You are on page 1of 30

BAB I

PENDAHULUAN

Kematian ibu,bayi dan balita merupakan salah satu parameter derajat


kesehatan suatu negara. MDGs dalam goals 4 dan 5 mengamanatkan bahwa angka
kematian balita harus mampu diturunkan menjadi 2/3 dan kematian ibu turun %
pada tahun 2015. Sehingga di tahun 2015 angka kematian bayi menjadi 17/1000
KH, balita 23/1000 KH serta angka kematian ibu diharapkan turun menjadi
125/100.000 KH. MTBS dan MTBM merupakan intervensi yang cost effektive
untuk mengatasi masalah kematian balita. Maka perlu tenaga kesehatan dibekali
cara untuk mengenal secara dini dan cepat gejala anak sakit ringan, berat atau
segera dirujuk.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR MTBM


Dalam perkembangannya mencakup Manajemen Terpadu Bayi
Muda umur kurang dari 2 bulan baik dalam keadaan sehat maupun
sakit. Umur 2 tahun tidak termasuk pada Bayi Muda tapi ke dalam
kelompok 2 bulan sampai 5 tahun. Bayi Muda mudah sekali menjadi
sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan meninggal terutama pada
satu minggu pertama kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi pada 1
minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan masa
kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut merupakan karakteristik
khusus yang harus dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi
penyakit. Pada bayi yang lebih tua pola penyakitnya sudah merupakan
campuran dengan pola penyakit pada anak.Sebagian besar ibu
mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa Bayi Muda ke fasilitas
kesehatan. Guna mengantisipasi kondisi tersebut program Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru
lahir melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan.
Melalui kegiatan ini bayi baru lahir dapat dipantau kesehatannya
dan didekteksi dini. Jika ditemukan masalah petugas kesehatan dapat
menasehati dan mengajari ibu untuk melakukan Asuhan Dasar Bayi
Muda di rumah, bila perlu merujuk bayi segera.Proses penanganan
Bayi Muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit umur 2
bulan sampai 5 tahun.

B. PELAKSANAAN MTBM PADA BAYI UMUR KURANG 2


BULAN
Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan
urutan langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya
1 Penilaian dan klasifikasi
2 Tindakan dan Pengobatan
3 Konseling bagi ibu
4 Pelayanan Tindak lanjut.

2
Dalam pendekatan MTBS tersedia Formulir Pencatan untuk Bayi
Muda dan untuk kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun. Kedua
formulir pencatatan ini mempunyai cara pengisian yang sama

1. Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan


pemeriksaan fisik
2. Klasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit
atau masalah serta tingkat keparahannya dan merupakan suatu
kategori untuk menentukan tindakan bukan sebagai diagnosis
spesifik penyakit
3. Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan
memberi pengobatan difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap
klasifikasi.
4. Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencakup
bertanya, mendengar jawaban ibu, memuji, memberi nasehat
relevan, membantu memecahkan masalah dan mengecek
pemahaman
5. Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan
pengobatan pada saat anak datang untuk kunjungan ulang.

Menanyakan kepada ibu mengenai masalah Bayi Muda. Tentukan


pemeriksaan ini merupakan kunjungan atau kontak pertama dengan
Bayi Muda atau kunjungan ulang untuk masalah yang sama. Jika
merupakan kunjungan ulang akan diberikan pelayanan tindak lanjut
yang akan dipelajari pada materi tindak lanjut.

a. Kunjungan Pertama lakukan pemeriksaan berikut :


1 Periksa Bayi Muda untuk kemungkinan Penyakit Sangat Berat
Atau Infeksi Bakteri.Selanjutnya, dibuatkan klasifikasi
berdasarkan tanda dan gejalanya yang ditemukan.
2 Menanyakan pada ibu apakah bayinya diare, jika diare periksa
tanda dan gejalanya yang terkait. Klasifikasikan Bayi Muda
untuk dehidrasi nya dan klasifikasikan juga untuk diare
persisten dan kemungkinan disentri

3
3 Periksa semua Bayi Muda untuk ikterus dan klasifikasikan
berdasarkan gejala yang ada
4 Periksa bayi untuk kemungkinan berat badan rendah dan atau
masalah pemberian asi. Selanjutnya klasifikasikan Bayi Muda
berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan
5 Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah di imunisasi.
Tentukan status imunisasi Bayi Muda.
6 Menanyakan status pemberian Vit K1.
7 Menanyakan kepada ibu masalah lain seperti kelainan
kongenital, trauma lahir, perdarahan tali pusat dan sebagainya.
8 Menanyakan kepada ibu keluhan atau masalah yang terkait
dengan kesehatan bayinya.

Jika Bayi Muda membutuhkan RUJUKAN SEGERA lanjutkan


pemeriksaan secara cepat. Tidak perlu melakukan penilaian
pemberian ASI karena akan memperlambat rujukan.

C. Penilaian Dan Klasifikasi Bayi Muda Umur Kurang 2 Bulan


1 Kemungkinan Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri

4
2 Menilai Diare
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja
yang tidak seperti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering
dibandingkan biasanya. Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah
dan jika berlanjut bayi menjadi letargis atau tidak sadar, karena
bayi kehilangan cairan matanya menjadi cekung dan jika dicubit
kulit akan kembali dengan lambat atau sangat lambat. Cubit kulit
perut dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk lihat apakah kulit
itu kembali lagi dengan sangat lambat (lebih dari 2 detik), lambat
atau segera.

5
3 Ikterus
Ikterus merupakan perubahan warna kulit atau selaput mata
menjadi kekuningan sebagian besar(80%) akibat penumpukan
bilirubin (hasil pemecahan sel darah merah) sebagian lagi karena
ketidak cocokan gol.darah ibu dan bayi. Peningkatan kadar
bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebihan atau
ada gangguan pengeluaran.
Ikterus dapat berupa fisiologik dan patologik (hiperbilirubin
mengakibatkan gangguan saraf pusat).Sangat penting mengetahui
kapan ikterus timbul, kapan menghilang dan bagian tubuh mana
yang kuning. Timbul setelah 24 jam dan menghilang sebelum 14
hari tidak memerlukan tindakan khusus hanya pemberian ASI.
Ikterus muncul setelah 14 hari berhubungan dengan infeksi hati
atau sumbatan aliran bilirubin pada empedu. Lihat tinja pucat

6
seperti dempul menandakan adanya sumbatan aliran bilirubin pada
sistem empedu.
Untuk menilai derajat kekuningan digunakan metode KRAMER
a. Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher.
b. Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar
ke atas).
c. Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut
atau siku.
d. Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki.
e. Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki.

4 Kemungkinan Berat Badan Rendah dan atau masalah


Pemberian ASI

7
D. KONSELING BAGI IBU
Konseling diberikan pada Bayi Muda dengan klasifikasi kuning dan
hijau.
1 Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah (macam obat,
dosis, cara pemberian).
2 Mengajari ibu cara mengobati infeksi bakteri lokal (tetes mata
/salep tetraciklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan
bahan penyerap, luka dimulut dengan gentian violet).
3 Mengajari pemberian oralit.
4 Menasehati ibu tentang pemberian ASI : pemberian ASI eksklusif,
cara meningkatkan produksi ASI, posisi yang benar saat meneteki,
cara menyimpan ASI.
5 Mengajari ibu cara merawat tali pusat dan menjelaskan jadwal
pemberian imunisasi.
6 Menasehati ibu kapan harus segera membawa bayi ke petugas
kesehatan dan kapan kunjungan ulang.

8
7 Menasehati ibu tentang kesehatan dirinya.

E. Pemberian pelayanan tidak lanjut


1 Masalah pemberian makan
Sesudah 5 hari :
Tanyakan: masalah pemberian makan yang ditemukan ketika
kunjungan pertama.
Periksa: lakukan penilalaian ulang cara pemberian makan.
Tindakan :
a. Nasihati ibu tentang masalah pemberian makan yang masih ada
atau yang baru dijumpai,jika saudara menganjurkan suatu
perubahan mendasar dalam cara memberi makan,ibu diminta
datang 5 hari lagi bersama anaknya untuk mendapatkan
konseling gizi.
b. Jika anak kurus,kembali 4 minggu sesudah kunjungan pertama
untuk mengetahui penambahan berat badan.

2 Anemia
Sesudah 4 minggu:
Tindakan:
a. Beri zat besi untuk 4 minggu berikutnya,nasihati ibu untuk
kembali 4 minggu kemudian.
b. Jika anak masih agak pucat sesudah 8 minggu ,RUJUK untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
c. Jika sesudah 8 minggu,telapak tangan tidak pucat,tak ada
pengobatan tambahan.

3 Anak kurus
Sesudah 14 hari :
Periksa :
a. Berdasarkan BB hari ini,tengtukan letak BB menurut PB/TB.
b. Lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian makan.

Tindakan :

a. Jika berat badan menurut panjang/tinggi badan sudah berada >-2


SD pujilah ibu dan bangkitkan semangatnya untuk melanjutkan
pemberian makan
b. Jika berat badan menurut panjang/tinggi badan masih berada
antara -3SD dan -2SD:

9
1) Nasihati ibu untuk setiap masalah pemberian makan yang
dijumpai.
2) Anjurkan anak kembali setiap bulan sampai makanya
membaik dan berat badan menurut tinggi/panjang badan >-
2SD.

Perhatikan:

Jika saudara tidak yakin akan ada perbaikan cara pemberian makan,
atau berat badan anak terus menurun , RUJUK.(Pikirkan kemungkinan
TBC atau HIV).

Jika masih diperlukan kunjungan ulang berdasarkan kunjungan


pertama atau kunjungan saat ini, nasihat ibu tentang kunjungan
berikutnya juga, nasihat ibu tentang kapan harus kembali segera (Lihat
Bagan Konseling Bagi Ibu).

F. TINDAKAN ATAU PENGOBATAN


Tindakan/ Pengobatan Untuk Bayi Muda Yang Memerlukan
Rujukan Segera ( Tindakan Pra Rujukan ).
1 Bayi dapat dirujuk apabila :
a. Suhu 35,5C
b. Denyut jantung 100 kali per menit.
c. Tidak ada tanda dehidrasi berat.
2 Menangani gangguan napas pada penyakit sangat berat atau
infeksi bakteri berat
a. Posisikan kepala bayi setelah tengadah,jika perlu bahu di ganjal
dengan gulungan kain.
b. Bersihkan jalan nafas dengan menggunakan alat penghisap
lendir.
c. Jika mungkin,berikan oksigen dengan kateter nasal atau nasal
prong dengan kecepatan 2 liter per menit.
Jika terjadi henti nafas(apneu),lakukan resusitasi,sesuai dengan
pedoman resusitasi neonates.
3 Menangani Kejang Dengan Obat Anti Kejang
Untuk semua klasifikasi yang membutuhkan obat anti kejang :

10
a. Obat anti kejang pilihan pertama: fenobarbital
b. Obat anti kejang pilihan kedua : diazepam

Fenobarbital Diazepam
100 mg/2 ml (dalam ampul 5 mg/ml ( dalam ampul 1 ml ) atau
2ml) diberikan secara 10 ml/2 ml ( dalam ampul 2 ml )
intramuscular. diberikan per rectal.
Dosis : 30 mg = 0,6 ml Berat <2500 gram
Diberikan 0,25 ml
Berat 2500 gram
Diberikan 0,50 ml
Jika kejang timbul lagi ( kejang berulang ), ulangi pemberian
fenobarbital 1 kali lagi dengan dosis yang sama, minimal selang
waktu 15 menit.

4 Mencegah Agar Gula Darah Tidak Turun


a. Jika bayi masih bisa menyusu, ibu diminta tetap menyusui
ibunya.
b. Jika bayi tidak bisa menyusu,tapi masih bisa menelan.
Beri ASI perah dengan cangkir kecil atau sendok atau ditetesi
dengan pipet. Berikan kira-kira 20-50 ml sebelum dirujuk.Jika
tidak memungkinkan,beri susu formula atau air gula.
c. Jika bayi bisa menelan.
Beri 50 ml ASI perah,susu formula atau air gula melalui
pipalambung.
Cara membuat air gula :
a. Larutkan gula sebanyak 1 sendok takar ( 5 gram) Ke dalam
gelas air matang (100 ml).
b. Aduk sampai larut benar.

5 Memberi antibiotik intramuskular


Beri dosis pertama antibiotik intramuskular untuk bayi dengan
klasifikasi penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat dan
rujuk segera. Untuk semua klasifikasi yang membutuhkan
antibiotik intramuskular :
a. Antibiotik intramuskular pilihan pertama : ampisilin dan
gestamisin.

11
b. Antibiotik intramuskular pilihan kedua : penisilin prokain dan
gestamin.
6 Cara menghangangatkan tubuh bayi :
Bayi dengan suhu badan <35,5C , harus segera dihangatkan
sebelum dirujuk . caranya sebagai berikut :
a. Segera keringkan tubuh bayi yang basah dengan handuk/ kain
kering. Gentian pakaian,selimut/kain basah dengan yang
kering.
b. Hangatkan tubuh bayi dengan METODA KANGURU atau
menggunakan cahaya lampu 60 watt dengan jarak minimal 60
cm sampai suhu normal dan pertahankan suhu tubuh bayi.
c. Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat . beri tutup
kepala . jaga bayi tetap hangat . hindari ruangan yang banyak
angin, jauhkan bayi dari jendela atau pint.Pada bayi dengan
gejala HIPOTERMIA BERAT : jika dalam 1 jam suhu badan
<35,5C RUJUK SEGERA dengan METODA KANGURU .
d. Pada bayi dengan HIPOTERMIA SEDANG : jika dalam 2 jam
suhu badan 35,5C-36C RUJUK SEGERA dengan METODA
KANGURU.

Metoda Kanguru

a. Bayi telanjang dada ( hanya memakai popok,topi,kaus


tangan,kaus kaki). Diletakkan telungkup di dada ibu dengan
posisi tagak atau diagonal. Tubuh bayi menempel/ kontak
langsung dengan ibu.
b. Atur posisi kepala,leher dan badan dengan baik untuk
menghindari terhalangnya jalan nafas. Kepala menoleh ke
samping bawah dagu ibu (ekstensi ringan)
c. Tangan dan kaki bayi dalam keadaan fleksi sepertri posisi
katak kemudian fiksasi dengan selendang.
d. Ibu mengenakan pakaian/blus longgar,sehingga bayi dapat
berada dalam 1 pakaian dengan ibu. Jika perlu gunakan selimut.
e. Selain ibu,ayah dan anggota keluarga lain bisa melakukan
metoda kanguru.

12
Menasehati Ibu Cara Menjaga Bayi Tetap Hangat Selama
Perjalanan

a. Keringkan bayi segera setiap kali bayi basah terkena air atau air
kencing dan tinja bayi.
b. Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat,beri tutup kepala.
c. Lakukan tindakan mempertahankan suhu tubuh dengan
METODA KANGURU.

G. Tindakan/ Pengobatan Untuk Bayi Muda Yang Tidak


Memerlukan Rujukan
Memberi Antibiotik Oral Yang Sesuai
Antibiotik Per Oral Yang Sesuai Untuk Infeksi Baktero Lokal :
Amoksisilin

Umur
atau AMOKSISILIN
Berat Dosis 50mg/kg BB/hari
Badan Beri tiap 8 jam selama 5 hari

Sirup 125mg Kaplet 250 mg Kaplet 500mg


Setiap 5 ml 1 kaplet dijadikan 1 kaplet dijadikan
( 1 sendok 5 bungkus 10 bungkus
takar )

1 hari - <4 sendok 1 bungkus 1 bungkus


minggu takar
(BB<3 kg)

sendok 2 bungkus 2 bungkus


4 minggu - takar
< 2 bulan

13
(BB 3-4
Kg)

H. ASUHAN DASAR BAYI MUDA


Lakukan tindakan berikut ini pada waktu kunjungan rumah atau saat
memriksa bayi di klinik
1. Mencegah Infeksi
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
b. Bersihkan tali pusat jika basah atau kotor dengan air matang,
kemudian keringkan dengan kain yang bersih dan
kering.Ingatkan supaya menjaga tali pusat selalu bersih dan
kering
c. Jaga kebersihan tubuh bayi dengan memandikannya setelah
suhu stabil. Gunakan sabun dan air hangat, bersihkan seluruh
tubuh dengan hati-hati.
d. Hindari bayi baru lahir kontak dengan orang sakit, karena sangat
rentan tertular penyakit.
e. Minta ibu untuk memberikan kolostrum karena mengandung zat
kekebalan tubuh.
f. Anjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin hanya ASI saja
sampai 6 bulan. Bila bayi tidak bisa menyusu, beri ASI perah,
dengan mengguakan sendok. Hindari pemakaian botol dan dot
karena dapat emningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran
cerna.

2. Menjaga Bayi Muda Selalu Sehat


a. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
b. Setiap kali bayi basah, segera keringkan tubuhnya dang anti
pakaian/kainnya dengan yang kering
c. Baringkan ditempat yang hangat dan jauh dari jendela atau
pintu.Beri alas kain yang bersih dan kering di tempat untuk
pemeriksaan bayi, termasuk timbangan bayi.

14
d. Jika tidak ada tanda-tanda hipotermia, amndikan bayi 2 kali
sehari (tidak boleh lebih)
e. Selesai memandikan, segera keringkan tubuh bayi. Kenakan
pakaian bersih dan kering, topi kaus tangan dan selimut jika
perlu.
f. Mintalah ibu untuk meletakkan bayi didadanya sesering
mungkin dan tidur bersama ibu
g. Pada BBLR atau suhu <35,5 C , hangatkan bayi dengan
METODA KANGURU atau dengan lampu 60 watt berjarak
minimal 60 cm.

3. Memberi Asi Sesering Mungkin


a. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
b. Minta ibu untuk memberi ASI saja sesering mungkin minimal 8
kali sehari, siang maupun malam
c. Menyusui dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian
d. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah
ke payudara lainnya
e. Jika bayi tidur selama 2 jam, minta ibu untuk
membangunkannya dan langsung susui
f. Ingatkan ibu dan anggota kelurga lain untuk membaca kembali
hal-hal tentang pemebrian ASI di kartu nasihat Ibu atau Buku
KIA
g. Minta ibu untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami.
4. IMUNISASI
a. Segera member imunisasi HB-0 sebelum bayi berumur 7 hari
b. Beri imunisasi BCG ketika bayi umur 1 bulan (kecuali bayi
yang lahir di Rumah Sakit, biasanya di imunisasi sebelum
pulang)
c. Tunda pemberian imunisasi pada bayi muda yang mempunyai
klasifikasi merah.

5. Menangani diare dehidrasi berat sesuai rencana terapi


C(modifikasi untuk bayi muda)

UNTUK MENANGANI DIARE :

- Tanpa dehidrasi
- Dehidrasi ringan/sedang

Lihat rencana terapi A dan rencana terapi B


untuk kelompok umur 2 bulan 5 tahun.
15
TIDAK DIBERIKAN TABLET ZINK
Dapatkah saudara segera memberi cairan intravena

a. Jika IYA :
Jika bayi masuk klasifikasi dehidrasi berat, ada fasilitas dan
kemampuan untuk pemberian cairan IV, maka :
1) Pasang jalur IV
2) Berikan cairan IV Ringer Laktat ( Jika tidak bersedia, berikan
NaCl 0,9%) sebanyak 30 ml/kg BB selama 1 jam ( 10 tetes
makro/kg BB/menit atau 30 tetes mikro/kg BB/menit)
3) Evaluasi setiap 1 jam: Bila membaik , RUJUK SEGERA
dengan meneruskan cairan IV 70ml/kg BB selama 5 jam (5
tetes makro/kg BB/menit atau 14 tetes mikro/kg BB/menit)
4) Bila belum membaik , nadi masih lemah, ulangi lagi 30ml/kg
BB/Jam (10 tetes makro/kg BB/menit atau 30 tetes makro/kg
BB/menit).

Lakukan evaluasi 1 jam :

1) Bila membaik, RUJUK SEGERA dengan meneruskan


pemberian cairan IV 70 ml/kgBB selama 5 jam(5 tetes
makro/kg BB/menit atau 14 tetes mikro/kg BB/menit).
2) Bila belum membaik , RUJUK SEGERA dengan
memberikan cairan IV dengan tetesan lebih cepat sampai
teraba nadi kuat.
b. Jika TIDAK maka :
Apakah ada fasilitas pemberian cairan intravena yang terdekat
(dalam 30 menit) :
1) Jika IYA :
a) RUJUK SEGERA ke Rumah Sakit untuk pengobatan
intravena.

16
b) Jika bayi dapat minum, bekali ibu larutan oralit dan
tunjukkan cara meminumkan pada bayinya sedikit demi
sedikit selama perjalanan.
2) Jika TIDAK :
Apakah saudara telah dilatih menggunakan pipa orogastrik
untuk rehidrasi :
a) Jika IYA :
(1) Mulailah melakukan dehidrasi dengan oralit
melalui pipa orogastrik, beri 20 ml/kg BB/jam
selama 6 jam (total 120ml/kg)
(2) Periksa kembali bayi setiap 1 jam :
(a) Jika membaik , RUJUK SEGERA
(b) Jika bayi muntah terus menerus atau perut
makin kembung, RUJUK SEGERA dengn
member cairan lebih lambat.
b) Jika TIDAK :
Apakah anak masih bisa minum :
(1) Jika TIDAK :
Rujuk SEGERA untuk pengobatan IV/NGT/OGT.

Catatan :

Pada tingkat dehidrasi apapun, sebaiknya ASI tetap diberikan.

I. Konseling bagi ibu/keluarga.


Mengajari cara pemberian obat lokal di rumah.
1 Cara mengobati infeksi bakteri lokal
Ada 2 jenis infeksi bakteri lokal pada bayi muda yang dapat diobati
ibu dirumah:
a. Infeksi kulit atau pusar
cara mengobati infeksi kulit atau pusar :
1) cuci tangan sebelum mengobati bayi
2) bersihkan nanah dan krusta dengan air matang dan sabun
secara hati-hati
3) keringkan darah sekitar luka dengan kain bersih dan
kering
4) olesi dengan gentian violet 0,5% atau povidon yodium
5) cuci tangan kembali

17
cara menyiapkan gentian violet 0,5% :1 bagian gentian
violet 1% ditambah i bagian aquades ( misal (10 ml
gentian violet 1% ditambah 10 ml aquades)
b. Infeksi mata
Cara mengobati infeksi mata :
1) Cuci tan gan ibu sebelum mengobati bayi
2) Bersihkan kedua mata bayi 3 kali sehari menggunakan
kapas/kain bersih dengan air hangat
3) Beri salep/ tetes mata tetrasiklin 1% atau kloramfenikol
0,25% pada kedua mata
4) Oleskan salep atau teteskan obat mata pada bagian dalam
kelopak mata bawah
5) Cuci tangan kembali
6) Obati sampai kemerahan hilang

Langkah-langkah yang perlu dillakukan ketika mengajari ibu :

1) Jelaskan cara memberi pengobatan tersebut


2) Amati cara ibu mempraktekkan di depan sauara
3) Cek pemahaman ibu sebelum pulang

2 Cara mengobati luka atau THRUSH di mulut


a. Cuci tangan sebelum mengobati bayi
b. Bersihkan muluit bayi dengan ujung jari yang terbungkus kain
bersih dan telah dicelupkan kelarutan air matang hangat
bergaram ( i gelas air hangat ditambah seujung sendok teh
garam)
c. Olesi mulut dengan gentian violet 0,25% atau tetesan 1 ml
suspensi nistatin
d. Cuci tangan kembali
e. Obati luka atau bercak dimult 3 kali sehari selama tujuh hari

Cara menyiapkan gentian violet 0,25% :

1 bagian gentian violet 1 % ditambah 3 bagian aquades( misal :


10 ml gentian violet 1% ditambah 30 ml aquades).

3 Mengajari ibu menyusui dengan baik

18
a. Tunjukan kepada ibu cara memegang bayi nya atau posisi bayi
yang benar
1) Sanggalah seluruh tubuh bayi jangan hanya leher dan
bahunya saja
2) Kepala dan tubuh bayi lurus hadapkan bayi ke dada ibu
sehingga bayi berhadapan dengan putting susu
3) Dekatkan bayi ke badan ibu
b. Tunjukkan kepada ibu cara melekatkan bayi. ibu hendaknya :
1) menyentuh putting susu kebibir bayi
2) menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar
3) segera mendekatkan bayi ke arah payudara sedemikian rupa
sehingga bibir bawah bayi terletak dibawah putting susu
c. Cara melekatkan yang benar ditandai engan :
1) dagu menempel pada payudara ibu
2) mulit bayi terbuka lebar
3) bibir bawah bayi membuka keluar
4) areola tampak lebih banayk di bagian atas daripada bagian
bawah.
d. Bayi menghisap dengan efektif jika bayi mengisap secara
dalam,teratur yang diselingi istirahat. Pada saat bayi menghisap
ASI, hanya terdengar suara bayi menelan
e. Amati apakah perlekatan dan posisi bayi sudah benar dan bayi
sudah mengisap dengan efektif. Jika belum, cobalah sekali lagi.

4 Mengajari ibu cara meningkatkan produksi ASI


a. cara untuk meningkatkan ASI adalah dengan menyusui sesering
mungkin
b. menyusui lebih sering lebih baik karena merupakan kebutuhan
bayi.
c. menyusu pada payudara kiri dan kanan secara bergantian
d. menerikan ASI pada satu payudara sampai kosong sebelum
pindah ke payudara lainnya
e. jika bayi telah tidur selama 2 jam, bangunkan dan langsung
susui.

5 Menasehati ibu kapan kembali segera


nasehati ibu agar kembali segera, jika bayi menun jukkan salah satu
gejala berikut ini:
a. gerakan bayi kirang atau tidak normal
b. napas cepat

19
c. sesak napas
d. perubahan warna kulit (kebiruan, kuning)
e. malas/tidak bisa menyusu atau minum
f. badan teraba dingin atau panas
g. kulit bertambah kuning
h. bertambah parah

6. Menasehati ibu kapan harus kunungan ulang


a. apabila bayi dengan, harus kunjungan ulang 2 hari :
1) infeksi bakteri lokal
2) diare dehidrasi ringan/sedang
3) diare tanpa dehidrasi
4) ikterus
5) maslalah pemberian ASI
6) luka atau bercak putih dimulut(thrush)
b. apabila bayi dengan, harus kunjunagn ulang 14 hari:
berat badan rendah menurut umur.

7. Menasehati ibu tentang kesehatan dirinya


Masalah dan pemecahannya
a. bayi banyak menangis atau rewel, pemecahannya sebagai
berikut :
1) jelaskan bahwa ia tidak selalu terkait dengan gangguan
pemberian ASI
2) periksa popok bayi, mungkin basah
3) gendong bayi, mungkin perlu perhatian
4) susui bayi, beberapa bayi membutuhkan lebih banyak
minum daripada yang lainnya
b. bayi tidak tidur sepanjang malam, pemecahannya sebagai
berikut :
1) merupakan proses alamiah, karena pada bayi muda perlu
menyusu lebih sering
2) tidurkan bayi disamping ibu dan lebih sering disusui pada
malam hari
3) janagn berikan makanan lain
c. bayi menolak untuk menyusu, pemecahannya sebagai berikut :
1) mungkin bayi bingung putting, karena sudah diberikan susu
botol
2) tetap diberikan hanaya ASI ( tunggu sampai betul-betul
lapar)
3) berikan perhatian dan kasih sayang
4) pastikan bayi menyusu sampai susu habis

20
5) lihat tatlaksana dalam algoritma, kalau perlu di rujuk
d. bayi bingung putting, pemecahannya sebagai berikut :
1) jangan mudah mengganti ASI dengan susu formula tanpa
indikasi medis yang tepat
2) ajarkan ibu posisi dan cara melekat yang benar
3) kalau terpaksa memberika susu formula, berikan dengan
sendok, pipet, cangkir, jangan menggunakan botol dan dot
e. bayi prematur dan bayi kecil( BBLR) , pemecahannya sebagai
berikut :
1) berikan ASI sesering mungkin walaupun waktu
menyusuinya pendek-pendek
2) jika belum bisa menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan
atau pompa. Berikan ASI dengan sendok atau cangkir
3) untuk merangsang mengisap, sentuh langit-langit bayi
dengan jari ibu yang bersih
f. bayi kuning(ikterus), pemecahannya sebagai berikut :
1) mulai menyusu segera setelah bayi lahir
2) susui bayi sesering mungkin tanpa dibatasi
g. bayi sakit, teruskan menyusui lihat tatalaksana dalam
algoritma, kalau perlu rujuk
h. bayi sumbing, pemecahannya sebagai berikut :
1) posisi bayi duduk
2) putting dan aerola dipegang selagi menyusui, hal ini
sangat membantu bayi mendapatkan ASI cukup
3) ibu jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada
bibir bayi
4) jika sumbing pada bibir dan langit-langit. ASI dikeluarkan
dengan cara manual ataupun pompa, kemudian diberikan
dengan sendok/pipet atau botol dengan dot panjang
sehingga ASI dapat masuk dengan sempurna. Dengan cara
ini bayi akan belajar mengisap dan menelan ASI,
menyesuaikan dengan irama pernapasannya.
i. bayi kembar, pemecahannya sebagai berikut :
1) Posisi yang mudah adalah posisi memegang bola ( football
position)
2) Paling baik kedua bayi disusui secara bersamaan
3) Susuilebih sering selama waktu yang diinginkan masing-
masing bayi, umumnya > 20 menit.

21
j. Ibu khawatir bahwa ASI nya tidak cukup untuk bayi ( sindrom
ASI kurang) , pemecahannya sebagai berikut :
1) Katakan kepada ibu,bahwa semakin sering menyusui,
semakin banyak air susu yang diproduksi
2) Susui bayi setiap minta, jangan biarkan lebih dari 2 jam
tanpa menyusui. Biarkan bayi menyusu sampai payudara
tersa kosong berikan ASI dari kedua payudara
3) Hindari pemberian makanan atau minuman selain ASI
i. Ibu mengatakan bahwa air susunya tidak keluar,
pemecahannya sebagai berikut :
1) Jelaskan car memproduksi dan mengelurkan ASI
2) Susui sesuai keinginan bayi an lebih sering.
j. Ibu mengeluhkan putting susunya terasa sakit(puting susu
lecet), pemecahannya sebagai berikut :
1) Ibu dapat terus memberikan ASI , pada keadaan luka tidak
begitu sakit
2) Perbaiki posisi dan perlekatan. Olesi puting susu dengan
ASI, mjlai menyusui dari puting yang paling tidak lecet
3) Puting susu dapat diistirahatkan sementara waktu kurang
lebih 1x 24 jam jika puting lecet sangat berat. Selama
puting diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan
dengan tangan, tidak dianurkan dengan alat pompa karena
nyeri
4) Berikan parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam untuk
menghilangkan nyeri. Gunakan Bra yang menyokong
payudara
5) Jika ada luka/ bercak putih pada puting susu, segera
hubungi bidan.
k. Ibu mengeluh payudara tersa penuh dan sakit ( payudara
bengkak), pemecahannya sebagai berikut :
1) Usahakan menyusui sampai payudara kosong
2) Kompres payudara dengan air hangat selama 5 menit
3) Bantu ibu untuk memerah ASI sebelum menyusui kembali
4) Susui bayi sesegera mungkin( setiap 2-3 jam) setelah
payudara ibi terasa lebih lembut. Apabila bayi tidak dapat
menyusu. Keluarkan ASI dan minumkan kepada bayi.
Kompres payudara dengan kain dingin setelah menyusui.

22
5) Jika masih sakit perlu cek apakah terjadi mastitis
l. Mastitis dan abses payudara, pemecahannya sebagai berikut :
1) Berika antibiotik
2) Berikan obat penghilang rasa nyeri
3) Kompres hangat
4) Tetap berikan ASI dengan posisi yang benar sehingga bayi
dapat menghisap dengan baik
5) Jika terjadi abses, sebaiknya payudara yang sakit tidak
disusukan
m. Ibu sakit dan tidak mau menyusi bayinya, pemecahannya
sebagai berikut :
1) Jelaskan bahwa ibu yang minum obat dapat menyusui
bayinya, susui bayi terlebih dahulu baru minum obat
2) Tidurkan bayi di samping ibu dan motivasi ibu supaya
tetap menyusi bayinya
3) Ibu jangan minum obat tanpa resep, karena mungklin dpat
membahayakan bayi
n. Ibu bekerja, pemecahannya sebagai berikut :
1) Susui bayi pagi hari sebelum berangkat kerja, segera
setelah pulang kerumah dan lebih sering pada malam hari
2) Jika ada tempat penitipan bayi ditempat kerja, susui bayi
sesuai jadwal, jika tidak ada perah ASI ditempat bekerja
3) ASI perah disimpan untuk dibawa pulang atau dikirim ke
rumah
4) Pastikan pengasuh memberikan ASI perah/susu formula
memakai cangkir atau sendok.

J. Alternatif Pemberian Minum


Pemberian minum dengan cangkir
1. Ajari ibu cara memberi minum bayi dengan cangkir.
2. Ukur jumlah susu dalam cangkir.
3. Posisikan bayi pada posisi setengah tegak di pangkuan ibu.
4. Posisikan cangkir di bibir bayi
a. Letakkan cangkir pada bibir bawah secara perlahan.
b. Sentuhkan tepi cangkir sedemikian rupa sehingga susu
menyentuh bibir bayi.
c. Jangan tuangkan susu ke mulut bayi.
5. Bayi akan bangun, membuka mulut dan mata, kemudian akan
mulai minum.
6. Bayi akan menghisap susu dan ada sedikit yang tumpah.

23
7. Bayi kecil akan memasukan susu ke mulutnya dengan lidahnya.
8. Bayi menelan susu.
9. Bayi akan selesai minum bila sudah mentup mulut atau pada saat
sudah tidak tertarik lagi terhadap susu.
10. Bila bayi tidak bisa menghabiskan susu yang sudah ditakar
a. Berikan minum dalam waktu yang lebih lama.
b. Ajari ibu untuk menghitung jumalah susu yang minum dalam
24 jam, tidak hanya sekali minum.
11. Apabila ibu tidak bisa memerah ASI dalam julah cukup untuk
beberapa hari pertama atau tidak bisa menyusui sama sekali,
gunakan salah satu alternatif :
a. Berikan ASI donor.
b. Berikan susu formula.
12. Bayi mendapatkan minum dengan cangkir secara cukup, apabila
bayi menelan sebagian besar susu dan menumpahkan sebagaian
kecil serta berat badannya meningkat.
Jumlah susu yang diberiakan dengan cangkir
a. Mulai dengan 80 ml/ kg BB/hari. Selanjutnya tingkatkan
volume 10-20 ml/ kg BB setiap hari.
b. Hitung masukkan cairan dalam 24 jam, bagi menjadi 8 kali
pemberian.
c. Untuk bayi sakit atau kecil, beriakan setiap 2 jam.

K. PELAYANAN TINDAK LANJUT


1. Infeksi bakteri lokal
Sesudah 2 hari :
a. Periksa : lakukan penilaian lengkap.
1) Periksa mata, apakah bernanah, apakah nanah bernambah
banyak ?
2) Periksa pusar,apakah merah/ keluar nanah? Apakah merah
meluas?
3) Periksa pustul pada kulit.
b. Tindakan :
1) Jika menetap atau betambah parah, RUJUK SEGERA.
2) Jiaka membaik,
a) Untuk pustul kulit dan pusar bernanah teruskan
pemberian antibiotik oral sampai 5 hari.
b) Untuk mata bernanah, lanjutkan obat tetes/ salep mata
sampai nanah hilang.

24
c) Untuk pusr merah/ bernanah, lanjutkan Gentlan Violet
0,5 % sampai infeksi membaik.
2. Diare dehidrasi ringan/ sedang diare tanpa dehidrasi.
Sesudah 2 hari :
a. Periksa : lakukan penilaian lengkap.
1) Apakah berat badan turun>10 % dari kunjungan
sebelumnya ?
b. Tindakan :
1) Jika didapatkan klasifikasi diare dehidrasi berat atau
berat badan turun > 10 %, lakukan tindakan/ pengobatan
sesuai bagan.
2) Jika tetap klasifikasi diare dehidrasi ringan/ sedang,
lakukan rencana terapi B.
3) Jika didapatkan kalsifikasi diare tanpa dehidrasi, lakukan
rencana terapi A.
4) Jika tidak ada diare, pujilah ibu.
3. Ikterus
Sesudah 2 hari :
a. Tanyakan :
1) Apakah kencing > 6 kali sehari semalam?
2) Apakah sering buang air besar?
b. Periksa
Lakukan penilaian lengkap.
c. Tindakan
1) Jika didapatkan klasifikasi ikterus berat, lakukan
tindakan/ pengobatan sesuai bagan.
2) Jika tetap klasifikasi ikterus disertai :
a) Kencing > 6 kali sehari semalam, ajari ibu cara
merawat bayi yang tidak perlu rujukan dan kunjungan
ulang 2 hari.
b) Kencing < 6 kali sehari semalam lakukan penilaian
ulang pemberian ASI, tindakan/ pengobatan sesuai
bagan.
3) Jika kuning berkurang/ menghilang, puji ibu, kunjungan
ulang saat bayi 14 hari.
4. Berat badan rendah menurut umur
Sesudah 14 hari :
a. Periksa :
1) Lakukan penilaian lengkap.
2) Tetapkan apakah berat badan menurut umur masih rendah

25
3) Lakukan penilaian cara menyusui
b. Tindakan : Lakukan tindakan/pengobatan sesuai klasifikasi
yang ditemukan.
5. Masalah pemberian ASI
Sesudah 2 hari :
a. Tanya : masalah pemberian ASI yang ditemukan saat
kunjungan pertama.
b. Periksa : lakukan penilaian lengkap.
c. Tindakan :
1) Jika bayi sudah dapat menyusu dengan baik, puji ibu dan
berikan motivasi untuk meneruskan pemberian ASI
dengan baik.
2) Jika masih terdapat masalah pemberian ASI, RUJUK
SEGERA.
d. Perhatian : jika saudara tidak yakin akan ada perubahan dalam
cara pemberian ASI atau berat badan bayi menurun, RUJUK
SEGERA.
6. Luka atau bercak putih (Thrush) di mulut.
Sesudah 2 hari :
a. Periksa : lakukan penilaian lengkap.
1) Penilaian tentang cara menyusui.
2) Bagaimana keadaan Thrush saat ini?
b. Tindakan :
1) Jika trush tertambah parah atau bayi mempunyai masalah
dalam menyusu, RUJUK SEGERA.
2) Jika thrush membaik dan bayi menyusu dengan baik, puji
ibu dan lanjutkan pemberian Gentian Violet 0,25% atau
Nistatin suspensi sampai seluruhnya 7 hari.
3) Jika thrush menetap dan/atau bayi tidak mau menyusu
dengan baik, kunjungan ulang 2 hari.
4) Apabila dalam kunjungan ulang kedua keluhan menetap,
RUJUK SEGERA.

Untuk semua klasifikasi : apabila pada kunjungan ulang yang


kedua masih tetap, harus di RUJUK SEGERA.

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

27
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit


(MTBS). 2009.

Hidayat, Azis alimul.2008.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan


bidan.Jakarta : Salemba Medika.

28
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali, Hand out Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM) oleh Dra L.N.Purpini, BSc.2011

29
30

You might also like