan serviks dibandingkan dengan wanita yang yang terlalu dekat akan menyebabkan memiliki anak dibawah 3. Karena paritas virus penyebab kanker servik masuk. merupakan faktor risiko kanker serviks. Kanker servik atau kanker leher Dengan banyaknya kehamilan sehingga rahim merupakan penyebab kematian dalam proses melahirkan anak mungkin akibat kanker terbesar bagi wanita. Kanker saja memiliki efek trauma atau pun juga ini terjadi pada area leher rahim yaitu karena efek penurunan imunitas tubuh bagian rahim yang menghubungkan rahim sehingga meningkatkan risiko infeksi bagian atas dengan vagina (Soehermawan, HPV. 2007). Pada umumnya kanker servik Trauma pada jalan lahir tersebut paling banyak ditemukan pada wanita apabila tidak mendapatkan pengobatan yang sering melahirkan. Hal ini di duga dapat menjadi perlukaan yang menahun, akibat perubahan hormonal yang terjadi yang dapat menimbulkan infeksi alat selama kehamilan dan trauma servikal genetalia bagian atas dan perlukaan yang yang terjadi saat melahirkan. Hal itu yang tidak sembuh dapat menjadi keganasan. dapat menyebabkan virus HPV masuk dan Selain itu juga bisa karena pengaruh berubah menjadi kanker. Kehamilan juga hormonal pada saat kehamilan telah berpengaruh pada serviks yaitu pengaruh terjadi kanker servik semakin sedikit. hormone progesterone yang membuat Mengetahui kanker secara dini sangat kemungkinan infeksi oleh HPV semakin penting. Karena merupakan cara yang mudah. paling mungkin untuk melawan kanker Kurangnya pengetahuan serviks. Untuk mengetahui kanker serviks masyarakat akan bahaya memiliki banyak secara dini pemeriksaan papsmear yang anak juga dapat memicu terjadinya kanker teratur akan sangat membantu. Selain itu serviks. Masyarakat beranggapan banyak menghindari faktor risiko juga sangat anak maka akan banyak rejeki. Padahal penting untuk mencegah terjadinya kanker anggapan itu salah, hal itu justru serviks. Di Yayasan kanker meningkatkan resiko terjadinya kanker Wisnuwardhana Surabaya telah dilakukan serviks. Kanker serviks dapat pengobatan, operasi, berobat jalan dan menyebabkan komplikasi yang parah yaitu kemoterapi. Pengobatan tersebut tidak anemia, penurunan berat badan dan infeksi menutup kemungkinan untuk berhasil atau yang menyebabkan kekurangan protein tidak karena tergantung dari stadium dan zat besi akibat pengobatan penyakitnya. Jika sudah ditemukan dalam konvensional. Mengingat bahaya dari stadium sedini mungkin maka dapat penyakit kanker serviks seharusnya disembuhkan secara optimal dan perlu masyarakat dapat berpikir cerdas untuk kontrol kembali untuk mengetahui menjaga kesehatan reproduksi dan keberhasilan terapinya. mengikuti program pemerintah yaitu KB untuk membatasi persalinan agar risiko
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Diharapkan dapat mengadakan Berdasarkan pembahasan yang promosi kesehatan tentang pencegahan telah diuraikan dari peneliti yang kanker serviks di berbagai tatanan dilakukan pada wanita yang melakukan pelayanan kesehatan (RS, Puskesmas, pemeriksaan pap smear di Yayasan Kanker BPS, Klinik swasta) melalui leaflet, serta Wisnuwardhana Surabaya dapat perlu memotivasi bagi wanita yang sudah disimpulkan : terkena kanker serviks untuk melakukan 1. Ibu yang melakukan pap smear pengobatan dan bagi wanita yang belum sebagaian besar memiliki paritas terkena kanker serviks untuk melakukan multipara (2-4 anak). vaksinasi. 2. Ibu yang melakukan pap smear 2. Bagi peneliti selanjutnya sebagian kecil menderita kanker Perlu dilanjutkan penelitian yang lebih serviks lanjut untuk mengetahui faktor-faktor lain 3. Ada hubungan antara paritas dengan yang dapat mempengaruhi terjadinya kejadian kanker serviks, dimana kanker serviks sehingga dapat mengurangi kejadian kanker servik terjadi pada ibu kejadian kanker servik yang berisiko tinggi yaitu ibu yang 3. Bagi masyarakat mempunyai anak 2-4 anak (multipara) Diharapkan masyarakat khususnya dan yang memiliki anak lebih dari 4 ibu yang sudah pernah melahirkan untuk (grandemultipara) mencari informasi tentang bahaya kanker serviks dan deteksi dini melalui B. Saran pemeriksaan pap smear, di samping itu dukungan keluarga untuk memberikan 1. Tempat pelayanan kesehatan motivasi hidup pada wanita yang menderita kanker serviks. Samadi, Heru Priyanto. (2011). Yes, I Know Everything About Kanker Serviks. Solo, DAFTAR PUSTAKA Metagraf Soeherman, Dedy. (2007). Hubungan ACCP (2004). Cervical Cancer Prevention Penurunan Kadar Squoamous Cell Fact Sheet. Available from : Carcinoma Antigen Dengan Respon http://www.media- Radiasi Histopatologis Pada Karsinoma indonesia.com/berita/asp [accessed 16 Epidermoid Serviks Uteri Stadium April 2014]. Lanjut. Tesis. Semarang, Universitas Aziz, M.F. (2007). Program Pencegahan Diponegoro Kanker Serviks See and Treat. Jakarta, Suharto. (2007). Hubungan antara FK UI. Karakteristik Ibu Dengan Partisipasi Benson, Ralph C. (2008). Buku Saku Obstetri Ibu Melakukan Pemeriksaan Pap Smear dan Ginekologi 9th ed. Jakarta, EG Di Klinik Adhiwarga PKBI Yogyakarta. Bobak (2004). Buku Ajar Keperawatan Skripsi. Yogyakarta, Universitas Ahmad Maternitas. Jakarta, rineka cipta Dahlan Dalimarta, S. (2004). Deteksi Dini Kanker. Sukaca, Bertiani E. (2009). Cara Cerdas Jakarta, Penebar Swadaya Menghadapi Kanker Serviks (Leher Depkes (2008). Buku saku pencegahan kanker Rahim). Jogjakarta, Genius Pratika servik dan kanker payudara. Available Surbakti, E. (2004). Pendekatan Faktor Risiko from : Sebagai Rancangan Alternatif dalam http://www.pppl.depkes.go.id/_.../bukus Penanggulangan Kanker serviks Uteri di aku_kanker.pdf [accessed 05 Januari RSU Pringadi Medan. Medan, Tesis FK 2014]. USU Diandana, dr Rama. (2009). Panduan Lengkap Tapan, dr Erik. (2010). Kanker, Antioksidan Mengenal Kanker. Jogjakarta, Mirza dan Komplemen. Jakarta, Elexmedia Media Pustaka Varney, Helen (2006). Buku Ajar Asuhan Dizon, Don S, dkk. (2009). 100 Tanya Jawab Kebidanan Vol 1 Edisi 4. Jakarta, ECG Mengenai Kanker Serviks. Jakarta, Yatim, dr Faisal. (2008). Penyakit Indeks Kandungan: Myoma, Kanker Mahalayati (2010). Solusi murah Untuk Rahim/Leher Rahim Dan Indung Cantik, Sehat, Energik. Yogyakarta, Great publisher Telur, Kista, Serta Gangguan Manuaba (2002). Kapita Selekta Lainnya. Jakarta, Pustaka Populer Penatalaksanaan Rutin Obstretri Obor. Ginekologi/KB 1st ed. Jakarta, Buku Kedokteran EGC Manuaba (2008). Ilmu kebidanan, kandungan dan KB. Jakarta, EGC Medicastrore (2014). Kanker Leher Rahim (Serviks). Available from: http://medicastore.com/penyakit/104/Ka nker_Leher_Rahim_serviks.html. [Accessed 05 Januari 2014]
Nurwijaya, dra Hartati, dkk. (2010). Cegah
dan Deteksi Kanker Serviks. Jakarta, Elex Media Komputindo Prawirhardjo (2007). Ilmu Kebidanan. Yogyakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo Rasjidi, Imam. (2008). Manual Prakanker Serviks. Jakarta, Sagung Seto