You are on page 1of 7

ARTIKEL

PENGEMBANGAN MODEL PROSES FILTRASI DAN


DISINFEKSI YANG MEMPENGARUffl KUALITAS
AIR MINUMISIULANG

Sukmayati Alegantina,*Ani Isnawati,* Mariana Raini*

Abstract
The need of drinking water keeps rising while the society difficult to get it the best quality. The society
with middle economical consume a lot of drinking water are sold by drinking water refill store cause the
price cheaper than the drinking water in a package. Has not present a tight supervition from the
authority side makes the water from the water drinking refill store is still asking about the quality, in
accordance with the condition that come out by Minister of Health No. 907/Menkes/SK/VII/2002 on 29
July 2002. Therefore, the research of model development in filtration and disinfection process that
influence to the drinking water refill quality is done. Using four models of drinking water cultivation
process. The standart water that was used was taken from the tear in Sukabumi. Because of that water
doesn 't consist any mikroorganisms, therefore 2400 MPN ofEscheria coli and 2400 MPN ofColiform
were added. The series of water cultivation process models are consist of filters and disinfectans. The
filter are silica sand filter, carbon filter and micro filter lum, 5 urn and 10 urn, whereas the disinfectans
are uv and ozon. In cultivation process of the standard water becomes the drinking water was done in
three variations of water flowrates, there are 1 litre/minute, 2 litre/minute and 4 litre/minute. The
physical and chemical test were done after passed the filtration process, whereas the microbiologycal
test was done after passed uv and ozon.. Generally, the microbiological result of drinking water
cultivation process have completed condition, only 1 (20%) of 5 sampels which was consist Escheria
coli and Coliform 2 MPN of after passed through the with 4 litre/minute offlowrate, where as the one
which passed through the ozon with 4 litre/minute offtowrate was 1 (20%) from 5 samples that consists
of 5 MPN of Eschericheria coli and Coliform.. According to standard water can be picked a cultivation
process with silica sand filter, carbon filter and microfilter with 10 urn of size , 5 um,and 1 urn and
also process using disinfectan uv with 2 litre/minute offlowrate.

Keyword: Filtration, disinfection

Pendahuluan umumnya sumber air yang digunakan oleh depot

K ebutuhan akan air minum di masyarakat


terus meningkat sementara masyarakat
semakin sulit mendapatkan air minum
dengan kualitas baik yang berasal dari tanah
maupun dari pengelola air minum, sehingga
AMU berasal dari mata air pegunungan (70%)
dan PDAM (20%) dan sedikit yang menggunakan
air tanah (5%).3 Proses pengolahan air minum
merupakan proses perubahan flsik, kimia dan
biologi yang bertujuan untuk mendapatkan air
masyarakat banyak mengkonsumsi air minum isi bersih, sehat serta memenuhi persyaratan yang
ulang (AMIU). Air minum isi ulang adalah air telah ditetapkan. Tujuan pengolahan air
yang melalui proses pengolahan dan dapat diantaranya: menurunkan kekeruhan , mengurangi
langsung diminum serta memenuhi syarat rasa dan bau, menghilangkan mikroorganisma,
kesehatan.1 Beberapa sumber air yang dapat menurunkan 4kesadahan, memperbaiki derajat
digunakan untuk penyediaan air adalah air hujan, keasaam (pH).
air permukaan, air tanah dan mata air.2Pada Proses pengolahan air minum di depot
* Puslitbang Biomedis dan Farmasi

144 Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 3 Tahun 2008


umumnya menggunakan filtrasi dan disinfeksi. c. Waktu kontak
Jenis filtrasi dan disinfeksi yang dipakai bervariasi Disinfektan agar dapat berfungsi dengan
misalnya pada filtrasi digunakan filter karbon optimal harus mempunyai waktu kontak yang
aktif, pasir silica, filter mikro begjtu juga dengan cukup dengan air yang akan diproses.
disinfeksi menggunakan uv (ultra violet) dan Perlunya dilakukan pengolahan air untuk
ozon. (O3) atau kombinasi uv+ozon dan reverse mendapatkan kualitas yang sesuai dengan
osmosis, tetapi reverse osmosis ini mahal persyaratan dikarenakan air yang tidak memenuhi
sehingga jarang digunakan.5 Filtrasi adalah proses persyaratan sangat baik sebagai media penularan
penyaringan untuk menghilangkan zat padat penyakit. Penyakit yang dapat ditularkan melalui
tersuspensi dari air melalui media berpori. Filter air, dikelompokkan menjadi 4.4
yang digunakan dalam proses filtrasi biasanya 1. Water Borne Diseases
dianggap sebagai saringan yang menangkap/ Adalah penyakit yang ditularkan langsung
menahan zat padat tersuspensi diantara media melalui air minum, di mana air tersebut
filter. Proses filtrasi terutama tergantung pada mengandung kuman pathogen bila diminum dapat
gabungan dari mekanisme fisika dan kimia yang menyebabkan penyakit antara lain kolera, typhoid,
kompleks dan yang terpenting yaitu adsorpsi. hepatitis infektiosa, disentri dan gastroenteritis.
Sedangkan proses disinfeksi adalah proses untuk 2. Water Washed Diseases
membunuh bakteri patogen penyebab penyakit Penyakit yang disebabkan oleh kurangnya
yang penyebarannya melalui air seperti penyakit air untuk pemeliharaan hygienis perseorangan,
typhus, kholera, disentri dan Iain-lain.2 Beberapa dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya
cara yang dapat digunakan untuk membunuh air yang cukup maka penyakit-penyakit tertentu
bakteri phatogen yang ada antara lain:: kimia dapat dikurangai penularannya pada
dengan penambahan zat kimia (oksigen, klorine, manusia, seperti penyakit infeksi saluran
kaporit dll) ,fisik dengan pemanasan air, sinar pencernaan (diare), penyakit infeksi kulit dan
ultraviolet, cara mekanis dengan pengendapan4 selaput lendir
Kecepatan dan keampuhan disinfektan 3. Water Based Diseases
tergantung dari beberapa faktor: Penyakit yang ditularkan oleh bibit
a. Keadaan mikroorganisme penyakit yang sebagian siklus hidupnya di air,
1. Jenis. seperti schistosomiasis. Larva schistosomiasis
Jenis mikrooorganisme, yaitu bakteri, virus hidup di dalam keong-keong air setelah waktunya
atau parasit mempunyai kepekaan tertentu larva ini akan mengubah bentuk menjadi cercaria
terhadap disinfektan yang berlaianan. yang dapat menembus kulit kaki.
2. Jumlah 4. Water Related Insect Vectors
Jumlah mikroorganisme yang besar, Adalah penyakit yang ditularkan melalui
terutama yang patogen akan memerlukan dosis vektor yang hidupnya tergantung pada air
disinfektan yang lebih besar pula. misalnya malaria, demam berdarah, filariasis dan
Sebaliknya kumpulan bakteri akan lebih sebagainya.
sulit ditembus oleh disinfektan. Bakteri cenderung Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
membentuk "clam" dengan suspended solid yang oleh Puslitbang Ekologi Depkes pemakaian alat
ada di dalam air, sehingga air yang keruh harus pengolahan air minum di depot AMU di Jakarta,
dicurigai sebagai air yang mempunyai bakteri Tangerang dan Bekasi menunjukkan bahwa
pathogen yang lebih banyak. pemakaian pasir, karbon aktif 50%, filter/mikro
3. Umur filter 10,5% dan keduanya 39,5%.3 Saragih
Umur mikroorganisme akan mempengaruhi menunjukkan penggunaan disinfeksi uv sebesar
efektivitas disinfektan. 40%, kombinasi uv dan ozon 55% dan reverse
b. Disinfektan osmosis hanya 5%.5 Bervariasinya cara proses
1. Jenis disinfektan misalnya uv, ozon. pengolahan air ini menunjukkan perlu dikembang-
2. Konsentrasi kan pengolahan air minum untuk menjaga mutu
Konsentrasi erat kaitannya dengan waktu produksinya karena proses pengolahan ini
kontak. Bila waktu kontak an- dengan disinfektan merupakan faktor yang sangat menentukan
kecil diperlukan konsentrasi disinfektan yang kualitas air yang dihasilkan.. Dalam penelitian ini
besar. dibuat 4 model yang nantinya akan dipilih 1
model yang memberikan model pengolahan air

Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 3 Tahun 2008 145


minum yang memenuhi syarat paling baik. silika, filter karbon, filter mikro 10 um, 5 um, 1
Hasil survei Forum Komunikasi um, uv dan ozon
pengelolaan Kualitas Air Minum (FORKAMI) Reagensia:
menyatakan bahwa terdapat 96 depot di Jakarta Media agar, akuadest, asam klorida,
yang telah tercemar bakteri Coliform (19,79%) fenantrolin, larutan dapar, amonium asetat,
dan bakteri coll tinja (E. Coli 5,21%). Sedangkan standar besi, standar mangan, asam asetat glasial,
hasil pengujian kualitas 120 sampel AMIU dari 10 larutan EDTA, kalsium karbonat, larutan buffer,
kota besar (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, amonium klorida, amoniak, natrium hidroksida,
Cikampek, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, akuadest, asam nitrat, kalium permanganat,
Medan dan Denpasar) yang dilakukan oleh IPB kalium nitrat, natrium klorida, ditizon, CC14,
Bogor menunjukkan 16% dari sampel tersebut kloroform, biru metilen, barium klorida hidrogen
terkontaminasi bakteri Coliform, yang meng- peroksida, aluminium hidroksida, perak nitrat,
indikasikan buruknya kualitas sanitasi depot aluminium hidroksida, besi klorida, iodium,
AMIU.6 Rivai dari FKM UI juga meneliti 15% kalium iodida, amonium fosfat., 2400MPN
dari 20 depot air minum yang diperiksa ternyata Escheria Coli dan 2400 MPN Coliform
mengandung air baku yang terkontaminasi bakteri (sampel berasal dari mikrobiologi UI)
Coliform dan 2 depot air minum (10%)
6 b.Cara kerja
terkontaminasi E.Coli.
Proses pengolahan air minum dengan
Disain Penelitian menggunakan proses filtrasi dan disinfeksi.
Secara eksperimental laboratorium, mem- Air baku yang digunakan berasal dari mata
bandingkan proses pengolahan air dengan meng- air di daerah Sukabumi. Karena air tersebut tidak
gunakan filter dan disinfektaffl yang berbeda. Ada mengandung mikroorganisme maka dilakukan
4 model rangkaian proses pengolahan air di mana penambahan mikroorganisme sebesar 2400 MPN
masing-masing model menggunakan kecepatan Eschericia coli dan 2400 MPN Coliform. Sebelum
alir 1 liter/menit, 2 liter/menit dan 4 liter/menit. dilakukan proses pengolahan, terlebih dahulu
yaitu: dilakukan pengujian mikrobiologi, fisika dan
Model I: kimia.
Tangki air + filter pasir silika + filter karbon + Model pengolahan air dalam penelitian ini
filter mikro 10 um, 5um dan 1 urn + uv. menggunakan proses filtrasi dan disinfeksi dengan
bahan dan spesifikasi sebagai berikut:
Model II: 1. Tangki air baku
Tangki air + filter pasir silika + filter karbon aktif Tangki air baku digunakan untuk
+ filter mikro 10 um, 5 um dan 1 um + uv + menampung air baku mempunyai volume 250
ozon. liter, terbuat dari bahan PVC
Model III: 2. Pompa
tangki air + filter pasir silika + filter mikro 10 urn, Pompa berfimgsi untuk memompa air baku
5 urn dan 1 urn dan uv . ke sistem pengolahan air dengan spesifikasi:
Model IV: - Model AQUA 106C
Tangki air + filter pasir silika + filter mikro 10 - Max Cap 32 Ltr/M
um, 5 urn dan 1 urn + uv + ozon. - Suet head 9 Mtr
Pengujian terhadap air baku dan air setelah - Disc head 15 Mtr
proses pengolahan dilakukan secara fisika, kimia - Total head 24 Mtr
dan mikrobiologi dengan metoda sesuai dengan - Size 1" x 1"
yang dipersyaratkan oleh Keputusan Menteri - Output 90 watt
Kesehatan Menkes No.907/Menkes/ SK/VII/2002 - V/HZ/PH 220/50/1
tanggal 29 Juli 2002 Tentang Syarat-Syarat dan - RPM 2850
Pengawasan Kualitas Air Minum secara - Winding class: C
mikrobiologi, fisika dan kimia7 3. Filter Pasir
Berfungsi untuk menghilangkan/menurun-
kan kekeruhan dan suspended solid yang terlarut
Bahan dan Cara Kerja
a. Bah an dalam air. Pasir silika dimasukkan ke dalam
Botol galon, pompa , tangki air, filler pasir tabung yang tingginya 75 cm, diameter tabung 15

146 Media Lit bang Kesehatan Volume XVIII Nomor 3 Tahun 2008
cm, ukuran partikel dari pasir silika 40 mesh, senyawa oksidator kuat yang mampu membunuh
volume dari pasir silika 75%. semua bakteri/mikroorganisme yang larut dalam
4. Filter Karbon8 air termasuk bakteri Coliform dan E.coli.
Karbon filter berfungsi untuk meng-
hilangkan bau, warna, rasa, senyawa organik, dan Pengujian air dilakukan secara mikro-
kekeruhan sehingga air menjadi jernih. Pada biologi, fisika dan kimia.
saringan dengan menggunakan karbon aktif Air baku sebelum proses pengolahan
terjadi proses adsorpsi, yaitu penyerapan zat-zat terlebih dahulu dilakukan pengujian secara
yang akan dihilangkan oleh permukaan karbon mikrobiologi, fisika dan kimia. Setelah melalui
aktif. Apabila seluruh permukaan karbon aktif proses pengolahan air dengan melewati filter
telah jenuh atau sudah tidak mampu lagi dilakukan kembali pengujian secara fisika dan
menyerap maka proses penyerapan akan berhenti kimia. Setelah air melalui disinfektan dilakukan
dan karbon aktif harus segera diganti. Karbon pengujian secara mikrobiologi.
dimasukkan ke dalam tabung yang tingginya 75
cm, diameter tabung 15 cm, ukuran partikel dari Hasil dan Pembahasan
pasir silika 20 mesh, volume dari pasir silika 75%. Hasil pengujian fisika, kimia dan
5. Filter Mikro mikrobiologi dengan menggunakan 4 model
Berfungsi untuk menjernihkan air dengan pengolahan air baku dilakukan dengan 3 variasi
cara menyaring partikel-partikel halus dalam air kecepatan alir yaitu 1 : lliter/menit; kecepatan alir
dengan ukuran 10 mikron, 5 mikron dan 1 mikron. 2 : 21iter/ menit; 4 Uter / menit.
6. Ultraviolet Sampel air baku yang digunakan di mana
Disinfeksi dengan menggunakan ultraviolet air tersebut tidak mengandung mikroorganisme
memanfaatkan panjang gelombang. Panjang maka dilakukan penambahan mikroorganisme
gelombang yang digunakan berkisar antara 240 - sebesar 2400 MPN E. Coli dan 2400 MPN
280 nm dapat efektif untuk membunuh bakteri Coliform (mikroorganisme didapat dari mikro-
dan mikroorganisme. Disinfeksi sangat di- biologi UI) untuk melihat kemampuan alat
pengaruhi oleh waktu kontak yang cukup dengan pengolahan air dalam menghilangkan mikro-
yang diproses. Sinar yang digunakan berada pada organisme. Dalam penelitian ini sampel air baku
panjang gelombang 257 nm dengan kekuatan 15 sebelum dilakukan proses pengolahan air menjadi
watt. air minum terlebih dahulu dilakukan pengujian
7. Ozone fisika, kimia, dan mikrobiologi. Untuk melihat
Ozone (O3) mempunyai berat molekul model proses pengolahan air minum yang terpilih
dengan berat 48 g/mol dan mempunyai sifat dilihat dari kemampuan alat filter dan disinfektan
mudah larut di dalam air dan mudah yang digunakan dalam menurunkan kadar air
terdekomposisi pada temperatur dan pH yang sehingga memenuhi persyaratan. Kemampuan alat
tinggi, berfungsi mengubah gas oksigen dalam dalam penurunan kadar air dari setiap parameter
udara menjadi gas ozone. Gas ozone merupakan yang diuji dapat dilihat pada tabel 1, 2 dan 3.

Tabell. Hasil Uji Air Secara Fisika Setelah Melalui Proses Filtrasi Dengan Kecepatan alir
1 liter/menit, 2 liter/menit dan 4 liter/menit
Penurunan Kadar Dengan Kecepatan Alir
lliter/menit 2 liter/menit 4 liter/menit
No Parameter Kadar mas yg Memakai Tanpa Memakai Tanpa Memakai Tanpa
(satuan) diperbolehkan Karbon Karbon Karbon Karbon Karbon Karbon
(Model I) (Model HI) (Model I) (Model III) (Model I) (Model III)
1 Bau Tidak berbau
Jml Zat pdt terlamt
2 (mg/1) 1000 22.1 21.9 20.9 21.2 20.9
Kekeruhan (Skala
3 NTU) 5 0.9 0.8 0.8 0.8 0.8
4 Rasa Tidak berasa
5 Suhu (C) Suhu udara +30 C 0 0 0 0 0 0
6 Wama (Skala
NTU) 15 5 15 15 15 15 15

Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 3 Tahun 2008 147


label 2. Hasil Uji Air Secara Kimia Setelah Melalui Proses Filtrasi Dengan Kecepatan alir
1 liter/menit, 2 liter/menit dan 4 liter/menit

Penurunan kadar Dengan Kecepatan Alir


Kadar 1 liter/menit 2 liter/menit 4 liter/menit
Parameter max yg
No Memakai Tanpa Memakai Tanpa Memakai Tanpa
(Satuan) diperboleh
Karbon Karbon Karbon Karbon Karbon Karbon
kan
(Model I) (Model III) (Model I) (Model HI) (Model I) (Model III)
1 Air raksa (mg/1) - - - - - -
2 Alumunium (mg/1 0,2 - - - - - -
3 Arsen (mg/1) 0,01 0.009 0,0004 0.0012 0,0005 0.0012 0.0008
4 Barium (mg/1) - - - - Tt Tt
5
6
Besi (mg/1)
Kadmium (mg/1)
0,3
0,03
0.23
0.0004
0.17
0.0004
i m:
0.0004
1 0.21
0.0004
0.23
0.0004
0.22
0.0004
7 Kromium (mg/1) 0,05 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 Tt
8
9
Mangan (mg/1)
Natrium (mg/1)
0,1 0.024
-
0.005
-
iiiiiiiKiii
-
1 0.02
-
0.022
-
0.020
0
10 Perak (mg/1) - - - - -
11 Selenium (mg/1) 0,01 0.0012 0.0012 0.0012 0.0012 0.0012 0.0012
12 Seng (mg/1) 3 0.03 0.01 0.03 0.02 0.03 0.02
13 Tembaga (mg/1) 1 - - - - - -
14 Timbal (mg/1) Tt Tt Tt Tt - -

label 3. Hasil Uji Kimia Anionik, pH, Kesadahan, Zat Organik Air Setelah Melalui Proses Filtrasi
Dengan Kecepatan alir 1 liter/menit, 2 liter/menit dan 4 liter/menit

Penurunan kadar pada Kec Alir


Kadar lliter/menit 2 liter/menit 4 liter/menit
max yg
No Memakai Tanpa Memakai Tanpa Memakai Tanpa
(Satuan) diperboleh
Karbon Karbon Karbon Karbon Karbon Karbon
(Model I) (Model III) (Model I) (Model III) (Model I) (Model III)
1. Fluorida (mg/1) 1.5 0,06 0,06 !!ssS8$|||l;l 0,08 0,01 0,03
2. Kesadahan (mg/1) 500 9,3 5,5 9,0 11,2 9,0
3. Klorida(mg/l) 230 0,2 0,1 0,2 0,2 0,9 0,9
4. Nitrat (mg/1) 50 0,2 0,1 llllllli 0,2 0,3 0,2
5. Nitrit(mg/l) 1 0,089 0,012 0,083 0,089 0,083
6. PH 6,5-8,5 0 0 0,03 0,03 0,03 0,03
7. Sianida (mg/1) 0,07 - - - - - -
8. Sulfat (mg/1) 250 1,62 1,56 1,62 1,86 1,63
9. Sulfida (mg/1) 0,05 - - - - - -
10 Zat organic (mg/1 10 Tt Tt Tt Tt Tt Tt

Semua kadar dari parameter yang diuji dihilangkan pada waktu air melalui lapisan materi
sebelum proses filtrasi berada dalam batas yang berbentuk butiran yang disebut media filter.
diizinkan oleh Depkes RI. Sehingga penurunan Pengolahan air setelah melalui proses filtrasi
kadar masing-masing parameter dari hasil proses dengan menggunakan pasir silika dan filter karbon
filtrasi sangat kecil. memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan
Filter yang digunakan dalam proses filtrasi bila tidak menggunakan karbon dimana
biasanya dianggap sebagai saringan yang penggunaan filtrasi dengan memakai karbon ini
menangkap/menahan zat padat diantara media dapat lebih mengurangi atau menurunkan kadar
filter. Proses filtrasi terutama tergantung pada dari jumlah zat padat terlarut dan kekeruhan
gabungan dari mekanisme fisika dan kirnia yang dimana filter karbon dapat berfungsi untuk
kompleks dan yang terpenting adalah adsorpsi. mengurangi kadar organik, warna, bau, rasa dan
Pada waktu melalui lapisan filter, zat padat kekeruhan. Keberadaan besi dan mangan di dalam
terlarut bersentuhan dan melekat pada permukaan air dapat mempengaruhi kesadahan. Endapan
dari butiran media filter. Zat padat terlarut yang terbentuk dapat mengakibatkan pewaraaan

148 Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 3 Tahun 2008


pada baju. Kesadahan yang tinggi dapat belum mati. Disinfeksi dengan ozon didapat 1
menghambat sifat toksik dari logam berat, kation sampel yang mengandung 5 MPN Coliform dan 5
penyusun kesadahan dapat bereaksi dengan logam MPN E.Coli pada kecepatan alir 1 liter/menit.
berat. Disinfeksi dengan ozon yang menggunakan
Senyawa besi umumnya bersifat sukar larut kecepatan alir yang terlalu cepat dapat meng-
dalam air , sehingga pemakaian filter karbon dan akibatkan ada bakteri yang belum mati. Dengan
filter pasir silika dapat mengurangi jumlah besi demikian kecepatan alir yang terlalu tinggi/cepat
dalam air, dapat memungkinkan masih adanya bakteri yang
Mangan berperan dalam pertumbuhan belum mati.
bakteria dimana defisiensi mangan dapat meng-
hambat pertumbuhan. Dengan demikian jumlah Kesimpulan dan Saran
mangan yang kecil dapat mengurangi jumlah Kesimpulan
bakteri dalam air. Dari hasil yang diperoleh dengan
Dari ke tiga label diatas dapat dilihat basil mengembangkan model proses pengolahan air
proses pengolahan air minum yang telah dapat disimpulkan:
dilakukan dengan menggunakan model filtrasi - Pemakaian filter karbon dan pasir silika
dengan memakai filter pasir silika dan filter sebagai filtrasi berpengaruh dalam menurun-
karbon dapat dipilih kecepatan alir yang paling kan/mengurangi jumlah zat padat terlarut,
baik yang digunakan dalam proses pengolahan air kekeruhan, warna, zat padat terlarut, besi dan
dalam penelitian ini adalah 2 liter/menit. sulfat
Air baku yang digunakan untuk proses Dari keempat model yang digunakan dari
disinfeksi yaitu melalui uv dan ozon. Air di ambil hasil penelitian ini dapat dipilih model filtrasi
sebanyak 5 sampel dengan perlakuan penambahan dengan memakai filter pasir silika + filter
bakteri sehingga mengandung 2400 MPN karbon+ filter mikro filter dengan ukuran 10
Coliform dan 2400 MPN E.Coli untuk dilakukan um, 5 urn dan lum . Untuk Model disinfeksi
pengujian secara mikrobiologi dimana masing- yang dipilih yaitu dengan menggunakan
masing sampel dilakukan 5 kali pengujian. Untuk disinfektan uv. Sehingga untuk jenis air baku
hasil mikrobiologi dari hasil proses disinfeksi seperti yang telah dilakukan dalam penelitian
dapat dilihat pada tabel 4. ini dapat dipilih model I dalam proses
Hasil pengujian secara mikrobiologi ada 1 pengolahan air baku menjadi air minum.
sampel yang mengandung 2 MPN Coliform dan Dari 3 kecepatan alir yang dipakai dalam
2400 MPN E.Coli dengan uv (kecepatan alir 4 proses pengolahan air dengan model yang
liter/menit) disini terlihat bahwa waktu terpilih lebih baik dengan menggunakan
penyinaran untuk uv pada kecepatan alir yang kecepatan alir 2 liter/menit.
lebih cepat dapat mengakibatkan ada bakteri yang

Tabel 4. Kualitas Air Secara Mikrobiologi Setelah Melalui Proses Disinfeksi UV (model HI),
UV + Ozon (model IV)

Parameter yang diuji yang tidak memenuhi syarat


Proses disinfeksi
No. MPN T ..,,, MPN _
dengan Yang diuji Coliform JumlaliC/-) E.CoB Jumlah (%)
1. UV, (HI) 5
2. UV2(III) 5
3, UV3(III) 5 2 1 (20) 2 1 (20)
4. UV i+ 0, (IV) 5
5. UV2 + 0 2 (IV) 5
6. UV3 + O3 (IV) 5 5 1 (20) 5 1 (20)
Ket. 1 : Dengan kecepalan alir 1 liter/ menit
2 : Dengan kecepatan alir 2 liter/ menit
3 : Dengan kecepatan alir 4 liter/ menit

Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 3 Tahun 2008 149


Saran Quality, Vol. 2 Geneva
Untuk penelitian selanjutnya disarankan 5. Saragili . R., 2003, Efektifitas Proses
Memvariasikan sumber air yang dipakai. Pengolahan Air Minum Di Depot Air Minum
Untuk melihat kemampuan filter dan Ditinjau dari Kualitas Bakteriologi Studi
desinfektan perlu ditambahkan zat-zat kimia Kasus pada 20 Depot Air Minum Di Jakarta
dan bakteri pada air baku sehingga lebih jelas Pusat,SkripsiFKM-UI.
terlihat maksimal penyerapan oleh filter 6. Kompas., 2003, Produk Air Minum Isi Ulang
maupun desinfektannya. Tercemar Bakteri coliform, 15 November
2003, hall 8.
Daftar Pustaka 7. Departemen Kesehatan R.I.,2002, Keputusan
1. Departemen Kesehatan R.I, Ditjen Menteri Kesehatan Republik Indonesia
PPM&PLP., 1995, Pelatihan Penyehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 Tentang
Air Syarat-Syarat dan Pengawasan kualitas Air
2. Departemen Kesehatan R.I, Ditjen Minum, Departemen Kesehartan R.I.
PPM&PLP., 2003, Pedoman dan Pengawasan 8. Penerapan Karbon Aktif pada Pengolahan
Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Air Minum, Ir. Ismail, diperoleh dari
3. Athena, 2004, Penelitian Kualitas Air Minum http://arsip.pontianakpost.com/berita/inde
Dari Depot Air Minum Isi Ulang Di Jakarta, x.asp?Berita=Opini&id=16662 dikutip 9
Tangerang dan Bekasi, Puslitbang Ekologi nov 2008 jam 16.03
Balitbangkes Dep Kes
4. WHO., 1996, Guidelines for Drinking Water

150 Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 3 Tahun 2008

You might also like