You are on page 1of 15

Tugas sp

MEKANIKA TANAH 2
PROSES KONSOLIDASI
&
PERHITUNGAN LAJU KONSOLIDASI

OLEH
FACHDAL ARFA HASNUR
E1A1 10 049

JURUSAN S1 SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua struktur mengalami beberapa penurunan, tanpa menghiraukan konstruksi atau kualitas
pondasi nya. Struktur dibuat dari tanah atau banyak ditemukan di atas tanah yang kinerja dan
keselamatan nya disepakati.

Tanggul beton adalah hampir selalu didasari pondasi batu dimana settlement kuat tanggul
adalah menjaga pada jumlah minimal jika tidak tanggul akan membuat celah mendorong ke arah
kesalahan struktural yang serius. Tanggul-tanggul mungkin bisa ditemukan pada bahan lembut yang
dapat dimampatkan dan memungkinkan untuk tahan terhadap settlement besar.

Tidak banyak yang menyadari bahwa tanah yang kita pijak makin lama makin turun. Tidak
banyak yang tahu mungkin bahwa salah satu penyebabnya adalah penyedotan air tanah secara
berlebihan. Dan tidak banyak yang peduli sepertinya untuk menyelamatkan air, terutama yang berasal
dari tanah.Tingginya laju pembangunan Kota Metropolitan serta banyaknya sumur bor menjadi salah
satu penyebab mempercepat penurunan permukaan tanah yang tingkat kekerasannya masih rendah.

Namun yang menjadi permasalahan dalam pembangunan adalah penurunan tanah yang
diakibatkan kondisi tanah terebut yang memang tidak rata dan tidak padat. Salah satu penurunan tanah
adalah gejala settlement. Settlment sangat diperhitungkan dalam suatu pembangunan karena berkaitan
erat dengan sifat tanah yang akan dipakai sebagai tempat atau alas suatu bangunan yang akan
dibangun tersebut. Oleh karena itu settlement sangat perlu diketahui baik penghitungannya maupun
gejala-gejala terjadinya ataupun dampak dan penanggulangan settlement tersebut.

B. Pengertian

Penambahan beban di atas suatu permukaan dapat menyebabkan lapisan tanah dibawahnya
mengalami pemapatan. Pemapatan tersebut disebabkan oleh adanya depormasi partikel tanah, relokasi
partikel, keluarnya air atau uadara di dalam pori, dan sebab-sebab lain. Beberapa atau semua faktor
tersebut mempunyai hubungan dengan keadan tanah yang bersangkutan. Secara Umum, penurunan
(settlement) pada tanah yang disebabkan oleh pembebanan dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar
yaitu:

1. Penurunan konsolidasi (Consolidation settlement), yang merupakan hasil dari perubahan


volume tanah jenuh air sebagai akibat dari keluarnya air yang menempati poro-pori tanah.

2. Penurunan segera ( immediete settlement), yang merupakan akibat dari deformasi elastis
tanah kering, basah dan jenuh air tanpa adannya perubahan kadar air. Perhitungan
penurunan segera umumnya didasarkan pada penurunan yang diturunkan dari teori
elastisitas.

Dalam Disain pondasi untuk struktur teknik harus memperhatikan bagaimana settlement
terjadi seberapa cepat settlement terjadi karena settlement menyebabkan kerusakan struktur,
khususnya jika settlement berlangsung cepat.
Settlement total yang terjadi pada tanah yang dibebani (St) mempunyai 3 komponen :

St = Si + Sc + Ss

Keterangan :

Si = Immediet settlement

Sc = Consolidation Settlement

Ss = Secondary Settlement
BAB II

PEMBAHASAN

1. PROSES KONSOLIDASI

Bila suatu lapisan tanah mengalami pembebanan akibat beban di atasnya, maka tanah di
dibawah beban yang bekerja tersebut akan mengalami kenaikan tegangan, ekses dari kenaikan
tegangan ini adalah terjadinya penurunan elevasi tanah dasar (settlement). Pembebanan ini
mengakibatkan adanya deformasi partikel tanah, relokasi partikel tanah, dan keluarnya air pori dari
tanah yang disertai berkurangnya volume tanah. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penurunan
tanah.

Pada umumnya tanah, dalam bidang geoteknik, dibagi menjadi 2 jenis, yaitu tanah berbutir
dan tanah kohesif. Pada tanah berbutir (pasir/sand), air pori dapat mengalir keluar struktur tanah
dengan mudah, karena tanah berbutir memiliki permeabilitas yang tinggi. Sedangkan pada tanah
kohesif (clay), air pori memerlukan waktu yang lama untuk mengalir keluar seluruhnya. Hal ini
disebabkan karena tanah kohesif memiliki permeabilitas yang rendah.

Secara umum, penurunan dapat diklasifikasikan menjadi 3 tahap, yaitu :

1. Immediate Settlement (penurunan seketika), diakibatkan dari deformasi elastis tanah


kering, basah, dan jenuh air, tanpa adanya perubahan kadar air. Umumnya, penurunan ini
diturunkan dari teori elastisitas. Immediate settlement ini biasanya terjadi selama proses
konstruksi berlangsung. Parameter tanah yang dibutuhkan untuk perhitungan adalah undrained
modulus dengan uji coba tanah yang diperlukan seperti SPT, Sondir (dutch cone penetration
test), dan Pressuremeter test.

2. Primary Consolidation Settlement (penurunan konsolidasi primer), yaitu penurunan yang


disebabkan perubahan volume tanah selama periode keluarnya air pori dari tanah. Pada
penurunan ini, tegangan air pori secara kontinyu berpindah ke dalam tegangan efektif sebagai
akibat dari keluarnya air pori. Penurunan konsolidasi ini umumnya terjadi pada lapisan tanah
kohesif (clay / lempung)

3. Secondary Consolidation Settlement (penurunan konsolidasi sekunder), adalah penurunan


setelah tekanan air pori hilang seluruhnya. Hal ini lebih disebabkan oleh proses pemampatan
akibat penyesuaian yang bersifat plastis dari butir-butir tanah.
IMMEDIATE SETTLEMENT PENURUNAN SEKETIKA

Penurunan seketika / penurunan elastic terjadi dalam kondisi undrained (tidak ada perubahan
volume). Penurunan ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat saat dibebani secara cepat. Besarnya
penurunan elastic ini tergantung dari besarnya modulus elastisitas kekakuan tanah dan beban
timbunan diatas tanah.

Dimana :

Sc = Immediate settlement

= Beban timbunan (kN/m2)

Es = Modulus elastisitas tanah

s = Poissons Ratio

B = Lebar / diameter timbunan (m)

Ip = non-dimensional influence factor

Schleicher (1926) mendefinisikan factor Ip ini sebagai :

Dimana m1 = L/B (panjang/lebar beban yang


bekerja)
Primary Consolidation Konsolidasi Primer

Pada tanah lempung jenuh air, penambahan total tegangan akan diteruskan ke air pori dan butiran
tanah. Hal ini berarti penambahan tegangan total () akan terbagi ke tegangan efektif dan tegangan
air pori. Dari prinsip tegangan efektif, dapat diambil korelasi :

= + u

Dimana :

= penambahan tegangan efektif

u = penambahan tegangan air pori

Karena lempung mempunyai daya rembes yang sangat rendah dan air adalah tidak termampatkan
(incompressible) dibandingkan butiran tanah, maka pada saat t = 0, seluruh penambahan tegangan,
, akan dipikul oleh air (u = ) pada seluruh kedalaman lapisan tanah.

Penambahan tegangan tersebut tidak dipikul oleh butiran tanah ( = 0).Sesaat setelah pemberian
penambahan tegangan, , pada lapisan lempung, air dalam pori mulai tertekan dan akan mengalir
keluar. Dengan proses ini, tekanan air pori pada tiap-tiap kedalaman pada lapisan lempung akan
berkurang secara perlahan-lahan, dan tegangan yang dipikul oleh butiran tanah keseluruhan (tegangan
efektif / ) akan bertambah. Jadi pada saat 0 < t <

= + u ( > 0 dan u < )

Tetapi, besarnya dan u pada setiap kedalaman tidak sama, tergantung pada jarak minimum yang
harus ditempuh air pori untuk mengalir keluar lapisan pasir yang berada di bawah atau di atas lapisan
lempung.

Pada saat t = , seluruh kelebihan air pori sudah hilang dari lapisan lempung, jadi u = 0. Pada saar
ini tegangan total, , akan dipikul seluruhnya oleh butiran tanah seluruhnya (tegangan efektif, ).
Jadi = .
Berikut adalah variasi tegangan total, tegangan air pori, dan tegangan efektif pada suatu
lapisan lempung dimana air dapat mengalir keluar struktur tanah akibat penambahan tegangan, ,
yang ditunjukan gambar dibawah.

Proses terdisipasinya air pori secara perlahan, sebagai akibat pembebanan yang disertai
dengan pemindahan kelebihan tegangan air pori ke tegangan efektif, akan menyebabkan terjadinya
penurunan yang merupakan fungsi dari waktu (time-dependent settlement) pada lapisan lempung.
Suatu tanah di lapangan pada kedalaman tertentu telah mengalami tegangan efektif maksimum akibat
beban tanah diatasnya (maximum effective overburden pressure) dalam sejarah geologisnya. Tegangan
ini mungkin sama, atau lebih kecil dari tegangan overburden pada saat pengambilan sample.

Berkurangnya tegangan di lapangan tersebut bisa diakibatkan oleh beban hidup. Pada saat
diambil, contoh tanah tersebut terlepas dari tegangan overburden yang telah membebani selama ini.
Sebagai akibatnya, tanah tersebut akang mengalami pengembangan. Pada saat dilakukan uji
konsolidasi pada tanah tersebut, suatu pemampatan yang kecil (perubahan angka pori yang kecil) akan
terjadi bila beban total yang diberikan pada saat percobaan adalah lebih kecil dari tegangan
efektif overburden maksimum (maximum effective overburden pressure) yang pernah dialami
sebelumnya.

Apabila beban total yang dialami pada saar percobaan lebih besar dari maximum effective
overburden pressure, maka perubahan angka pori yang terjadi akan lebih besar. Ada 3 definisi dasar
yang didasarkan pada riwayat geologis dan sejarah tegangan pada tanah, yaitu :

1. Normally consolidated (Terkonsolidasi secara normal), dimana tegangan efektif overburden


saat ini merupakan tegangan maksimum yang pernah dialami oleh tanah selama dia ada.

2. Overconsolidated, dimana tegangan efektif overburden saat ini lebih kecil daripada tegangan
yang pernah dialami oleh tanag tersebut. Tegangan efektif overburden maksimum yang pernah
dialami sebelumnya dinamakan tegangan prakonsolidasi. (preconsolidation pressure / PC).

3. Underconsolidated, dimana tegangan efektif overburden saat ini belum mencapai maksimum,
sehingga peristiwa konsolidasi masih berlangsung pada saat sample tanah diambil.
Ada 2 hal penting yang perlu diperhatikan dalam penurunan konsolidasi ini, yaitu :

1. Besarnya penurunan yang terjadi.

2. Kecepatan penurunan terjadi.

SECONDARY CONSOLIDATION KONSOLIDASI SEKUNDER

Pada akhir konsolidasi primer (setelah tegangan air pori U = 0), penurunan pada tanah masih tetap
terjadi sebagai akibat dari penyesuaian plastis butiran tanah. Tahapan konsolidasi ini dinamakan
konsolidasi sekunder. Variasi angka pori dan waktu untuk penambahan beban akan sama seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut.

Besarnya konsolidasi sekunder dapat dihitung dengan rumus :

dimana :

Ca = Indeks pemampatan sekunder

e = Perubahan angka pori

t = Waktu
ep = angka pori pada akhir konsolidasi primer

H = tebal lapisan lempung, m

Penurunan yang diakibatkan konsolidasi sekunder sangat penting untuk semua jenis tanag
organic dan tanah anorganik yang sangat mampu mampat (compressible). Untuk lempung anorganik
yang terlalu terkonsolidasi, indeks pemampatan sekunder sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

Dalam suatu kontruksi bangunan sangat memperhatikan hal-hal yang berkaitan erat dengan
kontruksi tersebut. Salah satu yang sangat penting dan tidak dapat diabaikan dalam pembangunan
adalah settlement. Seorang sipil harus mengetahui penyebab settlement tersebut dan apa dampak yang
diakibatkan oleh settlement tersebut dalam kehidupan sehari-hari maupun dampak settlement itu
sendiri pada pekerjaan suatu kontruksi.

Pada bab ini akan dibahas hal-hal yang menjadi pokok permasalahan pada settlement itu
sendiri. Semua struktur mengalami beberapa settlement, tanpa menghiraukan konstruksi atau kualitas
pondasi nya. Struktur dibuat dari tanah atau banyak ditemukan di atas tanah yang kinerja dan
keselamatan nya disepakati.

Beberapa penyebab settlement yang umum saat ini adalah :

1. Capaicty Bearing/tegas kegagalan atau ketidakstabilan, mencakup tanah longsor.


2. Kegagalan atau defleksi struktur pondasi.
3. Elastis atau penyimpangan tanah atau batu.
4. Konsolidasi (kompresi) tanah atau batu.
5. Penyusutan sehubungan dengan pengeringan.
6. Perubahan pada kepadatan sehubungan dengan goncangan atau getaran.
7. Perubahan Kimia yang mencakup peluruhan.
8. Erosi Bawah tanah.
9. Kehancuran pembukaan bawah tanah seperti gua atau tambang.
10. Kehancuran Struktural sehubungan dengan melemah dari sementasi ketika saturasi.

Efek settlement terhadap struktur bangunan

Selain penyebab settlement , hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah efek atau dampak
settlement terhadap struktur bangunan. Bentuk wujud settlement satu seragam beban di atas cadangan
tebal tanah dapat dimampatkan adalah satu cawan dibentuk tekanan yang meluas di luar batas struktur
bangunan. Jika beban tidak teratur, cawan membentuk kurva disimpangkan. Jika cadangannya
tipis, cawan diratakan di pusat. Efek bahwa settlement mempunyai struktur tergantung pada di mana
struktur terletak ditekanan dan mengenai bagaimana pergerakan pada lokasi itu mempengaruhi
kinerja struktur. settlement sehubungan dengan perubahan dalam Environment

Perubahan di lingkungan bisa menyempurnakan suatu pengurangan dalam perbandingan


kekosongan dalam tanah tertentu dan satu settlement bersesuaian. Goncangan dan getaran dari gempa
bumi, penghancuran, dan permesinan konstruksi bisa menyebabkan lepaskan cohesionless mengotori
densify. Selain dari pada itu, kegagalan aliran dapat menyertai settlement jika tanah memenuhi.
Detioration agen penyemen dari perubahan fisik dan kimia dibawa oleh eksposur serta penggenangan
bisa menyebabkan kehancuran skeleton lepas mengotori struktur serta settlement.

Peluruhan Mengenai ilmu bakteri bahan organik bisa menghasilkan settlement disertai oleh
pembentukan saku gas. Beberapa peluruhan dilarang oleh submergence permanen.

Eksposur mengotori cuaca kering yang panas selama konstruksi bisa menyebabkan keduanya,
yaitu settlement dan penyusutan pecah. Sebuah tanah liat kering yang membanjiri dapat membengkak
dan merusak satu struktur atau tanggul superimpose dengan cara dorongan. Lebih dari itu, pecahan,
tanah bengkak diperlemah dan mungkin menjadi suatu penyebab kegagalan pondasi.

Total Settlement

Total sejumlah settlement satu struktur bisa mengalami kerusakan besar.Secara relatif
seragam. Di tanggul di muka bumi hasilnya pondasi akan satu settlement jambul. Hal ini
membahayakan dan mengakibatkan masalah karena itu biasanya mengembang secara perlahan, sering
tanpa operator personil pemeliharaan sadar akan tingkat kerugian ketinggian dan papan bebas.

Uang saku harus membuat untuk penyelesaian dalam merancang ketinggian, dan periodik
takar harus mempertimbangkan pasti bahwa level jambul sesuai dirawat. Sebagian besar
penyelesaian,pondasi dan tanggul, terjadi selama perioda konstruksi. Hal ini bisa menghasilkan
pertentangan volume dihitung dari struktur kecuali jika itu diantisipasi dan catatan hati-hati settlement
adalah tetap. Dengan upah yang sesuai, settlement tanggul dari beberapa meter mungkin menjadi di-
toleransi. Total settlement bukan satu materi serius jika adalah anticapted dan perbekalan dibuat
sebelumnya.
2. PERHITUNGAN LAJU KONSOLIDASI

Persamaan Umum Konsolidasi

Cv =

mv =

av = = =

dimana :
Cv = koefisien konsolidasi (cm2/det)
K = koefisien rembesan (permeabilitas)
= berat isi air
= koefisien kompresibilitas volume (pengecilan isi)
= koefisien pemampatan
= angka pori sebelum ada tambahan tekanan ( )
= angka pori sesudah adanya tambahan tekanan ( )
= tekanan tambahan

Atau dapat ditulis :

= = . = .

Dimana :
= tebal contoh tanah sebelum penambahan beban
= selisih tebal contoh sebelum dan sesudah adanya penambahan beban

Hubungan Antara Angka Pori dan Tebal Contoh

eo = =

Perubahan angka pori :


= .

Hubungan Antara Tekanan dan Angka Pori

Tekanan pre consolidation dan angka pori mempunyai hubungan sebagai berikut :

- e = Cc (logp logpo)
Cc = Compression Index (indek pemampatan)
Menurut Terzaghi harga Cc dapat ditentukan :
Cc = 0,009 (LL 10)
LL = Batas air dari tanah (dalam %)

Persamaan Penurunan

S = mv . h .

S= log -------------- S = penurunan (m, cm)

Teori Konsolidasi Terzaghi

Teori ini merupakan dasar yang telah disederhanakan untuk menentukan distribusi
tekanan hidrostatis yang bekerja dalam lapisan-lapisan yang berkonsolidasi di dalam
waktu tertentu sesudah bekerjanya beban/muatan dan ini disebut derajat konsolidasi (U)

U adalah tekanan hidrostatis pada suatu titik dalam lapisan lempung.

Penentuan distribusi tekanan hidrostatis yang bekrja dalam lapisan tanah pada interval
waktu yang berbeda dapat dilakukan sebagai berikut :

U = f (Tv) -------------- Tv =

U = derajat konsolidasi
Tv = Faktor waktu (Time Faktor)

Cv =

h = jalan air terpanjang tanah yang berkonsolidasi


Derajat konsolidasi :

U=

Harga U dapat diperoleh dari rumus Terzaghi U = f (T v), atau dapat diperkirakan dengan
persamaan :

U 50 % ; U2 = .

U 50 % ;U=1- . .

h = jalan air terpanjang

dari persamaan di atas dapat dihitung harga-harga U dan Tv sebagai berikut :

U% 20 40 60 80 90
Tv 0,031 0,126 0,287 0,567 0,848
Contoh :
Waktu yang diperlukan lapisan tanah untuk penurunan 90 % selesai adalah :

U = 90 % ----- Tv =

0,848 =

Jadi dalam waktu t90, konsolidasi sudah mencapai 90 % dari keseluruhan. Untuk
mencapai konsolidasi seluruhnya memerlukan waktu lama ( t 100), yaitu untuk
menyelesaikan Secondary Consolidation.

Menurut teori konsolidasi Terzaghi, konsolidasi seluruhnya terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Primary Consolidation
Adalah penurunan yang berjalan akibat pengaliran air dari tanah dengan demikian penurunan
ini adalah akibat penurunan tegangan efektif.

2. Secondary Consolidation
Penurunan yang amsih berjalan setelah primary consolidation selesai, yaitu setelah tidak
terdapat lagi tegangan air pori. Dan berlangsung dalam waktu yang lama serta nilainya kecil.
BAB III

KESIMPULAN

Dalam Pembangunan suatu kontruksi sangat diperlukan ketelitian yang tinggi terhadap hal-hal yang
dapat mencelakakan manusia atau membuat suatu kerugian yang besar. Salah satunya adalah
settlement
Settlement adalah penurunan tanah akibat aliran air tanah dan pori tanah dan memeiliki kaitan dngan
konsolidasi. Settlement pada konsolidai dapat dihitung menggunakan rumus yang telah ada. Namun
sebelum menghitung settlement pada konsolidasi terlebih dahulu dilakukan pengujian konsolidasi
dan dalam pengujian konolidasi hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagau berikut :
1. Tes konsolidasi dilakukan terhadap contoh tak terganggu
2. Sampel yang dipilih merupakan sampel yang mewakili pada kedalaman dan lapiasan
tertentu.
3. Pembebanan diberikan sesui prosedur, biasanya kenaikan beban berjalan sesuai deret ukur,
yaitu 25, 50, 100, 200, 400, 800, 1600, bahkan sampai 3200 kPa .
4. Karakteristik suatu tanah selama terjadi konsolidasi satu dimensi atau pemuaian ditentukan
dengan uji oedometer.
5. Perhitungan Settlement konsolidasi.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu sangat diharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

You might also like