You are on page 1of 10

LAPORAN EVALUASI KEPATUHAN TERHADAP CLINICAL PATHWAY

JANUARI 2015
Bab I
Pendahuluan

Clinical Pathway telah mulai diterapkan di RSRP sejak tahun 2010 yang disusun
berdasarkan PPK dan telah mendapatkan kesepakatan dokter spesialis yang
bersangkutan.

Clinical Pathway yang diterapkan adalah untuk :


1. Gastroenteritis
2. Demam Thypoid
3. Demam Berdarah
4. Bibir Sumbing
5. Sectio Secaria
6. Stroke
7. Appendiktomi
8. Herniotomy
9. Hemorrhoidectomy
10.Operasi FAM ( Tumor Jinak Payudara)

Pada tahun 2010 2012, evaluasi kepatuhan terhadap Clinical Pathway dilakukan
melalui Audit Medik oleh Komite Medik. Awal tahun 2013 evaluasi kepatuhan
terhadap Clinical Pathway akan ditambah dengan menggunakan sistem
komputer, yaitu petugas memasukkan data-data perawatan pasien yang secara
otomatis akan dibandingkan dengan Clinical Pathway. Apabila terdapat
ketidaksesuaian ,maka sistem akan memberikan tanda. Pengembangan sistem ini
telah dilakukan sejak akhir tahun 2012, namun sampai dengan akhir 2014 sistem
belum dapat digunakan karena kendala internal. Karena itu pada tahun 2013-2014
evaluasi kepatuhan hanya dilakukan melalui audit medik oleh Komite Medik.

Pada akhir tahun 2014, karena data-data kepatuhan terhadap Clinical Pathway
belum ada maka diputuskan evaluasi kepatuhan akan dilakukan secara manual,
dengan sebelumnya menentukan 5 area prioritas Clinical Pathway .

Pemilihan area prioritas berdasarkan kriteria Risiko Tinggi (High risk), Sering terjadi
(High Volume), High Cost, dan Rawan Masalah (Problem prone), yaitu :

1. Demam thypoid
2. Sectio cecaria
3. Hernia
4. Appendiktomi
5. FAM
BAB II
Pelaksanaan

Dilakukan oleh Ketua Panitia PMKP, Wakil Ketua Komite Medik dan Case
Manager .
Dilakukan setiap bulan.
Dengan cara audit berkas RM, membandingkan catatan perawatan pasien
dengan Clinical Pathway.
Perhitungan sampel yang digunakan adalah 10 % dari populasi.
Apabila terdapat variabilitas dalam perjalanan penyakit atau komplikasi tidak
digunakan sebagai populasi pengambilan data.
Kriteria yang dinilai adalah :
o Operasi : Asesmen klinis (diagnosa), Penunjang (Lab/Radiologi/PA),
Tindakan (Konsultasi dokter, Asesmen anestesi dan bedah,
kelengkapan informed consent, penandaan), Obat dan lama rawat.
o Non operasi : Asesmen klinis, Penunjang (lab/radiologi), obat dan lama
rawat.
BAB III
Hasil

Hasil evaluasi Bulan Januari 2015:

1. Demam thypoid

Tabel kesesuaian

Persentase kepatuhan thd CP Demam Thypoid


120
100
80 Persentase kepatuhan thd CP Demam Thypoid
60
40
20
0
Lama Rawat Asesmen klinis Penunjang Obat

Hasil :

Ketidaksesuaian CP terdapat pada Pemeriksaan Penunjang dan Obat.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa demam


thypoid adalah Widal dan Tubek TF. Widal dilakukan pada akhir minggu pertama
sementara Tubek pada hari ke 3 - 5. Dari 6 pasien, hanya 1 (17 %) pasien yang
diperiksa dengan menggunakan Tubek dan dilakukan sesuai dengan Clinical
Pathway. Sementara 5 pasien (83 %) menggunakan Widal dan dilakukan pada awal
minggu pertama (tidak sesuai dengan Clinical Pathway) .

Obat untuk Demam Thypoid dalam Clinical Pathway adalah Ceftriaxone. Hanya 4
pasien (67 %) yang menggunakan obat sesuai dengan Clinical Pathway

Ketidaksesuaian pemeriksaan penunjang disebabkan kebutuhan asuransi. 5 pasien


yang diperiksa adalah pasien asuransi, dimana syarat untuk dapat dirawat inap
dengan diagnosa Demam Thypoid adalah pemeriksaan widal +. Karena itu
pemeriksaan dilakukan pada awal minggu pertama.

2. Sectio Secaria

Tabel kesesuaian

Hasil:

Ketidaksesuaian CP terdapat pada lama rawat dan asesmen klinis.

Lama rawat untuk Sectio cesaria adalah 3 hari. Dari 11 pasien hanya 1 (10 % )tanpa
komplikasi dengan waktu lama rawat > 3 hari. Hal

Asesmen klinis atau pemeriksaan awal tidak ditemukan pada catatan RM 1 (10 %)
pasien. Hal ini disebabkan tidak lengkapnya dokter mengisi catatan RM pasien .

3. Hernia

Tabel kesesuaian
Persentase kepatuhan thd CP Hernia
120
100
80
60 Persentase kepatuhan
40 thd CP Hernia
20
0

Hasil:

Dari 5 pasien, seluruhnya (100 %)sesuai dengan Clinical Pathway.

4. Appendiktomi

Tabel kesesuaian
Persentase kepatuhan thd CP Appendiktomi
120
100
80
60 Persentase kepatuhan
40 thd CP Appendiktomi
20
0

Hasil:

Ketidaksesuaian terhadap Clinical Pathway terdapat pada lama rawat.

Lama rawat untuk appendiktomi adalah 3 hari. Dari 4 pasien, terdaoat 2 (50 %)
pasien yang lama rawatnya > 3 hari. 2 pasien tersebut diagnosanya adalah
appendisitis kronis. Pada appendisitis kronis perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang (apendicogram) yang membutuhkan waktu untuk persiapan. Sebenarnya
pemeriksaan dapat dilakukan pada rawat jalan, namun karena pasien merupakan
pasien asuransi maka harus dilakukan di rawat inap agar ditanggung sehingga lama
rawat bertambah 1 hari untuk pemeriksaan apendicogram.

5. FAM

Tabel ketidaksesuaian
Persentase kepatuhan thd CP FAM
120
100
80
60 Persentase kepatuhan
40 thd CP FAM
20
0

Dari 3 pasien, seluruhnya (100 %) sesuai Clinical Pathway.


BAB IV
Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan

Dari evaluasi Clinical Pathway yang telah dilakukan , sebagian besar dokter
spesialis telah mengikuti CP yang berlaku.
Ketidaksesuaian terhadap Clinical Pathway sebagian besar disebabkan
karena kebutuhan asuransi untuk pemeriksaan penunjang.
Ketidaksesuaian obat dikarenakan Clinical Pathway belum disesuaikan
dengan formularium nasional dan PPK terbaru.

Rekomendasi

Melakukan Sosialisasi lebih lanjut dengan DPJP agar melakukan perawatan


medis sesuai dengan Clincal Pathway.
Memaparkan hasil evaluasi Clinical Pathway dalam rapat Komite Medik.
Merevisi Clinical Pathway agar obat-obatan yang digunakan sesuai dengan
formularium nasional dan PPK terbaru.
Melaksanakan audit medis dengan rutin.
Kepatuhan CP dijadikan sebagai salah satu penilaian kinerja tenaga medis

You might also like