You are on page 1of 7

Jurnal Florea Volume 3 No 1, April 2016

ANALISIS RHODAMIN B PADA SAUS TOMAT YANG BEREDAR DI KOTA


MADIUN DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Pranita Nurdiana Agustin1), Ani Sulistyarsi2), Sri Utami3)


1,2,3)
Program Studi Pendidikan Biologi IKIP PGRI Madiun
Email : pranita.nurdiana@yahoo.com1), anismasa81@yahoo.com2), sriutami31@gmail.com3)
Diterima 2 Februari 2016, Disetujui 13 Maret 2016

ABSTRACT
Rhodamin is one of additional food ingredient which often used to recolour the food.
The additional food ingredient contains carsinogenic which can affect our health with a cancer as
that ingredient is not acceptable ingredient for food. Unfortunately,many Indonesian do not know
whether the syntetical ingredients can be used or that is being prohibited to use. The purpose of
this research is not only to observe whether there is Rhodamin B inside the tomato sauces around
Madiun, but also to get the result of the analysis as the mateial for aditif subtance experiment in
Bio-chemical lesson. Furthermore, this descriptive qualitative research used non random
sampling as its technique. The sample is taken from pentol seller, mie ayam seller and bakso
seller. The samples are being analyzed with Kremtografi Lapis Tipis (KLT). The result of the
analysis showed that all of the sample is negative. On the other hand, there is no Rhodamin B on
it. The indicated sample has the same Rf with Rhodamin B. It will change it color into red as its
response toward H2SO4 and HCl. The sample also being compared with wantex. The result
showed that the Rf samples had A3, A4, A5, B4, B5,C1, C2, C3, C4 dan C5. Based on the result,
the assumption of the samples is that the samples have wantex material on it

Keywords: rhodamin B, saus tomat, KLT

PENDAHULUAN tomat terhadap kesehatan dalam jangka


waktu yang cukup lama. Tomat yang
Indonesia merupakan negara
diolah menjadi pasta tomat mampu
gemah ripah loh jinawi, berbagai jenis
menurunkan kadar gula darah. Likopen
tanaman dapat tumbuh di Indonesia. Tomat
sebagai antioksidan yang terdapat
merupakan salah satu tanaman yang
didalamnya melindungi kerja pankreas dari
tumbuh subur di Indonesia dan mampu
radikal bebas sehingga pankreas dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
menghasilkan hormon insulin dengan
Indonesia. Berbagai olahan dari tomat
normal. Memahami tentang manfaat
telah dikembangkan oleh masyarakat.
tersebut banyak industri yang membuat
Dewi Maulida (2010) menyebutkan bahwa
bahan makanan olahan dari tomat seperti
tomat (Lycopersicum esculentum)
saus tomat. Harga tomat yang fluktuatif
merupakan salah satu produk hortikultura
dan ketersediaannya di pasaran yang tidak
yang berpotensi, menyehatkan dan
stabil menjadikan para produsen olahan
mempunyai prospek pasar yang cukup
tomat terkadang melakukan segala cara
menjanjikan.
agar kegiatan produksi dapat terus
Pengolahan tomat menjadi berbagai berlangsung seperti substitusi bahan baku,
produk pangan menjadi salah satu pilihan penggunaan pewarna dan pengawet sintetis
untuk dapat mengkonsumsi tomat dan dan sebagainya.
memperoleh manfaat dari sifat fungsional

65
Analisis Rhodamin B Pada Saus Tomat Yang Beredar di Kota Madiun

Industri saus tomat skala kecil memperlihatkan adanya tingkat kerusakan


notabene tidak menggunakan pasta tomat pada komponen penyusun ginjal yang
atau tomat segar, tetapi hanya meningkat seiring tingginya dosis dan lama
menggunakan esens Tomat dengan bahan pemberian. Kerusakan yang ditemukan
pengisi Pepaya, Ubi Jalar atau tepung berupa penyempitan ruang bowman pada
Tapioka. Setiap bahan yang digunakan glomerulus, hipertropi, nekrosis dan
pada pembuatan saus Tomat mempunyai serosis tubulus.
fungsi tertentu yang bertujuan untuk Penelitian yang dilakukan oleh Rina
memperbaiki rasa, warna, aroma, dan Febrina (2013) menunjukkan bahwa
kekentalan. Gula akan memberikan rasa Rhodamin B dengan dosis 150 ppm, 300
manis, garam akan memberikan rasa asin, ppm dan 600 ppm berpengaruh signifikan,
cuka akan memberikan rasa asam dan dapat memperlambat panjang siklus estrus
sekaligus memberikan efek pengawetan pada mencit betina dewasa. Zat pewarna
karena sebagian besar mikroorganisme
sintetis dalam makanan dapat menggangu
tidak tahan terhadap kondisi asam. fungsional tubuh. Berkembangnya ilmu
Winarno (dalam Siaka, 2009) pengetahuan dan teknologi telah
salah satu contoh penyalahgunaan zat menciptakan penemuan penemuan baru
sintetis yang sering terjadi adalah bahan termasuk keberhasilan dalam bidang kimia
tambahan makanan baik pewarna, yaitu dengan mensintesis bahan kimia baru
penyedap rasa, aroma, antioksidan, bahan makanan yang berbahaya bagi
pemanis, pengawet dan pengental. kesehatan. Penelitian bertujuan untuk
Rhodamin B merupakan salah satu jenis zat menganalisa beberapa sampel saus tomat
aditif yang digunakan sebagi pewarna yang digunakan oleh para pedagang di kota
dalam industri tekstil namun masyarakat Madiun.
menggunakannya sebagai pewarna
makanan. Pewarna kain atau wanteks
banyak diperjualbelikan di toko umum METODOLOGI PENELITIAN
dengan indeks warna 14700 merupakan Teknik analisis data dalam penelitian
jenis pewarna yang dilarang ini adalah deskriptif kualitatif yang
penggunaannya untuk berbagai makanan. dilakukan dengan observasi (M.Burhan,
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan 2007: 78 ). Sampel yang telah terkumpul
Republik Indonesia Nomor dianalisa menggunakan Kromatografi
:239/Men.Kes/Per/V/85 Tentang Zat Lapis tipis kemudian menghitung Rfnya
Warna Tertentu Yang Dinyatakan Sebagai masing-masing.
Bahan Berbahaya, Rhodamin B (C. I Food
Red No.5) dengan indeks warna 45170 dan Alat yang digunakan dalam
Ponceau SX (C. I Food Red No.1) dengan penelitian ini adalah satu set alat
amonia 10%, etanol teknis 96%, kromatografi lapis tipis, timbangan,
isopropanol, amoia,etil asetat, metanol, pemanas air , lampu UV 254 nm dan UV
amonium hidroksida, isobutanol, n- 366 nm, dan tabung reaksi. Bahan yang
butanol, HCl, H2SO4. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus
dilakukan oleh Riska dkk, (2013) tomat, standar Rhodamin B, wantex merah
menunjukkan bahwa dosis dan lama lombok (ponceau SX), benang wol, eter,
pemberian Rhodamin B pada mencit akuades, asam asetat 10%, amonia 2%.
memberikan pengaruh yang nyata terhadap Penelitian dilaksanakan dalam dua
persentase kerusakan glomerulus. Hasil tahap yaitu tahap pengambilan sampel dan
analisis histologis ginjal mencit tahap pengujian sampel. Pengambilan

66
Agustin, dkk

sampel dilakukan dengan teknik Tahap ketiga ialah analisa sampel


nonprobability sampling yaitu teknik yang dengan Kromatografi lapis tipis.
tidak memberikan kesempatan yang sama Meneteskan 2 l cuplikan pada plat KLT,
bagi setiap unsur atau anggota populasi kemudian mengelusi dalam bejana berisi
untuk dipilih menjadi sampel (Sugiono, isopropanol: amonia 100:25 v/v. Cuplikan
2006: 60). Sampel yang akan dianalisa akan bergerak dan mengalami perubahan
diperoleh dari para pedagang yang warna dan jarak hingga mencapai batas
menggunakan saus tomat. Pedagang yang akhir. Plat kemudian diangkat dan
menggunakan saos tomat ada beberapa dikeringkan. Faktor retensi (Rf)
namun yang diambil sebagai sampel dalam merupakan penunjuk tingkat kepolaran
penelitian ini adalah pedagang pentol, suatu zat. Jika suatu Zat mempunyai Rf
Pedagang Bakso dan pedagang Mie Ayam yang rendah maka zat tersebut mempunyai
yang berada di sekitar IKIP PGRI Madiun, kepolaran yang tinggi. Rf diperoleh dengan
jalan Setia Budi dan Jalan Slamet Riyadi. membandingkan jarak perubahan jarak
Pengujian sampel dilakukan di sampel dengan perubahan jarak eluennya.
Laboraturium SMKN 3 Kimia Madiun.
Rf =
Proses pengujian Sampel melalui beberapa
tahapan. Tahap Pertama proses pembuatan
bahan baku pembanding. Pembuatan bahan
baku pembanding dilakukan dengan Nilai hRf tiap sampel dibandingkan
melarutkan 25,00 mg Rhodamin B dalam dengan hRf Rhodamin B. Sampel yang
larutan etanol 96% p.a. mempunyai nilai hRf sama atau mendekati
hRf Rhodamin B di indikasikan
Tahap kedua proses pemisahan zat.
mengandunng Rhodamin B.Selain itu
Langkah yang dilakukan dalam proses
cuplikan sampel dipertajam dengan reaksi
pemisahan zat ialah Mencuci benang wol
semprot HCl dan H2SO4. Sampel yang
dengan menggunakan eter untuk
mengandung Rhodamin B akan berwarna
menghilangkan lemak. Mendidihkan
Merah Muda dan berwarna jingga jika
benang wol yang telah dicuci dengan eter
bereaksi dengan H2SO4.
dalam larutan NaOH 1% dan membilasnya
dengan air. Kemudian merendam 10 gram
sampel dalam 10 ml amonia 2% yang telah HASIL DAN PEMBAHASAN
dilarutkan dalam 70% dan direndam
selama kurang lebih 12 jam. Larutan Analisis Rhodamin B pada Saus
kemudian disaring dengan filtrat dan Tomat yang beredar di kota Madiun
menguapkannya dengan penangas air. dengan metode kromatografi Lapis Tipis
Larutan asam dibuat dengan menunjukkan hasil yang negatif. Hasil
mencampurkan air 10 ml dengan 5 ml asam analisa berdasarkan nilai Rf masing masing
asetat 10%. Residu hasil filtrat yang telah sampel dibandingkan dengan Rf standar
diuapkan dilarutkan dalam larutan asam. Rhodamin B tidak menunjukkan nilai Rf
Benang wol yang telah dibilas dengan air yang sama ataupun mendekati dan tidak
dimasukkan kedalam larutan asam menunjukkan warna merah jingga ketika
kemudian mendidihkannya. Benang wol direaksikan dengan HCl dan H2SO4. Hasil
dididihkan pada larutan basa yang Penelitian dapat dilihat pada gambar 1 dan
diperoleh dengan melarutkan 10 ml amonia tabel 1. Hasil analisa Rf sampel dapat
10% dalam etanol 70% sehingga warna dilihat pada gambar 2.
benang wol luruh dalam larutan basa Pada gambar 2 warna biru tua
tersebut. merupakan bahan baku pembanding yaitu

67
Analisis Rhodamin B Pada Saus Tomat Yang Beredar di Kota Madiun

Rhodamin B sedangkan warna merah hati, konsentasi menunjukkan adanya


hijau muda, ungu dan biru muda perbedaan kecepatan atau jarak dari
merupakan sampel. Pada sampel A saus cuplikan sampel yang ia gunakan.
tomat diencerkan terlebih dahulu oleh para Penelitian yang dilakukan oleh Pieter
pedagang, sedangkan pada sampel B dan C P.Annaert dan Kim L.R. Brouwer (2005:
saus masih dalam kemasan atau tidak 390) yang menguji zat pewarna pada
diencerkan terlebih dahulu. Dari diagram sandwitch dengan bahan baku pembanding
tersebut menunjukkan bahwa baik sampel Rhodamin 123 menunjukkan bahwa
A yang diambil dari pedagang pentol tidak Rhodamin B dengan konsentrasi 1 M
mengandung Rhodamin B karena tidak mencapai jarak yang lebih jauh
menunjukkan Rf yang sama atau dibandingkan dengan konsentrasi 30 M
mendekati Rf Rhodamin B. Sampel A setelah di inkubasi dengan Ca2+ atau Mg2+.
terdiri dari A1, A2, A3, A4 dan A5. Sampel Sampel B2 mempunyai Rf yang
A2 (gambar 2a) mempunyai Rf yang paling
paling tinggi dibandingkan dengan yang
rendah dibanding dengan Rf sampel yang lainnya.tersebut menunjukkan bahwa
lainnya. Pada KLT terjadi pemisahan sampel B2 mempunyai kepolaran yang
antara senyawa-senyawa dalam suatu zat.
paling rendah dibandingkan dengan
Semakin rendah nilai Rf maka semakin lainnya. Pada sampel B4 dan B5
tinggi kepolarannya. Sehingga sampel saus mempunyai Rf yang hampir sama yaitu
tomat yang digunakan dalam sampel A2
0,898 dan 0,909. Dari Rf tersebut
mempunyai kepolaran yang lebih tinggi menunjukkan bahwa saus Tomat yang
dibanding sampel yang lainnya.
digunakan pada sampel tersebut sama.
A.H. Mcheik (2013: 362) yang
menguji beberapa zat dengan berbagai

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)


Gambar 1. Hasil Kromatogram Sampel
Keterangan:
(a) A1, A2 dan Rhodamin B
(b) A3, A4 dan Rhodamin B
(c) A5, B1 dan Rhodamin B
(d) B2, B3 dan Rhodamin B
(e) B4, B5 dan Rhodamin B
(f) C1, C2 dan Rhodamin B
(g) C3, C4 dan Rhodamin B
(h) C5, pewarna kain/ wantex dan Rhodamin B

Tabel 1 Hasil Analisis dan Pengamatan Saus Tomat

68
Agustin, dkk

Rhodamin B UV UV
Sampel hRf 254 366 + HCl + H2SO4 Simpulan
Warna hRf nm nm
Merah Merah Merah
A1 0,623 Merah bata Negatif
Merah 0,714 bata bata bata
Jingga Merah Merah Merah
A2 0,468 Merah bata Negatif
bata bata bata
Merah Merah Merah
A3 0,849 Merah bata Negatif
Merah 0,721 bata bata bata
Jingga Merah Merah Merah
A4 0,872 Merah bata Negatif
bata bata bata
Merah Merah Merah
A5 0,857 Merah bata Negatif
Merah bata bata bata
0,714
Jingga Merah Merah Merah
B1 0,813 Merah bata Negatif
bata bata bata
Merah Merah Merah
B2 0,957 Merah bata Negatif
Merah bata bata bata
0,761
Jingga Merah Merah Merah
B3 0,674 Merah bata Negatif
bata bata bata
Merah Merah Merah
B4 0,898 Merah bata Negatif
Merah 0,761 bata bata bata
Jingga Merah Merah Merah
B5 0,909 Merah bata Negatif
bata bata bata
Merah Merah Merah
C1 0,933 Merah bata Negatif
Merah bata bata bata
0,778
Jingga Merah Merah Merah
C2 0,889 Merah bata Negatif
bata bata bata
Merah Merah Merah
C3 0,879 Merah bata Negatif
Merah bata bata bata
0,714
Jingga Merah Merah Merah
C4 0,879 Merah bata Negatif
bata bata bata
Merah Merah Merah
C5 0,856 Merah bata Negatif
Merah bata bata bata
0,744
Jingga Merah Merah Merah Merah
wantex 0,889 Negatif
bata bata bata kecoklatan

R
1.2
f 1
Rhodamin B
0.8
s sampel A
0.6
a sampel B
0.4
m sampel C
p 0.2
wantek
e 0
l a b c d e f g h
Plat KLT

Gambar 2. Hasil Analisis Rhodamin B pada Saus Tomat


Pada sampel C yang diambil dari mempunyai Rf yang sama yaitu 0,879.
pedagang bakso sampel C3 dan C4 Kesamaan Rf menunjukkan bahwa saus

69
Analisis Rhodamin B Pada Saus Tomat Yang Beredar di Kota Madiun

tomat yang digunakan pada pedagang C3 Solven Campuran, N Heksana,


dan pedagang C4 adalah sama.Kepolaran Aseton, Dan Etanol. Skripsi
suatu zat dalam sampel yang baik adalah diterbitkan. Semarang: Jurusan
yang mempunyai Rf sampel A1, A2 dan Kimia Universitas Diponegoro
B3. Pada penelitian ini selain dibandingkan
dengan Rhodamin B Rf sampel juga Ilmu kimia. (2012). KLT (http://ilmu
dibandingkan dengan pewarna kimia.org.id diunduh 10 Maret 2014)
kain/wantex warna merah lombok dengan Mcheik, A., H & Jamal, M., El. (2013).
jenis pewarna ponceau SX. Journal of Chemical Technology and
Hasil analisa menunjukkan bahwa Rf Metallurgy, 48, 4, 2013, 357-365:
sampel ada yang sama atau hampir sama Kinetic Study Of The Discoloration
dengan Rf wantex sehingga sampel Of Rhodamine B With Persulfate,
tersebut diduga mengandung pewarna kain Iron Activation, (online), http://
/wantex warna merah lombok. Sampel www.uctm.edu , Diunduh 18 Maret
tersebut adalah A3, A4, A5, B4, B5,C1, 2014)
C2, C3, C4 dan C5. Sampel-sampel M.Burhan Bungin. (2007). Penelitian
tersebut perlu dianalisa lebih lanjut untuk Kualitatif komunikasi, Ekonomi,
mengetahui ada tidaknya pewarna Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
kain/wantex dengan jenis pewarna selain Lainnya. Jakarta: Prenada Media
Rhodamin B serta kadar pewarna tersebut Group
dalam sampel.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
KESIMPULAN DAN SARAN :239/Men.Kes/Per/V/85 Tentang Zat
Warna Tertentu Yang Dinyatakan
Kesimpulan Sebagai Bahan Berbahaya.
Pada analisa Rhodamin B pada Saus
Tomat yang beredar di kota Madiun Rina Febrina dkk., (2013). Pengaruh
dengan metode Kromatografi lapis tipis Pemberian Rhodamin B Terhadap
menunjukkan hasil yang negatif, namun Siklus Estrus Mencit (Mus Musculus
beberapa diduga mengandung pewarna L.) Betina. Jurnal Biologi xvii (1) :
wanteks sehingga perlu penelitian lebih 21 23 (http://ojs.unud.ac.id
lanjut. diunduh 16 Juli 2014.
Riska Mayori dkk., (2013). Pengaruh
Saran
Pemberian Rhodamin B Terhadap
Berdasarkan hasil yang didapatkan Struktur Histologis Ginjal Mencit
dari penelitian maka, dapat disarankan Putih (Mus musculus L.) Jurnal
pada peneliti selanjutnya menganalisa Biologi Universitas Andalas (J. Bio.
wanteks pada saus tomat yang beredar di UA.) 2(1) Maret 2013 : 43-49
kota Madiun dan menguji cobakannya (http:// jurnalsain-unand.com,
pada beberapa sampel hewan untuk diunduh 16 Juli 2014)
mengetahui pengarunya terhadap
kesehatan manusia. Siaka. (2009). Analisis Bahan Pengawet
Benzoat Pada Saus Tomat Yang
DAFTAR PUSTAKA Beredar Di Wilayah Kota Denpasar.
Dewi Maulida. (2010). Ekstraksi Jurnal Kimia, Vol.3, No. 2,
Antioksidan ( Likopen ) Dari Buah (http://ojs.unud.ac.id, Diunduh 28
Tomat Dengan Menggunakan Februari 2014).

70
Agustin, dkk

Sugiono. (2006). Statistika untuk


Penelitian. Bandung: Alfabeta
Yuniarti Dwi, A. (2012). Pengaruh
Pemberian Jus Tomat Terhadap
Kadar Glukosa Darah Pada
Prediabetes. (online) (http://
eprints.undip.ac.id diunduh 18 Juni
2014).

71

You might also like