You are on page 1of 14

WAWASAN NASIONAL SUATU BANGSA, TEORI KEKUASAAN&TEORI

GEOPOLITIK

A. Wawasan Nasional Suatu Bangsa

Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa yaitu wawas (mawas) yang artinya melihat atau
memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang atau cara melihat. Kehidupan
negara senantiasa dipengaruhi perkembangan lingkungan strategik sehinga wawasan harus
mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan
tantangan yang ditimbulkan dalam mengejar kejayaanya. Dalam mewujudkan aspirasi dan
perjuangan ada tiga faktor penentu utama yang harus diperhatikan oleh suatu bangsa :

1. Bumi/ruang dimana bangsa itu hidup

2. Jiwa, tekad dan semangat manusia / rakyat

3. Lingkungan

Dengan demikian, wawasan nasional suatu bangsa adalah cara pandang suatu bangsa yang telah
menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung (interaksi &
interelasi) serta pembangunannya di dalam bernegara di tengah-tengah lingkungannya baik
nasional, regional, maupun global.

B. Teori Teori Kekuasaan

Wawasan nasional suatu bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang
dianutnya.

Beberapa teori paham kekuasaan dan teori geopolitik antara lain sebagai berikut:
1. Paham-paham kekuasaan

a. Machiavelli (abad XVII)

b. Napoleon Bonaparte (abad XVIII)

c. Jendral Clausewitz (abad XVIII)

d. Fuerback dan Hegel (abad XVII)

e. Lenin (abad XIX)

f. Lucian W. Pye dan Sidney

2. Pemahaman geopolitik & Teoriteori geopolitik (ilmu bumi politik)

Paham kekuasaan Indonesia

Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut paham tentang perang
dan damai berdasarkan : Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan.
Dengan demikian wawasan nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran kekuasaan
dan adu kekuatan karena hal tersebut mengandung persengketaan dan ekspansionisme.

C. Pemahaman Dasar Geopolitik

GEOPOLITIK berasal dari dua kata, yaitu geo dan politik. Maka, Membicarakan pengertian
geopolitik, tidak terlepas dari pembahasan mengenai masalah geografi dan politik. Geo artinya
Bumi/ Planet Bumi. Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang, yaitu sistem
dalam hal menempati suatu ruang di permukaan Bumi. Dengan demikian geografi bersangkut-
paut dengan interrelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik,
selalu berhubungan dengan kekuasaan atau pemerintahan.
Dalam studi Hubungan Internasional, geopolitik merupakan suatu kajian yang melihat masalah/
hubungan internasional dari sudut pandang ruang atau geosentrik. Konteks teritorial di mana
hubungan itu terjadi bervariasi dalam fungsi wilayah dalam interaksi, lingkup wilayah, dan
hirarki aktor: dari nasional, internasional, sampai benua-kawasan, juga provinsi atau lokal.

Dari beberapa pengertian di atas, pengertian geopolitik dapat lebih disederhanakan lagi.
Geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial,
dengan merujuk kepada percaturan politik internasional.

Geopolitik mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah geografi, yang mencakup lokasi,
luas serta sumber daya alam wilayah tersebut. Geopolitik mempunyai 4 unsur pembangun, yaitu
keadaan geografis, politik dan strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta
unsur kebijaksanaan

Geopolitik Indonesia

Indonesia menganut paham negara kepulauan berdasar ARCHIPELAGO CONCEPT yaitu laut
sebagai penghubung daratan sehingga wilayah negara menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai
Tanah Air dan ini disebut negara kepulauan.

D. Teori Geopolitik

Istilah geopolitik semula sebagai ilmu bumi politik kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang
sesuatu yang berhubungan dengan konstelasi ciri khas negara(bentu, luas, letak, iklim dan sumber daya alam).
Teori geopolitik kemudian berkembang menjadi konsepsi wawasan nasional bangsa. Oleh karena itu,
wawasan nasional bangsa selalu mengacu pada geopolitik

Teori ini banyak dikemukakan oleh para sarjana seperti :


a. Federich Ratzel

1. Pertumbuhan negara dapat dianalogikan (disamakan/mirip) dengan pertumbuhan organisme


(mahluk hidup) yang memerlukan ruang hidup, melalui proses lahir, tumbuh, berkembang,
mempertahankan hidup tetapi dapat juga menyusut dan mati.

2. Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan.
Makin luas potensi ruang makin memungkinkan kelompok politik itu tumbuh (teori ruang).

3. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam.

4. Semakin tinggi budaya bangsa semakin besar kebutuhan atau dukungan sumber daya alam.

Apabila ruang hidup negara (wilayah) sudah tidak mencukupi, maka dapat diperluas dengan
mengubah batas negara baik secara damai maupun dengan kekerasan/perang. Ajaran Ratzel
menimbulkan dua aliran :

* menitik beratkan kekuatan darat

* menitik beratkan kekuatan laut

B. Rudolf Kjellen

1. Negara sebagai satuan biologi, suatu organisme hidup. Untuk mencapai tujuan negara, hanya
dimungkinkan dengan jalan memperoleh ruang (wilayah) yang cukup luas agar memungkinkan
pengembangan secara bebas kemampuan dan kekuatan rakyatnya.

2. Negara merupakan suatu sistem politik/pemerintahan yang meliputi bidang-bidang:


geopolitik,ekonomipolitik, demopolitik, sosialpolitik dan kratopolitik.

3. Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar, tetapi harus mampu swasembada
serta memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk meningkatkan kekuatan
nasional.
C. Karl Haushofer

Pandangan Karl Haushofer ini berkembang di Jerman di bawah kekuasan Aldof Hitler, juga
dikembangkan ke Jepang dalam ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan
fasisme.

D. Sir Halford Mackinder (konsep wawasan benua)

Teori ahli Geopolitik ini menganut konsep kekuatan. Ia mencetuskan wawasan benua yaitu
konsep kekuatan di darat. Ajarannya menyatakan ; barang siapa dapat mengusai daerah
jantung, yaitu Eropa dan Asia, akan dapat menguasai pulau dunia yaitu Eropa, Asia, Afrika
dan akhirnya dapat mengusai dunia.

E. Sir Walter Raleigh dan Alferd Thyer Mahan (konsep wawasan bahari)

Barang siapa menguasai lautan akan menguasai perdagangan. Menguasai perdagangan berarti
menguasai kekayaan dunia sehinga pada akhirnya menguasai dunia.

F. W.Mitchel, A.Seversky, Giulio Douhet, J.F.C.Fuller (konsep wawasan dirgantara)

Kekuatan di udara justru yang paling menentukan. Kekuatan di udara mempunyai daya tangkis
terhadap ancaman dan dapat melumpuhkan kekuatan lawan dengan penghancuran dikandang
lawan itu sendiri agar tidak mampu lagi bergerak menyerang.

G. Nicholas J. Spykman

Teori daerah batas (rimland) yaitu teori wawasan kombinasi, yang menggabungkan kekuatan
darat, laut, udara dan dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu
negara.
SUMBER : Pendidikan Kewarganegaraan, Gramedia Pustaka 2008

http://fadli-tn.info/blog/wawasan-nusantara-pendidikan-kewarganegaraan/

http://www.sarjanaku.com/2010/10/wawasan-nusantara.html

PAHAM KEKUASAAN DAN GEOPOLITIK

1. Pengertian Teori Paham Kekuasaan dan Geopolitik

A. Teori Paham Kekuasaan


Wawasan nasional suatu bangsa di bentuk dan di jiwai oleh paham
kekuasaan dan geopolitik yang di anutnya. Berapa paham kekuasaan dan
teori geopolitik di uraikan sebagai berikut:
Paham-Paham Kekuasaan
Perumusan wawasan nasional lahir berdasarkan pertimbangan dan
pemikiran mengenai sejauh mana konsep operasionalanya dapat di
wujudkan dan di pertanggung jawabkan.

Teori-Teori yang dapat mendukung rumusan tersebut antara lain :


a. Paham Machiaveli (abad xvii)
Gerakan pembaharuan yang di picu oleh masuknya ajaran islam di eropa
barat sekitar abad VII telah membuka dan mengembangkan cara pandang
bangsa bangsa eropa barat sehingga menghasilkan peradaban berat
modern seperti sekarang.
b. Paham Kaisar Napoleanbonaparte (Abad XVII)
Kaisar nnapolean merupakan tokoh repolusioner dubidang cara pandang,
selain penganut yang baik dari machiavelii. Napoleon berpendapat bahwa
perang masa depan merupakan perang total yang mengarahkan segala daya
upaya dan kekuatan nasional.
c. Paham Jenderal Clausewit ( abad XVII)
Jenderal clausewit sempat di usir oleh tentara napoleon dari negaranya
sampai ke rusia. Clausewit akhirnya bergabung dan menjadi penasehat
militer staff umum tentara kekaisaran rusia. Menurut clausewt perang adalah
kelanjutan politik dengan cara lain. Baginya peperangan adalah sah sah
saja untuk mencapai tujuan nasional bangsa.
d. Paham Feuerbach dan Hegel
Paham materialism Feuerbach dan teory sintesis Hegel menimbulkan dua
aliran besar berat yang berkembang di dunia yaitu, kapitelisme di satu pihak
dan komunisme di pihak lain.
e. Paham Lenin ( abad XVX)
Dalam buku political culture and political development( princeton
university press, 1972)

Para ahli tersebut menjelaskan adanya unsure - unsure subjekvitas dan


phisikologis dalam tataan dinamika kehidupan politik suatu bangsa,
kemamupan suatu system politik dapat di capai apabila system tersebut
terbakar pada kebudayaan politik bangsa yang semata-mata di tentukan
oleh kondisi kondisi objektif tetapi juga subjektif dan psikologis.
B. Teori Geopolitik
Geoplitik berasal dari kata geo atau bumi dan politik yang berarti
kekuatan yang di dasarkan pada pertimbangan- pertimbangan dasar dalam
menentukan alternative kebijakan nasional untuk mewujudkan tujuan
nasional.
Teori-teori geopolitik menurut beberapa ahli :
a. Teori Geopolitik Frederich Ratzel
Melihat adanya efek persaingan dua aliran kekuatan yang bersumber dari
teorinya, Ratzel meletakkan dasar dasar suprastruktur geopolitik, yaitu
bahwa kekuatan suatu negara harus mampu mewadahi pertumbuhan kondisi
dan kedudukan geographynya. Dengan demikian, esensi pengertian politik
adalah penggunaan kekuatan fisik dalam rangka mewujudkan keinginan atau
aspirasi nasional suatu bangsa. Hal ini sering kearah politik adu kekuatan
dan adu kekuasaan dengan tujuan ekspansi.
b. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen
Pokok pokok teori Kjellen dengan tegas menyatakan bahwa negara
adalah suatu organisme hidup. Pokok teori tersebut terinspirasi oleh
pendapat Ratzel yang menyatakan bahwa negara adalah suatu organisme
yang tunduk pada hukum biologi, sedangkan pokok teori Ratzel mencoba
menerapkan metodologi biologi teori Evolusi Darwin yang sedang popular di
Eropa pada akhir abad ke-19 kedalam teori ruangnya.
c. Teori Geopolitik Karl Haushofer
Pokok pokok teori Haushofer pada dasarnya menganut teori Kjellen dan
bersifat ekpansionis serta rasial, bahkan dicurigai sebagai teori yang menuju
kepada peperangan. Kecurigaan itu disebabkan oleh pendapat yang
mengutik pernyataan Herakleitos, bahwa perang adalah bapak dari segala
hal atau dengan kata lain perang merupakan hal yang diperlukan untuk
mencapai kejayaan bangsa dan negara .

2. Paham Kekuasaan dan Geopolitik yang DiAnut


Indonesia

A. Paham kekusaan bangsa indonesia


Wawasan nasional bangsa indonesia tidak mengembangkan ajaean
tentang kekuasaaan dan adu kekuatan, karena hal tersebut mengandung
benih benih persengkataan dan ekspansionisme. Ajaran wawasan nasional
bangsa indonesia menyatakan bahwa : ideologi digunakan sebagai landasan
idiil dalam menentukan politik masional, dihadapkan pada kondisi dan
konstelasi geo0greafi indonesia dengan segala aspek kehidupan nasionalnya.
B. Geopolitik indonesia
Pemahaman tentang kekuatan dan kekusaan yang dikembangkan di
indonesia didasarkan pada pemahaman tentang paham perang dan damai
sejahtra disesuaikan dengan kondisi dan konstelasi geografi indonesia.
Sedangkan pemahaman tentang negara indonesia menganut paham negara
kepulauan, yaitu paham yang di kembangkan dari asas archipelago
yangmemang berbeda dengan pemahaman archipologi dinegara negara
barat pada umumnya.
C. Dasar pemikiran wawasan nasional indonesia
Wawasan masional indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman
kekuasaan bangsa indonesia yand berlandaskan faksafah pancasila dan oleh
pandanganfeopolitik indonesia yang berlandaskan pemikiran kewilayahan
dan kehidupan bangsa indonesia.
Karena itu, pembahasan latar belakang filosofis sebagai dasar pemikiran
pembinaan dan pengembagan wawasan nasional indonesia ditinjau dari :
a. Latar belakang pemikiran berdasarkan falsafah pancasila
b. Latar belakang pemikiran aspek kewilayahan nusantara.
c. Latar nelakang pemikiran aspek sosial budaya bangsa indonesia.
d. Latar belakang pemikiran aspek kesejarahan bangsa Indonesia
latar belakang filosofis wawasam nusantara
D. Pemikiran berdasarkan falsafah pancasila
Berdasarkan falsafah pancasila, manuisia indonesia adalah mahluk ciptaan
tuhan yang mempunyai naluri, ahlak,daya pikir, dan sadar akan
keberadaanya yang serba terhubung dengan sesamanya, lingkunganya dan
alam semesta,dan penciptanya.
Berdasarkan kesadaran yang di pengaruhi oleh lingkungnya, manusia
indonesia memiliki inovasi.

3. Undang-Undang Tentang Hukum Laut di Indonesia


Berikut Undang-Undang dan Peraturan yang telah mengacu pada Konvensi
Hukum Laut Internasional:
1. Undang-Undang No. 17 tahun 1985 tentang Pengesahan atas UNCLOS 1982
Tanggal 31 Desember 1985 pemerintah mengeluarkan Undang-Undang
No. 17 tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention on the
Law of the Sea (Konvensi PBB tentang Hukum Laut) untuk meratifikasi
Konvensi PBB tentang Hukum Laut pada tahun 1982. Menurut UNCLOS,
Indonesia berhak untuk menetapkan batas-batas terluar dari berbagai zona
maritim dengan batas-batas maksimum ditetapkan sebagai berikut:
Laut Teritorial sebagai bagian dari wilayah negara : 12 mil-laut;
Zona Tambahan dimana negara memiliki yurisdiksi khusus : 24 mil-laut;
Zona Ekonomi Eksklusif : 200 mil-laut, dan
Landas Kontinen : antara 200 350 mil-laut atau sampai dengan 100 mil-
laut dari isobath (kedalaman) 2.500 meter.
Pada ZEE dan Landas Kontinen, Indonesia memiliki hak-hak berdaulat
untuk memanfaatkan sumber kekayaan alamnya. Di samping itu, sebagai
suatu negara kepulauan Indonesia juga berhak untuk menetapkan:
Perairan Kepulauan pada sisi dalam dari garis-garis pangkal kepulauannya,
Perairan pedalaman pada perairan kepulauannya.
Berbagai zona maritim tersebut harus diukur dari garis-garis pangkal atau
garis-garis dasar yang akan menjadi acuan dalam penarikan garis batas.
2. Undang-Undang No. 6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia
Pada tanggal 8 Agustus 1996, Pemerintah menetapkan Undang-Undang
No. 6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia, yang lebih mempertegas
batas-batas terluar (outer limit) kedaulatan dan yurisdiksi Indonesia di laut,
juga memberikan dasar dalam penetapan garis batas (boundary) dengan
negara negara tetangga yang berbatasan, baik dengan negara-negara yang
pantainya berhadapan maupun yang berdampingan dengan Indonesia.
Pada dasarnya Undang-undang ini memuat ketentuan-ketentuan dasar
tentang hak dan kewajiban negara di laut yang disesuaikan dengan status
hukum dari berbagai zona maritim, sebagaimana diatur dalarn UNCLOS.
Batas terluar laut teritorial Indonesia tetap menganut batas maksimum 12
mil laut, dan garis pangkal yang dipakai sebagai titik tolak pengukurannya
tidak berbeda dengan pengaturan dalam Undang-Undang No. 4/Prp. tahun
1960 yang disesuaikan dengan ketentuan baru sebagaimana diatur dalam
UNCLOS.
3. Peraturan Pemerintah, No. 61 tahun 1998 tentang Daftar Koordinat
Geografis Titik-titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia di sekitar Kepulauan
Natuna, diganti dengan Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2002 tentang
Daftar Koordinat Geografis Titik-titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia
Untuk memenuhi ketentuan dalam Pasal 6 ayat (2) dan ayat (3) Undang-
undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia yang menentukan
bahwa Daftar Koordinat tersebut harus didepositkan di Sekretariat Jenderal
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Undang-undang No. 6 tahun 1996 tersebut
kemudian dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 1998
tentang Daftar Koordinat Geografis Titik-titik Garis Pangkal Kepulauan
Indonesia di sekitar Kepulauan Natuna, yang kemudian dicabut dan
digantikan dengan Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2002 tentang Daftar
Koordinat Geografis Titik-titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia, dengan
melampirkan daftar koordinat geografis titik-titik garis pangkal kepulauan
Indonesia. Daftar koordinat ini tidak dimasukkan sebagai ketentuan dalam
batang tubuh Peraturan Pemerintah ini dengan tujuan agar perubahan atau
pembaharuan (updating) data dapat dilakukan dengan tidak perlu mengubah
ketentuan dalam batang tubuh Peraturan Pemerintah ini. Lampiran-lampiran
tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah
ini.
Selain itu terdapat pula beberapa Undang-Undang yang dikeluarkan
sebelum Indonesia meratifikasi UNCLOS pada tahun 1985 yang belum diubah
yaitu:
a. Undang-undang No. 1 tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia
Undang-Undang ini dibuat berdasarkan ketentuan Konvensi Jenewa
tentang Landas Kontinen tahun 1958 yang menganut penetapan batas
terluar landas kontinen berbeda dengan UNCLOS. Dengan demikian perlu
diadakan perubahan terhadap Undang-Undang ini dengan menyesuaikan
sebagaimana mestinya ketentuan tentang batas terluar landas kontinen.
b. Undang-undang No. 5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
Menurut Undang-Undang ini di Zona Ekonomi Eksklusif, Indonesia
mempunyai hak-hak berdaulat untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi
sumber daya alam hayati dengan mentaati ketentuan tentang pengelolaan
dan konservasi. Batas terluar Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia ditetapkan
sejauh 200 mil-laut.
Sampai saat ini Indonesia belum mengumumkan zona tambahannya
maupun memiliki peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
penetapan batas terluar, maupun tentang penetapan garis batas pada zona
tambahan yang tumpang tindih atau yang berbatasan dengan zona
tambahan negara lain. Badan Pembinaan Hukum Nasional dari Departemen
Kehakiman dan HAM pernah melakukan pengkajian dan menghasilkan suatu
naskah akademik dan RUU tentang Zona Tambahan, namun sampai saat ini
belum menjadi Undang-Undang.
Menurut ketentuan Pasal 47 ayat 8 dan 9 dari UNCLOS, garis-garis
pangkal yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan tersebut
harus dicantumkan dalam peta atau peta-peta dengan skala atau skala-skala
yang memadai untuk menegaskan posisinya. Sebagai gantinya dapat dibuat
daftar koordinat geografis titik-titik yang secara jelas memerinci datum
geodetik.

SUMBER:
http://dirikugo.blogspot.com/2011/04/paham-kekuasaan-dan-teori-
geopolitik.html
http://hildasilvia1892.wordpress.com/2012/04/14/102/

http://eleveners.wordpress.com/2010/01/19/dasar-hukum-pengaturan-wilayah-
negara-di-laut/

Wawasan Nasional Suatu Bangsa, Teori Kekuasaan dan Geopolitik

Pengertian Wawasan Nasional


Wawasan Nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan
lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung (interaksi & interelasi) serta
pembangunannya di dalam bernegara di tengah-tengah lingkungannya baik nasional, regional,
maupun global.

Suatu negara dan bangsa akan terikat erat apabila ada pemahaman yang mendalam tentang
perbedaan dalam negara atau bangsa itu sebagai anugrah, yang pada akhirnya akan memperkaya
khasana budaya negara atau bangsa tersebut. Disamping itu, perbedaan ini merupakan satu titik
yang sangat rentan terhadap perpecahan jika tidak diberikan pemahaman wawasan nasional dan
wawasan nusantara yang tepat bagi bangsa dan negara. Dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara keanekaragaman (pendapat, kepercayaan, hubungan, dsb) memerlukan suatu perekat
agar bangsa yang bersangkutan dapat bersatu guna memelihara keutuhan negaranya.

Suatu bangsa dalam menyelengarakan kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya,
yang didasarkan atas hubungan timbal balik atau kait-mengait antara filosofi bangsa, idiologi,
aspirasi, dan cita-cita yang dihadapkan pada kondisi sosial masyarakat, budaya dan tradisi,
keadaan alam dan wilayah serta pengalaman sejarah. Upaya pemerintah dan rakyat
menyelengarakan kehidupannya, memerlukan suatu konsepsi yang berupa Wawasan Nasional
yang dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/political-science/2203413-pengertian-wawasan-
nasional/#ixzz1qtE7NdA3

PAHAM KEKUASAAN

paham kekuasaan yang kita kenal selama ini memberikan suatu impuls untuk menciptakan suatu
formula pengaturan kenegaraan yang sejatinya membutuhkan koreksi di berbagai sisi.

dibawah ini adalah beberapa paham kekuasaan yang kita kenal:

1. machiavelli

paham ini memandang harus adanya suatu kekuatan politik yang besar guna mempertahankan
kedigdayaan suatu negara. ada beberapa cara untuk memelihara stabilitas politik yaitu:

- penghalalan segala cara untuk mempertahankan dan merebut kekuasaan

- menjaga eksistensi kekuasaan rezim, termasuk membenarkan politik Devide Et Impera

- pertahanan politik dengan adu kekuatan, siapa yang kuat dia yang bertahan dan sebaliknya
siapa yang lemah dia yang tersingkir

2. paham kaisar Napoleon Bonaparte

Napoleon merupakan penganut paham Machiavelli, dia menambahkan bahwasannya untuk


mempertahankan suatu negara diperlukan dukungan penuh dari kondisi sosial budaya berupa
penciptaan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu melahirkan kondisi pertahanan dan
keamanan yang solid.

3. Jenderal Causewitz

pandangan ini adalah suatu dasar dari perang dunia I dimana perang dianggap sebagai suatu hal
yang harus dilakukan untuk mempertahankan kekuasaan dan pencapaian tujuan nasional suatu
negara. paham ini pula yang melegitimasi usaha ekspansi Rusia dalam memperluas
kekuasaannya.

TEORI-TEORI GEOPLOTIK
1). Riederich Ratzel

There is in this small planet, sufficient space for only one great state. itulah semboyan dari
frederich Ratzel yang terkenal. teori menyatakan bahwa :

Pertumbuhan negara dapat dianalogikan (disamakan) dengan pertumbuhan organisme


(mahluk hidup) yang memerlukan ruang hidup, melalui proses lahir, tumbuh,
berkembang, mempertahankan hidup tetapi dapat juga menyusut dan mati.

Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti
kekuatan. Makin luas potensi ruang makin memungkinkan kelompok politik itu tumbuh
(teori ruang)

Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum
alam. Hanya bangsa yang unggul yang dapat bertahan hidup terus dan langgeng.

Semakin tinggi budaya bangsa semakin besar kebutuhan atau dukungan sumber daya
alam. Apabila tidak terpenuhi maka bangsa tsb akan mencari pemenuhan kebutuhan
kekayaan alam diluar wilayahnya (ekspansi). Apabila ruang hidup negara (wilayah)sudah
tidak mencukupi, maka dapat diperluas dengan mengubah batas negara baik secara damai
maupun dengan kekerasan/perang.

2.) James Burnham


James Burnham adalah seorang pionir dalam pengembangan geopolitik antikomunisme sebuah
aksioma geopolitik bahwa jika ada satu daya berhasil mengatur [Eurasia] Heartland dan
hambatan luar, kekuatan itu pasti akan menguasai dunia.
3.) Karl Haushofer (1896-1946)

pendapat ini berkembang di Jerman dinawah kekuasaaan Adolf Hitler, berkembang pula di
Jepang berupa ajaran Hako Ichiu yang berlandaskan mliterisme dan paham fasisme. pokok teori
Haushofer yaitu:
Suatu bangsa dalam mempertahankan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam,
sehingga hal ini menjurus pada ekspansionisme.
Kekuasaan imperium daratan yang kompak akan dapat menandingi kekuasaan
imperium Maritim dalam penguasaan laut.
Beberapa negara besar dunia akan menguasai Eropa, Afrika, Asia Barat, Asia Timur
Raya.

http://novieanggraeni.wordpress.com/2011/04/02/paham-kenegaraan-teori-geopolitik-dan-
wawasan-nusantara/

1. Paham Kekuasaan Bangsa Indonesia

Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut paham tentang
perang dan damai:Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan.
Wawasan nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran tentang kekuasaan dan adu
kekuatan, karena hal tersebut mengandung benih-benih persengketaan dan ekspansionisme.
Ajaran wawasan nasional bangsa Indonesia menyatakan bahwa: ideologi digunakan
sebagai landasan idiil dalam menentukan politik nasional, dihadapkan pada kondisi dan
konstelasi geografi Indonesia dengan segala aspek kehidupan nasionalnya. Tujuannya adalah
agar bangsa Indonesia dapat menjamin kepentingan bangsa dan negaranya di tengah-tengah
perkembangan dunia.

2. Geopolitik Indonesia

Pemahaman tentang kekuatan dan kekuasaan yang dikembangkan di Indonesia


didasarkan pada pemahaman tentang paham perang dan damai serta disesuaikan dengan kondisi
dan konstelasi geografi Indonesia. Sedangkan pemahaman tentang Negara Indonesia menganut
paham Negara kepulauan, yaitu paham yang dikembangkan dari asas archipelago yang memang
berbeda dengan pemahaman archipelago di negara-negara Barat pada umumnya.

Perbedaan yang esensial dari pemahaman ini adalah bahwa menurut paham Barat, laut berperan
sebagai pemisah pulau, sedangkan menurut paham Indonesia laut adalah penghubung
sehingga wilayah Negara menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai Tanah Air dan disebut
Negara Kepulauan.

3. Dasar Pemikiran Wawasan Nasional Indonesia

Dalam menentukan, membina, dan mengembangkan wawasan nasionalnya, bangsa


Indonesia menggali dan mengembangkan dari kondisi nyata yang terdapat di lingkungan
Indonesia sendiri. Wawasan Nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman
kekuasaan bangsa Indonesia yang berlandaskan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa
Indonesia. Karena itu, pembahasan latar belakang filosofis sebagai dasar pemikiran pembinaan
dan pengembangan wawasan nasional Indonesia ditinjau dari:

Latar belakang pemikiran berdasakan falsafah Pancasila.


Latar belakang pemikiran aspek kewilayahan Nusantara.
Latar belakang pemikiran aspek sosial budaya bangsa Indonesia.
Latar belakang pemikiran aspek kesejarahan bangsa Indonesia.

http://www.sarjanaku.com/2010/10/wawasan-nusantara.html

You might also like