Professional Documents
Culture Documents
1. Pentingnya Pengukuran
Dalam pengertian Campbell, The System sama dengan object or events dalam
pengertian Steven. Dalam hal ini contohnya adalah : meja, manusia, aset, atau jarak
perjalanan.
Properties yaitu spesifikasi atau karakteristik dari The System dalam perngertian
Campbell. Dalam hal ini maka Teori Pengukuran menurut Campbell lebih tepat.
Ketika kita melihat hubungan antara pernyataan secara matematika yang berkolerasi
dengan hubungan dari objek atau kejadian, maka pengukuran atas objek atau kejadian
tersebut telah terjadi. Dalam Akuntansi, kita mengukur laba dengan langkah pertama
yaitu menghitung /menilai modal dan kemudian mengkalkulasikan laba sebagai
pertukaran dalam modal selama periode akuntansi untuk semua kejadian ekonomi yang
mempengaruhi perusahaan.
2. Skala
Setiap pengukuran dibuat berdasarkan sebuah skala. Sebuah skala dibuat ketika aturan
semantic digunakan untuk menghubungkan pernyataan matematika kepada objek atau
kejadian.
Skala menunjukkan informasi apa yang diwakili oleh angka, sehingga memberikan arti
kepada angka tersebut. Jenis skala yang dibuat tergantung kepada aturan sematik yang
digunakan. Menurut Steven, skala dapat digambarkan secara umum menjadi nominal,
ordinal, interval atau rasio.
1. Skala Nominal
Dalam skala nominal, nomor hanya diigunakan sebagai sebuauh label. Contohnya
adalah penomoran pemain sepak bola.
Dalam pengukuran, nomor yang digunakan menunjuk kepada jumlah atau tingkat
kepemilikan dari suatu objek, dan bukan menunjukkan kepada objek itu sendiri.
Sedangkan dalam skala nominal, nomor menunjukkan kepada objek atau
kelompok dari objek.
2. Skala Ordinal
Kelemahan skala ordinal adalah interval antar nomor tidak memberitahukan apa-
apa tentang perbedaan kuantitas kepemilikan yang diwakilinya.
3. Skala Interval
Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada skala orginal. Tidak
hanya member peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara interval
skalanya diketahui dan sama. Contohnya adalah pengukuran suhu ruangan dengan
menggunakan thermometer celcius. Jika kita mengukur suhu dua buah ruangan,
missal ruangan A dan B, dimana suhu ruangan A 22 derajat celcius dan ruangan B
30 derajat celcius, maka selain kita dapat mengataka bahwa suhu di ruanagn B
lebih panas, kita juga mengetahui bahwa ruangan B lebih panas 8 derajat daripada
ruangan A.
4. Skala Rasio
Invarian dalam skala berarti bahwa apapun metode pengukuran yang digunakan, maka
sistem pengukuran akan menghasilkan format yang sama dari variabel-variabel yang
digunakan dan pengambil keputusan akan membuat keputusan yang sama juga. Tapi hal
ini tidak berlaku dalam akuntansi, setiap sistem yang berbeda akan berbeda juga variabel-
variabelnya. Pengukuran pendapatan dengan cara yang berbeda akan menghasilkan
keputusan yang berbeda juga. Metode-metode pengukuran yang berbeda tersebut tidak
memberikan informasi yang sama.
4. Tipe-tipe Pengukuran
Proses pengukuran sama dengan pendekatan ilmiah pada teori konstruksi dan pengujian.
Pertanyaan tentang pengujian teori berhubungan dengan pertanyaan tentang perbedaan
jenis-jenis pengukuran. Campbell membaginya kedalam dua jenis: fundamental dan
turunan. Menurut Campbell, pengukuran bisa diakui hanya ketika ada konfirmasi teori-
teori empiric (hukum) untuk mendukung pengukuran. Tipe pengukuran yang lebih jauh,
pengukuran fiat, yang diungkapkan oleh Togerson, menjadi tambahan atas pengukuran
fundamental dan turunan yang didiskusikan Campbell.
1. Pengukuran Fundamental
2. Pengukuran Turunan
3. Pengukuran Formal
Ini adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan
definisi yang dibangun secara acak untuk dihubungkan dengan hal-hal yang bisa
diamati dengan pasti (variabel) pada konsep yang telah ada, tanpa perlu teori
konfirmasi untuk mendukung hubungan tersebut. Sebagai contoh, dalam
akuntansi kita tidak tahu bagaimana cara untuk mengukur konsep keuntungan
secara langsung. Kita mengasumsikan variabel pendapatan, laba, beban, dan
kerugian dihubungkan dengan konsep keuntungan dan bagaimanapun bisa
digunakan untuk mengukur keuntungan secara tidak langsung.
Apa yang dimaksud dengan Keandalan dan Ketepatan dari kegiatan pengukuran? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, kita harus menyatakan terlebih dahulu bahwa tidak
pengukuran yang bebas dari kesalahan kecuali perhitungan. Kita bisa mengukur jumlah
kursi di ruangan tertentu dan dengan benar. Untuk semua pengukuran mengandung
kesalahan atau eror.
Sumber kesalahan :
Aturan untuk menetapkan nomor untuk properti tertentu biasanya terdiri dari satu
set operasi. Satu set operasi tidak dapat dinyatakan secara tepat dan karenanya
dapat diinterpretasikan salah oleh pengukur.
2. Pengukur
Pengukur mungkin salah menafsirkan aturan, menjadi bias, atau menerapkan atau
membaca instrumen dengan tidak benar.
3. Instrumen
4. Lingkungan
Pengaturan di mana operasi dilakukan pengukuran dapat mempengaruhi hasil.
Apa yang harus diukur mungkin tidak jelas, terutama jika pengukuran melibatkan
suatu konsep yang tidak dapat diukur secara langsung.
Sering diperlukan bahwa sebelum unsur-unsur seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, dan
beban diakui dalam laporan keuangan, unsur-unsur tersebut harus mampu untuk
dilakukan pengukuran yang dapat diandalkan. Gagasan keandalan menggabungkan dua
aspek: ketepatan dan kepastian pengukuran, dan pengungkapan yang secara meyakinkan
mewakili sehubungan dengan transaksi ekonomi yang mendasarinya dan berbagai
peristiwa. Aspek mempengaruhi ketepatan pengukuran.
Istilah presisi sering digunakan dalam dua konteks. Pertama, mungkin merujuk ke
nomor, dalam hal ini adalah berlawanan dengan gagasan pendekatan. Kedua, berkaitan
dengan operasi pengukuran, dalam hal ini berkaitan dengan tingkat penyempurnaan dari
operasi atau kinerjanya, serta persetujuan hasil antara operasi pengukuran yang digunakan
berulang kali yang diterapkan pada properti tertentu.
Arti terakhir ini pada dasarnya sama dengan keandalan. Dengan menyatukan dua istilah,
kita dapat mengatakan bahwa keandalan dari pengukuran berkaitan dengan ketepatan di
mana suatu properti tertentu diukur dengan menggunakan satu perangkat operasi.
Pengukuran yang akurat
Meskipun prosedur pengukuran mungkin sangat handal, memberikan hasil yang sangat
tepat, namun tidak mungkin menghasilkan hasil yang akurat. Alasannya adalah akurasi
berhubungan dengan seberapa dekat pengukuran menuju nilai sejati ' dari atribut
pengukuran.
Sifat fundamental, seperti panjang dari suatu objek, dapat ditentukan secara akurat
dengan membandingkan objek dengan standar yang mewakili nilai sebenarnya.
Masalahnya adalah pada beberapa pengukuran nilai yang sebenarnya tidak diketahui.
Untuk menentukan ketepatan dalam akuntansi, kita perlu tahu atribut apa yang perlu kita
ukur untuk mencapai tujuan pengukuran. Tujuan dari akuntansi untuk menyajikan
informasi yang berguna. Oleh karena itu akurasi pengukuran berkaitan dengan gagasan
pragmatis dari kegunaan, tetapi akuntan tidak sama dalam menentukan spesifikasi dan
standar kuantitatif yang harus diterapkan.
Perhitungan yang paling fundamental dalam ilmu akuntansi adalah perhitungan modal
dan laba. Modal dinilai berasal dari transaksi dan penilaian ulang yang terjadi di pasar
modal. Laba berasal dari perbandingan dari beban dan pendapatan, juga perubahan modal
dalam satu periode akuntansi. Modal dapat dinilai dan dihitung dengan berbagai cara,
contoh : historical cost, operasional, keuangan, atau nilai wajar. Sejarah menunjukkan
pada kita bahwa konsep perhitungan atas modal dan laba telah berubah dan berkembang
dari waktu ke waktu dan menghasilkan beberapa konsep perhitungan yang fundamental.
Yang terkini, standar pelaporan keuangan internasional telah membuat konsep kebih tepat
yaitu konsep nilai wajar. Beberapa pengamat beragumen dan mengkritik konsep nilai
wajar ini. Bahwa konsep ini merubah konsep alokasi ke pendekatan penilaian, di mana
akan menunjukkan perbedaan tergantung atas situasi dan interpretasi yang subjektif.
Perubahan ini lebih fokus pada penilaian Balance Sheet, mengalihkan akuntansi dari
perhitungan alokasi laba yang sederhana dan lebih menekankan pada relevasi pada realita
komersi dan pengambilan keputusan oleh investor dibadingkan kebenarannya.
7. Masalah Pengukuran buat Auditor
Adanya berbagai alternatif metode penilaian atas aset yang menimbulkan masalah
tersendiri bagi auditor. Terdapat banyak cara penilaian aset yang dapat diterima oleh
auditor jika memenuhi persyaratan :
Pada prakteknya, Auditor kadang menerima tekanan dari manager perusahaan auditee
unruk menerima metode penilaian atas aset perusahaan tersebut jika tidak maka auditee
akan mencari auditor yang lain. Masalah lain yang muncul adalah audit atas biaya
historical seperti standar biaya persediaan. Seharusnya biaya atas persediaan ditetapkan
secara tepat, tapi biaya itu didasarkan atas asumsi proses produksi yang dipengaruhi oleh
kondisi yang berubah-ubah.
dc305.4shared.com/img/JrSgCh9V/preview.html