You are on page 1of 12

Versi online / URL:

Volume 4, Nomor 1 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2384

HUBUNGAN ANTARA STADIUM MENOPAUSE DENGAN PERUBAHAN


SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI POSYANDU LANSIA SRIKANDI
KELURAHAN SUMBERSARI KOTA MALANG

Correlation between Stadium of Menopause with the Alteration of Menopause Womens


sexuality in Posyandu of Srikandis Elderly Sumbersari Malang

Yuyus Purwo Nugroho

Perawat Rumah Sakit Port Health Center (PHC)


Jl. Prapat Kurung Selatan No. 1 Tanjung Perak Surabaya 60165
Email : yuyus.nugroho@yahoo.com

ABSTRAK

Menopause memilki 4 stadium atau tahapan dalam perkembanganya, yaitu stadium premenopause,
stadium perimenopause, stadium menopause dan stadium pasca menopause. Masing-masing stadium atau
tahapan menopause memiliki suatu gejala atau perubahan-perubahan yang meliputi aspek fisiologis, psikologis
dan seksualitas. Perubahan-perubahan seksual yang menyertai stadium menopause tersebut merupakan
suatu permasalahan yang paling komplek kaitanya dengan tingkat kecemasan dan konsep diri seorang
wanita serta keharmonisan dalam kehidupan rumah tangganya. Penelitian ini merupakan penelitian non
eksperimen dengan korelasional, yang mengkaji hubungan antara variabel dengan design penelitian
menggunakan jenis penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 68 responden yang
diambil dari 112 responden dengan metode purposive sampling.Analisa data yang digunakan adalah uji chi
square. Ada pengaruh antara stadium menopause terhadap perubahan seksual wanita pada menopause.
Diharapkan petugas kesehatan melaksanakan peranya sebagai educator dan counselor baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat mengenai masalah menopause dan seksualitas.

Kata Kunci: Menopause, stadium menopause, perubahan seksual

ABSTRACT

Menopause has four stadium or phases in its developing that are premonopause stadium,
perimenopause stadium, menopause and pasca menopause stadium. In each stadium or phases has the
indications which are include of physiology aspect, psychology aspect and sexuality aspect. The
alterations which are along with the stadium of menopause itself are the problems which have very
complex connecting to the level of anxiety and a womans self concept. Those are also having a connection
with the harmonist in their household living especially about the stadium or phases along with it. This
research is a non experiment research with the correctional. Research design using cross sectional
research. The total of sample in this research is about 68 respondents who have taken from 112 respondents
with purposive sampling. Analysis of data which is used is Chi Square test. There is correlation between
Stadium of Menopause with the Alteration of Menopause Womens sexuality in Posyandu of Srikandis
elderly Sumbersari Malang.There is correlation between the stadium of menopause with the alteration of
menopause womens sexuality in Srikandis Elderly Posyandu Sumbersari Malang.

Key words: Menopause, stadium of menopause, the alteration of sexuality.

LATAR BELAKANG menandai ber akhirnya masa subur.


Menopause seperti halnya menarche dan
Menopause merupakan suatu gejala kehamilan dianggap sebagai peristiwa yang
dalam kehidupan wanita yang ditandai dengan sangat berarti bagi kehidupan wanita.
berhentinya siklus menstruasi (Rossmanith & Menarche pada remaja wanita, menunjukkan
Ruebberdt, 2009). Menopause adalah fase mulai diproduksinya hormon esterogen,
alami dalam kehidupan setiap wanita yang sedangkan menopause terjadi karena ovarium

Hubungan Antara Stadium Menopause Dengan Perubahan Seksual Wanita Menopause Di Posyandu Lansia 75
Srikandi Kelurahan Sumbersari Kota Malang
Yuyus Purwo Nugroho JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

tidak menghasilkan atau tidak memproduksi tahap ini tidak mendapatkan periode haid
hormon esterogen (Burger et al., 2007; Lund, selama 1 tahun (Burger et al., 2007;
2008. Seseorang disebut menopause jika Randolph et al., 2005; Umland, 2008).
tidak lagi menstruasi selama 12 bulan atau Stadium pasca menopause, tahap ini dimulai
satu tahun dan pada umumnya terjadi ketika sejak 1 tahun setelah haid terakhir seorang
perempuan memasuki usia 48 hingga 60 tahun. wanita. Pada wanita pasca menopause, salah
Menurut proyeksi penduduk Indonesia data satu perubahan yang terjadi adalah
dari badan statistik, pertambahan jumlah menurunya tingkat libido seksual serta
wanita Indonesia yang mengalami menopause memerlukan pencapaian tahap klimaks lebih
dalam kurun waktu tahun 1995-2005 sekitar panjang dalam melakukan hubungan seksual
14 juta jiwa dengan jumlah penduduk dan nyeri saat berhubungan (Castelo-Branco,
perempuan berusia antara 50-60 tahun keatas Cancelo, Villero, Nohales, & Juli, 2005; Katz,
dengan jumlah 15,9 juta orang, serta 2007)
diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai Menurut Manuaba, (2009) dalam setiap
60 juta perempuan yang mengalami masing-masing stadium atau tahapan
menopause (Rachmawati, 2006). menopause memiliki suatu gejala atau
Menopause memilki 4 stadium atau perubahan-perubahan yang meliputi aspek
tahapan dalam perkembanganya, yaitu fisiologis, psikologis dan seksualitas, namun
stadium premenopause, stadium pada umumnya perubahan itu sering disebut
perimenopause, stadium menopause dan menjadi satu lingkup yaitu perubahan
stadium pasca/post menopause. Pre menjelang dan pada masa menopause
menopause adalah kondisi fisiologis pada (Bensaleh et al., 2006). Menurut Hacker &
wanita yang telah memasuki proses penuaan Moore, (2001) seorang wanita menopause
(eging) yang ditandai dengan menurunnya (khususnya pada tahap pr e dan peri
kadar hormon estrogen ovarium yang sangat menopause), pada dasarnya akan mengalami
berperan dalam hal seksualitas khususnya ketidakteraturan siklus haid. Fase ini terjadi
pada siklus haidnya. Pre menopause sering karena seorang wanita tidak lagi
dialami wanita yang berusia menjelang 40 menghasilkan esterogen yang cukup untuk
tahun ke atas dan menimbulkan gejala-gejala mempertahankan jaringan yang responsive
seperti perdarahan haid yang memanjang, hot dalam suatu cara yang fisiologis. Kadar
flushes, night sweat, jumlah darah haid yang hormon esterogen, progerseteron dan hormon
banyak dan merasakan nyeri saat haid ovarium yang berkurang akan menyebabkan
(Bachmann, 2005; Deecher & Dorries, 2007; perubahan fisik, psikologis dan seksual (The
Rossmanith & Ruebberdt, 2009; Santoro, North American Menopause Society
2008). Peri menopause adalah stadium (NAMS) , 2007).
dimana tubuh mulai bertransisi menuju Berkurangnya hormon esterogen
menopause, peri menopase rata-rata terjadi berpengaruh pada perkembangan seksual
4 tahun menjelang menopase (The North tubuh wanita yang memberikan ciri khas pada
American Menopause Society (NAMS), wanita, antara lain mempersiapkan rahim
2007). Pada stadium ini, umumnya tingkat menerima janin, pertumbuhan payudara,
produksi hormon esterogen dan progesteron penimbunan jaringan lemak di bawah kulit
berfluktuasi, naik dan turun tak beraturan seperti di pinggul, paha, dan pantat,
sehingga mengakibatkan siklus menstruasi memperhalus kulit, melebutkan suara dan
pun bisa tiba-tiba memanjang atau memendek, menghambat tumbuhnya kumis dan rambut
sedangkan stadium menopause sendiri adalah di sekitar wajah dan juga menjaga
stadium dimana berakhirnya periode haid perkembangan alat kelamin (The North
secara permanen, seorang yang berada dalam American Menopause Society, 2007).

76 Januari 2013: 75 - 86
Versi online / URL:
Volume 4, Nomor 1 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2384

Menurun bahkan berhentinya esterogen akan sudah pada stadium pasca menopause
mengakibatkan dinding liang rahim menjadi seharusnya tidak melakukan hubungan
kering dan kaku, payudara menjadi lembek, seksual karena akan mengakibatkan
kulit berkeriput dan rambut menjadi kering munculnya penyakit. Keyakinan ini
dan berkeriput, timbul kantung dibawah mata, menggiring wanita untuk mengurangi atau
dan perasaan kewanitaannya juga berubah menghindari aktivitas seksual yang akan
(Ali, 2000). Efek berkurangnya hormon berpengaruh pada berkurangnya
esterogen mengakibatkan penipisan pada keharmonisan hubungan suami istri. Kondisi
dinding vagina, pembuluh darah kapiler di iniakanmemicumunculnyaproblemsuami-
bawah permukaan kulit juga akan terlihat. istri yang lebih komplek terlebih lagi ditambah
Akhirnya, karena epitel vagina menjadi atrofi kurangnya pemahaman masyarakat akan
dan tidak adanya darah kapiler berakibat informasi yang berhubungan dengan masa
permukaan vagina menjadi pucat. Selain itu, menopause dengan stadium yang
rugae-rugae (kerut) vagina akan jauh menyertainya.
berkurang yang mengakibatkan Dari hasil studi pendahuluan didapatkan
permukaannya menjadi licin, akibatnya sering data bahwa lansia wanita di posyandu lansia
sekali wanita mengeluhkan dispareunia (nyeri srikandi adalah 83 orang. Para peserta
sewaktu senggama), sehingga malas posyandu lansia wanita ini umumnya memiliki
berhubungan seksual (Costantino & Guaraldi, usia antara 40-60 tahun keatas dengan
2008; Dennerstein, Alexander, & Kotz, 2003). masing-masing stadium menopause yang
Hal lain yang dapat berpengaruh karena menyertainya dan berbagai masalah
adanya perubahan seksual pada wanita perubahan seksual yang dialaminya. Atas
menopause adalah adanya anggapan bahwa dasar inilah peneliti terdorong untuk meneliti
wanita yang mengalami menopause akan Hubungan Antara Stadium Menopause
kehilangan daya tarik seksualnya dan Dengan Perubahan Seksual Pada Wanita
menurun aktifitas seksualnya, padahal pada Menopause di Posyandu Lansia Srikandi
kenyataanya belum tentu wanita tersebut Kelurahan Sumbersari Kota Malang
sudah pada stadium dimana mereka sudah
memasuki masa menopause atau pada stadium METODE
yang lain. Sebagian besar orang menganggap
bahwa pada stadium menopause para wanita Desain penelitian yang digunakan pada
biasanya merasakan efek dari perubahan penelitian ini adalah penelitian non eksperimen
seksualitas yang terjadi, khususnya mereka dengan korelasional, yang mengkaji hubungan
tidak bisa memberi kepuasan seksual bagi antara variabel. Jenis penelitian menggunakan
suaminya dan tidak dapat menikmati cross sectional. Jumlah populasi peserta
hubungan intim dengan suaminya karena posyandu lansia Srikandi berjumlah 112 orang
jaringan genitalnya berkurang elasitisitasnya. di daerah Sumbersari Kota Malang. Cara
Lain daripada itu, ada anggapan lain bahwa pengambilan sampel dalam penelitian ini
efek dari perubahan seksualitas terbesar adalah Purposive Sampling
berada pada stadium pasca menopause.
Wanita pasca menopause, minat terhadap
seks akan menurun dengan sendirinya.
Karena pada waktu itu, liang vagina menjadi
tipis, lebih kering dan kurang elastis. Hal ini
memungkinkan rasa sakit ketika melakukan
hubungan intim dan libido seksual sangat
rendah, bahkan ada anggapan wanita yang

Hubungan Antara Stadium Menopause Dengan Perubahan Seksual Wanita Menopause Di Posyandu Lansia 77
Srikandi Kelurahan Sumbersari Kota Malang
Yuyus Purwo Nugroho JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini meliputi karakteristik


sampel dan analisa data tentang hubungan
antara stadium menopause dengan perubahan
seksual wanita menopause di posyandu lansia
Srikandi Kelurahan Sumbersari Kota Malang.
Karakteristik responden pada penelitian ini
adalah berdasarkan usia, jenis pekerjaan dan
latar belakang pendidikan.
Hasil penelitian, didapatkan karakteristik
usia responden adalah seperti pada gambar Gambar 2. Distribusi responden berdasarkan
1 berikut : (n=68 orang) latar belakang pendidikan

Gambar 1. Distribusi responden berdasarkan


usia

Gambar 3. Distribusi responden berdasarkan


pekerjaan

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Stadium Menopause

Kategori Responden Jumlah Presentase

1. Stadium Pre Menopause 16 orang 24%


2. Stadium Perimenopause 16 orang 24%
3. Stadium Menopause 14 orang 20%
4. Stadium Pasca Menopause 22 orang 32%
Jumlah 68 orang 100%

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perubahan Seksual Berdasarkan Stadium Menopause


Kategori Responden Ada Perubahan Tidak Ada Perubahan Jumlah
Seksual Seksual
1. Pre Menopause 2 orang 14 orang 16 orang
(12,5%) (87,5%) (100%)
2. Peri Menopause 7 orang 9 orang 16 orang
(44%) (56%) (100%)

78 Januari 2013: 75 - 86
Versi online / URL:
Volume 4, Nomor 1 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2384

3. Menopause 14 orang 0 orang 14 orang


(100%) (0%) (100%)
4. Pasca Menopause 22 orang 0 orang 22 orang
(100%) (0%) (100%)

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Perubahan Seksual Pada Wanita Stadium Pre Menopause (n = 16
orang

Perubahan Seksual Parameter Jumlah Presentase

1. Kering/tidak ada lendir di Ya 2 orang 12,5%


daerah vagina Tidak 14 orang 87,5%

2. Penurunan Gairah Seksual Ya 0 orang 0%


Tidak 16 orang 100%

3. Nyeri saat melakukan Ya 1 orang 6,25%


hubungan seksual Tidak 15 orang 93,75%

4. Periode waktu yang lama Ya 0 orang 0%


dalam pencapaian Tidak 16 orang 100%
klimaks/orgasme
5. Sering tidak bisa mencapai Ya 0 orang 0%
klimaks /orgasme Tidak 16 orang 100%

6. Tidak mempunyai keinginan Ya 0 orang 0%


/gairah lagi setelah melakukan Tidak 16 orang 100%
hubungan seksual
7. Penurunan frekuensi Ya 0 orang 0%
hubungan seksual Tidak 16 orang 100% )
8. Kecemasan saat ingin Ya 0 orang 0%
melakukan hubungan seksual Tidak 16 orang 100%

9. Penurunan tingkat perhatian Ya 0 orang 0%


dan kasih sayang suami Tidak 16 orang 100%

10. Anggapan bahwa sudah Ya 0 orang 0%


tidak penting lagi melakukan Tidak 16 orang 100%
hubungan seksual

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Perubahan Seksual Pada Wanita Stadium Peri Menopause (n = 16
orang)

Perubahan Seksual Parameter Jumlah Presentase


1. Kering/tidak ada lendir di Ya 4 orang 25%
daerah vagina Tidak 12 orang 75%
2. Penurunan Gairah Ya 7 orang 43,75%
Seksual Tidak 9 orang 56,25%
3. Nyeri saat melakukan Ya 3 orang 18,75%
hubungan seksual Tidak 13 orang 81,25%
4. Periode waktu yang lama Ya 0 orang 0%
dalam pencapaian Tidak 16 0rang 100%
klimaks/orgasme
5. Sering tidak bisa Ya 2 orang 12,5%
mencapai klimaks /orgasme Tidak 14 orang 87,5%

Hubungan Antara Stadium Menopause Dengan Perubahan Seksual Wanita Menopause Di Posyandu Lansia 79
Srikandi Kelurahan Sumbersari Kota Malang
Yuyus Purwo Nugroho JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

6. Tidak mempunyai Ya 5 orang 31,25%


keinginan /gairah lagi Tidak 11 orang 68,75%
setelah melakukan
hubungan seksual
7. Penurunan frekuensi Ya 4 orang 25%
hubungan seksual Tidak 12 orang 75%
8. Kecemasan saat ingin Ya 0 orang 0%
melakukan hubungan Tidak 16 orang 100%
seksual
9. Penurunan tingkat Ya 0 orang 0%
perhatian dan kasih sayang Tidak 16 orang 100%
suami
10. Anggapan bahwa sudah Ya 1 orang 6,25%
tidak penting lagi Tidak 15 orang 93,75%
melakukan hubungan
seksual

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Perubahan Seksual Pada Wanita Stadium Menopause (n = 14 orang)
Perubahan Seksual Parameter Jumlah Presentase
1. Kering/tidak ada lendir di Ya 12 orang 86%
daerah vagina Tidak 2 orang 14%
2. Penurunan Gairah Ya 14 orang 100%
Seksual Tidak 0 orang 0%
3. Nyeri saat melakukan Ya 12 orang 86%
hubungan seksual Tidak 2 orang 14%
4. Periode waktu yang lama Ya 12 orang 86%
dalam pencapaian Tidak 2 orang 14%
klimaks/orgasme
5. Sering tidak bisa Ya 6 orang 43%
mencapai klimaks /orgasme Tidak 8 orang 57%
6. Tidak mempunyai Ya 12 orang 86%
keinginan /gairah lagi Tidak 2 orang 14%
setelah melakukan
hubungan seksual
7. Penurunan frekuensi Ya 14 orang 100%
hubungan seksual Tidak 0 orang 0%
8. Kecemasan saat ingin Ya 10 orang 71%
melakukan hubungan Tidak 4 orang 29%
seksual
9. Penurunan tingkat Ya 1 orang 7%
perhatian dan kasih sayang Tidak 13 orang 93%
suami
10. Anggapan bahwa sudah Ya 11 orang 79%
tidak penting lagi Tidak 3 orang 21%
melakukan hubungan
seksual
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Perubahan Seksual Pada Wanita Stadium Pasca Menopause (n = 22
orang)

Perubahan Seksual Parameter Jumlah Presentase


1. Kering/tidak ada lendir di Ya 22 orang 100%
daerah vagina Tidak 0 orang 0%
2. Penurunan Gairah Seksual Ya 22 orang 100%
Tidak 0 orang 0%
3. Nyeri saat melakukan Ya 22 orang 100%
hubungan seksual Tidak 0 orang 0%

80 Januari 2013: 75 - 86
Versi online / URL:
Volume 4, Nomor 1 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2384

4. Periode waktu yang lama Ya 22 orang 100%


dalam pencapaian Tidak 0 orang 0%
klimaks/orgasme
5. Sering tidak bisa mencapai Ya 20 orang 91%
klimaks /orgasme Tidak 2 orang 9%
6. Tidak mempunyai keinginan Ya 22 orang 100%
/gairah lagi setelah melakukan Tidak 0 orang 0%
hubungan seksual
7. Penurunan frekuensi Ya 22 orang 100%
hubungan seksual Tidak 0 orang 0%
8. Kecemasan saat ingin Ya 19 orang 86%
melakukan hubungan seksual Tidak 3 orang 14%
9. Penurunan tingkat perhatian Ya 5 orang 23%
dan kasih sayang suami Tidak 17 orang 77%
10. Anggapan bahwa sudah Ya 22 orang 100%
tidak penting lagi melakukan Tidak 0 orang 0%
hubungan seksual

Tabel 7. Tabulasi Silang Antara Stadium Menopause Terhadap Perubahan Seksual


Perubahan Seksual Jumlah
Responden Ada Perubahan Seksual Tidak Ada
Perubahan Seksual

Pre Menopause 2 14 16
10,59
5,41
Peri Menopause 7 9 16
10,59 5,41
Menopause 14 0 14
9,26
4,73
Pasca Menopause 22 0 22
14,56
7,44
Jumlah 45 23 68

Tabel 8.Nilai X2 Hitung


Responden Oi EI Oi EI (Oi EI) 2 (Oi EI) 2/EI
1. Pre Menopause
-Ada Perubahan Seksual 2 10,59 -8,59 73,79 6,97
-Tidak Ada Perubahan
Seksual 14 5,41 8,59 73,79 13,64

2. Peri Menopause
-Ada Perubahan Seksual 7 10,59 -3,59 12,89 1,22
-Tidak Ada Perubahan
Seksual 9 5,41 3,59 12,89 2,38
3. Menopause
-Ada Perubahan Seksual 14 9,26 4,74 22,47 2,43
-Tidak Ada Perubahan
Seksual 0 4,73 -4,73 22,37 1,65

Hubungan Antara Stadium Menopause Dengan Perubahan Seksual Wanita Menopause Di Posyandu Lansia 81
Srikandi Kelurahan Sumbersari Kota Malang
Yuyus Purwo Nugroho JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

4. Pasca Menopause
-Ada Perubahan Seksual 22 14,56 7,44 55,35 3,80
-Tidak Ada Perubahan
Seksual 0 7,44 -7,44 55,35 7,43

Jumlah 39,52

Oleh karena X2 hitung adalah 39,52 dan 60-70 tahun keatas (41%) dan pada setiap
X2 tabel adalah 7,82. Sehingga X2 hitung > X2 acara posyandu tersebut tidak seluruhnya
(0,05) (3) maka Ho ditolak, artinya ada hadir atau berpartisipasi dalam kegiatan
hubungan antara stadium menopause dengan posyandu tersebut. Tercatat hanya sekitar 80
perubahan seksual wanita menopause di orang lansia (71%) yang aktif dalam kegiatan
posyandu lansia srikandi kelurahan sumbersari posyandunya rata-rata pertahun.
kota malang. Menurut proyeksi penduduk Indonesia
Interpretasi dan diskusi hasil pada data dari badan statistik sendiri, pertambahan
penelitian ini disesuaikan dengan tujuan jumlah wanita Indonesia yang mengalami
penelitian yang ingin dicapai, yaitu ingin menopause dalam kurun waktu tahun 1995-
menjelaskan pengaruh stadium menopause 2005 sekitar 14 juta jiwa dengan jumlah
terhadap perubahan seksual wanita penduduk perempuan berusia antara 50-60
menopause di posyandu lansia srikandi kota tahun keatas dengan jumlah 15,9 juta orang
malang. Interpretasi ini diurutkan sesuai dan hal ini menunjukkan pula bahwa tingkat
dengan setiap item dari tujuan khusus yang stadium menopause dan pasca menopause
ingin dicapai. Menopause memilki 4 stadium memang cukup mendominasi.
atau tahapan dalam perkembanganya, yaitu Perubahan seksual adalah salah satu
stadium premenopause, stadium diantara 3 perubahan-perubahan yang terjadi
perimenopause, stadium menopause dan pada wanita menjelang dan pada saat
stadium pasca/post menopause. Dari setiap menopause selain perubahan fisik dan psikis.
stadium memikili karakteristik tanda dan Perubahan seksual merupakan perubahan
gejala yang berbeda yang menyertai dari yang paling ditakuti oleh sebagian besar kaum
setiap stadium tersebut. Dari 68 responden wanita menjelang menopause. Berikut adalah
peserta posyandu lansia srikandi kelurahan intrepertasi dari hasil penelitian tentang
sumbersari kota Malang, didapatkan data perubahan seksual berdasarkan stadium
bahwa sekitar 16 orang responden atau 24% menopausenya. Ditinjau dari stadiumnya,
berada pada stadium pre menopause, 16 pada stadium pre menopause pada responden
orang responden atau 24% berada pada di posyandu lansia srikandi yang berjumlah
stadium peri menopause, 14 orang responden 16 orang, hanya. 2 orang (12,5%) yang
atau 20% berada pada stadium menopause mengalami perubahan seksual pada stadium
dan 22 orang responden atau 32% berada ini. Dari hasil penelitian didapatkan data
pada stadium pasca menopause. Tingkat sebanyak 2 orang (12,5%) mengalami
populasi stadium tertinggi pada posyandu kekeringan pada daerah vagina dan 1 orang
lansia srikandi tersebut yaitu berada pada (6,25%) mengalami nyeri pada saat
stadium pasca menopause (32%). Menurut melakukan hubungan seksual. Hal ini senada
data statistik dari posyandu lansia srikandi, dengan yang diungkapkan oleh (Santoro, 2008)
dari 112 lansia anggota dari posyandu tersebut bahwa pada masa pre menopause ini, gejala-
berada pada rentang usia antara 40 tahun gejala yang timbul masih belum terlalu tampak,
sampai 70 tahun keatas. Jumlah yang paling para wanita ini umumnya masih dalam usia
banyak dari peserta posyandu lansia srikandi produktif yang disibukkan dengan berbagai
berdasarkan usia adalah pada rentang usia kegiatan rumah tangga dan karier. Wanita pre

82 Januari 2013: 75 - 86
Versi online / URL:
Volume 4, Nomor 1 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2384

menopause ini umumnya hanya akan seksual untuk menuju masa menopause yang
mengalami masalah pada daerah ditandai dengan mulai keringanya daerah
vaginananya, dan hal ini akan menyebabkan vagina dan menyebabkan dispareneu saat
rasa tidak nyaman/nyeri jika dipakai untuk berhubungan seksual (Castelo-Branco et al.,
melakukan hubungan seksual (Castelo- 2005; Dennerstein et al., 2003).
Branco et al., 2005; Costantino & Guaraldi, Adanya kekeringan pada daerah vagina
2008). Namun, sebagian besar pada wanita yang berdampak pada rasa nyeri saat
pre menopause tidak mengalaminya dalam melakukan hubungan seksual tersebut
artian hanya sebagian kecil saja dari wanita tentunya akan mempengaruhi tingkat mood
pre menopause yang mengalami hal tersebut. seseorang untuk melakukan hubungan
Secara teori, pre menopause ini berada pada seksual. Dengan adanya hasil yang sama
usia 40-45 tahun dan dalam aspek kehidupan antara responden yang mengalami kekeringan
sehari-hari pada usia tersebut seorang wanita pada daerah vagina dan menurunya frekuensi
masih menjalankan peranya sebagai seorang hubungan seksual kemungkinan besar hal ini
isteri dan tidak terkecuali dalam hal berkaitan erat dengan hal tersebut.
seksualitasnya. Wanita pre menopause Untuk stadium menopause, didapatkan
memang belum banyak ditemukan tanda sekitar 14 responden (20%) dari 68 responden
ataupun gejala bahwa seorang wanita yang berada pada stadium ini. Untuk stadium
mengalami perubahan seksual yang menopause, perubahan seksual yang paling
signifikan. banyak dialami oleh responden adalah
Stadium peri menopause, dari 68 penurunan gairah seksual dan penurunan
responden didapatkan data sebanyak 16 frekuensi hubungan seksual yang sama-sama
orang (24%) berada pada stadium ini. Dari didapatkan data sebesar 14 orang (100%).
perubahan seksualnya, pada stadium ini Hal sama juga diungkapkan oleh Manuaba
perubahan paling tinggi yang dialami oleh para (2009), bahwa wanita pada stadium
responden adalah penurunan tingkat gairah menopause paling banyak mengalami
seksual yaitu sebanyak 7 orang (43,75%) penurunan gairah atau libido seksual dan
disusul dengan tidak punyanya keinginan/ penurunan frekuensi hubungan seksual.
gairah lagi setelah melakukan hubungan Wanita pada stadium menopause memang
seksual sebanyak 5 orang (31,25%), sudah benar-benar berada pada masa
keker ingan pada daerah vagina dan penuaan dan tidak terkecuali pada aspek
menurunya frekuensi hubungan seksual yang seksualnya yang juga akan memudar.
sama-sama didapatkan hasil sebanyak 4 Pada stadium menopause ini selanjutnya
orang (25%), nyeri pada saat melakukan didapatkan data sebanyak 12 orang (86%)
hubungan seksual sebanyak 3 orang (18,75%), responden juga mengalami kekeringan pada
dan 2 orang (12,5%) mengalami sering tidak daerah vagina, nyeri pada saat melakukan
bisa mencapai klimaks/orgasme. hubungan seksual, periode waktu yang lama
Hal tersebut sesuai dengan pendapat dalam pencapaian klimaks/orgasme, dan tidak
yang dikemukakan oleh Hafid (2002), bahwa mempunyai keinginan/gairah lagi setelah
adanya penurunan tingkat gairah ataupun melakukan hubungan seksual. Kemudian
libido seksual paling tinggi biasanya berada sebesar 10 orang (71%) mengalami
pada wanita usia menjelang 50 tahun, dalam kecemasan pada saat ingin melakukan
usia ini seorang wanita berada pada masa peri hubungan seksual, dan 6 orang (43%)
menopause. Menurut Manuaba (2009), mengalami sering tidak bisa mencapai
stadium peri menopause merupakan suatu klimaks/orgasme. Menurut Ali (2001), banyak
masa transisi dimana tubuh mulai wanita yang mengalami kehilangan rasa
menyesuaikan diri dengan fisik, psikis maupun bangganya sebagai seorang wanita. Hal ini

Hubungan Antara Stadium Menopause Dengan Perubahan Seksual Wanita Menopause Di Posyandu Lansia 83
Srikandi Kelurahan Sumbersari Kota Malang
Yuyus Purwo Nugroho JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

dikarenakan adanya perubahan-perubahan seksual dan sulitnya mendapat kepuasan/


fisik dan seksual yang dialami pada masa orgasme menjadi masalah utama pada wanita
stadium menopause. Perubahan-perubahan pasca menopause ketika melakukam
tersebut diantaranya semakin menurunya hubungan seksual. hasil penelitian 68
tingkat vitalitas yang dimiliki dan beberapa responden wanita peserta posyandu lansia
perubahan fisik yang dinilai sudah tidak yang telah diidentifikasi berdasar stadium
menarik lagi. menopause dan perubahan-perubahan
Hal ini pula yang menyebabkan seksualnya, secara umum perubahan seksual
sebagian besar wanita menopause mengalami paling tinggi berada pada stadium menopause
kecemasan yang berlebih dikarenakan dan pasca menopause. Dari hasil penelitian
takutnya suami mereka berselingkuh dan didapatkan data bahwa pada stadium
hilang rasa kasih sayangnya. Wanita stadium menopause sebanyak 14 orang (100%) dan
pasca menopause didapatkan data sekitar 22 stadium pasca menopause sebanyak 22 orang
responden (43%) dari 51 responden pada (100%), stadium peri menopause dengan 7
stadium ini. Untuk stadium pasca menopause, orang (44%) dan yang paling rendah adalah
dari perubahan-perubahan seksual yang ada pada stadium pre menopause yaitu hanya
beberapa diantaranya banyak yang dialami sebanyak 2 orang (12,5%) yang mengalami
oleh 100% responden. Perubahan seksual perubahan seksual.
yang dialami oleh 100% responden Stadium pasca menopause juga memiliki
diantaranya adalah kekeringan pada daerah tingkat perubahan seksual yang paling tinggi,
vagina, menurunya gairah seksual, nyeri pada pada stadium pasca menopause hampir dari
saat melakukan hubungan seksual, periode setiap perubahan seksual pada stadium ini
waktu yang lama dalam pencapaian klimaks/ memiliki tingkat presentase 100% dari total
orgasme, tidak mempunyai keinginan/gairah responden yang mengalami perubahan
lagi setelah melakukan hubungan seksual dan seksual. Dari hasil penelitian, sebanyak 6
menurunya frekuensi hubungan seksual. Pada perubahan seksual yang mencangkup mulai
stadium ini juga didapatkan data sebanyak 20 dari kekeringan pada daerah vagina,
orang (91%) mengalami seringnya tidak bisa menurunya gairah seksual, nyeri pada saat
mencapai klimaks/orgasme, dan 19 orang melakukan hubungan seksual, periode waktu
(86%) mengalami kecemasan saat ingin yang lama dalam pencapaian klimaks/
melakukan hubungan seksual. orgasme, tidak mempunyai keinginan/gairah
Hal ini senada dengan yang disampaikan lagi setelah melakukan hubungan seksual dan
oleh Ali (2000), bahwa pada wanita pasca menurunya frekuensi hubungan seksual
menopause akan mengalami perubahan dialami oleh 100% responden.. Hal ini sesuai
seksual yang sangat komplek. Hal ini dengan pendapat yang diungkapkan oleh
disebabkan karena pada wanita pasca Manuaba (2009), bahwa perubahan terbesar
menopause tersebut sudah lebih dari 1 tahun wanita menopause berada pada stadium
tidak mendapatkan menstruasi, mengalami pasca menopause. Perubahan tersebut tidak
kekeringan pada daerah alat vital, nyeri saat hanya meliputi kehidupan seksualnya saja,
melakukan hubungan seksual, kehilangan tetapi dari segi fisik dan psikis. Ali (2009)
gairah seksual dan kesemuanya itu berdampak mengatakan bahwa wanita pasca menopause
pada kehidupan seksual wanita tersebut. mengalami perubahan seksual yang sangat
Menurut Umland (2008), sebagian kecil komplek.
wanita pasca menopause ada yang masih Dari segi fisik dan performa, wanita
rutin melakukan hubungan seksual walaupun pada stadium pasca menopause memang
dengan segala perubahan-perubahan yang terlihat memiliki perubahan yang sangat
terjadi. Nyeri pada saat melakukan hubungan besar. Wanita pasca menopause tidak berbeda

84 Januari 2013: 75 - 86
Versi online / URL:
Volume 4, Nomor 1 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2384

dengan lansia seperti mana biasanya. Apabila Bensaleh, H., Belgnaoui, F. Z., Douira, L.,
dari segi fisik mengalami perubahan yang Berbiche, L., Senouci, K., & Hassam,
sangat signifikan tentunya juga akan B. (2006). [Skin and menopause].
berdampak pada tingkat dan status Annales Dendocrinologie, 67(6),
kesehatannya dan hal ini tentunya juga 575-580.
berdampak pada kehidupan seksualnya. Hasil Burger, H., Woods, N. F., Dennerstein, L.,
analisa data dengan uji chi square didapatkan Alexander, J. L., Kotz, K., &
hasil bahwa X2 hitung adalah 39,52 dan X2 Richardson, G. (2007). Nomenclature
tabel adalah 7,82. Sehingga X2 hitung > X2 and endocrinology of menopause and
(0,05) (3) tabel maka Ho ditolak, artinya ada perimenopause. Expert Review Of
hubungan antara stadium menopause terhadap Neurotherapeutics, 7(11 Suppl), S35-
perubahan seksual wanita pada menopause. S43.
Dalam berbagai literature, belum ada Castelo-Branco, C., Cancelo, M. J., Villero,
J., Nohales, F., & Juli, M. D. (2005).
penelitian yang menggunakan stadium
Management of post-menopausal
menopause sebagai suatu variable kaitanya
vaginal atrophy and atrophic vaginitis.
dengan perubahan-perubahan yang terjadi
Maturitas, 52 Suppl 1, S46-S52.
pada masa menjelang dan pada saat
Costantino, D., & Guaraldi, C. (2008).
menopause. Wanita menopause mengalami
Effectiveness and safety of vaginal
perubahan aktifitas dan kehidupan
suppositories for the treatment of the
seksualitasnya. Hal ini menunjukkan bahwa
vaginal atrophy in postmenopausal
adanya keterkaitan antara masa menopause
women: an open, non-controlled clinical
terhadap suatu aktifitas, kehidupan dan pola trial. European Review For Medical
yang mencangkup seksualitas (Manuaba, And Pharmacological Sciences, 12(6),
2009). 411-416.
Deecher, D. C., & Dorries, K. (2007).
KESIMPULAN DAN SARAN
Understanding the pathophysiology of
vasomotor symptoms (hot flushes and
Hasil analisa data dengan uji chi square
night sweats) that occur in
didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
perimenopause, menopause, and
antar a stadium menopause terhadap
postmenopause life stages. Archives Of
perubahan seksual wanita pada
Womens Mental Health, 10(6), 247-
menopause.Diharapkan petugas kesehatan
257.
melaksanakan peranya sebagai educator dan Dennerstein, L., Alexander, J. L., & Kotz,
counselor baik individu, keluarga, kelompok K. (2003). The menopause and sexual
dan masyarakat mengenai masalah functioning: a review of the population-
menopause dan seksualitas. based studies. Annual Review Of Sex
Research, 14, 64-82.
DAFTAR PUSTAKA
Estrogen and progestogen use in peri- and
postmenopausal women: March 2007
Ali, Muhammad. (2000). Menopause Dan
position statement of The North
Gejalanya. Jakarta : CV Mustika Djaya
American Menopause Society. (2007).
Bachmann, G. A. (2005). Menopausal
Menopause (New York, N.Y.), 14(2),
vasomotor symptoms: a review of
168-182.
causes, effects and evidence-based
Katz, A. (2007). When sex hurts: menopause-
treatment options. The Journal Of
related dyspareunia. Vaginal dryness
Reproductive Medicine, 50(3), 155-
and atrophy can be treated. The
165.
American Journal Of Nursing, 107(7),
34.

Hubungan Antara Stadium Menopause Dengan Perubahan Seksual Wanita Menopause Di Posyandu Lansia 85
Srikandi Kelurahan Sumbersari Kota Malang
Yuyus Purwo Nugroho JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

Lund, K. J. (2008). Menopause and the


menopausal transition. The Medical
Clinics Of North America, 92(5), 1253.
doi: 10.1016/j.mcna.2008.04.009
Perimenopause, hormones, and midlife health.
Hormone researchers are shifting some
of their attention from menopause to the
years that precede it. (2006). Harvard
Womens Health Watch, 14(3), 1-3.
Perimenopause: rocky road to menopause.
Symptoms we call menopausal often
precede menopause by years. (2005).
Harvard Womens Health Watch,
12(12), 1-4.
Randolph, J. F., Jr., Sowers, M., Bondarenko,
I., Gold, E. B., Greendale, G. A.,
Bromberger, J. T., . . . Matthews, K. A.
(2005). The relationship of longitudinal
change in reproductive hormones and
vasomotor symptoms during the
menopausal transition. The Journal Of
Clinical Endocrinology And
Metabolism, 90(11), 6106-6112.
The role of local vaginal estrogen for
treatment of vaginal atrophy in
postmenopausal women: The North
American Menopause Society (NAMS),
2007. Menopause (New York, N.Y.),
14(3 Pt 1), 355-369.
Rossmanith, W. G., & Ruebberdt, W. (2009).
What causes hot flushes? The
neuroendocrine origin of vasomotor
symptoms in the menopause.
Gynecological Endocrinology: The
Official Journal Of The International
Society Of Gynecological
Endocrinology, 25(5), 303-314.
Santoro, N. (2008). Symptoms of menopause:
hot flushes. Clinical Obstetrics And
Gynecology, 51(3), 539-548. doi:
10.1097/GRF.0b013e31818093f6
Umland, E. M. (2008). Treatment strategies
for reducing the burden of menopause-
associated vasomotor symptoms.
Journal Of Managed Care Pharmacy:
JMCP, 14(3 Suppl), 14-19.

86 Januari 2013: 75 - 86

You might also like