Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Sumber daya adalah komponen penting dalam sebuah proyek dimana dapat mempengaruhi ketepatan
penyelesaian suatu proyek. Maka dengan itu perlu dianalisa seberapa besar pengaruh perenacanaan
dan pengadaan sumber daya terhadap jalannya suatu proyek. Penelitian dilakukan dengan membuat
perencanaan dan evaluasi proyek yang ditinjau dari sumber daya tenaga kerja lepas dengan studi
kasus Hotel Amaris Pettarani di Makassar dengan menggunakan MS. Project. Hingga tanggal 28
Desember 2013 (minggu ke-tujuhbelas) progress proyek adalah 22,7% atau terlambat 1,1% dari
progress planning seharusnya yang akan berakibat mundurnya durasi pelaksanaan proyek sebanyak
lima hari. Sehingga perlu adanya percepatan pada beberapa pekerjaan yang kritis yang akan
mempengaruhi kebutuhan sumber daya tenaga kerja lepas. Untuk mengatasi percepatan ini dapat
dilakukan dengan dua alternatif yaitu dengan melakukan penambahan tenaga kerja ataupun
dilakukan pekerjaan lembur. Mengingat ketersediaan tenaga kerja yang ada di lapangan sudah tidak
dapat dilakukan penambahan kembali, maka alternatif yang lebih direkomendasikan adalah
melakukan pekerjaan lembur tenaga kerja.
Pendahuluan
Di tengah-tengah sebuah negara berkembang dibutuhkan suatu tuntutan pembangunan yang dilakukan
untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah pusat
maupun daerah untuk mengembangkan daerahnya masing-masing dan mengenalkan daerahnya, salah
satunya dengan memanfaatkan kekayaan alam daerahnya sebagai objek wisata diamana objek wisata
ini dapat menjadi sumber penghasilan dan mata pencaharian penduduk setempat serta menjadi salah
satu sumber devisa untuk negaranya. Untuk memenuhi tuntutan tersebut banyak hal yang harus
dilakukan seperti pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, jaringan telekomunikasi,
perumahan, perhotelan dan lain-lain. Dengan semakin berkembangnya suatu daerah sebagai objek
wisata tentu ini menjadi suatu kesempatan bagi para pengusaha untuk berinvestasi dalam berbagai hal
seperti usaha perhotelan dan berbagai usaha komersial lainnya. Karena persaingan tersebut dan
berkembang pesatnya suatu daerah tersebut maka pembangunan-pembangunan harus berjalan dengan
cepat dan tetap memperhatikan mutu pekerjaan proyek tersebut.
Proyek dapat diartikan sebagai kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas dengan
mengalokasikan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable
yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 1999). Semakin majunya peradaban
manusia maka semakin kompleks dan rumitnya proyek-proyek yang dikerjakan ini berhubungan
dengan penggunaan material-material, tenaga kerja, metode pengerjaan serta teknologi yang dipakai.
Dalam sebuah proyek yang melibatkan banyak tenaga kerja serta permodelan proyek yang rumit tentu
harus dikelola atau perlunya sebuah manajemen yang baik agar proyek tersebut dapat berjalan dengan
baik dan lancar serta meminimalkan masalah. Berkaitan dengan hal ini maka ketepatan waktu
pengerjaan proyek merupakan salah satu tujuan yang penting baik bagi pemilik proyek maupun
kontraktor.
Demi kelancaran sebuah proyek maka diperlukan sebuah sistem manajemen proyek yang terencana
serta terkoordinasi. Perubahan kondisi yang begitu cepat menuntut setiap pemimpin yang terlibat
dalam proyek untuk dapat mengantisipasi keadaan, serta menyusun bentuk tindakan yang diperlukan.
Hal ini dapat dilakukan bila ada konsep perencanaan yang matang dan didasarkan pada data,
informasi, kemampuan, dan pengalaman.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang sering terjadi dalam suatu proyek konstruksi adalah
terjadinya perbedaan perencanaan proyek dengan keadaan aktual yang terjadi di lapangan terutama
dalam hal perencanaan dan pengadaan kebutuhan sumber daya yang dimana sumber daya (material,
tenaga kerja, dan peralatan) ini berhubungan erat dengan permasalahan biaya dan waktu proyek
konstruksi itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan ketepatan perencanaan dan metode pengendalian
proyek yang salah satunya adalah dengan cara pengendalian sumber daya. Dalam penelitian ini akan
dibuat suatu perencanaan sumber daya tenaga kerja lepas yang akan dijadikan acuan dalam
pengendalian proyek sehingga akan dibahas juga bagaimana pengaruh evaluasi sumber daya tenaga
kerja terhadap pengendalian proyek secara keseluruhan.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa perencanaan dan evaluasi proyek yang ditinjau dari
perencanaan dan pengadaan sumber daya manusia dengan studi kasus proyek Hotel Amaris Pettarani
Makassar yang dimana analisa ini menggunakan software Ms. Project dengan tetap memperhatikan
jaringan kerja serta penggunaan waktu dan biaya yang lebih efektif serta kebutuhan sumber daya.
Metode Penelitian
Penelitian ini diawali dengan mencari data-data yang diperlukan, yaitu semua jenis data yang
berhubungan dengan studi kasus yang diperlukan untuk menunjang proses penelitian. Setelah itu
dilakukan studi literatur yang dilanjutkan dengan menganalisa data teknis studi kasus yang berupa
data (analisa harga, Bill of Quantity, data sumber daya, dan progrees di lapangan) dan gambar struktur,
arsitek serta interior bangunan Hotel Amaris Pettarani, Makassar. Dari data analisa harga serta durasi
pekerjaan yang terdapat pada schedule proyek akan dijadikan acuan dalam membuat perencanaan
kebutuhan sumber daya proyek yang dimana perencanaan kebutuhan sumber daya ini akan menjadi
dasar dalam pembuatan schedule. Perencanaan kebutuhan dan pengadaan sumber daya (tenaga kerja,
material, dan peralatan) akan dibuat dengan menggunakan software MS. Excel 2010, dan pembuatan
kembali schedule perencanaan kerja menggunakan MS. Project 2007.
Selanjutnya dilakukan perbandingan antara pengadaan sumber daya tenaga kerja lepas di lapangan
dengan perencanaan kebutuhan sumber daya tenaga kerja lepas yang telah dibuat. Apabila terjadinya
kekurangan/kelebihan sumber daya tenaga kerja lepas yang ada di lapangan dari yang sudah
ditentukan di rencana kebutuhan sumber daya, maka pengadaan sumber daya tenaga kerja lepas aktual
serta durasi perencanaan akan dijadikan acuan dasar sehingga akan terjadi penyesuaian jadwal dan
jumlah kebutuhan tenaga kerja lepas. Dan sebagai dasar evaluasi proyek maka dibuat kurva-S dari
perencanaan dan membuat kurva-S dari keadaan aktual di lapangan. Setelah itu dilakukan evaluasi
dari hasil pelaksanaan yang dilakukan di lapangan terhadap rencana sehingga didapat kesimpulan
seberapa besar peranan perencanaan dan pengadaan sumber daya tenaga kerja lepas terhadap evaluasi
proyek.
Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan cara memperoleh data awal yang menunjang
penelitian pada proyek Hotel Amaris Pettarani Makassar tersebut.
Data-data tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
Data Primer
Data primer ini adalah pengamatan langsung dari peneliti terhadap kondisi lapangan/progress
yang sedang berjalan di lapangan serta hasil dari wawancara kepada pihak kontraktor mengenai
kendala-kendala di lapangan yang bisa menghambat progress proyek.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data penunjang yang didapatkan berupa analisa harga, Bill of Quantity,
data sumber daya, progress proyek, gambar-gambar denah serta tampak dari bangunan.
Berdasarkan hasil perencanaan diatas yang mana memasukan jumlah tenaga kerja pada resource
sheet, maka diperoleh hasil jumlah tenaga maksimum yang dibutuhkan dalam sehari adalah sebagai
berikut :
Meninjau dari perbandingan jumlah tenaga kerja pada tabel diatas, dapat kita lihat bahwa jumlah
tenaga kerja maksimum perhari di lapangan sebagian besar kurang dari kebutuhan tenaga kerja
maksimum perhari yang direncanakan dengan Microsoft Project. Dengan perbedaan jumlah tenaga
kerja maksimum perhari rencana saat ini yang cukup jauh dengan yang ada di aktual lapangan akan
sulit untuk memenuhi jumlah tenaga kerja tersebut, maka dari itu perlu direvisi perencanaan yang
telah dibuat dengan menambah jumlah hari di tiap-tiap pekerjaan yang tidak mengganggu durasi dari
pelaksanaan proyek yag telah dijadwalkan yaitu 360 hari. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
1. Klik Format Gantt Chart Wizard pilih Critical Path, maka pada lembar kerja akan terlihat
diagram balok dengan dua warna yaitu merah dan biru. Diagram balok yang berwana merah
adalah critical task, yang mana tidak bisa ditambahkan jumlah hari, sedangkan diagram balok
yang berwarna biru adalah task pekerjaan yang masih dapat ditambahkan jumlah hari.
Dengan melakukan penambahan hari pada task pekerjaan berwarna biru diharapkan agar tenaga kerja
tidak telalu menumpuk pada durasi yang singkat dalam suatu pekerjaan atau dengan kata lain tenaga
kerjanya dapat terurai.
Setelah melakukan revisi dengan penambahan jumlah hari pada pekerjaan yang masih bisa ditambah
durasi harinya, maka didapatkan jumlah tenaga kerja maksimum perhari sebagai berikut :
Dengan adanya perubahan rencana maksimum rencana tenaga kerja perhari maka jadwal dan kurva S
rencana revisi akan menjadi sebagai berikut:
1. Pekerjaan Pondasi : 41 hari
2. Pekerjaan Preliminaries SA : 319 hari
3. Pekerjaan Struktur : 172 hari
4. Arsitek : 261 hari
5. MEP : 274 hari
6. Interior : 102 hari
Gambar 2 Kurva-S Rencana Revisi
Tabel 6 Perbandingan Jumlah Tenaga Kerja Maksimum Rencana Revisi Dengan Lapangan
Max. Jumlah Tenaga Kerja Perhari (OH)
Nama Tenaga
Rencana Keterangan
Kerja Lapangan Selisih
Rev.
Pekerja 70 161 -91 Kurang
Mandor 8 15 -7 Kurang
Tukang Batu 10 63 -53 Kurang
Tukang Besi 20 35 -15 Kurang
Tukang Kayu 5 63 -58 Kurang
Tukang Las 5 11 -6 Kurang
Tukang Cat 5 28 -23 Kurang
Tukang Taman 5 3 2 Lebih
Kepala Tukang 15 24 -9 Kurang
Setelah dilakukan perencanaan revisi didapatkan selisih dari jumlah tenaga kerja yang ada di lapangan
ternyata tetap lebih sedikit dari perencanaan revisi, namun masih dapat disanggupi secara bertahap
untuk penambahan tenaga kerjanya dengan jumlah tersebut oleh pihak kontraktor. Adapun tenaga
kerja yang berlebih dari jumlah tenaga kerja revisi sehingga dapat dikurangi jumlahnya, sehingga
dapat dilihat dari rincian dibawah ini:
Pada Gambar kurva S di atas terdapat 2 (dua) grafik, dimana pada grafik pertama yang berwarna biru
menunjukkan progress kemajuan pekerjaan yang direncanakan sedangkan grafik kedua yang berwarna
merah menunjukkan progress kemajuan pekerjaan yang terjadi di lapangan (aktual). Berdasarkan
perbandingan kedua grafik antara grafik rencana dengan grafik aktual hingga tanggal 28 Desember
2013 dapat dilihat bahwa kurva S aktual berada sedikit di bawah kurva S rencana. Dimana progress
rencana pada tanggal 28 Desember 2013 seharusnya adalah 23,8% sedangkan progress aktual
lapangan pada tanggal 28 Desember 2013 adalah 22,7%, sehingga dapat diketahui bahwa
keterlambatan yang terjadi mencapai 1,1%.
Berdasarkan Kurva di atas dapat diketahui kebutuhan tenaga kerja (OH) per minggu pada minggu ke-
17 adalah 1139,7 sedangkan jumlah tenaga kerja aktual (OH) di lapangan adalah 1134. Maka
didapatkan selisih jumlah tenaga kerja (OH) adalah 5,7.
Setelah dilihat pada waktu durasi total proyek mengikuti keadaan aktual maka didapatkan total
durasinya adalah 365 hari dimana terjadi keterlambatan total proyek 5 hari dari schedule rencana. Dan
perlu adanya percepatan untuk agar tetap mencapai target durasi proyek 360 hari dengan cara :
1. Melihat critical path di MS. Project seperti saat membuat rencana revisi, lihat pada bar pekerjaan
yang berwarna merah untuk dilakukan pengurangan durasi yang dapat mengurangi durasi total
proyek dan juga mengubah isian resource pekerjaan yang dikurangi durasinya.
2. Dari hasil pembuatan schedule percepatan maka didapatkan beberapa pekerjaan yang dapat
dikurangi antara lain :
Pekerjaan Pelat Lantai 11 dari 7 hari menjadi 5 hari.
Pekerjaan Balok Lantai 11 dari 11 hari menjadi 9 hari.
Pekerjaan Kloset Lantai 10 dari 14 hari menjadi 13 hari
Pekerjaan Kloset Lantai 11 dari 2 hari menjadi 1 hari.
Pekerjaan Pengecatan tembok dalam Lantai 11 dari 8 hari menjadi 6 hari.
Pekerjaan Pengecatan plafond Lantai 10 dari 4 hari menjadi 3 hari.
Dari percepatan pekerjaan diatas akan menyebabkan bertambahnya kebutuhan tenaga kerja lepas lagi
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 8 Perbandingan Kebutuhan Tenaga Kerja Revisi Dengan Tenaga Kerja Percepatan
Max. Jumlah Tenaga Kerja Perhari (OH)
Nama Tenaga Kerja Rencana Keterangan
Percepatan Selisih
Revisi
Pekerja 161 190 -29 Tambah Tenaga Kerja
Mandor 15 18 -3 Tambah Tenaga Kerja
Tukang Batu 63 63 0 Tetap
Tukang Besi 35 35 0 Tetap
Tukang Kayu 63 63 0 Tetap
Tukang Las 11 11 0 Tetap
Tukang Cat 28 31 -3 Tambah Tenaga Kerja
Tukang Taman 3 3 0 Tetap
Kepala Tukang 24 24 0 Tetap
Berdasarkan tabel perbandingan diatas dapat diketahui bahwa perlu adanya penambahan tenaga kerja
lepas seperti pekerja (29 orang), Mandor (3 orang) dan Tukang Cat (3 orang) agar dapat
menyelesaikan pekerjaan percepatan tersebut sehingga target penyelesaian proyek dengan durasi 360
hari dapat terpenuhi.
Adapun pekerjaan yang harus dikurangi durasinya seperti pekerjan Interior pada Lantai 10 dari durasi
16 hari menjadi 14 hari namun hal ini tidak akan mempengaruhi tenaga kerja lepas dari pihak Main
Contractor karena pekerjaan Interior tersebut di sub-kan kepada kontraktor lain sehingga sub-
kontraktor diminta harus dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai dengan schedule percepatan.
Dari hasil analisa dan evaluasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk saat ini tenaga kerja lepas yang bisa disiapkan kontraktor dinilai kurang karena jumlah
tenaga kerja masih tidak sesuai dengan perencanaan revisi yang sudah menjadi batas maksimal
kemampuan kontraktor untuk menambah tenaga kerja.
2. Progress Actual hingga minggu ke-tujuh belas yaitu tanggal 28 Desember 2013 mengalami
keterlambatan 1,1 % dimana progress Actual sebesar 22,7% sedangkan Progress rencana
seharusnya sudah sebesar 23,8%.
3. Dari hasil penginputan Progress Actual di MS. Project saat ini, dapat diketahui bahwa durasi
total proyek akan mengalami penambahan menjadi 365 hari (telat 5 hari dari durasi rencana).
Dengan demikian maka perlu adanya percepatan pada beberapa pekerjaan kritis yang dapat
dilakukan untuk mengejar keterlambatan.
Rekomendasi yang dapat dilakukan untuk melaksanakan percepatan pekerjaan 5 hari sehingga target
penyelesaian proyek dengan durasi 360 hari dapat terpenuhi adalah dengan 2 (dua) alternatif yaitu :
1. Penambahan tenaga kerja yaitu Pekerja (29 orang), Mandor (3 orang) dan Tukang Cat (3
orang) atau
2. Melakukan pekerjaan lembur pada item-item pekerjaan yang akan dilakukan percepatan,
dengan rincian pekerjaan lembur seperti berikut :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui tenaga kerja mandor akan lembur pada tanggal 30
Maret 2014 sebanyak 2,55 orang, namun karena tidak adanya pekerja yang lembur pada tanggal
tersebut maka hanya dibutuhkan koordinasi yang lebih oleh mandor. Dan tenaga kerja tukang cat
harus lembur pada tanggal 9 Agustus 2014 sebanyak 2,24 orang.
Melihat dari ke-dua alternatif tersebut, lebih baik menggunakan alternatif ke-2 melihat hari
dan jumlah dibutuhkannya tenaga kerja lepas (baik pekerja, mandor dan tukang cat) tidak terlalu besar
sehingga masih memungkinkan untuk dilakukan kerja lembur dalam mengerjakan percepatan tersebut
dengan resiko akan terjadi penambahan biaya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perencanaan dan pengendalian Proyek Pembangunan Hotel Amaris Pettarani
Makassar yang dikerjakan oleh PT. Langgeng Cakra Mukti sebagai Main Contractor dengan
menggunakan MS. Project, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan perencanaan awal diperoleh jumlah durasi pelaksanaan proyek yaitu 360 hari
dengan pelaksanaan dimulai dari tanggal 2 September 2013 sampai dengan 22 September 2014
sesuai dengan kontrak.
2. Perencanaan awal yang dibuat kurang dapat dijalankan di lapangan karena terjadi selisih yang
terlalu besar antara tenaga kerja lepas di lapangan dengan tenaga kerja dalam rencana awal yang
dapat menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek, oleh karena itu perlu dilakukan revisi
perencanaannya.
3. Perencanaan revisi yang dibuat masih dapat dijalankan di lapangan dengan jumlah tenaga kerja
lepas maksimum yang ada di lapangan, tapi dengan catatan penambahan jumlah tenga kerja oleh
pihak kontaktor dilakukan secara bertahap untuk mengejar waktu selesainya pekerjaan dengan
durasi waktu 360 hari.
4. Berdasarkan keadaan di lapangan untuk perkerjaan struktur, permasalahan terjadi pada jumlah
tenaga kerja lepas saja karena sulitnya mendapatkan tenaga kerja yang kompeten di daerah lokasi
proyek sesuai dengan kesepakatan dengan pihak Owner, sedangkan untuk material-material yang
akan digunakan untuk pekerjaan struktur sudah terpenuhi.
5. Berdasarkan progress di lapangan hingga tanggal 28 Desember 2013 (progress minggu ke-17)
didapat sebesar 22,7%.
6. Berdasarkan kurva S rencana revisi dan kurva S aktual pada tanggal 28 Desember 2013 (minggu
ke-17), diperoleh bahwa grafik kurva S aktual berada sedikit di bawah kurva S revisi yaitu lebih
kecil 1,1% dari progess rencana revisi seharusnya adalah 23,8%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa proyek mengalami keterlambatan. Hal ini akan menyebabkan proyek terlambat selama 5
hari yang dapat dilihat pada durasi total proyek di MS. Project 365 hari, dengan catatan jika tidak
ada lagi keterlambatan pada pekerjaan-pekerjaan berikutnya.
7. Untuk mengatasi keterlambatan proyek saat ini maka Main Contractor harus melakukan
percepatan pada beberapa pekerjaan yaitu pekerjaan pelat lantai 11, balok lantai 11, pekerjaan
kloset lantai 10 dan lantai 11, pekerjaan pengecatan tembok dalam lantai 11 dan pekerjaan
pengecatan plafond lantai 10. Dan pekerjaan Interior lantai 11 oleh sub-kontraktor.
8. Untuk melakukan percepatan proyek ada dua alternatif yaitu :
a. Menambah tenaga kerja seperti : Pekerja (29 orang), Mandor (3 orang) dan Tukang cat (3 orang)
atau
b. Melakukan pekerjaan lembur pada tanggal-tanggal :
Tanggal 28 Februari 2014 : Pekerja (3,27 orang)
Tanggal 26 Maret 2014 : Pekerja (28,84 orang)
Tanggal 27 Maret 2014 : Pekerja (28,84 orang)
Tanggal 28 Maret 2014 : Pekerja (21,42 orang)
Tanggal 30 Maret 2014 : Mandor (2,55 orang)
Tanggal 9 Agustus 2014 : Tukang Cat (2,24 orang)
Dengan catatan khusus untuk tenaga kerja mandor akan lembur jika ada pekerja yang lembur,
jika tidak ada maka mandor harus lebih berkoordinasi.
Saran
1. Kontraktor harus lebih mengusahakan untuk menambah dan mempertahankan jumlah tenaga
kerja lepas sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja pada Schedule Revisi sehingga tetap dapat
mengejar target penyelesaian proyek dan tidak terjadi ketelambatan pada pekerjaan-pekerjaan
selanjutnya.
2. Kontraktor harus lebih memperhatikan mobilisasi tenaga kerja karena tempat proyek yang cukup
jauh sehingga akan cukup mengganggu dalam pendatangan tenaga kerja terutama yang bukan
tenaga kerja lokal.
Referensi
Badri, S. (1997). Dasar-Dasar Network Planning. Jakarta : Rineka Cipta.
Dinariana, D. & Mirawati, A. (2011). Pengendalian Biaya Dan Waktu Dengan Menggunakan Metode
Earned Value Pada Poyek Student Boarding House President University. Jurnal Menara. 9
(2) : 1-9.
Dinariana, D. & Erlinda. (2012). Pengendalian Biaya Dan Waktu Pada Proyek Prototipe Rusunawa
Tipe 36 Berdasarkan Perencanaan Cash Flow Optimal. Jurnal SNaPP : Sains, Teknologi dan
Kesehatan. 3 (1) 399-404.
Frederika, A. (2010). Analisis Percepatan Pelaksanaan Dengan Menambah Jam Kerja Optimum Pada
Proyek Konstruksi : Studi Kasus Proyek Pembangunan Super Villa, Peti Tenget-bandung.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. 14 (2) : 113- 126.
Handoko, T. H. (1999). Dasar-dasar Manajemen Produksi Dan Operasi. Yogyakarta : BPFE.
Heizer, J & Render, B. (2005). Operations Management : Manajemen operasi. Jakarta : Salemba
Empat.
Levin, R. I. & Kirkpatrick C. A. (1972). Perentjanaan dan Pengawasan Dengan PERT dan CPM.
Jakarta : Bhratara.
Luthan, A. L. & Syafriandi. (2006). Aplikasi Microsoft Project Untuk Penjadwalan Kerja Proyek
Teknik Sipil. Yogyakarta : Andi Offset.
Meredith, J. R. & Mantel, S. J. (2006). Project Management : A Managerial Approach. USA : John
Wiley & Sons.
Nurhayati. (2010). Manajemen Proyek. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Siswanto. (2007). Operations Research. Jakarta : Erlangga.
Soeharto, I. (1997). Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Soeharto, I. (1999). Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Bisnis cetakan ketiga. Bandung : Alfabeta.
Riwayat Penulis
Johnsen lahir di kota Jakarta pada 6 Januari 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas
Bina Nusantara dalam bidang Teknik Sipil pada tahun 2014.