Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
.
Oleh karena itu percobaan Curah Hujan dilakukan agar dapat mengetahui
apa yang dimaksud dengan transformasi fourier dan FFT pada pengolahan sinyal
pengaruh intensitas curah hujan pada daerah Klaten.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan transformasi Fourier dan FFT
pada pengolahan sinyal.
2. Untuk mengetahui pengaruh intensitas curah hujan pada daerah Klaten
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan transformasi Fourier dan FFT
pada pengolahan sinyal.
2. Dapat mengetahui pengaruh intensitas curah hujan pada daerah Klaten
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kelengkapan data dari aspek temporal, saat ini telah digunakan dan dikembangkan
berbagai metode prediksi data hingga skala waktu yang kecil seperti data harian.
Untuk aspek spasial, metode yang dikembangkan masih terbatas. (McBride, 2007).
Sebagai salah satu kawasan tropis yang unik dinamika atmosfernya dimana
banyak dipengaruhi oleh kehadiran angin pasat, angin monsunal, iklim maritim
dan pengaruh berbagai kondisi lokal, maka cuaca dan iklim di Indonesia diduga
memiliki karakteristik khusus yang hingga kini mekanisme proses
pembentukannya belum diketahui banyak orang. Secara umum curah hujan di
wilayah Indonesia didominasi oleh adanya pengaruh beberapa fenomena, antara
lain sistem Monsun Asia-Australia, El-Nino, sirkulasi Timur-Barat (Walker
Circulation) dan sirkulasi Utara-Selatan (Hadley Circulation) serta beberapa
sirkulasi karena pengaruh local (McBride, 2007).
Wilayah Kabupaten Klaten terbagi menjadi tiga dataran yakni Sebelah Utara
Dataran Lereng Gunung Merapi, Sebelah Timur Membujur Dataran Rendah,
Sebelah Selatan Dataran Gunung Kapur. Kabupaten Klaten berada di titik
koordinat 70 30 LS - 70 45 LS 1100 30 BT - 1100 45 BT. Letak administratif
Desa Bawak yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Plosowangi, sebelah
selatan berbatasan dengan Tegal Rejo, sebelah barat berbatasan dengan Desa
Talang, dan sebelah selatan berbatasan dengan desa Cawas (Aldrian, 2003).
Ada beberapa faktor penyebab banjir yang ada di Indonesia yaitu faktor
hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor kesalahan
6
3.3 Flowchart
6
7
3.4 Script
8
clear;clc
load('latitude.mat')
load('longitude.mat')
load('tp.mat')
load('time.mat')
rain=squeeze(tp(43,13,1:end));
%Data Per 1 hari
t=1;
for i=1:1827
hari(i,1)=(rain(t)
+rain(t+1)+rain(t+2)+rain(t+3)+rain(t+4)+rain(t+5)+rain(t+6)+rain(t+7))/8;
t=(i*8)+1;
end
%Data Per 3 hari
t=1;
for i=1:609
hari3(i,1)=(hari(t)+hari(t+1)+hari(t+2))/3;
t=(i*3)+1;
end
%Data Per 3 Bulan
%Perbulan
t=1;
for i=1:60
bulan1(i,1)=(hari3(t)
+hari3(t+1)+hari3(t+2)+hari3(t+3)+hari3(t+4)+hari3(t+5)+hari3(t+6)+hari3(t+8)+
hari3(t+9))/10;
t=(i*10)+1
end
t=1;
for i=1:20
bulan3(i,1)=(bulan1(t)+bulan1(t+1)+bulan1(t+2))/3
9
t=(i*3)+1
end
%Data per 6 Bulan
t=1;
for i=1:10
bulan6(i,1)=(bulan3(t)+bulan3(t+1))/2;
t=(i*2)+1;
end
%Data per tahun
t=1;
for i=1:5
tahun(i,1)=(bulan6(t)+bulan6(t+1))/2;
t=(1*2)+1;
end
%--------------------------------------------------------------------------
figure(1)
subplot(122)
y=fft(hari)
y(1)=[]
plot(y,'bo')
title('Fourier Coefficients in the Complex Plane');
xlabel('Real Axis');
ylabel('Imaginary Axis');
subplot(121)
plot(hari,'b*-')
title('Curah Hujan dalam 5 tahun/hari')
xlabel('Days');
ylabel('Magnitudo');
%--------------------------------------------------------------------------
figure(2)
subplot(121)
10
plot(hari3,'r*-')
title('Curah Hujan dalam 5 tahun/3 hari')
xlabel('Time (/3 hari)');
ylabel('Magnitudo (mm)');
subplot(122)
y=fft(hari3)
y(1)=[]
n = length(y);
power = abs(y(1:floor(n/2))).^2;
nyquist = 1/2;
freq = (1:n/2)/(n/2)*nyquist;
period = 1./freq;
plot(period,power);
ylabel('Power');
xlabel('Period (Cycle/Days)');
title('Curah Hujan dalam 5 tahun/3 hari (fft)')
%--------------------------------------------------------------------------
figure(3)
subplot(121)
plot(bulan3,'r*-')
title('Curah Hujan dalam 5 tahun/3 bulan' )
xlabel('Time(/3 bulan)');
ylabel('Magnitudo (mm)');
subplot(122)
y=fft(bulan3)
y(1)=[]
n = length(y);
power = abs(y(1:floor(n/2))).^2;
nyquist = 1/2;
freq = (1:n/2)/(n/2)*nyquist;
period = 1./freq;
11
plot(period,power);
ylabel('Power');
xlabel('Period (Cycle/Moons)');
title('Curah Hujan dalam 5 tahun/3 bulan (fft)' )
%--------------------------------------------------------------------------
figure(4)
subplot(121)
plot(bulan6,'r*-')
title('Curah Hujan dalam 5 tahun/6 bulan' )
xlabel('Time(/6 Bulan)');
ylabel('Magnitudo (mm)');
subplot(122)
y=fft(bulan6)
y(1)=[]
n = length(y);
power = abs(y(1:floor(n/2))).^2;
nyquist = 1/2;
freq = (1:n/2)/(n/2)*nyquist;
period = 1./freq;
plot(period,power);
ylabel('Power');
xlabel('Period (Cycle/Moons)');
title('Curah Hujan dalam 5 tahun/6 bulan (fft)' )
%--------------------------------------------------------------------------
figure(5)
subplot(121)
plot(tahun,'r*-')
xlabel('Time(/Tahun)');
ylabel('Magnitudo (mm)');
title('Curah Hujan dalam 5 tahun' )
subplot(122)
12
y=fft(tahun)
y(1)=[]
n = length(y);
power = abs(y(1:floor(n/2))).^2;
nyquist = 1/2;
freq = (1:n/2)/(n/2)*nyquist;
period = 1./freq;
plot(period,power);
ylabel('Power');
xlabel('Period (Cycle/Years)');
title('Curah Hujan dalam 5 tahun/tahun (fft)' )
%--------------------------------------------------------------------------
figure(6)
subplot(121)
plot(bulan1,'r*-')
xlabel('Time(/bulan)');
ylabel('Magnitudo (mm)');
title('Curah Hujan dalam 5 tahun/bulan' )
subplot(122)
y=fft(tahun);
y(1)=[]
n = length(y);
power = abs(y(1:floor(n/2))).^2;
nyquist = 1/2;
freq = (1:n/2)/(n/2)*nyquist;
period = 1./freq;
plot(period,power);
ylabel('Power');
xlabel('Period (Cycle/Moons)');
title('Curah Hujan dalam 5 tahun/bulan (fft)' )
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
13
14
Gambar 4.2 Intensitas curah hujan Kota Klaten tahun 2012-2016 (setiap 3 hari)
Gambar kiri merupakan hasil dari nilai rata-rata intensitas hujan setiap 3
hari selama 5 tahun. Dengan demikian, akan terdapat 609 titik data dimana titik
tersebut memiliki amplitudo tertinggi 0.025 mm pada titik data ke 125 ( pada hari
ke 380 an). Dari hasil ini dapat kita jadikan literatur bahwa pada hasil sebelumnya
dan hasil kedua ini memiliki hasil yang tidak berbeda jauh.
Pada gambar kanan, gambar ini merupakan transformasi dari gambar kiri
yang diubah menggunakan perintah fft (fast fourier transform). Perintah fft
tersebut berbarengan dengan perintah sunspot yang terdapat di toolbox Matlab.
Jadi, kita dapat menggunakan perintah tersebut untuk membantu kita
menyelesaikan/ membantu kita mentransformasikan.
Pada hasil kanan, dapat disimpulkan bahwa hasil fft merupakan proses
yang dapat didekati dengan memecah nilai asli menjadi beberapa gelombang
sesuai dengan pembangkitan signalnya. Untuk amplitudo tertinggi dari hasil
tersebut adalah ~0.5 pada titik data ke 125 (hari ke 380).
15
Gambar 4.3 Intensitas curah hujan Kota Klaten tahun 2012-2016 (setiap 3 bulan)
Gambar kiri merupakan hasil instensitas curah hujan sebelum di
transformasi. Data tersebut di dapat selama 5 tahun dengan interval 3 bulan. Jadi,
akan terdapat 20 titik data. Titik tertinggi terdapat pada titik data ke 17 dengan
amplitudo ~ 0.0047 mm. Data ini didapat dari merata-ratakan intensitas hujan
setiap harinya sehingga posisi tertinggi tidak lagi berada pada hari ke 380 an (3
bulan ke 5), sehingga hasil ini memiliki ketelitian yang akurat.
Gambar kanan merupakan hasil dari transformasi dimana nilai tertinggi
dari hasil kiri. Nilai tertinggi di peroleh pada titik ke 4 dengan amplitudo 0.0003.
Gambar 4.4 Intensitas curah hujan Kota Klaten tahun 2012-2016 (setiap 6 bulan)
16
Gambar 4.5 Curah hujan Kota Klaten selama 5 tahun (setiap tahun)
Jika diambil rata-rata curah hujan setiap tahunnya, maka hasil dari
pengolahan data tersebut dapat dilihat pada gambar kiri. Pada tahun pertama, rata-
rata curah hujan hanya mendekati 0.00225 mm. Sedangkan pada tahun kedua naik
menjadi 0.00247 mm. Pada tahun ketiga hingga tahun ke lima, rata-rata amplitudo
memiliki nilai yang sama yaitu 0.00247 mm.
Untuk hasil fft, dapat dilihat pada gambar kanan. Amplitudo titik pertama
(tahun pertama) hingga titik ke lima (tahun kelima) memiliki nilai yang sama
dengan nol.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Transformasi Fourier digunakan untuk mengubah atau mentransformasikan
sinyal dalam domain waktu ke dalam domain frekuensi. Fungsi FFT pada
matlab merupakan algoritma untuk mengubah sinyal ke dalam transformasi
fourier diskrit dengan cepat.
2. Begitu besar pengaruh intensitas curah hujan terhadap kemungkinan
terjadinya bencana alam banjir, dan tanah longsor. Kemudian penelitian
menunjukkan bahwa berbagai bakteri dan virus yang menyerang tanaman
akan berkembang lebih cepat pada saat curah hujan tinggi yang berpengaruh
terhadap meningkatnya kelembaban udara.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
18