Professional Documents
Culture Documents
Kelas : 1D
No : 33
http://www.scribd.com/doc/94310919/Hak-Orang-Yang-Akan-Meninggal
Hak-hak terhadap wanita Hamil
Wanita hamil termasuk dalam kategori kelompok khusus karena pada saat
wanita mengalami kehamilan terjadi berbagai perubahan fisik maupun psikologis.
Hak-hak yang dimiliki wanita hamil adalah sebagai berikut :
1. Wanita hamil berhak memperoleh informasi tentang obat yang diberikan
kepadaanya dan pelaksanaan prosedur oleh petugas kesehatran yang
merawatnya, terutama yang berkaitan dengan efek-efek yang mungkin
secara langsung maupun tidak langsung, resiko bahaya yang mungkin
terjadi pada diri atau bayinya selama masa kehamilan, melahirkan dan
laktasi.
2. Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal yang
menyangkut persiapan kelahiran dan cara-cara mengatasi
ketidaknyamanan dan stress serta informasi sedini mungkin tentang
kehamilan.
3. Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang obat-obatan
yang diberikan kepadannya serta pengaruhnya secara langsung maupun
tidak langsung terhadap bayi yang dikandungnya.
4. Wanita hamil yang akan dioperasi sesar, sebaiknya diberi premedikasi
sebelum operasi.
5. Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang pengaruh
terhadap fisik, mental, maupun neurologis terhadap pertumbuhan bayinya.
6. Wanita berhak untuk mengetahui nama obat dan nama pabriknya, bila
diperlukan, sehingga dapat memberikan keterangan kepada petugas
kesehatan yang profesional bila terjadi reaksi terhadap tekanan dari pihak
lain.
7. Wanita hamil berhak untuk membuat keputusan tentang diterima atau
ditolaknya suatu terapi yang dianjurkan setelah mengetahui kemungkinan
risiko yang akan tejadi pada dirinya tanpa tekanan dari pihak lain.
8. Wanita hamil berhak untuk mengetahui nama dan kualifikasi orang yang
memberikan obat atau melakukan prosedur selama melahirkan.
9. Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang keuntungan
suatu prosedur bagi bayi dan dirinya sesuai indikasi medis.
10. Wanita hamil berhak untuk didampingi oleh orang yang merawatnya
selama dalam keadaan stress persalinan.
11. Setelah melakukan konsultasi medis, wanita hamil berhak untuk memilih
posisi melahirkan yang tidak menimbulkan stress bagi diri sendiri maupun
bayinya.
12. Wanita hamil berhak untuk meminta agar perawatan bayinya dilakukan
suatu kamar dengannya, bila bayinya normal dan dapat memberi minum
bayinya sesuai kebutuhan, dan bukan menurut aturan rumah sakit.
13. Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang orang yang
menolong persalinanya serta kualifikasi profesionalnya untuk kepentingan
surat kelahiran.
14. Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang kondisi diri
sendiri dan bayinya yang dapat menimbulkan masalah atau penyakit
dikemudian hari
15. Wanita hamil berhak atas dokumen langkap tentang diri dan bayinya,
termasuk catatan perawat yang disimpan selama kurun watu tertentu.
16. Wanita hamil berhak menggunakan dokumen medis lengkap, termasuk
catatan perawat dan bukti pembayaran selama dirawat di rumah sakit.
http://dicidonethic.blogspot.com/2011/04/hak-individu-yang-akan-meninggal.html
http://nursingflash.blogspot.com/2011/04/hak-hak-individu-dengan-retardasi.html
Nama : Novia Dewi Lestari
Kelas : 1D
No : 33
A. Pendekatan Teleologik
Contoh Kasus :
1. Seorang perawat yang harus menghadapi kasus kebidanan karena
tidak ada bidan dan jarak untuk rujukan terlalu jauh, dapat
memberikan pertolongan sesuai dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimilikinya demi keselamatan pasien.
2. Seorang anak mencuri untuk membeli obat ibunya yang sedang
sakit. Tindakan ini baik untuk moral dan kemanusiaan tetapi dari
aspek hukum tindakan ini melanggar hukum sehingga pendekatan
teleologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibatnya
suatu tindakan bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu.
B. Pendekatan Deontologik
Contoh Kasus :
1. Seorang perawat dihadapkan pada kondisi yang su;it, dimana
seorang pasien didiagnosa kanker darah putih (leukemia) stadium
akhir.dan harus segara diberi tahukan kepada pasien dan
keluarganya tentang penyakit yang diderita pasien. Dan dengan
berat hati perawat mengatakan hal itu, agar pasien dan keluarganya
bisa mengambil tindakan selanjutnya.
2. Jika seseorang diberi tugas dan melaksanakannya sesuai dengan
tugas maka itu dianggap benar, sedang dikatakan salah jika tidak
melaksanakan tugas.
C. Pendekatan Intiutionism
Contoh Kasus :
1. Seorang perawat sudah tentu mengetahui bahwa menyakiti pasien
merupakan tindakan yang tidak benar. Hal tersebut tidak perlu
diajarkan lagi kepada perawat karena sudah mengacu pada etika
dari seorang perawat yang diyakini dapat membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk untuk dilakukan.
http://hafikoandresni005.blogspot.com/2013/05/makalah-bioetika.html
Nama : Novia Dewi Lestari
Kelas : 1D
No : 33
Kode etik keperawatan di Indonesia telah disusun oleh Dewan Pinpinan Pusat
Persatuan Perawat Nasioanl Indonesia (DPP PPNI) melalui munas PPNI di Jakarta
pada tangal 29 November 1989.
2. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin
hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etika.
Kode etik keperawatan Indonesia : Terdiri dari 5 Bab, dan 17 pasal. yaitu:
1. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat
10. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik
terhadap informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan
integritas perawat
11. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga
masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan
nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan publik
ICN adalah suatu federasi perhimpunan perawat di seluruh dunia yang didirikan
pada tanggal 1 Juli 1899 oleh Mrs.Bedford Fenwich di Hanover Square, London
dan direvisi pada tahun 1973. Adapun kode etiknya adalah sebagai berikut :
Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman kerja, baik tenaga
keperawatan maupun tenaga profesi lain di keperawatan. Perawat dapat
melindungi dan menjamin seseorang, bila dalam masa perawatannya merasa
terancam.
http://thefuturisticlovers.wordpress.com/2011/08/08/etikakep-kode-etik-
keperawatan-ppni-ana-dan-icn/