You are on page 1of 32

SYARH DAN KRITIK DENGAN METODE TAKHRJ

HADIS TIGA HAL YANG DENGAN SERIUS MAUPUN BERCANDA


TETAP MEMILIKI IMPLIKASI HUKUM

A. Pendahuluan
Perbuatan umumnya baru menimbulkan implikasi hukum jika perbuatan
tersebut dilakukan dengan disengaja. Dalam jenis-jenis jinayah, perbuatan yang
dapat dikenai sanksi hanyalah jinayah `amd (disengaja)1 dan syibh al-`amd (mirip
disengaja)2, sedangkan perbuatan yang terkategori khatha (kesalahan/tidak
disengaja) akan terlepas dari jerat sanksi.3 Demikian pula yang dikenal dalam
hukum pidana nasional, kesalahan yang dapat dikenai sanksi adalah kesalahan
(schuldvormen) yang telah memenuhi unsur kesengajaan (dolus) dan
4
kealpaan/kelalaian (culpa).
Ketentuan syariat pun secara umum demikian. Hadis innam al-a`ml bi
al-niyt,5 mewakili hal tersebut, yang mana muatan maknanya menunjukkan
bahwasanya eksistensi perbuatan itu tergantung niat. Alhasil perbuatan tanpa niat
jelas tidak akan menimbulkan implikasi hukum apa pun.
Berbeda dalam perihal hukum perkawinan dan perceraian Islam, atau
familier dikenal dengan istilah fikih munakahat, di dalamnya terdapat ketentuan
yang berbeda dari keumuman. Jika umumnya perbuatan baru dapat menimbulkan
implikasi hukum jika dilakukan dengan disengaja, lain tidak, namun ternyata ada
perbuatan yang meski dilakukan dengan jauh dari keseriusan tetap dapat
menimbulkan implikasi hukum. Perbuatan tersebut dinas dalam sebuah hadis yang
redaksi matannya sebagai berikut:

1 Wizrah al`Awqf wa al-Syun al-Islmiyah, Al-Maws`ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaytiyah,


(Kuwait: Dr al-Salsil, 1404), j. 16, h. 60.
2 Ibid, j. 16, h. 61.
3 Hanafiyah menambah kategori ke tiga, yaitu al-tasabbub, maksudnya perbuatan yang darinya
timbul sebuah kerugian bagi pihak lain tanpa dimaksudkan sebelumnya. Sebagai contoh, ketika
seseorang membuat galian di tanah bukan miliknya, kemudian ada orang yang menjadi korban
akibat galian tersebut, maka si pelaku penggalian akan dikenai sanksi, walau tidak seberat sanksi
pelaku jinayah `amd dan syibh `amd. Wizrah al`Awqf wa al-Syun al-Islmiyah, Loc., Cit.
4 Moeljatno, Asas-asa Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 54.
5 Hadis tersebut oleh Al-Nawawi (w. 676 H.) dimasukkan ke dalam kategori hadis syadz shahh,
lihat: Ab Zakariy Muhyiddn Yahy bin Syarf Al-Nawawi, Al-Taqrb wa Al-Taysr li Ma`rifah
Sunan Al-Basyr Al-Nadzr fiy Ushl Al-Hadts, (Beirut: Dr al-Kitb al-`Arabiy, 1985), h. 40.
Sedangkan oleh Ibn Shalh (w. 643 H.) dan Al-Hakim dikategorikan sebagai hadis masyhr. Lihat:
Ab `Amr `Utsmn bin `Abdurrahmn Ibn Shalh, Ma`rifah Anw` `Ulm al-Hadts, (Beirut: Dr
al-Fikr, 1986), h. 265.

1
2

Tiga hal yang (dilakukan dengan) serius, (implikasinya) serius, dan


(dilakukan dengan) bercanda, (implikasinya) tetap serius, yaitu Nikah, Talak,
dan Rujuk.

Berdasarkan hadis tersebut, kata-kata nikah, talak dan rujuk, meski


diucapkan dalam kondisi tidak serius, namun ternyata tetap memiliki implikasi
hukum. Sehingga ketika seorang suami sambil bercanda mengucapkan ungkapan
talak terhadap istrinya, seketika ikatan perkawinan mereka menjadi putus tanpa
bisa dielakkan dengan alasan bahwa ia tidak bermaksud menjatuhkan talak.
Tentu saja hadis tersebut memiliki urgensitas tersendiri untuk ditelusuri
kesahihannya, baik dari aspek validitas matan maupun otentisitas sanadnya.
Demikian disebabkan dari hadis tersebut implikasi hukumnya terkait dengan
eksistensi sebuah lembaga perkawinan.
Tulisan ini dimaksudkan hendak menelusuri serta mengalisa hadis tersebut
melalui teknik takhrj al-hadts.

B. Teks Hadis
Langkah pertama yang penulis lakukan adalah dengan menelusuri hadis
tersebut melalui penjejakan manual terhadap kitab hadis Bulgh al-Marm karya
Ibn Hajar berikut: 6




Dan dari Ab Hurayrah Ra., ia berkata: Rasulullah Saw. Bersabda: Tiga hal
yang (dilakukan dengan) serius, (implikasinya) serius, dan (dilakukan dengan)

6 Ahmad bin Ali Ibn Hajar Al-Asqalaniy, Bulgh al-Marm min Adillah al-Ahkm, (Mesir: Al-
Mathba`ah Al-Salafiyah, 1347), h. 212.
3

bercanda, (implikasinya) tetap serius, yaitu Nikah, Talak, dan Rujuk. Imam Empat
meriwayatkan hadis tersebut kecuali Al-Nasai, dan dinilai sahih oleh Al-Hakim.
Berdasarkan kutipan hadis di atas menginformasikan bahwa mashdir al-
ashliyya-nya adalah Kitab Sunan Empat (Al-Arba`ah),7 kecuali Sunan Al-NasI
(al-Mujtab).
Sedangkan penjejakan menggunakan kitab al-Jmi al-Shaghr, yang
disusun oleh al-Suythiy, ditemukan petunjuk sebagai berikut:8

) (
:
.()

Terdapat rumus khusus yang digunakan oleh Al-Suythi di dalam kitabnya


tersebut, yaitu huruf dal (), ta (), ha (), hal tersebut menandakan bahwa hadis
yang dimaksud diriwayatkan oleh Ab Dwud, Al-Turmudzi, dan Ibn Majah.
Adapun huruf ha ( )di akhir menandakan kualitas dari hadis tersebut, yaitu
hasan.9
Adapun penjejakan dengan menggunakan al-Mujam al-Mufahras li
Alfzh al-Hadts, yang disusun oleh AJ. Weinsinck, dengan akar kata ,
ditemukan petunjuk:10

7 Yang dimaksud dengan Al-Arba`ah adalah Ashhb al-Sunan al-Arba`ah (penyusun kitab Sunan
yang empat), yaitu Ab Dwud, Al-Turmudziy, Al-Nasi, dan Ibn Mjah. Lihat: Ab al-Fid
Isma`l bin `Umar Ibn Katsr, al-B`its al-Hatsts il Ikhtishr `Ulm al-Hadts, (Beirut: Dr al-
Kutub al-`Ilmiyah, T.th), h. 27.
8 Jalluddn `Abdurrahmn bin Ab Bakh Al-Suythi, Al-Jmi` al-Shaghr fiy Ahdts al-Basyr
al-Nazhr, (Indonesia: Maktabah Dr Ihy al-Kutub al-`Arabiyah, T.th), j. 1, h. 137.
9 Rumus al-Suyuthiy: kha` ( )al-Bukhariy, mim ( )Muslim, qaf ( )keduanya (Bukhariy-
Muslim), dal ( )Abi Dawud, ta` ( )al-Tirmidziy, nun ( )al-Nasa`iy, ha ( )Ibn Majah, empat ()
mereka berempat (Abu Dawud, al-Tirmidziy, al-Nasa`iy dan Ibn Majah), tiga () mereka kecuali
Ibn Majah, ha mim ( )Musnad Ahmad, ayn mim ( )Abdullah bin Ahmad dalam Zawa`id, kaf
( )al-Hakim dalam al-Mustadrak, kha dal ( ) al-Bukhariy dalam al-Adab, ta` kha` ( ) al-
Bukhariy dalam Tarikh, ha` ba` ( )Ibn Hibban dalam Shahh, tha` ba` ( )al-Thabraniy dalam
al-Kabir, tha` sin ( ) al-Thabraniy dalam al-Awsath, tha` shad ( ) al-Thabraniy dalam al-
Shaghr, shad ( )Said bin Manshur dalam Sunan, syin ( )Ibn Abi Syaybah, ayn ba` ( )Abd
al-Razzaq dalam al-Jmi', ayn ( )Abi Yala dalam Musnad, qaf tha` ( )al-Daruquthniy, fa` ra` (
)al-Daylamiy dalam Musnad al-Firdaws, ha` lam ( )Abi Naim dalam al-Hulyah, ha` ba ()
al-Bayhaqiy dalam Syub al-Iman, ha` qaf ( ) al-Bayhaqiy dalam al-Sunan, ayn dal ( ) Ibn
Adiy dalam al-Kamil, ayn qaf ( ) al-Aqiliy dalam al-Dhuaf`, kha` tha ( ) al-Khathib.
Muhammad Abd al-Ra`uf al-Munawiy, Faydh al-Qadir Syarh al-Jmi' al-Shaghr, (Beirut: Dar
al-Marifah, 1972), j. 1, h. 24-29
10 A.J. Weinsinck, al-Mujam al-Mufahras li Alfzh al-Hadts, (Leiden: Briel, 1936), j. 7 , h. 87.
4

900 )
:
(13 900

Petunjuk yang digunakan oleh Weinsick dari sekian banyak rumus, 11 untuk
hadis tersebut adalah huruf da ( ), ta (), dan jim ha (). Hal itu menunjukkan
bahwa mashdir al-ashliyya-nya adalah: Sunan Abi Dwud, Sunan al-
Turmudziy, dan Sunan Ibn Majah.
Dengan menggunakan Jmi` al-Ushl ditemukan informasi sebagai
berikut:12

: : ) (



Menurut Ibn Atsir, hadis tersebut dikeluarkan oleh Al-Turmudzi dan Abu
Dawud.
Sedangkan dari kitab Tuhfah al-Asyrf bi Ma`rifah al-Athrf, Al-Mizziy
memberi informasi sebagai berikut:13
( ). :] [

( ).

11 Rumus Mujam: ta` ( )al-Tirmidziy, jim ha` ( )Sunan Ibn Majah, ha` mim ( ) Musnad
Ahmad, kha` ( )Shahh al-Bukhariy, dal ( )Sunan Abu Dawud, dal ya` ( )Sunan al-Darimiy,
tha` ( )Muwatha` Malik, mim ( )Shahh Muslim, dan nun ( )Sunan al-Nasa`iy. A.J. Weinsinck,
al-Mujam al-Mufahras li Alfzh al-Hadts, (Leiden: Briel, 1936), Juz 7, h. 2 dari Tanbht wa
Irsydt
12 Majduddn Ab al-Sa`dt al-Mubrak bin Muhammad Ibn Atsr, Jmi` al-Ushl fiy Ahdts al-
Rasl, (Beirut: Maktabah al-Hulwni, 1971), j. 7, h. 627.
13 Jamluddn Ab al-Hajjj Ysuf bin `Abdurrahmn Al-Mizziy, Tuhfah al-Asyrf bi Ma`rifah
al-Athrf, (Beirut: al-Maktabah al-Islmiy, 1983), j. 10, h. 425.
5

:
. .
Sedikit berbeda dengan rumus yang dipakai oleh ulama lain, 14 Al-Mizziy
memberi informasi bahwa hadis tersebut dikeluarkan oleh Abu Dawud dari al-
Qa`nabiy, dari al-Darwardiy, dari Abdurrahmn bin Habib bin Ardak, dari `Ath
bin Abiy Ribh, dari Ysuf bin Abiy Mhik. Dikeluarkan pula oleh Al-Turmudziy
dari Qutaybah, dari Htim bin Ism`l, dari Abdurrahmn bin Ardak. Dan
dikeluarkan oleh Ibn Mjah dari Hisym bin `Imar dari Htim bin Ism`l.
Untuk langkah selanjutnya penjejakan dilanjutkan dengan memanfaatkan
teknologi komputerisasi, yaitu dengan menggunakan aplikasi al-Maktabah al-
Symilah versi 3.64, dengan proses sebagai berikut:
1. Setelah program Maktabah al-Symilah-nya dibuka, klik tab search (),
kemudian muncul jendela
2. Selanjutnya pilih dan memasukan kata pada
kolom
3. Selanjutnya pilih dan centang/klik pilihan
4. Langkah selanjutnya adalah klik tab .
Dari proses tersebut diketahui bahwa hadis dimaksud terdapat dalam
mashdir al-ashliyah sebagai berikut disusun menurut urutan tahun wafat:
Musnad Ab Hanifah (80-150 H), Ahdts Ism`l bin Ja`far (w. 180 H.), Sunan
Sa`d bin Manshr (w. 227 H.), Sunan Ibn Mjah (w. 273 H.), Sunan Abiy Dwud
(w. 275 H.), Sunan Al-Turmudziy (w. 279 H.), Al-Muntaq li Ibn al-Jrd (w. 307
H.), Mukhtashar Ahkm li al-Thaws (w. 312 H.), Syarh Maaniy al-Atsar al-
Thahawiy (w. 321 H), Sunan al-Druquthniy (w. 385 H.), Al-Mustadrak liy al-
Shahhayn (w. 405 H.), Al-Sunan al-Kubr al-Bayhaqiy (w. 458), Al-Sunan al-
Shaghr al-Bayhaqiy (w. 458), Syarh al-Sunnah li al-Baghawiy (w. 516 H).

14 Rumus yang digunakan oleh Al-Mizziy adalah: ( )disepakati Imam enam, ( )Al-Bukhariy, (
) Al-Bukhariy komentarnya, ( )Muslim, ( )Abu Dawud, ( )Al-Turmudzi dalam kitab Al-
Jmi`, ( ) Al-Turmudzi dalam kitab Al-Syamil, ( )Al-NasI dalam kitab Sunan, ( ) Al-
Nasiy dalam kitab `Amal Yawm wa Laylah, ( )Ibn Majah. Ibid, j. 1, h. 6.
6

Berikut adalah tabelisasi mashdir al-ashliyya hadis dimaksud:

No Dilla Mashdir al-Ashliyya


Sunan Abiy Dwud (w. 275 H.), Sunan Al-Turmudziy
1 Bulgh al-Marm
(w. 279 H.), Sunan Ibn Mjah (w. 273 H.).
Sunan Abiy Dwud (w. 275 H.), Sunan Al-Turmudziy
2 Al-Jmi al-Shaghr
(w. 279 H.), Sunan Ibn Mjah (w. 273 H.).
Al-Mujam al-Mufahras li Sunan Abiy Dwud (w. 275 H.), Sunan Al-Turmudziy
3
Alfzh al-Hadts (w. 279 H.), Sunan Ibn Mjah (w. 273 H.).
Sunan Abiy Dwud (w. 275 H.), Sunan Al-Turmudziy
4 Jmi` al-Ushl
(w. 279 H.).
5 Tuhfah al-Asyrf bi Sunan Abiy Dwud (w. 275 H.), Sunan Al-Turmudziy
Ma`rifah al-Athrf (w. 279 H.), Sunan Ibn Mjah (w. 273 H.).
Musnad Ab Hanifah (80-150 H), Ahdts Ism`l bin
Ja`far (w. 180 H.), Sunan Sa`d bin Manshr (w. 227
H.), Sunan Ibn Mjah (w. 273 H.), Sunan Abiy Dwud
(w. 275 H.), Sunan Al-Turmudziy (w. 279 H.), Al-
Muntaq li Ibn al-Jrd (w. 307 H.), Mukhtashar
Aplikasi al-Maktabah al-
6 Ahkm li al-Thsiy (w. 312 H.), Syarh Maaniy al-
Symilah
Atsar al-Thahawiy (w. 321 H), Sunan al-Druquthniy
(w. 385 H.), Al-Mustadrak liy al-Shahhayn (w. 405
H.), Al-Sunan al-Kubr al-Bayhaqiy (w. 458), Al-
Sunan al-Shaghr al-Bayhaqiy (w. 458), Syarh al-
Sunnah li al-Baghawiy (w. 516 H).
7

Jadi, mashdir al-ashliyya secara keseluruhan adalah:


1. Musnad Ab Hanifah (w. 150 H.),
2. Ahdts Ism`l bin Ja`far (w. 180 H.),
3. Sunan Sa`d bin Manshr (w. 227 H.),
4. Sunan Ibn Mjah (w. 273 H.),
5. Sunan Abiy Dwud (w. 275 H.),
6. Sunan Al-Turmudziy (w. 279 H.),
7. Al-Muntaq li Ibn al-Jrd (w. 307 H.),
8. Mukhtashar Ahkm li al-Thsiy (w. 312 H.),
9. Syarh Maaniy al-Atsar al-Thahawiy (w. 321 H.),
10. Sunan al-Druquthniy (w. 385 H.),
11. Al-Mustadrak liy al-Shahhayn (w. 405 H.),
12. Al-Sunan al-Kubr al-Bayhaqiy (w. 458 H.),
13. Al-Sunan al-Shaghr al-Bayhaqiy (w. 458 H.),
14. Syarh al-Sunnah li al-Baghawiy (w. 516 H).

C. Anasir Hadis, Daftar Rawi Sanad dan Diagram/Silsilah Sanad


1. Anasir Hadis
a. Rawi dan Sanad
Rawi dan sanad hadis dari mashdir al-ashliyya di atas adalah:
1) Musnad Ab Hanifah:15 (1) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3)
`Ath, (4) Ab Hanfah.

15 Al-Imm Ab Hanfah al-Numn bin Tsbit, Musnad Abiy Hanifah, (Libanon: Dr al-Kutub al-
`Ilmiyah, 2008), h. 21.
8

2) Ahdts Ism`l bin Ja`far:16 (1) Ab Hurayrah, (2) Ibn Mhak, (3)
`Ath bin Abiy Rabh, (4) `Abdurrahmn bin Habb, (5) Ism`l, (6)
`Aliy.
3) Sunan Sa`d bin Manshr:17 (1) Ab Hurayrah, (2) Ibn Mhak, (3)
`Ath, (4) `Abdurrahmn bin Habb, (5) `Abdul`azz bin Muhammad
al-Darwardiy.
4) Sunan Ibn Mjah:18 (1) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3) `Ath
bin Abiy Rabh, (4) `Abdurrahmn bin Habb bin Ardak, (5) Htim bin
Ism`l, (6) Hisym bin `Ammr.
5) Sunan Abiy Dwud:19 (1) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3)
`Ath bin Abiy Rabh, (4) `Abdurrahmn bin Habb, (5) `Abdul `Azz
bin Muhammad, (6) Al-Qa`nabiy.
6) Sunan Al-Turmudziy:20 (1) Ab Hurayrah, (2) Ibn Mhak, (3) `Ath,
(4) `Abdurrahmn bin Ardak, (5) Htim bin Ism`l, (6) Qutaybah.
7) Al-Muntaq li Ibn al-Jrd:21 (1) Ab Hurayrah, (2) Ab Ysuf bin
Mhak, (3) `Ath bin Abiy Rabh, (4) `Abdurrahmn bin Habb, (5)
Sulaymn bin Bill, (6) `Abdullh bin Wahb bin Muslim, (7) al-Rab` bin
Sulaymn.
8) Mukhtashar Ahkm li al-Thsiy:22
a) (1) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3) `Ath bin Abiy
Rabh, (4) `Abdurrahmn bin Habb, (5) `Abdul `Azz bin

16 Ism`l bin Ja`far bin Abiy Katsr al-Anshriy, Hadts `Aliy bin Hajar al-Sa`diy `an Ism`l bin
Ja`far, (Riyad: Maktabah al-Rasyd li al-Nasyr wa al-Tawz`, 1998), h. 502-503.
17 Ab `Utsmn Sa`d bin Manshr bin Syu`bah al-Kharsniy, Sunan Sa`d bin Manshr, (India:
al-Dr al-Salafiyah, 1982), j. 1, h. 415.
18 Ibn Mjah Ab `Abdullh Muhammad bin Yazd Al-Qazwayniy, Sunan Ibn Mjah, (Beirut: Dr
al-Rislah al-`lamiyah, 2009), j. 3, h. 197.
19 Ab Dwud Sulaymn bin al-Asy`ats bin ishq bin Basyr bin Syaddd bin `Amr al-Sijistn,
Sunan Abiy Dwud, (Beirut: al-Maktabah al-`Ashriyah, T.th.), j. 2, h. 259.
20 Ab `s Muhammad bin `s bin Sawrahbin al-Dlahk Al-Turmudziy, Al-Jmi` al-Kabr
(Sunan al-Turmudziy), (Beirut: Dr al-Gharb al-Islmiy, 1998), j. 2, h. 476.
21 Ab Muhammad `Abdullh bin `Aliy bin Al-Jrd, Al-Muntaq min al-Sunan al-Musannadah,
(Beirut: Muassasah al-Kitb al-Tsaqfiyah, 1988), h. 178.
22 Ab `Aliy al-Hasan bin `Aliy bin Nashr Al-Thsiy, Mukhtashar al-Ahkm, (Beirut: Dr al-
Muayyad, 2003), j. 5, h. 336-337.
9

Muhammad Al-Darwardiy, (6) `Abdullah bin Maslamah Al-


Qa`nabiy, (7) Muhammad bin Yahy.
b) (1) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3) `Ath bin Abiy
Rabh, (4) `Abdurrahmn bin Habb, (5) `Abdul `Azz bin
Muhammad Al-Darwardiy, (6) `Abdullah bin Maslamah Al-
Qa`nabiy, (7) Muhammad bin Ism`l al-Bukhri.
c) (1) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3) `Ath bin Abiy
Rabh, (4) `Abdurrahmn bin Habb, (5) `Abdul `Azz bin
Muhammad Al-Darwardiy, (6) Sa`d bin Abiy Maryam, (7)
Muhammad bin Yahy.
d) (1) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3) `Ath bin Abiy
Rabh, (4) `Abdurrahmn bin Habb, (5) Sulaymn bin Bill, (6)
Sa`d bin Abiy Maryam, (7) Muhammad bin Yahy.
e) (1) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3) `Ath bin Abiy
Rabh, (4) `Abdurrahmn bin Habb, (5) Sulaymn bin Bill, (6)
Ism`l bin Abiy Uways, (7) Muhammad bin Ism`l al-Bukhri.
9) Syarh Maaniy al-Atsar al-Thahawiy:23
a) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3) `Ath bin Abiy Rabh,
(4) `Abdurrahmn bin Habb, (5) Sulaymn bin Bill, (6) Al-
Wuhzhiy, (7) Ibrhm bin Abiy Dwud.
b) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3) `Ath bin Abiy Rabh,
(4) `Abdurrahmn bin Habb, (5) `Abdul`azz bin Muhammad bin
`Ubayd al-Darwardiy, (6) Asad bin Ms bin Ibrhm, (7) Nashr
bin Marzq Ab al-Fath.
c) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3) `Ath bin Abiy Rabh,
(4) `Abdurrahmn bin Habb, (5) `Abdul`azz bin Muhammad bin

23 Ab Ja`far Ahmad bin Muhammad bin Salmah bin `Abdulmalik bin Salmah Al-Thahwiy,
Syarh Ma`niy al-tsr, (Beirut: Dr al-Kutub al-`Ilmiyah, 1399), j. 3, h. 98.
10

`Ubayd al-Darwardiy, (6) Al-Khathb bin Nshih al-Hritsiy (7)


Nashr bin Marzq Ab al-Fath.
d) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3) `Ath bin Abiy Rabh,
(4) `Abdurrahmn bin Habb, (5) Ism`l bin Ab Katsr al-
Anshriy , (6) `Ali bin Ma`bad bin Syaddd al-`Abdiy, (7) Fahd bin
Sulaymn al-Nuhs.
10) Sunan al-Druquthniy (3176):24
a) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3) `Ath bin Abiy Rabh,
(4) `Abdurrahmn bin Habb, (5) Sulaymn bin Bill, (6) Yahy
bin Shlih al-Wuhzhiy, (7) Ab Zur`ah al-
Dimasyqiy/`Abdurrahmn bin `Amr bin `Abdillh, (8) Muhammad
bin Ism`l.
b) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3) `Ath bin Abiy Rabh,
(4) `Abdurrahmn bin Habb, (5) Sulaymn bin Bill, (6) Ism`l
bin `Abdillh bin `Abdillh al-Ashbahiy, (7) Ahmad bin al-Wald,
(8) Al-Husayn bin Ism`l bin Muhammad al-Dlabiy.
11) Sunan al-Druquthniy:25
a) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3) `Ath bin Abiy Rabh,
(4) `Abdurrahmn bin Habb Ibn Ardak, (5) Ism`l bin Ja`far, (6)
Muhammad bin Zunbr, (7) Yahy bin Muhammad bin
Sh`id/Muhammad bin Yahy al-Baghddi.
b) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3) `Ath bin Abiy Rabh,
(4) `Abdurrahmn bin Habb Ibn Ardak, (5) Sulaymn bin Bill,
(6) Ism`l bin Ja`far, (7) Ahmad bin al-Wald, (8) Al-Husayn bin
Ism`l bin Muhammad al-Dlabiy.
12) Sunan al-Druquthniy (3176):26 (1) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin
Mhak, (3) `Ath bin Abiy Rabh, (4) `Abdurrahmn bin Habb, (5)
Al-Darwardiy, (6) `Amr bin Abiy Salmah, (7) `Abdullah bin Ahmad
24 Ab al-Hasan `Aliy bin `Umar bin Ahmad bin Mahdiy bin Mas`d bin al-Nu`mn bin Dnr Al-
Druquthniy, Sunan al-Druquthniy, (Beirut: Muassasah al-Rislah, 2004), j. 4, h. 379.
25 Ibid, j. 4, h. 380 & j. 5, h. 35.
26 Ibid, j. 4, h. 380.
11

bin Muhammad bin Abiy Maryam, (8) `Aliy bin Muhammad bin
Ahmad al-Mishriy.
13) Al-Mustadrak liy al-Shahhayn:27 (1) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin
Mhak, (3) `Ath bin Abiy Rabh, (4) `Abdurrahmn bin Habb, (5)
Sulaymn bin Bill, (6) `Abdullh bin Wahb, (7) al-Rab` bin
Sulaymn, (8) Ab al-`Abbs Muhammad bin Ya`qb.
14) Al-Sunan al-Kubr al-Bayhaqiy:28
a) (1) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3) `Ath bin Abiy
Rabh, (4) `Abdurrahmn bin Habb, (5) Sulaymn bin Bill, (6)
`Abdullh bin Wahb, (7) al-Rab` bin Sulaymn, (8) Muhammad
bin Ya`qb, (9) Muhammad bin `Abdillh al-Dlabiy.
b) (1) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3) `Ath bin Abiy
Rabh, (4) `Abdurrahmn bin Habb, (5) Sulaymn bin Bill, (6)
`Abdullh bin Wahb, (7) al-Rab` bin Sulaymn, (8) Muhammad
bin Ya`qb, (9) Muhammad bin Ms bin al-Fadl/Ab Sa`d bin
Abiy `Amr.
c) (1) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin Mhak, (3) `Ath bin Abiy
Rabh, (4) `Abdurrahmn bin Habb, (5) Sulaymn bin Bill, (6)
Ism`l bin Abiy Uways, (7) `Aliy bin al-Mubrak al-Shan`niy, (8)
Ab `Abdillh Muhammad bin `Abdillh, (9) al-Hasan bin
Muhammad bin Habb.
15) Sunan al-Shaghr al-Bayhaqiy:29 (1) Ab Hurayrah, (2) Ysuf bin
Mhak, (3) `Ath bin Abiy Rabh, (4) `Abdurrahmn bin Habb, (5)
Sulaymn bin Bill, (6) `Abdullh bin Wahb, (7) al-Rab` bin
Sulaymn, (8) Muhammad bin Ya`qb, (9) Muhammad bin `Abdillh
al-Dlabiy.

27 Ab `Abdullah al-Hkim Muhammad bin `Abdillh bin Muhammad bin Hamdawiyah bin
Nu`aym bin Al-Hkim, al-Mustadrak `Al al-Shahhayn, (Beirut: Dr al-Kutub al-`Ilmiyah, 1990),
j. 2, h. 216.
28 Ab Bakr Ahmad bin al-Husayn bin `Aliy Al-Bayhaqiy, Al-Sunan al-Kubr, (Beirut: Dr al-
Kutub al-`Alamiyah, 2003), j. 7, h. 557.
29 Ab Bakr Ahmad bin al-Husayn bin `Aliy Al-Bayhaqiy, Al-Sunan al-Shaghr li al-Bayhaqiy,
(Karachi: Jmi`ah al-Dirst al-Islmiyah, 1989), j. 3, h. 118.
12

16) Syarh al-Sunnah li al-Baghawiy:30 (1) Ab Hurayrah, (2) Ibn Mhak,


(3) `Ath bin Abiy Rabh, (4) Ibn Habb bin Ardak, (5) Ism`l bin
)Ja`far, (6) `Aliy bin Hujr, (7) Ahmad bin `Aliy al-Kusymhaniy, (8
`Abdullh bin `Umar, (9) Ab al-Hasan al-Thaysafniy, (10) Ab
`Abdillh Muhammad bin Fadl.

Secara keseluruhan, rawi dan sanad hadis berjumlah 46 orang


sebagaimana terlampir.

b. Matan
Berikut adalah variasi redaksi matan hadis yang terlacak dari
Mashdir al-Ashliyya berdasarkan hasil penjejakan:

Matan Mashdir al-Ashliya No

:
1

:
2

:
3

:
4

:
5

:
6

:
7

:
8

:
9

:
)(45 10

:
)(47 11

:
)(48 12

:
13

:
14

30 Ab Muhammad al-Husayn bin Mas`d bin Muhammad bin al-Far Al-Baghawiy, Syarh al-
Sunnah, (Beirut: al-Maktabah al-Islmiy, 1983), j. 9, h. 219.
13

:
15

:
16

Dari enam belas hadis di atas, teridentifikasi ada dua macam


redaksi matan yang sedikit berbeda, yaitu:

Matan Mashdir al-Ashliya N


o
,
,
:
, ) 1
,(47 ),(48

,
, ,
, ,
:
,
2
),(45
,
,

2. Daftar Rawi Sanad


Untuk mengetahui lahir-wafat, rutbah jarh wa tadl dan thabaqa
rawi sanad dibuat daftar dengan menggunakan kitab Tahdzb al-Kamal (al-
14

Miziy), Tahdzb al-Tahdzb (Ibn Hajar al-Asqalaniy), Mizan al-Itidal (al-


Dzahabiy), dan kitab lain yang dibutuhkan ketika tidak terdapat di dalam kitab
yang telah disebutkan. Daftar rawi sanad hadis di atas adalah:

L/W (H) RJT Thabaqt


No Rawi Sanad
L W J T Thdzb ST
1 Ab Hurayrah 31
57 1 S
2 Ysuf bin Mhak 113 3 T
,
`Ath bin Abiy
3 26 114 3 T
Rabh32

4 Ab Hanfah 80 150 6 TT
`Abdurrahmn bin
5 6
Habb33
Ab Ayb Sulaymn
6 177 8 TT
bin Bill34
Ism`l bin Ja`far bin
7 Ab Katsr al- 180 8 TT
Anshriy
`Abdul`azz bin
186/18
8 Muhammad al- 8 TTT
7
Darwardiy35
186/18
9 Htim bin Ism`l36 8 TTT
7
12
10 Al-Wald bin Muslim 194 8 TTT
1
`Abdullh bin Wahb bin 12
11 197 9 TTT
Muslim37 5

31 Ab al-Hajjj Ysuf bin `Abdirrahmn bin Ysuf Jamluddn Al-Mizziy, Tahdzb al-Kaml fiy
Asm al-Rijl, (Beirut: Muassasah al-Rislah, 1980), j. 34, h. 366-379.
32 Syamsuddn Ab `Abdullh Muhammad bin Ahmad bin `Utsmn Al-Dzahabiy, Mzn al-I`tidl
fiy Naqd al-Rijl, (Beirut: Dr al-Ma`rifah, 1963), j. 3, h. 70.
33 Ab al-Hajjj Ysuf bin `Abdirrahmn bin Ysuf Jamluddn Al-Mizziy, Op., Cit., j. 17, h. 52.
34 Ibid, j. 3, h. 472-473.
35 Ibid, j. 18, h. 187-194. Menurut Muhammad bin Sa`d: Tsiqah, Al-Bukhriy menggunakan
riwayat al-Darwardiy meskipun disertai rawi lain.
36 Ibid, j. 5, h. 187-191.
37 Ibid, j. 16, h. 277-287.
15

Al-Khathb bin
12 208 9 TTT
Nshih al-Hritsiy
Asad bin Ms bin 13
13 212 9 TTT
Ibrhm 2
`Amr bin Abiy
14 212 10 TTT
Salmah
`Ali bin Ma`bad bin
15 218 9 TTT
Syaddd al-`Abdiy
`Abdullh bin
16 Maslamah bin Qa`nab 221 9 TTT
Al-Qa`nabiy38
Yahy bin Shlih Al- 13
17 222 9 TTT
Wuhzhiy 7
`Aliy bin Hujr bin 14
18 224 9 TTT
Iys 5
Ibn Abiy Maryam
(Sa`d bin al-Hakam
14
19 bin Muhammad bin 224 10 TTT
4
Slim bin Abiy
Maryam)39
Ism`l bin `Abdillh
bin `Abdillh al-
20 226 10 TTT
Ashbahiy/ Ism`l bin
Abiy Uways
Qutaybah bin Sa`d 15
21 240 10 TTTT
bin Jaml bin Tharf40 0
15
22 Hisym bin `Ammr41 245 10 TTTT
3
Muhammad bin Ja`far
bin Abiy al-
23 248 10 TTTT
Azhariy/Muhammad
bin Zunbr

38 Ibid, j. 16, h. 136-143.


39 Tidak ditemukan keterangan tentang rawi dimaksud.
40 Ibid, j. 23, h. 523-537.
41 Ibid, j. 30, h. 242-255.
16

Muhammad bin
24 Muhammad bin 10
Marzq
Muhammad bin
Ism`l bin Ibrhm
19
25 bin al-Mughrah/ 256 10 TTTT
4
Muhammad bin
Ism`l al-Bukhri
Al-Rab` bin
26 Sulaymn bin 256 11 TTTT
Dwud42
Muhammad bin Yahy
17
27 bin `Abdillh bin 258 11 TTTT
2
Khlid

28 Ahmad bin al-Wald 259 10 TTTT

Nashr bin Marzq
29 262 11 TTTT
Ab al-Fath
Ibrhm bin Sulaymn
30 bin Dwud/Ibn Abiy 270 11 TTTT
Dwud
Al-Fadll bin al-`Abbs
31 270 11 TTTT
al-Rziy
Fahd bin Sulaymn al-
32 275 11 TTTT
Nuhs
Ab Zur`ah al-
33 281 11 TTTT
Dimasyqiy
Ahmad bin `Aliy al-
34 11
Kusymhaniy
`Abdullh bin
Muhammad bin Sa`d
35 281 12 TTTT
bin al-Hakam (ibn
Abiy Maryam)
36 `Aliy bin al-Mubrak 288 12 TTTT

42 Ibid, j. 9, h. 86-87.
17

al-Shan`niy
Shlih bin
37 Muhammad bin 12
Ramh
Yahy bin
Muhammad bin
22
38 Sh`id bin Ktib/Ab 318 13 TTTTT
8
Muhammad bin
Sh`id
Al-Husayn bin Ism`l
23
39 bin Muhammad al- 330 13 TTTTT
5
Dlabiy
Muhammad bin 24
40 335 14 TTTTT
Ism`l al-Frisiy 8
`Aliy bin Muhammad
41 bin Ahmad bin al- 338 14 TTTTT
Hasan al-Mishriy
Ab `Abdillh
42 Muhammad bin 339 14 TTTTT
`Abdillh bin Ahmad
Ab al-`Abbs
24
43 Muhammad bin 346 14 TTTTT
7
Ya`qb bin Ysuf
`Abdullh bin `Umar
44 360 15 TTTTT
bin Ahmad bin `Aliy
Muhammad bin
`Abdillh bin 32 TTTTT
45 405 17
Hamdawiyah bin 1 T
Nu`aym al-Dlabiy
al-Hasan bin TTTTT
46 406 17
Muhammad bin Habb T
Ab al-Hasan al-
Thaysafniy/`Aliy bin TTTTT
47 410 16
`Abdillh al- T
Thaysafniy
18

Muhammad bin Ms
TTTTT
48 bin al-Fadl/Ab Sa`d 421 17
TT
Abiy `Amr
Ab `Abdillh TTTTT
49 480 19
Muhammad bin Fadl TT

3. Diagram atau Silsilah Sanad


Dalam bentuk diagram, rawi sanad hadis di atas dapat dilihat pada
gambar diagram atau silsilah sanad sebagaimana terlampir.

D. Taqsm atau Kualifikasi Hadis


Berdasarkan hasil penjejakkan di atas, dari aspek jumlah periwayatnya,
hadis ini termasuk kategori hadis ahad43 garib (gharb).44 Hadis garib terkadang
disebut pula dengan istilah hadis Fard (tunggal).45 Kualifikasi hadis garib terdiri
dari dua jenis, yaitu:46
1. Garib Mutlak (Gharb/Fard al-Muthlq), yaitu hadis yang kegaribannya
muncul dari tingkatan sahabat (asl al-sanad), apakah seterusnya garib atau
pun tidak.
2. Garib Nisbi (Gharb/Fard al-Nisbiy), yaitu hadis yang kegaribannya muncul
di tengah rangkaian sanad, meskipun di tingkatan sahabat diriwayatkan oleh
lebih dari seorang sahabat.

43 Hadis Ahad adalah hadis yang tidak memenuhi syarat mutawatir. Adapun syarat untuk kategori
mutawatir adalah jumlah periwayatnya banyak yang secara adat tidak mungkin mereka sepakat
berbohong. Jumlah detilnya minimal 4 orang pertingkatan. (Ab al-Fadl Ahmad bin `Aliy bin
Muhammad bin Ahmad bin Hajar Al-`Asqlniy, Nuzhah al-Nazhar fiy Tawdh Nukhbah al-Fikr fiy
Mushthalah Ahl al-Atsar, (Damaskus: Mathba`ah al-Shabh, 2000), h. 42 & 51.)
44 Hadis gharb adalah hadis yang diriwayatkan oleh 1 (satu) periwayat pada salah satu
tingkatannya. Muhammad `Ajjj al-Khathb, Ushl al-Hadts `Ulmuh wa Mushthalahuh, (Beirut:
Dr al-Fikr, 1989), 302-303. Syamsuddn Ab al-Khayr Muhammad bin Abd al-Rahman bin
Muhammad bin Abi Bakar bin Utsman bin Muhammad al-Sakhwiy, Al-Tawdhh al-Abhar li
Tadzkirah Ibn al-Mulaqqin fi Ilm al-Atsar, (T.Tp. Maktabah Adhwa` al-Salaf, 1998), h. 48
45 Menurut Ibn Hajar Al-`Asqlniy, penyebutan hadis Gharb seringnya digunakan untuk
mengidentifikasi hadis Fard al-Nisbiy, sedangkan penyebutan hadis Fard, seringnya digunakan
untuk mengidentifikasi hadis Fard al-Muthlq. Mahmd Thahhn, Taysr Musthalah al-Hadts,
(Surabaya: Toko Kitab Hidayah, T.th), 28.
46 Mahmd Thahhn, Op., Cit., h. 29-30.
19

Khusus untuk hadis ini, dikarenakan kegaribannya dimulai dari tingkatan


sahabat, meskipun selanjutnya nampak diriwayatkan oleh lebih dari 3 orang, maka
dimasukkan ke dalam kategori hadis garib mutlak. Sedangkan dari aspek
penyandaran kepada Nabi Saw., hadis ini termasuk hadis marf`47 dan muttashil,48
sehingga dikategorikan sebagai hadis musnad.49
E. Tashhh & I`tibar
Berdasarkan deskripsi diagramisasi pohon sanad, diketahui terdapat 27
rangkaian sanad, dari 14 sumber asli hadis tersebut. Dengan penjelasan sebagai
berikut:
1. Dari kitab Musnad Ab Hanifah, satu sanad.
2. Dari kitab Ahdts Ism`l bin Ja`far, satu sanad.
3. Dari kitab Sunan Sa`d bin Manshr, satu sanad.
4. Dari kitab Sunan Ibn Mjah, satu sanad.
5. Dari kitab Sunan Abiy Dwud, satu sanad.
6. Dari kitab Sunan Al-Turmudziy, satu sanad.
7. Dari kitab Al-Muntaq li Ibn al-Jrd, satu sanad.
8. Dari kitab Mukhtashar Ahkm li al-Thsiy, lima sanad
9. Dari kitab Syarh Maaniy al-Atsar al-Thahawiy, empat sanad.
10. Dari kitab Sunan al-Druquthniy, lima sanad.
11. Dari kitab Al-Mustadrak liy al-Shahhayn, satu sanad.
12. Dari kitab Al-Sunan al-Kubr al-Bayhaqiy, tiga sanad.
13. Dari kitab Sunan al-Shaghr al-Bayhaqiy, satu sanad.
14. Dari kitab Syarh al-Sunnah li al-Baghawiy, satu sanad
Dari 27 rangkaian sanad yang terjejak, seluruhnya berawal dari Ab
Hurayrah kemudian kepada Ysuf bin Mahk, selanjutnya kepada `Ath bin Abiy
Rabh. Mulai dari `Ath bin Abiy Rabh selanjutnya bercabang dua kepada Ab

47 Hadis Marf` adalah hadis yang materinya disandarkan kepada Nabi Saw., secara khusus, baik
berupa ucapan, perbuatan, maupun pembiaran, meskipun tidak bersambungan. Muhammad `Ajjj
al-Khathb, Op., Cit., h. 355.
48 Hadis Muttashil adalah hadis yang rangkaian sanadnya bersambungan, baik marf` maupun
mawqf.
49 Hadis Musnad adalah hadis yang disandarkan kepada Nabi Saw., serta rangkaian sanadnya
tidak ada yang terputus dari awal sampai akhir.
20

Hanfah dan `Abdurrahmn bin Habb Ibn Ardak. Penerimaan Ab Hanfah hanya
berujung di dirinya, sedangkan penerimaan `Abdurrahmn bin Habb Ibn Ardak
selanjutnya bercabang diterima oleh empat orang muridnya, yaitu Sulaymn bin
Bill, Ism`l bin Ja`far, `Abdul`azz bin Muhammad al-Darwardiy, dan Htim
bin Ism`l.
Dari Sulaymn bin Bill setelah melalui beberapa rangkaian sanad,
berujung di 7 (tujuh) kitab, yaitu: Syarh Ma`niy al-tsr, Sunan al-Druquthniy,
Mukhtashar al-Ahkm, Al-Muntaq, Sunan al-Bayhaqiy al-Kubr, Sunan al-
Bayhaqiy al-Shaghr, dan Al-Mustadrak.
Dari Ism`l bin Ja`far setelah melalui beberapa rangkaian sanad, berujung
di 4 (empat) kitab, yaitu: Ahdts Ism`l bin Ja`far, Syarh al-Sunnah, Syarh
Ma`niy al-tsr, dan Sunan al-Druquthniy.
Dari `Abdul`azz bin Muhammad al-Darwardiy setelah melalui beberapa
rangkaian sanad, berujung di 5 (lima) kitab, yaitu: Sunan Abiy Dwud,
Mukhtashar al-Ahkm, Syarh Ma`niy al-tsr, Sunan al-Druquthniy, dan
Sunan Sa`d bin Manshr.
Dari Htim bin Ism`l setelah melalui beberapa rangkaian sanad, berujung
di 2 (dua) kitab, yaitu: Sunan Ibn Mjah dan Sunan al-Turmudziy.
Sehingga dapat dikatakan bahwasanya yang menjadi midr al-sanad-nya
hadis ini adalah `Abdurrahmn bin Habb Ibn Ardak, sedangkan kualitas jarh wa
ta`dl-nya mukhtalaf fh (diperdebatkan),50 jika dikompromikan hanya sampai
pada derajat maqbl, dengan rincian sebagai berikut:51
1. Ibn Hibbn : Dimasukkan ke dalam kitab al-Tsiqt-nya52
2. Al-Hkim : Shahh al-Isnd; Min Tsiqt al-Madaniyn.53

50 Ab al-Fadl Ahmad bin `Aliy bin Muhammad bin Ahmad bin Hajar Al-`Asqlniy, Al-Talkhsh
al-Habr, (Beirut: Dr Adlw al-Salaf, 2007), j. 5, h. 2445.
51 Ab al-Hajjj Ysuf bin `Abdirrahmn bin Ysuf Jamluddn Al-Mizziy, Op., Cit, j. 17, h. 52-
53.
52 Muhammad bin Hibbn bin Ahmad bin Hibbnbin Mu`dz bin Ma`bad Ab Htim, Al-Tsiqt,
(India: Dirah al-Ma`rif al-`Utsmniyah, 1973), j. 7, h. 77.
53 Ab `Abdullah al-Hkim Muhammad bin `Abdillh bin Muhammad bin Hamdawiyah bin
Nu`aym bin Al-Hkim, Loc., Cit. Ab `Amr Ahmad bin `Athiyyah al-Wakl, Natsl al-Nibl bi
Mu`jam al-Rijl Alladzna Tarjam Lahum Fadllah al-Syaykh al-Muhaddits Ab Ishq al-
Huwayniy, (Kairo: Dr ibn `Abbs, 2012), j. 2, h. 283-284.
21

3. Al-Nasiy : Munkar al-Hadts.


4. Ibn Hajar : Layyin al-Hadts (dalam al-Taqrb), dalam Tahdzb
mengutip pernyataan Al-Hkim (Min Tsiqt al-Madaniyn).54
5. Al-Dzahabiy : Fh Layyin.55 Dalam kitab lain beliau menilainya
Shadq.56
Dari informasi tersebut, akhirnya dapat disimpulkan bahwa kualitas sanad hadis
ini adalah hasan, sebagaimana disimpulkan oleh Ibn Hajar.57 Sebab dari sekian
rangkaian sanad, midr al-sanad-nya tidak sampai pada derajat adil dan tamm al-
dlabth (sempurna hapalannya). Sedangkan Al-Hkim menilai dengan tegas
bahwasanya hadis tersebut termasuk kategori sahih sanad.58
Riwayat yang dikeluarkan oleh Al-Thsiy (w. 312 H.), sebagai mustakhraj dari
riwayat yang dikeluarkan oleh Al-Turmudziy (bertemu di `Abdurrahmn bin
Habb Ibn Ardak), memiliki keunggulan (Jallah Isnd) karena salah satunya
diterima dari Al-Bukhriy (Muhammad bin Ism`l Al-Bukhriy), hanya saja Al-
Bukhriy tidak mengeluarkan hadis tersebut, baik dalam kitab Shahh-nya
maupun dalan al-Adab al-Mufrad.
Sementara itu dari aspek i`tibr syhid ditemukan hadis yang semakna dari
sahabat `Ubdah bin al-Shmit, `Uwaymar bin Mlik, Fudllah bin `Ubayd, dan
Ab Dzar al-Ghifriy. Berikut beberapa redaksinya:
1. `Ubdah bin al-Shmit,59

54 Ab al-Fadl Ahmad bin `Aliy bin Muhammad bin Ahmad bin Hajar Al-`Asqlniy, Tahdzb al-
Tahdzb, (India: Mathba`ah Dirah al-Ma`rif al-Nizhmiyah, 1326), j. 6, h. 159.
55 Syamsuddn Ab `Abdullh Muhammad bin Ahmad bin `Utsmn Al-Dzahabiy, Al-Ksyif fiy
Ma`rifah Man Lahu Riwyah fiy al-Kutub al-Sittah, (Jedah: Muassasah `Ulm al-Qurn, 1992),
j. 1, h. 625.
56 Syamsuddn Ab `Abdullh Muhammad bin Ahmad bin `Utsmn Al-Dzahabiy, Al-Mughniy fiy
al-Dlu`af, (Qatar: Idrah Ihy al-Turts al-Islmiy, 1987) j. 1, h. 534.
57 Ab al-Fadl Ahmad bin `Aliy bin Muhammad bin Ahmad bin Hajar Al-`Asqlniy, Al-Talkhsh
al-Habr, Loc., Cit.
58 Ab `Abdullah al-Hkim Muhammad bin `Abdillh bin Muhammad bin Hamdawiyah bin
Nu`aym bin Al-Hkim, Loc., Cit.
59 Ab al-`Abbs Syihbuddn Ahmad bin Abiy Bakr bin Ism`l bin Salm Al-Bushayriy, Ittihf
al-Khayrah al-Mahrah bi Zawid al-Masnd al-`Asyrah, (Riyad: Dr al-Wathan, 1999), j. 4, h.
45, 154). Nruddn al-Haytsamiy, Bughyah al-Bhits `an Zawide Musnad al-Hritz bin Abiy
Usmah, (Madinah: Markaz Khidmah al-Sunnah wa al-Srah al-Nabawiyah, 1992), j. 1, h. 555.
22


":
"
:

Dalam rangkaian sanadnya terdapat `Abdullh bin Lah`ah bin `Uqbah al-
Hadlramiy (97-174 H.), beliau disifati dla`f al-hadts, namun Ibn Syhin
menilainya tsiqah, dan Ibn Hajar menilainya shadq kemudian mengalami
kepikunan setelah rumah beserta buku-bukunya terbakar. Oleh karenanya
Yahy bin Ma`n menilai hadis-hadis Ibn Lah`ah sangat layak untuk dijadikan
hujah sebelum terjadinya musibah kebakaran. Sehingga Imam Muslim juga
meriwayatkan hadis Ibn Lah`ah di dalam kitab Shahh-nya. Selain daripada
itu, semua periwayatnya tsiqat.
2. `Uwaymar bin Mlik,60
:

"
:
" :
Dalam rangkaian sanadnya terdapat keterputusan sanad, yaitu dari Hasan al-
Bashriy (22-110 H.) ke `Uwaymar/Ab al-Darda (w. 32 H.) yang dikenal
dengan nama Ibrhm bin Abiy Yahy al-Aslamiy, beliau tercacat matrk al-
hadts dan sering men-tadls.

" :



"
Dalam rangkaian sanadnya terdapat Yazd bin `Iydl yang disifati mukar al-
hadts, sehingga hadis tersebut dinilai lemah.61

60 `Abdullh bin Muhammad bin Ibrhm bin `Utsmn Ab Bakr ibn Abiy Syaybah, Al-Kitb al-
Mushannaf fiy al-Ahdts wa al-tsr, (Riyad: Maktabah al-Rasyd, 1409), j. 4, h. 114. Ab
`Utsmn Sa`d bin Manshr bin Syu`bah al-Kharsniy, Op., Cit., j. 1, h. 415
61 `Abdullh bin Wahhab bin Muslim, Muwaththa `Abdillh bin Wahhab, (Damam: Dr Ibn al-
Jawziy, T. Th.), h. 92.
23

3. Fudllah bin `Ubayd,62







:



Sama halnya dengan hadis dari `Ubadahbin al-Shmit di atas, dalam hadis ini
pun terdapat Ibn Lah`ah, sedangkan periwayat lainnya disifati tsiqah.
4. Ab Dzar al-Ghifriy:63
:


" :
"

Dalam rangkaian sanadnya terdapat Ibrhm bin Muhammad bin Sam`n (w.
184 H.) yang dikenal dengan nama Ibrhm bin Abiy Yahy al-Aslamiy, beliau
tercacat matrk al-hadts dan sering men-tadls.
Meskipun terdapat beberapa hadis lain sebagai syawhid, namun
semuanya memiliki kualitas sanad lebih rendah dari pada hadis pokok yang
diriwayatkan oleh Ab Hurayrah. Sehingga dengan demikian kualitas hadis
tersebut tidak beranjak dari derajat hasan.

F. Tathbq atau Aplikasi Hadis


Dalam tataran tathbq al-hadts, dikarenakan hadis tersebut
dikualifikasikan hadis hasan garib, serta tidak ada hadis lain yang menyelisihi dan
menasakhkan (muhkam),64 maka termasuk ke dalam kategori maqbul mamul bih
(diterima dan wajib diamalkan), Al-Turmudziy menyatakan:


62 Ab al-Qsim Sulaymn bin Ahmad bin Ayyb bin Muthr Al-Thabrniy, Al-Mu`jam al-Kabr,
(Kairo: Maktabah ibn Taymiyah, 1994), j. 18, h. 304.
63 Ab Bakr `Abdurrazq bin Hammm bin Nfi` al-Humayriy Al-Shan`niy, Mushannaf
`Abdirrazq al-Shan`niy, (Beirut: al-Maktab al-Islmiy, 1403), j. 6, h. 134.
64 Mahmd al-Thahhn, Op., Cit., h. 56.
24

Pengamalan hadis tersebut dilakukan oleh para ahli ilmu dari kalangan
sahabat Nabi Saw., dan yang lainnya.
Pernyataan Al-Turmudziy tersebut menegaskan bahwasanya semenjak
zaman sahabat Nabi Saw., hadis di atas dijadikan landasan hukum oleh ulama
fikih. Sehingga ketika seseorang mengucapkan salah satu dari tiga kalimat
tersebut, yaitu Nikah, Talak dan Rujuk, ketika sudah memenuhi ketentuannya,
meskipun diucapkan dengan bercanda, tetap dinilai dapat menimbulkan efek
hukum. Berikut pandangan para ahli fikih dari emapat madzhab:
1. Hanafiyah.65




Dan demikian pula adanya kesungguhan bukanlah menjadi syarat,


sehingga talak jatuh dari orang yang bercanda dengan kata-kata talak,
berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah Saw., bahwasanya
beliau bersabda: Tiga hal yang dilakukan dengan serius hasilnya serius,
dan dilakukan dengan bercanda hasilnya tetap serius, yaitu nikah, talak,
dan membebaskan budak, dan diriwayatkan pula dengan redaksi: nikah,
talak, dan rujuk.

2. Malikiyah.66





Disepakati bahwasanya talak menjadi luzum meskipun dijatuhkan dengan
bercanda, bahkan diketahui umum, dengan bercanda memutlakkan
kalimatnya pun tetap jatuh talak, berdasarkan berita dari Al-Turmudziy:
65 `Aluddn Ab Bakr bin Mas`d bin Ahmad Al-Ksniy, Badi` al-Shani` fiy Tartb al-
Syari`, (Beirut: Dr al-Kutub al-`Ilmiyah, 1986), j. 3, h. 100.
66 Ab `Abdullh Muhammad bin `Abdillh Al-Kharsyiy, Syarh Mukhtashar Khall li al-
Kharsyiy, (Beirut: Dr al-Fikr, T.th), j. 4, h. 32.
25

Tiga hal yang dilakukan dengan serius hasilnya serius, dan dilakukan
dengan bercanda hasilnya tetap serius, yaitu nikah, talak, dan rujuk.

3. Syafi`iyah.67
:
: :

Talak jatuh dalam kondisi sukarela dan marah, serius dan bercanda,
berdasarkan apa yang diriwayatkan Ab Hurayrah, bahwasanya Nabi Saw.,
bersabda: Tiga hal yang dilakukan dengan serius hasilnya serius, dan
dilakukan dengan bercanda hasilnya tetap serius, yaitu nikah, talak, dan
rujuk.
4. Hanabilah.68
( ) :
.






: .
:

: .
.


.

: . .
.

Sebuah masalah; Ibn Qudmah berkata: (Talak menjadi luzum jika


didatangkan dengan kalimat yang jelas, disertai niat maupun tidak) Telah
kita paparkan bahwasanya talak yang jelas tidak membutuhkan niat,
bahkan talak jatuh meskipun tanpa disertai maksud, tidak ada perbedaan
pendapat tentang hal tersebut. Karena sesungguhnya yang diiktibar dari
talak itu adalah ucapan, cukuplah untuk jatuhnya talak itu sebuah ucapan
talak yang tidak disertai niat jika kalimatnya jelas, seperti dalam jual beli,
baik dengan maksud berkelakar maupun serius, berdasarkan sabda Nabi
Saw.: Tiga hal yang dilakukan dengan serius hasilnya serius, dan dilakukan
dengan bercanda hasilnya tetap serius, yaitu nikah, talak, dan rujuk. Ab
Dwud dan Al-Turmudziy meriwayatkan hadis tersebut, dan berkata: Hadis

67 Ab al-Husayn Yahy bin Abiy al-Khayr bin Slim Al-`Umrniy, AL-Bayn fiy Madzhab al-
Imm al-Syfi`iy, (Jedah: Dr al-Minhj, 2000), j. 10, h. 73.
68 Ab Muhammad Muwaffiquddn `Abdullh bin Ahmad bin Muhammad Ibn Qudmah, Al-
Mughniy li Ibn Qudmah, (Kairo: Maktabah al-Qhirah, 1968), j. 7, h. 397.
26

tersebut hasan. Ibn Mundzir berkata: Para ahli ilmu yang menerima hadis
tersebut bersepakat bahwasanya talak serius dan bercanda nilainya sama
saja. Diriwayatkan dari `Umar bin Khaththab, ibn Mas`d dan
semacamnya dari `Ath dan `Ubaydah. Dan terhadap pendapat tersebut
Al-Syfi`iy dan Ab `Ubayd berpendapat. Ab `Ubayd berkata: Dan itu
adalah pendapatnya Sufyn al-Tsawriy dan penduduk Irak.

G. Mufradt dan Maksud Lafal


Dari 14 mashdir ashliyah, yang terdiri dari 16 hadis, dengan total 27
rangkaian sanad, jika dikelompokkan berdasarkan kemiripan redaksi, maka
didapatkan 2 kelompok hadis sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Meski dalam
redaksi awal sama, namun terdapat perbedaan pada saat memaparkan tiga hal
tersebut, 6 hadis lebih mendahulukan kalimat talak daripada nikah dan rujuk, 69
dan 10 hadis mendahulukan kalimat nikah dari pada talak dan rujuk.70
Tidak diketahua apa yang menjadi penyebab terjadinya perbedaan redaksi
tersebut, antara yang mendahulukan kalimat talak dan yang mendahulukan
kalimat nikah. Namun jika mencermati realita di masyarakat, kemungkinan besar
redaksi yang mendahulukan kalimat talak, disebabkan pada umumnya masyarakat
lebih banyak yang melakukan kecerobohan dalam hal penjatuhan talak
dibandingkan melakukan akad nikah, sehingga talak menempati prioritas untuk
diberi perhatian dengan cara mendahulukannya pada saat pemaparan redaksi hadis
tersebut. Sementara yang mendahulukan kalimat nikah tampaknya lebih kepada
pertimbangan urutan saja, yaitu didahului dengan nikah, kemudian cerai, dan
terakhir rujuk.
Al-Jiddu ( )mengandung arti bermaksud terhadap makna hakiki maupun
majazi dalam pengucapannya. Dan itu merupakan lawan dari Al-Hazl ().71

69 Hadis tersebut adalah Musnad Ab Hanifah, Ahdts Ism`l bin Ja`far, Sunan Sa`d bin
Manshr, Sunan al-Druquthniy (No. 47 dan 48), Syarh al-Sunnah li al-Baghawiy.
70 Hadis tersebut adalah Sunan Ibn Mjah, Sunan Abiy Dwud, Sunan Al-Turmudziy, Al-Muntaq
li Ibn al-Jrd, Mukhtashar Ahkm li al-Thsiy, Syarh Maaniy al-Atsar al-Thahawiy, Sunan al-
Druquthniy (No. 45), Al-Mustadrak liy al-Shahhayn, Al-Sunan al-Kubr al-Bayhaqiy, Al-Sunan
al-Shaghr al-Bayhaqiy.
71 Al-Qdhiy `Abdunnabiy bin `Abdirrasl al-Ahmad Nakriy, Dustr al-`Ulam, Jmi` al-`Ulm
fiy Ishthilht al-Funn, (Beirut: Dr al-Kutub al-`Ilmiyah, 2000), j. 1, h. 264.
27

Sedangkan al-Hazl adalah ucapan yang tidak dimaksudkan terhadap makna


hakikinya dan juga makna majazinya.72
Nikah berasal dari kata nakaha ( )yang mengandung arti akad yang
membolehkan hubungan intim antar laki-laki dan perempuan. Sedangkan talak (
)adalah salah satu penyebab putusnya perkawinan yang merupakan bagian
dari jenis perceraian selain dari fasakh (pembatalan perkawinan). Adapun rujuk
berasal dari kata raja`a ( )adalah kalimat yang dipakai untuk menghalalkan
kembali hubunagn perkawinan yang sudah putus yang diakibatkan oleh talak
raj`iy.

H. Asbb al-Wurd
Dalam penelusuran penulis, tidak ditemukan informasi tentang penyebab
lahirnya hadis tersebut. Hanya saja dimungkinkan ini terkait dengan kebiasaan
masyarakat pada waktu itu, yang sering bertindak ceroboh dalam pengucapan
kata-kata talak. Sehingga untuk meluruskan hal tersebut lahirlah hadis yang isinya
memberikan peringatan bahwasanya tiga kalimat tersebut tidak bisa dilakukan
dengan seenaknya.

I. Istinbath Ahkam dan Hikmah


Sebagaimana yang telah disinggung dalam poin tathbq atau aplikasi
hadis, selanjutnya dari hadis tersebut ditarik sebuah hukum bahwasanya
melontarkan kata-kata nikah, talak dan rujuk, seandainya telah memenuhi
ketentuan syarat dan rukun masing-masing dari ketiga hal tersebut, maka dapat
dinyatakan sah meski tidak ada niat atau maksud dari pengucapannya.
Sedangkan hikmah dari adanya hadis tersebut adalah penekanan terhadap
harus adanya kehati-hatian terhadap tiga kalimat dimaksud yang tidak dapat
begitu saja dijadikan bahan lelucon. Karena jika saja kalimat tersebut dilontarkan,
khususnya kalimat talak, maka jika telah memenuhi ketentuan, contohnya

72 Ibid, j. 3, h. 328.
28

dilakukan oleh seorang suami sah kepada istri sahnya, maka pada saat itu pula
mereka sudah putus hubungan perkawinannya.

J. Musykilat fi Tafhim dan Tathbiq


Secara umum tidak ditemukan kemuskilan dalam memahami hadis
tersebut, sehingga oleh penyarah Sunan Abiy Dwud dikutip pernyataan Al-
Khaththbiy sebagai berikut:73

Al-Khaththbiy berkata: Keseluruhan ahli ilmu sepakat bahwasanya


kalimat talak yang jelas jika keluar dari lisan seseorang yang balig,
berakal, maka dapat menimbulkan implikasi hukum, dan tidak bermanfaat
klaim bahwa ia hanya bercanda atau tidak berniat menalak, atau klaim
semacamnya.
Selanjutnya Al-Khaththabiy menambahkan:



.
73 Ab `Abdurrahmn Muhammad Asyraf bin Amr bin `Aliy bin Haydar al-`Azhm bdiy, `Awn
al-Ma`bd Syarh Sunan Abiy Dwud, (Beirut: Dr al-Kutub al-`Ilmiyah, 1415), j. 6, h. 188.
Bandingkan dengan Ab Sulaymn Hamd bin Muhammad bin Ibrhm bin al-Khththb al-
Khaththbiy, Ma`lim al-Sunan Syarh Sunan Abiy Dwud, (Halabi: al-Mathba`ah al-`Ilmiyah,
1932), j. 3, h. 243.
29

K. Khulsha wa Natja
Dari paparan sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Terdapat 16 hadis yang memaparkan bahwasanya terdapat tiga hal yang serius
dan bercandanya tetap dinilai serius, yaitu Nikah, Talak, dan Rujuk..
2. Dari aspek kuantitas rawi, hadis tersebut termasuk kategori hadis ahad garib
mutlak. Sedang dari dari aspek penyandaran kepada Nabi Saw., hadis ini
termasuk hadis marf` dan muttashil, sehingga dikategorikan sebagai hadis
musnad. Sedangkan untuk kualitasnya masuk kategori hasan, karena midr al-
sanad-nya hanya mencapai kualifikasi shudq.
30

Daftar Pustaka

bdiy, A. `.-`. (1415). `Awn al-Ma`bd Syarh Sunan Abiy Dwud. Beirut: Dr al-
Kutub al-`Ilmiyah.
Al-`Asqalniy, A. a.-F. (2000). Nuzhah al-Nazhar fiy Tawdh Nukhbah al-Fikr fiy
Mushthalah Ahl al-Atsar. Damaskus: Mathba`ah al-Shabh.
Al-`Asqalniy, A. a.-F. (2007). Al-Talkhsh al-Habr. Beirut: Dr Adlw al-Salaf.
Al-`Umrniy, A. a.-H.-K. (2000). AL-Bayn fiy Madzhab al-Imm al-Syfi`iy.
Jedah: Dr al-Minhj.
Al-Asqalniy, A. a.-F. (1347). Bulgh al-Marm min Adillah al-Ahkm. Mesir:
Al-Mathba`ah Al-Salafiyah.
Al-Anshriy, I. b. (1998). Hadts `Aliy bin Hajar al-Sa`diy `an Ism`l bin Ja`far.
Riyad: Maktabah al-Rasyd li al-Nasyr wa al-Tawz`.
Al-Baghawiy, A. M.-H.-F. (1983). Syarh al-Sunnah. Beirut: al-Maktabah al-
Islmiy.
Al-Bayhaqiy, A. B.-H. (1989). Al-Sunan al-Shaghr li al-Bayhaqiy. Karachi:
Jmi`ah al-Dirst al-Islmiyah.
Al-Bayhaqiy, A. B.-H. (2003). Al-Sunan al-Kubr. Beirut: Dr al-Kutub al-
`Alamiyah.
Al-Bushayriy, A. a.-`. (1999). Ittihf al-Khayrah al-Mahrah bi Zawid al-
Masnd al-`Asyrah. Riyad: Dr al-Wathan.
Al-Druquthniy, A. a.-H.-N. (2004). Sunan al-Druquthniy. Beirut: Muassasah al-
Risalah.
Al-Dzahabiy, S. A. (1963). Mzn al-I`tidl fiy Naqd al-Rijl. Beirut: Dr al-
Ma`rifah.
Al-Dzahabiy, S. A. (1987). Al-Mughniy fiy al-Dlu`af. Qatar: Idrah Ihy al-
Turts al-Islmiy.
Al-Dzahabiy, S. A. (1992). Al-Ksyif fiy Ma`rifah Man Lahu Riwyah fiy al-
Kutub al-Sittah. Jedah: Muassasah `Ulm al-Qurn.
Al-Hkim, A. `.-H. (1990). al-Mustadrak `Al al-Shahhayn. Beirut: Dr al-Kutub
al-`Ilmiyah.
Al-Haytsamiy, N. (1992). Bughyah al-Bhits `an Zawide Musnad al-Hritz bin
Abiy Usmah. Madinah: Markaz Khidmah al-Sunnah wa al-Srah al-
Nabawiyah.
Al-Islmiyah, W. A.-S. (1404). Al-Maws`ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaytiyah. Kuwait:
Dr al-Salsil.
Al-Jrd, A. M. (1988). Al-Muntaq min al-Sunan al-Musannadah. Beirut:
Muassasah al-Kitb al-Tsaqfiyah.
Al-Ksniy, `. A. (1986). Badi` al-Shani` fiy Tartb al-Syari`. Beirut: Dr al-
Kutub al-`Ilmiyah.
Al-Kharsniy, A. `. (1982). Sunan Sa`d bin Manshr. India: al-Dr al-Salafiyah.
Al-Kharsyiy, A. `. (n.d.). Syarh Mukhtashar Khall li al-Kharsyiy. Beirut: Dr al-
Fikr.
31

Al-Khathb, M. `. (1989). Ushl al-Hadts `Ulmuh wa Mushthalahuh. Beirut:


Dr al-Fikr.
Al-Khaththbiy, A. S.-K. (1932). Ma`lim al-Sunan Syarh Sunan Abiy Dwud.
Halabi: al-Mathba`ah al-`Ilmiyah.
Al-Mizziy, A. a.-H. (1980). Tahdzb al-Kaml fiy Asm al-Rijl. Beirut:
Muassasah al-Rislah.
Al-Mizziy, J. A.-H. (1983). Tuhfah al-Asyrf bi Ma`rifah al-Athrf. Beirut: al-
Maktabah al-Islmiy.
Al-Munawiy, M. .-R. (1972). Faydh al-Qadir Syarh al-Jmi' al-Shaghr. Beirut:
Dar al-Marifah.
Al-Nawawi, A. Z. (1985). Al-Taqrb wa Al-Taysr li Ma`rifah Sunan Al-Basyr Al-
Nadzr fiy Ushl Al-Hadts. Beirut: Dr al-Kitb al-`Arabiy.
Al-Qazwayniy, I. M. (2009). Sunan Ibn Mjah. Beirut: Dr al-Rislah al-
`lamiyah.
Al-Sakhwiy, S. A.-K.-R. (1998). Al-Tawdhh al-Abhar li Tadzkirah Ibn al-
Mulaqqin fi Ilm al-Atsar. Maktabah Adhwa` al-Salaf.
Al-Shan`niy, A. B.-H. (1403). Mushannaf `Abdirrazq al-Shan`niy. Beirut: al-
Maktab al-Islmiy.
Al-Sijistn, A. D.-A.-A. (n.d.). Sunan Abiy Dwud. Beirut: al-Maktabah al-
`Asyriyah.
Al-Suythi, J. `. (n.d.). Al-Jmi` al-Shaghr fiy Ahdts al-Basyr al-Nazhr.
Indonesia: Maktabah Dr Ihy al-Kutub al-`Arabiyah.
Al-Thabrniy, A. a.-Q. (1994). Al-Mu`jam al-Kabr. Kairo: Maktabah ibn
Taymiyah.
Al-Thahwiy, A. J. (1399). Syarh Ma`niy altsr. Beirut: Dr al-Kutub al-
`Ilmiyah.
Al-Thsiy, A. `.-H. (2003). Mukhtashar al-Ahkm. Riyad: Dr al-Muayyad.
Al-Turmudziy, A. `.-D. (1998). Sunan al-Turmudziy. Beirut: Dr al-Gharb al-
Islmiy.
Al-Wakl, A. `. (2012). Natsl al-Nibl bi Mu`jam al-Rijl Alladzna Tarjam
Lahum Fadllah al-Syaykh al-Muhaddits Ab Ishq al-Huwayniy. Kairo:
Dr ibn `Abbs.
Atsr, M. A.-S.-M. (1971). Jmi` al-Ushl fiy Ahdts al-Rasl. Beirut: Maktabah
al-Hulwni.
Htim, M. b. (1973). Al-Tsiqt. India: Dirah al-Ma`rif al-`Utsmniyah.
Katsr, A. a.-F. (n.d.). al-B`its al-Hatsts il Ikhtishr `Ulm al-Hadts. Beirut:
Dr al-Kutub al-`Ilmiyah.
Moeljatno. (1993). Asas-asa Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta.
Nakriy, A.-Q. `.-A. (2000). Dustr al-`Ulam, Jmi` al-`Ulm fiy Ishthilht al-
Funn. Beirut: Dr al-Kutub al-`Ilmiyah.
Qudmah, A. M. (1968). Al-Mughniy li Ibn Qudmah. Kairo: Maktabah al-
Qhirah.
Shalh, A. `. (1986). Ma`rifah Anw` `Ulm al-Hadts. Beirut: Dr al-Fikr.
Soetari, E. (1997). Problematika Hadits, Mengkaji Paradigma Periwayatan.
Bandung: Gunung Djati Press.
32

Syaybah, `. b. (1409). Al-Kitb al-Mushannaf fiy al-Ahdts wa al-tsr. Riyad:


Maktabah al-Rasyd.
Thahhn, M. (n.d.). Taysr Musthalah al-Hadts. Surabaya: Toko Kitab Hidayah.
Tsbit, A.-I. A.-N. (2008). Musnad Abiy Hanifah. Libanon: Dr al-Kutub al-
`Ilmiyah.
Weinsinck, A. (1936). al-Mujam al-Mufahras li Alfzh al-Hadts. Leiden: Briel.

You might also like