You are on page 1of 8

SAGU, September 2013 Vol. 12 No.

2 : 9-16
ISSN 1412-4424

PENAMBAHAN GULA KELAPA DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP


KUALITAS SUSU FERMENTASI KACANG MERAH (Phaesolus vulgaris L.)

[ADDITION OF COCONUT SUGAR AND TIME OF FERMENTATION ON


QUALITY OF RED BEANS MILK FERMENTED (Phaseolus vulgaris L.)

NOVIAR HARUN, RAHMAYUNI* DAN YUCHA EKLESIA SITEPU

Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Pekanbaru

ABSTRACT
The aim of the research was to determine the effect of coconut sugar, time length of fermentations and their
interaction on the qualities of the red beans (Phaseolus vulgaris L.) fermented milk. The design of the
experiment was faktorial 3x3 and arranged by the Randomized Complete Design (RCD) with three
replications. The first faktor was coconut sugar content (3, 6 and 9)%. The second factor was times of the
fermentation (16, 18 and 20) hours. The result showed the adding of coconut sugar content and time length
of fermentations affected on pH and total titrated acid. The interaction between coconut sugar content and
time length of fermentations was not affected to pH, total titrated acid, total lactid acid bacteria and protein
content. It was concluded that the best quality of red beans (Phaseolus vulgaris L.) fermented milk was on
the 9% of coconut sugar content and 16 hours fermentation (G3T1).

Key words: coconut sugar concentration, fermentation duration, red beans and milk fermented.

PENDAHULUAN berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan


Kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) organoleptik susu fermentasi. Semakin lama
merupakan salah satu jenis komoditi kacang- fermentasi dan semakin banyak gula kelapa
kacangan yang banyak ditanam di Indonesia, yang ditambahkan, mikroorganisme
namun pemanfaatan kacang merah sebagai berkembangbiak semakin banyak sehingga
bahan pangan ataupun industri masih sangat kemampuan mikroba memecah glukosa
rendah. Salah satu pemanfaatan kacang merah menghasilkan metabolit primer (asam laktat dan
adalah sebagai minuman susu fermentasi alkohol) semakin banyak. Tetapi penelitian
dengan menggunakan Lactobacillus tentang lama fermentasi dan penambahan gula
acidophilus sebagai starter dalam pembuatan kelapa pada susu fermentasi kacang merah
susu fermentasi dan bermanfaat bagi kesehatan belum pernah dilakukan. Tujuan dari penelitian
karena bersifat probiotik. Penggunaan ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi
Lactobacillus acidophilus dalam bentuk tunggal penambahan gula kelapa dan lama fermentasi
kurang disukai karena menghasilkan keasaman terbaik susu fermentasi kacang merah
yang tidak khas dan ketidakseimbangan flavor. (Phaseolus vulgaris L.).
Penambahan gula kelapa dalam
pembuatan susu fermentasi kacang merah BAHAN DAN METODE
diharapkan dapat meningkatkan daya terima susu Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
fermentasi karena gula kelapa memiliki aroma adalah blender, timbangan analitik, tabung reaksi,
dan rasa yang khas. Lama fermentasi merupakan erlenmeyer, inkubator, pH meter, laminar flow
salah satu faktor yang sangat penting pada proses cabinet, cawan petri, pipet mikro, lampu bunsen,
pembuatan susu fermentasi yang saringan, buret, lemari es, kompor,

*Korespondensi penulis E-mail: nunie_rachma@yahoo.com

Sagu 12 (2): 2013 9


Penambahan Gula Kelapa dan Lama Fermentasi Terhadap Kualitas Susu Fermentasi Kacang Merah

panci dan seperangkat alat untuk uji organoleptik. Pembuatan susu kacang merah mengacu
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini pada Kunaepah (2008) yang dimodifikasi.
adalah adalah kacang merah, gula kelapa, starter Kacang merah disortasi (dipisahkan dari kotoran
BAL Lactobacillus acidophilus FNCC 0051, susu dan biji rusak) sebanyak 100 g untuk masing-
skim, MRS Agar, MRS Broth, akuades, NaOH 0,1 maasing perlakuan, direndam dalam air dengan
N, K2SO4, H2SO4, H3BO3, HCl 0,1 N, dan bahan perbandingan air dengan kacang merah adalah 4
kimia lainnya. : 1 selama 8 jam. Kacang direbus selama 45
Penelitian dilakukan menggunakan menit. Kacang merah digiling menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial blender dengan penambahan air secara
dengan 2 faktor perlakuan yaitu konsentrasi keseluruhan mencapai 5 kali lipat berat kacang
gula kelapa (3%, 6% dan 9%) dan lama merah kering. Bubur encer disaring dengan
fermentasi (16 jam, 18 jam dan 20 jam) saringan dan filtratnya adalah susu kacang
Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 merah.
kali sehingga diperoleh 27 satuan percobaan.
Parameter yang diamati adalah pH HASIL DAN PEMBAHASAN
(Muchtadi dkk., 2010) total asam tertitrasi Nilai pH
(Fardiaz, 1992), total bakteri asam laktat Nilai pH atau derajat keasaman
dengan metode sebar/spread surface plate, merupakan salah satu faktor mutu penting
kadar protein (Sudarmadji dkk, 1997) , kadar terhadap minuman fermentasi. Hasil analisis
abu (Andarwulan dkk., 2011), dan uji sidik ragam menunjukkan interaksi antara
organoleptik (Setyaningsih dkk., 2010). penambahan gula kelapa dan lama fermentasi
Data yang diperoleh dianalisis secara memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05)
statistik dengan menggunakan analisis sidik namun masing-masing faktor tunggal
ragam (ANOVA). Jika F hitung lebih besar berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai pH
atau sama dengan F tabel maka dilanjutkan yang dihasilkan. Rata-rata nilai pH dapat
dengan uji beda nyata Duncans Multiple New dilihat pada Tabel 1.
Range Test (DNMRT) pada taraf 5%.

Tabel 1. Rata-rata nilai pH susu fermentasi kacang merah.

Konsentrasi Gula Lama Fermentasi


Rata-Rata
Kelapa T1 (16 Jam) T2 (18 jam) T3 (20 jam)
a
G1 (3%) 3,82 3,62 3,56 3,67
b
G2 (6%) 3,68 3,53 3,48 3,56
b
G3 (9%) 3,68 3,55 3,42 3,55
a b b
Rata-rata 3,73 3,57 3,49
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom dan baris yang sama berpengaruh tidak
nyata(P>0,05).

Tabel 1 menunjukan interaksi cenderung menurunkan nilai pH. Hal ini sesuai
penambahan gula dan lama fermentasi dengan pendapat Connes dkk. (2004) yang
memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05), hal menyatakan bahwa dalam proses fermentasi susu
ini diduga karena kisaran penambahan gula kedelai, nilai pH yang pada awalnya mendekati
kelapa yang tidak terlalu banyak dan lama netral akan mengalami penurunan selama proses
fermentasi yang tidak terlalu lama sehingga tidak fermentasi yang disebabkan karena terjadinya
menunjukan adanya perubahan pH yang perubahan gula menjadi asam-asam organik.
signifikan. Kisaran pH yang dihasilkan dengan Meningkatnya jumlah asam dapat menurunkan
penambahan gula kelapa adalah 3,42-3,82. nilai pH karena semakin banyak konsentrasi ion
Semakin banyak gula kelapa yang ditambahkan +
H (Gianti dan Evanuarini, 2011).

10 Sagu 12 (2): 2013


NOVIAR HARUN, RAHMAYUNI DAN YUCHA EKLESIA SITEPU

Perlakuan lama fermentasi cenderung Total Asam Tertitrasi


menurunkan nilai pH seiring lamanya waktu Total asam tertitrasi adalah jumlah asam laktat
fermentasi. Rendahnya nilai pH disebabkan yang terbentuk selama proses fermentasi oleh
adanya aktivitas bakteri yang merombak gula bakteri asam laktat. Hasil analisi sidik ragam
menjadi asam-asam organic sehimgga menunjukan interaksi antara penambahan gula
menyebabkan keasaman sehingga semakin kelapa dan lama fermentasi memberikan
lama fermentasi jumlah asam yang dihasilkan pengaruh tidak nyata (P>0,05) namun masing-
semakin banyak dan menurunkan nilai pH masing faktor tunggal berpengaruh nyata
lingkungan serta menimbulkan rasa asam. (P<0,05) terhadap total asam tertitrasi yang
dihasilkan. Rata-rata total asam tertitrasi dapat
dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata total asam tertitrasi susu fermentasi kacang merah (%)
Konsentrasi Lama Fermentasi
Rata-Rata
Gula Kelapa T1 (16 Jam) T2 (18 Jam) T3 (20 Jam)
b
G1 (3%) 0,46 0,50 0,62 0,53
ab
G2 (6%) 0,56 0,70 0,59 0,62
a
G3 (9%) 0,52 0,65 0,79 0,65
b a a
Rata-Rata 0,51 0,62 0,66
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom dan baris yang sama berpengaruh tidak nyata
(P>0,05).

Tabel 2 menunjukkan interakasi antara dihasilkan. Astawan (2007) mengatakan lama


penambahan gula kelapa dan lama fermentasi fermentasi berpengaruh terhadap total asam,
berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap total karena semakin lama fermentasi, L. acidophilus
asam tertitrasi. Hal ini diduga karena perbedaan yang digunakan dalam proses fermentasi susu
konsentrasi gula kelapa yang ditambahkan tidak kacang merah semakin aktif berkembangbiak,
terlalu banyak dan rentang waktu fermentasi sehingga kemampuan untuk memecah substrat
yang digunakan tidak terlalu lama. Berbeda semakin banyak dan menghasilkan asam laktat
dengan nilai pH yang menurun seiring lamanya yang semakin meningkat.
fermentasi, nilai total asam tertitrasi akan
meningkat dengan makin lamanya proses Total Bakteri Asam Laktat
fermentasi. Perlakuan GI berbeda nyata dengan Jumlah bakteri asam laktat dalam
perlakuan G3. Hal ini diduga karena banyaknya suatu produk fermentasi menjadi salah satu
gula kelapa yang ditambahkan pada perlakuan indikator kualitas mikrobiologis produk
G1 hanya 3%, sedangkan perlakuan G3 tersebut. Hasil analisis sidik ragam diketahui
mencapai 9% sehingga semakin banyaknya penambahan gula kelapa dan lama fermentasi
konsentrasi gula kelapa yang ditambahkan maka serta interaksi antara keduanya memberikan
semakin meningkatkan nilai total asam tertitrasi. pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap total
Fardiaz (1992) menyatakan gula yang BAL yang dihasilkan. Rata-rata total BAL
ditambahkan ke dalam produk makanan yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 3
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan Tabel 3 menunjukkan perlakuan
mikroorganisme dan berperan dalam proses penambahan gula dan lama fermentasi serta
fermentasi seperti pembentukan asam laktat. interaksi antara masing-masing perlakuan
Perlakuan T1 berbeda nyata dengan T2 dan T3. memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05)
Perbedaan nyata ini disebabkan karena semakin terhadap total BAL susu fermentasi kacang
lama fermentasi total asam tertitrasi semakin merah. Hal ini disebabkan karena penambahan
meningkat. Hal ini karena lama fermentasi gula kelapa yang diharapkan sebagai sumber
berpengaruh terhadap total asam laktat yang nutrisi bagi pertumbuhan BAL belum

Sagu 12 (2): 2013 11


Penambahan Gula Kelapa dan Lama Fermentasi Terhadap Kualitas Susu Fermentasi Kacang Merah

dimetabolisir sempurna oleh BAL seiring dengan dkk. (2004) bahwa BAL akan tumbuh lebih
lamanya proses fermentasi. Selain itu besarnya banyak pada kondisi yang optimum dan
aktivitas BAL untuk memanfaatkan nutrisi dari sumber energi yang berlebihan akan
penambahan gula kelapa adalah sama, meskipun menyebabkan penurunan jumlah bakteri yang
semakin lamanya proses fermentasi. Hal tersebut hidup pada yoghurt kedelai.
sesuai dengan hasil penelitian Kumala

Tabel 3. Rata-rata total BAL susu fermentasi kacang merah (log CFU/ml)
Konsentrasi Gula Lama Fermentasi Rata-Rata
Kelapa T1 (16 Jam) T2 (18 Jam) T3 (20 Jam)
G1 (3%) 8,35 8,32 8,15 8,28
G2 (6%) 8,29 8,28 8,26 8,28
G3 (9%) 8,13 8,10 8,07 8,10
Rata-Rata 8,26 8,24 8,16
Ket: Angka-angka yang tidak diikuti huruf kecil pada kolom dan baris yang sama berpengaruh tidak
nyata(P>0,05).

Kadar Protein yaitu penambahan gula kelapa dan lama


Protein merupakan salah satu kelompok fermentasi serta interaksi antara keduanya
bahan makronutrien yang sangat penting bagi memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05)
tubuh. Pada produk fermentasi kadar protein terhadap kadar protein susu fermentasi kacang
berkaitan dengan kemampuan masing-masing isolat merah yang dihasilkan. Rata-rata kadar protein
dalam memecah protein. Hasil analisis sidik ragam yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 4.
diketahui masing-masing faktor tunggal

Tabel 4. Rata-rata kadar protein susu fermentasi kacang merah (%)


Konsentrasi Gula Lama Fermentasi
Rata-Rata
Kelapa T1 (16 Jam) T2 (18 jam) T3 (20 jam)
G1 (3%) 4,65 5,37 5,97 5,33
G2 (6%) 4,90 5,54 6,43 5,62
G3 (9%) 5,15 5,81 6,56 5,84
b ab a
Rata-rata 4,90 5,57 6,32
Ket. Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom dan baris yang sama berpengaruh tidak nyata
(P>0,05).

Masing-masing faktor tunggal serta minuman susu fermentasi yang minimal kadar
interaksinya memberikan pengaruh yang tidak protein terkandung pada susu fermentasi
nyata (P>0,05) terhadap kadar protein susu adalah 1,0% (Anonim, 2009).
fermentasi kacang merah. Kadar protein susu
fermentasi ditentukan oleh kualitas bahan Kadar Abu
dasarnya. Semakin tinggi kadar protein susu Menurut Sudarmaji dkk. (1997) abu
fermentasi semakin baik kualitas susu fermentasi adalah zat organik sisa pembakaran suatu bahan
yang dihasilkan. Herastuti dkk. (1994) dalam organik. Penentuan kadar abu berhubungan erat
Yusmarini dan Efendi (2004) menyatakan bahwa dengan kandungan mineral yang terdapat dalam
protein yang terkandung dalam yoghurt suatu bahan, kemurnian serta kebersihan suatu
merupakan jumlah total protein dari bahan baku bahan yang dihasilkan. Hasil analisis sidik
yang digunakan dan protein bakteri asam laktat ragam, diketahui masing-masing faktor tunggal
yang terdapat di dalamnya. Kadar protein yang yaitu penambahan gula kelapa dan lama
dihasilkan dari penelitian ini berkisar 4,65-6,56% fermentasi serta interaksi antara kedua perlakuan
dan masih sesuai dengan SNI untuk syarat memberikan berpengaruh tidak nyata (P>0,05)

12 Sagu 12 (2): 2013


NOVIAR HARUN, RAHMAYUNI DAN YUCHA EKLESIA SITEPU

terhadap kadar abu minuman susu fermentasi kadar abu susu fermentasi kacang merah dapat
kacang merah yang dihasilkan. Data rata-rata dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata kadar abu susu fermentasi kacang merah (%)


Konsentrasi Gula Lama Fermentasi
Rata-Rata
Kelapa T1 (16 Jam) T2 (18 jam) T3 (20 jam)
b
G1 (3%) 0,35 0,37 0,40 0,37
ab
G2 (6%) 0,40 0,46 0,49 0,45
a
G3 (9%) 0,48 0,55 0,58 0,54
Rata-rata 0,41 0,46 0,49
Ket: Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada baris yang sama berpengaruh tidak nyata(P>0,05).

Interaksi antara masing-masing 5 4.12


perlakuan memberikan pengaruh tidak nyata 4 3.36
3.96
3.32
3.96 3.6
2.88
(P>0,05) terhadap kadar abu minuman susu 3 2.44 2.52
2
fermentasi kacang merah. Hal ini disebabkan
1
semakin banyak penambahan gula dan semakin 0
lama fermentasi, BAL tetap memetabolisir T1 (16 jam) T2 (18 jam) T3 (20 jam)

mineral dalam jumlah yang sama. Namun, pada G1 (3%) G2 (6%) G3 (9%)

perlakuan penambahan gula kelapa, perlakuan


G1 berbeda nyata dengan G3. Semakin tinggi Gambar 1. Rata-rata penilaian
konsentrasi gula kelapa, kadar abu susu organoleptik warna
fermentasi kacang merah semakin meningkat.
Hal ini disebabkan karena gula kelapa memiliki Gambar 1 menunjukkan bahwa
kadar abu cukup tinggi yaitu sebesar 1,1% penilaian terhadap warna susu fermentasi kacang
(Nurhayati, 1996). Jumlah komponen kadar abu merah yang dilakukan oleh panelis berkisar dari
lebih dipengaruhi oleh kualitas bahan baku yang tidak suka hingga suka dengan skor 2,44-4,12.
digunakan. Kadar abu yang dihasilkan pada Susu fermentasi kacang merah yang dihasilkan
penelitian ini masih sesuai dengan standar mutu berwana kecoklatan yang dipengaruhi adanya
minuman susu fermentasi (SNI 7552:2009) yaitu penambahan gula kelapa dan lama fermentasi.
maksimal 1,0%, sedangkan kadar abu yang Gula kelapa yang berwarna coklat menyebabkan
dihasilkan berkisar antara 0,35%-0,58%. warna coklat susu fermentasi kacang merah yang
dihasilkan. Hal ini mempengaruhi tingkat
Warna kesukaan panelis terhadap susu fermentasi
Warna merupakan faktor mutu kacang merah. Nurhayati (2000) menyatakan
pertama yang dapat menentukan tingkat bahwa dalam penggunaan warna dari aspek
penerimaan konsumen terhadap suatu produk. kognitif kecerahan warna akan lebih menarik
Hasil analisis sidik ragam menunjukan perhatian. Lawless dan Heymann (2010)
penambahan gula kelapa dan lama fermentasi berpendapat bahwa warna merupakan salah satu
memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap parameter yang dapat digunakan untuk menilai
warna susu fermentasi yang dihasilkan. Rata- suatu peroduk pangan dan dapat menunjang
rata warna susu fermentasi yang dihasilkan kualitasnya. Bahan pangan yang memiliki warna
setelah diuji lanjut dengan DNMRT pada taraf yang menarik akan menimbulkan kesan positif,
5% dapat dilihat pada Gambar 1. walaupun belum tentu memiliki rasa yang enak.

Aroma
Aroma merupakan salah satu parameter
yang menentukan tingkat penerimaan konsumen.
Hasil dari analisis sidik ragam menunjukkan

Sagu 12 (2): 2013 13


Penambahan Gula Kelapa dan Lama Fermentasi Terhadap Kualitas Susu Fermentasi Kacang Merah

bahwa penambahan gula kelapa dan lama menunjukkan bahwa penambahan gula kelapa
fermentasi memberikan pengaruh nyata terhadap dan lama fermentasi berpengaruh nyata
aroma susu fermentasi. Rata-rata aroma susu terhadap rasa susu fermentasi. Rata-rata rasa
fermentasi kacang merah yang dihasilkan setelah susu fermentasi yang dihasilkan setelah
dilakukan uji lanjut DNMRT pada taraf 5% dilakukan uji lanjut DNMRT pada taraf 5%
dapat dilihat pada Gambar 2. dapat dilihat pada Gambar 3.
5 5
4 3.6 3.56 3.96 3.48 3.64 3.96 3.56 4 3.84 3.96 4
3.12 4 3.36 3.36 3.6
3
3 2.44 2.44 2.56
2
2
1
1
0
T1 (16 jam) T2 ( 18 jam) T3 (20 jam) 0
G1 (3%) G2 (6%) G3 (9%) T1 (16 jam) T2 (18 jam) T3 (20 jam)
G1 (3%) G2 (6%) G3 (9%)

Gambar 2. Rata-rata penilaian


organoleptik aroma Gambar 3. Rata-rata penilaian
organoleptik rasa
Gambar 2 menunjukkan rata-rata penilaian
Gambar 3 menunjukkan rata-rata
oragnoleptik terhadap aroma berkisar antara 3,12-
4,00, dengan tingkat kesukaan panelis yaitu antara
penilaian organoleptik yang dilakukan panelis
suka dan tidak suka hingga suka. Secara
berkisar dari tidak suka hingga suka dengan rata-
keseluruhan penambahan gula kelapa dan lama
rata skor 2,44-4,00. Semakin banyak gula kelapa
fermentasi dapat mempengaruhi penilaian panelis
yang ditambahkan meskipun pada fermentasi
terhadap aroma susu fermentasi kacang merah yang
yang berbeda panelis semakin menyukai rasa
dihasilkan. Hal ini disebabkan karena gula kelapa
susu fermentasi kacang merah. Susu fermentasi
kacang merah yang dihasilkan memiliki citarasa
memiliki aroma yang khas. Aroma khas gula
asam yang merupakan salah satu ciri khas
kelapa berasal dari kandungan asam organik di
minuman fermentasi karena terbentuknya asam
dalamnya sehingga menyebabkan gula merah
laktat dan asetaldehida, serta adanya rasa manis
mempunyai aroma khas, sedikit asam dan berbau
yang berasal dari penambahan gula. Keasaman
karamel (Nurlela,2002). Karamelisasi memberikan
disebabkan adanya asam laktat hasil
kontribusi pada aroma karena selain menghasilkan
warna coklat juga menghasilkan senyawa maltol
metabolisme glukosa oleh L. acidophilus yang
dan isomaltol yang memiliki aroma karamel kuat
terakumulasi dalam cairan fermentasi. Seiring
dan rasa manis (Tjahjaningsih, 1996). Rahman dkk.
meningkatnya jumlah gula kelapa yang
ditambahkan dan lama fermentasi penilaian
(1992) menerangkan bahwa aroma yang timbul
panelis terhadap rasa susu fermentasi kacang
pada susu fermentasi disebabkan adanya
asetaldehid, diasetil, asam asetat serta asam-asam
merah yang dihasilkan semakin tinggi. Hal ini
lainnya dalam jumlah kecil. Asetaldehid adalah
sesuai dengan definisi rasa menurut Meilgaard
dkk. (1999) bahwa rasa terbagi berdasarkan
senyawa kimia organik yang mudah menguap
(Smit dkk., 2005).Semakin banyak gula kelapa
aroma, rasa dan faktor kimia yang ada pada
yang ditambahkan pada setiap perlakuan maka
bahan tersebut.
aroma yang ditimbulkan semakin beraroma kelapa
sehingga dapat mempengaruhi tingkat kesukaan Penilaian Keseluruhan
panelis. Penilaian keseluruhan merupakan
penilaian terakhir yang diamati oleh panelis.
Penilaian keseluruhan dapat dikatakan
Rasa
merupakan gabungan dari yang tampak seperti
Rasa merupakan salah satu faktor
warna, aroma rasa dan kekentalan
sensori yang penting dalam penerimaan produk
(Triyono,2010). Hasil Penilaian organoleptik
pangan. Hasil dari analisis sidik ragam

14 Sagu 12 (2): 2013


NOVIAR HARUN, RAHMAYUNI DAN YUCHA EKLESIA SITEPU

terhadap penilaian keseluruhan susu kelapa dan lama fermentasi berpengaruh nyata
fermentasi kacang merah dengan penambahan terhadap nilai pH dan total asam tertitrasi serta
gula kelapa dan lama fermentasi, setelah penilaian organoleptik. Namun interaksi antara
dilakukan analisis secara statistik non gula kelapa dan lama fermentasi tidak
parametrik memberikan pengaruh nyata memberikan pengaruh nyata terhadap pH, total
(P<0,05) terhadap penilaian keseluruhan susu asam tertitrasi, total bakteri asam laktat dan
fermentasi kacang merah. Rata-rata penilaian kadar protein. Hasil evaluasi mutu susu
organoleptik terhadap penilaian keseluruhan fermentasi kacang merah yang dihasilkan
dapat dilihat pada Gambar 4. menunjukkan perlakuan G3T1 (Gula kelapa
5
9% dan lama fermentasi 16 jam) menghasilkan
3.96 4
4 3.52 3.72 3.36 3.2 3.48
susu fermentasi kacang merah dengan kualitas
3 2.96 2.64 terbaik dan telah memenuhi standar SNI.
2
1
DAFTAR PUSTAKA
0
T1 (16 jam) T2 (18 jam) T3 (20 jam)
Anonim. 2009. Minuman Susu Fermentasi
G1 (3%) G2 (6%) G3 (9%) Berperisa. Badan Standarisasi Nasional
Indonesia 7552:2009, Jakarta.
Gambar 4. Rata-rata penilaian Andarwulan, N., F. Kusnandar dan Herawati.
organolepti keseluruhan 2011. Analisi Pangan. Dian Rakyat.
Jakarta.
Rata-rata penilaian panelis terhadap Astawan, M. 2007. Brem. (http://
penilaian keseluruhan minuman susu fermentasi cybermed.cbn.net). Diakses 13
kacang merah berkisar antara 2,64-4,00 (antara Desember 2012.
suka dan tidak suka hingga suka). Secara Connes C, Silvestron A, Leblanc JG, Juillard
keseluruhan pengaruh penambahan gula kelapa dan V, Savoy de Giori, G, Sesma F, Piard
lama fermentasi berpengaruh terhadap penilaian JC. 2004. Towards probiotic lactic acid
keseluruhan oleh panelis. Semakin banyak gula bacteria strains to remove raffinose-type
kelapa yang ditambahkan dan semakin lama sugars present in soy-derived product.
fermentasi maka semakin tinggi tingkat kesukaan Review. INRA. EDP Science.
panelis terhadap penilaian keseluruhan susu Fardiaz, S. 1992. Analisa Mikrobiologi Pangan.
fermentasi kacang merah. Penilaian keseluruhan PT. Raja Grafindo Persada, Kerjasama
terhadap susu fermentasi kacang merah dipengaruhi dengan PAU antar Universitas Pangan dan
oleh warna, aroma dan rasa. Hal ini sejalan dengan Gizi. IPB. Bogor.
pendapat Triyono (2010) menyatakan bahwa Gianti, I dan H. Evanuarini. 2011. Pengaruh
penilaian keseluruhan dapat dikatakan gabungan penambahan gula dan lama penyimpanan
dari yang tampak seperti warna, aroma, rasa dan terhadap kualitas fisik susu fermentasi.
kekentalan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak,
Secara keseluruhan produk minuman volume 6 (1):28-33.
fermentasi dengan penambahan gula kelapa dan Kumala, N., Setyaningsih, R., dan A.
lama fermentasi disukai oleh panelis. Perbedaan Susilowati. 2004. Pengaruh Konsentrasi
rasa suka ataupun tidak suka oleh panelis adalah Susu Skim dan Madu terhadap Kualitas
tergantung kesukaan panelis terhadap masing- Hasil Yogurt Kedelai (Glycine max (L.)
masing perlakuan dengan penambahan pemanis Merr.) dengan Inokulum Lactobacillus
yang berbeda, sebab tingkat kesukaan terhadap casei. Universitas Sebelas Maret.
suatu produk adalah relatif (Triyono, 2010). Kunaepah, U. 2008. Pengaruh lama fermentasi
dan kosentrasi glukosa terhadap aktivitas
KESIMPULAN antibakteri, polifenol total dan mutu kimia
Berdasarkan hasil dari penelitian ini kefir susu kacang merah. Tesis.
dapat disimpulkan bahwa penambahan gula Universitas Diponegoro. Semarang.

Sagu 12 (2): 2013 15


Penambahan Gula Kelapa dan Lama Fermentasi Terhadap Kualitas Susu Fermentasi Kacang Merah

Lawless, H.T and H. Heymann. 2010. Sensory Smit, G., B. A., Smit, W. J. M. Engels. 2005.
Evaluation of Food. Springer. New York. Flavor formation by lactic acid bacteria
Meilgaard, M., G. V. Civille dan B. T. Carr. and biochemical falvor proffiling of
1999. Sensory Evaluation Techniques. chesese product. Microbiology Reviews,
CRC Press. New York. 29(3):591-610.
Muchtadi, T.R., Sugino, dan S. Ayustaningwarno. Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1997.
2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Prosedur Analisis Bahan Makanan dan
Alfabeta. Bandung. Hasil Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
Nurhayati. 1996. Mempelajari kontribusi flavor Tjahjaningsih, J. 1996. Evaluasi daya simpan dan
gula merah pada pembentukan flavor preferensi berbagai macam gula merah
kecap manis. Skripsi. Departemen Ilmu palma tradisional dari beberapa daerah
dan Teknologi Pangan. IPB, Bogor. potensi produksi dikaresidenan banyumas.
Nurhayati, O. D. 2000. Faktor Manusia. Laporan Hasil Penelitian. Universitas
Program Studi Sistem Komputer. Jenderal Soedirman. Purwokerto. 74 hal.
Universitas Diponegoro. (Tidak dipublikasikan)
Nurlela, E. 2002. Kajian Faktor Yang Triyono, A. 2010. Mempelajari pengaruh
Mempengaruhi Pembentukan Warna maltodekstrin dan susu skim terhadap
Gula Merah. Skripsi. Departemen Ilmu karakteristik yoghurt kacang hijau
dan Teknologi Pangan. IPB, Bogor. (Phaseolus radiatus L.). Seminar
Rahman, A., S. Fardiaz, W.P. Rahaju, Rekayasa dan Proses. Universitas
Suliantari dan C.C. Nurwitri. 1992. Diponegoro. Semarang.
Bahan Pengajaran Teknologi Fermentasi Yusmarini dan R. Efendi. 2004. Evaluasi mutu
Susu. Pusat Antar Universitas Pangan soyghurt yang dibuat dengan
dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. penambahan beberapa jenis gula. Jurnal
Setyaningsih, D., A. Apriyantono dan M.P. Sari. Natur Indonesia. 6(2): 104-110 (2004)
2010. Analisis Sensori. IPB Press. Bogor.

16 Sagu 12 (2): 2013

You might also like