You are on page 1of 7

BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis

Volume 13, Nomor 1, Juni 2009, hlm.45-51

SUCCESSION MANAGEMENT: UPAYA HUMAN RESOURCE


PLANNING MENUJU SUCCESS CORPORATE

Rini Kuswati
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jalan A. Yani Tromol Pos 1, Surakarta 57102 Indonesia Telepon: +62- 0271-717417 Psw. 211, 229
E-mail: rinikuswati@yahoo.com

Diterima 2 Agustus 2008 /Disetujui 14 Maret 2009

Abstract: The changes of the business environment, societal expectations, and internal proc-
esses, cooperation are redesigning their succession planning to remain competitive in devel-
oping strong leadership teams. By moving to succession management, corporations create a
more flexible and dynamic approach for preparing future executive and have the leadership
necessary ready to meet the business challenges of the remainder of the decade and beyond.
Succession management allows the corporate leadership to instill a more dynamic process be-
came easier to integrate with the firms strategic initiatives. It better aligns organizational
thinking with the external environment where the discontinuities make it possible to antici-
pate the full spectrum of change that a corporation will confront. It is the leadership and suc-
cession philosophy that focuses on developing the creativity and flexibility that allows for a
more rapid response to change. So succession management as one way to became the success
corporate.
Keywords: human resource planning, succession planning, succession management, success
corporate

Abstrak: Perubahan lingkungan bisnis, harapan masyarakat, dan proses internal, serta ker-
jasama yang mendesain ulang perencanaan suksesi mereka untuk tetap kompetitif dalam
mengembangkan tim kepemimpinan yang kuat. Denga menerapkan manajemen suksesi, peru-
sahaan menciptakan pendekatan yang lebih fleksibel dan dinamis untuk mempersiapkan ekse-
kutif masa depan dan memiliki kepemimpinan yang siap memenuhi tantangan bisnis dari sisa
dekade dan seterusnya. Manajemen suksesi memungkinkan pimpinan perusahaan menanam-
kan proses yang lebih dinamis agar mudah mengintegrasikan dengan inisiatif strategis peru-
sahaan. Keadan menjadi lebih baik dengan mensejajarkan pemikiran organisasi dengan ling-
kungan eksternal, di mana diskontinuitas menciptakan kemungkinan mengantisipasi spek-
trum penuh dari perubahan yang akan dihadapi sebuah perusahaan. Filosofi kepemimpinan
dan suksesi yang berfokus pada pengembangan kreativitas dan fleksibilitas memungkinkan
respon berubah lebih cepat. Jadi, suksesi manajemen sebagai satu cara keberhasilan perusa-
haan.
Kata kunci: perencanaan sumber daya manusia, perencanaan suksesi, manajemen suksesi,
keberhasilan perusahaan

PENDAHULUAN rak, dari posisi SDM saat ini berada menuju


posisi yang diinginkan dimasa mendatang
(Vetter dalam Jackson & Schuller,1990). Melalui
Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM)
perencanaan, manajemen berusaha mendapat-
atau human resource planning (HRP) didefinisi-
kan SDM dalam jumlah dan jenis yang tepat,
kan sebagai sebuah proses, dimana manajemen
pada tempat yang tepat, pada waktu yang tepat
menentukan bagaimana organisasi harus berge-
sehingga hasil yang dicapai organisasi menjadi
optimum dan setiap individu mendapatkan kan untuk perencanaan SDM jangka panjang
keuntungan maksimal dalam jangka panjang. sedangkan human resource strategy difokuskan
Dalam perencanaan SDM, sebuah organisasi pada perencanaan SDM jangka pendek. Schuller
memperkirakan kebutuhan SDM ke depan dan & Walker (1990) mendefinisikan human resource
merencanakannya, bagaimana kebutuhan terse- strategy sebagai seperangkat proses dan aktivi-
but bisa dicapai. Termasuk membuat tujuan, tas yang dilakukan secara bersama baik oleh
mengembangkan dan mengimplementasikan Human resource dan manajer lini untuk meme-
program (seperti: stasffing, sistem penilaian, cahkan berbagai permasalahan SDM yang ter-
kompensasi, dan pelatihan) yang berfungsi kait dengan issue bisnis yang sedang dihadapi
untuk memastikan SDM yang tersedia mem- oleh sebuah perusahaan. Beberapa factor yang
punyai karakteristik dan keahlian yang tepat mendorong dilakukannya perencanaan SDM
ketika organisasi membutuhkannya. Aktivitas (human resource planning) antara lain adalah
lain yang juga dilakukan adalah mengembang- (Sculler & Walker, 1990): (1) Dampak dari ada-
kan dan mengimplementasikan program untuk nya globalisasi, (2) Kemajuan dan perkembang-
memperbaiki performa pekerja atau untuk me- an teknologi yang berubah dengan cepat, (3)
ningkatkan kepuasan pekerja dan mendorong Ketidakpastian kondisi ekonomi yang berubah,
produktivitas, kualitas atau inovasi organisasi. tanpa mampu dipresiksi sebelumnya, dan (4)
Terakhir, perencanaan SDM melakukan pe- Perubahan angkatan kerja, sehingga tuntuan
ngumpulan data yang terkait dalam proses eva- kualitas SDM juga akan berubah.
luasi program serta pengumpulan informasi Adapun, beberapa aktivitas yang mendo-
untuk menyusun materi program yang akan rong munculnya human resource strategy antara
datang. lain (Walker, 1990): (1) Isu bisnis yang berubah
Tujuan utama perencanaan SDM adalah secara fundamental, seperti: kenaikan biaya-
memfasilitasi keefektifan organisasi, sehingga biaya yang harus ditanggung perusahaan,
sebuah perencanaan SDM harus diintegrasikan kompleksitas organisasi, struktur yang cen-
dengan tujuan dan rencana jangka pendek serta derung flat dan leaner serta perubahan demo-
jangka panjang. John O Brien (1990) mendes- grapic, (2) Isu-isu yang terkait people related
kripsikan, sebuah hubungan yang integratif (in- business dan agenda strategy SDM, (3) Semakin
tegrative linkage) antara manajemen bisnis dan pentingnya keterlibatan manager lini dalam
perencana SDM dimana SDM dan manajer lini aktivitas human resource.
dalam melakukan kerjasama untuk mengem- Beberapa alasan mengapa strategi SDM
bangkan rencana bisnis dan menentukan kebu- menggunakan strategi yang berkonsentrasi
tuhan SDM, menganalisis profil kekuatan kerja pada people related business concern karena
untuk strategi bisnis masa depan, me-review isu cost competitiveness, delegation, organizational
SDM yang muncul dan mengembangkan pro- changes, enhance competitiveness, organizational
gram kemudian mendukung rencana bisnis competitiveness, employee competence, managing
yang telah disepakati. Kerjasama ini akan terja- workforce diversity, dan global competitiveness
di ketika perencana SDM meyakinkan perenca- (persaingan ditingkat harga, kepentingan pen-
na corporate bisnis bahwa SDM merepresenta- delegasian tugas sesuai skill karyawan, peru-
sikan keunggulan kompetitif yang dapat me- bahan organisasi yang menuntut perubahan
ningkatkan profit ketika di manage dengan be- terkait bisnis yang dihadapi, meningkatkan
nar. daya saing perusahaan, mencari SDM yang
kompeten terhadap bisnis perusahaan, menge-
PEMBAHASAN lola perbedaan SDM dalam perusahaan, serta
kesiapan dalam persaingan bisnis global (Wal-
Human Resource Planning Vs Human Re- ker, 1990).
source Strategy Walker (1990) dalam artikel yang lain me-
nyatakan bahwa manfaat dari perencanaan
Human resource planning sangat terkait de-
strategi antara lain: (1) Dapat mendefinikan de-
ngan human resource strategy, hal ini dapat di-
ngan jelas faktorfaktor yang menjadi pengha-
perjelas dimana human resource planning dituju-

46 Rini Kuswati BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis


lang dan peluang dalam pencapaian tujuan or- (1) Tujuan jangka panjang dapat mempenga-
ganisasi. (2) Memiliki perspektif yang luas ter- ruhi perencanaan jangka pendek, (2) Hasil
kait dengan aktivitas SDM. (3) Program dan ke- evaluasi jangka pendek dapat mempengaruhi
giatan SDM dalam dilakukan dengan lebih spe- proyeksi SDM masa depan dan pendesainan
sifik. (4) Meningkatkan nilai penting sebuah program untuk mendapatkan demand masa
komitmen dalam berbagai aktivitas SDM. (5) depan, dan (3) Hasil yang dicapai melalui
Berfokus pada pencapaian tujuan dalam jangka implementasi program SDM dapat mempenga-
panjang. (6) Menyediakan strategi yang berfo- ruhi rencana bisnis.
kus pada pengembangan bakat SDM beserta
staff. Succession Planning Vs Succession
Adapun empat fase dalam perencanaan Management
SDM meliputi beberapa hal berikut: (1) Me-
Perencanaan SDM jangka panjang mempu-
ngumpulkan dan menganalisis data untuk
nyai peran yang kritis dalam pencapaian efek-
mem-forecast demand SDM yang diharapkan
tivitas organisasi. Perubahan yang cepat dan
yang dibuat oleh perencana bisnis untuk masa
tingginya kompetisi dipasar global membutuh-
depan dan mem-forecast supply SDM, (2) Mem-
kan SDM yang kompetitif dan mampu survive.
buat tujuan SDM secara jelas, (3) Mendesain
Dengan demikian dibutuhkan aktivitas yang
dan mengimplementasikan program yang me-
dapat mengintegrasikan keterampilan dan pe-
mungkinkan organisasi melakukan pencapaian
ngetahuan bagi perancang SDM dan semua ek-
tujuan dibidang SDM, dan (4) Memonitor dan
sekutif yang bertanggung jawab pada peren-
evaluasi program tersebut.
canaan strategis. Untuk mendapatkan perenca-
Meskipun keempat fase itu telihat konsep-
naan yang sukses, perusahaan harus konsen
tual, namun dalam prakteknya dapat berbeda
dalam hal manajer seperti apakah yang dibu-
apalagi didalam pengoperasiannya. Realitanya,
tuhkan untuk melaksanakan bisnis dimasa ter-
bahwa organisasi harus dapat mengintegrasi-
kini dan bagaimanakah perusahaan dapat me-
kan aktivitasnya melalui keempat fase peren-
rasa yakin memiliknya?
canaan itu sepanjang tiga cakupan waktu yakni:
Program succession planning adalah sistem
(1) Perencanaan SDM jangka pendek -Short term
yang kompleks yang di desain untuk menjaga
Human Resource Planning (kurun waktu 1 tahun
kesejahteraan organisasi (Jackson & Schuller,
atau kurang) dengan titik tekan pada bagaima-
1990). Aktivitas kunci dalam succession planning
na mendapatkan sejumlah SDM yang memiliki
mengidentifikasi tenaga kerja yang memiliki
karakter yang sesuai dengan jenis pekerjaan
potensi yang tinggi, mengidentifikasi kompeten
yang dibutuhkan saat ini
yang diperlukan dan menyediakan pengalaman
(2) Perencanaan SDM jangka menengah-Inter-
belajar untuk mengembangkan kompetensi kar-
mediate Term Human Resource Planning (kurun
yawan. Program succession planning dapat di-
waktu 2-3 tahun) dengan titik tekan pada pe-
kembangkan dalam beberapa komponen: pro-
nentuan apa yang diperlukan oleh perusahaan
sedur seleksi, rencana pengembangan, mentor-
terkait persaingan bisnis yang dihadapi dan
ship, review sistematik terhadap performance, dan
bagaimana cara memperolehnya.
perencanaan karir yang melibatkan karyawan.
(3) Perencanaan SDM jangka panjang Long
Keputusan untuk merubah strategi yang diper-
Term Human Resource Planning (kurun waktu 3
lukan dalam perspektif jangka panjang dan ke-
tahun atau lebih). Dengan titik tekan aktivitas
suksesannya tergantung pada perubahan ling-
pada penentuan tipe manager atau leadership
kungan kerja untuk mendukung perubahan
yang diinginkan oleh perusahaan untuk meng-
perilaku karyawan. Lebih lanjut, ketika organi-
hadapi persaingan dalan jangka panjang.
sasi merubah strategi kompetitif mereka, maka
Ketiga rentang waktu dalam perencanaan
perencanaan SDM dan bisnis seharusnya ber-
SDM tersebut harus saling terintegrasi dan
ubah secara integrative. Evaluasi pada program
mendukung pencapaian perencanaan SDM
succession planning ini ditekankan pada kemam-
strategis pada perusahaan. Keterkaitan tersebut
puan untuk memprediksi outcome individu se-
sebagai berikut:
bagaimana kemajuan karir yang telah dicapai

Volume 13, Nomor 1, Juni 2009: 45-51 Succession Management 47


dan kepuasan akan karirnya sinya adalah: (1) ketersediaan SDM yang
Meskipun dalam artikel Jackson and memiliki multi talent sangat terbatas. (2) focus
Schuller difokuskan pada succession planning, succession planning yang bersifat statis dengan
upaya-upaya perencanaan SDM dalam jangka durasi 6-12 bulan saja. (3) tidak mengelola di-
panjang harus dilakukan sesuai tingkat ke- versitas karyawan dengan baik. (4) cenderung
pentingan secara berimbang. Desain implemen- menggunakan data-data lama yang kurang
tasi dalam jangka panjang harus mempunyai akurat. (5) ketiadaan performance yang maksi-
kaitan yang kuat antara perencanaan SDM mal, hal ini disebabkan oleh gangguan komuni-
jangka panjang dengan strategi serta praktek- kasi antarkaryawan dengan CEO dalam perusa-
praktek SDM. Sebagian besar pengetahuan ten- haan. (6) terbatasnya kredibilitas departemen
tang bagaimana mengembangkan dan mening- SDM. (7) rendahnya perhatian untuk mengem-
katkan program SDM jangka panjang di gene- bangkan SDM.
ralisasi melalui cara trial and error daripada Beberapa dimensi yang membedakan suc-
dengan penelitian yang sistematis. Namun cession planning dan succession management tam-
demikian pengetahuan tentang pengembangan pak dalam Tabel.
dan perilaku individu telah dilakukan peneli- Succession planning merupakan filosofi
tian secara intens dengan data skala luas pada yang merubah paradigma pengembangan SDM
sistem perencanaan manajemen yang sedang melalui sudut pandang organisasi menuju pada
berlangsung. pengembangan leadership. Ketika lingkungan
Leibman dalam artikelnya membedakan bisinis bersifat turbulence dan berubah dengan
succession planning dengan succession manage- cepat sewaktu-waktu, maka succession planning
ment, hal ini dilakukan karena terdapat gap kurang adaptif dalam menghadapi perubahan
antara succession planning dengan apa yang di- tersebut. Hal ini dikarenakan focus perusahaan
laksanakan. Untuk menjembatani gap tersebut tidak hanya mencari SDM yang tepat (Right per-
dibutuhkan pengembangan teamleadership yang son) tapi lebih dari itu adalah pengembangan
kuat untuk tugas-tugas strategis. Sarana untuk leadership team yang kuat (strong leadership-
melakukan ini semua adalah dengan succession teams) untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas
management. Yang dimaksudkan dengan suc- yang bersifat strategic. Selain itu, lingkungan
cession management adalah sebuah perencanaan yang dinamis berubah menjadi kompetisi
SDM untuk lingkungan yang lebih dinamik dan global dimana bisnis tidak lagi mampu di-
dengan pendekatan yang lebih fleksibel (Lieb- jalankan hanya dengan succession planning.
man, et al., 1996). Kondisi lingkungan yang cenderung
Beberapa hal yang disinyalir dapat menye- berubah dengan cepat tersebut dan dampak
babkan gap succession planning dengan aplika- informasi dan teknologi global membuat peru-

Tabel 1. Dimensi-Dimensi Succession Planning dan Succession management

Dimension Succession planning Succession management


Business environment Stability Rapid change
Corporate orientation Deliberate Opportunities
Outcome Snapshot Dynamic/ongoing
Replacement strategies States Cadre/pools
Organizational focus Individual Team
Assessment criteria Position description Leader templates
Rater Boss 360 degree
Communication Closely held Open
Locus of responsibility Corporate Shared
Selection pool Internal External and internal
Selection criteria Skill and experience Competence and network
Sumber: Michael Liebman, Bruer, & Maki, (1996), Succession Management: The next generation of succession planning,
Human Resource Planning, 19(3): 21.

48 Rini Kuswati BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis


sahaan untuk melakukan redesign pada pro- disi berubah, maka pemimpin yang diperlukan
gram succession planning menjadi succession sudah ada.
management program. (4) Assessment technique. Teknik penilaian pada
Dengan succession management program pe- succession planning dengan melakukan rating
rusahaan dapat lebih fleksibel untuk memper- atau peringkat yang dilakukan oleh atasan kar-
siapkan eksekutif di masa depan dan memiliki yawan dan bisa jadi rating berdasar penilaian
leadership yang siap diperlukan untuk mengha- pribadi dari atasan atau persepsi manager.
dapi tantangan bisnis mendatang. Pada Tabel 1 Dalam succession management penilaian dilaku-
dimensi-dimensi succssion management sangat kan dengan 360 degree feedback yang mampu
berbeda dengan dimensi-dimensi dalam succes- mengurangi persepsi pribadi dari manager atau
sion planning, enam dimensi dalam succession atasan, karena seorang karyawan dinilai oleh
management dijelaskan Liebman et. all (1996) se- beberapa pihak yang terkait.
bagai berikut: (5) Communication. Sistem komunikasi dalam
(1) Corporate orientation. Orientasi tujuan dari succession planning cenderung tertutup antara
succession planning adalah untuk mengantisipasi atasan bawahan tetapi dalam succession mana-
suksesi kepemimpinan dalam kondisi ling- gement komunikasi berjalan secara terbuka.
kungan bisnis yang cenderung stabil atau dina- (6) Selection pool. Seleksi dalam succession plan-
mik, dimana seorang karyawan biasanya meniti ning dilakukan melalui seleksi internal saja,
karir hanya pada satu perusahaan saja. Jenjang artinya siapa saja karyawan yang siap dengan
karir seseorang secara significant masih dipe- jabatan tertentu yang sedang dibutuhkan atau
ngaruhi oleh perusahaan dimana seorang be- bila tidak, siapa yang akan disiapkan enam bu-
kerja di dalamnya. Sehingga karakteristik pro- lan kedepan untuk jabatan tertentu dari dalam
sesnya adalah deliberation. Dibandingkan da- perusahaan tanpa melihat eksternal SDM, de-
lam succession management, yang menjadi tujuan ngan kriteria seleksi pada skills dan penga-
perusahaan adalah opportunistic atau kesempat- laman saja. Sedangkan untuk succession mana-
an yang dapat dicapai oleh perusahaan dengan gement digunakan selection poll dari dalam dan
meng-hire SDM yang handal untuk mengha- dari luar perusahaan yang memungkinkan
dapi persaingan bisnis terkini dan cenderung mampu mengisi jabatan tersebut dan dengan
bersifat pekerja-kontrak untuk masa kerja ter- criteria kompetensi (termasuk skills dan penga-
tentu. Lingkungan yang ada biasanya lebih dy- laman) yang sesuai jabatan serta memiliki
namic lagi atau bersifat rapid change. networking yang luas.
(2) Organizational focus. Fokus organisasi untuk Dengan demikian, tidaklah berlebihan ki-
succession planning hanya pada diri individu ranya ketika succession management merupakan
saja yang jelas fit antara pekerja dengan posisi next generation dari succession planning. Hal sena-
yang ia hadapi, sementara untuk succession da telah dilakukan dalam case study Henrico
management berfokus pada leadership team. Se- County, yang mengaplikasikan succession mana-
hingga seseorang tidak sekedar fit terhadap pe- gement dan meraih sukses dengan beberapa
kerjaan yang diemban tapi juga mampu mem- award (tiga tahun berturut-turut) yang diterima
berikan kontribusi lebih atau value added ter- perusahaan terkait dengan pengelolaan SDM
hadap performance teamnya. yang berujung pada kesuksesan korporat atau
(3) Outcomes. Slating process dalam succession perusahaan (Hollisworth, 2004). Beberapa ala-
planning dilakukan dengan menempatkan kar- san penggunaan succession management dalam
yawan yang telah siap dengan posisi tertentu case study tersebut antara lain: (1) Ketiadaan
untuk kurun waktu saat ini atau enam bulan intellectual capital dalam perusahaan akibat pen-
kedepan misalnya. Sebaliknya untuk succession siun dan yang lainnya, (2) Penurunan jumlah
management, dengan melakukan preparation atau angkatan kerja muda yang siap terjun sebagai
persiapan leadership, yang terbuka untuk semua professional yang mampu menduduki level
karyawan dan dilakukan proses pembelajaran tinggi dalam suatu perusahaan.
yang terbuka untuk semua karyawan serta ber- Program succession management dalam Hen-
orientasi jangka panjang. Sehingga ketika kon- rico County, Virginia ada 2 yakni: (1) peng-

Volume 13, Nomor 1, Juni 2009: 45-51 Succession Management 49


gunaan individual learning plans yang sesuai 2006). Lebih lanjut Robb berpendapat bahwa
dengan minat masing-masing karyawan, (2). perusahaan yang gagal dalam implementasi
Menyediakan informasi bagi upper manager succession, sesungguhnya kehilangan moment of
mengenai perencanaan pengembangan manager talent wars yang berujung pada kegagalan per-
di bawahnya terkait dengan suksesi. saingan bisnis.
Proses succession management menjadi efek- Keberhasilan memanage succession manage-
tif ketika upper manager mampu mengambil ment akan mampu meningkatkan produktifitas
lima langkah berikut; (1) melakukan identifikasi perusahaan dan memperoleh tingkat return le-
terkait dengan posisi kunci yang relevan terha- bih tinggi yang bermanfaat bagi investor. Un-
dap succession, (2) mengidentifikasi kompetensi tuk melakukan semua itu harus diikuti dengan
apa saja yang dibutuhkan dalam posisi kunci penilaian yang objective, process yang teliti dan
tersebut, (3) melakukan pengembangan karya- hati-hati, perhatian pada hal-hal yang rational,
wan, (4) melakukan penilaian terhadap pe- politik, serta beberapa elemen emosi dalam pro-
ngembangan karyawan yang telah dilakukan, ses succession (Torres & Pasmore, 2005).
serta (5) melakukan evaluasi program. Hollinsworth (2004) menjelaskan bahwa
Swain & Turpin (2005) menyatakan untuk program yang berkaitan dengan pengembang-
mendapatkan pemimpin (CEO) yang sukses an leadership merupakan factor fundamental ba-
harus mampu memanage dinamika politik yang gi bagi proses implementasi succession manage-
sedang berlangsung, dan secara praktis mela- ment.
kukan beberapa hal sebagai berikut: Beberapa hal yang menjadi kunci sukses
(1) Start early (setiap candidat atau karyawan aplikasi succession management antara lain:
harus merencanakan kesuksesan karirnya sedi- (1) adanya dukungan yang dilakukan oleh top
ni mungkin, sehingga perusahaan dapat meng- executive, termasuk kesediaan top excecutive
akomodir sarana yang dibutuhkan untuk pe- dalam merayakan siapa yang menjadi top people
ngembangan karirnya), (2) Be discipline (perla- perusahaan, dan himbauan dari top level mana-
kukan proses suksesi melalui disiplin proses gement akan pentingnya management human ca-
dan hindari penyimpangan penilaian), (3) En- pital utamanya dalam intellectual capital, (2) Me-
sure Board ownership (sinergikan berbagai nyederhanakan proses yang berlangsung di da-
kepentingan antara pemilik maupun pengelola lam perusahaan, termasuk sarana atau program
perusahaan sehingga tidak terjadi konflik pengembangan yang mampu diikuti oleh se-
kepentingan ataupun agency conflict), (4) Plan mua karyawan dalam perusahaan, (3) Flexible
communication to fit the context. Mengkomu- dan link dengan strategic planning perusahaan,
nikasikan dengan baik apa yang yang menjadi (4) Berdasar pada pengembangan kompetensi
criteria candidat CEO dan bagaimana proses pe- yang teruji dengan baik, (5) Melibatkan keselu-
ngambilan keputusan final dilakukan kepada ruhan karyawan dalam proses penilaian dan
semua calon candidat succession, (5) Create a karyawan diberlakukan sebagai partner bagi
succession culture. Lakukan pengembangan perusahaan dalam mencapai tujuan utama pe-
leadership yang tetap berorientasi pada budaya rusahaan, (6) Melibatkan perencanan karir indi-
suksesi, sehingga siapapun yang terpilih vidu dalam melakukan proses pengembangan,
sebagai leader ia akan terus mengembangkan (7) Menitikberatkan pada pentingnya accounta-
succession culture di masa yang mendatang. bility dan follow up pascaproses succession mana-
Keberhasilan sebuah korporasi adalah keti- gement.
ka mendapatkan CEO yang sukses membawa Studi kasus pada Henrico County meru-
perusahaan pada peringkat yang lebih baik da- pakan contoh real aplikasi succession manage-
lam industri sejenis dan semua itu diperlukan ment yang berhasil dan menghasilkan kesuk-
succession management (Walker & LaRocco, 2004) sesan perusahaan. Di sisi lain terdapat penda-
dan semakin besar perusahaan yang dikelola pat Byham (2002) yang menyatakan walaupun
maka akan semakin sulit bagi manager untuk succession management merupakan proses sukse-
mengetahui siapa karyawan yang paling bagus si yang baik tetapi harus tetap diikuti fungsi
atau best people dalam perusahaan (Drew Robb, kontrol yang terus menerus, mengingat succes-

50 Rini Kuswati BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis


sion management tersebut merupakan bagian Personal Management. Winter 33 (4):pp.
dari perencanaan SDM jangka panjang. Byham 475- 485.
menuliskan terdapat 14 perangkap yang dapat
Leibman, M., Bruer, R.,& Maki, B. 1996. Succes-
menyebabkan kegagalan CEO dalam proses
sion Management: The Next Generation
leadership yang antara lain penggunaan succes-
of Succession Planning, Human Resource
sion management yang tanpa diikuti oleh per-
hatian terhadap issue jangka pendek dan terlalu Planning, 19 (3): pp. 16-29
yakin akan keberhasilan succession management. Robb, Drew. 2006. Succeeding With Succession:
Namun demikian dari beberapa pendapat yang Tools for Succession Management Get
ada, keuntungan yang dapat diperoleh dari more Sophisticated HR Magazine: January:
prosess succession management lebih banyak dan pp. 89-92.
kelemahannya terletak pada human error dalam
Schuller, R.,S., & Jackson, S.,E. 1990. Human
aplikasi pelaksanaanya.
Resource Planning: Challenges for Indus-
trial/Organizational Psichologist, Ameri-
SIMPULAN can Psichologist, 45: pp. 223-239.
Schuller, R.,S., & Walker, J.W. 1990. Human Re-
Tujuan perencanaan SDM ini adalah untuk source Strategy: Focusing on Issue and
memastikan orang yang tepat pada tempat Action, Organizational Dynamics, summer:
yang tepat dan waktu yang tepat, oleh kare- 5-19
nanya aktivitas tersebut hendaknya dilakukan
sesuai dengan keseluruhan rencana organisasi Swain, John & Turpin, W. 2005. The New World
baik human resource strategic ataupun human of CEO Succession. Ivey Business Journal.
resource planningnya. Dalam perencanaan SDM September-October:pp. 1-5.
jangka panjang yang tercover dalam human Torres, Roselindo, & Pasmore, W. 2005. How to
resource planning, terdapat dua filosofi yang Successfully Manage CEO Succession, The
dapat dipakai yakni succession planning dan Corporate Board. May-June:pp. 1-10
succession management. Succession planning cen-
Walker, James, W. 1990. Human Resource
derung digunakan untuk kondisi lingkungan
Planning, 1990s Style, Human Resource
yang stabil sedang succession management sesuai
untuk lingkungan yang rapid changes atau tur- Planning, Vol. 13 (4): pp. 229-240.
bulence. Secara keseluruhan, dengan succession Walker, James, W. 2004 Succession Management
management yang telah direncanakan dengan and the Board, The Corporate Board, Janu-
baik, perusahaan akan mampu mendapatkan ary-February: pp. 10-16.
candidat pemimpin perusahaan atau CEO yang
handal serta professional yang pada akhirnya
mampu memimpin perusahaan menjadi berda-
ya saing tinggi dan mencapai sukses jangka
panjang.

REFERENCES

Byham, W., C. 2001. 14 Leaders Hip Trap: Why


Many CEO dont have the Leadership Bench
Strength They Need, TD March: pp. 56-63.
Hollinsworth, S., R. 2004. Case Study: Henrico
County, Virginia: Succession Manage-
ment a Development Approach, Public

Volume 13, Nomor 1, Juni 2009: 45-51 Succession Management 51

You might also like