Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Syariah / hukum islam pada saat ini sepertinya sudah dikesampingkan oleh sebagian
umat Islam.Padahal jika kita pahami tujuan dari syariah Islam tersebut sangatlah baik.
Pengaruh budaya serta hukum liberal dan kapitalis telah mengalihkan pandangan
sebagian umat Islam. Akibatnya banyak umat Islam yang tidak mengetahui lagi
hukum-hukum Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah ini, maka kami membuat suatu rumusan masalah,
yaitu :
C. Batasan Masalah
Hukum-hukum syariah, serta penerapan hukum syariah dalam ilmu ekonomi.
D. Tujuan
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Agama Islam. Makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar kepada pembaca tentang hukum-
hukum syariah serta pengaplikasiannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengerian Hukum Syariah
Secara etimologis kata Syariah berakar kata syaraa ( ) yang berarti sesuatu
yang dibuka secara lebar kepadanya. Dari sinilah terbentuk kata syariah yang
berarti sumber air minum. Kata ini kemudian dikonotasikan oleh bangsa Arab
dengan jalan yang lurus yang harus diikuti.
Secara terminologis, Muhammad Ali al-Sayis mengartikan syariah dengan jalan
yang lurus. Kemudian pengertian ini dijabarkan menjadi: Hukum Syara mengenai
perbuatan manusia yang dihasilkan dari dalil-dalil terperinci. Syekh Mahmud Syaltut
mengartikan syariah sebagai hukum- hukum dan tata aturan yang disyariatkan oleh
Allah bagi hamba-Nya untuk diikuti
Syariat atau syariah secara harfiah adalah jalan ke sumber (mata) air yakni jalan lurus
yang harus diikuti oleh setiap muslim. Syariat merupakan jalan hidup muslim. Syariat
memuat ketetapan-ketetapan Allah dan ketentuan Rasul-Nya, baik berupa larangan
maupun berupa suruhan, meluputi seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia.
Syariat merupakan norma hukum dasar yang ditetapkan Allah, yang wajib diikuti oleh
orang Islam berdasarkan iman yang berkaitan dengan akhlak, baik dalam
hubungannya dengan Allah maupun dengan sesama manusia dan benda dalam
masyarakat.
Syariat menguraikan ilmu baru secara khusus yang disebut ilmu fikih, yaitu ilmu yang
mempelajar atau memahami syariat dengan musatkan perhatiannya pada perbuatan
(hukum) manusia mukallaf.
Kata yang sangat dengan hubungannya dengan perkataan syariat seperti telah
disebutkan di atas adalah syara dan syari.
Aqidah, Syariah dan Akhlak, ketiganya merupakan 3 pokok ajaran Islam. Ketiganya harus
selalu bersamaan dengan aqidah berjalan di depan. Istilahnya menurut dosen Hukum
Islam saya, Akhlak dan syariah mencantol pada aqidah.
Adapun filosofi lain, aqidah, syariah, dan akhlak bagaikan suatu pohon, di mana aqidah
merupakan akar, syariah merupakan batang dan akhlak adalah dedaunan. Syariah dan
akhlak akan tumbang tanpa adanya aqidah yang mengakarinya
1. Hukum Taklifi
Hukum taklifi adalah titah Allah yang berbentuk tuntutan dan pilihan.
Dinamakan hukum taklif karena titah ini langsung mengenai perbuatan
orang yang sudah mukallaf. Yang dimaksud dengan mukallaf dalam kajian
hukum islam adalah setiap orang yang sudah baligh (dewasa) dan waras.
Anak-anak, orang gila / mabuk dan orang tertidur tidak termasuk golongna
mukallaf, maka segala tindakan yang mereka lakukan tidak dapat
dikenakan sangsi hukum. Ada dua bentuk tuntutan di dalam hukum islam,
yaitu tuntutan untuk mengerjakan dan tuntutan untuk meninggalakan.
Dari segi kekuatan tuntutan tersebut terbagi pula ke dalam dua bentuk
yaitu tuntutan yang bersifat mesti dan tuntutan yang tidak mesti dan
pilihan yang terletak di antara mengerjakan dan meninggalkan.
Menurut Al-Amidi ( 1983 : 91 ) hukum taklif itu ada empat dengan tidak
memasukkan al-ibadah (pilihan) karena yang dimaksud dengan taklif itu
adalah beban kepada orang yang mukallaf baik untuk mengerjakan atau
meninggalkan, sedangkan menurut jumhur ulama hukum taklif itu ada
lima macam yang disebut juga dengan hukum yang lima sebagai berikut.
2. Hukum Wadhi
Ulama ushul fiqh membagi hukum wadhI kepada lima macam yaitu
berikut ini. Sabab, syarth, mani, shah, dan bathil (Nasrun Haroen, 1995:
40), sedangkan menurut Al-Amidi tujuh macam yaitu berikut ini. Sabab,
syarth, mani, shah, bathil, azimah dan rukhsah (Al-Amidi, 1983 : 91).
1. Sabab, yaitu titah yang menetapkan bahwa sesuatu itu dijadikan sebab
bagi wajib dikerjakan suatu pekerjaan , seperti firman Allah SWT dalam
Q.S 17 :78.
2. Munakahat
Hukum mawaris dan wasiat yaitu hukum yang mengatur perpindahan dan
pembagian harta karena adanya kematian. Sumber-sumber hukum mawaris dalam
quran antara lain firman Allah SWT dalam Q.S 4:7.
5. Hukum Murafaat
Hukum murafaat atau hukum acara adalah hukum yang berkaitan dengan
usaha penyelesaian akibat kejahatan di pengadilan seperti kesaksian, gugatan dan
pembuktian. Masalah kesaksian ini antara lain dalam firman Allah dalam Q.S
2:282.
6. Siyasah
Hukum tata Negara adalah hukum yang mengatur kehidupan masyarakat dan
bernegara. Firman Allah SWT antara lain dalam Q.S 4:34 dan Q.S 9:71.
8. Hukum Internasional
Kemunculan sistem ekonomi dan bank syariah dalam percaturan ekonomi dan
perbankan moderen merupakan upaya menghadirkan (dekonstruksi) aspek lain yang
telah termarginalkan dalam ilmu dan sistem ekonomi moderen, takni terjadinya erosi
nilai-nilai spiritual.
Penelitian Syafei, dkk (2004) menekankan sisi yang sama, yaitu konsistensi bank
syariah dalam menerapkan nilai-nilai dan tujuan Islam. Ketidak konsistenan ini,
menurut kesimpulan penelitian mereka disebabkan sejumlah faktor, pertama,
masyarakat mulim mengadopsi budaya Barat sebagai cerminan perilaku ekonomi;
kedua, praktisi perbankan Islam banyak yang pragmatis, berbeda dengan cita-cita
Islam ang mengarah pada kesejateraan umat; ketiga, pengaruh sistem ekonomi
sekularis-materialis-kapitalis yang mempengaruhi pelaksanaan bank yang lebih tidak
islami; keempat, kesenjangan kualifikasi praktisi yang mengerti sistem barat tetapi
lemah syariah, sebaliknya ahli syariah memiliki sedikit pengetahuan transaksi nyata
dunia.
a. Prinsip tauhid. Tauhid adalah fondasi keimanan islam. Ini bermakna bahwa
segala apa yang dialam semesta ini didesain dan dicipta dengan sengaja oleh
Allah SWT, bukan kebetulan dan semuanya pasti memiliki tujuan. Tujuan
inilah yang memberikan signifikasi dan makna pada eksistensi jagat raya,
termasuk manusia yang menjadi salah satu penghuni didalamnya.
b. Prinsip khalifah. Manusia adalah khalifah Allah SWT di muka bumi. Ia
dibekali dengan perangkat baik jasmaniah maupun rohaniah untuk dapat
berperan secara efektif sebagai khalifah-Nya. Implikasi dari prinsip ini
adalah: (1) persaudaraan universal (2) sumber daya adalah amanah, (3) gaya
hidup sederhanana, (4) kebebasan manusia.
c. Prinsip keadilan. Keadilan adalah salah satu misi utama ajaran islam.
Implikasi dari prinsip ini adalah: (1) pemenuhan kebutuhan pokok manusia,
(2) sumber-sumber pendapatan yang halal Dan tayyib, (3) distribusi
pendapatan dan kekayaan mearata, (4) pertumbuhan dan stabilitas.
BAB III
KESIMPULAN
1. Syariah merupakan norma hukum dasar yang ditetapkan Allah, yang wajib diikuti
oleh orang Islam berdasarkan iman yang berkaitan dengan akhlak, baik dalam
hubungannya dengan Allah maupun dengan sesama manusia dan benda dalam
masyarakat.
2. Syariah berbeda dengan ilmu Fikih.
3. Hukum islam dibagi menjadi dua, yaitu hukum al-taklifi dan wadhi.
4. Prinsip hukum syariah adalah 1) Sesuai dengan fitrah manusia, 2) Fleksibel dalam
pelaksanaannya, 3) Tidak memberatkan, 4) Penerapan hukum secara bertahap, dan 5)
Adil.
5. Pengaplikasian hukum syariah terdapat dalam ibadah mahdhah dan ibadah ghairu
mahdhah.
6. Pengaplikasian hukum syariah dalam ilmu duniawi contohnya adalah ekonomi
syariah.
Daftar Pustaka
Adlany, Nazry, H.A, dkk. 1988. Al Quran Terjemahan. Indonesia. Gunung Agung.
Agus, Bustanuddin. 2006. Islam dan Ekonomi:Suatu Tinjauan Sosiologi Agama. Padang.
Andalas University Press.
Ali, Mohammad Daud. 1984. Kedudukan Hukum Islam dalam Sistem Hukum. Jakarta.
Yayasan Risalah.
Dr. Mardani. 2011. Ayat-Ayat dan Hadis Ekonomi Syariah. Jakarta.Pt RajaGrafindo Persada.
Mohammad Daud Ali, S.H., Prof. H..1990. Hukum Islam:Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
Hukum Islam di Indonesia(edisi keenam). Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.