Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRAK
Oleh
39
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Drying merupakan zat padat berarti pemisahan sejumlah kecil air atau zat
cair lain dari bahan padat, sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di
dalam zat padat itu sampai suatu nilai terendah yang dapat di terima.
Pengeringan biasanya merupakan alat terakhir dari sederetan operasi, dan hasil
pengeringan biasanya siap untuk di kemas (McCabe,2002)
merupakan salah satu proses pengambilan sejumlah cairan yang
terkandung didalam suatu bahan (padatan) dengan menggunakan medium berupa
gas atau udara yang dilewatkan melalui bahan tersebut sehingga kandungan cairan
menjadi berkurang karena menguap (Badger,1955).
Drying banyak digunakan dalam berbagai macam industri, baik industri
besar maupun kecil. Tujuan dari proses pengeringan ini berbeda antara lain adalah
untuk mengawetkan suatu bahan, menghilangkan uap beracun, mengurangi biaya
pengangkutan, membuat bahan dengan kandungan air tertentu, membunuh
mikroorganisme dalam bahan dan memperingan bahan. Sebagian besar industri
yang menghasilkan produk padatan menggunakan proses drying, antara lain :
Industri pigmen, kertas, polymer, ceramik, kulit, kayu, dan makanan
(McKetta,1983).
Proses pengeringan sangat erat hubungannya dengan alat pengering.
Pemilihan alat pengering berdasarkan pertimbangan kondisi operasi, kebutuhan
energi, biaya perawatan, hasil yang diinginkan, kapasitas, bahan yang diolah, jenis
sumber energi alat, efisiensi energi serta pertimbangan-pertimbangan ekonomis
a) Luas permukaan.
Pada umumnya, bahan yang di keringkan mengalami pengecilan
ukuran. Pengecilan ukuran ini akan memperluas permukaan
bahan. Luas permukaan bahan yang tinggi atau ukuran bahan
yang semakin kecil menyebabkan permukaan yang dapat kontak
dengan medium pemanas menjadi lebih baik.
b) Perbedaan suhu sekitar
Semakin tinggi suhu di udara, semakin banyak uap air yang dapat
di tampung oleh udara tersebut sebelu terjadi kejenuhan. Dan
dapat di simpulkan bahwa udara bersuhu tinggi lebih cepat
mengambil air dari bahan sehingga proses pengeringan lebih
cepat.
c) Kecepatan aliran udara
41
semakin cepat penggerakan atau sirkulasi udara, proses
pengeringan akan semakin cepat.
d) Kelembaban udara
Kelembaban udara menemtukan kadar air akhir bahan setelah di
keringkan. Bahan yangtelah di keringkan dapat menyerap air dari
udara sekitarnya.
e) Lama pengeringan
Lama pengeringan menentukan lama kontak bahan dengan panas.
Pada suatu bahan yang di kenai proses pengeringan akan di peroleh data-data
kandungan air (x) dan waktu pengeringan (t). hubungan antara kadar air dengan
waktu pengeringan dapat di gambarkan :
Gambar 1 : Hubungan antara kadar cairan (x) dan waktu (t) (perry,1981)
Dari gambar di atas dapat di ketahui bahwa kurva terdiri dari tiga bagian,
atau apabila di amati menurut waktu terbagi atas tiga periode, yaitu penyesuaian
awal, periode kecepatan pengeringan konstan, dan periode akhir pengeringan.
Hubungan antara kandungan air (x) dan waktu (t) dapat di kembangkan
menjadi perhitungan kecepatan pengeringan (N). perhitungan di lakukan dengan
menghitung garis singgung atau gradient pada periode waktu tertentu. Hubungan
antara kecepatan pengeringan dengan kadar air dapat di lihat seperti gambar
berikut.
42
Gambar 2 hubunga antara kecepatan pengeringan dan kandungan air
(treybal,1981)
Gambar 2 menunjukkan bahwa pada umumnya kecepatan pengeringan
suatu bahan terbagi dalam 4 periode, yaitu :
43
2.3 Perhitungan Terkait
2.3.1 Bone Dry
Bone dry sering di artikan sebagai kering tulang yang pengertiannya adalah
material solid yang benar-benar kering (kadar airnya = 0). Berat bone dry sampel
dapat di peroleh dengan pengurangan fraksi berat solid dengan fraksi berat uap air
pada udara pengering :
Mb = Mfinal (1-Xv)
Dimana : Mb : berat solid bone dry
Mfinal : berat solid final (tidak terjadi perubahan berat lagi)
Xv : fraksi uap dalam udara pengering
Xb)Cpv(tva-Tv) 1
Dimana : Tsa : Temperature Umpan
Tv : Temperatur Penguapan
Tsb : Temperatur akhir solid
Tva : Temperatur akhir uap
: Heat of vaporization
Cps,Cpl,Cpv : spesifi heat dari solid, liquid dan uap
44
Pada pengering adiabatic, Tv adalah suhu bola basah, sedangkan Thb dan Tha
adalah tempertur gas keluar dan masuk, makapanas yang di transfer kepada
solid,liquid, dan uap dalam persamaan (1) menjadi :
qt=mg(1+b)Csb(Thb-Tha)..2
dimana : mg : massa gas pengering
b : Humidity gas pada aliran masuk
Csb : Humid heat udara pengering pada humidity gas aliran
masuk
Pada periode pengeringan dengan laju konstan per unit area Rc, korelasi tersebut
dapat mengestimasi jumlah penguapan yang terjadi pada permukaan:
. ( )
Mv = ( )
3
Atau
( )
Mv = .4
g : mass velocity, .
De : diameter equivalen, m
45
Persamaan (s) berlaku untuk udara pengering pada temperature 95 dan Nre
antara 2600 22000. Untuk aliran udara yang tegak lurus terhadap permukaan
pengering di pergunakan persamaan:
,
hy : 24,26 .........6
dengan kecepatan udara antara 0,9-4,5
1. Industri pangan (maltodekstrin, suspense dan pasta) dalam hal ini kita
dapat menggunakan drum dryer.
2. Industry pangan (susu bubuk, kopi, dll) dalam hal ini kita dapat
menggunakan spray dryer untuk menghasilkan produk dalam bentuk
bubuk.
3. Industry kimia, pangan, keramik, dsbyang menginginkan pengeringan
berbentuk partikel atau butiran dapat menggunakan Fluidized Bed Dryer.
46
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Letakkan cawan yang berisi sampel ke dalam tunnel dryer Dan hitung waktu selama
10 menit
Ambil cawan dari tunnel dryer dan timbang sampel dengan neraca digital tiap 10
menit. Letakkan kembali pada tunnel dryer (perhitungan massa di hentikan ketika
massa sampel sudah konstan
Untuk percobaan kedua dengan laju alir udara kering yang berbeda. Ulangi langkah
sebelumnya dengan massa padatan yang sama
48
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Percobaan 1
Data primer :
Tipe pemanas :2
Waktu (menit) Berat Sampel (gr) Berat sampel + cawan
10 10.2762 38.7875
20 9.2183 37.7296
30 8.2082 36.7195
40 7.2323 35.7436
50 6.2937 34.805
60 5.4203 33.9316
70 4.6677 33.179
80 4.002 32.5733
90 3.5634 32.0747
100 3.1895 31.7008
110 2.9112 31.4225
120 2.6923 31.2036
4.1.2 Percobaan 2
Data primer
Tipe pemanas :3
50
Waktu
(menit) Berat Sampel (gr) Berat Sampel + cawan (gr)
10 15.3236 64.2666
20 7.3246 60.2676
30 5.5677 58.5107
40 4.2881 57.2311
50 3.4321 56.3751
60 2.9121 55.8551
70 2.633 55.576
80 2.5144 55.4574
4.2 Pembahasan
Pada praktikum drying ini, untuk mencapai tujuan percobaan kami yang
menentukan waktu pengeringan, kurva karakteristik pengeringan, dan kadar
kandungan air kritis, dengan membandingkan hasil dari dua percobaan yang kami
lakukan. Bahan yang di gunakan yaitu kentang dengan variasi tipe pemanas II dan
III.
Pada percobaan pertama dengan bahan kentang, laju alir udara pengeringan 1,5
m/s, dengan menggunakan tipe pemanas II dan massa kentang (sebelum
pengeringan) yaitu 11,3792 gram. Sebelum di lakukannya pengeringan, suhu
pengeringan di ukur dimana suhu ini di sebut suhu bola kering. Pada praktikum
ini di percobaan pertama di dapat suhu bola kering yaitu 44. Kemudian di
lakukan pengukuran untuk suhu bola basah, dan di dapatkan sebesar 31. Di
dalam percobaan pertama ini di butuhkan waktu 120 menit untuk mendapatkan
berat sampel yang konstan selama tiga kali antara moisture dengan waktu
pengeringan
51
Grafik Moisture Content vs Waktu Pengeringan
3
2.5
Moisture Content
2
1.5
0.5
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Karna kandungan air pada sampel kentang menurun sangat kecil, maka
percobaan ini di hentikan pada menit 120.
Pada percobaan yang ke dua, langkah kerjanya sama dengan percobaan satu.
Dimana laju alir udara pengering 1,5 m/s dan pada percobaan ini kita
menggunakan tipe pemanas III. Massa kentang sebelum di keringkan yaitu
11,3226 gram. Kemudian di lakukan pengukuran suhu bola kering yaitu 54 dan
suhu bola basahnya yaitu 32. Pada percobaan kedua suhunya lebih besar dari
pada percobaan pertama hal ini berpengaruh terhadap waktu pengeringan. Pada
percobaan kedua ini sampel konstan hingga tigakali yaitu 80 menit. Jauh lebih
cepat di bandingkan dengan percobaan pertama. Berikut ini adalah grafik
hubungan moisture dengan waktu pengeringan.
52
6
5
Grafik Moisture Content vs Waktu Pengeringan
Moisture Content
4
0
0 20 40 60 80 100
5
Moisture Content
3
RUN 1
2
RUN 2
1
0
0 20 40 60 80 100 120 140
53
Berdasarkan gambar di atas dapat kita ketahui bahwa waktu pengeringan
berbanding terbalik dengan moisture kontent. Dimana semakin lama waktu
pengeringan maka kadar air di dalam bahan akan mengurang sehingga periode
pengeringan dengan laju konstan akan berakhir pada kadar air bahan tertentu yang
di ikuti dengan laju pengeringan yang menurun. Berikut adalah grafik
perbandingan drying rate vs moisture
0.8
0.6
RUN 1
0.4
RUN 2
0.2
0
0 1 2 3 4 5 6
Moisture Content
54
BAB V
KESIMPULAN
Praktikum : Drying
Tempat Praktikum : Laboratorium OTK Teknik Kimia
Tanggal Praktikum : 07 Oktober 2016
Nama Kelompok : Chairul Umam (1415041009)
Dewi Fatmawati (1415041013)
Retno Ayu A (1415041051)
Ridwan Santoso (1415041053)
RUN 1
Data Primer
Sampel : Kentang
Berat sampel sebelum di keringkan : 11,3792 gram
Laju alir : 1,5 m/s
Td : 44
Tw : 31
Berat cawan : 28,5113 gram
Luas cawan : 75,3914
Tipe pemanas :2
Waktu
(menit) Berat Sampel (gr) Berat Sampel + cawan (gr)
10 15.3236 64.2666
20 7.3246 60.2676
30 5.5677 58.5107
40 4.2881 57.2311
50 3.4321 56.3751
60 2.9121 55.8551
70 2.633 55.576
80 2.5144 55.4574
DATA PERHITUNGAN
2. Saat t= 20 menit
Wt = 9.2183 gram
(9.2183 - 2.6923) gram
X = 2.423949783
2.6923gram
Wt = 8.2082 gram
(8.2082 - 2.6923) gram
X = 2.048768711
2.6923gram
Wt = 7.2323 gram
(7.2323 - 2.6923) gram
X = 1.686290532
2.6923gram
5. Saat t=50 menit
Wt = 6.2937 gram
(6.2937 - 2.6923) gram
X = 1.337666679
2.6923gram
Wt = 5.4203 gram
(5.4203 - 2.6923) gram
X = 1.013260038
2.6923gram
Wt = 4.6677 gram
(4.6677 - 2.6923) gram
X = 0.733722096
2.6923gram
Wt = 4.002 gram
(4.002 - 2.6923) gram
X = 0.48646139
2.6923gram
Wt = 3.5634 gram
(3.5634 - 2.6923) gram
X = 0.323552353
2.6923gram
Wt = 3.1895 gram
(3.1895 - 2.6923) gram
X = 0.184674813
2.6923gram
11. Saat t=110 menit
Wt = 2.9112 gram
(2.9112 - 2.6923) gram
X = 0.181305947
2.6923gram
Wt = 2.6923 gram
(2.6923 - 2.6923) gram
X =0
2.6923gram
B. Run II
Wt =7.3246 gram
(7.3246 - 2.5144) gram
X = 1.91306077
2.5144gram
Wt = 5.5677 gram
(5.5677 - 2.5114) gram
X = 1.214325485
2.5114gram
Wt = 4.2881 gram
(4.2881 - 2.5114) gram
X = 0.705416799
2.5114gram
5. Saat t=50 menit
Wt = 3.4321 gram
(3.4321 - 2.5114) gram
X = 0.364977728
2.5114gram
Wt = 2.9121 gram
(2.9121 - 2.5114) gram
X = 0.158168947
2.5114gram
Wt = 2.633 gram
(2.633 2.5114) gram
X =0.047168311
2.5114gram
Wt = 2.5144 gram
(2.5144 - 2.5114) gram
X =0
2.5514gram
B. DRYING RATE
R = Berat bahan pada waktu tn Berat bahan pada waktu tn+1
Luas permukaan pengeringan x (waktu tn waktu tn+1)
RUN I
Luas Permukaan pengeringan : 75.3914
Wt : 10.2762 gram
10.2762 9.2183
R 0.140321045 gr 2
75.3914(20 10) cm min
Wt : 9.2183 gram
9.2183 8.2082
R 0.133980799 gr 2
75.391(30 20) cm min
Wt : 8.2082 gram
8.2082 7.2323
R 0.124496959 gr 2
75.391(40 30) cm min
Wt : 7.2323 gram
7.2323 6.2937
R 0.124496959 gr 2
75.391(50 40) cm min
Wt : 6.2937 gram
6.2937 5.4203
R 0.115848757 gr 2
75.391(60 50) cm min
Wt : 5.4203 gram
5.4203 4.6677
R 0.09982571gr 2
75.391(70 60) cm min
Wt : 4.6677 gram
4.6677 4.002
R 0.088299196 gr 2
75.391(80 70) cm min
Wt : 4.002 gram
4.002 3.5634
R 0.058176397 gr 2
75.391(90 80) cm min
9. Saat t=90-100 menit
Wt : 3.5634 gram
3.5634 3.1895
R 0.049594516 gr 2
75.391(100 90) cm min
Wt : 3.1895 gram
3.1895 2.9112
R 0.036914025 gr 2
75.391(110 100) cm min
Wt : 2.9112 gram
2.9112 2.6923
R 0.029035142 gr 2
75.391(120 110) cm min
Wt : 2.6923 gram
2.6923 2.6923
R 0 gr 2
75.39(120 120) cm min
RUN II
Luas permukaan pengeringan : 78.6
Wt : 15.3236 gram
15.3236 - 7.3246
R 1.018980892 gr 2
78.6(20 10) cm min
Wt : 7.3246 gram
7.3246 5.5677
R 0.223808917 gr 2
78.6(30 20) cm min
Wt : 5.5677 gram
5.5677 - 4.2881
R 0.163006369 gr 2
78.6(40 30) cm min
Wt : 4.2881 gram
4.2881 - 3.4321
R 0.066242038 gr 2
78.6(50 40) cm min
Wt : 3.4321 gram
3.4321 2.9121
R 0.066242038 gr 2
78.6(60 50) cm min
Wt : 2.9121 gram
2.9121 2.633
R 0.03555414 gr 2
78.6(70 60) cm min
Wt : 2.633 gram
2.633 2.5144
R 0.01510828 gr 2
78.6(80 70) cm min
Wt : 2.5144 gram
2.5144 2.5114
R 0. gr 2
78.6(80 80) cm min
C. Data Hasil Perhitungan
Tabel 1 hasil perhitungan run I
Berat Sampel Drying Rate
No Waktu (menit) (gr) Moisture Content (R)
1 10 10.2762 2.816885191 0.140321045
2 20 9.2183 2.423949783 0.133980799
3 30 8.2082 2.048768711 0.129444472
4 40 7.2323 1.686290532 0.124496959
5 50 6.2937 1.337666679 0.115848757
6 60 5.4203 1.013260038 0.09982571
7 70 4.6677 0.733722096 0.088299196
8 80 4.002 0.48646139 0.058176397
9 90 3.5634 0.323552353 0.049594516
10 100 3.1895 0.184674813 0.036914025
11 110 2.9112 0.081305947 0.029035142
12 120 2.6923 0 0
80 2.5144 0 0
GRAFIK HASIL PERHITUNGAN
2.5
Moisture Content
1.5
0.5
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Gambar 1 Grafik Moisture Content vs Waktu pengeringan pada tipe pemanas 2 atau run I
0.1
0.05
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Moisture Content
Gambar 2 Grafik Drying rate vs Moisture Content pada tipe pemanas 2 atau run I
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Gambar 3 Grafik Moisture Content vs Waktu pengeringan pada tipe pemanas 3 atau run
II
Grafik Drying Rate vs Moisture Content
6
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Moisture Content
Gambar 4 Grafik Drying rate vs Moisture Content pada tipe pemanas 3 atau run II
5
Moisture Content
3
RUN 1
2
RUN 2
1
0
0 20 40 60 80 100 120 140
0.8
0.6
RUN 1
0.4
RUN 2
0.2
0
0 1 2 3 4 5 6
Moisture Content
Gambar 4 Grafik Penbandingan Drying rate vs Moisture Content pada tipe pemanas 2
dan 3 atau run I dan run II
Saklar
Tunnel Drying
Anemometer