You are on page 1of 10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Daerah Penelitian


Fisiografi daerah penelitian ini dikontrol oleh bentuk topografinya yang
merupakan daerah perbukitan bergelombang hingga pegunungan dengan sungai-
sungai yang mengalir kearah timur dan bermuara ke laut Sulawesi. Wilayahnya
mempunyai kemiringan >40% meliputi areal seluas 2.065,19 Km2 atau 77,4% dari
luas wilayah kabupaten tersebut. Sedangkan sisanya 22,6% mempunyai kemiringan
wilayah <40% meliputi areal seluas 604,51 Km2 Sebagian besar wilayahnya terletak
pada ketinggian 700 meter diatas permukaan air laut seluas 1.676,51 Km 2 atau
62,8%.
Penyebaran satuan ultra basa pada lokasi penelitian ini terdapat di bagian
selatan yang memanjang dari batas KP (Kuasa Pertambangan) bagian Barat sampai
pada batas KP(Kuasa Pertambangan) bagian Timur. Orientasi luas penyebarannya
mencapai 250ha (23%) dan sisanya merupakan luas penyebaran satuan
Batugamping, Quarter Aluvial, dan Aluvial Pantai.
Pada daerah penelitian, khususnya untuk Blok X memiliki luas area sebesar
25,83 Ha. Kegiatan pemboran pada lokasi Blok X ini merupakan kegiatan
eksplorasi detail dengan maksud untuk mendapatkan data-data geologi bawah
permukaan sehingga dapat diketahui luas dan penyebaran endapan Nikel (Ni) baik
itu secara horisontal maupun vertikal supaya dapat ditentukan cadangan yang
memiliki nilai ekonomis dan dapat diproduksi. Dari hasil kegiatan pemboran yang
dilakukan di lapangan, hanya berjumlah 32 titik pemboran dengan target kedalaman
mencapai 15-30 meter. Namun untuk kedalaman bervariasi karena disesuaikan
dengan kondisi lapangan pada saat pemboran dilakukan untuk setiap titiknya.

4.2 Hasil Pengeboran


Dari kegiatan pengeboran yang dilakukan, jumlah titik yang telah dibor
berjumlah 32 titik dengan rincian sebagai berikut:

1. TCD_2D
Pada titik TCD_2D dengan koordinat E 419124 N 9673112 dengan total
kedalaman 14 meter, dimana pada kedalaman 1-7 meter didapatkan lapisan

23
limonit, 7-12 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 13-14 meter
didapatkan lapisan bedrock.
2. TCD_2H
Berdasarkan hasil pengeboran pada titik TCD_2H dengan koordinat E 419325 N
9673121 dengan total kedalaman 14 meter, dimana pada kedalaman 1-6 meter
didapatkan lapisan limonit, 7-10 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada
kedalaman 11-14 meter didapatkan lapisan bedrock.
3. TCD_3H
Pada pengeboran titik TCD_3H dengan koordinat E 419326 N 9673063 dengan
total kedalaman 22 meter, dimana pada kedalaman 1-8 meter didapatkan lapisan
limonit, 9-18,6 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 18,6-22
meter didapatkan lapisan bedrock.
4. TCD_4D
Pada titik TCD_4D dengan koordinat E 419127 N 9673013 dengan total
kedalaman 13 meter, dimana pada kedalaman 1-4 meter didapatkan lapisan
limonit, 5-8 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 9-13 meter
didapatkan lapisan bedrock.
5. TCD_5H
Berdasarkan hasil pengeboran pada titik TCD_5H dengan koordinat E 419318 N
9672964 dengan total kedalaman 20 meter, dimana pada kedalaman 1-9 meter
didapatkan lapisan limonit, 10-14 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada
kedalaman 15-20 meter didapatkan lapisan bedrock.
6. TCD_7H
Pada pengeboran titik TCD_7H dengan koordinat E 419325 N 9672867 dengan
total kedalaman 12 meter, dimana pada kedalaman 1-3 meter didapatkan lapisan
limonit, 4-6 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 9-12 meter
didapatkan lapisan bedrock. Tetapi pada kedalaman 7-8 didapatkan lagi lapisan
limonit.

7. TCD_1J
Pada titik TCD_1J dengan koordinat E 419426 N 9673162 dengan total
kedalaman 8 meter, dimana pada kedalaman 1-2,5 meter didapatkan lapisan
limonit, 2,5-4 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 5-8 meter
didapatkan lapisan bedrock.
8. TCD_3K
Berdasarkan hasil pengeboran pada titik TCD_3K dengan koordinat E 419489 N
9673085 dengan total kedalaman 16 meter, dimana pada kedalaman 1-6 meter

24
didapatkan lapisan limonit, 6-13 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada
kedalaman 14-16 meter didapatkan lapisan bedrock.
9. TCD_8G
Pada pengeboran titik TCD_8G dengan koordinat E 419272 N 9672814 dengan
total kedalaman 11 meter, dimana pada kedalaman 1-5 meter didapatkan lapisan
limonit, 6-9 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 10-11 meter
didapatkan lapisan bedrock.
10. TCD_4B
Pada titik TCD_4B dengan koordinat E 419018 N 9673012 dengan total
kedalaman 13 meter, dimana pada kedalaman 1-6 meter didapatkan lapisan
limonit, 7-10 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 11-13 meter
didapatkan lapisan bedrock.
11. TCD_5I
Berdasarkan hasil pengeboran pada titik TCD_5I dengan koordinat E 419373 N
9673962 dengan total kedalaman 24 meter, dimana pada kedalaman 1-10 meter
didapatkan lapisan limonit, 11-21 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada
kedalaman 22-24 meter didapatkan lapisan bedrock.
12. TCD_7I
Pada pengeboran titik TCD_7I dengan koordinat E 419371 N 9672856 dengan
total kedalaman 15 meter, dimana pada kedalaman 1-7 meter didapatkan lapisan
limonit, 8-12,6 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 12.6-15
meter didapatkan lapisan bedrock.

13. TCD_5G
Pada titik TCD_5G dengan koordinat E 419279 N 9672963 dengan total
kedalaman 18 meter, dimana pada kedalaman 1-8 meter didapatkan lapisan
limonit, 9-12 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 13-18 meter
didapatkan lapisan bedrock.
14. TCD_6D
Berdasarkan hasil pengeboran pada titik TCD_6D dengan koordinat E 419118 N
9672919 dengan total kedalaman 15 meter, dimana pada kedalaman 1-4 meter
didapatkan lapisan limonit, 5-9 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada
kedalaman 10-15 meter didapatkan lapisan bedrock.
15. TCD_2E

25
Pada pengeboran titik TCD_2E dengan koordinat E 419172 N 9673116 dengan
total kedalaman 19 meter, dimana pada kedalaman 1-7,5 meter didapatkan
lapisan limonit, 7,5-16 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman
17-19 meter didapatkan lapisan bedrock.
16. TCD_3I
Pada pengeboran titik TCD_3I dengan koordinat E 419368 N 9673064 dengan
total kedalaman 12 meter, dimana pada kedalaman 1-4 meter didapatkan lapisan
limonit, 5-9 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 10-12 meter
didapatkan lapisan bedrock.
17. TCD_3J
Berdasarkan hasil pengeboran pada titik TCD_3J dengan koordinat E 419421 N
9673067 dengan total kedalaman 14 meter, dimana pada kedalaman 1-9 meter
didapatkan lapisan limonit, 10-11 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada
kedalaman 12-14 meter didapatkan lapisan bedrock.
18. TCD_2F
Pada titik TCD_2F dengan koordinat E 419223 N 9673115 dengan total
kedalaman 13 meter, dimana pada kedalaman 1-6 meter didapatkan lapisan
limonit, 7-10 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 11-13 meter
didapatkan lapisan bedrock.
19. TCD_4E
Pada titik TCD_4E dengan koordinat E 419174 N 9673011 dengan total
kedalaman 14 meter, dimana pada kedalaman 1-6 meter didapatkan lapisan
limonit, 7-11 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 12-14 meter
didapatkan lapisan bedrock.
20. TCD_4F
Berdasarkan hasil pengeboran pada titik TCD_4F dengan koordinat E 419218 N
9673015 dengan total kedalaman 15 meter, dimana pada kedalaman 1-5 meter
didapatkan lapisan limonit, 6-8 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada
kedalaman 9-15 meter didapatkan lapisan bedrock.
21. TCD_4J
Pada pengeboran titik TCD_4J dengan koordinat E 419426 N 9673012 dengan
total kedalaman 17 meter, dimana pada kedalaman 1-2 meter didapatkan lapisan
limonit, 3-14 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 15-17 meter
didapatkan lapisan bedrock.
22. TCD_4K
Pada titik TCD_4K dengan koordinat E 419477 N 9673018 dengan total
kedalaman 15 meter, dimana pada kedalaman 1-6 meter didapatkan lapisan

26
limonit, 7-10 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 11-15 meter
didapatkan lapisan bedrock.
23. TCD_6F
Berdasarkan hasil pengeboran pada titik TCD_6F dengan koordinat E 419221 N
9672916 dengan total kedalaman 10 meter, dimana pada kedalaman 1-4 meter
didapatkan lapisan limonit, 5-7 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada
kedalaman 8-10 meter didapatkan lapisan bedrock.
24. TCD_8C
Pada pengeboran titik TCD_8C dengan koordinat E 419074 N 9672812 dengan
total kedalaman 19 meter, dimana pada kedalaman 1-8 meter didapatkan lapisan
limonit, 9-16 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 17-19 meter
didapatkan lapisan bedrock.
25. TCD_1D
Pada titik TCD_1D dengan koordinat E 419126 N 9673151 dengan total
kedalaman 17 meter, dimana pada kedalaman 1-5 meter didapatkan lapisan
limonit, 6-12 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 12-17 meter
didapatkan lapisan bedrock.

26. TCD_2B
Berdasarkan hasil pengeboran pada titik TCD_2B dengan koordinat E 419024 N
9673117 dengan total kedalaman 20 meter, dimana pada kedalaman 1-2 meter
didapatkan lapisan limonit, 3-17 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada
kedalaman 18-20 meter didapatkan lapisan bedrock.
27. TCD_5C
Pada pengeboran titik TCD_5C dengan koordinat E 419075 N 9672964 dengan
total kedalaman 20 meter, dimana pada kedalaman 1-10 meter didapatkan
lapisan limonit, 11-16 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 17-
20 meter didapatkan lapisan bedrock.
28. TCD_7E
Pada titik TCD_7E dengan koordinat E 419174 N 9672864 dengan total
kedalaman 12 meter, dimana pada kedalaman 1-6 meter didapatkan lapisan
limonit, 7-10 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 11-12 meter
didapatkan lapisan bedrock.
29. TCD_7B
Pada titik TCD_7B dengan koordinat E 419028 N 9672865 dengan total
kedalaman 14 meter, dimana pada kedalaman 1-6 meter didapatkan lapisan

27
limonit, 7-11 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 12-14 meter
didapatkan lapisan bedrock.
30. TCD_6B
Berdasarkan hasil pengeboran pada titik TCD_6B dengan koordinat E 419024 N
9672911 dengan total kedalaman 16 meter, dimana pada kedalaman 1-7 meter
didapatkan lapisan limonit, 8-11 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada
kedalaman 12-16 meter didapatkan lapisan bedrock.
31. TCD_6I
Pada pengeboran titik TCD_6I dengan koordinat E 419379 N 9672919 dengan
total kedalaman 13 meter, dimana pada kedalaman 1-4,75 meter didapatkan
lapisan limonit, 4,75-10 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman
11-13 meter didapatkan lapisan bedrock.
32. TCD_1H
Pada titik TCD_1H dengan koordinat E 419322 N 9673167 dengan total
kedalaman 17 meter, dimana pada kedalaman 1-6 meter didapatkan lapisan
limonit, 7-11 meter didapatkan lapisan saprolit dan pada kedalaman 12-17 meter
didapatkan lapisan bedrock.

4.3 Database dan Sebaran Lubang Bor

Pembuatan database merupakan suatu hal yang sangat penting dalam


kegiatan estimasi sumberdaya suatu bahan galian, karena database dapat digunakan
sebagai input data untuk mengetahui potensi bahan galian tersebut. Informasi data
untuk penelitian diperoleh dari kegiatan pemboran eksplorasi yang dilakukan oleh
PT. Total Prima Indonesia dengan kedalaman bervariasi, sedangkan analisa kadar
dari conto yang diperoleh dari pemboran dilakukan tiap satu meter kedalaman conto
tersebut. Database ini diperlukan untuk melakukan import data ke dalam program
Surpac 6.5.1, yaitu perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan pengolahan
data secara statistik dan estimasi sumberdaya dengan metode Nearest Neighbour
Point (NNP). Adapun yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi empat
bagian, yaitu:
a. Data survey yang berisi data posisi/koordinat lubang bor berupa northing, easting
dan elevation.
b. Data assay yang berisi informasi mengenai kadar pada tiap-tiap interval
kedalaman tertentu sesuai dengan analisa kadar yang dilakukan.

28
c. Data geology yang berisi informasi lithology setiap lapisan pada tiap titik bor.
d. Data collar berisi informasi mengenai total depth, dip, azimuth.
Database yang akan diolah dengan program Surpac 6.5.1 dibuat dengan
aplikasi Microsoft Office Excel yang berformat comma separated value (csv). Hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah proses pengolahan data karena proses import
data pada program Surpac 6.5.1 umumnya dalam bentuk comma separated value.
Import data adalah proses pemasukan database (data collar, data geology,
data survey, data assay) ke dalam program Surpac 6.5.1. Hasil dari import data yaitu
file keluaran berupa tampilan sebaran lubang bor secara tiga dimensi (gambar 4.1).
Apabila terjadi kesalahan saat pemasukan data, maka data dapat diperbaiki
berdasarkan database yang telah diverifikasi kemudian dilakukan import data
kembali.

Gambar 4.1 Sebaran Lubang Bor Dalam Ruang Tiga Dimensi


Pada daerah penelitian pemboran dilakukan dengan grid yang lumayan rapat,
dengan jarak antar lubang bor sekitar 50m. Untuk endapan nikel sampai saat ini
belum ada standar klasifikasi yang dapat dijadikan pedoman besarnya grid untuk
dapat mewakili kondisi endapan nikel tersebut. Menurut data empiris, pada
umumnya digunakan jarak antar titik bor sebesar 50m atau 25m. Dengan demikian,

29
titik-titik bor yang ada pada daerah penelitian dianggap cukup layak untuk dijadikan
dasar dilakukannya analisis estimasi sumberdaya nikel laterit.
Dasar klasifikasi zona limonit berdasarkan unsur kimia yaitu: rata-rata Fe
(>25%) dan rata-rata Ni (<1,5%). Pada daerah penelitian kadar Fe pada zona limonit
bervariasi dari 25%-50%. Sedangkan dari hasil deskripsi lapangan zona limonit
dicirikan oleh kenampakan fisik berupa warna coklat kemerah-merahan sampai
coklat tua, ukuran butir lempung-lanau, dijumpai mineral seperti magnetit, limonit
dan gothit.

Dasar klasifikasi zona saprolit berdasarkan unsur kimia yaitu: rata-rata Fe


(<25%) dan rata-rata Ni (>1,5%). Dari hasil deskripsi lapangan pada titik bor
(logging) zona saprolit dicirikan oleh kenampakan fisik berupa warna coklat
kekuning-kuningan sampai kuning kecoklat-coklatan, ukuran butir pasir halus
kerakal, mulai dijumpai adanya fraksi material yang lebih kasar yang merupakan
hasil pelapukan yang belum sempurna seperti bongkah batuan dasar, biasanya
dijumpai mineral seperti serpentin, talk, olivin, garnierit, dan mineral-
mineral hydrous silica.
Secara kimiawi zona bedrock merupakan zona yang memiliki komposisi
kimiawi yang masih sama dengan batuan dasar yang masih fresh. Batuan dasar dari
endapan nikel laterit pada daerah penelitian adalah di dominasi oleh Dunit. Batuan
tersebut umumnya mengalami serpentinisasi dengan intensitas lemah sampai tinggi.
Unsur yang umum dijumpai dalam konsentrasi yang tinggi adalah Mg, sedangkan
unsur Ni dan Fe semakin menurun konsentrasinya. Mineral yang umum dijumpai
adalah mineral primer penyusun batuan tersebut yaitu olivin, piroksin dan serpentin.
Secara megaskopis zona bedrock dicirikan oleh batuan yang masih segar dengan
tingkat pelapukan maupun serpentinisasi yang rendah, kompak, dan masif, masih
memperlihatkan struktur, tekstur, dan komposisi asli dari batuan tersebut

4.4 Pembuatan Model dan Estimasi Sumberdaya

Estimasi sumberdaya dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Nearest


Neighbour Point (NNP), dengan bantuan program Surpac 6.5.1. Dalam melakukan
proses estimasi terlebih dahulu dibuatkan model blok, sistem model blok secara
keseluruhan merupakan support geometri untuk melakukan penaksiran nilai kadar Ni

30
pada masing-masing blok estimasi sumberdaya. Model blok yang digunakan dalam
estimasi sumberdaya endapan nikel laterit akan berupa blok tiga dimensi, dimana
memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, terdiri dari grid atau cell yang lebih
kecil. Keseluruhan model blok yang dibuat harus melingkupi semua lubang bor,
model blok ini dibuat dengan ukuran dimensi dari unit-unit blok model yaitu 5x5x1
meter. Interpolasi untuk data kadar Ni pada cell yang belum diketahui kadarnya
dilakukan berdasarkan data kadar Ni hasil assay pada tiap meter kedalaman lubang
bor. Interpolasi dilakukan dengan Nearest Neighbour Point (NNP).
Estimasi sumberdaya nikel laterit ini dilakukan dengan bantuan program
Surpac 6.5.1 pada zona saprolit. Hal ini dikarenakan pada zona ini memiliki
kandungan nikel yang berpotensi untuk dieksploitasi. Adapun Cut of Grade (COG)
yang digunakan yaitu kadar Ni 1,5% dengan densitas 1,7 kg/m 3. Grade tertinggi
pada penelitian ini yaitu 2.83% dan grade terendah yaitu 0,04%.

Gambar 4.2 Blok Model Nikel Laterit

Dari hasil blok model nikel laterit diatas didapatkan total volume sebesar
263.800m3 dan tonase sebesar 448.460 Ton/m3 dengan total kadar rata-rata 1,83%,
dimana untuk grade 1,5-2,0% volume yang didapatkan 194.275m3 dan tonase
sebesar 330.268Ton/m3, grade 2,0-2,5% dengan volume sebesar 62.625m3 dan
tonase sebesar 106.463 Ton/m3 dan grade 2,5-3,0% didapatkan volume sebesar
6.900m3 dan tonase sebesar 11.730Ton/m3. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
lampiran B.

31
4.5 Kelayakan Sebagai Sumberdaya Terukur
Untuk sumberdaya nikel laterit ini bisa dikatakan sebagai sumberdaya terukur
karena sudah memiliki tingkat pengetahuan dan keyakinan geologi yang tinggi. Hal
ini bisa dilihat dari hasil pengeboran yang telah diolah dimana didapatkan tonase
sebesar 448.460Ton/m3 dengan densitas atau berat jenisnya yaitu 1,7 kg/m3 dan
sebaran Ni pada zona saprolite rata-rata >1,5%. Dari karakteristik fisiknya berupa
warna coklat kekuning-kuningan sampai kecoklat-coklatan, dengan ukuran buti
halus-kerakal tetapi dijumpai juga fraksi material yang lebih kasar yang merupakan
hasil pelapukan yang belum sempurna seperti bongkah batuan dasar/bedrock. Untuk
kadar (kualitas) Nikel dari sumberdaya ini yaitu 1.77%. Dari tonase, densitas,
bentuk, karakteristik fisik, kadar (kualitas) yang telah diketahui dan sesuai dengan
keperluan perusahaan maka sumberdaya ini tingkat kepercayaan yang tinggi juga. Ini
didasarkan dari hasil eksplorasi rinci dan terpercaya serta informasi mengenai
pengambilan dan pengujian conto yang diperoleh dengan teknik yang tepat dari
lokasi seperti lubang uji bor. Untuk jarak/spasi tiap lubang bor uji yang semakin
dekat juga menandakan bahwa eksplorasi sudah semakin rinci dan sudah melalui
beberapa tahap sebelum masuk ke tahap eksplorasi rinci seperti tahap survei tinjau,
tahap prospeksi, dan tahap eksplorasi umum.

32

You might also like