You are on page 1of 6

HATI YANG SELAMAT

.

.




.
.


.

:

.

.

Hadirin..Jama`ah Sholat Jum`at yang berbahagia.

Pada hakekatnya tak ada penyejuk yang benar-benar menyegarkan, dan tak ada
obat yang paling mujarab selain taqwa kepada Allah.

Untuk itu, marilah kita sama-sama tingkatkan nilai taqwa kita kepada Allah Azza
wa Jalla supaya kita termasuk orang-orang yang berbahagia, didunia dan akhirat.

Jamaah jum`at yang di rohmati Allah

Kalau kita sejenak, mau memperhatikan kondisi orang-orang di sekitar kita, maka
akan kita dapatkan berbagai macam bentuk prilaku yang nampak pada mereka, ada
yang sedang sedih dan menangis, ada juga yang sedang gembira sambil tertawa,
ada yang sedang giat bekerja, ada juga yang sebaliknya dan banyak lagi polah
tingkah yang lainnya, semua itu merupakan cerminan dari kondisi hati mereka
masing-masing.

Mereka yang kondisi hatinya baik dan bersih, tampak ketenangan dalam sikapnya,
sebaliknya mereka yang kondisi hatinya sedang tak menentu atau sedang
terjangkiti suatu penyakit, maka ia cenderung berprilaku yang tidak baik dan tak
ada ketenangan dalam sikapnya, barangkali inilah yang pernah disabdakan oleh
Rasulullah dalam sebuah haditsnya yang berbunyi :

" Sesungguhnya dalam jasad manusia itu terdapat segumpal daging, apabila ia
baik, maka baik pulalah seluruh anggota tubuhnya, dan apabila ia rusak, maka
rusak pulalah seluruh jasadnya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati
" ( Muttafaqun 'Alaihi).

Hati adalah sumber kejujuran bagi pemiliknya, ia tidak akan pernah dusta, meski
lidah berucap beribu kali kebohongan tetapi hati akan selalu mengatakan
kebenaran pada dirinya. Hati yang bersih bisa mengalahkan sifat yang buruk
seperti sifat ego yang ada dalam diri seseorang, ia tidak akan bicara ngelantur dan
tanpa pertimbangan sehingga meresahkan orang lain, ucapan yang keluar dari hati
yang bersih selalu diawali oleh pertimbangan yang matang, sehingga hasilnya
benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, ia akan lebih mengedepankan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau golongannya. Sebaliknya,
hati yang kotorlah yang senantiasa dipenuhi oleh ambisi dan hawa nafsu.

Dan Sebagai sebuah karunia yang besar yang diberikan Allah kepada hamba-NYA,
maka kita haruslah menggunakannya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Sang
Penciptanya. Tugas pokok dari hati dan akal yang merupakan kelebihan manusia
dari makhluq lainnya adalah untuk memahami ayat-ayat Allah, baik yang bersifat
kauni atau yang ada di alam sekitar kita ataupun ayat-ayat yang tertulis dalam Al
Qur'an, karena kalau kita tidak pandai-pandai menggunakannya untuk itu, maka
posisi kita akan menjadi lebih rendah ( hina ) dari binatang sekalipun, firman Allah
I:






"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi nereka Jahannam kebanyakan dari jin
dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergukan untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
seprti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang
yang lalai. ( QS. Al A'raaf :179 ).

Hadirin Rohimakumullah

Pantaskah kita lalai akan perintah Allah setelah kita mendapatkan karunia yang
begitu besar dari-NYA, mari kita buka hati kita untuk senantiasa mentadabburi
(merenungkan ) ayat-ayat Allah, jangan biarkan hati kita tersumbat, sehingga sulit
lagi untuk memahami ayat-ayat-NYA:


"Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an ataukah hati mereka
terkunci" ( QS. Muhammad :24 ).

Bila hati kita sudah tertutup untuk menerima kebenaran, maka itu merupakan
musibah yang sangat besar, ia akan melihat sesuatu bukan lagi atas dasar
kebenarannya tetapi ia akan melihatnya atas dasar hawa nafsunya, sehingga
fanatisme buta dan sikap berlebihanlah yang muncul, ia tidak akan melihat orang
karena kebenarannya, tetapi ia akan melihat kebenaran itu karena orangnya, bila
orang yang ia kagumi dan ia idolakan melakukan sebuah kesalahan, maka di
matanya itu adalah sebuah kebenaran, ataupun kalau sudah jelas salahnya, maka ia
akan berusaha mencari alasan untuk membenarkan orang yang diidolakannya.
Inilah bencana besar yang sedang melanda sebagian besar ummat, bila hal tersebut
terus berlangsung, maka lama kelamaan hatinya akan mengeras dikarenakan tidak
adanya cahaya kebenaran yang menembus ke dalamnya.

Firman Allah Subhanahu wa Ta`ala:





"Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras
lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai
daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air
daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut
kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
(QS. 2:74)

Ikhwani Fillah

Orang yang tidak punya mata ( penglihatan), tetapi hatinya bersih jauh lebih baik
di sisi Allah dari pada orang yang diberi penglihatan normal akan tetapi kondisi
hatinya buta, bagaimana pula jika kedua-duanya buta ?, dan seperti itulah yang
akan terjadi di akhirat kelak, orang yang hatinya buta di dunia, akan dibangkitkan
oleh Allah dalam keadaan buta mata, sebagaimana firman-NYA yang artinya :
"Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat
dalam keadaan buta, Berkatalah ia :

( 125)


"Ya Rabbku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal
aku dahulunya seorang yang melihat, Allah berfirman :"Demikianlah, telah datang
kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu( pula) pada hari
inipun kamu dilupakan". (QS. Thohaa :126)

Hati yang telah mengeras tidak akan lagi merasakan getaran-getaran keimanan
yang dihantarkan lewat lantunan ayat-ayat Al Qur'an, ia tidak peduli lagi dengan
kebesaran dan keagungan Allah dalam ciptaan-NYA, cahaya iman tidak lagi
mampu menembus hati yang diselimuti oleh pekatnya noda dan dosa, oleh karena
itu sebelum hati kita mengalami kondisi seperti itu, mari kita berupaya untuk
senantiasa membersihkan hati kita dari penyakit-penyakitnya seperti : iri, dengki,
sombong, riya dan lain sebagainya, kita latih ia agar senantiasa berinteraksi dengan
ayat-ayat Allah, sehingga selalu merasa dekat dengan-NYA. Diantara salah satu
cara untuk membuat hati kita lembut dan selalu dekat dengan Allah adalah dengan
memperbanyak dzikir dan mengingat kematian, karena dengan itu kita akan
senantiasa berupaya untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian. Allah
berfirman



yang artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan. (QS.Al Hasyr :18)

Rasulullah saw dalam sabdanya mengingatkan kita akan hal tersebut :

" Perbanyaklah mengingat sesuatu yang memutuskan kenikmatan hidup


( Kematian ) karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya dikala sempit
kecuali Allah lapangkan hidupnya, dan tidaklah seseorang mengingatnya dikala
lapang kecuali ia akan merasa sempit " ( HR. Bukhari )


.
.

Khutbah II



.





.

:
. :
{ : }
{ }

: }



{.

.


.
. .
.
. .




.

.

You might also like