You are on page 1of 11

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS ALAT MUAT SEKELAS OHT CAT

777 DI PERTAMBANGAN BATUBARA DENGAN PENDEKATAN


QUALITY CONTROL CIRCLE

Arif Nuryono1), Didin Sjarifudin2), Qadhi Ahmad3)


1
Magister Teknik Industri, Teknik, Universitas Mercubuana
Alamat e-mail: arif.nuryono19@gmail.com

ABSTRACT
PT Riung Mitra Lestari trying to improve the main load tool off high way truck (OHT) from one of their
job site dari salah satu job site owned PT. RML, Job Site Krassi, North Kalimantan where data showed
gains in productivity tools primarily under standard load. In January August 2015 trend of
productivity gains is 83%. Krassi site that has the most difficult locations and conditions of 80% peat
land. With the location With a location 80% peat into one unique in handling dan its mining methods.
Research conducted using the QCC method to improved productivity mining equipment. Improvement
group is often called QCC uses severeal tools improvement and productivity improvement measures.In
the analysis of the probem or step 3 there are several causes at the root of the problem of inaccesibility
Cat hauler unit 777. In actual achievement prior to productivity improvement tool hauler Cat 777 is 78
bcm / hour of a target of 100 bcm / hour.In percentage only reaches 78% and the target after QCC
application is expected to reach 95%. Based on fishbone and pareto analysis major problem and the
dominant causes of the failure in the productivity tool loading and unloading is less good technique,
the second is the lack of a hard material that serves as mixing and blending. By making improvement
in loading technique and road repair there is productivity improvement 57,3 % dari from previous data
and 22,8 % improvement from target. The other factor that affected incapability of production is loss
time. After QCC improvement loss time decreased into 90,14 minutes per days from previously 227,14
minutes / days.

Keywords: Productivity, Mining, QCC, Pareto, Fishbone

1. PENDAHULUAN estimasi akurat dari pemanfaatan ini sangat


penting karena manajer tambang ingin
Bisnis dunia tambang saat ini sangat
memanfaatkan peralatan mereka seefektif
lesu, banyak faktor yang mempengaruhi
mungkin untuk mendapatkan kembali awal
kondisi saat ini. Selama beberapa dekade
investasi mereka serta mengurangi total biaya
terakhir, industri pertambangan permukaan
produksi [3].
telah difokuskan pada pemanfaatan ukuran,
Salah satu perusahaan kontraktor
kapasitas tinggi peralatan otomatis yang besar
tambang di Indonesia yang bergerak di bidang
untuk mendapatkan produksi yang lebih besar
usaha jasa pertambangan khususnya batubara
untuk memenuhi tuntutan pasar internasional.
yang menjadi obyek penelitian adalah PT RML.
Dalam rangka mencapai tingkat produksi yang
Perusahaan ini mempunyai kontrak kerja
tinggi dengan harga satuan yang rendah, maka
proyek penambangan batubara di 4 wilayah
perlu menggunakan peralatan seperti efektif
Kalimantan yaitu di wilayah Embalut (Kaltim)
mungkin [5]. Sehingga para pelaku usaha
dengan customer PT. Indo Tambangraya
jasa pertambangan mulai melakukan Megah, Tbk, di wilayah Krassi (Kaltara)
program efisiensi. Dalam rangka mencapai dengan customer PT Mandiri Inti Perkasa, di
tingkat produksi yang tinggi dengan harga wilayah Kutai Barat (Kaltim) dengan customer
satuan yang rendah serta efisien, maka para PT. Trubaindo Coal Mining dan di Wilayah
pelaku tambang (kontraktor) perlu Rantau (Kalsel) dengan customer PT Hasnur
menggunakan peralatan seefektif dan se- Energy. PT. Riung Mitra Lestari saat ini
produktif mungkin. Pertambangan adalah menghadapi tantangan yang cukup berat untuk
industri padat modal yang sangat, dan diketahui bisa berkembang ataupun hanya bisa bertahan
fakta bahwa pemanfaatan peralatan dan di dalam usaha jasa pertambangan khusus

Peningkatan Produktivitas (Arif N, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 136
batubara di Indonesia ini, yang saat ini sedang job site yang dimiliki oleh PT. RML yaitu Job
lesu dan ditambah lagi adanya tantangan Site Krassi, Kalimantan Utara menunjukkan
dengan banyaknya PHK massal karyawan pencapaian produktivitas alat muat utamanya
tambang. Output dari industri pertambangan dibawah standar. Pada bulan Januari Agustus
Afrika Selatan cukup rendah sebelumnya pada 2015 trend pencapaian produktivitas adalah
2012 dan tapi beberapa tahun terakhir 83% (Data Moco RML 2015). Kerugian
mengalami penurunan lebih besar dari 20% kecepatan dianggap tergantung pada banyak
dalam produktivitas keseluruhan dari beberapa faktor termasuk karakteristik jalan angkut,
operasi global [14]. Pendekatan ini meskipun karakteristik truk dan kemampuan operator
upaya berkelanjutan untuk meningkatkan yang sejalan dengan temuan [11]. Cycle time
profitabilitas dan sifat kompetitif dari operasi dan jumlah siklus adalah variabel acak yang
ini menggunakan metodologi perbaikan bisnis bergantung pada beberapa faktor, seperti
yang berbeda seperti Continuous Improvement ketersediaan dump truk, kualitas performance
(CI), Total Quality Management (TQM), Six mesin, kondisi cuaca, pengeboran dan
Sigma, Biaya Berdasarkan, Teori Kendala peledakan kinerja, keterampilan operator dan
(TOC), Bisnis proses Manajemen (BPM) dan operator kelelahan [10]. Penelitian ini
Business Process Re-engineering (BPR), [14]. mengambil lokasi di site Krassi Kalimantan
Dalam dunia ekonomi yang sangat kompetitif Utara karena diantara 4 site lokasi
saat ini, produktivitas yang maksimal akan penambangan PT. RML hanya site Krassi yang
memainkan peranan kunci dalam kelangsungan memiliki lokasi paling sulit dan kondisi
hidup dan kemajuan hampir setiap industri [6]. lahannya 80% gambut. Dengan lokasi yang
Dalam operasi pertambangan permukaan, 80% gambut menjadi sebuah keunikan
bahan sistem penanganan terdiri dari pemuatan, tersendiri dalam penanganan dan metode
pengangkutan dan pembuangan. Sistem shovel- penambangan-nya. Truck yang digunakan
truck yang paling umum di penambangan dalam penambangan terbuka sebagai alat
terbuka [12].
pengangkutan utama. Kinerja dan produksi
truck dapat mengontrol total output operasi
Dalam rangka mencapai visi dan misi
serta excavator. Seperti dikatakan sebelumnya
yang telah ditetapkan perusahaan, yaitu
bahwa klasifikasi lost time untuk truk juga
menjadi kontraktor tambang yang handal dan
berbeda [3]. Terkait dengan produktivitas,
efisien maka perusahaan harus melakukan
beberapa parameter bisa di lakukan dengan
upaya-upaya untuk meningkatkan revenue
melihat parameter Produksi dan cycle time.
dengan meningkatkan profit dan menekan cost,
agar dapat dicapai target produktivitas,
keselamatan kerja yang optimal, cost yang
2. TINJAUAN PUSTAKA
efisien dan profitabilitas yang optimal serta
iklim kerja yang kondusif pada saat sekarang 2.1. Pengenalan & Definisi Penambangan
maupun yang akan datang. Kerugian utama
dalam efektivitas adalah bagian yang dapat Penambangan atau eksploitasi adalah
melengkapi dan dikategorikan ke dalam tiga proses untuk menghasilkan / menambang hasil
kelas downtime, kecepatan dan kerugian bumi seperti minyak bumi, gas, batubara, bahan
kualitas [9]. Upaya-upaya untuk galian lain dan batuan dari kulit bumi yang
memaksimalkan produktivitas akan dapat telah diselidiki dan telah dipersiapkan.
meningkatkan produksi, sehingga pada Eksploitasi hanya dapat dilaksanakan atas dasar
gilirannya akan menghasilkan pengurangan pemilik Ijin Usaha Pertambangan (IUP). Secara
biaya, dan hal ini paling sering dilakukan oleh umum aktivitasnya adalah Land clearing & Soil
sistem fleet management [13]. Hilangnya Removal, Drill & Blast atau Ripping, Loading
ketersediaan peralatan yang terlibat kerugian & Hauling OB ( OB Removal ), Dumping OB,
dalam produksi baik dalam hal apapun terjadi Coal Expose ( Cleaning, Loading ), Coal Mine
kegagalan peralatan karena teknis atau alasan Hauling & ROM Stockpile, Coal
lain atau dalam kasus penghentian minor Transportation & Stockpile, Pit Service Activity
peralatan selama operasi [5]. ( Road Maintenance, Dewatering & Lighting
),Covering Soil (Sub soil dan top soil
Kinerja (performance) alat muat utama dilanjutkan dengan reklamasi)
yaitu off high way truck (OHT) dari salah satu

Peningkatan Produktivitas (Arif N, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 137
2.2. Loading & Hauling OB management [13]. Konsep Fleet Management
itu meliputi: 1. Productivity (Loading
Pertambangan adalah operasi serial Preparation & Material Inventory, Drill &
pengeboran-peledakan, pemuatan, Blast, Ripping). 2. Utilization (Shift
pengangkutan dan pembuangan. Karena itu, Preparation, Manpower Setting, Attendance
produksi peralatan yang digunakan dalam Ratio MP, Equipment Alocation). 3. Physical
setiap langkah tergantung pada produksi Availability (Ketersediaan equipment,
peralatan sebelumnya. Bahwa berarti Preventive & Predictive Maintenance).
pemanfaatan masing-masing peralatan Teknologi alat Shovel, dukungan dealer,
mempengaruhi orang lain [3]. kualitas maintenance dan keterampilan
Dalam penelitian ini di fokuskan pada operator dalam menggunakan mesin adalah
aktivitas Pemuatan dan Pembuangan OB (tanah empat faktor yang diketahui utama yang
penutup) atau pekerjaan loading dan hauling mempengaruhi availability [10]. 4. Safety &
OB. Pekerjaan ini meliputi: Health (Program dan budaya K3)

Excavating / Penggalian adalah penggalian Ada 4 kunci yang menjadi faktor untuk
adalah proses pekerjaan pengambilan material / meminimalkan biaya produksi: 1.
tanah untuk kemudian dibuang atau Meningkatkan Productivity. 2. Meningkatkan
dimanfaatkan dalam bentuk lainnya. Hal-hal Working-hours/jam operasi (Utilization,
yang mempengaruhinya: 1. Tanah biasa: proses Availability). 3. Meningkatkan Out-put
pekerjaan dapat dilakukan langsung, yaitu (Jumlah Produksi). 4. Mengurangi Input
dimuat. 2. Tanah keras: melalui proses ripping (Jumlah Equipment). Availability dan
kemudian penumpukan dan pemuatan. 3. Tanah Utilization (ketersediaan & pemanfaatan)
terlalu keras, tidak mampu di ripping sehingga adalah indikator kinerja utama dari peralatan.
harus memalui proses peledakan (blasting), Indikator ini di pengaruhi oleh beberapa
selanjutnya pemuatan. indikator lain yaitu: pertama, Operational
Availability (terkait dengan pengoperasian
Pemuatan (Loading) adalah proses suatu peralatan atau sistem) [8].
pengambilan material oleh alat muat Produksi adalah: tingkat pencapaian
(excavator) untuk dipindahkan ke alat angkut. hasil produksi alat-alat berat atau tingkat
Contoh alat-alat muat: Excavator Back Hoe, pencapaian hasil alat berat yang dinyatakan
Shovel, Drag Line, Wheel Loader dll. dalam satuan volume (m3) atau berat (ton)
Produktivitas adalah: tingkat pencapaian hasil,
Pengangkutan (Hauling) adalah berupa volume (m3) dalam satuan waktu
pengangkutan material tanah oleh alat angkut tertentu. Yang di rumuskan dalam:
(Dump Truck-OHT, Motor Scrapper, and
Wheel Loader Load & Carry) atau dengan
=
Bulldozer: direct dozing jarak kurang dari 50
meter. Faktor terpenting dalam proses kegiatan
pengangkutan adalah jalan angkut. Sehingga =
diperlukan sistem pengelolaan tersendiri, yaitu: (1)
konstruksi, perawatan dan pemiliharaan jalan. Perbandingan antara actual produksi dengan
potensi rata-rata produksi dari peralatan
2.3. Produktivitas Alat Hauling tambang disebut Production index. Production
2.3.1. Produksi dan Produktivitas Index adalah indikator lain pada industry
tambang yang mengontrol hari demi hari, shift
Fleet Management merupakan suatu demi shift operasional tambang [8].
konsep untuk mengatur dan menjalankan
aktivitas penambangan yang berorientasi 2.3.2. Taksiran Produktivitas Dump Truck
kepada pencapaian Gross Profit yang OHT (Off Highway Truck)
maksimal. Upaya-upaya untuk memaksimalkan
produktivitas akan dapat meningkatkan Beberapa aspek penting dalam
produksi, sehingga pada gilirannya akan perhitungan taksiran pemindahan tanah
menghasilkan pengurangan biaya, dan hal ini mekanis ini adalah : jenis/tipe alat, spesifikasi
paling sering dilakukan oleh sistem fleet dan fungsi alat. Dalam hal ini perhitungan akan

Peningkatan Produktivitas (Arif N, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 138
dibatasi pada tipe dan jenis alat dalam Produksi per waktu =
penelitian ini : Dump truck - OHT, proses Prod per trip x trip per satuan waktu x Fk
pengangkutan (2)

Keterangan
Fk = Faktor Koreksi

Gambar 1 Proses Pengangkutan OB


Sumber : Modul Pelatihan PT. RML

Formulasi :
/ 0 12 0 34 / 0 12 0 34
-. = = (3)
/5 6787-89-85:85;

/ 0 12 0 34
-. = ? ? (4)
<= 0 /5>8< 8 85:85;>
@: @;

Keterangan :
TP = Kapasitas produksi
C = Capacity Vessel LCM / ton
Bila menggunakan pay load PL = ton maka harus dikalikan berat jenis material = bd
= ton/m3.
FK = Faktor koreksi (Skill Operator & Operation condition )
Ct = Cycle time per rit dump truck
n = Jumlah rit pemuatan / loading truck
ct = Cycle time per rit shovel
J = Jarak angkut dump truck
V1 = Kecepatan angkut
V2 = Kecepatan kembali
T1 = Waktu dumping
T2 = waktu atur posisi muat.

2.4. Penelitian Sebelumnya penggunaan alat berat pada pelaksanaan harus


diperhitungkan agar penggunaannya dapat
Dalam penelitian yang dilakukan optimal, yaitu mencapai biaya minimum tanpa
Qariatullailiyah dan Indryani (2013) yang lain mengabaikan target waktu pelaksanaan
terkait produktivitas dump truck di sebuah pekerjaan. Adapun dalam menentukan biaya
aktivitas pemuatan dan pengangkutan tanah di minimum dapat dianalisa dengan teknik
proyek Grand Island Surabaya, bahwa pemrograman matematik, salah satunya dengan

Peningkatan Produktivitas (Arif N, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 139
program linier yang menggunakan metode menyebabkan pengurangan biaya
simpleks. Teknik ini sangat berguna dalam pemeliharaan, peningkatan dalam keandalan
pencarian solusi terbaik suatu fungsi dengan dan ketersediaan peralatan, peningkatan moral
lebih dari dua variabel di bawah kendala yang dan pengembangan rasa dinamika tim di antara
ada.Program linier merupakan metode karyawan, yang terbukti bermanfaat bagi
matematik yang mengalokasi sumber daya karyawan dan organisasi secara semua.
yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan
seperti memaksimumkan keuntungan dan 3. METODOLOGI PENELITIAN
meminimumkan biaya. Dalam proses improvement
Penelitian yang dilakukan [15], terkait produktivitas alat hauler di pengaruhi oleh
peningkatan produktivitas alat, bahwa metode beberapa faktor diantaranya terkait dengan
yang tepat dilakukan adalah menggunakan cycle time alat hauler dan jumlah produksi yang
kelompok improvement yang sering disebut di angkut oleh hauler. Penelitian ini
QCC. Artinya menggunakan beberapa tools menggunakan metode QCC dalam peningkatan
dan langkah peningkatan produktivitas.
produktivitas OHT 777. Dalam hal ini
Walaupun bukan dalam konteks alat
pertambangan tapi metode ini dapat di gunakan menganut kaidah 8 langkah dan 7 tools.
untuk mencapai optimum performance alat. Secara diagram metode QCC dapat
Hasil yang di peroleh dari penelitian ini adalah digambarkan secara singkat sebagai
bahwa teknik QCC terbukti sangat efektif untuk
masalah yang dipilih oleh industri powder
berikut :
coating. Optimasi konsumsi gas di tungku

Gambar 2 Delapan Langkah Improvement (Sumber: Modul New QC PT RML)

Rancangan penelitian untuk peningkatan berdua yang akan menentukan dan memilih
improvement ini mengacu pada delapan para anggota yang di sesuaikan dengan
langkah improvement. Tahapan pertama kompetensi dan bagian tugas-nya.
dalam penelitian ini adalah menentukan Kemudin menentukan tema, menentukan
tema dan analisa situasi. Dalam langkah 1 nama grup, menentukan batasan masalah
ini objective yang harus di dapat adalah dan mengumpulkan data.
melakukan pembentukan team QCC. Langkah kedua adalah menetapkan
Dalam pembentukan team harus ada QC target pencapaian improvement-nya.
leader dan QC Facilitator. Dimana mereka Dalam langkah ini sasarannya adalah

Peningkatan Produktivitas (Arif N, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 140
menentukan kinerja saat ini dan Langkah kelima adalah langkah
menetapkan target kinerja. Penetapan target implementasi ide-ide perbaikan. Dalam
menggunakan metode SMART ( Specifik, implementasi ide perbaikan tidak
Measureable, Achiaveable, Realistic, dan menggunakan tools atau teknik dalam
Timeable). Walaupun secara metode seven tools, karena sifatnya penerapan atau
tersebut dapat di jelaskan secara teori, tindakan nyata dari sebuah rencana
namun untuk mendukung metode tersebut perbaikan. Sehingga sasaran utama dari
minimal ada beberapa pendekatan yang langkah lima adalah diskripsi langkah-
harus di lakukan. Pendekatan pertama langkah perbaikan. Hal yang perlu di
adalah benchmarking ke pelaku tambang perhatikan dalam langkah lima adalah
lain terkait kondisi lokasi dan area yang urutan langkah-langkah yang harus
sejenis. Kedua melakukan analisa data saat dilakukan.
ini, kapan dan berapa pencapaian terbaik Langkah keenam adalah evaluasi
selama 6 bulan terakhir. Ketiga melakukan hasil. Dalam langkah ini obyektif yang
simulasi optimasi produksi, pada nilai atau diharapkan adalah membandingkan
angka berapa yang optimum agar target sebelum dan sesudah perbaikan. Tools yang
dikatakan layak atau feasible. Keempat digunakan dalam langkah ini adalah
membuat peramalan / forecasting selama 1 histogram, pareto dan control chart. Dalam
tahun menggunakan moving average atau membandingkan hasil perbaikan, target
teknik forecasting yang lain. pencapain juga di munculkan untuk melihat
Langkah ketiga adalah menganalisa seberapa besar prosentase pencapaiannya.
faktor penyebab dan menentukan penyebab Sehigga saat kita membandingkan sebelum,
yang paling dominan. Dalam analisa target dan setelah perbaikan harus melihat
masalah obyektif yang di capai adalah prosentase pencapaian. Jika pencapaian
menentukan sumber penyebab utama dan dari sebelumnya bernilai positif, maka hasil
menentukan sumber masalah yang paling perbaikan dapat dikatakan efektif. Tapi jika
dominan. Sehingga untuk mendapatkan prosentase hasil perbaikan bernilai negatif
kedua hal itu di perlukan alat atau tools. berarti tidak ada improvement dan
Tools yang digunakan adalah fishbone cenderung salah analisa. Oleh sebab itu
diagram atau diagram sebab akibat. Selain harus kembali ke langkah 3 untuk
itu juga menggunakan tools diagram menganalisa masalah dan penyebab
pareto. Diagram ini berfungsi untuk melihat dominan.
faktor atau penyebab yang paling dominan. Langkah ketujuh adalah langkah
Langkah keempat adalah mencari penetapan standarisasi, dimana dalam
ide-ide perbaikan. Dimana langkah ini langkah ini obyektif yang diharapkan
secara obyektifnya adalah mencari ide-ide adalah pembuatan standard an bagaimana
perbaikan atau penanggulangan dan rencana pencegahan agar tidak terulang
memilih ide-ide perbaikan. Teknik atau kembali. Biasanya dalam langkah ini
tools yang digunakan dalam langkah ini dibuatnya sebuah prosedur baru atau SOP
adalah metode 5W2H. Teknik 5W2H baru. Sehingga hal ini menjadi dasar yang
artinya singkatan dari WHAT, WHY, kuat untuk menjalankan secara konsisten.
WHO, WHEN, WHERE, HOW, HOW Langkah kedelapan adalah langkah
MUCH. Artinya What sebagai sumber untuk menentukan langkah berikutnya.
penyebab, Why sebagai alasan penyebab, Dimana langkah ini akan berhubungan
Who sebagai orang yang bertanggung dengan langkah pertama menentukan tema
jawab, When sebagai waktu pelaksanaan, dan judul. Karena langkah ini memang
Where sebagai tempat/lokasi, How sebagai obyektifnya adalah menentukan tema atau
ide-ide / solusi perbaikan, How Much judul berikutnya untuk menjalankan
sebagai biaya yang dibutuhkan. continuous improvement. Sehingga tools
yang di gunakan mirip dengan tools pada

Peningkatan Produktivitas (Arif N, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 141
langkah pertama yaitu pareto dan setiap tahun ada lembaga yang sering
brainstorming. melakukan konvensi terkait GKM ini.
Kedelapan langkah ini sering
disebut sebagai langkah-langkah kaizen 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
atau metode 8 langkah dan 7 tools ( QCC ).
Metode ini cukup efektif dalam Dalam analisa masalah atau langkah 3
memecahkan dan menyelesaikan masalah. ada beberapa penyebab yang menjadi akar
masalah dari ketidaktercapaian produktivitas
Dalam beberapa event di dunia industry
unit hauler Cat 777. Secara actual pencapaian
QCC sering di lombakan dan menjadi ajang sebelum dilakukan improvement produktivitas
saling sharing dan tukar pikiran. Di alat hauler Cat 777 adalah : 78 bcm/jam dari
Indonesia lebih dikenal dengan istilak target 100 bcm/jam. Secara prosentase hanya
GKM ( Gugus Kendali Mutu ). Dimana mencapai 78%.
100.00

100
100

100

100
80.00

Prod'ty (Bcm/jam)
78.00

60.00
79.00

75.00

80.00
40.00

20.00

0.00

Jan Feb Mar Apr


BULAN
Plan Aktual

Gambar 3 Data Pencapaian produktivitas Jan-Apr 2015

Target yang akan di capai pada improvement Penyebab-penyebab utama dari


ini adalah 95% atau sekitar 95 bcm/jam. Hal ini ketidaktercapaian produktifitas truck Cat 777
didasarkan pada pencapaian terbaik di bulan dapat di gambarkan dalam diagram fishbone di
Agustus 2015. Jadi secara prosentase team bawah ini :
QCC ini akan menargetkan ada kenaikan
sekitar 17% dari actual nya.

Gambar 4 Fishbone Diagram (Sumber: Modul New QC PT RML)

Akar-akar masalah yang ada jika di paling dominan atau masalah yang paling
analisa lebih dalam, ada akar masalah yang berpengaruh. Dalam menganalisa masalah yang

Peningkatan Produktivitas (Arif N, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 142
paling dominan menggunakan diagram pareto. pencampur atau blending. Pengukuran problem
Karena diagram pareto menunjukkan masalah di konversikan kedalam waktu hilang atau loss
yang paling berpengaruh atau dominan dengan time selama 1 hari. Dimana satuannya adalah
rumusan 80:20. Diagram pareto nya di menit per hari. Sehingga dalam konteks ini
tunjukkan gambar 5. perbaikan yang harus dilakukan terkait dengan
Ditunjukkan dalam diagram pareto menghilangkan waktu hilang karena masalah-
gambar 6, yang menjadi problem utama dan masalah yang ada di penyebab dominan. Data
penyebab dominan ketidaktercapaian dibawah di ambil pada bulan Mei tahun 2015.
produktivitas alat muat adalah teknik loading Yang sebelumnya data pencapaian
kurang baik, yang kedua adalah kurangnya produktivitas diambil pada bulan Jan April
material keras yang berfungsi sebagai 2015. Lihat data dibawah ini.

350
350 300
300
240
250 200
180 180
200
140
150
100
50
0
Teknik Material Program Landasan Pengawa Operator Drainase
loading keras EPP jalan s kurang kurang tidak
kurang kurang kurang lembek peduli peduli terbentuk
baik
Menit/hari 350 300 240 200 180 180 140

Gambar 5 Data Pareto Penyebab Dominan

Setelah di ketahui beberapa masalah yang dominan team QCC harus membuat ide perbaikan dan
implementasi ide-ide perbaikan. Tabel di bawah ini menunjukan ide-ide perbaikan dan implementasi
hasil perbaikan.

Tabel 1 Alternatif Solusi dan Judgement


Problem Alternatif Solusi
No Analisis
What How
Cost Activity Time Kualitas Support Judge
1 Teknik loading kurang baik Melakukan teknik double bench loading - Mudah Cepat Baik Setuju OK
Mencari material keras ke lokasi lain (
2 Material keras kurang Rp. 50.000.000 Sulit lama Baik Setuju NOK
tambang lain)
3 Program EPP kurang Personal contact dan refresh - Mudah cepat Baik Setuju OK
Menggali sampai ketemu material keras dan
4 Landasan jalan lembek Rp. 3.000.000,- Mudah cepat Baik Setuju OK
timbun dengan material keras
5 Pengawas kurang peduli Membuat standar inspeksi harian pengawas - Mudah cepat Baik Setuju OK
6 Operator kurang peduli Melakukan monitor per jam oleh pengawas - Mudah cepat Baik Setuju OK
7 Drainase tidak terbentuk Merancang sistem drainase ke arah sump Rp 1.000.000 Mudah cepat Baik Setuju OK

Dari data dan alternatif solusi diatas ada satu rekomendasi. Secara brainstorming team QCC
solusi yang sulit dan mungkin akan memutuskan untuk biaya yang muncul diatas
membutuhkan cost yang cukup besar. Sehingga 10 juta rupiah tidak di rekomendasi dalam
untuk implementasi pelaksanaan belum di pelaksanaan ide-ide perbaikan ini.

Peningkatan Produktivitas (Arif N, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 143
Tabel 2 dibawah ini adalah hasil implementasi
perbaikan terkait dengan problem produktivitas
alat muat OHT 777 di lahan gambut.

Tabel 2 Hasil Implementasi Perbaikan

No Problem HASIL
What How
1 Teknik loading kurang baik Melakukan teknik double bench loading Cycle time loading lebih cepat
2 Program EPP kurang Personal contact dan refresh Operator paham cara loading yang benar
Menggali sampai ketemu material keras dan
3 Landasan jalan lembek Jalan hauling standar dan cycle time hauler cepat
timbun dengan material keras
4 Pengawas kurang peduli Membuat standar inspeksi harian pengawas Pengawas dapat data up to date
5 Operator kurang peduli Melakukan monitor per jam oleh pengawas Operator melapor tiap jam sekali
6 Drainase tidak terbentuk Merancang sistem drainase ke arah sump Penyaliran air menuju ke sump

Setelah di lakukan perbaikan-perbaikan data hilang. Sehingga loss time setelah perbaikan
pareto terkait dengan penyebab dominan berubah, lihat tabel 3 Penyebab Dominan
menjadi berubah sesuai dengan waktu yang setelah perbaikan

Tabel 3 Hasil Analisa Penyebab Dominan setelah Perbaikan

Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan


NO PROBLEM
(menit/hari) (menit / hari )
1 Material keras kurang 300 300
2 Program EPP kurang 240 120
3 Teknik loading kurang baik 350 98
4 Landasan jalan lembek 200 58
5 Pengawas kurang peduli 180 25
6 Operator kurang peduli 180 20
7 Drainase tidak terbentuk 140 10

Jika kita data analisa diatas terjadi penurunan waktu hilang dari ketujuh masalah di atas. Dan terjadi
perubahan pareto masalah terkait problem produktivitas alat muat. Secara diagram pareto dapat
digambarkan sbb :

300
300
250
200
150 120
98
100 58
25 20 10
50
0
Materia Progra Teknik Landasa Pengaw Operat Drainas
l keras m EPP loading n jalan as or e tidak
kurang kurang kurang lembek kurang kurang terbent
baik peduli peduli uk
Loss time (menit/hari) 300 120 98 58 25 20 10

Gambar 6 Pareto Masalah Setelah Perbaikan

Peningkatan Produktivitas (Arif N, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 144
Pada langkah 5 membandingkan produktivitas sebelum perbaikan dan setelah perbaikan dapat di
ilustrasikan seperti gambar dibawah ini.

150.00

125.40
117.60

145.70
100.00

Prod'ty (Bcm/jam)
102.50

100
100

100

100
50.00

0.00

Juni Juli Agustus Sept


BULAN Plan Aktual

Gambar 7 Pencapaian Produktivitas Setelah Perbaikan ( Juni Sept 2015 )

Diagram di bawah ini adalah perbandingan aktual sebelum perbaikan. Jika dibandingkan
antara sebelum perbaikan dan setelah dengan target yang di tetapkan oleh team QCC
perbaikan. Terjadi peningkatan 57,3 % dari adalah ada kenaikan 22,8%.

122.8
150 100
78
100

50

0
SEBELUM TARGET SETELAH
PERBAIKAN PERBAIKAN
Produktivitas (Bcm/jam) 78 100 122.8

Gambar 8 Perbandingan Pencapaian Produktivitas

5. KESIMPULAN loading dan perbaikan jalan maka


Dari problem-problem yang sudah di terjadi peningkatan produktivitas
inventarisir team QCC yang bertujuan untuk 57,3 % dari data sebelumnya. Dan
peningkatan produktifitas dapat di simpulkan terjadi peningkatan 22,8 % dari
sbb : target yang di tetapkan
- Faktor yang paling mempengaruhi
- Produktivitas alat muat di pengaruhi
ketidaktercapaian produktifitas
oleh beberapa faktor diantaranya
adalah loss time akibat beberapa
yang paling dominan adalah teknik
faktor. Loss time yang terjadi
pengoperasian dan medan kerja
setelah perbaikan menjadi 90,14
terkait dengan jalan hauling.
menit per hari dari sebelumnya
- Perbaikan yang dilakukan dengan
227,14 menit / hari
melakukan perbaikan teknik

Peningkatan Produktivitas (Arif N, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 145
6. DAFTAR PUSTAKA
2459, ISO 9001:2008 Certified Journal,
[1] PT. RML, 2011, Modul Pelatihan Aplikasi Volume 5, Issue 7
Alat Berat di Pertambangan, Edisi 1- [9] Pintelon, L., Gelders, L., and Puyvelde,
2011, Bekasi Jawa Barat F.V., 2000, Maintenance Management,
[2] PT. RML, 2013, Modul Pelatihan New QC Acco, Leuven, Belgium.
Leader, Edisi 1-2013, Bekasi Jawa [10] Dindarloo, S.R., Osanloo, M., and
Barat Frimpong, S., 2015, A stochastic
Komatsu, 2010, Specification
simulation framework for truck and
Handbook, edisi 29, Japan
[3] Elevli, S., and Elevli, B., 2010, shovel selection and sizing in open pit
Performance measurement of mining mines, Journal of the Southern African
equipments by utilizing OEE, Acta Institute of Mining and Metallurgy, Vol.
Montanistica Slovaca, Vol. 15, No. 2, pp. 115, No. 3, pp. 209-219.
95-101. [2]
[11] Doktan M. (2001). Impact of Blast
[4] Norden, C., and Ismail, J., 2012, Defining
Fragmentation on Truck Shovel Fleet
a representative overall equipment
Performance. Proceedings of 17th
effectiveness (OEE) measurement for
International Mining Congress and
underground bord and pillar coal
Exhibition of Turkey (IMCET): 375-379
mining, Journal of the Southern African
[12] Ram Prasad Choudhary, 2015,
Institute of Mining and Metallurgy, Vol.
Optimization Of LoadHaulDump
112, No. 10, pp. 845-851 Mining System By Oee And Match
[5] Waqas, M, 2013. Measuring Performance Factor For Surface Mining,
of Mining Equipments Used in Cement International Journal of Applied
Industry by Using Overall Equipment Engineering and Technology ISSN:
Effectiveness (OEE). MSc. Thesis, 2277-212X (Online) An Open Access,
Department of Mining Engineering, Online International Journal Available
University of Engineering &
2015 Vol. 5 (2) April-June, pp. 96
Technology, Lahore, Pakistan. [13] Nel S, Kizil MS and Knights P (2011).
[6] Tomlingson, P.D., 2010, Equipment Improving Truck-Shovel Matching, 35th
Management: Key to Equipment APCOM Symposium, Wollongong,
Reliability and Productivity in Mining, NSW 381-391.
2nd Edition, Society for Mining, [14] Claassen, J.O., Laurens, P.G. and Van der
Metallurgy & Exploration Inc., Littleton, Westhuizen, W.A. Improvement and
CO. optimisation methodologies in the
[7] Tomlingson, P.D., 2014, Maintenance in South African mining industry. SAIMM
Transition: The Journey to World Class Journal. Under review. submitted June
Maintenance, Independent Publisher 2012.
Services. [15] ShantanuWelekar, ShantanuKulkarni,
[8] Mousa Mohammadi, Piyush Rai, Suprakash 2013, Quality Circle To Improve
Gupta, 2015, Performance Measurement Productivity, International Journal of
of Mining Equipment, International Engineering Research and Applications
Journal of Emerging Technology and (IJERA) ISSN: 2248-9622, Vol. 3,
Advanced Engineering ; ISSN 2250- Issue 2

Peningkatan Produktivitas (Arif N, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 146

You might also like