Professional Documents
Culture Documents
b. Unsur-unsur pemikiran
Logika memang menyelidiki hukum-hukum pemikiran. Penyelidikan itu terjadi dengan
menguraikan unsur-unsur pemikiran tersebut. Penguraian unsur-unsur itu menunjukan
bahwa pemikiran manusia sebenarnya terdiri atas unsur-unsur yang berikut. Unsur
pertama adalah pengertian-pengertian. Unsur kedua adalah pengertian-pengertian itu
disusun sedemikian rupa sehingga menjadi kepusan-keputusan itu disusun sedemikin
rupa sehingga menjadi penyimpulan-penyimpulan.
Namun demikian pemikiran manusia bukanlah suatu kegiatan yang terjadi di dalam batin
saja, pemikiran itu juga nampak dalam tanda-tanda lahiriah keputusan-keputusan
maupun kalimat-kalimat, dan akhirnya baik penyimpulan-penyimpulan maupun
pembuktian-pembuktianya. Oleh karena itu dalam pemikiran manusia (kegiatan akal
budi) terdapat tiga unsur yaitu:
1) Menangkap sesuatu sebagaimana adanya. Artinya, menangkap sesuatu tanpa
mengakui atau memungkirinya.
2) Memberikan keputusan. Artinya, menghubungkan pengertian yang satu dengan
pengertian lainya atau memungkiri hubungan itu.
3) Merundingkannya. Artinya, menghubungkan keputusan-keputusan sedemikian rupa,
sehingga dari satu keputusan atau lebih, dan akhirnya sampai pada suatu kesimpulan.
2. Pemikiran Tasawuf
Keistimewahan tasawuf sebagai salah satu institusi Islam adalah penekanan pada aspek
psikis spiritual dan cara hidupnya yang lebih mengutamakan aspek psikomotor dan
efeksi, lebih mengutamakan pengagungan Tuhan dan membebaskan diri dari egoisme.
Secara umum tasawuf terbagi menjadi tiga.
a. Tasawuf Akhlak
Menekankan pada pendalaman dan pengamalan spiritual untuk membangun ahlak mulia.
Salah satu tokohnya adalah Al-Ghazali. Untuk mencapai kesempurnaanya, ada beberapa
langkah yang harus ditempuh manusia menurut tasawuf, yaitu sebagai berikut:
a. Takhali, yakni pengosongan diri dari semua bentuk kemaksiatan dan melenyapkan
dorongan hawa nafsu.
b. Tahali, yakni upaya menghiasi diri dari kebiasaan, sikap dan perilaku yang baik. Ada
tujuh sikap yang harus menjadi hiasan bagi orang-orang yang menekuni jalan sufi
yaitu, tobat, cemas dan harap pada Allah, zuhud, fakir, sabar, rida, dan muraqabah.
c. Tajali, tahap ini merupakan tahap tertinggi, yaitu pengisian rasa cinta dan rindu
kepada Allah yang pada proses ini akan terbuka nur ilahi pada hati seorang sufi.
b. Tasawuf Amali
Jalan tasawuf yang harus dilakukan melalui bimbingan guru tasawuf. Hal ini mengingat
bahwa untuk menjalani kehidupan tasawuf, ada orang yang mampu melakukan sendiri
dan ada yang dibimbing oleh seorang ahli tasawuf. Dalam tasawuf amali dikenal sebagai
strata sebagai berikut.
a. Murid
b. Syekh/mursyid
c. Wali dan Qutb
c. Tasawuf Falsafi
Merupakan reaksi sebagaian kalangan tasawuf atas teori-teori teologi yang dikemukakan
para filsuf atau mutakallimin. Karena harus menyesuaikan diri dengan teori filsafat, para
filsuf atau mutakalimin ini menanggalkan sebagian sifat Tuhan. Secara garis besar,
konsep mereka dalam teologi Islam dapat dibagi tiga bagian yaitu konsep etika tentang
Tuhan menyatakan bahwa Dzat Tuhan merupakan kekuasaan, daya dan iradat yang
mutlak. Konsep estetika menyatakan bahwa antara Tuhan dan manusia terdapat jalur
timbal balik. Konsep kesatuan wuud dipelopori Ibn Arabi yang inti ajaranya adalah, alam
realitas (dunia fenomena) ini merupakan bayangan dari suprarealitas (Tuhan).
4. Pemikiran Filsafat
Khazanah pemikira dalam Islam kaya dengan karya dan tradisi filsafat. Akan tetapi,
sangat tidak memungkinkan dalam rangkuman ini dipaparkan resume para tokoh dan
pemikiranya dalam bidang filsafat. Oleh sebab itu, dalam bab ini hanya dipapakan dua
tokoh utama yakni Ibn Rusyd mewakili pemikiran filsafat klasik Islam, dan Jamaluddin
Al-Afghani mewakili pemikiran filsafat modern.
a. Ibn Rusyd (520-595 H/1126-1198 M)
Ibn Rusyd adalah model bagi kemandirian akal pikiran sekaligus model bagi keberanian
berpikir, khususnya dalam melawan pemikiran-pemikiran yang telah terlembaga dalam
institusi agama. Keberanianya mengkritisi kemapanan kekuasaan agama menginspirasi
orang-orang eropa pada abad ke-13 dan ke-14 untuk melakukan hal yang sama kepada
kuasa gereja yang pada saat itu mendominasi hampir seluruh aspek kehidupan mereka.
Ibn Rusyd adalah pemikir yang berusaha menghidupkan tradisi pemikiran bebas yang
kemudian dikembangkan oleh para filsuf pencerahan di eropa. Dampak langsung dari
gagasan-gagasan Ibn Rusyd dapat ditelusuri pada mazhab pemikikiran yang dikenal
dengan sebutan Averoisme merupakan bentuk sinisme untuk merujuk pada pengikut
Ibn Rusyd.
Dari rangkuman sejarah perkembangan pemikiran dalam Islam, tampak bahwa tradisi
keilmuwan melekat dalam diri umat Islam sejak agama lahir. Tradisi itu bukan hanya
pada tataran empirisme, melainkan jauh melesat ke alam metaempiris. Kebebasan dan
keberanian dunia pemikir Islam telah melahirkan kekayaan yang tidak ternilai dalam
khazanah ilmu pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu. Sayangnya, semua itu saat ini
tinggal kenangan. Dunia Islam kemudian tertinggal dalam ilmu pengetahuan.
Sejak akhir abad ke-19 hingga kini, salah satu persoalan besar yang diangkat para
pemikir muslim adalah sikap yang mesti diambil terhadap ilmu pengetahuan modern di
dunia barat. Perdebatan mereka dilatar belakangi kesadaran bahwa dunia Islam pernah
menjadi pusat ilmu pengetahuan, tetapi zaman baru telah tertinggal jauh oleh dunia barat,
perbincangan tentang Islam dan ilmu pengetahuan sejak abad akhir ke-19 memiliki dua
aspek penting.
Pertama, periode tersebut ditandai banyak perkembangan baru dalam pemikir Islam.
Penyebab utamanya adalah kontak yang semakin intensif pada beberapa kasus, bahkan
berupa benturan fisik antara dunia Islam dan peradaban Barat. Gagasan seperti
kemodernan serta modernis, westernisasi atau pembaratan dan sekurelisme
menjadi objek utama perhatian para pemikir muslim. Demikianlah luasnya penyebaran
gagasan bau itu sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa pemikir baru Islam lahir
dari keinginan menanggapinya.
Kedua, sejak awal perkembangan Islam, ilmu berdasarkan pengamatan, wahyu atau
renungan para sufi sebagai induk ilmu pengetahuan selalu mendapatkan perhatian para
pemikir muslim. Bertemu dengan kecenderungan ini, perhatian tersebut mengambil
bentuk tanggapan terhadap perkembangan pesat ilmu pengetahuan modern didunia
barat., yang dianggap tidak menginduk pada suatu ilmu yang benar. Tanggapan itu,
kerena lebih merupakan reaksi dari usaha atau prakarsa sendiri, pada diri beberapa
pemikir dan aliran pemikir merupakan penyempitan wilayah wacana tentang ilmu dan
ilmu pengetahuan dibandingkan dengan periode sebelumnya, khususnya pada masa awal
perkembangan intelektual Islam.
Sejak abad ke-19, usaha untuk memberikan tanggapan itu melahirkan pemikiran tentang
perbedaan antara Islam dan ilmu pengetahuan yang amat beragam. Tanggapan tersebut
dapat berarti usaha apologetis untuk menegaskan bahwa ilmu pengetahuan yang
dikembangkan dibarat sebenarnya bersifat islami. Bisa pula, merupakan usaha
mengakomodasi sebagian nilai dan gagasan ilmu pengetahuan modern karena dianggap
islami, sambil menolak sebagian lain. Tidak pula bisa dilupakan usaha islamisasi
berbagai cabang ilmu pengetahuan dan penciptaan suatu filsafat ilmu pengetahuan
Islam. Akhirnya, ada upaya rekonstruksi pandangan dunia serta epistimologi Islam.
3. Dalam Islam dikenal adanya Aliran Kalam (Teologi) dan Pemikiran. Diantaranya;
Khawarij, Murjiah, Mutazilah, Asyariyah dan Maturidiyah. Terkait dengan hal
di atas, Saudara diminta untuk menjelaskan konsepsi/pemikiran mereka tentang:
Jawaban:
a. Khawarij
1) kekuasaan Tuhan
berpedapat bahwa tidak ada hukum, kecuali hukum Tuhan.
2) Nabi dan Rasul
Setia umat Muhammad yang terus menerus melakukan dosa besar hingga matinya
belum melakukan tobat, maka dihukumkan kafir serta kekal dineraka.
3) Akal dan Wahyu
Konsep dari pemikiran Khawarij ialah watak ekstrim dalam memutuskan persoalan-
persoalan kalam.
b. Murjiah
1) kekuasaan Tuhan
bahwa orang yang percaya kepada Tuhan kemudian menyatakan kekufuran secara
lisan, tidaklah menjadi kafir karena iman dan kufur itu bertempat di dalam hati bukan
pada bagian lain dalam tubuh manusia.
c. Mutazilah
1) kekuasaan Tuhan
bahwa Tuhan itu adil dan tidak mungkin berbuat zalim dengan memaksakan kehendak
kepada hamba-Nya kemudian mengharuskan hamba-Nya untuk menanggung akibat
perbuatannya, secara lebih jelas aliran Mutazilah mengatakan bahwa kekuasaan
sebenarnya tidak mutlak lagi. Itulah sebabnya Mutazilah menggunakan ayat 62 surat
Al-Ahzab.
2) Nabi dan Rasul
Menurut Mutazilah pengiriman rasul-rasul itu tidak begitu penting, sebab wahyu
yang dibawa oleh rasul itu hanya berfungsi untuk memperkuat atau menyempurnakan
apa-apa yang telah diketahui manusia oleh akalnya. Tanpa rasul manusia dapat
mengetahui tentang Tuhan dan kewajiban-kewajiban terhadap Tuhan, termasuk
kewajiban mengetahui hukum-hukum dan sifat-sifat Tuhan. Orang yang tidak
mengetahui hal-hal seperti itu berarti tidak berterimakasih kepada Tuhan dan akan
mendapatkan hukuman Tuhan.
3) Akal dan Wahyu
Mutazilah adalah aliran yang bersifat tradisional dan liberal dan juga dikenal dengan
kaum rasionalisme Islam. Bagi mutazilah akal maupun mengetahui keempat
persoalan pokok diatas, berterima kasih kepada Tuhan sebelum turunya wahyu wajib,
mengerjakan yang baik dan menjauhi yang jahat adalah wajib. Bagi kaum Mutazilah
daya akal kuat tapi fungsi wahyu penting yaitu memperkuat apa yang telah diketahui
akal, memang akal mengetahui yang baik dan yang jahat. Tapi tidak semua yang baik
itu baik dan yang jahat itu jahat seperti yang diketahui oleh akal.
d. Asyariyah
1) kekuasaan Tuhan
mereka percaya pada kemutlakan kekuasaan Tuhan, berpendapat bahwa perbuatan
Tuhan tidak mempunyai tujuan, yang mendorong Tuhan untuk berbuat sesuatu
semata-mata adalah kekuasaan dan kehendak mutlak-Nya dan bukan karena
kepentingan manusia atau tujuan yang lain. Landasan surat al-Buruj ayat 16.
2) Nabi dan Rasul
3) Akal dan Wahyu
Bagi mereka akal hanya dapat mengetahui wujud Tuhan, dalam tiga pokok lainya
dapat diketahui manusia adanya wahyu. Oleh sebab itu, wahyu lebih banyak bersifat
informasi dari pada konfirmasi, karena akal menurut system teologi asyariyah lemah.
Tetapi pengiriman rasul bagi aliran ini jaiz, sesuai dengan konsep kehendak mutlak
Tuhan tidak ada kewajiban bagi Tuhan untuk mengutus rasul.
e. Maturidiyah
1) kekuasaan Tuhan
kehendak mutlak Tuhan, dibatasi oleh keadilan Tuhan, Tuhan adil mengandung arti
bahwa segala perbuatan-Nya adalah baik dan tidak mampu untuk berbuat serta tidak
mengabaikan kewajiban-kewajiban hanya terhadap manusia. Adapun pendapat lain
bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan mutlak, Tuhan berbuat apa saja yang
dikehendaki-Nya dan menentukan segala-galanya tidak ada yang menentang atau
memaksa Tuhan dan tidak ada larangan bagi Tuhan.
2) Nabi dan Rasul
Berpendapat bahwa pengutusan Rasul ke tengah-tengah umatnya adalah kewajiban
Tuhan agar manusia berbuat baik dan terbaik dalam kehidupannya.
3) Akal dan Wahyu
Adapun bagi maturidiyah samarkand yang diketahui akal adalah mengetahui Tuhan,
mengetahui kewajiban berterimakasih kepada Tuhan dan mengetahui mana yang baik
dan mana yang jahat. Selain itu hanya diketahui melalui petunjuk wahyu.
Maturidiyah bukhara derajat akal dan wahyu berimbang daya akal dapat mengetahui
dua persoalan pokok yaitu, mengetahui Tuhan dan mengetahui perbuatan yang baik
dan jahat. Tetapi yang berkaitan dengan kewajiban berterimakasih kepada Tuhan dan
kewajiban mengerjakan perbuatan yang jahat, keduanya ini diketahui manusia dengan
adanya wahyu.
4. Pemerintahan dengan sistem khilafah oleh sekelompok orang dianggap sebagai
sistem yang ideal karena para sahabat menggunakan sistem ini. Konsepsi tersebut
berimplikasi pada keinginan untuk melestarikan dan menerapkannya hingga
sekarang. Namun demikian, sistem tersebut oleh sekelompok orang dianggap
sebagai sistem yang sudah tidak relevan untuk diaplikasikan pada masa sekarang.
Apa komentar saudara ????
Jawaban :
Sistem pemerintahan khilafah bila ingin diterapkan di Indonesia khususnya akan ramai
diberbagai kalangan, telah kita ketahui sistem pemerintahan khilafah berarti sistem
pemerintahan Islam dan aturan dikembalikan kepada Al Quran dan Hadis sebagai
landasan menjalankan sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan khilafah tentunya harus
mempunyai fiqur yang baik ahlak dan iman atau bisa dikatakan orang yang benar-benar
mampu atau paham dalam agama, seperti contoh pada zaman awal pemerintahan khilafah
peminpin pada saat itu adalah Rasullulah SAW lalu dilanjut kepada para sahabat yang
sudah pasti ahlak dan paham keagamaannya sangat baik.
Bisa saja sistem pemerintahan khilafah di Indonesia diterapkan asal memiliki figur yang
memenuhi kriteria, selain itu juga masyarakat harus siap jika sistem pemerintahan tersebut
diterapkan, sebagai contoh ketika waktu shalat semua orang harus shalat tepat waktu dan
berjamaah kecuali yang berhalangan. Yang pada intinya ajaran atau syariat Islam akan
diterapkan sebagaimana mestinya. Serta sikap toleransi bagi penganut agama lain yang
ada di indonesia harus bisa melindungi dan mensejahtrakan kaum minoritas.
Benih ide khilafah sudah ada sejak awal kemerdekaan tahun 1945, baik bersifat
konstitusional, seperti majelis konstituante, atau bersifat militer, seperti dalam kasus
DI/TII, yang berusaha mendirikan negara Islam dan menolak pancasila. Di era awal
pembentukan NKRI perdebatan antara M. Natsir yang mewakili kubu religious dengan
Soekarno yang mewakili kubu nasionalisme telah mengerucut purna. Hasilnya adalah
kubu Islam menerima pancasila sebagai telah sesuai dengan prinsip amar makruf nahi
munkar dan hiratsah al-din wa siyasah al-dunya, Indonesia diterima sebagai negara
Islami. Sekarang bangsa ini telah menjadi plural, jelas sangat sensitif untuk mengganti
pancaila dengan sistem pemerintahan khilafah. Sementara dalam pancasila bila dikaitkan
dengan beberapa terjemah ayat Al Quran sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Katakanlah (Muhammad): "Dialah Allah, Yang Maha Esa. QS. Al-Ihklas Ayat 1
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Wahai Orang-Orang Beriman. Jadilah Kamu Penegak Keadilan, Menjadi Saksi Karena
Allah. QS An-Nisa Ayat 135
3. Persatuan Indonesia
Kemudian Kami Jadikan Kamu Berbangsa-Bangsa Dan Bersuku-Suku Agar Kamu
Saling Mengenal. QS Al-Hujarat Ayat 13
4. Permusyawaratan
Sedang Urusan Mereka (Diputuskan) Dengan Musyawarah Antar Mereka. QS Asy-
Syura Ayat 38
5. Keadilan Sosial
Sesungguhnya Allah Menyuruh (Kamu) Berlaku Adil Dan Berbuat Kebajikan. QS An-
Nahl Ayat 90.