You are on page 1of 7

Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 9, Mei 2015, hal.

452-522

HUBUNGAN PELAKSANAAN PERAWATAN METODE KANGURU


(PMK) DENGAN KEJADIAN HIPOTERMI
PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
Hj. Nurlaila1), Rahmawati Shoufiah3), Sri Hazanah3)
1)Jurusan Kebidanan, 2,3) Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim
rshoufiah@gmail.com

Abstract. The incidence of LBW infants is still high and the risk of experiencing
hypothermia which have an impact on infant mortality so that the need for comprehensive
care to prevent hypothermia in infants of low birth weight among others through Kangaroo
Care is more effective and efficient but the successful implementation of the FMD affected
by the mother in order to implement FMD baby does not have hypothermia. The purpose
of this study was to determine the relationship of the implementation of FMD with
hypothermia on LBW incidence in hospitals Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. This
research is descriptive analytic cross-sectional study design. Sampling was carried out
with accidental sampling technique by 30 respondents. Univariate analysis with frequency
distribution and bivariate analysis with ANOVA statistical test at significance level of
0.05. The results showed a significant relationship between the implementation of FMD
with events hypothermia seen from p value of 0.000. Suggestions Kanujoso Djatiwibowo
Hospital to evaluate the execution of FMD and complementary infrastructure, nurses to
motivate mothers and families in implementing FMD.
Keywords: Low Birth Weight Babies (LBW), Hypothermia, Kangaroo Care (FMD)

Abstrak. Angka kejadian BBLR masih tinggi dan beresiko bayi mengalami hipotermi yang
berdampak pada kematian bayi sehingga perlu adanya perawatan yang komprehensif
untuk mencegah terjadinya hipotermi pada bayi BBLR. Metode Kanguru merupakan salah
satunya metode perawatan yang lebih efektif dan efisien, akan tetapi keberhasilan
pelaksanaan PMK dipengaruhi oleh ibu dalam melaksanakan PMK agar bayi tidak
mengalami hipotermi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
pelaksanaan PMK dengan kejadian hipotermi pada BBLR di RSUD Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross
sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling sebanyak 30
responden. Analisa univariat dengan distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan uji
statistik ANOVA pada taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pelaksanaan PMK dengan kejadian hipotermi dilihat dari
nilai p value 0,000. Saran RSUD Kanujoso Djatiwibowo melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaaan PMK dan melengkapi sarana dan prasarana, perawat memberikan motivasi
kepada ibu dan keluarga dalam melaksanakan PMK,
Kata kunci : Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), Hipotermi, Perawatan Metode Kanguru
(PMK)

PENDAHULUAN (30%), Malaysia (11%), Singapura (5%).


Angka Kematian Bayi (AKB) di Angka Kematian Neo-natal di Indonesia
dunia menurun lambat dari 65,4% pada sebesar 47% dari ang-ka kematian bayi
tahun 1987 menjadi 45,7% pada tahun dan 3.5% dari kematian neonatal yang
2007 dan pada tahun 2010 menjadi disebabkan hipotermi (Diosko, 2013).
41%. Sementara angka kematian di
Vietnam (38%), Filipina (36%), Thailand

466
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 9, Mei 2015, hal. 452-522

Bayi baru lahir tidak dapat mengatur terjadinya hipotermi. Pelekatan bayi
temperatur tubuhnya secara memadai BBLR pada ibu selama 24 jam akan
dan dapat dengan cepat kedinginan jika membantu suhu tubuh bayi tetap stabil
ke-hilangan panas tidak segera dicegah. karena ibu mengkondisikan tempat yang
Bayi yang mengalami kehilangan panas sama dengan kondisi pada rahim ibu tapi
(hipo-termia) berisiko tinggi untuk jatuh banyak ibu-ibu post partum yang tidak
sakit atau meninggal jika bayi dalam melaksanakan PMK ini dengan baik dan
keadaan basah dan tidak diselimuti menyebabkan bayi mengalami hipotermi.
mungkin akan mengalami hipotermia
meskipun berada dalam ruangan yang RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo
relatif hangat. Bayi prematur atau berat ada-lah Rumah Sakit rujukan untuk
badan rendah sangat rentan terhadap wilayah Balikpapan Samboja, Handil dan
terjadinya hipoter-mia (Agnes, 2009). Penajam Paser Utara untuk bayi-bayi
dengan berat badan lahir rendah dan
Metode Kanguru adalah metode merupakan satu-satunya rumah sakit di
pera-watan dini dengan sentuhan kulit Kalimantan Timur yang melaksanakan
antara ibu dan bayi baru lahir dalam Kangaroo Mother Care Continue sejak
posisi kanguru. Pelaksanaan perawatan tahun 2008 (RSUD Kanujoso
metode kanguru dilakukan pada semua Djatiwibowo Balikpapan, 2013).
bayi-bayi kecil, ada dua cara yaitu PMK
(Perawatan Metode Kanguru) intermiten Berdasarkan data ruangan
(sewaktu-waktu) adalah perawatan pada Bougenvil (Bayi/ Perinatologi) dan NICU
bayi-bayi yang masih terpasang infuse, di RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo
oksigen dan masih dalam perawatan Balikpapan pada tahun 2013 terdapat
inkubator dilakukan selama 1-2 jam 461 BBLR (21,04%) dengan berat badan
sedangkan PMK kontinu (terus menerus 1000-2500 gram dari 2191 persalinan
selama 24 jam/ hari) dilakukan pada baik Seksio Sesaria dan persalinan
bayi-bayi yang sudah stabil tanpa infuse, pervagina. Dari 461 BBLR tersebut
oksigen dan bayi aktif, reflek isap baik sebanyak 124 bayi adalah bayi rujukan
serta ibu mendukung dila-kukan PMK dari rumah sakit lain baik dalam kota
(Efar, 2008). maupun luar kota Balikpapan. Dari data
tersebut sebanyak 413 bayi (89,65)
Keberhasilan pelaksanaan metode dilakukan PMK continue dan tercatat 98
kanguru sangat dipengaruhi oleh du- bayi (46%) mengalami hipotermi (Data
kungan ibu dalam melaksanakan PMK, Pokja Perinatologi RSUD Balikpapan,
ibu yang melaksanakan PMK dengan 2013).
baik akan berdampak pada peningkatan
suhu tubuh bayi dan terhindar dari Studi pendahuluan yang peneliti
kejadian hipotermi (Nurohman, 2008). lakukan melalui wawancara dengan pe-
Ditambahkan pula oleh Boy (2007) tugas kesehatan mengenai pelaksanaan
bahwa perilaku ibu dalam melaksanakan PMK diperoleh informasi bahwa dalam
PMK akan sangat membantu pening- pelaksanaannya masih terdapat kendala
katan suhu tubuh bayi dan menghindari yang bersumber pada ibu.

467
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 9, Mei 2015, hal. 452-522

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Analisa data secara univariat untuk


peneliti tertarik untuk melakukan pene- variabel pelaksanaan PMK digunakan
litian tentang hubungan pelaksanaan dis-tribusi frekuensi, sementara untuk
PMK dengan kejadian hipotermi pada variabel hipotermi menggunakan nilai
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Mean, Me-dian, Modus dan Standar
Rumah Sakit Umum Kanujoso Deviasi. Analisa bivariat untuk
Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2014. mengetahui hubungan pe-laksanaan
PMK dengan hipotermi meng-gunakan
Tujuan Penelitian ini adalah untuk rumus Analisis Varians (ANAVA)
mengetahui hubungan pelaksanaan
PMK dengan kejadian hipotermi pada HASIL PENELITIAN
Bayi Be-rat Lahir Rendah (BBLR) di
Rumah Sakit Umum Kanujoso Analisa Univariat
Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2014. Kejadian Hipotermi
Hasil pengukuran suhu badan
pada bayi baru lahir diperoleh data nilai
METODE rata-rata (mean) 36.123, nilai median 37,
Penelitian ini menggunakan pende- nilai standar deviasi 1,0341, nilai standar
katan kuantitatif dengan jenis penelitian error 0,1888, nilai minimum 34,5 dan
deskriftif analitik dengan rancangan nilai maksimum 37,5.
pene-litian cross sectional. Populasi
dalam pe-nelitian ini adalah seluruh ibu
Pelaksanaan PMK
bersalin di RSUD Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan. Pengambilan sampel meng- Hasil penelitian menunjukkan
gunakan metode accidental sampling. bahwa dari 30 responden, sebanyak 11
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD orang (36,7%) melaksanakan PMK
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan pada dengan baik dan 19 orang (63,3%)
bulan Maret - April 2014. melaksanakan PMK tidak baik.

Tabel 1. Hasil Pengukuran Kejadian Hipotermi pada Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) Berdasarkan Pelaksaan PMK di Rumah Sakit Umum Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2014
Hipotermi N Mean Median Modus Standar Standar Minimum-
Deviasi Error Maksimum
Hipotermi 30 36,123 36,300 37 1,0341 0,1888 34,5 37,5

468
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 9, Mei 2015, hal. 452-522

Tabel 2. Hasil Pengukuran Hipotermi Berdasarkan Pelaksanaan PMK di Rumah


Sakit Umum Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2014
Pelaksanaan Frekuensi Mean SD Std 95% CI
No.
PMK Error
1. Baik 11 37,082 0,1991 0,0600 36,948 37,216
2. Tidak Baik 19 35,568 0,9025 0,2070 35,133 36,003
Jumlah 30 36,123 1,0341 0,1888 35,737 36,509

Tabel 3. Analisis ANOVA Hubungan Pelaksanaan PMK dengan Kejadian Hipotermia


Pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2014
Sumber Jumlah Rata-rata
df Fhitung P value
Keragaman Kuadrat Kuadrat
Antar Grup 15,956 1 15,956 29,671 0,000
Dalam Grup 15,057 28 0,538
Total 31,014 29

Analisis Bivariat antara pelaksanaan PMK dengan


Tabel 2 menjelaskan bahwa rata- kejadian hipotermi pada bayi berat lahir
rata suhu bayi pada ibu yang rendah di (BBLR) di Rumah Sakit Umum
melaksanakan PMK dengan baik adalah Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun
37,082, nilai standar deviasi = 0,1991 2014.
dan nilai standar error 0,0600 dengan
95% CI antara 36,948 37,216, PEMBAHASAN
sedangkan pada ibu yang melaksanakan Hasil penelitian menunjukkan
PMK tidak baik nilai rata-rata adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara
35,568, nilai standar deviasi 0,9025 dan pelaksanaan PMK dengan hipotermi
nilai standar error 0,2070 dengan 95% pada bayi baru lahir dengan nilai p value
CI antara 35,133 36,003. Setelah 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan
dilihat nilai suhu masing-masing kata- bahwa semakin baik pelaksanaan PMK
gori, maka selanjutnya dapat dilakukan semakin baik suhu bayi BBLR.
pengujian ANOVA pada tabel 3.
Berdasarkan hasil penelitian ini
Berdasarkan hasil analisis bivariat dapat dilihat bahwa pada kelompok ibu
menggukan rumus ANOVA diperoleh yang melaksanakan PMK dengan baik
hasil nilai F hitung 29,671 > F tabel (1, tidak ada bayi yang menderita hipotermi
28) 4,196 dan nilai p value 0,000 < sebaliknya pada ibu yang tidak melak-
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa sanakan PMK dengan baik sebagian
ter-dapat hubungan yang signifikan besar bayinya mengalami hipotermi

469
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 9, Mei 2015, hal. 452-522

sehingga hal ini menegaskan bahwa ibu melaksanakan PMK dengan baik adalah
yang melaksanakan PMK tidak baik lebih 0,1991 sementara pada kelompok ibu
beresiko bayinya me-ngalami hipotermi yang melaksanakan PMK tidak baik
dibandingkan dengan ibu yang melak- adalah 0,9025, berdasarkan data ter-
sanakan PMK dengan baik. Walaupun sebut dapat dilihat bahwa nilai standar
demikian pelaksanaan PMK bukanlah deviasi pada kelompok yang melaksa-
satu-satunya faktor yang mempengaruhi nakan PMK baik lebih kecil dibandingkan
terjadinya hipotermi pada bayi karena nilai standar deviasi pada kelompok
masih ada faktor lain yang turut yang melaksanakan PMK tidak baik.
mempengaruhi. Hal ini dapat dilihat pada
kelompok ibu-ibu yang melaksanakan Hal ini menunjukkan bahwa pada
PMK dengan tidak baik tetapi bayinya kelompok ibu yang melaksanakan PMK
tidak mengalami hipotermi, faktor lain dengan baik memiliki rentang nilai yang
yang turut mempengaruhinya adalah kecil dilihat dari nilai minimum dan
peran petugas kesehatan yang cepat maksimum yaitu 36,837,5 sementara
tanggap dan kelengkapan sarana pra- pada kelompok ibu yang melaksanakan
sarana sehingga meskipun ibu tidak baik PMK tidak baik memiliki rentang nilai
dalam melaksanakan PMK tetapi yang lebih lebar dilihat dari nilai
bayinya tidak hipotermi selain itu faktor minimum dan maksimum yaitu 34,5
kondisi bayi yang stabil dan keadaan 37,5, artinya pada kelompok ibu yang
umum baik sehingga bayi tidak melaksanakan PMK dengan baik suhu
mengalami hipotermi. tubuh bayi lebih stabil dibandingkan
dengan suhu tubuh bayi pada kelompok
Hasil uji analisis menunjukkan ibu yang melaksanakan PMK tidak baik.
adanya perbedaan yang nyata suhu Nilai Standar error pada kelompok ibu
tubuh bayi baik pada kelompok ibu yang yang melaksanakan PMK baik adalah
melak-sanakan PMK dengan baik dan 0,0600 sementara pada kelompok ibu
kelompok ibu yang melaksanakan PMK yang melaksanakan PMK tidak baik
tidak baik, hal ini dapat dilihat dari nilai adalah 0,2070 berarti nilai standar error
rata-rata kelompok ibu yang kelompok baik lebih kecil dibandingkan
melaksanakan PMK dengan baik adalah dengan standar error kelompok tidak
37,082 yang menunjukkan bahwa rata- baik, nilai standar error bertujuan untuk
rata suhu tubuh bayi pada kelompok ibu menjelaskan ketepatan perkiraan
yang melak-sanakan PMK dengan baik estimasi untuk menjelaskan variable
tidak ada yang menderita hipotermi yaitu terikat dalam hal ini adalah hipotermi,
apabila suhu bayi < 36,50 sementara berdasarkan tujuan tersebut, hal tersebut
pada kelompok ibu yang melaksanakan menjelaskan bahwa nilai ketepatan
PMK tidak baik memiliki nilai rata-rata estimasi pada kelompok ibu yang me-
35,508 yang menunjukkan bahwa pada laksanakan PMK tidak baik memiliki
kelompok ibu yang melaksanakan PMK resiko yang lebih besar bayinya meng-
tidak baik, bayi mengalami hipotermi alami hipotermi dibandingkan kelompok
karena suhu bayi < 36,50. Nilai standar ibu yang melaksanakan PMK dengan
deviasi pada kelompok ibu yang baik.

470
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 9, Mei 2015, hal. 452-522

Hasil penelitian ini memberikan Anik, Maryunani, 2009, Perawatan


gambaran pentingnya dukungan ibu da- Metode Kanguru,
lam melaksanakan PMK sesuai dengan http//www.infokes.com, diakses:
tahapan-tahapan pelaksanaan PMK se- 12/6/2013
hingga bayi BBLR terhindar dari hipo- Arikunto,S, 2006, Prosedur Penelitian
termi yang dapat berdampak pada Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
kesakitan atau kematian bayi. Menurut Revisi Keempat), PT. Rineka Cipta,
peneliti masih kurangnya dukungan dari Jakarta
ibu disebabkan karena kurangnya sara- Azwar, Saifuddin, 2004, Sikap Manusia,
na dan prasarana yang ada di ruang Teori dan Pengukurannya, Pustaka
perinatology dimana dalam ruangan ter- Pelajar, Yogyakarta
sebut tidak disediakan televisi ataupun Bangun Lubis, 2005, Hipotermi, http//
sumber-sumber informasi lainnya seperti infokes.com, diakses: 12 Maret
buku atau majalah sehingga ibu tidak 2014
jenuh dalam melaksanakan PMK karena Boy, Simorangkir, Faktor-faktor yang
ibu dapat selalu menempelkan bayinya mempengaruhi pelaksanaan
di dada sambil menonton televisi atau- metode kanguru di rumah sakit,
pun majalah selain itu ruangan yang (online), http//www.pdpersi.co.id,
terlalu sempit sementara diisi oleh 2 diakses: 12 Juni 2013
orang sehingga kurang memberikan pri- Depkes RI, 2007, Penatalaksanaan Bayi
vacy kepada ibu karena keluarga juga Sakit, Jakarta
tidak bisa leluasa untuk membantu ibu , 2009, Asuhan Ibu Post
menggantikan melaksanakan PMK kare- Partum, http//www.google.com,
na sebenarnya suami atau orang tua diakses: 12 Maret 2014
boleh menggantikan posisi ibu pada saat Diosko, 2010, Angka Kematian Bayi,
ibu merasa lelah. Hal inilah yang menye- http//www.pdpersi.com, diakses: 12
babkan ibu tidak baik dalam melak- Juli 2013
sanakan PMK. Efar, Pustika, 2008, Buah hati harapan
kita, (online) (http//buah-hati-
KESIMPULAN harapan /blogspot.com, diakses: 14
Ada hubungan pelaksanaan PMK Juni 2013
de-ngan kejadian hipotermi pada Bayi Hastono, 2006, Analisis Data, Fakultas
Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Kesehatan Masyarakat Universitas
Sakit Umum Kanujoso Djatiwibowo Indonesia, Jakarta
Balikpapan Tahun 2012 dengan nilai p Johan, 2006, Gambaran Pengetahuan
value 0,000 < =0,05 dan nilai Fhitung Ibu Tentang Hipotermi,
29,671 > Ftabel = 4,20. http//jurnalskripsi. com, diakses:
23/8/2013
DAFTAR PUSTAKA Naufal, Ady, 2009, Gambaran penge-
Agnes, 2009, Penatalaksanaan Bayi tahuan ibu hamil tentang metode
Hipotermi, http//www.pdpersi.com, kanguru pada bayi premature,
diakses: 12/7/2013

471
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 9, Mei 2015, hal. 452-522

(online).http//addy1571.wordpress.com. pada neonatus (http.// Batavia.co.id,


diakses: 14 Juni 2013 diakses: 20 Juni 2013
Notoatmodjo, Sukidjo, 2005. Metodologi Saifuddin, 2006, Hipotermi, http//www.
Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, pdpersi, com, diakses: 23/7/2013
Jakarta Setyowati, Titik, About midwifery,
Nursalam, 2001, Pendekatan Praktis (online), Trans Info Media, Jakarta
Me-todologi Riset Keperawatan, Surivian, 2009, Metode Kanguru untuk
Jakarta merawat bayi premature, (online)
Nurrohman, 2008, Keperawatan Bayi (http//belajarkesehatan.wordpress.c
BBLR, http//www.wordpress.com, om/2009/04/19-Kanguru, diakses:
diakses: 12/7/2013 12/Juli /2013
Perinatologi, 2010, Panduan
Pelaksanaan PMK di Rumah Sakit,
Jakarta
Refarat, 2011, Asuhan
Kegawatdaruratan dan penyakit

472

You might also like