You are on page 1of 8

Pengaruh Xantorizol terhadap Sel Hepatoma HepG2

Tri Handayani
Pusat Pengajian Biosains dan Bioteknologi, Fakulti Sains dan Teknologi,
Universiti Kebangsaan Malaysia, 43600 Bangi, Selangor Darul Ehsan, Malaysia

Abstract
The investigation of xanthorrizol antiproliferative effect and the mechanism of cell death in
human hepatoma cell line HepG2 had been investigated. Antiproliferative assay using methylene blue
staining revealed that xantorizol inhibited the proliferation of HepG2 cells with an IC50 value of 4.17
0.03 g/ml. The antiproliferative activity of xanthorrhizol was due to apoptosis induced in HepG2 cells
and not necrosis, which was confirmed by the Tdt-mediated dUTP nick end labeling (TUNEL) assay. The
xanthorrhizol-treated HepG2 cells showed typical apoptotic morphology such as DNA fragmentation. The
apoptosis mediated by xanthorrhizol in HepG2 cells was associated with the activation of tumor
suppressor p53 and down-regulation of the antiapoptotic Bcl-2 protein expression, but not Bax. The levels
of Bcl-2 protein expression decreased 24-hrs after treatment with xanthorrhizol, and remained lower than
controls throughout the experiment resulting in a shift in the Bax to Bcl-2 ratio thus favouring apoptosis.
In conclusion, xanthorrhizol exerts antiproliverative effects on HepG2 cells via apoptosis by modulating
p53 and Bcl-2 protein levels.

Keywords: xanthorrhizol, antiproliferation, apoptosis, p53, Bcl-2, Bax, HepG2

Pendahuluan oleh sebab itu perlu dilakukan usaha


Karsinoma hepatoselular atau pencarian zat sitotoksik yang berpotensi
hepatoma merupakan kasus kanker hati untuk mengobati kanker hati. Salah satu
yang banyak dijumpai pada kaum pria usaha adalah menggunakan senyawa
di seluruh dunia dan menyebabkan alami yang berasal dari tanaman obat
kematian ketiga setelah kanker paru- yang dapat mengontrol pertumbuhan
paru dan gaster.1 Angka kematian akibat sel sehingga dapat mengurangi angka
penyakit ini diramalkan akan terus kematian penderita akibat kanker. 4
meningkat karena metode pengobatan Salah satu tanaman obat yaitu
yang kurang efektif.2 temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.),
Berbagai usaha telah dilakukan merupakan tanaman yang banyak
dalam terapi kanker hati seperti operasi, digunakan sebagai jamu dan dipercaya
transplantasi hati, ablasi tumor, dapat menyembuhkan penyakit hati.5,6,7
embolisasi atau kemoembolisasi arteri, Beberapa penelitian telah membuktikan
dan kemoterapi. Di antara terapi bahwa ekstrak temulawak berfungsi
tersebut, kemoterapi merupakan untuk melindungi organ hati dari
langkah yang paling efektif khususnya hepatotoksin seperti karbon tetraklorida
untuk terapi sel kanker yang telah dan asetaminofen, sehingga amat
mengalami metastasis.2 Meskipun bermanfaat apabila digunakan dalam
demikian, kemoterapi masih dianggap pengobatan hati.5 Berdasarkan
kurang efektif untuk terapi hepatoma3, penelitian in vivo dan in vitro, tanaman

29
JKM. Vol.8 No.1 Juli 2008: 29 - 35

ini mengandung senyawa bioaktif yang perlakuan dengan 1% (v/v) DMSO dan
berpotensi sebagai anti kanker. Senyawa sebagai kontrol positif sel HepG2 diberi
aktif yang diekstrak pada temulawak perlakuan dengan senyawa antikanker
tersebut adalah xantorizol, yang terbukti cisplatin.
mempunyai potensi sitotoksik.8-14 Pendeteksian sel apoptotik
dilakukan dengan menggunakan kit
DeadEndTM Fluorometric TUNEL System.
Bahan dan Cara Sel HepG2 diberi perlakuan dengan 4
Xantorizol diperoleh dari Prof. g/ml xantorizol selama 0, 24, 48 dan 72
Dr. Azimahtol Hawariah Lope Pihie jam. Sebagai kontrol negatif, sel HepG2
(Fakulti Sains dan Teknologi, Universiti hanya diberi 1% (v/v) DMSO dan
Kebangsaan Malaysia). Xantorizol sebagai kontrol positif sel HepG2 diberi
dilarutkan dalam Dimethyl sulfoxide perlakuan dengan 8 g/ml cisplatin.
(DMSO) (SIGMA Chemical Co., USA) Nilai Indeks Apoptotik dihitung melalui
dan dijadikan sebagai larutan stok enam lapang pandang secara acak pada
dengan konsentrasi 5 mg/ml. perbesaran 1000x.
Medium Dulbeccos Modified
Eagless Medium (DMEM) dan antibiotik Ekstraksi Protein dan Western Blotting
penisilin/streptomisin dibeli dari Sel HepG2 diberi perlakuan
GIBCO BRL Life Technologies (New York, dengan 4 g/ml xantorizol selama 0, 24,
USA). 48 dan 72 jam. Sebagai kontrol negatif,
Fetal bovine serum (FBS), digunakan 1% (v/v) pelarut DMSO
diperoleh dari Mycoplex (Austria), selama 24 jam. Ekstraksi protein
sedangkan Triton X-100, pewarna dilakukan menurut metode Zhou et al.16
propidium iodida (PI) dan sisplatin dan konsentrasi protein ditentukan
dibeli dari SIGMA Chemical Co., USA. dengan metode Bradford.17 Selanjutnya,
Kit DeadEndTM Fluorometric 20 g larutan stok protein
TUNEL System yang digunakan untuk dielektroforesis pada 15% SDS-gel
assay TUNEL dibeli dari Promega (USA) poliakrilamida kemudian dipindahkan
dan antibodi p53, Bcl-2, Bax dan -aktin ke membran Polyvinyldifluoride (PVDF)
diperoleh dari Pharmingen (USA). Lini (Perkin Elmer). Membran dikeringkan
sel HepG2 diperoleh dari ATCC dan direndam dalam campuran 5% susu
(American Type Culture Collection). tanpa lemak dalam larutan PBS dan
0.1% Tween-20. Selanjutnya membran
Kultur Sel dan Assay Antiproliferasi diinkubasi menggunakan antibodi
Lini sel HepG2 dikultur dalam untuk p53, Bcl-2, dan Bax kemudian
medium DMEM yang mengandung 5% dideteksi dengan antibodi horseradish-
FBS dan penisilin/streptomisin dalam labeled untuk IgG mencit. Setelah
inkubator bersuhu 37C dan kelembaban dipaparkan ke film x-ray Kodak OMAT,
5% CO2. Medium diganti setiap dua hari analisis densitometri dilakukan dengan
sekali. Assay antiproliferasi15 dilakukan menggunakan alat GS 670 Imaging
untuk mendapatkan nilai konsentrasi Densitometer dan Software Molecular
IC50 dengan memperlakukan sel HepG2 Analyst (BioRad, Hercules, USA).
menggunakan xantorizol pada Sebagai kontrol internal digunakan
konsentrasi akhir 0.2-50 g/ml. Sebagai antibodi -aktin, untuk memastikan
kontrol negatif, sel HepG2 hanya diberi

30
Pengaruh Xantorizol terhadap Sel Hepatoma HepG2
(Tri Handayani)

kesetaraan muatan protein dalam setiap lebih tinggi terhadap sel kanker
sumur elektroforesis. dibandingkan dengan cisplatin.
Hasil penelitian juga mendapati
Hasil dan Pembahasan bahwa xantorizol mempunyai aktivitas
Gambar 1 menunjukkan efek antiproliferasi terhadap sel normal hati
antiproliferasi xantorizol dan cisplatin (Changs Liver) dan sel normal ginjal
terhadap sel HepG2. Hasil penelitian monyet (Vero). Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa xantorizol sesuai dengan hasil penelitian
mengurangi viabilitas sel HepG2 dan sebelumnya yang membuktikan bahwa
hasilnya bergantung pada konsentrasi xantorizol bersifat toksik terhadap sel
ekstrak. Pada konsentrasi 4.17 0.03 normal ginjal sapi Madin Darby Bovine
g/ml, xantorizol mengurangi 50% Kidney (MDBK).13 Namun, nilai IC50
populasi sel HepG2. Sedangkan nilai xantorizol terhadap sel kanker lebih
IC50 cisplatin terhadap sel HepG2 adalah rendah bila dibandingkan dengan sel
7.41 0.048 g/ml. Berdasarkan normal. Hal ini membuktikan bahwa
perbedaan nilai IC50 tersebut, xantorizol xantorizol bersifat lebih toksik terhadap
memberikan efek antiproliferasi yang sel kanker (data tidak ditunjukkan).

120.00%

100.00%
Jumlah sel hidup (%)

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
1.95E-01 3.91E-01 7.81E-01 1.56E+00 3.13E+00 6.25E+00 1.25E+01 2.50E+01 5.00E+01

Konsentrasi (mg/ml)
xantorizol-HepG2 sisplatin-HepG2
Gambar 1. Efek Antiproliferasi Xantorizol dan Cisplatin terhadap Viabilitas
Sel HepG2.

31
JKM. Vol.8 No.1 Juli 2008: 29 - 35

A B

C D

Gambar 2. Hasil assay TUNEL terhadap Sel HepG2 yang Diberi Perlakuan Xantorizol.
Tanda panah menunjukkan fluoresensi berwarna kuning sebagai indikator
adanya fragmentasi DNA. A: Kontrol negatif. B: Perlakuan xantorizol
selama 24 jam. C: perlakuan xantorizol selama 48 jam. D: perlakuan
xantorizol selama 72 jam. Pembesaran: 1000x.

120%

100% 95%
Indeks Apoptosis (%)

84%
80% 72%

60%

40%

20%
3% 4%
0%
Kontrol 0 24 48 72
Lama perlakuan (jam)
HepG2

Gambar 3. Jumlah sel HepG2 yang Terapoptosis Setelah Perlakuan Xantorizol.

32
Pengaruh Xantorizol terhadap Sel Hepatoma HepG2
(Tri Handayani)

K 0 24 48 72 53 kDa p53

26 kDa - Bcl-2

21 kDa - Bax

46 kDa -aktin

Gambar 4. Hasil Analisis Western blot terhadap Protein p53, Bcl-2, dan Bax
pada Sel HepG2 Setelah Perlakuan Xantorizol.

Hasil assay TUNEL protein di dalam setiap sumur


menunjukkan bahwa sel HepG2 yang elektroforesis.
diberi perlakuan xantorizol menam- Pertumbuhan tumor dapat
pakkan ciri-ciri sel apoptotik, yaitu dihambat dengan mengaktifkan faktor-
fragmentasi DNA, yang dibuktikan faktor apoptosis di dalam sel seperti
melalui fluoresensi berwarna kuning protein penekan tumor p53.18-21 Protein
pada bagian nukleusnya (Gambar 2). ini diaktifkan apabila terdapat senyawa
Pada sel yang diberi perlakuan selama perusak DNA seperti radiasi atau obat
48 jam dan 72 jam, intensitas fluoresensi kemoterapi.22,23,24 Protein p53 yang telah
semakin jelas daripada perlakuan 24 diaktifkan berfungsi sebagai faktor
jam. Hal ini menunjukkan bahwa proses transkripsi untuk mengaktifkan gen-gen
fragmentasi DNA lebih aktif. Pada yang mengontrol siklus sel dan
Gambar 3 tampak bahwa jumlah sel apoptosis.22-26 Salah satu protein target
apoptotik meningkat lebih dari 70% bagi p53 adalah protein anti-apoptosis
setelah perlakuan selama 24 jam, Bcl-2.27 Protein p53 berfungsi
dibandingkan dengan kontrol yang menurunkan tingkat ekspresi protein
kurang dari 5%. Bcl-2 selama proses apoptosis.27,28
Gambar 4 menunjukkan hasil Penurunan tingkat ekspresi
Western blotting terhadap protein p53, protein Bcl-2 yang tidak disertai dengan
Bcl-2 dan Bax pada sel HepG2 setelah perubahan ekspresi protein Bax di
perlakuan xantorizol. Hasil analisis me- dalam sel HepG2 setelah perlakuan
nunjukkan bahwa perlakuan xantorizol xantorizol menyebabkan rasio protein
pada sel HepG2 menyebabkan Bax/Bcl-2 meningkat. Hal ini
peningkatan ekspresi protein p53, menginduksi pembentukan homodimer
penurunan ekspresi protein Bcl-2, Bax/Bax pada membran luar
sedangkan ekspresi protein Bax tidak mitokondria.27 Selanjutnya, homodimer
terpengaruh. Ekspresi protein -aktin tersebut akan membentuk saluran ion
yang digunakan sebagai kontrol internal pada membran mitokondria yang akan
juga tidak berubah, yang menunjukkan melepaskan sitokrom c ke sitoplasma.29
kesamaan muatan atau kepekatan Sitokrom c yang telah dilepaskan akan
berinteraksi dengan Apaf-1 untuk

33
JKM. Vol.8 No.1 Juli 2008: 29 - 35

mengaktivasi kaskade kaspase dan Daftar Pustaka


menginduksi apoptosis.30,31 Penurunan 1. Parkin MD, Bray F, Ferlay J, Pisani P.
tingkat ekspresi protein Bcl-2 juga akan Global Cancer Statistic, 2002. CA Cancer
menyebabkan ion kalsium dilepaskan Journal for Clinicians. 2005; 55: 74-108.
2. Llovet JM. Updated treatment approach
dari lumen retikulum endoplasma (ER)
to hepatocellular carcinoma. Journal of
ke dalam sitoplasma21,32, sehingga 3. Goldstein LJ. Clinical reversal of drug
mengaktifkan berbagai faktor apoptotik resistance. Current problems in Cancer.
seperti kalsineurin, fosfolipase dan 1995; 19(2): 65-124.
protease.29 Hal ini didukung oleh 4. Pezzuto JM. Plant-derived anticancer
penelitian Kim et al.11 bahwa xantorizol agents. Biochem Pharm. 1997; 53: 121-133.
meningkatkan konsentrasi ion kalsium 5. Lin SC. Protective and therapeutic effects
di dalam sitoplasma sel kanker of Curcuma xanthorrhiza on hepatotoxin-
induced liver damage. Am J Chinese Med.
skuamosa mulut SCC-15. Sebagai
1995; 23(3-4): 243-254.
tambahan, penurunan tingkat ekspresi 6. Yamazaki M. Studies on
protein Bcl-2 akan menghambat ekspresi pharmacologically active principles from
protein kinase Raf-1 dan ERK sehingga Indonesian crude drugs. I. Principle
menyebabkan apoptosis.33 Hal ini prolonging pentobarbital-induced
didukung oleh hasil penelitian yang sleeping time from Curcuma xanthorrhiza
telah dilakukan oleh Choi et al.9 yang Roxb. Chem Pharm Bulletin. 1988; 36(6):
membuktikan bahwa xantorizol 2070-2074.
mencegah metastasis tumor paru-paru 7. Yasni S, Imaizumi K, Sugano M. Effects
of an Indonesian medicinal plant,
pada mencit galur C57BL6 dengan
Curcuma xanthorrhiza Roxb., on the levels
menurunkan tingkat ekspresi protein of serum glucose and triglyceride, fatty
Raf-1 dan ERK setelah perlakuan selama acid desaturation, and bile acid excretion
2 minggu. in streptozotocin-induced diabetic rats.
Agricultural Biol Chem 1991; 55 (12): 3005-
3010.
Simpulan 8. Anisah J, Azimahtol Hawariah LP.
Simpulan yang dapat diambil Aktiviti anti-kanker xanthorrhizol ke
dari penelitian ini, adalah bahwa atas titisan sel melanoma manusia,
HM3KO dan mod kematiannya.
xantorizol mempunyai efek anti-
Prosiding Kolokium Siswazah Kelima.
proliferatif terhadap lini sel HepG2, Universiti Kebangsaan Malaysia. 2005.
mengurangi viabilitas sel HepG2 yang 9. Choi MA, Kim SH, Chung WY, Hwang
bergantung kepada konsentrasi ekstrak. JK, Park KK. Xanthorrhizol, a natural
Pada konsentrasi 4.17 0.03 g/ml, sesquiterpenoid from Curcuma
xantorizol mengurangi 50% populasi sel xanthorrhiza, has an anti-metastatic
HepG2. Xantorizol juga menginduksi potential in experimental mouse lung
kematian sel secara apoptosis pada sel metastasis model. Biochemical and
Biophysical Research Communications.
HepG2 dan peningkatan jumlah sel
2005; 326: 210-217.
apoptotik sebanding dengan waktu 10. Itokawa H, Hirayama F, Funakashi K,
pemaparan xantorizol. Xantorizol Takeya K. Studies on the antitumor
menyebabkan apoptosis pada sel HepG2 Bisabalone sesquiterpenoids isolated
dengan mengaktifkan protein p53 dan from Curcuma xanthorrhiza. Chemical and
penurunan tingkat protein Bcl-2. Pharmaceutical Bulletin. 1985; 33(8): 3488-
3492.
11. Kim JY, Lee SH, Chung WY, Park KK,
Lee SH, Seo JT. Xanthorrhizol induces

34
Pengaruh Xantorizol terhadap Sel Hepatoma HepG2
(Tri Handayani)

cell death in oral squamous carcinoma 22. Lowe SW, Ruley HE, Jacks T, Housman
cells. DE. p53-dependent apoptosis modulates
http://kacp.or.kr/journal/haksul/20031 the cytotoxicity of anticancer agents. Cell.
213.poster.pdf accessed on Januari 8, 1993; 74: 957-967.
2005. 23. Cotran RS, Kumar V, Collins T. Robbins:
12. Lee CK, Chung WY, Hwang JK, Park Pathologic basis of disease. 6th edition.
KK. Effect of curcumin, xanthorrhizol Philadelphia: W.B. Saunders Company.
and tamoxifen on Wnt signaling 1999.
pathway components in human breast 24. Hansen R, Oren M. p53: from inductive
cancer cells. http://kacp.or.kr/ signal to cellular effect. Current Opinion
journal/haksul/20031213.poster.pdf Genetic Development. 1997; 7: 46-51.
accessed on Januari 8, 2005. 25. Haupt S, Berger M, Goldberg Z, Haupt
13. Norzila I, Azimahtol Hawariah LP, Y. Apoptosis-the p53 network. J. Cell Sci.
Meenakshi N. Xanthorrhizol induces 2003; 116: 4077-4085.
apoptosis via the up-regulation of bax 26. Macdonald F, Ford CHJ. Molecular
and p53 in HeLa cells. Anticancer biology of cancer. Oxford:BIOS Scientific
Research. 2005; 25(3B): 2221-2227. Publisher Ltd. 1997
14. Siti Farah M, Halimah AS, Azimahtol 27. Miyashita T, Krajewski S, Krajewska M,
Hawariah LP. Potensi xanthorrhizol Wang HG, Lin HK, Liebermann DA,
sebagai agen antitumor kulit. Prosiding Hoffman B, Reed JC. Tumor suppressor
Kolokium Siswazah Kelima. Universiti p53 is a regulator of Bcl-2 and Bax gene
Kebangsaan Malaysia, 2005. expression in vitro and in vivo. Oncogene.
15. Lin L, Hwang PL. Antiproliferative 1994; 9: 1799-1805.
effects of oxygenated sterols: positive 28. Haldar S, Negrini M, Monne M, Sabbioni
correlation with binding affinities for the S, Croce, S.M. Downregulation of Bcl-2
antiestrogen binding sites. Biochimica et by p53 in breast cancer cells. Cancer Res.
Biophysica Acta. 1991; 1082: 177-184. 1994; 54: 2095-2097.
16. Zhou JM, Zhu XF, Pan QC, Liao DF, Li 29. Orrenius S, Zhitovsky B, Nicotera P.
ZM, Liu ZC. Manumycin induces Regulation of cell death: The calcium-
apoptosis in human hepatocellular apoptosis link. National Rev of Mol and
carcinoma HepG2 cells. International Cellular Biol. 2003; 4: 552-565.
Journal of Molecular Medicine. 2003; 12: 30. Adams JM, Cory S. Life-or-death
955-959. decisions by the Bcl-2 protein family.
17. Bradford MM. A rapid and sensitive for Trends in Biochemical Sciences. 2001; 26:
the quantitation of microgram 61-66.
quantitities of protein utilizing the 31. Budihardjo I, Oliver H, Lutter M, Luo X,
principle of protein-dye binding. Wang X. Biochemical pathways of
Analytical Biochemistry. 1976; 72: 248-254. caspase activation during apoptosis. Ann
18. Lowe SW, Lin AW. Apoptosis in cancer. Rev of Cell & Develop Biol. 1999; 15: 269-
Carcinogenesis. 2000; 21(3): 485-495. 290.
19. Bold RJ, Termuhlen PM, McConkey DJ. 32. Zamzami N, Brenner C, Marzo I, Susin
Apoptosis, cancer and cancer therapy. SA, Kroemer G. Subcellular and
Surgical Oncology. 1997; 6: 133-142. submitochondrial mode of action of Bcl-
20. Kauffman SH, Earnshaw WC. Induction 2-like oncoprotein. Oncogene. 1998; 16:
of apoptosis by cancer chemotherapy. 2265-2282.
Experimental of Cell Research 2000; 256: 33. Wang HG, Rapp UR, Reed JC. Bcl-2
4249. targets the protein kinase Raf-1 to
21. Reed JC. Promise and problems of Bcl-2 mitochondria. Cell. 1996; 87: 629-638.
antisense therapy. Journal of National
Cancer Institute. 1997; 89(14): 988-990.

35
36

You might also like