You are on page 1of 16

Gravitasi Vol. 14 No.

1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375

RANGKAIAN INVERTER SATU FASA BERDASARKAN PERUBAHAN FREKUENSI


UNTUK PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR KAPASITOR

Single Phase Inverter Circuit Based on Frequency Variation For Controlling The Speed of a
Capacitor Motor

Ahmad Antares Adam1


1)
Jurusan Elektro Fakultas Tehnik Universitas Tadulako, Palu

Abstract

This research is aimed to build a single phase inverter circuit as a speed controller for a single phase induction
motor which operates based on the variation of frequency. In this circuit, the variation of frequency is developed
by an oscilator which work by the variation of the value ratio between a capacitor and a resistance. The capacity
of the capacitor is choosen constant while the value of the resistence is varied by a potentiometer. The
performance of this circuit is then examined to drive a single phase induction motor capacitor start and run tipe
in no load and loaded conditions. The result showed that this inverter circuit can control the speeds of the
capacitor motor proportionally to the stator voltage frequencies. The others motor quantities such as motor
voltage, current, power, and slip also observed in this study.
The result showed that the other motor quantities namely motor voltage, current, power also increased as the
motor frequency is increased.
Keywords: single-phase, inverter-circuit, frequency, oscilator, capacitor-motor.

44
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375

I PENDAHULUAN masukannya dapat dikendalikan (Rashid,

Inverter adalah suatu alat yang dapat 1993).

mengubah tegangan bolak-balik menjadi Pada penelitian ini, inverter yang


tegangan searah dengan frekuensi dan dibuat adalah inverter yang menghasilkan
tingkat tegangan yang dapat diatur (Rashid, frekuensi yang dapat diubah-ubah untuk
1993). Rangkaian inverter terdiri dari tiga mengendalikan kecepatan putar sebuah
bagian, bagian pertama sebuah rangkaian motor induksi satu fasa tipe kapasitor start
yang terbentuk dari rangkaian konverter dan berputar. Variasi frekuensi tegangan
yang mengubah sumber tegangan bolak- keluaran inverter diperoleh dengan cara
balik jala-jala menjadi tegangan searah dan merubah-rubah nilai tahanan variabel dari
menghilangkan riak pada keluaran tegangan sebuah potensio (R) yang terhubung secara
searah ini. Bagian kedua adalah rangkaian seri dengan kapasitor eksternal dengan nilai
inverter yang mengubah tegangan searah kapasitansi C. Ketika nilai tahanan variabel
menjadi tegangan bolak-balik satu fasa 1
potensio = , maka akan terjadi osilasi

dengan frekuensi beragam. Kedua rangkaian
pada rangkaian osilator dengan frekuensi
ini disebut rangkaian utama. Bagian yang
1
osilasi sebesar = . Frekuensi yang
ketiga adalah sebuah rangkaian kontrol 2

berfungsi sebagai pengendali rangkaian dihasilkan oleh rangkaian osilator adalah


utama. Gabungan keseluruhan rangkaian ini dalam kisaran 10 50 Hz. Frekuensi yang
disebut unit inverter (FATEC, 2006). dihasilkan oleh rangkaian osilator inilah
yang selanjutnya menjadi masukan bagi
Inverter dapat secara luas
rangkaian driver. Kemudian keluaran dari
diklasifikasikan ke dalam dua tipe, yaitu
rangkaian driver ini digunakan untuk
inverter satu fasa dan inverter tiga fasa.
menyulut mosfet pada rangkaian inverter.
Setiap tipe inverter ini dapat menggunakan
Keluaran inverter inilah yang pada akhirnya
piranti terkendali turn-on dan turn-off
diaplikasikan ke terminal motor induksi satu
(seperti BJTT, MOSFET, IGBT, MCT, SIT,
fasa tipe motor kapasitor. Pengujian
GTO) atau tyristror komutasi paksa
rangkaian inverter satu fasa pada penelitian
tergantung pada aplikasinya. Sebuah
ini dilakukan pada motor kapasitor pada
inverter disebut voltage fed inverter (VFI)
kondisi tanpa beban dan berbeban mekanis
jika tegangan masukan inverter dijaga
untuk melihat hubungan antara frekuensi
konstan, current fed inverter (CFI) jika arus
masukan motor terhadap tegangan, arus,
masukan inverter dijaga konstan dan
daya dan kecepatan motor.
variable DC linked inverter jika tegangan

45
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375

II. TINJAUAN PUSTAKA mengubah tegangan terminal stator


(Chapman, 1991).
Motor-motor satu fasa adalah motor
Dalam perancangan praktis yang
berukuran kecil, yang dibuat dalam kisaran
melibatkan motor dengan slip yang tinggi,
daya pecahan daya kuda (fractional horse
pendekatan yang biasa digunakan untuk
power). Motormotor ini digunakan untuk
mengendalikan kecepatan motor adalah
berbagai tipe (macam) peralatan dalam
dengan mengubah-ubah nilai tegangan
rumah tangga, kantor, toko, dan pabrik
terminal motor. Tegangan terminal motor ini
(industri), seperti mesin cuci, kipas angin,
dapat divariasikan dengan cara (Chapman,
pompa air, mesin pendingin (kulkas),
1991):
blender dan mikser. Motormotor ini
(a) Sebuah autotrafo dapat digunakan untuk
mempunyai konstruksi yang relatif
secara kontinyu mengatur tegangan
sederhana. Kebanyakan dari motor pecahan
saluran. Metode ini adalah metode yang
daya kuda adalah tipe motor induksi satu
paling mahal dari pengendalian
fasa. Motor-motor ini diklasifikasikan
kecepatan berdasarkan tegangan dan
menurut metode yang digunakan untuk
digunakan hanya ketika dibutuhkan
menstart mereka. Yaitu tipe split fasa
pengendalian kecepatan yang sangat
(resistansi start motor), kapasitor start,
halus.
kapasitor run, dan motor kutub
(b) Sebuah rangkaian SCR atau TRIAC
bayangan(Cyne dan Joseph, 1987).
(komponen semikonduktor) dapat
Dalam banyak aplikasi dari motor
digunakan untuk mereduksi tegangan
induksi satu fasa, kecepatan harus
rms yang diaplikasikan ke motor oleh
divariasikan pada wilayah tertentu. Sebagai
pengontrol fasa bolak-balik. Rangkaian
contoh, kecepatan dari blender dan sekap
pengendali semikonduktor ini lebih
listrik sering harus berubah-ubah dalam
murah dari autotrafo dan semakin umum
pengoperasiannya. Secara umum kecepatan
digunakan.
motor induksi satu fasa dapat dikendalikan
(c) Mengubah nilai dari sebuah tahanan luar
dengan cara yang sama dengan kecepatan
variabel yang terhubung secara seri
motor induksi fasa banyak. Untuk motor
dengan motor. Cara ini mudah untuk
induksi satu fasa tipe rotor sangkar
dilaksanakan, tetapi mempunyai
kecepatannya dapat dikendalikan dengan
kekurangan yaitu menghasilkan rugi
metode: memvariasikan frekuensi stator,
daya dalam tahanan, sehingga
mengubah jumlah kutub stator, dan
mengurangi efisiensi konversi daya
secara keselurahan.

46
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375

Penelitian sebelumnya tentang penelitian ini menggunakan perubahan


aplikasi inverter satu fasa sebagai rangkaian frekuensi.
pengendali kecepatan motor induksi yang Penelitian yang dilakukan oleh
terkait dengan penelitian ini dua di Kustanto (2008) yang berjudul Sistem
antaranya adalah sebagai berikut: Pengendalian Kecepatan Motor Induksi 1
Penelitian yang dilakukan oleh Fasa dengan Perubahan Tegangan Berbasis
Kresna (2014) yang berjudul Prototipe MCU MC68HC11, telah membuat sistem
Kendali Motor Induksi Satu Phasa, telah pengendalian kecepatan motor induksi satu
merancang dan membuat prototipe peralatan fasa dengan perubahan tegangan berbasis
pengaturan kecepatan motor induksi satu MCU MC68HC11, dimana sebuah personal
fasa dengan kendali mikrokontroler dan dari komputer digunakan untuk mengatur kerja
hasil pengujian rangkaian tersebut diperoleh MCU MC68HC11.Selanjutnya sistem
kecepatan putaran motor mendekati konstan MC68HC11 ini akan mengatur sudut picu
walaupun beban mekanik motor thyristor yang berfungsi mengendalikan
berfluktuasi. Pada rangkaian pengendali tegangan jala-jala PLN. Tegangan keluaran
kecepatan motor induksi satu fasa dengan thyristor inilah yang kemudian dipakai
pengaturan PWM ini, sumber tegangan sebagai tegangan input kumparan stator
motor adalah tegangan keluaran dari motor induksi satu fasa. Perbedaan antara
rangkaian inverter dengan menggunakan penelitian tersebut dengan penelitian ini
transistor. Tegangan keluaran inverter dapat adalah pada penelitian sebelumnya
divariasikan dengan mengatur trigger komponen inverternya menggunakan back
transistor pada rangkaian inverter. to back thyristorsedangkan pada penelitian
Perbedaan utama antara penelitian ini inikomponen utama inverternya
dengan penelitian yang dilakukan penulis menggunakan mosfet.
adalah terletak pada jenis komponen utama
III. METODE PENELITIAN
pada rangkaian inverternya dan metode
pengaturan kecepatan motor itu sendiri. A. Bahan Penelitian:

Pada penelitian sebelumnya komponen 1. Kabel penghubung rangkaian

utama inverternya adalah transistor 2. Mosfet

sementara pada penelitian ini menggunakan 3. Dioda

mosfet, sedangkan metode pengendalian 4. Kapasitor

motor pada penelitian sebelumnya 5. Papan PCB


menggunakan PWM sementara pada 6. Timah solder
7. Trafo 18 Volt

47
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375

8. Trafo 12 Volt C. Langkah-langkah Penelitian


9. Potensiometer Adapun langkah-langkah yang dilakukan
10. Rangkaian Osilator pada penelitian ini adalah:
B. Alat Penelitian: 1. Perancangan rangkaian invertersatu fasa
1. Motor induksi satu fasa tipe motor Rangkaian inverter satu fasayang dibuat
kapasitor start dan berputar dalam penelitian ini bekerja berdasarkan
2. Tachometer perubahan frekuensi teganganyang masuk
3. Voltmeter ke motor.Gambar skematis rancangan
4. Amperemeter rangkaian inverter tersebut diperlihatkan
5. Wattmeter pada Gambar 1.

Gambar 1 Skema rancangan rangkaian inverter satu fasa berdasarkan


perubahan frekuensi
Keterangan:
1 1
1. Potensiometer = = =
2 2 3,14 10 7 10
Potensio ini mempunyai tiga kaki,
159, 24 Ohm
terhubung dengan osilator dan berfungsi
untuk mengatur perbandingan antara nilai
Sehingga nilai R tertinggi potensio
tahanan R dan nilai kapasitor eksternal C.
dibulatkan menjadi 160 Kohm. Potensio
Nilai kapasitansi kapasitor yang digunakan
yang digunakan mempunyai harga resistansi
adalah 100 pF atau 10-7 Farad. Makaharga
variabel R antara 0 sampai dengan 160 k.
resistansi variabel R tertinggi dari potensio
Resistansi variabel ini terhubung secara seri
untuk menghasilkan frekuensi terendah 10
dengan sebuah kapasitor dengan nilai
Hertz dapat dihitung dengan menggunakan
kapasitansi 100 F atau 10-7 Farad.
persamaan
2. Rangkaian Osilator

48
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375

Rangkaian osilator berfungsi untuk Penyearah dioda ini secara teoritis akan
menghasilkan frekuensi penyulutan mosfet. menghasilkan tegangan searah dari tegangan
Frekuensi yang dihasilkan adalah jala-jala satu fasa 220 volt sebesar:
2
merupakan perbandingan antara nilai R dan = = 0,637 = 0,637 2x 220 =

C. Frekuensi yang dihasilkan osilator
198,16 volt.
berkisar 10- 50 Hz. Osilator yang digunakan
5. Inverter Satu Fasa
pada penelitian ini adalah IC 4047.
Inverter satu fasa berfungsi mengubah
3. Rangkaian driver mosfet
tegangan searah yang dihasilkan penyearah
Rangkaian driver ini akan menerima sinyal
dioda berdasarkan frekuensi penyulutan
dari rangkaian osilator dan berfungsi
mosfet. Inverter yang digunakan sebagai
menyulut mosfet pada inverter. Rangkaian
pengendali kecepatan motor induksi satu
yang digunakan pada driver mosfet adalah
fasa pada penelitian ini adalah inverter satu
jenis IC TLP250. Jenis IC ini telah
fasa dengan konfigurasi empat buah mosfet
dirancang khusus untuk driver mosfet
dan empat dioda seperti diperlihatkan pada
maupun IGBT yang beroperasi pada
Gambar 2.
tegangan dan daya besar.
4. Penyearah dioda
Penyearah dioda berfungsi menyearahkan
tegangan jala-jala secara tidak terkendali.

Gambar 2 Inverter satu fasa


3. Pengujian kinerja rangkaian inverter
2. Pembuatan rangkaian inverter yang sebagai pengendali kecepatan motor
sesuai dengan rancangan yang telah induksi satu fasa.
dibuat. Hal ini dilakukan dengan cara merubah-
rubah nilai tahanan variabel potensio

49
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375

sehingga dihasilkan frekuensi Pada kondisi ini rangkaian inverter


penyulutan yang bervariasi dari dihubungkan ke sebuah motor satu fasa tipe
pasangan mosfet pada inverter, sehingga kapasitor yang porosnya tidak dihubungkan
frekuensi dari tegangan terminal motor ke suatu beban mekanik apapun.
menjadi berubah-ubah.Frekuensi dan
Spesifikasi motor tersebut adalah
perubahannya diukur dan diamati
sebagai berikut:
dengan osiloskop. Perubahan kecepatan
motor ini diukur dengan tachometer. Motor Kapasitor Start dan Berputar
Besar tegangan, arus dan daya yang (Capacitor start and run motor).
masuk ke motor diukur pula pada Cos = 0,8
percobaan ini masing-masing dengan Frekuensi = 50 Hz
menggunakan voltmeter, amperemeter Tegangan = 220 volt
dan wattmeter. Kecepatan medan sinkron = 3000 rpm
4. Pengujian kinerja rangkaian inverter Kapasitor = 6,3 F
sebagai pengendali kecepatan motor Arus = 1,4 A
induksi satu fasa pada 3 dilakukan untuk Daya = 200 W
kondisi motor tanpa beban dan berbeban Tabel 1 Pengujian pengaturan frekuensi
motor tanpa beban
sebesar 0,06 N-m dan 0,12 N-m untuk
Frekuensi Daya Kecepatan
frekuensi penyulutan mosfet yang Tegangan Arus
(Watt (Rpm)
(Volt) (Ampere)
(Hertz) )
bervariasi. 1400
25 136 0,71 60
5. Membuat kesimpulan tentang kinerja 1780
30 148 0,74 69
alat yang dibuat. 2050
35 152 0,79 87

2325
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 40 154 0,87 108
2600
45 155 0,96 130
4.1. Hasil
2890
50 156 1,05 153
Hasil pengukuran tegangan keluaran
penyearah tak terkendali satu fasa = 178
volt. 2. Hasil pengujian pengaturan
Hasil pengukuran tegangan keluaran frekuensi motor berbebanmekanis 0,06 N-
inverter satu fasa = 156 sampai dengan 160 m
volt
Pada kondisi ini rangkaian inverter
1. Hasil pengujian pengaturan dihubungkan ke sebuah motor satu fasa tipe
frekuensi masukan motor tanpa beban kapasitor yang porosnya dihubungkan ke
suatu beban mekanis sebesar 0,06 N-m.

50
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375

Tabel 2 Pengujian pengaturan frekuensi Dari hasil percobaan terlihat bahwa ketika
motor berbeban mekanis 0,06 N-m
frekuensi yang dipicu oleh rangkian driver
Slip
Frekuensi Tegangan Arus Daya Kecepatan
(%) (yang mana frekuensi ini sama dengan
(Hertz) (Volt) (Ampere) (Watt) (Rpm)

30 1700 5.56
frekuensi masukan motor) 25 Hz, maka
148 0,85 85
35 1840 12,38
tegangan stator adalah sebesar 136 Volt.
151 1,1 120

40 2150 10,42
Ketika frekuensi dinaikkan menjadi 30 Hz,
154 1,21 148

45 2470 8,52
tegangan naik menjadi 148 Volt, sehingga
155 1,25 152

50 2710 9,67
pada kenaikan frekuensi 5 Hz dihasilkan
156 1,3 175
perubahan tegangan sebesar 12 Volt. Ketika
frekuensi naik menjadi 35 Hz, tegangan
3. Hasil pengujian pengaturan
meningkat menjadi 152 Volt, sehingga pada
frekuensi motor berbeban mekanis 0,12
range kenaikan frekuensi 5 Hz dihasilkan
N-m
perubahan tegangan sebesar 4 Volt. Ketika
Pada kondisi ini rangkaian inverter
frekuensi naik menjadi 40 Hz, tegangan
dihubungkan ke sebuah motor satu fasa tipe
bertambah menjadi 154 Volt, sehingga pada
kapasitor yang porosnya dihubungkan ke
range kenaikan frekuensi 5 Hz dihasilkan
suatu beban mekanis sebesar 0,12 N-m.
perubahan tegangan sebesar 2 Volt. Pada
Tabel 3 Pengujian pengaturan frekuensi
motor berbeban mekanis 0,12 N-m saat frekuensi dinaikkan menjadi 45 Hz,
Slip
Frekuensi
(Hertz)
Tegangan
(Volt)
Arus
(Ampere)
Daya
(Watt)
Kecepatan
(Rpm)
(%) tegangan motor hanya naik sebesar 1 Volt
30 1210 32,77 menjadi 155 Volt. Demikian halnya ketika
148 1,25 120
35 1400 33,33 frekuensi bertambahnya menjadi 50 Hz,
151 1,4 150

40 1990 17,08 tegangan motor hanya bertambah sebesar 1


154 1,42 160

45 2250 16,67 Volt menjadi 156 Volt.


155 1,55 180

50 2460 18 Tabel 1 menunjukkan bahwa semakin tinggi


156 1,62 190
frekuensi masukan motor, maka semakin
4.2. Pembahasan besar tegangan motor yang dihasilkan,
1. Pengujian pengaturan frekuensi walaupun perubahan kenaikan tegangan
masukan motor tanpa beban motor ini sifatnya tidak linier terhadap
perubahan frekuensi terutama pada pada
Dari hasil pengujian pengaturan frekuensi
daerah frekuensi 35 50 Hz. Grafik
masukan motor tanpa beban di atas,
frekuensi terhadap tegangan motor diberikan
diperoleh hubungan antara:
pada Gambar 3.
a. Perubahan frekuensi masukan terhadap
tegangan masukan motor
51
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375

Volt Frekuensi terhadap Tegangan


160
155
150 Frekuensi
terhadap
145
Tegangan
140
30 35 40 45 50 Hz

Gambar 3. Frekuensi terhadap tegangan motor


kenaikan frekuensi motor. Semakin tinggi
b. Perubahan frekuensi masukan terhadap frekuensi, semakin besar arus motor. Grafik
arus motor frekuensi terhadap arus motor diberikan
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa arus pada Gambar 4.
yang ditarik motor sebanding dengan

Amp Frekuensi terhadap Arus


1.5

1
Frekueansi
0.5
terhadap Arus
0
25 30 35 40 45 50 Hz

Gambar 4 Frekuensi terhadap arus motor

Grafik frekuensi terhadap daya motor


c. Perubahan frekuensi masukan terhadap diberikan pada Gambar 5.
daya motor
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa daya
yang ditarik oleh motor berbanding lurus
dengan dengan frekuensi masukan motor.

52
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375

Watt Frekuensi terhadap Daya


200

150

100 Frekuensi
50 terhadap Daya

0
Hz
25 30 35 40 45 50

Gambar 5 Frekuensi terhadap daya motor


sedangkan kecepatan motor 2050 rpm, slip
d. Perubahan frekuensi masukan terhadap adalah (2100 2050)/2100 = 2,38 %. Pada
putaran motor frekuensi 40 Hz, kecepatan sinkron motor
Motor induksi yang digunakan pada ns = (120 x 40)/2 = 2400 rpm, sedangkan
penelitian ini mempunyai kecepatan sinkron kecepatan motor adalah 2325 rpm, slip
(ns) = 3000 rpm. Dari percobaan ini terlihat adalah (2400 2325)/2400 = 3,13 %. Pada
bahwa semakin besar frekuensi masukan frekuensi masukan 45 Hz, kecepatan sinkron
motor, maka semakin besar kecepatan putar motor adalah 2700 rpm, sementara
motor, atau dengan kata lain kecepatan putar kecepatan putar motor 2600 rpm, harga slip
motor berbanding lurus dengan frekuensi. adalah (2700 - 2600)/2700 = 3,7 %. Pada
Pada frekuensi 25 Hz, kecepatan sinkron frekuensi masukan 50 Hz, kecepatan sinkron
motor adalah ns = (120 x 25)/2 = 1500 rpm, motor adalah 3000 rpm, sementara
sedangkan kecepatan aktual motor adalah kecepatan putar motor 2890 rpm, maka slip
1400 rpm.Sehingga slip adalah (1500 adalah (3000 - 2890)/3000 = 3,67 %.
1400)/1500 = 6,67 %. Saat frekuensi 30 Hz, Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa motor
kecepatan sinkron motor adalah ns = (120 x berputar mendekati kecepatan sinkronnya,
30)/2 = 1800 rpm, sedangkan kecepatan dimana kecepatan putar ini sebanding
motor adalah 1780 rpm. Dengan demikian dengan frekuensi.
slip adalah (1800 1780)/1800 = 1,11 %. Grafik frekuensi terhadap kecepatan motor
Ketika frekuensi 35 Hz, kecepatan sinkron diberikan pada Gambar 6.
motor adalah ns = (120 x 35)/2 = 2100 rpm,

53
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375

Rpm
Frekuensi terhadap Kecepatan
3500
3000
2500
2000
Frekuensi terhadap
1500
Kecepatan
1000
500
0 Hz
25 30 35 40 45 50

Gambar 6 Frekuensi terhadap kecepatan motor


yang sama tegangan motor juga berharga
2. Pengujian pengaturan frekuensi sama.
masukan motor berbeban mekanis 0,06 N-m b. Perubahan frekuensi masukan terhadap
arus motor
Dari hasil pengujian diperoleh hubungan
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa arus
antara:
yang ditarik motor sebanding dengan
a. Perubahan frekuensi masukan terhadap kenaikan frekuensi motor. Semakin tinggi
tegangan masukan motor frekuensi, semakin besar arus motor.
Tabel 2 menunjukkan bahwa untuk nilai Terlihat bahwa pada kondisi berbeban, arus
frekuensi yang sama dengan tabel 1, yang ditarik motor lebih tinggi daripada
tegangan motor yang dihasilkan juga sesuai kondisi tanpa beban untuk nilai frekuensi
dengan tabel 1. Atau dengan kata lain baik masukan motor yang sama. Grafik frekuensi
untuk kondisi motor tanpa beban maupun terhadap arus motor diberikan pada Gambar
berbeban 0,06 N-m, untuk frekuensi motor 7.

54
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375

Amp
Frekuensi terhadap Arus
1.6
1.4
1.2
1
0.8 Frekuensi terhadap
0.6 Arus
0.4
0.2
0 Hz
30 35 40 45 50

Gambar 7 Frekuensi terhadap arus motor


Daya yang ditarik motor dari inverter
c. Perubahan frekuensi masukan terhadap semakin besar pada kondisi motor berbeban
daya motor mekanis 0,06 Nm daripada pada kondisi
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa daya tanpa beban. Grafik frekuensi terhadap daya
yang ditarik oleh motor berbanding lurus motor diberikan pada Gambar 8.
dengan dengan frekuensi masukan motor.

Watt Frekuensi terhadap Daya


200

150

100 Frekuensi terhadap


Daya
50

0
Hz
30 35 40 45 50

Gambar 8 Frekuensi terhadap daya motor


jika dibandingkan dengan kondisi tanpa
d. Perubahan frekuensi masukan terhadap beban, pada kondisi berbeban ini untuk
putaran motor frekuensi motor yang sama keccpatan motor
Dari percobaan ini terlihat bahwa semakin turun cukup signifikan. Grafik frekuensi
besar frekuensi masukan motor, maka terhadapkecepatan motor dan frekuensi
semakin besar kecepatan putar motor, atau terhadap slip diberikan pada Gambar 9 dan
dengan kata lain kecepatan putar motor Gambar 10.
berbanding lurus dengan frekuensi. Namun

55
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375

Rpm Frekuensi terhadap Kecepatan


3000
2500
2000
1500 Frekuensi terhadap
1000 Kecepatan
500
0
Hz
30 35 40 45 50

Gambar 9Grafik frekuensi terhadapkecepatan motor

% Frekuensi terhadap Slip


14
12
10
8
6 Frekuensi
4 terhadap Slip
2
0 Hz
30 35 40 45 50

Gambar 10Grafik frekuensi terhadapslip


maupun berbeban 0,06 N-m dan 0,12 N-m,
3. Pengujian pengaturan frekuensi masukan untuk frekuensi motor yang sama tegangan
motor berbeban mekanis 0,12 N-m motor juga berharga sama.
b. Perubahan frekuensi masukan terhadap
Dari hasil pengujian diperoleh hubungan
arus motor
antara:
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa arus
a. Perubahan frekuensi masukan terhadap yang ditarik motor sebanding dengan
tegangan masukan motor kenaikan frekuensi motor. Semakin tinggi
Tabel 3 menunjukkan bahwa untuk nilai frekuensi, semakin besar arus motor. Pada
frekuensi yang sama dengan tabel 1 dan 2, kondisi berbeban 0,12 N-m ini, terlihat
tegangan motor yang dihasilkan juga sesuai bahwa arus yang ditarik motor lebih tinggi
dengan tabel 1 dan. Atau dengan kata lain daripada kondisi tanpa beban maupun
baik untuk kondisi motor tanpa beban berbeban 0,06 N-m.Grafik frekuensi

56
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375

terhadap arus motor diberikan pada Gambar 11.

Amp Frekuensi terhadap Arus


2
1.5
1 Frekuensi terhadap
0.5 Arus

0
30 35 40 45 50
Hz

Gambar 11 Frekuensi terhadap arus motor


semakin besar pada kondisi motor berbeban
c. Perubahan frekuensi masukan terhadap mekanis 0,12 Nm daripada pada kondisi
daya motor tanpa beban atau berbeban mekanis 0,06 N-
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa daya m. Grafik frekuensi terhadap daya motor
yang ditarik oleh motor berbanding lurus diberikan pada Gambar 11.
dengan dengan frekuensi masukan motor.
Daya yang ditarik motor dari inverter

Watt Frekuensi terhadap Daya


200
150
100 Frekuensi terhadap
50 Daya

0
Hz
30 35 40 45 50

Gambar 12 Frekuensi terhadap daya motor


berbanding lurus dengan frekuensi. Namun
jika dibandingkan dengan kondisi tanpa
d. Perubahan frekuensi masukan terhadap
beban dan berbeban 0,06 N-m, pada kondisi
putaran motor
berbeban 0,12 N-m ini untuk frekuensi
Dari percobaan ini terlihat bahwa semakin
motor yang sama keccpatan motor turun
besar frekuensi masukan motor, maka
lebih tajam lagi, sehingga motor induksi
semakin besar kecepatan putar motor, atau
bekerja dengan harga slip yang relatif tinggi.
dengan kata lain kecepatan putar motor
Grafik frekuensi terhadapkecepatan motor
57
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375

dan frekuensi terhadap slip diberikan pada Gambar 13 dan Gambar 14.

Rpm Frekuensi terhadap Kecepatan


3000
2500
2000
1500 Frekuensi terhadap
1000 Kecepatan
500
0
Hz
30 35 40 45 50

Gambar 13Grafik frekuensi terhadapkecepatan motor

% Frekuensi terhadap Slip


35
30
25
20
15 Frekuensi terhadap
10 Slip
5
0
Hz
30 35 40 45 50

Gambar 14Grafik frekuensi terhadapslip


yang sama berlaku pula untuk daya,
yaitu daya berbanding lurus dengan
V KESIMPULAN peningkatan frekuensi dan kenaikan
beban.
1. Untuk kondisi motor tidak berbeban
3. Semakin tinggi frekuensi, maka
maupun berbeban, tegangan yang
kecepatan motor juga semakin
dihasilkan inverter untuk frekuensi yang
meningkat untuk kondisi motor tanpa
sama adalah sama. Tegangan yang
beban dan berbeban mekanis. Namun,
dihasilkan tidak linier terhadap
kecepatan motor turun secara cukup
pertambahan nilai frekuensi, terutama
tajam seiring dengan meningkatnya
untuk daerah frekuensi 35 50 Hz.
beban mekanis yang terhubung dengan
2. Arus yang ditarik oleh motor dari
poros motor untuk nilai frekuensi motor
inverter berbanding lurus dengan
yang sama.
kenaikan harga frekuensi dan kenaikan
beban. Untuk frekuensi motor yang
sama, semakin tinggi beban mekanis
motor, semakin tinggi arus motor. Hal

58
Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: 1412-2375

DAFTAR PUSTAKA
Chapman, S. J., 1991, Electric Machinery
Fundamentals, McGraw-
Hill Inc., Singapore.

Cyne, V. G., and Joseph, M. E., 1987,


Fractional and
Subfractional Horse Power,
Mc. Graw Hill International
Edition, Singapore.
FATEC, 2006, Inverter School Text,
Inverter Practical Course,
Mitsubishi Electric
Corporation, Tokyo, Japan,
p.211.
Kresna, N. H., 2014, Prototipe Kendali
Motor Induksi Satu Phasa,
Jurnal Teknik Elektro
Volume 3, No.1 Januari
2014, p.62-69.
Kustanto, 2008, Sistem Pengendalian
Kecepatan Motor Induksi 1
Fasa dengan Perubahan
Tegangan Berbasis MCU
MC68HC11,
http://www.kus2008.
filewordpress. com /2008/07.
Rashid, M.H., 1993, Power Electronics:
Circuits, Devices, and
Applications, Prentice Hall
International, Inc.,
Englewood Cliffs, New
Jersey.

59

You might also like