Professional Documents
Culture Documents
SYARIF HIDAYATULLAH
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH :
YOGA TEGUH GUNTARA
NIM: 1110104000024
ABSTRACT
Islamic leadership style is model of leadership style applied by the Prophet
Muhammad SAW. Islamic leadership style is applied, namely Syura (deliberation), Adl bil
qisth (justice, with equality), dan Hurriyyah al-kalam (freedom of expression) and along with
the values of Islam in the Islamic leadership style.
This research aims to gain an overview of the meaning of meaning Head Nurse
experience in the application of Islamic leadership style. This research is a qualitative one
with descriptive phenomenology design through in-depth interviews. Participants were
occupied as Head Nurse at the Hospital room Syarif Hidayatullah, set directly (purposive)
with the principle of suitability (appropriateness) and sufficiency (adequacy). Retrieval of
data and research conducted during the month of June 2014. Data collected in the form of
recording in-depth interviews and analysis with Collazi method.
This research identified four themes Syura (deliberation);Adl bil qisth (justice, with
equality); Hurriyyah al-kalam (freedom of expression) and along with the values of Islam in
the Islamic leadership style. The results of this research can provide a picture of the room
Head Nurse experience in the application of Islamic leadership style at Syarif Hidayatullah
Hospital already skilled leadership during the process, but the application is still not
maximized. Required further research on in-depth exploration of how to get more
comprehensive results from room Head Nurse experience in the application of Islamic
leadership style, as well as subsequent researchers can choose a wider scope and complex so
get more complete data.
iii
FAKULTAS KEDKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Skripsi, Juli 2014
Yoga Teguh Guntara, NIM: 1110104000024
Pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam Penerapan Gaya Kepemimpinan Islam di
Rumah Sakit Syarif Hidayatullah
Xviii + 83 halaman + 1 bagan + 1 Tabel + 7 lampiran
ABSTRAK
Gaya kepemimpinan Islam merupakan model gaya kepemimpinan yang diterapkan
oleh Nabi Muhammad SAW. Gaya kepemimpinan Islam yang diterapkan yaitu Syura
(permusyawaratan), Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan), dan Hurriyyah al-kalam
(kebebasan berekspresi) dan disertai dengan nilai-nilai Islam dalam gaya kepemimpinan
Islam.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran makna dari arti pengalaman
Kepala Perawat Ruangan dalam penerapan gaya kepemimpinan Islam. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif melalui wawancara
mendalam. Partisipan meliputi yang menjabati sebagai Kepala Perawat Ruangan di Rumah
Sakit Syarif Hidayatullah ditetapkan secara langsung (purposive) dengan prinsip kesesuaian
(appropriateness) dan kecukupan (adequancy). Pengambilan data dan penelitian dilakukan
selama bulan Juni 2014. Data yang dikumpulkan berupa hasil rekaman wawancara mendalam
dan analisis dengan metode Collazi.
Penelitian ini mengidentifikasi empat tema yaitu Syura (Permusyawaratan); Adl bil
qisth (Keadilan, disertai kesetaraan); Hurriah al-kalam (Kebebasan berekspresi); dan Nilai-
nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam. Hasil penelitian ini dapat memberikan
gambaran kepada Kepala Perawat Ruangan mengenai pengalaman Kepala Perawat Ruangan
dalam penerapan gaya kepemimpinan Islam di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah sudah
terterapkan selama proses kepemimpinannya, akan tetapi dalam penerapannya masih belum
maksimal. Diperlukan penelitian selanjutnya mengenai eksplorasi lebih mendalam mengenai
cara untuk mendapatkan hasil lebih luas dari pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam
penerapan gaya kepemimpinan Islam, serta peneliti selanjutnya dapat memilih ruang lingkup
yang lebih luas dan kompleks sehingga mendapatkan data yang lebih lengkap.
iv
M
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
No Hp : 0857-1453-6223
Email : yogateguhguntara@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
Pengalaman Organisasi:
viii
Skripsi Ini Penulis Persembahkan
Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta,
ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah
yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(QS. Lukman: 27)
Ibu Ayah
Tiada cinta yang paling suci selain kasih sayang ayahanda dan ibundaku
Setulus hatimu bunda, searif arahanmu ayah
Doamu hadirkan keridhaan untukku, Petuahmu tuntunkan jalanku
Pelukmu berkahi hidupku, di antara perjuangan dan tetesan doa malammu
Dan sebait doa telah merangkul diriku, Menuju hari depan yang cerah
Kini diriku telah selesai dalam studiku
Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,
Kupersembahkan skripsi ini untuk yang termulia, Ayahanda
Sahabat-sahabatku, ,
Terima kasih. Semoga persahabatan kita menjadi persaudaraan yang abadi
selamanya, Bersama kalian warna indah dalam hidupku, suka dan duka berbaur dalam
kasih, Serta terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan bantuan dan doa
dari awal hingga akhir yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Kesuksesan bukanlah suatu kesenangan, bukan juga suatu kebanggaan,
Hanya suatu perjuangan dalam menggapai sebutir mutiara keberhasilan
Semoga Allah memberikan rahmat dan karunia-Nya
Amiin
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Al-Qowy, Dzat yang selalu memberikan rahmat,
hidayah, dan kekuatan kepada penulis, karena hanya dengan izin-Nya penyusunan
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melalui penyusunan skripsi ini,
banyak hal yang telah penulis peroleh terutama dalam menambah pengetahuan
memberi bantuan, dorongan, dan doa serta kerjasama. Penulis menyadari tidak
akan mampu membalas jasa-jasa tersebut, hanya lantuanan doa semoga Ar-
2. Prof. Dr. dr, MK. Tadjudin, Sp. And. selaku Dekan Fakultas Kedokteran
x
3. Bapak Ns.Waras Budi Utomo, S. Kep, MKM selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan dan Ibu Eni Nuraini Agustini, S.Kep, M.Sc selaku
4. Bapak Jamaludin, S. Kp, M. Kep. dan Ibu Maftuhah, M. Kep., PhD selaku
dan Ibu Maftuhah, M. Kep., PhD selaku Dosen Penguji Skripsi, terima
6. Seluruh staf Dosen pengajar dan karyawan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
7. Kepada Orang tua tercinta, Ibunda Delli Yanti dan Ayahanda tercinta
8. Kepada Direktur dan Seluruh staf Rumah Sakit Syarif Hidayatullah yang
xi
9. Kepada seluruh Keluarga PSIK, Kakak-Kakak, Adik-Adik, khususnya
mencapai cita-cita.
skripsi ini Siti Maryam M, Hilma Azmi, Andry Septian S, Laras Ayunda
penulis khususnya.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.............................................................................................. i
Lembar Pernyataan....................................................................................... ii
Abstrak......................................................................................................... iii
Lembar Persetujuan...................................................................................... v
Lembar Pengesahan...................................................................................... vi
Persembahan................................................................................................. ix
Kata Pengantar.............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 5
C. Pertanyaan Penelitian................................................................... 6
D. Tujuan.......................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian....................................................................... 6
xiii
3.Bagi Perkembangan Institusi Keperawatan.............................. 6
4.Bagi Peneliti.............................................................................. 6
A. Pengalaman.................................................................................. 8
B. Kepemimpinan............................................................................. 8
1.Pengertian Kepemimpinan........................................................ 8
2.Teori-Teori Kepemimpinan...................................................... 10
3.Gaya Kepemimpinan................................................................. 12
D. Kepemimpinan Islam................................................................... 17
A. Kerangka Konsep......................................................................... 41
B. Definisi Istilah.............................................................................. 42
A. Pendekatan Penelitian.................................................................. 43
C. Pengumpulan Data....................................................................... 44
D. Informan Penelitian...................................................................... 47
xiv
E. Tehnik Pengumpulan Data........................................................... 48
F. Validasi Data................................................................................ 49
H. Etika Penelitian............................................................................ 53
B. Hasil Penelitian............................................................................ 55
1.Karakteristik Partisipan............................................................. 55
BAB VI PEMBAHASAN
B. Keterbatasan Penelitian................................................................ 81
xv
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 82
B. Saran............................................................................................. 83
1.Institusi Keperawatan................................................................ 83
2.Peneliti Selanjutnya................................................................... 83
3.Pelayanan Keperawatan............................................................ 83
Daftar Pustaka
Lampiran
xvi
DAFTAR BAGAN
xvii
DAFTAR TABEL
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan (Hasibuan, 2009 dalam
orang lain untuk berkerjasama sebagai suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu
tujuan. Pemimpin mempengaruhi lingkungan dan orang lain untuk tujuan yang
konstruktif untuk melakukan suatu usaha kooperatif mencapai tujuan yang sudah
dia ingin sukses dalam melakukan tugas-tugasnya (Kartono, 2011 dalam Warouw.,
dkk, 2013). Kepemimpinan dalam keperawatan yang dipimpin oleh Kepala Perawat
Ruangan merupakan penerapan pengaruh dan bimbingan yang ditujukan kepada staf
melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien
(Putri, 2011).
yang diberi tanggung jawab dan wewenang memimpin dalam mengelola kegiatan
pelayanan keperawatan di satu ruang rawat (Depkes, 1994 dalam Simanullang 2013).
1
2
mendesak dan membujuk stafnya untuk melakukan sesuatu pada kapan klien dan
rekan kerja memerlukan bantuan mereka, tidak berdasarkan atas kesukaan mereka
tetapi pada apa yang seharusnya dilakukan demi tercapainya tujuan asuhan
psikologis, maka dalam memimpin seseorang akan mempunyai gaya yang berbeda-
beda dengan seorang pemimpin lainnya. Selain itu, gaya kepemimpinan seseorang
bukanlah semata-mata bergantung pada watak seorang pemimpin saja, tetapi ada
Tapi lebih kepada teladan dan tanggung jawab. Hanya mereka mempunyai intuisi
pemimpin yang bisa melakukannya. Siapa pun yang ingin sukses menjadi pemimpin,
maka sebaiknya ia banyak belajar dari gaya leadership Rasulullah Muhammad SAW
(shallallhu 'alaihi wa sallam). Bagi beliau, pemimpin itu tidak saja mendireksi,
membawahi, meluruskan tapi lebih dari itu adalah amanah besar, baik kepada
dibimbing oleh wahyu dan bersinergi dengan kepekaan dan kecerdasan telah
melahirkan keputusan-keputusan yang terarah, terukur dan tepat sasaran (Fathi, 2009).
3
melalui kepemimpinan dengan contoh, selalu selangkah di depan untuk diikuti yang
keberanian tetap rendah hati. Dalam prosesnya beliau, dipandang sebagai manusia
yang memilki integritas tinggi, bersemangat menuntaskan misi dan penuh kasih dalam
Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan), dan Hurriyyah al-kalam (kebebasan
berekspresi). Ketiga gaya kepemimpinan terapan ini berjalan seiring dengan lima
ajaran yang menegaskan aspek-aspek sistem nilai Islam penting, yaitu: Al-akmal asy-
etis, dan Tahzib al-akhlaq atau peningkatan moral melalui pengetahuan spiritual.
Karateristik yang ada pada pribadi Nabi Muhammad SAW, melambangkan jenis
Muhammad SAW merupakan sumber inspirasi bagi berbagai tipe orang berpengaruh,
baik itu negarawan, raja, komandan dan militer, maupun pemipin politik (Noor, 2011).
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah (Muhammad) itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS Al-Ahzab [33] :21).
4
Banyuwangi. Hasil penelitian disertasi yang dilakukan oleh Yuswanto (2013) yang
Ahmad dan Ogunsola OK (2011) pada fungsi kepemimpinan seperti yang diadopsi
alternatif dan gaya transformasional, sedangkan sumber pengetahuan dari Quran dan
kepemimpinan.
Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit
Sakit yang bernuansa Islami sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit. Dalam bidang
Perawat Ruangan.
5
Berdasarkan dari ulasan diatas, dikarenakan masih belum banyaknya riset atau
penelitian mengenai penerapan atau aplikasi gaya kepemimpinan Islam oleh kepala
perawat ruangan di Rumah Sakit. Maka, peneliti tertarik ingin meneliti tentang
B. Rumusan Masalah
dan ketaatan sehingga timbul kesediaan melaksanakan tugas dalam rangka mencapai
tujuan bersama secara efektif dan efisien (Putri, 2011). Kepala Perawat Ruangan
dan nilai-nilai islam yang ditanamkan oleh beliau dapat dijadikan sebagai inspirasi
bagi para pemimpin termasuk pemimpin dalam keperawatan. Sehingga, dengan model
nilai- nilai Islam yang ditanamkan oleh beliau dalam gaya kepemimpinannya dapat
memotivasi dan mempengaruhi lingkungan dan orang lain dan untuk mencapai tujuan
penerapan gaya kepemimpinan Islam yang mengandung nilai-nilai Islam seperti yang
C. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Sakit.
4. Bagi Peneliti
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah yang bertujuan untuk
yang tujuannya untuk memahami dan mendapatkan informasi mendalam dari pengalaman
Islam. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Perawat Ruangan dan Supervisor
Kepala Perawat Ruangan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah. Penelitian ini dilakukan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengalaman
terjadi, keterampilan atau pengetahuan yang didapatkan melalui sesuatu dan lamanya
waktu yang telah dihabiskan melakukan sesuatu pada diri seseorang (www.merriam-
webster.com).
B. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan (Hasibuan, 2009 dalam
orang lain untuk berkerjasama sebagai suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu
tujuan. Pemimpin mempengaruhi lingkungan dan orang lain untuk tujuan yang
merupakan seni untuk membuat orang lain mengikuti kehendak kita dan
meyakinkan orang lain. Atau dengan kata lain, kepemimpinan adalah proses untuk
8
9
a. Kepemimpinan adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang
dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya dan perilaku pemimpin
itu sendiri.
tugas dalam rangka mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Pimpinan
membujuk stafnya untuk melakukan tetapi pada kapan klien dan rekan kerja
memerlukan bantuan mereka, tidak berdasarkan atas kesukaan mereka tetapi pada
(Putri, 2011).
2. Teori-teori Kepemimpinan
berikut:
tertentu yang membuat mereka lebih baik dari orang lain. Teori ini disebut
b. Teori Perilaku
Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan
Teori ini menekankan bahwa manajer yang efektif adalah manajer yang
dan situasi.
d. Teori Kontemporer
e. Teori Interaktif
Menurut Schein (1970, dalam Nursalam 2011) menekankan bahwa staf atau
pegawai adalah manusia sebagai suatu sistem terbuka yang selalu berinteraksi
suatu sistem yang terbuka jika terjadi adanya perubahan energi dengan
5) Tidak ada strategi yang paling efektif bagi pemimpin dalam setiap situasi.
3. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan
(2002, dalam Lingga 2011) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang
kepemimpinan otoriter:
kooperatif. Dalam gaya kepemimpinan ini, ada kerjasama antara atasan dengan
kepemimpinan demokratis:
pertimbangan
instruktif
masing- masing
menghargai
bawahan.
15
yang diberi tanggung jawab dan wewenang memimpin dalam mengelola kegiatan
1. Struktur Organisasi
menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan baik vertikal
maupun horizontal.
16
2. Pengelompokan Kegiatan
3. Koordinasi Kegiatan
yang selaras satu sama lain dan saling menunjang untuk menciptakan suasana
kerja yang kondusif. Selain itu, perlu adanya pendelegasian tugas kepada ketua
4. Evaluasi Kegiatan
memberi arahan yang jelas tentang kegiatan yang akan dilakukan. Untuk itu
diperlukan uraian tugas dengan jelas untuk masing-masing staf dan standar
penampilan kerja.
5. Kelompok Kerja
hal ini untuk meningkatkan motivasi kerja dan perasaan keterikatan dalam
dan objektif juga dalam menghadapi tingkah laku stafnya. Kepala Ruangan harus
peka akan kodrat manusia yang punya kelebihan dan kekurangan, memerlukan
bantuan orang lain dan mempunyai kebutuhan yang bersifat pribadi dan sosial
D. Kepemimpinan Islam
merupakan salah satu subsistem Islam yang mencakup pengaturan seluruh aspek
kehidupan secara prinsipal. Islam mengatur niat, amal, tujuan sekaligus sumber
kehidupan, otak manusia, kemudian mengatur proses hidup, perilaku dan tujuan
hidup. Dalam Islam seorang pemimpin dan yang dipimpin harus mempunyai
yang dipimpin (Feisal, 1995 dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI
2007).
nama, diantaranya imamah (imam), imarah (pengatur), dan wilayah (wali), yang
kepercayaan dan menekankan ketulusan, integritas dan kasih sayang. Hal ini dianggap
sebagai kontrak psikologis antara pemimpin dan pengikutnya menjamin bahwa ia akan
keyakinan dan patuh kepada Sang Pencipta (Allah SWT). Ini berpusat pada melayani
Sang Pencipta. Ini berarti bahwa seorang pemimpin muslim bertindak sesuai dengan
perintah dari Sang Pencipta dan Rasul-Nya , dan harus mengembangkan karakter moral
Islam.
dan sudah banyak diberi contoh oleh Nabi Muhammad SAW (shallallhu 'alaihi
maupun de facto, dalam membimbing orang lain menuju jalan yang lurus
atau keyakinan untuk mencapai tujuan, keuletan, dan ketabahan untuk dapat
mencapai berbagai target yang telah dicanangkan melalui beberapa individu yang
19
berpegang teguh pada ajaran agama mereka dan memahami tugas dan
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu,
tetapi ia adalah utusan (rasul) Allah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah
saudagar miskin dari keluarga terhormat dalam suku Quraisy yang berkuasa. Nabi
oleh kakeknya, Abdul Muthalib, lalu pamannya, Abu Thalib. Pada umur 24 tahun
beliau berkerja untuk seorang janda kaya, Khadijah dan kemudian mereka
menikah. Mereka dikaruniai 6 orang anak, tetapi dua putra mereka meninggal
ketika kecil. Menerima wahyu pertama kali di Gua Hira, melalui perantara
Rasulullah dikenal sebagai orang yang benar dan jujur bahkan sebelum
Islam datang. Penduduk Mekkah, bahkan kaum kafir sekalipun, menyebutnya Al-
amin (yang dapat dipercaya) (Gulen, 2002). Beliau dalam semua sisi
kehidupannya adalah teladan yang agung dan utama bagi manusia sebab
kesempurnaan dalam segala sesuatu. Inilah sisi yang akan kita paparkan dalam
pasal ini untuk menjelaskan pada kita bahwa tidak ada kesempurnaan bagi
manusia seperti apapun hebatnya dalam segala keadaan kecuali dengan mengikuti
contoh Rasullah. Ini adalah bukti bahawa ia adalah utusan-Nya (Hawwa, 2007).
Menurut Hawwa (2007), Setiap Rasul Allah wajib memiliki empat sifat
a. Ash-Shidqul Muthlaq atau kejujuran secara mutlak yang tidak rusak dalam
ketika bernubuat.
b. Al-Iltizamul Kamil atau komitmen dan sifat amanah yang sempurna dengan
apa yang ia serukan, sebagai wakil Allah. Tugas sebagai Rasul adalah
mereka
kontinu, disertai rasa tidak peduli pada kebencian, siksaan, kejahatan, tipu
daya, konspirasi, atau sikap kasar manusia yang menghadapi dakwahnya. Juga,
Nya.
21
d. Al-Aqlul Azhim atau intelegensi yang cemerlang. Manusia tidak tunduk dan
mengikuti orang lain kecuali jika orang tersebut lebih cerdas darinya, agar
mereka merasa tenang bahwa ia tidak membawa mereka pada jalan yang salah.
mampu meyakinkan orang lain akan kebenaran yang ia bawa. Oleh karena itu,
seorang rasul seharusnya adalah seorang yang paling cerdik, paling cerdas,
sehingga keberadaan dirinya sendiri bisa menjadi bukti kebenaran risalah yang
ia sampaikan.
Menurut Alwi (2009) Nabi Muhammad SAW selalu tersenyum dan ketika
menyendiri beliau selalu bertafakur. Lebih sering melihat kebawah. Tidak pernah
yang paling mulia dalam padangannya. Dalam kehidupan ditengah kaumnya, Nabi
Muhammad SAW selalu baik hati, riang, dan sopan terhadap semua orang. Rasul
selalu lebih dahulu memberikan salam. Rasulullah tidak suka menjadi pemimpin
yang pasif, tidak mau hanya tinggal duduk saja lalu orang melayaninya. Bagi
Menurut Al-Aqqad dalam Alwi (2009), sejarah hidup nabi itu sendiri
terdapat suri teladan yang baik. Makna uswatun hasanah ini tidak terbatas dalam
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah (Muhammad) itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS Al-Ahzab[33] :21).
memerintah. Tapi beliau lebih kepada teladan dan tanggung jawab. Hanya mereka
mempunyai intuisi pemimpin yang bisa melakukannya. Siapa pun yang ingin
sukses menjadi pemimpin, maka sebaiknya ia banyak belajar dari gaya leadership
meluruskan tapi lebih dari itu adalah amanah besar, baik kepada manusia maupun
setiapnya:
a. Syura (permusyawaratan)
pengetahuan dan lebih paham tentang persoalan yang sedang dihadapi Syura
Gaya kepemimpinan ini tampak jelas dari perintah Al-quran dalam sebuah
surah membahas perintah ini. Nabi Muhammad SAW sendiri diperintah dalam
dengan kewajiban beribadah melalui shalat, zakat, dan amal shaleh (Noor,
2011).
antara mereka dan mereka menafkahkan sebagian rezki yang kami berikan
amal maruf nahu munkar pertama kali harus diterapkan dengan tujuan
mencegah kemungkaran yang timbul dari perbuatan penguasa atau dari mereka
(Noor, 2011) :
24
3) Semua halaqah atau anggota tim harus bebas menyetujui, menolak, atau
yang menjauhkan manusia dari perilaku hewani, maka bentuk perdamaian atau
seruan apaun akan sia-sia saja, kita harus meyakini bahwa syura bukanlah
kekayaan ide yang bersifat temporal dalam kehidupan orang mukmin, tetapi ia
adalah way of life yang dibuat untuk dirinya, dan ia akan berupaya untuk
(Syahrur, 2003).
25
pemimpin dan bawahan, menurut tema permasalahan, dapat dibagi pada dua
macam:
orang banyak.
harus diterapkan dalam perilaku mereka, dalam berbagai kegiatan kolektif dan
pemikiran. Pemikiran orang banyak tentu akan lebih baik dengan pemikiran
seorang. Paling berbahaya kalau suatu masalah hanya diserahkan kepada satu
orang saja.
sorang diri dalam berbagai ketetapan dan tidak menyerahkannya kepada para
hubungan persaudaraan.
istimewa yang dipilih sebagai teladan bagi umat lain. Musyawarah merupakan
sifat yang harus dimiliki dari sekian sifat keteladanan (Quthb, 2008).
dengan rasa keadilan dan keterbukaan tak peduli apa suku, keyakinan,
muslim agar bersikap adil dan tidak pandang bulu, bahkan kepada mereka
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri
atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa itu) kaya ataupun
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Jika kamu
Allah adalah Maha teliti segala apa yang kamu kerjakan (QS An-Nisa [4]:
135).
sesuatu pada tempat yang tepat, atau menempatkanya dalam perspektif yang
benar. Keadilan juga berarti melakukan sesuatu tanpa melebihi batas seberapa
besar maupun kecilnya. Dalam konteks Islam, hal ini pada puncaknya
benar. Nabi Muhammad SAW, dikenal sebagai pemimpin dan hakim yang tak
Nabi Muhammad SAW, selalu memberikan hak dan kesempatan yang sama
kepada semua warga tanpa memandang ras, keyakinan, atau asal-usul (Noor,
2011).
ketenangan jiwa yang lengang dan hakiki, serta kabahagiaan hidup dan
bentuk apa pun, memandang semua individu secara sama rata, tanpa
28
membenci yang lain: ia harus mempunyai hubungan yang sama atau sederajat
dengan semua orang, yaitu hubungan yang dilandasi dengan objektifitas dan
juga kesamaan dalam hak-hak dan kesempatan, serta kesamaan dalam dasar-
pemeliharaan hak-hak individu dan pemberian hak kepada setiap objek yang
orang mempunyai hak dalam hubungan satu sama lain untuk kedudukan
Kebebasan berekspresi merupakan hak yang diberikan kepada siapa saja untuk
SAW, cakap dalam hal menangani berbagai masalah yang dibawa ke hadapan
2011).
praktik syura, memberi kebebasan berekspresi tapi harus sejalan dengan etika
29
individu, sepanjang hak tersebut tidak melanggar hak orang lain (Noor, 2011).
ingin maju atau ingin cepat maju, maka kebebasan berekspresi harus dibuka
hukum terhadap kebebasan berekspresi itu sendiri, tapi institusi yang mereka
(Chapra, 2006).
Ketiga gaya kepemimpinan terapan ini berjalan seiring dengan lima ajaran
yang menegaskan aspek-aspek sistem nilai Islam penting, yaitu: Al-akmal asy-
perilaku etis, dan Tahzib al-akhlaq atau peningkatan moral melalui pengetahuan
pada karakter dan keyakinan dan bukannya pada teknik dan teknologi.
memenuhi janji dan menjaga kepercayaan dan Islam menekankan hal ini.
Perjanjian dengan Allah, umat, dan setiap orang yang berinteraksi di dalam
moral dan nilai etis. Sifat seperti itu, yang dilengkapi dengan keshalehan, sifat
dan cita-cita.
tidak terbagi atau juga bukan pribadi yang sebagian saja (Riyanto, 2006).
seseorang yang secara utuh berpegang pada kode etik, norma artistik atau
Nabi Muhammad SAW, membagi waktu sehari menjadi tiga dimensi: satu
dimensi untuk Allah SWT (Subhanahu wata'ala), satu dimensi untuk keluarga,
dan satu dimensi untuk diri sendiri. Waktu untuk diri sendiri dibagi lagi
dengan waktu untuk umat. Namun, ketiga dimensi tersebut dilakukan demi
Allah. Beliau tidak melakukan sesuatu untuk diri sendiri sebelum menimbang
memberikan perhatian lebih kepada mereka yang unggul dalam Din (agama).
mendorong untuk berpindah dari kegelapan hidup menuju cahaya, tidak cukup
semangat. Nabi Muhammad SAW tahu bahwa para pengikutnya akan tergerak
oleh perbuatan dan tindakan nyata, bukan hanya kata-kata. Para pemimpin
besar tahu bahwa mereka akan ditiru. Oleh karena itu, memimpin melalui
pribadi. Tujuan dari sebuah kepemimpinan itu sendiri usaha untuk mencapai
tujuan dengan menggunakan daya pengaruh, potensi yang ada baik yang
harmonis. Daya yang ada atau timbul dari seseorang yang ikut membentuk
watak dan kepercayaan orang lain atas perbuatan tersebut (Al-banjari, 2008).
Etika adalah seperangkat prinsip moral dalam kaitannya dengan apa yang
moral. Dalam situasi organisasi modern, etika merujuk pada ketaatan terhadap
moral dan spiritual demi mendapatkan ganjaran dari Allah SWT. Etika Islam
Kekuatan inspirasi yang mungkin berasal dari wahyu atau pengetahuan tidak
yang menghasilkan peningkatan besar dalam hal standar perilaku sosial politik.
sebagai ciri atau karaktersitik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang
bagian dari mereka haruslah mempunyai keyakinan atau keimanan yang sama
kehendak rakyatnya. Agar semua ini dapat terwujud dengan baik, maka seorang
pemimpin Islam yang baik haruslah mempunyai beberapa karakter dasar yang
a. Beriman
Enam perkara yang merupakan rukun iman ini, merupakan pokok-pokok yang
kepada beliau tentang Islam, Iman, dan Al-ikhsan atau kebaikan, maka beliau
kamu beriman dengan qadha dan qadar Allah, yang baik dan buruk. Keenam
tersebut adalah:
b. Ikhlas
Ikhlas pada hakekatnya merupakan kekuatan Iman dan pergulatan jiwa yang
atau golongan, dan amal perbuatan yang dilakukannya dan cintanya hanyalah
untuk Allah SWT semata. Ia tidak mengharapkan balasan apa pun dibalik amal
etika dan kebiasaannya dalam bekerja, dan bahkan semua perbuatan yang
dilakukannya akan keluar dari dirinya secara ikhlas dan hanya mengharap
dalam segala tingkah laku dan perbuatanya sebatas kewajiban etis belaka,
Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang
Allah telah memberi nikmat atas keduaya: Serbulah mereka dengan melalui
pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan
menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu
tidak bisa dipahami bahwa tawakal hanyalah kata yang diucapkan mulut, yang
tidak dicerna oleh hati dan tidak dimengerti oleh akal. Atau dengan kata lain
keluar dari hukum sebab akibat, meninggalkan usaha, dan puas dengan segala
keridhaan-Nya dibawah baju tawakkal kepada Allah SWT dan puas dengan
segala keridhaan-Nya di bawah baju tawakkal kepada Allah SWT dan ridha
ditentukan dan yang dituntut dirinya. Tugas ini akan dapat dilaksanakannya
sama.
pengikutnya. Bukti dari pernyataan ini adalah usaha para Nabi dan Rasul, serta
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
Pendidikan, seorang pemimpin akan menjadi orang yang adil, dapat dipercaya,
tujuan, selalu menjaga waktunya dan bermanfaat bagi orang lain. Pendidikan
Bermurah hati atau santun merupakan akhlak yang paling mulia yang harus
yang selamat, tubuh yang sehat, dan mendatangkan banyak pujian. Imbalan
pertama yang akan diperoleh seorang pemimpin yang bermurah hati adalah
terhadapnya.
g. Berkelakuan Baik
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kajahatan itu) dengan
cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang diantaramu dan antara dia ada
mempunyai sifat kasih sayang. Kasih sayang hendaklah menjadi bagian dari
akhlaknya. Seorang pemimpin yang selalu berbuat baik, beramal shaleh, dan
jauh dari kejahatan akan selalu memiliki kebersihan hati dan kesucian jiwa.
Barang siapa yang mempunyai karakter seperti ini, maka hatinya akan selalu
yang dipimpinnya dan tim kerjanya dengan cepat serta para bawahannya pun
i. Berkeadilan
Pemimpin harus melihat keadilan sebagai salah satu kewajiban dan keharusan,
keadilan haruslah ditegakkan kepada mereka dalam satu derajat dan tingkatan,
mulai dari rakyat jelata hingga para pembesar di antara mereka. Dalam hal ini,
berbeda dengan orang lain. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman
Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai
dan katakanlah: Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah dan
aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Bagi kami amal-amal
kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan
seseorang atau satu golongan tertentu dan membenci yang lain, ia harus
mempunyai hubungan yang sama atau sederajat dengan semua orang yang
Sabar merupakan salah satu akhlak dalam diri seseorang, yang dapat mecegah
orang tersebut untuk melakukan perbuatan yang tidak baik dan tidak terpuji.
Sabar merupakan salah satu kekuatan jiwa yang dapat memperbaiki dirinya
berkerja dalam berbagai situasi dan kondisi, rintangan, dan berbagai, ancaman
A. Kerangka Konsep
merupakan pemimpin bagi staf keperawatan lainya di rumah sakit. Sehingga, setiap
bawahannya yang dipimpinnya. Rasulullah merupakan contoh tauladan yang baik dan
sosok pemimpin yang ideal bagi umat manusia, Rasulullah menerapkan tiga gaya
kepemimpinan Islam dan nilai-nilai Islam penting yang dapat di terapkan oleh para
pemimpin terhadap bawahanya. Dibawah ini dijelaskan mengenai kerangka pikir yang
Syura (permusyawaratan)
41
42
B. Definisi Istilah
dirasai, ditanggung).
tujuan.
kepemimpinan sesuai dengan apa yang telah diterapkan dan dicontohkan oleh
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
serta untuk pembuatan makna dari pengalaman melalui dialog intensif dengan orang-
Tujuannya peneliti adalah untuk memahami arti dari pengalaman yang dialami
oleh informan. Arti ditempuh melalui proses wawancara sederhana dan membutuhkan
peneliti untuk bertanya kepada informan tentang beberapa pengalaman masa lalu atau
wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan
perilaku individu atau kelompok bersamaan dengan kondisi yang relevan (Kuswarno,
fenomena yaitu : intuiting, analyzing, dan describing (Streubert & Carpenter, 2003).
memahami fenomena yang diteliti (Streubert & Carpenter, 2003). Peneliti menggali
fenomena yang ingin diketahui dari informan mengenai pengalaman Kepala Perawat
Ruangan dalam penerapan gaya kepemimpinan Islam. Pada tahap ini peneliti
43
44
menghindari kritik, evaluasi atau opini tentang hal-hal yang disampaikan oleh
gambaran yang sebenarnya dari responden. Pada langkah ini, peneliti berperan
Langkah kedua adalah analyzing, pada tahap ini peneliti mengidentifikasi arti
dari fenomena yang telah digali dan mengeksplorasi hubungan serta keterkaitan antara
data dengan fenomena yang ada (Streubert & Carpenter, 2003). Data yang penting
Islam, sehingga ditemukan makna dari pengalaman Kepala Ruangan dalam penerapan
Rumah Sakit yang mengedepankan nilai-nilai Islam pada visi dan misinya. Penelitian
C. Pengumpulan Data
1. Wawancara
supaya dapat memperoleh jawaban yang valid dan akurat. Peneliti dalam
melakukan wawancara harus bertindak netral, yaitu tidak memihak pada pendapat
dan peristiwa tertentu. Peneliti juga tidak boleh mempengaruhi jawaban dari
mengembangkan kemampuan mendengar yang baik, akurat, dan tepat agar apa
yang didengarnya tepat dan benar sehingga bisa menunjang tujuan penelitian
(Moleong, 2007).
(Kuswarno, 2009):
berlangsung.
d. Merekam isi pembicaraan wawancara dalam bentuk tape recorder atau video
tepat.
2. Observasi
metode ini peneliti mendapat informasi langsung dari informan (Moleong, 2007).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang
dibuat dalam bentuk catatan lapangan untuk mencatat hal-hal penting yang
Catatan berisi kondisi fisik, penampilan diri subjek, sikap, ekspresi verbal maupun
47
non verbal, hambatan yang muncul, dan kejadian yang terjadi selama wawancara.
adalah catatan yang tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan
dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam
c. Langkah ketiga apabila kembali lagi ke lapangan penelitian, hal yang belum
2007)
D. Informan Penelitian
1. Terdata sedang menjabati sebagai Kepala Perawat Ruangan di Rumah Sakit Syarif
Hidayatullah
2. Beragama Islam
1. Pengumpulan Data
penelitian, ada beberapa teknik, cara, metode yang dilakukan oleh penelitian
1) Wawancara
tertentu. Mann dan Stewart (2000 dalam Daymon dan Holloway, 2008)
2) Observasi
3) Catatan lapangan
penelitian.
F. Validasi Data
dalam survei atau observasi yang dilakukan dengan benar dan bebas dari bias
(Hermawan, 2009).
50
Data penelitian yang diperoleh dalam penelitian kualitatif perlu diuji validitas
dan reliabilitas untuk mengukur keabsahan datanya. Beberapa uji keabsahan dalam
confirmability (Moleong, 2007). Berbagai tekhnik ini dapat dipilih salah satu atau
lebih untuk mecapai keabsahan data. Oleh karena keabsahan ini yang paling tahu
data akan membuat data akan membuat keabsahan data menjadi berkurang kadar
keilmiahannya.
1. Kredibilitas
lain di luar data sebagai pengecekan atau pembanding data tersebut, dapat
dalam bentuk diskusi atau tanya jawab tentang hasil yang diperoleh baik
dengan teman sejawat maupun dengan orang yang ahli dalam bidang kualitatif.
51
akhir wawancara supaya tidak ada data yang berbeda (Bungin, 2008;
Endraswara, 2006).
peer debrifieng dan triangulasi. Pertama, peneliti mengumpulkan data yang akan
dibuatkan transkrip, setelah itu transkrip data yang sudah selesai dibicarakan dan
berlangsung.
2. Dependabilitas
maksud, tujuan, proses, dan hasil penelitian. Peneliti menggunakan audit trail
melalui pemeriksaan data mentah (catatan lapangan, hasil rekaman, foto, dan
dokumen).
3. Konfirmabilitas
Pada penelitian ini, hasil penelitian dikoreksi oleh pembimbing untuk menjamin
apakah hasil temuan itu benar-benar dari data, menelusuri data mentah yang
dibuat peneliti, dan menelaah dalam melakukan keabsahan data (Octavia, 2013).
4. Transferabilitas
diterapkan atau diberlakukan pada orang lain dan di tempat lain pula (Moleong,
tinggi bilamana pembaca memahami gambaran yang jelas tentang konteks dan
fokus penelitian (Bungin, 2008). Peneliti dalam hal ini tidak melakukan proses
Proses analisa data kualitatif dilakukan setelah pengumpulan data selesai dari
setiap partisipan. Pada penelitian ini menggunakan tekhnik analisa menurut Collazi
(1978 dalam Streubert & Carpenter, 2003), dengan langkah-langkah sebagai berikut :
membuat kata kunci dan catatan penting yang kemudian diberi tanda.
tema yang ditemukan selama proses analisis data dan menuliskannya dalam
untuk mengklarifikasi data hasil penelitian yang telah disusun sesuai dengan
pengalaman partispan.
H. Etika Penelitian
Penelitian yang dilakukan telah mendapatkan izin dari Direktur Utama Rumah
Sakit Syarif Hidayatullah melalui surat pengantar dari Pembantu Dekan bidang
calon informan untuk mengambil keputusan sendiri dalam hal berpartisipasi pada
penelitian ini maupun tidak berpartisipasi, tidak ada paksaan informan untuk
Kerahasiaan untuk menjaga rasa aman dan nyaman informan dibuat dengan
mengundurkan diri kapan saja dan jaminan anominitas serta kerahasiaan (Pollit &
HASIL PENELITIAN
Rumah Sakit Syarif Hidayatullah adalah rumah sakit swasta yang telah melayani
masyarakat sejak tahun 1961. Berawal dari sebuah klinik kecil di lingkungan UIN
(IAIN) yang kemudian berkembang menjadi Rumah Sakit swasta pratama di tahun 2007.
Lokasi Rumah Sakit sangat strategis terletak di Jl. Ir. H. Juanda No.95, Pisangan, Ciputat
Rumah Sakit swasta bernuansa Islam yang mengedepankan nilai-nilai Islam pada visi
dan misinya. Gedung Rumah Sakit yang terdiri dari 5 lantai, Lantai 1 terdapat pelayanan
administrasi, UGD, laboratorium, apotik dan lainnya. Lantai 2 terdapat pelayanan rawat
jalan poli umum, gigi, THT, penyakit dalam, paru dan rawat inap. Lantai 3 terdapat
rawat inap. Lantai 4 terdapat rawat inap kebidanan dan ruang operasi. Lantai 5 terdapat
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Partisipan
sebagai berikut:
55
56
Partisipan kedua (P2) Ibu A, menjabati sebagai Kepala Ruangan Rawat Inap lantai 2
Partisipan ketiga (P3) Ibu Y, menjabati sebagai Kepala Ruangan Kebidanan lantai 4
Pelatihan), UGD (Unit Gawat Darurat) dan HCU (High Care Unit).
Partisipan kelima (P5) Bapak C, menjabati sebagai Kepala Ruangan Unit Gawat
Partisipan keenam (P6) Ibu F, Wakil Kepala Ruangan Ruang Operasi (OK) dengan
Hasil analisis tematik ini menjelaskan empat tema yang didapatkan pada
penelitian ini. Berbagai tema yang ditemukan terkait pengalaman Kepala Perawat
beragam. Pertanyaan dalam wawancara ini adalah terkait dengan pengalaman Anda
Makna syura yang didapatkan dari hasil wawancara ini meliputi 1) Langsung
1) Langsung bertemu
Makna syura diungkapkan oleh salah satu partisipan dari enam partisipan
bahwa syura itu sama dengan langsung bertemu, seperti ungkapan partisipan
berikut ini:
Pasien juga Sugi langung coaching, ketemu. Trus ke perawatnnya juga sama.
Jadi misalkan ada perawat atapun staf saya, yang merasa terlihat tampak kurang
bersemangat, saya langsung ketemu. Kita panggil. Panggipun berdua aja,
kendalanya apa... (P1)
Dua dari enam partisipan memaknai syura sebagai sebuah sharing (berbagi),
Kita berbagi ya, kalo yang namanya musyawarah itu kan kita berbagi, berbagi
pendapat, kita sharing gitu... (P2)
3) Seperti cerita
Musyawarah itu kan menurut saya, kaya model cerita ya, curhat ya... (P3)
5) Terbuka
Salah satu partisipan memaknai syura sebagai suatu cara untuk mencapai
Ya musyawarah untuk mencapai mufakat ya, dengan rapat, ngikutin semua anak
buahnya, kumpulin dan ditampung, adakah pendapat-pendapat yang bisa kita
tampung... (P6)
Hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti kepada semua
partispian didapatkan beberapa makna Adl bil qisth (Keadilan, disertai kesetaraan).
Pertanyaan dalam wawancara ini adalah terkait dengan pengalaman Anda dalam
Anda dengan gaya kepemimpinan Islam Adl bil qisth (Keadilan, disertai kesetaraan)?.
1) Sama rata
Empat dari enam partispian memaknai Adl bil qisth sebagai sesuatu yang
Adilnya saya itu ya pendekatan, kalo ya pendakatan, kalo yang kedua ya apa
yang kita tetapkan ya kita jalankan gitu. Jadi semuanya ngikutin gitu, g keluar
jalur.. Jadi semua rata gitu... (P1)
Eee..untuk pengalaman yang adil ya, kalau adil itu berarti harus semuanya rata
ya, kan tidak ada anak kakak, anak tiri, anak asuh dan anak kandung istilahnya
seperti itu (P2)
59
Adilnya yaitu misalkan orang dijadwal, salah satu enak aja shifnya, atau milih
temen siapa g bisa. Saya pukul sama rata semua. Demi stabilitas di UGD saat
dinas gitu(P5)
...ya berbagi temen satu lagi dua kali, jangan dia dia terus yang di on call gitu.
Adil itu kan berlaku sama rata, g yang pilih kasih, sama rata (P6)
Dua dari enam partisipan memaknai Adl bil qisth sebagai suatu perbuatan
tidak ada perbedaan, seperti salah satu ungkapan partisipan berikut ini:
...Jadi, memang harus bener-bener bisa memposisikan adil itu harus, ya kan.
Tidak ada perbedaan antara si A si B. Ooh saya suka dengan si A jadi saya harus
mendekati si A, tidak seperti itu (P2)
Kalau menurut saya tidak membeda-bedakan, tidak pilih kasih, semua sama
dimata saya. Semua temen sejawat saya... (P5)
Makna Adl bil qisth dipahami oleh salah satu partisipan sebagai bentuk
Dalam sebulan itu, misalkan dia ada request tiga kali, yang satu request cuman
dua kali, aku perbandingin kan maksudnya biar aku adil gitu, salah satu aja yang
paling penting mana dia, nah itu yang diutamakan (P3)
Salah satu partispan memahami dan memaknai Adl bil qisth sebagai suatu
upaya memberikan kepada yang lebih pantas, berikut ungkapan dari partisipan:
Dalam penjadwalan asistensi itu saya harus berusaha untuk adil, untuk adil
disini adalah ada yang asisten berat, bagus seperti dokter Dini malam sampai jam
12 malam. Saya memberikan kepada orang-orang yang sekiranya itu kuat (P4)
Dua dari partisipan memahami makna dari Adl bil qisth sebagai suatu
Kalau menurut saya tidak membeda-bedakan, tidak pilih kasih, semua sama
dimata saya. Semua temen sejawat saya (P5)
60
Adil itu kan berlaku sama rata, g yang pilih kasih, sama rata. Dalam pembagian
shift... (P6)
6) Saling berbagi.
Salah satu partispian memaknai dan memahami dari Adl bil qisth sebagai
Kalau adil misalkan dari on call. Kalau on call dapet fee kan?. Ya kita berbagi
aja, bapak ini sudah pernah on call berapa kali, misalkan hari ini dia sudah on
call dua kali, ya berbagi temen satu lagi dua kali, jangan dia dia terus yang di on
call gitu... (P6)
beragam. Pertanyaan dalam wawancara ini adalah terkait dengan pengalaman Anda
Ada yang boleh dilakukan ada yang tidak boleh dilakukan; 3) Mengarah yang ke
Dua dari enam partisipan memaknai Hurriah al-kalam sebagai sesuatu cara
Kalo ada misalkan ada pendapat atau sesuatu yang mengganjal yang tidak suka
dari cara saya, atau apa silahkan ngomong saya lebih seneng karna apa, kalo
selama itu kritikannya bagus dan membangun kenapa tidak gitu (P5)
61
hal yang boleh dilakukan ada yang tidak boleh dilakukan, seperti ungkapan
berikut:
Kebebasan berekspresi, kalau rawat inap kan yang penting gini ya, kalau
misalkan kebebasan berekspresi kita kan mau ngapain aja, gitu kan ya. Aaa kan
kita kan disini ada hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakuakan(P2)
cara mengarahkan kepada yang positif, seperti ungkapan salah satu partisipan
berikut:
Akhirnya sekarang ekspresinya itu yang full itu aku arahin ke arah-arah yang
positif (P3)
4) Aktualisasi diri
Memang kalo untuk aktualisasi diri itu, saya itu suka menjadi pusat perhatian
gitu lho. Dalam artian apa. Keperawatan adalah seni, seni dimana seni itu bisa
berubah-ubah...(P4)
5) Keterbukaan
Hurriah al-kalam dimaknai oleh salah satu partisipan sebagai suatu cara
Ada tempatnya, ada waktunya ada wadahnya. Tempatnya yaitu pas rapat unit
ada misalkan kalo memang mau berpendapat g mesti harus nunggu rapat unit,
penggil saya, ketemu sama saya. Kita berdua ngobrol, apa yang menjadi ganjalan,
apa pendapat anda, saya terima orangnya terbuka, selama itu untuk kemajuan
UGD dan kebaikan kita bersama ya, itu aja sih sama saya (P5)
62
6) Mengutarakan Langsung
cara untuk mengutarakan langsung, seperti ungkapan salah satu partisipan berikut:
Hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti kepada semua
Islam oleh Kepala Perawat ruangan. Pertanyaan dalam wawancara ini adalah terkait
Anda menceritakan pengalaman Anda dengan dengan nilai- nilai Islam yang
dan kenyamanan; 4) Berdoa sebelum memulai kegiatan; 5) Menjadi contoh yang baik;
6) Berakhlak baik
1) Kekeluargaan
Dua dari enam partisipan memaknai nilai Islam dalam gaya kepemimpinan
Sugi selalu bilang ke temen-temen anggaplah pasien seperti keluarga kita sendiri,
Sugi selalu saya bilang begitu. Kalau udah seperti itu InsyaAllah dari ramah,
sopan, tanggung jawab semunya. Dari hati dulu. Jangan karna tugas (P1)
Jadi dia masuk kesini itu dengan polos ibarat kertas putih. Bisa aja disini coret-
coretnya seperti apa tergantung si atasannya ini. Gimana membawa dan
membimbing temen-temennya gitu. Ya.. pengennya ya itulah menciptakan suasana
kekeluargaan (P3)
63
berikut:
...Jadi kan kita mendekati, apa sih kekurangannya apa sih yang bisa yang belum
bisa ya. Kalau misalkan gini kalau orang baru, pasti kita harus mendekati dia, kita
harus melakukan pendekatan, biar dia juga tidak merasakan saya selalu baru,
saya ini selalu disuruh-suruh (P2)
Makna nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam oleh salah satu
partisipan berikut:
Menurut aku ya, kerukunan kali ya, terus menjadi kan sesuana kerja itu jadi
nyaman, kemudian hubungan silaturahmi g hanya sebatas partner kerja ya, tapi
jadinya saudara gitu, kekeluargaan. Jadi istilahnya menganggap tempat kerja ini
rumah kedua ya (P3)
Salah satu partisipan memahami dan memaknai nilai Islam dalam gaya
kepemimpinan Islam yaitu dalam bentuk berdoa sebelum memulai kegiatan, seperti
Kita jangan lupa kalau mau memulai itu berdoa ya. Berdoa pada saat operan
shift. Misalkan kita ucapkan Bismillah ya. Tapi saya membudayakan temen-temen
berdoa sebelum kegiatan. Lalu kalau saya misalkan ada temen yang berbuat salah
ya, salah kembalikan lagi mau berkerja semaunya sendiri. Saya bilang berkerja itu
amanah, ada Allah yang mengawasi kalian (P4)
Saya sebagai kepala ruangan saya harus lebih dari pada mereka kan, dari segi
kedisipilinan, trus kinerja, pengetahuan otomatiskan terus menggali kan ya.
Sekarang gini, pemimpinnya seperti itu, gimana mau ditiru sama anak buahnya
kan, diri kita nya dulu harus bener, kalo pengen di ikutin sama temen-temen
sejawatnya. Saya nya dulu harus bener, gitu. Karna dengan sendirinya kita punya
tanggang jawab . Kita ditunjuk jadi kepala ruangan, kita punya beban, kita pnya
tanggung jawab, punya kewajiban juga (P5)
Salah satu partisipan memahami dan memaknai nilai Islam dalam gaya
kepemimpinan Islam yaitu untuk memilki akhlak baik, seperti ungkapan berikut:
Untuk seorang Kepala Ruangan ya berlaku adil, apa namanya ya...jujur dan
terbuka. Terbuka atas masukan temen-temen. Terbuka atas apa masalah yang
datang. Berfikir positif aja. Kalau misalkan kita ada masalah, kita rumat puyeng
gimana malah puyeng sendiri hehe. Lalu sabar (P6)
1 Pasien juga Sugi langung coaching, Melakukan syura dengan metode langsung Syura (Permusyawaratan)
ketemu. Trus ke perawatnnya juga kepada individunya, pada saat individu Dilakukan pada saat salah satu
sama. Jadi misalkan ada perawat atapun tersebut tampak kurang semangat atau ada Langsung bertemu anggotanya sedang mangalami suatu
staf saya, yang merasa terlihat tampak masalah. masalah
kurang bersemangat, saya langsung
ketemu. Kita panggil. Panggipun berdua
aja, kendalanya apa.
2 Kita berbagi ya, kalo yang namanya Melakukan syura dengan cara sharing atau Syura (Permusyawaratan)
musyawarah itu kan kita berbagi, berbagi pengalaman dan masalah kepada Sharing (Berbagi) Dilakukan secara rutin pada setiap
berbagi pendapat, kita sharing gitu. teman-teman sejawatnya. operan shift kerja perawat
3 Musyawarah itu kan menurut saya, kaya Melakukan syura seperti cerita, tidak Syura (Permusyawaratan)
model cerita ya, curhat ya. hanya dengan berkumpul secara formal, Hal ini dilakukan lebih nyaman pada
tapi cerita juga di luar perkumpulan formal Seperti Cerita saat di luar pertemuan-pertemuan
agar teman-temannya merasa nyaman. formal agar pendekatan lebih baik
4 Kalau musyawarah biasanya sebelum Melakukan syura dengan menanyakan Syura (Permusyawaratan)
melakukan program kerja, membuat dahulu kepada bawahan dari setiap Memberikan Dilakukan pada saat ada pembuatan
program kerja biasanya saya membuat program kerja Kesempatan rencana program kerja perawat maka
menanyakan dulu ke temen-temen Bertanya dikumpulkan para staf untuk
kebutuhan pelatihan itu apa?. pembahasannya untuk membuat
keputusan
5 Gaya kepemimpinan saya ngomong Melakukan syura dengan keterbukaan Syura (Permusyawaratan)
antara atasan dengan bawahan dalam Terbuka Dilakukan pada saat pertukaran shift
lebih seneng terbuka.
penyampaian masalah kerja perawat dan dibahas secara
terbuka dari permasalahan yang ada
dilapangan
66
6 Ya musyawarah untuk mencapai Melakukan syura demi untuk mencapai Syura (Permusyawaratan)
mufakat ya, dengan rapat, ngikutin mufakat (kesamaan pendapat) dari setiap Mencapai Mufakat Dilakukan hal ini pada ketika rapat
semua anak buahnya, kumpulin dan permasalahan yang dihadapi. formal untuk pembahasan perkerjaan
ditampung, adakah pendapat-pendapat dilapangan
yang bisa kita tampung,
7 Adilnya saya itu ya pendekatan, kalo ya Melakukan Adl bil qisth pada saat Adl bil qisth (Keadilan, disertai
pendekatan, kalo yang kedua ya apa pembagian jadwal dinas dan cuti pada kesetaraan)
yang kita tetapkan ya kita jalankan gitu. bawahan, dengan membuat request jadwal. Dilakukan ketika para stafnya sedang
Jadi semuanya ngikutin gitu, g keluar Sama Rata ada permasalahan dengan melakukan
jalur.. Jadi semua rata gitu. pendekatan secara personal untuk lebih
mengetahui permasalahan secara rinci
sehingga dapat diperlakukan adil sesuai
fakta yang ada
8 Jadi, memang harus bener-bener bisa Melakukan Adl bil qisth tidak melihat dari Adl bil qisth (Keadilan, disertai
memposisikan adil itu harus, ya kan. individunya, adil itu tidak hanya dalam kesetaraan)
Tidak ada perbedaan antara si A si B. perlakuan tapi juga dalam pengambilan Tidak Ada Melakukan hal ini dengan melihat
Ooh saya suka dengan si A jadi saya keputusan. Perbedaan dahulu secara keseluruhan dari
harus mendekati si A, tidak seperti itu. permasalahan yang ada dan
mendapatkan informasi yang akurat dari
masalah
9 Dalam sebulan itu, misalkan dia ada Melakukan Adl bil qisth untuk Adl bil qisth (Keadilan, disertai
request tiga kali, yang satu request membandingkan mana keperluan yang kesetaraan)
cuman dua kali, aku perbandingin kan lebih utama pada saat pemberian request Hal ini dilakukan pada ketika
maksudnya biar aku adil gitu, salah satu jadwal dinas. pembagian jadwal shift kerja perawat
aja yang paling penting mana dia, nah Membandingkan hal dengan memberlakukan memberikan
itu yang diutamakan yang diutamakan kesempatan request jadwal kerja shift
terlebih dahulu
67
10 Dalam penjadwalan asistensi itu saya Melakukan Adl bil qisth pada saat Adl bil qisth (Keadilan, disertai
harus berusaha untuk adil, untuk adil pemberian jadwal asistensi dokter, kesetaraan)
disini adalah ada yang asisten berat, diberikan kepada yang lebih layak dan kuat Memberikan kepada Dilakukan hal ini pada ketika dilakukan
bagus seperti dokter Dini malam sampai menerima tugas tersebut. yang lebih pantas pembagian jadwal shift kerja perawat
jam 12 malam. Saya memberikan
kepada orang yang sekiranya itu kuat.
11 Kalau menurut saya tidak membeda- Melakukan Adl bil qisth pada saat Adl bil qisth (Keadilan, disertai
bedakan, tidak pilih kasih, semua sama pemberian sanksi hukuman pada saat kesetaraan)
dimata saya. Semua temen sejawat saya. melakukan kesalahan dan pemilihan Tidak Pilih Kasih Dilakukan ketika dilakukan dalam
anggota setiap shift kerja. pengambilan suatu keputusan
12 Kalau adil misalkan dari on call. Kalau Melakukan Adl bil qisth pada saat Adl bil qisth (Keadilan, disertai
on call dapet fee kan?. Ya kita berbagi pembagian tugas kerja di lapangan, dengan Saling Berbagi kesetaraan)
aja, bapak ini sudah pernah on call saling berbagi sama rata. Dilakukan dalam pembagian tugas kerja
berapa kali, misalkan hari ini dia sudah berdasarkan banyak tugas yang sudah
on call dua kali, ya berbagi temen satu dilakukan
lagi dua kali, jangan dia dia terus yang
di on call gitu.
13 Kebebasan ekspresi dalam brieffing ya Melakukan Hurriah al-kalam disaaat ada Mengeluarkan Hurriah al-kalam (Kebebasan
itu, bisa mengeluarkan pendapat bebas, rapat membahas tentang pelayanan dan Pendapat Bebas berekspresi)
bisa mengkritik, mengkritik dalam lainnya. Dilakukan pada saat briefing pertukaran
arti,ee.. pelayanan kita gimana, shift kerja perawat
masukannya, ataupun atasannya atau
pun fasilitas disini. Membuka care aja,
ayo kita perbaiki bareng-bareng.
14 Kebebasan berekspresi, kalau rawat Melakukan Hurriah al-kalam, boleh bebas Hurriah al-kalam (Kebebasan
inap kan yang penting gini ya, kalau dalam melakukan tindakan, asalkan sesuai Ada yang boleh berekspresi)
misalkan kebebasan berekspresi kita dengan aturan dan SOP yang ada. dilakukan ada yang Dilakukan pada saat kegiatan kerja
kan mau ngapain aja, gitu kan ya. Aaa tidak boleh lapangan langsung perawat dalam
kan kita kan disini ada hal yang boleh dilakukan tindakan kerjanya
dilakukan dan tidak boleh dilakuakan.
68
15 Akhirnya sekarang ekspresinya itu yang Melakukan Hurriah al-kalam dengan Mengarahkan Hurriah al-kalam (Kebebasan
full itu aku arahin ke arah-arah yang mengarahkan kepada hal yang positif kepada yang positif berekspresi)
positif. Dilakukan ketika ada salah satu
anggotanya yang belum bisa
mengontrol dirinya pada saat berkerja
dilakukanlah pengarahan berbasis bebas
yang beretika
16 Memang kalo untuk aktualisasi diri itu, Melakukan Hurriah al-kalam merupakan Hurriah al-kalam (Kebebasan
saya itu suka menjadi pusat perhatian aktualisasi diri dalam melakukan tindakan berekspresi)
gitu lho. Dalam artian apa. Keperawatan keperawatan, karena keperawatan itu seni. Aktuaslisasi diri Dilakukan untuk menunjukkan
adalah seni, seni dimana seni itu bisa kemampuan diri dalam berkerja
berubah-ubah.
17 Ada tempatnya, ada waktunya ada Melakukan Hurriah al-kalam selama Hurriah al-kalam (Kebebasan
wadahnya. Tempatnya yaitu pas rapat sesuai dengan situasi dan kondisi, dan berekspresi)
unit ada misalkan kalo memang mau diterima terbuka atas semua pendapat dan Dilakukan dengan langsung
berpendapat g mesti harus nunggu rapat kritikan menyampaikan permasalahan dan
unit, penggil saya, ketemu sama saya. pendapat kepada Kepala Ruangan jika
Kita berdua ngobrol, apa yang menjadi Keterbukaan ada masalah
ganjalan, apa pendapat anda, saya
terima orangnya terbuka, selama itu
untuk kemajuan UGD dan kebaikan kita
bersama ya, itu aja sih sama saya
18 Ke temen-temen yang sudah Melakukan Hurriah al-kalam dengan Hurriah al-kalam (Kebebasan
berkeluarga, mereka ada masalah memberikan kesempatan untuk berekspresi)
langsung utarakan, gitu. Kalau misalkan mengutarakan langsung dari problem- Dilakukan dengan penyampaian
yang diserahin ke saya belum ada problem yang ada Mengutarakan langsung dan dilanjutkan pembahasan
jawaban mereka bakal utarakan lagi pas langsung masalah disebuah rapat dengan atasan
rapat YKM, kan ada supervisor ada
manajer, nah naanti mereka minta
jawaban.
69
19 Sugi selalu bilang ke temen-temen Melakukan dari nilai-nilai Islam dalam Nilai-nilai Islam dalam Gaya
anggaplah pasien seperti keluarga kita berprilaku etis dengan menganggap staf Kepemimpinan Islam
sendiri, Sugi selalu saya bilang begitu. dan pasien seperti keluarga sendiri Dilakukan penerapan ini kepada seluruh
Kalau udah seperti itu InsyaAllah dari sehingga muncul sifat-sifat yang baik. Kekeluargaan staf, pasien dan keluarganya
ramah, sopan, tanggung jawab
semunya. Dari hati dulu. Jangan karna
tugas
20 Jadi kan kita mendekati, apa sih Melakukan dari nilai-nilai Islam dalam Nilai-nilai Islam dalam Gaya
kekurangannya apa sih yang bisa yang bentuk melakukan pendekatan untuk Kepemimpinan Islam
belum bisa ya. Kalau misalkan gini perbaikan hubungan agar setiap Melakukan Dilakukan kepada staf baru khususya
kalau orang baru, pasti kita harus anggotanya baik yang baru dan yang lama Pendekatan kepada agar nyaman dalam perkerjaan dan
mendekati dia, kita harus melakukan saling mengayomi satu sama lainnya staf tercipta hubungan yang baik dengan
pendekatan, biar dia juga tidak seluruh staf yang ada
merasakan saya selalu baru, saya ini
selalu disuruh-suruh
21 Menurut aku ya, kerukunan kali ya, Melakukan dari nilai-nilai Islam dengen Nilai-nilai Islam dalam Gaya
terus menjadi kan sesuana kerja itu jadi menciptakan kerukunan antar atasan dg Kepemimpinan Islam
nyaman, kemudian hubungan staf dan sesama staf Menciptakan Dilakukan dalam setiap kegiatan
silaturahmi g hanya sebatas partner kerukunan dan diperkerjaan agar setiap orang nyaman
kerja ya, tapi jadinya saudara gitu, Kenyamanan dengan perkerjaannya
kekeluargaan. Jadi istilahnya
menganggap tempat kerja ini rumah
kedua ya.
22 Kita jangan lupa kalau mau memulai itu Melakukan dari nilai-nilai Islam dengan Nilai-nilai Islam dalam Gaya
berdoa ya. Berdoa pada saat operan selalu berdoa sebelum memulai kerja Kepemimpinan Islam
shift. Misalkan kita ucapkan Bismillah Berdoa Sebelum Dilakukan pada ketika pergantian shift
ya. Tapi saya membudayakan temen- Memulai Kegiatan kerja perawat dan tindakan keperawatan
temen berdoa sebelum kegiatan. Lalu
kalau saya misalkan ada temen yang
berbuat salah ya, salah kembalikan lagi
70
PEMBAHASAN
secara efektif dan efisien (Purwanto, 2006). Penelitian ini diangkat empat tema, memiliki
sub tema dan kategori makna tertentu. Tema tersebut teridentifikasi berdasarkan tujuan
penelitian. Berikut penjelasan secara rinci untuk masing-masing tema yang didapatkan
Syura memiliki makna yang begitu luas, yang mencakup dari penilaian dan
pemahaman seseorang. Pada penelitian ini makna syura dipersepsikan bervariasi oleh
para partisipan. Hasil penelitian ini terdapat berbagai makna syura berdasarkan
pengalaman yang diterapkan oleh Kepala Perawat Ruangan. Makna syura atau
permusyawaratan bagi Kepala Perawat Ruangan sangat beragam. Makna syura meliputi
Syura merupakan model dasar pengambilan keputusan, dan dalam melakukan hal
ini Al-quran menyerukan kepada para pemimpin muslim agar bermusyawarah (Noor,
2011). Tanpa adanya keimanan bahwa syura merupakan mekanisme baru (inovatif) yang
menjauhkan manusia dari perilaku hewani, maka bentuk perdamaian atau seruan apapun
71
72
akan sia-sia saja, kita harus meyakini bahwa syura bukanlah kekayaan ide yang bersifat
temporal dalam kehidupan orang mukmin, tetapi ia adalah way of life yang dibuat untuk
dirinya, dan ia akan berupaya untuk merealisasikannya baik untuk dirinya sendiri
pengalaman dari Kepala Perawat Ruangan seperti langsung bertemu. Dalam hal ini
didapatkan bahwa salah satu dari partisipan memaknai syura dalam penerapannya
dengan metode bertemu langsung dengan para staf dan pasien secara langsung dalam
menghadapi masalah yang sedang dihadapi. Karena menurut Ibu S yang mengelola rawat
inap lantai 2,3 dan 4, penerapan syura dengan bertemu langsung ini lebih baik dan dalam
menggali masalah yang ada, sehingga mudah didapatkan solusi dari masalah tersebut.
Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Qumaihah (1990) bahwa
pribadi. Sebagai contoh, ketika Nabi meminta pedapat sebagian sahabat tentang
banyak.
harus diterapkan dalam perilaku mereka, dalam berbagai kegiatan kolektif dan
Dua dari enam partisipan yaitu Ibu A dan Ibu F memaknai syura sebagai sharing
atau berbagi, dalam hal ini sharing saling bertukar pikiran segala hal seperti pendapat
dan masalah-masalah lainnya yang terjadi dilapangan. Hal ini sejalan dengan teori yang
disampaikan oleh Qumaihah (1990) dalam bermusyawarah akan terjadi tukar menukar
pemikiran. Pemikiran orang banyak tentu akan lebih baik dengan pemikiran seorang.
Paling berbahaya kalau suatu masalah hanya diserahkan kepada satu orang saja. Menurut
kepercayaannya yang ahli dalam bidang masing-masing, akan tetapi Islam telah
Ibu Y memahami dan memaknai syura sebagai seperti cerita atau curhat, karena
menurutnya dengan model seperti cerita ini agar bawahannya atau sejawatnya yang lain
dapat mengeluarkan pendapat dan mengutarakan masalah dengan lebih nyaman. Hal ini
sejalan dengan Fathi (2009), dimana tujuan dari nilai musyawarah merupakan kekuatan
bagi umat Islam dan memperkokoh hubungan mereka, mampu menopang kebersamaan
pemikiran dalam kerja kolektif dan saling memahami, serta memperkuat hubungan
persaudaraan.
Menurut partisipan yang berbeda syura dimaknai sebagai sesuatu yang terbuka
mengeluarkan ketetapan mengenai urusan-urusan yang bersifat umum. Hal terbuka ini
sejalan dengan tujuan syura itu sendiri yakni melahirkan ketetapan jamaah, agar
sendiri maupun dengan perantara orang-orang-orang yag dipilih untuk itu, serta
memelihara haknya dalam membatasi wewenang para pemimpin dengan apa yang lazim
merupakan watak substanasial kehidupan Islam dan berbagai indikator istimewa yang
dipilih sebagai teladan bagi umat lain. Musyawarah merupakan sifat yang harus dimiliki
dari sekian sifat keteladanan (Quthb, 2008). Allah berfiman, untuk memerintahkan dalam
melakukan musyawarah:
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan mendirikan
shalat, sedang urusan mereka (diputusakan) dengan musyawarah antara mereka dan
mereka menafkahkan sebagian rezki yang kami berikan kepada mereka (QS As-Syura
[42]: 38).
kepemimpinan Islam model syura oleh Kepala Perawat Ruangan selama memimpin dan
pada tempat yang tepat, atau menempatkanya dalam perspektif yang benar. Keadilan
juga berarti melakukan sesuatu tanpa melebihi batas seberapa besar maupun kecilnya
(Noor, 2011). Menurut Al Badri (2001), Suatu keadilan yang menjamin hak-hak keadilan
manusia sebagai mahluk yang mulia, mewujudkan kesejahteraan dan ketenangan jiwa
yang lengang dan hakiki, serta kabahagiaan hidup dan terpelihara urusan mereka.
75
dilapangan sebagai memperlakukan sesuatu atau seseorang dengan sama rata. Salah satu
partisipan memaknai adil sebagai memperlakukan sesuatu dengan tidak ada perbedaan
satu sama lainnya. Partisipan lainnya memaknai adil sebagai suatu tindakan yang tidak
pilih kasih. Hal pernyataan antara partisipan memperlakukan sama rata, tidak ada
perbedaan dan tidak pilih kasih memiliki suatu makna yang sama. Ketiga pernyataan dari
partisipan ini sejalan dengan pernyataan Muthahhari (2009) mengatakan bahwa keadilan
merupakan persamaan dan penafian terhadap deskriminasi dalam bentuk apa pun,
memandang semua individu secara sama rata, tanpa melakukan perbedaan dan
terhadap seseorang tertentu dan membenci yang lain: ia harus mempunyai hubungan
yang sama atau sederajat dengan semua orang, yaitu hubungan yang dilandasi dengan
Berbicara pengutamaan tadi hal ini bertolak belakang atau tidak sejalan dengan
keputusan bagi stafnya. Dalam hal ini partisipan menerapkan adil disertai dengan
kesetaraan dengan mencontohkan dalam hal memberikan mana yang lebih utama dan
lebih penting menurut Kepala Perawat Ruangan dalam pembagian request cuti libur
untuk seluruh stafnya. Jika tidak dilakukan hal tersebut akan mengakibatkan ketidak
seimbangan dalam pembagian jadwal kerja staf perawat. Dan keputusan mutlak diambil
pengambangan keperawatan, SDM, diklat, UGD dan HCU memaknai adil sebagai
memberikan kepada yang lebih pantas, dalam hal ini partisipan mencontohkan yang
76
pernah diterapkan yaitu penjadwalan asistensi dokter yag diberikan kepada yang lebih
pantas untuk mengemban tugas tersebut. Hal ini sesuai dengan pengertian keadilan
menurut Muthahhari (2009), pemeliharaan hak-hak individu dan pemberian hak kepada
Partisipan Ibu F memahami makna adil sebagai untuk saling berbagi antar staf
dalam pembagian tugas. Saling berbagi dalam tugas agar tercipta keseimbangan antara
satu dan lainnya. Hal ini sepaham dengan Koehn (2000), keadilan dipikirkan sebagai
mempunyai hak dalam hubungan satu sama lain untuk kedudukan tertentu yang relatif
sama. Allah berfirman, dimana Dia memerintahkan kepada kita untuk berbuat adil:
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
Berdasarkan dari hasil penelitian ini, didapatkan sangat beragam makna dari adil
disertai dengan kesetaraan oleh Kepala Perawat Ruangan. Dalam hal ini penerapan
model gaya kepemimpinan Islam Adl bil qisth sudah terterapkan oleh Kepala Perawat
Dan hendaknya kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
Kebebasan berekspresi merupakan hak yang diberikan kepada siapa saja untuk
berekspresi merupakan ruang bersama (melting pot) sekaligus ruang proses (melting
77
process), bagi pengolahan berbagai pendapat dan ide yang terkumpul di dalamnya
(Syahrur, 2003)
mengutarakan secara langsung dari permasalaan yang ada. Disaat yang sama dua dari
pendapat yang bebas. Hal ini juga sejalan dengan Syahrur (2003), Kebebasan manusia
dalam mengekspresikan pendapatnya tidak diukur dengan ukuran bahwa pendapatnya itu
dapat menunjukkannya pada kebenaran, akan tetapi diukur dengan adanya kebebasan
orang lain dalam mengekspresikan pendapatnya. Karena asas kehidupan Islam adalah
yang kami katakan sebagai kebebasan mengekspresikan pendapat yang merupakan satu-
satunya jalan kehidupan yang mampu mengungkap konflik-konflik intern dan pengaruh
Berbeda dengan makna yang ditemukan oleh partisipan lainnya, yaitu memahami
makna hurriah al-kalam sebagai sesuatu ada yang boleh dilakukan ada yang tidak boleh
dilakukan. Hal ini seiring dengan pendapat Syahrur (2003), Kebebasan berekspresi
merupakan kehendak sadar manusia untuk memilih antara menafikan dan menetapkan
yang positif. Hal ini sejalan menurut Basyaib (2006), kebebasan berekspresi bisa menjadi
pendorong hal yang positif atau katakanlah bisa dijadikan ukuran bagi kemajuan
kelompok. Kalau kelompok ingin maju atau ingin cepat maju, maka kebebasan
berekspresi harus dibuka lebih lebar. Kebebasan itu bukan hanya dalam bentuk jaminan-
78
jaminan hukum terhadap kebebasan berekspresi itu sendiri, tapi institusi yang mereka
Dua dari parsipan memaknai hurriah al-kalam sebagai sebuah aktualisasi diri
dan keterbukaan. Hal ini sejalan dengan pendapat, aktualisasi diri meliputi
Menurut Asifudin (2004), mengaktualisasi diri, mempunyai need for achievement tinggi,
yang layak diasumsikan sebagai sesuatu yang dapat memainkan peranan penting bagi
Peneliti menilai berdasarkan dari hasil penelitian ini, Kepala Perawat Ruangan
dengan model gaya kepemimpinan Islam hurriah al-kalam sudah terterapkan akan tetapi
dalam penerapannya masih belum maksimal dan masih butuh proses lebih lanjut.
Lima ajaran yang menegaskan aspek-aspek sistem nilai Islam penting, yaitu: Al-
akmal asy-syakhshi atau integritas pribadi, Tawiyah al-shilah atau perbaikan hubungan,
Failiyyah al-qiyadiyyah atau daya kepemimpinan, Makarim al-akhlaq atau perilaku etis,
dan Tahzib al-akhlaq atau peningkatan moral melalui pengetahuan spiritual (Noor, 2011).
Hasil penelitian ini didapatkan masing-masing dari penerapan nilai-nilai Islam dalam
gaya kepemimpinan Islam berdasarkan yang diterapkan oleh Kepala Perawat Ruangan.
Salah satu partisipan memaknai nilai Islam dalam gaya kepemimpina Islam
dalam bentuk kekeluargaan. Dalam hal ini partisipan menerapkan dan mengajarkan nilai
ini kepada stafnya dalam praktek agar menganggap pasien dan sejawat seperti layaknya
keluarga sendiri. Hal ini sejalan dengan makna Al- akmal asy-syakhshi atau integritas
79
mengarahkan, dan memengaruhi orang berdasarkan prinsip moral dan nilai etis.
Kepala Perawat Ruangan dalam hal ini mempengaruhi para stafnya dengan
sebuah nilai etis yaitu dengan menganggap teman sejawat dan pasien sebagai layaknya
keluarga sendiri. Sifat seperti itu, yang dilengkapi dengan keshalehan, sifat bisa
dipercaya dan wawasan ke depan, secara bersama-sama membentuk orang dan cita-cita
(Noor, 2011). Integritas pribadi merupakan pribadi sebagai suatu keseluruhan yang utuh
tidak terbagi atau juga bukan pribadi yang sebagian saja (Riyanto, 2006). Menurut Adair
berpegang pada kode etik, norma artistik atau nilai-nilai tertentu, terutama terhadap nilai
kebenaran.
Islam ini yaitu melakukan pendekatan kepada staf dan menciptakan kerukunan dan
kenyamanan. Dalam hal ini Kepala Ruangan menerapkan berdasarkan dilapangan dalam
bentuk seperti pendekatan kepada staf yang baru agar tidak merasa yang asing
dibandingkan dengan staf yang sudah berkerja lama dan berusaha menyatukan keduanya.
terwujudkan sehingga berkerja tidak hanya sebatas partner kerja bahkan jauh lebih
seperti saudara. Hal ini sejalan dengan salah satu nilai Islam dalam gaya kepemimpinan
Islam yaitu Tawiyah al-shilah atau perbaikan hubungan seperti yang dicontohkan oleh
Nabi Muhammad SAW, membagi waktu sehari menjadi tiga dimensi: satu dimensi untuk
Allah SWT (Subhanahu wata'ala), satu dimensi untuk keluarga, dan satu dimensi untuk
diri sendiri. Waktu untuk diri sendiri dibagi lagi dengan waktu untuk umat (Noor, 2011).
80
Partispan lain menerapkan dalam hal yang berbeda dari nilai-nilai Islam dalam
gaya kepemiminan Islam yakni dalam bentuk meminta stafnya berdoa dalam setiap akan
memulai suatu kegiatan. Hal ini sejalan dengan nilai Islam yaitu Tahzib al-akhlaq atau
peningkatan moral kekuatan inspirasi yang mungkin berasal dari wahyu atau
semangat, yang menghasilkan peningkatan besar dalam hal standar perilaku (Noor, 2011).
Salah satu partisipan menerapkan nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam
yaitu menjadi contoh yang baik untuk stafnya, dimana dalam hal ini Kepala Perawat
Ruangan selalu berupaya memulai mendisiplinkan diri dengan datang tepat waktu dan
peningkatan kinerja. Hal ini sejalan dengan nilai Islam yaitu Failiyyah al-qiyadiyyah
kekuatan atau kemampuan menghasilkan efek yang diinginkan, tidak cukup bagi seorang
besar tahu bahwa mereka akan ditiru. Oleh karena itu, memimpin melalui teladan berarti
bagaiamana pemimpin sejati menciptakan visi, aspirasi, dan nilai-nilai yang tahan lama.
Mereka memberikan bukti objektif komitmen pribadi (Noor, 2011). Tujuan dari sebuah
kepemimpinan itu sendiri usaha untuk mencapai tujuan dengan menggunakan daya
pengaruh, potensi yang ada baik yang memimpin maupun yang dipimpin secara
bersama-sama, dinamis dan harmonis. Daya yang ada atau timbul dari seseorang yang
ikut membentuk watak dan kepercayaan orang lain atas perbuatan tersebut (Al-banjari,
2008).
Partispan yang berbeda dalam pengalamannya terhadap nilai Islam dalam gaya
kepemimpinan Islam yaitu berakhlak yang baik dengan berlandaskan etika. Hal ini
sejalan dengan nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam yaitu Makarim al-akhlaq
81
atau perilaku etis. Etika adalah seperangkat prinsip moral dalam kaitannya dengan apa
yang benar dan salah. Etika mencerminkan karakter individu dan kelompok Etika
mengimplikasikan kepatuhan pada standar moral. Dalam situasi organisasi modern, etika
merujuk pada ketaatan terhadap aturan profesional. Etika Islam melampaui dunia materi
ke dalam wilayah moral dan spiritual demi mendapatkan ganjaran dari Allah SWT. Etika
Islam merupakan pemahaman akan benar dan salah untuk dipraktikkan, bukan sebagai
pengetahuan semata. Etika merupakan padanan akhlak dalam Islam (Noor, 2011).
nilai-nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam oleh Kepala Perawat Ruangan sudah
terterapkan dengan sangat baik, dan hal ini harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan.
B. Keterbatasan Penelitian
Rumah Sakit.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ruangan dalam penerapan gaya kepemimpinan Islam. Tema yang diangkat ada empat
kepemimpinan Islam.
Makna syura bagi Kepala Perawat Ruangan yaitu meliputi, langsung bertemu,
mencapai mufakat. Makna makna Adl bil qisth (Keadilan, disertai kesetaraan) oleh
Kepala Perawat ruangan yang meliputi sama rata, tidak ada perbedaan,
membandingkan hal yang diutamakan, memberikan kepada yang lebih pantas, tidak
Makna Hurriah al-kalam meliputi mengeluarkan pendapat bebas, ada yang boleh
dilakukan ada yang tidak boleh dilakukan, mengarah yang ke positif, aktualisasi diri,
sebelum memulai kegiatan, menjadi contoh yang baik dan berakhlak baik.
82
83
diterapkan oleh Kepala Perawat Ruangan Rumah Sakit Syarif Hidayatullah terhadap
anggota stafnya yang dipimpin, akan tetapi dalam pelakasanaanya masih belum
(kebebasan berekspresi) . Dan hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan Islam
dengan makna-makna yang mereka pahami, akan tetapi hanya saja belum mengetahui
B. Saran
1. Institusi Keperawatan
kepemimpinan Islam.
2. Peneliti Selanjutnya
mendapatkan hasil lebih luas dari pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam
3. Pelayanan Keperawatan
Rumah Sakit.
Daftar Pustaka
Al Badri, Abdul Aziz. (2001). Hidup Sejahtera Dalam Naungan Islam. Jakarta: Gema Insani
Al-Banjari, Rachmad Ramadhana. (2008). Prophetic Leadership: Membentuk Kepribadian
Para Pemimpin Berbasis Spiritualitas, Menumbuhkan Potensi dan Karisma
Kenabian dalam Diri Para Pemimpin. Yogyakarta: Penerbit Diva Press
Alwi, H. (2009). Uswatun Hasanah Meneladani Rasul Meraih Cinta Allah. Jakarta: Penerbit
Hikmah
Asifudin, Ahmad Janan (2004). Etos Kerja Islami. Surakarta: Muhammadiah University
Press
Asy-syawi, Taufiq. (1997). Syura Bukan Demokrasi. Jakarta: Gema Insani Press
Basyaib, Hamid. (2006). Membela Kebebasan : Percakapan Tentang demokrasi Liberal.
Jakarta: Freedom Institute
Budiarti, A. (2010). Pengalaman Seksualitas Perempuan Selama Masa Kehamilan.
http://journal.ui.ac.id/index.php/jkepi/article/view/2417/1863 diunduh pada 14
Desember 2013
Bungin, Burhan. (2008). Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Chapra, M Umer. (2006). Islam dan Tantangan Ekonomi. Jakarta: Gema Insani
Daymon, C & Holloway Immy. (2008). Metode-metode Riset Kualitaif: dalam Public
Relations dan Marketing Communications. Yogyakarta : Penerbit Bentang
Dewi, Rani Anggraeni. (2007). Menjadi Manusia Holistik. Jakarta: Penerbit Hikmah
Dwiwibawa, F.R & Riyanto T. (2008). Siap Jadi Pemimpin?: Latihan Dasar Kepemimpinan.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Fathi, Muhammad. (2009). The Art Of Leadership in Islam: Meneladani Kepemimpinan Nabi
& Khulafa Rasyidin. Jakarta: KHALIFA
Firanika, Rayuni. (2010). Aspek Budaya dalam Pemberian ASI Ekslusif di Kelurahan Bulalak
Kota Bogor Tahun 2010. Skripsi S1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Gulen, F. (2002). Versi Terdalam: Kehidupan Rasul Allah Muhammad SAW. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Harari, O. (2005). The Leadership Secrets of Colin Powell: Sebuah Paradigma Baru
Kepemimpinan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Kresno, S. (2006). Aplikasi Penelitian Kualitaif Dalam Pemantauan Dan Evaluasi Program
Kesehatan. Jakarta: FKM UI
Moleong, Prof. Dr. Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Muthahhari, M. (2009). Keadilan Ilahi: Asas Pandangan Dunia Islam. Bandung: Penerbit
Mizan
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan; Aplikasi pada praktek perawatan profesional.
Jakarta: Salemba Medika.
Noor, I. (2011). Manajemen Kepemimpinan Muhammad: Mencontoh Teladan Kepemimpinan
Rasul Untuk Kesempurnaan Manajemen Modern. Bandung: PT Mizan Pustaka
Octavia, Rafita. (2013). Studi Fenomenologi: Pengalaman Suami Menghadapi Istri yang
Memasuki Masa Menopause di Kelurahan Pisangan. Skripsi Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan.
Pawito. (2008). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara
Yogyakarta
Putri, S B. (2011). Hubungan Gaya Kepemimpin Kepala Ruangan Dengan Stres Kertja
Perawat Pelaksana Di ICU RSUP DR. M. DJAMIL Padang tahun 2010.
http://repository.unand.ac.id/18134/1/HUBUNGAN%20GAYA%20KEPEMIMPIN
AN%20KEPALA%20RUANGAN%20DENGAN%20STRES%20KERJA%20PER
AWAT%20PELAKSANA%20DI%20ICU%20RSUP%20DR.%20M.%20DJAMIL
%20PADANG%20TAHUN%202010.pdf diunduh pada 26 November 2013
Qumaihah, Jabir. (1990). Beroposisi Menurut Islam. Jakarta : Gema Insani Press
Quthb, Sayyid. (2008). Tafsir Fi Zhilalil Quran Jild 10. Jakarta: Gema Insani Press
Raco, J.R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya.
Jakarta: PT Grasindo
Rasuanto, Bur. (2005). Keadilan Sosial: Pandangan Deontologis Rawls dan Habermas, Dua
Teori Filsafat Politik Modern. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Riyanto,Theo. (2006). Jadikan Dirimu Bahagia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Saipul. (2009). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja (Studi pada pegawai
Rumah Sakit Islam Banyuwangi).
http://digilib.umm.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptummpp-gdl-s1-
2009-saipul0461-16713&PHPSESSID=42d6ee65b827a38f44956092d28ba985
diunduh pada 26 November 2013
Salusu, J. (2004). Pengambilan Keputusan Stratejik: Untuk Organiasi Publik dan Organisasi
Nonproit. Jakarta: Grasindo
Setiawan, RB. (2010). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pada PT.
PLN (Persero) Kantor Wilayah Sumatra Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19465/5/Chapter%20I.pdf. Diunduh
pada 26 November 2013
Streubert, Helen J & Dona Rinaldi carpenter, (1999). Qualitative Research in Nursing. 2nd
ed. Lippincot.
Syahrur, Muhammad. (2003). Tirani Islam: Genealogi Masyarakat dan Negara. Yogyakarta:
Penerbit LkiS Yogyakarta
Taufiq, A M. (2004). Praktik Manajemen Berbasis Al-quran. Jakarta: Gema Insani Press
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan.
Bandung: PT Imperial Bhakti Utama
Wood, Geri Lobiondo, Judith Haber. (2006). Nursing Research Methods and Critical
Appraisal for Evidence-Based Practice. United Stated of America: Mosby Elsevier
NIM : 1110104000024
Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, akan melakukan penelitian tentang Pengalaman Kepala
Perawat Ruangan dalam Penerapan Gaya Kepemimpinan Islam di Rumah Sakit
Syarif Hidayatullah.
Besar harapan saya agar Anda bersedia menjadi partisipan dalam penelitian
saya dan mengungkapkan pengalaman serta pendapat terkait penelitian yang akan
dilakukan. Penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk wawancara selama kurang
lebih 30-45 menit dan bila dibutuhkan informasi tambahan sekiranya dimohon
kesediaan Anda untuk wawancara tambahan.
A. Prosedur Penelitian
2. Peneliti akan melakukan wawancara dengan Anda selama kurang lebih 30-45
menit.
3. Bila diperlukan wawancara tambahan, diharapakan kesediaan waktu
partisipan di lain waktu.
B. Kewajiban partisipan
C. Kerahasiaan
D. Informasi tambahan
Anda dapat menanyakan hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini
atau mengenai kontrak waktu dan tempat untuk dilakukan wawanncara, Anda
dapat menghubungi saya Yoga Teguh Guntara pada no hp. 085714536223
PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN
Kepada Yth,
Partisipan Bapak/Ibu
Di tempat
Dengan hormat,
NIM : 1110104000024
Dengan ini memohon kepada Bapak/Ibu untuk bersedia menjadi partisipan pada
penelitian yang saya lakukan yang berjudul PENGALAMAN KEPALA PERAWAT
RUANGAN DALAM PENERAPAN GAYA KEPEMIMPINAN ISLAM DI
RUMAH SAKIT SYARIF HIDAYATULLAH
Demikian Saya sampaikan, atas perhatian dan ketersediaan Bapak/Ibu saya ucapkan
terimakasih.
Hormat Saya,
Jakarta, ....2014
A. Petujuk Umum
1. Tahap perkenalan
2. Ucapkan terima kasih kepada informan atas kesediaan dan waktu yang telah
komentar
kerahasiaannya
catatan sebagai field note untuk membantu percakapan agar tidak ada
Pewawancara :
Tanggal wawancara :
Waktu wawancara :
Tempat wawancara :
D. Identitas Partisipan
1. Nama Partisipan :
2. Tanggal lahir/Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Perkerjaan/Jabatan :
5. No Tlpn/Hp :
E. Pertanyaan Wawancara
3. Terminasi 10
- Memvalidasi apa yang telah menit
- Merespon apa yang
disampaikan
disampaikan
- Membuat kotrak waktu dan
- Menjawab salam
tempat bila diperlukan
wawancara tambahan
- Mengucapkan terimakasih atas
kesediaan waktunya.
- Mengucapkan salam
LEMBAR OBSERVASI
Subjek :
Tanggal :
Waktu : sd
Tempat :
Catatan Lapangan
8. Interaksi sosial informan pada lingkungan (Atasan, staf bawahan, pasien dan
keluarga pasien)
Transkrip Percakapan