Professional Documents
Culture Documents
155 691 1 PB
155 691 1 PB
ABSTRACT
The effect of temperature and neem seed extract (Azadirachta indica A. Juss) on the
haemocyte number of cricket (Gryllus mitratus Burm.) has been studied. Temperatures
applied in this experiment were 25o 1o C, 30o 1o C and 35o 1o C. Neem seed
extract was injected in volumes of 10 l/g body weight into the ventral abdomen
intersegment between segment 5 and 6 of the insect body. The concentrations of neem
seed extract were 0.0 %, 2.5 %, 5.0 %, 10.0 % and 20.0 %. Controls without injection
were also analysed. Hemolymph was taken by sterile needle from the prothorax. The
experiment design was randomized block design (RBD) factorial pattern. In this
experiment, four types of haemocyte were observed e.g. prohaemocyte (PR),
plasmatocyte (PL), coagulocyte (CO) and granulocyte (GR). At 25o C, treatment of 0.0
%, 2.5 % and 5.0 % neems seed extract to increased the haemocyte number during 3
hours exposure, at 10.0 % neem seed extract the haemocyte number started to decrease,
while at 20.0 % the haemocyte number returned to the same level as the control. The
same pattern was obtained for the treatment at 30o and 35o C. When the exposure was
increased to 24 hours, at 25o C, application of neem seed extract 0.0 %, 2.5 %, 5.0 %,
10.0 % and 20.0 % increased haemocyte number compared to control. The differences
of the haemocyte number between control and treatment at 30o C, only occurred on the
5.0 % neem seed extract. At 35o C, the haemocyte number of the 0.0 %, 2.5 % and 5.0
% neem seed extract were equal to control, while on the 10.0 % and 20.0 %, the
haemocyte number were lower than control. The lowest haemocyte number was
obtained at 35o C, 20.0 % neem seed extract and 24 hours exposure.
Key words : temperature, neem seed extract, haemocyte, cricket
48
Kasmara et al. : Pengaruh Suhu dan Ekstrak Biji Nimba
Terhadap Jumlah Hemosit Jengkerik
kelulushidupan. Akan tetapi cara kerja merupakan hewan bukan sasaran dalam
berbagai ekstrak nimba terhadap jenis- kelas serangga. Sekarang jengkerik
jenis serangga tertentu sampai sejauh ini banyak dimanfaatkan sebagai pakan
belum ada yang pasti (Ahmad, 1992). burung dan ikan hias peliharaan.
Darah serangga atau hemolimf Ekstrak biji nimba telah
merupakan cairan ekstra seluler yang diketahui mempunyai potensi yang besar
jernih berwarna kuning atau hijau muda, sebagai insektisida alternatif dan
terdiri atas cairan plasma dan sel darah diharapkan penggunaannya tidak
yang disebut hemosit. Hemosit berperan menimbulkan pengaruh negatif terhadap
dalam sistem pertahanan tubuh serangga hewan bukan sasaran, manusia dan
terhadap infeksi bakteri dan racun. lingkungan. Oleh karena itu penelitian
Jengkerik rumah (Acheta pengaruh ekstrak biji nimba terhadap
domesticus) yang baru menetas diberi hewan bukan sasaran perlu dilakukan.
makanan yang mengandung azadirachtin, Dari penelitian ini diharapkan
menyebabkan menurunnya penambahan akan diperoleh informasi mengenai tipe-
berat tubuh dibandingkan dengan hewan tipe hemosit dari darah (hemolimf)
kontrol, efeknya sesuai dengan porsi jengkerik, tingkat toksisitas ekstrak biji
dosis yang diberikan. Sedangkan nimba terhadap hewan bukan sasaran
jengkerik rumah betina instar ke-7 yang dalam hal ini jengkerik serta mengkaji
diberi makanan yang mengandung pengaruh suhu dan ekstrak biji nimba
azadirachtin menyebabkan terhambatnya terhadap jumlah hemosit jengkerik (efek
penambahan berat badan dan lebih fisiologi).
lamanya fase nimfa dibandingkan dengan
hewan kontrol (Schmutterer, 1990).
Quadri dan Narsaiah (1978) dalam Adler BAHAN DAN METODE
dan Uebel (1986), menyatakan bahwa
gangguan penambahan berat badan yang Ekstrak biji nimba (Azadirachta
disebabkan oleh azadirachtin pada kecoa indica A. Juss) sebagai bahan yang
(Periplaneta americana), ada diujikan dalam penelitian ini didapatkan
hubungannya dengan penurunan jumlah dari PAU Ilmu Hayati ITB. Larutan
hemosit. ekstrak biji nimba tersebut mempunyai
Beberapa peneliti menyatakan komposisi : 20 % fraksi aktif (pestisida),
bahwa perubahan jumlah dan komposisi 20 % minyak nimba, 50 % minyak nabati
sel darah bukan disebabkan oleh infeksi (Vetco) dan 10 % emulgator yang
mikroba saja, tetapi dapat dipengaruhi terdiri atas larutan Tween 20 dan Span.
pula oleh adanya racun, perubahan suhu, Untuk membuat 1 liter larutan ekstrak
umur dari hewan, keadaan fisiologis, nimba dibutuhkan 2 kg biji nimba.
kualitas dan kuantitas bahan yang Ekstrak biji nimba yang
diinjeksikan kedalam tubuh hewan diperoleh, dianggap sebagai konsentrasi
(Shapiro, 1989 dalam Gupta, 1979; 100 %. Untuk membuat larutan dengan
Woodring, 1985 dalam Blum, 1985). konsentrasi 2,5 %, 5,0 %, 10,0 % dan
Jengkerik (Gryllus mitratus 20,0 % dilakukan pengenceran dengan
Burm.) merupakan serangga yang menggunakan larutan pengencer yang
termasuk kedalam ordo Orthoptera, terdiri atas minyak nabati (Vetco)
mempunyai ukuran tubuh cukup besar ditambah emulgator Tween 20 dan Span
dan mudah untuk dipelihara di sebanyak 10 %.
laboratorium. Sampai saat ini jengkerik
49
Jurnal Biotika Vol. 1, No. 1, Juni 2002 : 48-56
50
Kasmara et al. : Pengaruh Suhu dan Ekstrak Biji Nimba
Terhadap Jumlah Hemosit Jengkerik
Pembuatan Apusan Hemolimf dengan larutan Turk hingga volume skala
Pengambilan hemolimf 11 (pengenceran 50 kali). Ujung pipet
dilakukan dengan cara melukai bagian Thoma ditutup dengan jari kemudian
protoraks jengkerik dengan diputar-putar sampai suspensi
menggunakan jarum steril. Mula-mula didalamnya homogen. Suspensi yang
bagian protoraks dibersihkan dengan telah homogen diteteskan kedalam
kapas yang telah dibubuhi larutan alkohol hemositometer "Improved Neubauer".
70 %, kemudian bagian tengah dari Jumlah hemosit dihitung dibawah
protoraks ditusuk dengan jarum steril, mikroskop. Penghitungan jumlah hemosit
hemolimf yang keluar kemudian diambil untuk setiap sampel hemolimf dilakukan
segera. Pembuatan apusan hemolimf ini 2 kali ulangan.
dilakukan untuk mengetahui tipe-tipe
hemosit yang terdapat dalam hemolimf Uji toksisitas Ekstrak Biji Nimba
jengkerik. Hemolimf yang baru diambil Terhadap Jengkerik
dari tubuh jengkerik diteteskan pada kaca Uji ini dilakukan dengan tujuan
objek yang bersih, bebas lemak dan untuk menentukan dosis yang akan
dengan menggunakan kaca objek lain digunakan pada penelitian ini . Tahap
yang tumpul salah satu ujung sisinya, awal pengerjaannya yaitu melakukan
tetesan hemolimf diratakan pada exploratory test, yaitu dengan
permukaan kaca objek untuk memberikan perlakuan pada pada hewan
mendapatkan apusan yang tipis. Apusan uji dengan berbagai dosis pada rentang
kemudian diwarnai dengan larutan yang cukup besar. Setelah diketahui dosis
pewarna Wrights (Woodring, 1985 terendah yang menyebabkan kematian
dalam Blum, 1985). Identifikasi tipe dan dosis tertinggi dimana hewan uji
hemosit dilakukan menurut Woodring, masih hidup dalam 24 jam, baru
1985 dalam Blum, 1985 dan Gupta, 1994 dilakukan perlakuan dengan rentang
dalam Gujar, 1994). dosis yang lebih kecil. Waktu
pengamatan 24, 48 dan 72 jam. Hasil
Penghitungan Jumlah Hemosit yang diperoleh kemudian dihitung
Untuk menghitung jumlah dengan menggunakan pogram komputer,
hemosit digunakan hemositometer sehingga akan didapatkan harga LD50.
Improved Neubauer mengikuti
prosedur dari Goenarso (1978). Larutan Analisis Data
pengencer yang digunakan adalah sama Data yang didapatkan dari hasil
seperti yang digunakan untuk penelitian, kemudian diolah dengan sidik
menghitung sel darah putih pada hewan ragam dan dilanjutkan dengan uji beda
vertebrata, yaitu larutan Turk. rata-rata menurut Duncan, dengan selang
Seekor jengkerik dibersihkan kepercayaan P 0,05.
bagian protoraksnya dengan kapas yang
telah dibubuhi dengan larutan alkohol 70
%, kemudian bagian tengah dari
protoraks ditusuk dengan jarum steril,
hemolimf yang keluar diambil dengan
menggunakan pipet Thoma yang biasa
digunakan untuk pengenceran sel darah
putih (skala 11) sampai skala 0,2
kemudian dengan segera diencerkan
51
Jurnal Biotika Vol. 1, No. 1, Juni 2002 : 48-56
52
Kasmara et al. : Pengaruh Suhu dan Ekstrak Biji Nimba
Terhadap Jumlah Hemosit Jengkerik
Dari analisis sidik ragam Tabel 1. Jumlah Hemosit Jengkerik pada
menunjukkan bahwa perlakuan Berbagai Perlakuan Suhu dan
pemberian ekstrak biji nimba (ebn) Dosis Ekstrak Biji Nimba, Waktu
memberikan pengaruh nyata terhadap Pendedahan 3 jam.
jumlah hemosit, sedangkan perlakuan Suhu Rata-rata jumlah hemosit (sel/mm3)
suhu tidak memberikan pengaruh yang (oC)
Dosis 25 30 35
nyata pada pendedahan selama 3 jam). (%)
Pada Tabel 1, dapat terlihat K 17.540 1.859 20.900 1.234 19.480 1.715
bahwa pada hewan kontrol dengan (a) (ad) (ac)
perlakuan suhu 25o, 30o dan 35o C, 0 35.300 2.984 30.680 3.365 35.420 1.437
(jln) (hijkn) (jln)
jumlah hemosit tidak menunjukkan 2,5 26.800 1.663 26.020 1.204 26.850 1.514
perbedaan yang nyata, demikian pula (defj) (bcdefh) (defk)
halnya dengan yang diberi perlakuan 5,0 37.580 3.153 34.120 1.033 38.860 1.997
(mn) (jkn) (n)
ekstrak biji nimba 0,0 %, 2,5 %, 5,0 %, 10.0 29.740 3.307 26.180 2.943 25.400 1.207
10,0 % dan 20,0 % pada perlakuan suhu (ghijkl) (bcdefi) (bcdefg)
25o, 30o dan 35o C tidak memberikan 20,0 22.040 1.738 22.480 1.393 19.300 1.476
(ae) (af) (ab)
perbedaan yang nyata. Jumlah hemosit
rata-rata jengkerik yang diberi perlakuan Keterangan : Semua nilai rata-rata + SE.
ekstrak biji nimba 0,0 %, 2,5 %, 5,0 % Nilai rata-rata yang diikuti oleh
dan 10,0 % pada suhu perlakuan 25o, 30o huruf kecil yang sama pada arah
dan 35o C dengan lama pendedahan kolom maupun baris adalah
tidak nyata menurut uji Duncan
selama 3 jam, masing-masing
P 0,05.
menunjukkan peningkatan dibandingkan
dengan kontrol. Secara statistik pelarut
Dengan penambahan waktu
dan ekstrak biji nimba menimbulkan
pendedahan menjadi 24 jam, perlakuan
pengaruh terhadap jumlah hemosit.
suhu dan pemberian ekstrak biji nimba
Sedangkan jengkerik yang diberi
memberikan pengaruh yang nyata
perlakuan ekstrak biji nimba 20,0 % pada
terhadap jumlah hemosit hewan uji. Pada
suhu perlakuan 25o, 30o dan 35o C, tidak
Tabel 2, dapat dilihat bahwa jumlah
menunjukkan perbedaan nyata
hemosit rata-rata jengkerik yang diberi
dibandingkan dengan kontrol. Pada
perlakuan ekstrak biji nimba 0,0 %, 2,5
perlakuan suhu 25o C jumlah hemosit
%, 5,0 %, 10,0 % dan 20,0 % pada suhu
rata-rata pada hewan kontrol adalah
pendedahan 25o, 30o dan 35o C, masing-
17.540 1.859 sel/mm3. Jumlah hemosit masing menunjukkan peningkatan
tertinggi didapatkan pada hewan yang
dibandingkan dengan kontrol , kecuali
diberi perlakuan ekstrak biji nimba 5,0
pada hewan yang diberi perlakuan
%, baik pada hewan yang diberi
ekstrak biji nimba 20,0 %, suhu
perlakuan suhu 25o C maupun perlakuan
perlakuan 35o C nampak turun dan
suhu 30o dan 35o C.
jumlah hemositnya lebih rendah
dibandingkan dengan kontrol.
Secara statistik pelarut dan
pemberian ekstrak biji nimba serta
perlakuan suhu menimbulkan pengaruh
terhadap jumlah hemosit, kecuali pada
hewan yang diberi perlakuan suhu 35o C
dan ekstrak biji nimba 0,0 %, 5,0 % dan
53
Jurnal Biotika Vol. 1, No. 1, Juni 2002 : 48-56
54
Kasmara et al. : Pengaruh Suhu dan Ekstrak Biji Nimba
Terhadap Jumlah Hemosit Jengkerik
KESIMPULAN DAN SARAN pada hewan yang diberi perlakuan
ekstrak biji nimba 10,0 % dan 20,0 %
Kesimpulan jumlah hemositnya lebih rendah
Hasil pengamatan hemosit dibandingkan dengan jumlah hemosit
jengkerik (Gryllus mitratus Burm.), pada hewan kontrol. Jumlah hemosit
didapatkan 4 tipe hemosit yaitu : terendah didapatkan pada jengkerik yang
prohemosit, plasmatosit, koagulosit dan diberi perlakuan suhu 35o C yang diberi
granulosit. ekstrak biji nimba 20,0 % dengan lama
Nilai LD50 larutan ekstrak biji pendedahan 24 jam.
nimba terhadap jengkerik adalah untuk
LD50 24 jam = 34,8 %, LD50 48 jam = Saran
22,0 % dan LD50 72 jam = 20,7 %, Untuk mengetahui lebih jauh
dengan banyaknya larutan ekstrak biji pengaruh ekstrak biji nimba (Azadirachta
nimba yang disuntikkan pada setiap ekar indica A. Juss) terhadap jumlah hemosit
hewan uji adalah 10 l per gram berat jengkerik (Gryllus mitratus Burm.), perlu
badan. dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
Pada perlakuan suhu 25o C melakukan pengamatan mengenai indeks
dengan waktu pendedahan selama 3 jam, mitosis (mitotic index) dan menghitung
pemberian ekstrak biji nimba 0,0 %, 2,5 jumlah dari tiap tipe hemosit (differential
% dan 5,0 % meningkatkan jumlah haemocyte count). Dengan mengukur
hemosit, sedangkan dengan pemberian parameter tersebut di atas diharapkan
ekstrak biji nimba 10,0 % jumlah hemosit dapat memberikan informasi yang lebih
mulai turun dan pada pemberian ekstrak lengkap mengenai pengaruh ekstrak biji
biji nimba 20,0 % jumlah hemosit turun, nimba terhadap hemosit jengkerik.
hingga jumlahnya tidak berbeda dengan
jumlah hemosit pada hewan kontrol.
Pola yang sama didapatkan pada
jengkerik yang diberi perlakuan suhu 30o
dan 35o C.
Penambahan waktu pendedahan
menjadi 24 jam, pada perlakuan suhu 25o
C pemberian ekstrak biji nimba 0,0 %,
2,5 %, 5,0 %, 10,0 % dan 20,0 %
meningkatkan jumlah hemosit
dibandingkan dengan jumlah hemosit
pada hewan kontrol. Pada perlakuan suhu
30o C pemberian ekstrak biji nimba 5,0 %
meningkatkan jumlah hemosit,
sedangkan jumlah hemosit pada hewan
yang diberi perlakuan konsentrasi ekstrak
biji nimba lainnya tidak berbeda dengan
jumlah hemosit pada hewan kontrol.
Pada perlakuan suhu 35o C, jumlah
hemosit hewan yang diberi perlakuan
ekstrak biji nimba 0,0 %, 2,5 % dan
5,0 % adalah sama dengan jumlah
hemosit pada hewan kontrol, sedangkan
55
Jurnal Biotika Vol. 1, No. 1, Juni 2002 : 48-56
56
The author has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue are linked to publications on