You are on page 1of 18

PROPOSAL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PUS MEMILIH TENAGA

NON KESEHATAN SEBAGAI PENOLONG PERSALINAN DI

PUSKESMAS BAUN KECAMATAN AMARASI BARAT

KABUPATEN KUPANG PROPINSI NTT

TAHUN 2017

Disusun oleh

MARIA LAUMAY

NIM :2015115175

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA KUPANG

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

KUPANG

2017
LEMBARAN PERSETUJUAN

Telah selesai diberikan bimbingan dalam penulisan proposal sehingga naska ini memenuhi
syarat dan dapat disetujui untuk dipertahankan dalan ujian proposal oleh,

Nama : MARIA LAUMAY

Nim : 2015115175

Program studi : D-III KEBIDANAN

Judul Proposal : FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PUS MEMILIH


TENAGA NON KESEHATAN SEBAGAI PENOLONG PERSALINAN
DIPUSKESMAS

Kupang,........................2017

MENGETAHUI

Pembimbing 1 Pembimbing 2

(PATRICIA TO. SST.M.KES) (LENNY TOELLE. SST)

Ketua Program Studi Kebidanan,

(PATRICIA TO. SST.M.KES)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dibawah ini,
proposal ini dengan judul, Faktor yang mempengaruhi motivasi PUS memilih tenaga non
kesehatan sebagai penolong persalinan di Puskesmas Baun Kecamatan Amarasi Barat
Kabupaten Kupang Propinsi NTT Tahun 2017 , diajukan untuk memenuhi sebagian
persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan selama proses penyusunan proposal
ini penulis mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada.

1. Drs.H.A.Marzuai Rofi.l MB A .MSI, selaku direktur utama STIKES Nusantara


Kupang
2. Rudison B.Doko Patty, SE. M.M kes, selaku ketua harian STIKES Nusantara
Kupang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh
pendidikan di jurusan kebidanan
3. Patricia TO. SST.M.Kes.,selaku ketua program studi D III kebidanan yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dengan baik, dalam
pendidikan formal di kampus maupun praktek di lapangan.
4. Lenny Toelle, SST, Selaku pembibimbing ke ll yang telah memberikan petunjuk
serta koreksi dan saran dalam penulisan proposal ini.
5. Para dosen dan staf jurusan kebidanan STIKES Nusantara Kupang
6. Bapak dan (mama almarhum) yang telah membersarkanku, menjaga,
mendoakanku serta memberi semangat dan dukungan kepadaku.
7. Suami, anak berdua Richar dan Irwan serta adik berdua yang telah memberikan
semangat motivasi dukungan serta doa dari adik Woro, Darto, dan keluarga
terkait.
8. Teman-teman seangkatan KBN 14 1i (Nama: Vin M, Densi, Reva, Ester) yang
saling memberi dukungan dan masukan bagi penulis sehingga proposal ini dapat
selesai.
DAFTA ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................1

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................2

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................3

KATA PENGANTAR...........................................................................................4

DAFTAR ISI.......................................................................................................5

DAFTAR TABEL.................................................................................................6

DAFTAR GAMBAR............................................................................................7

DFTR LAMPIRAN..............................................................................................8

BAB I

PENDAHULUAN...............................................................................................9

1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................9

1.2 PERUMUSAN MASALAH...........................................................................10

1.3 TUJUAN PENELITIAN.................................................................................10

1.4 MANFAAT PENELITIAN.............................................................................10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI..................................................11

1.1 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................11

1.2 LANDASAN TEORITIK................................................................................13

1.3 KEASLIAN PENELITIAN..............................................................................15

BAB III

3.1 KERANGKA KONSEP..................................................................................16

BAB IV

METODAE PENELITIAN....................................................................................17

4.1 JENIS PEDNELITIAN...................................................................................17


5

4.2 RANCANG BANGUN PENELITIAN..............................................................17

4.3 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN.............................................................17

4.4 POPULASI DAN SAMPUL..........................................................................17

4.5 KERANGKA OPRASIONAL..........................................................................17

4.6 VARIABEL PENELITIAN..............................................................................18

4.7 TEKNIK DAN PROSEDUR PENGUMPULAN DATA.......................................19

BAB V.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................................20

5.2 HASIL PENELITIAN....................................................................................20

5.2 PEMBAHASAN..........................................................................................

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................

6.1 KESIMPULAN............................................................................................

6.2 SARAN......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Motivasi atau dorongan merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat
sesuatu oleh manusia (niat) untuk mencapai suatu tujuan, termasuk motivasi
pasangan usia subur (PUS). Memilih tenaga non kesehatatan sebagai
penolong persalinan (dukun). Motivasi atau dorongan PUS dalam memilih
tenaga penolong persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Letak geografis atau jarak rumah dengan fasilitas kesehatan, budaya,
lingkungan keluarga, tingkat penghasilan keluarga, dan tingkat pendidikan,
(EMA 2009) hal ini yang sering menjadikan alasan bagi PUS untuk memilih
tenaga non kesehatan sebagai penolong persalinan.
Hal ini terbukti walaupun pemerintah telah merencanankan program
Making Pragnancy Safer (MPS) denagn tiga pesan kunci: yang salah satunya
adalah setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terampil dan
strategi lain seperti peningkatan status puskesmas rawat ngiap sebagai
puskesmas penanganan Obstetri Neonatal Esensial Dini (PONED) penempelan
stiker program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (PAK)
pada setiap rumah ibu hamil, jamimnan pelayanan kesehatan masyarakat (
JAMKESMAS), dan pelaksanaan Desa Siaga (Depkes, 2001). Namun pada
kenyataannya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi
khususnya di NTT, dengan salah satu penyebab Angka Kematian Ibu adalah
karena masih banyak persalinan yang ditolong oleh tenaga non kesehatan,
tahun 2007, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia masih
sekitar 49%, (Depkes, 2007) sedangkan persalinan oleh dukun terlatih
maupun yang tidak terlatih yaitu 47%. (SKRT, 2007).
Menurut Amirudin (2007) ada beberapa faktor yang mempengaruhi,
pemilihan tenaga penolong persalinan seperti status ekonomi yang
rendah...persen, dan tingkat pendidikan ibu bersalin yang rendah..... persen.
Di NTT menurut data kesehatan propinsi pada periode Januari-Desember
2016, persalianan oleh tenaga kesehatan adalah... persen, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan adalah .... persen., cakupan pelayanan
puskesmas Baun sesuai data PWS-KIA (2009) pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan adalah.... persen, dari target nasional..... persen. Dari data
di atas menunjukan angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Cakupan pelayanan puskesmas Baun sesuai data PWS KIA (2016) pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan adalah 53%, dari target Nasional 86% dari
data diatas menunjukan angka pertolongan persalinan oleh tenaga non
kesehatan masih cukup tinggi, sehingga berdasarkan hasil survey dari bulan
januari sampai bulan desember 2016. Dipuskesmas Baun kecamatan amarasi
barat kabupaten kupang tahun 2017. Terhadap pertolongan persalinan non
nakes 46,6%.
Faktor yang mempengaruhi adalah faktor pendidikan dan ekonomi.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang maka dirumuskan masalah penelitian


sebagai berikut, Faktor apakah yang mempengaruhi motovasi PUS memilih
tenaga non kesehatan sebagai penolong persalianan. Dipuskesmas Baun 2016.

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi Motivasi PUS memilih tenaga non
kesehatan sebagai penolong persalinan dipuskesmas Baun.
2. Tujuan Khusus
2.1 Mengidentifikasi faktor pendidikan yang mempengaruhi motivasi PUS.
Memilih tenaga non kesehatan sebagai penolong persalinan.
2.2 Mengidentifikasikan faktor ekonomi yang mempengaruhi motivasi PUS
memilih tenaga non kesehatan sebagai penolong persalianan.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian ini secara teori dan praktis.

1. Teori
Hasil penelitian digunakan dalam rangka mengetahui faktor pendidikan dan
ekonomi yang mempengaruhi motivasi PUS memilih tenaga non kesehatan
sebagai penolong persalinan.
2. Praktis
2.1 Untuk pasangan usia subur (PUS).
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
PUS akan pentingnya persalinan oleh tenaga kesehatan.
2.2 Untuk institusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi bagi peneliti yang
ingin melanjutkan penelitian ini.
2.3 Untuk puskesmas
Diharapkan hasil penelitian ini, meningkatkan cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan dan keaktifan bidan dalam menolong
persalinan.
2.4 Untuk penelitian
Hasil penilitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman, pengetahuan
dan pemahaman dalam mengidentifikasi masalah penelitian, serta
merumuskan dalam bentu KTI.

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIK

2.1. TINJAUAN PUSTAKA


2.1.1 Motivasi

Kata motivasi sering kali diartikan dengn istilah dorongan atau tenaga
tersebut merupakan gerakan jiwa dan jasmani untuk berbuat sesuatu
sehingga dapat mencapai tujuan motivasi juga sebagai proses proses batin
atau proses psikologi dalam diri seseorang (EMA, 2009) tidak dipungkiri
setiap tindakan yang dilakukan oleh pasangan usia subur (PUS) selalu dimulai
dengan motivasi, atau niat yang timbul dari dalam diri sendiri atau juga dari
orang lain atau berdasarkan pengalaman dengan adanya motivasi PUS. Dapat
menentukan pilihan seperti memilih tenaga-tenaga non kesehatan sebagai
penolong persalinan.

2.1.2 Konsep Dasar Persalinan


Persalinan merupakan proses untu mendorong keluar (eksplosi) hasil
pembuahan (janin, plasenta dan air ketuban) dari dalam uterus lewat vagina
kedunia luar (Farrer, 2001) persalinan biasa (normal) disebut juga persalinan
spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak kepala dengan tenaga ibu
sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayinya yang
umumnya berlangsung kurang dari 24 jam (Moctar, 1998). Tanda dan gejala
persalinan adalah penipisan dan pembukaan serviks (frekuensi minimal 2-3
kali dalam 10 menit, lamanya 40 detik). Keluarnya lendir bercampur darah
(show) melalui vagina (Standar APN, 2007).
2.1.3 Persalinan
2.1.4 Penolong Persalinan
3 Persalinan terbagi dalam 4 tahap (Depkes, 2006) diantaranya, kala satu
dikenal dengan kala pembukaan yang terjadi antara pembukaan nol sampai
dengan pembukaan lengkap (10cm). lamanya kala satu 8-12 jam. Kala dua,
dimulai dari pembukaan lengkap sampai dengan pengeluaran janin (Mochtar,
1998) gejala utama kala dua adalah adanya kontraksi yang semakin kuat
dengan interval 2 sampai 3 kali dalam 10 menit,dengan durasi >40 detik.
Lamanya kala dua antara sampai 50 menit. Kala tiga dimulai dari lahirnya bayi
sampai dengan pelepasan plasenta (Farrer, 2001). Gejala dan tanda adanya
pelepasan plasenta adalah uterus tiba-tiba membulat, tali pusar bertambah
panjang, keluarnya darah secara tiba-tiba. Kala empat yaitu kala pengawasan
dimulai dari dua jam post partum (Farrer, 2001). Observasi yang dilakukan
pada kala empat adalah kontraksi uterus, tanda-tanda vital (suhu, nadi, tensi)
pendarahan dan kandungan kemih.

Tenaga penolong persalinan dibedakan atas dua yaitu tenaga kesehatan dan
non kesehatan (Depkes, 2002). Yang di kenal sebagai tenaga kesehatan
adalah semuua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang
kesehatan.

11

Baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak.

Untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya


kesehatan (Depkes, 2004) tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan
untuk menolong persalinan adalah dokter spesialis ,kebidanan dan
kandungan, dokter umum dan bidan (Depkes, 2004). Tenaga non kesehatan
adalah orang yang dianggap memiliki kemampuan untuk melakukan upaya
kesehatan melalui pengamatan, pengalaman dan pengetahuan (Depkes,
2004) yang dikenal dengan nama dukun terlatih dan tidak terlatih.

3.1.1.1 Dokter spesialis Kebidanan dan Kandungan

Adalah dokter umum yang melanjutkan studinya pada bidang kebidanan dan
kandungan yang telah lulus pendidikan spesialisnya baik didalam maupun
diluar negri yang di akui oleh pemerintah RI (Sofyan, 2006).

2.1.4.1 Dokter Umum

Yaitu seseorang yang telah menyelesaikan atau lulus pendidikan dokter yang
telah mendapat gelar dokter dan telah mengikuti pelatihan secara khusus
tntang asuhan persalinan normal yang diakui oleh pemerintah dan diberi ijin
untuk melakukan praktek(Sofyan, 2006).

2.1.4.2 Bidan

Adakah seorang wanita yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan


yang diakui pemerintah RI serta memperoleh kualifikasi dan diberi ijin untuk
menjalankan praktek kebidanan(Sofyan, 2006).

Salah satu cara untuk melakukan promosi bidan yaitu dengan melakukan
pendekatan dengan dukun bayi yang ada didesa untuk bekerja sama dalam
pertolongan persalinan.

Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila dukun


menyerahkan Ibu hamil untuk bersalin ketempat bidan. Dukun bayi dapat
libatkan dalam perawatan bayi baru lahir. Apabila cara tersebut dapat
dilakukan dengan baik. Maka dengan kesadaran dukun akan
memberitahukan Ibu hamil untuk melakukan persalinan ditenaga kesehatan
(Bidan) Ibu dan bayi selamat, derajat kesehatan Ibu dan bayi diwilayah
tersebut semakin meningkat (Syafrudin, 2013)

2.1.4.3 Dukun terlatih dan dukun tidak terlatih

dukun bayi adalah orang yang dianggap trampil dan dipercaya oleh
masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan Ibu dan anak sesuai
kebutuhan masyarakat (Syafrudin,2013)

12

selaras dengan ketrampilan, dukun bayi memiliki 2 macam fungsi, ialah fungsi
utama dukun bayi ialah melaksanakan pertolongan persalinan secara benar
dan aman, untuk mendukung fungsi utamanya maka fungsi tambahan dapat
dikembangkan setempat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan pelayanan kesehatan (Syafrudin, 2013).

Pada Tahun 2001, Departemen Kesehatan mencanagkan program Making


Pregnancy Safer (MPS) yang salah satu pesan kuncinya adalah setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan trampil (Depkes, 2001). Hal ini
menunjukkan bahwa dukun baik terlatih maupun tidak terlatih tidak boleh
membantu persalinan. Pemerintah tidak langsung menghapus pemeran
dukun beranak dalam proses persalinan, tetapi pemerintah berupaya
membangun kemitraan antara bidan dan dukun. Bidan bertugas membantu
keseluruhan proses kelahiran dengan dukun membantu kegiatan diluar
persalinan yaitu membawa ibu hamil ketenaga kesehatan, memandikan bayi
dan merawat ibu setelah melahirkan (Laksmono, 2007).
2.2. LANDASAN TEORITIK

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah keadaan yang


memberatkan atau mempengaruhi PUS untuk lebih memilih tenaga non
kesehatan dari pada tenaga kesehatan, faktor-faktor tersebut adalah :

2.2.1 Tingkat pendidikan

Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi


kehidupan yang dapat digunakan untuk mendapat informasi sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup (Noboatmojo, 2002). Pendidikan yang dimaksud
adalah jalur pendidikan yang berstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (Depdiknas,
2003) ornag yang berpendidikan tinggi adalah orang yang telah selesai
melaksanakan proses belajar dan memiliki ijazah yang telah diakui negara
baik institusi negeri atau swasta. Berdasarkan jenjang pendidikan, mulai dari
pendidikan dasar yaitu 6 tahun pada tingkat SD, atau sederajat ditambah 3
tahun pada tingkat SLTP atau sederajat dan pendidikan tinggi yaitu perguruan
tinggi (Depdiknas, 2003).

Tingkat pendidikan yang dicapai oleh PUS berhubungan dengan pemilihan


penolong persalinan mengingat bahwa pendidikan dapat mempengaruhi
daya intelektual seseorang dalam memutuskan sesuatu hal termasuk
penolong persalinan (Mariani, 2007).

NTT merupakan salah satu provinsi dengan tingkat pendidikan


masyarakatnya adalah pendidikan dasar sehingga informasi tentang
kesehatan termasuk informasi tentang bahaya-bahaya dalam persalinan
kurang didapatkan.

13

2.2.2 Pendapatan keluarga (Ekonomi)

Faktor keadaan sosial ekonomi sangat besar perannya. Mengingat kawasan


indonesia yang belum merata kondisinya atau perbedaan yang besar dalam
bidang ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari pendapatan keluarga. Pendapatan
keluarga merupakan jumlah seluruh uang yang diterima oleh kepala keluarga
melaui suatu usaha atau pekerjaan dalam jangka waktu tertentu yang
diperoleh dalam bentuk upah atau gaji. Menurut Samueison (2005) dalam
bukunya yang berjudul Teori Mikro Ekonomi yaitu pendapatan tinggi
dengan nominal >750.000 dan pendapatan rendah dengan nominal
<750.000. faktor penyebab pemilihan dukun sebagai penolong persalinan
karena tarif persalinan yang relatif murah dan imbalan dapat dibayar dalam
bentuk barang. Di NTT 50% masyarakat adalah petani yang berpenghasilan
rendah sehingga cenderung memilih dukun sebagai penolong persalinan.

2.2.3 Jarak rumah dari sarana kesehatan

Medan geografis yang sulit di jangkau membuat tenaga kesehatan tidak bisa
segera memberikan bantuan kepada ibu hamil yang akan melahirkan,hal
tersebut mengakibatkan kondisi ibu yang akan melahirkan kritis sehingga
dukunlah yang menjadi bidan utama,akibat timbulnya asumsi daya
masyarakat bahwa persalinan merupakan hal yang alamia sehingga pilihan
masyarakat terhadap dukun sangatlah dipanggil (suprapto,2002)

2.2.4 Lingkungan keluarga

Faktor ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan pandangan persalinan


adalah kedekatan secara psikis emosional antara keluarga dengan penolong
persalinan dalam hal ini adalah dukun, keberadaan dukun masih sangat kuat
pengaruhnya dalam masyarakat . ini terjadi karena adanya hubungan darah.
Usia dukun yang relatif tua sehingga keluarga beranggapan bahwa dukun
mempunyai pengalaman lebih banyak daripada bidan dan kebiasaan keluarga
secara turun-temurun yang selalu menggunakan dukun sebagai penolong
persalinan.

2.2.5 Sosial budaya

Budaya turun temurun yang sangat dipercaya oleh masyarakat terhadap


dukun inilah yang berpengaruh dalam memilih dukun sebagai penolong
persalinan ditambah dengan anggapan masyarakat terhadap dukun lebih
memiliki kelebihan dibandingkan dengan tenaga kesehatan dalam menangani
persalinan antara lain siap diminta kapan saja. Dukun selalu mendampingi ibu
sampai 40 hari setelah melahirkan disamping itu upara tradisional yang masih
dianut keluarga (Fakir, 2007) contohnya, budaya NTT ibu yang mau
melahirkan tidak boleh melahirkan dikamar tetapi melahirkan dirumah
gudang dibawah tempat tidur dibuat api (Budaya Panggung).

14

2.2.6 jarak rumah dari sarana kesehatan

jarak disebut medan geografi yang sulit jangkau membuat tenaga kesehatan
tidak bisa segera diberi bantuan persalinan pada ibu yang akan
melahirkan.hal tersebut mengakibatkan kondisi ibu yang akan melahirkan
kritis.akibat timbulnya asumsi dalam masyarakat terhadap dukun sangatlah
tepat karena dukun selalu ada di tempat dan mudah di
panggil(suprapto2002).

2.3 KEASLIAN PENELITIAN


Penelitian sebelumnya yaitu : faktor yang berkaitan dengan pemilihan
penolong persalinan oleh ibu bersalin di wilayah kerja puskesmas Borong,
kompleks kabupaten Sinjal. Menggunakan metode Cross Sectional Study.
Sampel penelitian yang diambil adalah 30..... orang. Dengan metode
proportional Stratified Random Sampling, hasil penelitiannya yaitu status
ekonomi tinggi.... persen. Memilih tenaga kesehartan.... persen. Memilih
tenaga kesehatan. Sedangkan status ekonomi rendah .... persen memilih
tenaga kesehatan....persen. memilih tenaga non kesehatan (Jakir, 2007).
Secara khusus persamaan penelitian diatas dengan penelitian penulis adalah
variable pemilihan penolong persalinan. Perbedaannya adalah dari subyek
penelitian maupun lokasi penelitian. Menurut pengetahuan peneliti,
penelitian tentang faktor yang mempengaruhi motivasi PUS memilih tenaga
non kesehatan sebagai penolong persalinan di puskesmas Baun belum
pernah dilakukan penelitian.

2.4 KERANGKA TEORI

Variabel independen variabel


dependen
Faktor yang
mempengaruhi :

lingkungan PUS memilih


keluarga tenaga non
budaya Kesehatan
geografis (Jarak) sebagai
MOTIVASI
Ekonomi penolong
Tingkat persalinan
pendidikan

Bagan 1 : Kerangka Konsep Teori

Sumber : Macfodz dkk (2005)

15
BAB III

KERANGKA KONSEP PENILITIAN


3.1 Kerangka konsep
Konsep penilitian adalah kerangka hubungan-hubunngan antar konsep yang ingin
diamati atau diukur melalui penilitian-penelitian yang akan di dilakukan
(Notoadmodjo,2010)

variabel independen variabel dependen

Faktor yg mempengaruhi motivasi PUS memilih tenaga non kesehatan


PUS memilih tenaga dalam sebagai penolong persalinan
kesehatan sebagai pertolongan
persalinan
1. Tingkat pendidikan
2. Ekonomi

Bagan 2 : kerangka konsep aktual

Keterangan diteliti:
diteliti tidak
16

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode survey


(Notoatmodjo, 2003) dengan pertanyaan riset faktor apakah yang
mempengaruhi motivasi PUS memilih tenaga non kesehatan sebagai
penolong persalinan?

4.2 Rencana titik bangun penilitian yang di gunakan

Metode peniitian yang digunakan adalah menggunakan survey yaitu suatu


cara penilitian deskriptif terhadap sekumpulan suatu objeck dengan tujuan
untuk membuat suatu penilitian faktor yang mempergaruhi motivasi usia
subur memilih tenaga non kesehatan sebagai penolong persalinan.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dipuskesmas baun. Pengumpulan data dilaksanakan


pada tanggal 17 januari 2017 dimulai pukul 08.00-12.00 WITA.

4.4 Populasi Penelitian


4.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Notoatmodjo, 2007) populasi dalam penelitian ini adalah PUS yang
mempunyai bayi dan balita diwilayah kerja puskesmas Baun yang namanya
tercatat pada kartu ibu yang berkunjung pada bulan januari s/d desember
2016, yaitu 413 orang. Dengan riwayat persalinan terakhir adalah 413 PUS
ditolong oleh tenaga kesehatan.PUS ditolong oleh tenaga non kesehatan.
4.2. Sampel penelitian
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002) yaitu PUS

4.5. kerangka oprasional

Definisi operasional adalah mendefisikan variabel operasional berdasarkan


krakteristik yang diamati dan memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap satu objeck (Hidayat, 2007)
17
4.6 Variabel penelitian, definisi operasional dan cara pengukuran variabel

Alat
No Variabel defenisi operasional Skala Skor
ukur
pendidikan adalah jalur jalur yang
terstruktur dan dan berjenjang yang terdiri
variabel
atas pendidikan dasar atau sederajat (SD)
independen 1. rendah SD
1 pendidikan menengah dan pendidikan
tingkat SLTP
tinggi (SMA, PT) atau sederajat dan telah
pendididkan
lulus dan memiliki ijazah sesuai tingkat
pendidikan yang dicapai. kuesner

pendapatan keluarga merupakan jumlah


seluruh uang yang diterima oleh kepala
2. tinggi >
keluarga selama jangka waktu tertentu
tingkat Rp. 750.000
2 (satu bulan). Yaitu pendapatan tinggi Kuesner Ordinal
penghasilan rendah < Rp.
dengan upah nominal > Rp. 750.000 dan
750.000,-
pendapatan rendah dengan upah nominal
< Rp. 750.000,-

variabel dorongan atau tenaga tersebut merupakan


ya
3 dependen gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat Kuesner Nominal
tidak
motivasi sesuatu sehingga dapat mencapai tujuan
18

4.7 Teknik dan prosedur pengumpulan data pengolahan darah dilakukan secara
manual dengan langkah-langkah yaitu :

1. Pengolahan

a. Editing = memeriksa kuesner-kuesner yang masih apakah semua pertanyaan


dapat dijawab dan ada tidaknya kesalahan-kesalahan.

b. Cading = memberi kode jawaban secara angka atau kode tertentu sehingga
lebih mudah dan sederhana.

c. Tabulating = pemindahan kartu kode ke tabel,sebelum tabulasi perlu disiapkan


tabel tabulasinya dimasukkan didalam tabel distribusi frekuensi.

2. Analisa data

Dilakukan secara univeriat artinya digambarkan secara presentasi atau


menjelaskan atau mendestribusi masing-masing yang di teliti.
Teknik sampel yang digunakan adalah non random sampling yaitu pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik acci dental sampling yaitu dengan pengambilan
sponden yang kebetulan ada atau tersedia yang memenuhi kriteria inklusi yaitu
PUS yang mempunyai bayi balita namanya tercatat dalam kartu Ibu yang
persalinan terakirnya ditolong oleh dukun dan bertempat tinggal diwilaya kerja
puskesmas Baun bersedia menjadi responden.
19

DAFTAR PUSTAKA

ARIKUNTO. S (2006) prosedur penilitian suatu pendekatan praktik edisi Revisi PT Bina Raksa,
Jakarta.

A.Rasdi yanah Jaker Dr. Ridwan Amirudin (2007) faktor yang berhubungan dengan penilitian
tenaga penolong persalinan oleh Ibu Bersalin. Availabis From. http// Ridwan
Amirudin word press com 2007/05/05 penelitian tenaga penolong persalinan
sijar (akses tanggal 10 november 2009)

Depdiknas (2003) undang-undang no 20 tentang sistem pendidikan Nasional Jakarta.

Depkes (2001) rencana strategi Nasional making pregnancy safer (MPS) DiIndonesia, Jakarta

Dinkes NTT (2005) standar pelayanan minimal dan indikator kinerja, buku revensi untuk
pelatiha supervisi suportir, Provinsi NTT

Ema (2009) pengertian motivasi, from = hhtp:/ wrta warga gunadarma. ac.id./2009/2008.
Ug warga-warga (akses tanggal 23 november 2009).

Ircham machfoed 2. (2007) metodologi penelitian Bidan.Kesehatan, perawatan dan


kebidanan, cetakan ke lll. Yogyakarta.

JNPK KR (2007) Asuhan Persalinan Normal. Jakrta

Maryoto (2003) revisi undang-undang no 13 tentang ketenaga kerjaan Aviable from =


http://w.w.w archive.com / millis @opia (akses tanggal 10 november 2009)

Notootmodjo. S. (2005) metode pe3enilitian kesehatan, Edisi revisi rineke cipta Jakarta.

Stofiyan, Mustika, et, all. (2006) Bidan Menyongsong masa depan, 50 tahun IBI Jakarta.

Sastroasmoro, s, Ismael s, (2007) Dasar-Dasar Metodologi peniliti klinis Edisi 3, sagung seto.

Samuel, William, (2006) Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Edisi 4 Erlangga Jakarta

You might also like